commit to user 47
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Berdasarkan rumusan dan tujuan penelitian, penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and Development). Penelitian dan Pengembangan (R&D) disebut juga sebagai pengembangan yang berbasis penelitian. R&D adalah metode penelitian yang digunakan untuk mengembangkan produk tertentu yang kemudian menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2012). Pengembangan modul pembelajaran dalam penelitian ini menghasilkan modul pembelajaran dengan teori Van Hiele pada pokok bahasan segiempat untuk meningkatkan level berpikir geometri siswa yang valid, praktis, dan efektif.
Adapun tahapan pengembangan modul pembelajaran ini memodifikasi model yang dikembangkan oleh Plomp (1997) dan Borg & Gall (dalam Sukmadinata, 2005) yang meliputi tahap investigasi awal (preliminary investigation), tahap desain (design), tahap realisasi (realization), tahap tes, evaluasi, dan revisi (test,
evaluation, revision), dan Focus Group Discussion (FGD), dan tahap implementasi
dan diseminasi.
B. Prosedur Penelitian
Pengembangan modul pembelajaran dengan teori Van Hiele pada pokok bahasan segiempat untuk meningkatkan level berpikir geometri siswa dijelaskan pada tahapan berikut:
1. Tahap Investigasi Awal
Tahap investigasi awal dilakukan dengan melakukan beberapa kajian baik kajian literatur maupun kajian lapangan. Berikut ini adala daftar kajian yang dilakukan pada tahap investigasi awal:
1) analisis materi segiempat berdasarkan teori Van Hiele; 2) pembelajaran berdasarkan teori Van Hiele;
commit to user
4) kondisi modul atau bahan yang digunakan di SMPN 1 Selogiri.
2. Tahap Desain
Pada tahap desain, disusun outline atau rancangan modul pembelajaran geometri Van Hiele dengan berdasar pada hasil investigasi awal yang berupa kajian modul dan teori Van Hiele. Modul disusun berdasarkan susunan modul Daryanto (2002) dan fase pembelajaran geometri Van Hiele. Perangkat penelitian juga didesain dengan tujuan memperoleh data yang diperlukan, berikut ini adalah detail data yang diperlukan
a. Jenis Data
Data dan sumber data yang dibutuhkan dalam penelitian pengembangan modul pembelajaran geometri Van Hiele pada pokok bahasan segiempat untuk meningkatkan level berpikir geometri siswa sampai diperoleh modul pembelajaran yang valid, praktis, dan efektif adalah sebagai berikut:
1) Data dan Sumber Data Kevalidan Modul Pembelajaran
Data dan sumber data yang dibutuhkan untuk memperoleh data kevalidan modul adalah hasil penilaian dari semua validator ahli yaitu pakar dalam bidang pendidikan, ahli pendidikan matematika, serta praktisi matematika.
2) Data dan Sumber Data Kepraktisan Modul Pembelajaran
Data yang dibutuhkan dalam menilai kepraktisan modul pembelajaran adalah: (1) pernyataan dapat tidaknya modul pembelajaran geometri Van Hiele pada pokok bahasan segiempat diterapkan dalam pembelajaran dikelas, (2) hasil perlaksaan pembelajaran di kelas berupa hasil observasi pembelajaran dengan modul pembelajaran geometri Van Hiele pada pokok bahasan segiempat. Sumber data yang digunakan adalah: (1) tiga ahli yang kompeten dalam pengembangan model pembelajaran, (2) dua orang observer yang mengamati kegiatan dengan menggunakan modul pembelajaran geometri Van Hiele pada pokok bahasan segiempat untuk meningkatkan level berpikir geometri siswa.
commit to user
3) Data dan Sumber Data Keefektifan Modul Pembelajaran
Data dan sumber data yang digunakan untuk mengukur keefektif modul pembelajaran geometri Van Hiele pada pokok bahasan segiempat untuk meningkatkan level berpikir geometri siswa adalah: (1) Data peningkatan level berpikir geometri siswa berdasarkan teoeri Van Hiele (2) Data respon siswa mengenai modul pembelajaran geometri Van Hiele pada pokok bahasan segiempat yang digunakan. Secara garis besar, data, sumber data, dan instrumen dirangkum pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Data, Sumber Data, dan Instrumen
Kriteria Data Sumber Data Instrumen Valid 1) Penilaian dari
ahli terhadap modul 1) Ahli matematika 2) Ahli modul 3) Praktisi matematika Lembar validasi:
1) Lembar validasi modul 2) Lembar validasi angket
respon
3) Lembar validasi lembar observasi
4) Lembar validasi tes siswa
Praktis 1) Penilaian ahli 2) Hasil pelaksanaan pembelajaran menggunakan modul 1) Ahli 2) Pengamat pembelajaran 1) Lembar validasi 2) Lembar observasi
Efektif 1) Hasil tes level berpikir siswa 2) Hasil respon
siswa
Siswa 1) Lembar tes siswa 2) Angket respon siswa
b. Instrumen Pengumpul Data
Pada pelaksanaan validasi maupun ujicoba modul, terdapat beberapa instrumen yang digunakan untuk mendukung data dalam penelitian. Instrumen-instrumen ini disesuaikan dengan pelaksanaan modul pembelajaran
commit to user
geometri Van Hiele pada pokok bahasan segiempat untuk meningkatkan level berpikir siswa. Instrumen-instrumen tersebut adalah: (1) angket respon siswa (2) lembar observasi penggunaan modul pembelajaran, dan (3) lembar tes berpikir geometri, dan (4) lembar validasi meliputi validasi modul, validasi angket respon siswa dan validasi lembar observasi penggunaan modul. Berikut penjelasan secara lebih rinci mengenai instrumen yang disusun.
1) Angket Respon Siswa
Angket respon siswa ini diadaptasi dari lembar angket respon siswa Keller (2010), dengan indikator-indikator respon seperti dijelaskan pada kajian pustaka Angket respon ini digunakan untuk mendapatkan data tentang pendapat siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran menggunakan modul pembelajaran geometri dengan teori Van Hiele pada pokok bahasan segiempat. Angket ini memuat beberapa respons negatif atau positif siswa terhadap aspek pelaksanaan pembelajaran, modul yang digunakan, aktivitas yang dilakukan, dan tes. Angket ini diberikan pada pertemuan terakhir setelah selesai diberikan pelajaran.
Validasi angket respon dilakukan dengan meminta penilaian 3 validator terhadap kisi-kisi angket respon dan penilaian aspek petunjuk, isi, dan bahasa yang digunakan dalam angket respon seperti tertera pada Lampiran 1.2. Pada aspek isi, angket duji apakah telah sesuai dengan teori respon ARCS. Hasil validasi menunjukkan ketiga validator setuju bahwa keseluruhan aspek telah dipenuhi atau dengan kata lain angket respon telah valid setelah dilakukan revisi dengan menambahkan butir soal pada masing-masing indikator. Hasil validasi oleh validator yaitu Dhitta Puti Sarasvati M.Ed, Sutopo S.Pd., M.Pd., dan Dr. Mardiyana, M.Si. dapat dilihat pada Lampiran 3.2. Angket respon yang telah valid dapat dilihat pada Lampiran 2.1. Sebagai data penunjang, angket diujikan pada 30 siswa untuk dilihat reliabilitasnya sepert pada Lampiran 4.2. Hasil Uji Reliabilitas Angket Respon. Hasil uji
commit to user
menunjukkan tingkat reliabilitas angket tinggi yaitu dengan nilai r sebesar 0,88.
2) Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk menilai kepraktisan modul ditinjau dari kepraktisan pengguna modul yang diindikasikan dengan skor keterlaksanaan kegiatan pembelajaran menggunakan modul. Lembar observasi berbentuk angket tertutup dengan pertanyaan apakah pelaksanaan terealisasi atau tidak. Sebagai data tambahan ditambahkan kolom keterangan untuk mencatat berbagai hal yang terjadi pada fase pembelajaran Aspek – aspek yang diamati berhubungan dengan pelaksanaan pembelajaran menggunakan modul.
Validasi lembar observasi dilakukan dengan meminta penilaian validator yaitu Dhitta Puti Sarasvati M.Ed, Sutopo S.Pd., M.Pd., dan Dr. Mardiyana, M.Si. Aspek validasi yang dinilai meliputi aspek petunjuk, isi yang berkenaan dengan fase belajar, dan bahasa. Lembar validasi dapat dilihat pada Lampiran 1.5. Ketiga validator lembar observasi menyatakan lembar validasi telah valid dan sesuai dengan teori. Akan tetapi terdapat revisi kecil pada bagian penggunaan bahasa dan istilah. Hasil validasi ahli dapat dilihat pada Lampiran 3.2., sedangkan lembar observasi yang telah valid tertera pada Lampiran 2.3.
3) Lembar Tes Berpikir Geometri
Lembar tes selain digunakan sebagai instrumen pengukur level berpikir siswa, juga digunakan sebagai media pendukung modul. Lembar tes diberikan pada awal pembelajaran dan diakhir pembelajaran guna melihat perkembangan level berpikir siswa. Lembar tes pada penelitian ini diadaptasi dari instrumen tes Okazaki dan Fujita (2007). Lembar tes divalidasi oleh 3 validator berkenaan dengan aspek petunjuk, isi dan bahasa (dapat dilihat pada Lampiran 1.3). Pada aspek isi, lembar tes diuji konsistensinya dengan teori Van Hiele yaitu indikator level berpikir geometri siswa. Ketiga validator lembar tes adalah Dhitta Puti S. M.Ed., Sutopo S.Pd., M.Pd., dan Dr. Mardiyana,
commit to user
M.Si. dengan hasil validasi terlampir pada Lampiran 3.3. Saran revisi ditujukan untuk (1) penggunaan istilah yang semula lembar tes siswa menjadi lembar tes berpikir geometri, (2) lembar tes dipisahkan antara lembar tes yang digunakan sebelum dan sesudah perlakuan. Setelah lembar tes direvisi, validator menguji kembali hingga menyatakan lembar tes telah valid. Lembar tes yang telah valid dapat dilihat pada Lampiran 2.2.
4) Lembar Validasi
Lembar validasi ini dibuat sebagai acuan penilaian validator mengenai modul pembelajaran geometri Van Hiele pada pokok bahasan segiempat yang digunakan untuk kebutuhan penelitian apakah valid atau tidak. Lembar validasi dikembangkan sendiri sesuai dengan kebutuhan penelitian pengembangan modul pembelajaran geometri Van Hiele, diantaranya: lembar validasi angket respon siswa, dan lembar validasi observasi keterlaksanaan pembelajaran menggunakan modul. Secara lebih lengkap, lembar validasi dijelaskan sebagai berikut:
(1) Lembar validasi modul
Lembar validasi modul terdiri dari dua jenis yaitu lembar validasi ahli media dan lembar validasi ahli materi. Lembar ini digunakaan untuk menilai modul siswa yang telah dibuat dengan memperhatikan komponen penilaian modul yaitu:
(a) Kelayakan isi
Terdiri dari: a) kesesuaian uraian materi dengan SK dan KD, b) keakuratan materi, c) kemutakhiran materi, d) upaya peningkatan level berpikir siswa, dan e) kesesuaian materi dengan fase belajar Van Hiele.
(b) Kelayakan penyajian
Terdiri dari a) teknik penyajian, b) penyajian pembelajaran, dan c) kelengkapan penyajian sesuai komponen modul. (c) Kelayakan kebahasaan
commit to user
Terdiri dari a) kesesuaian dengan tingkat perkembangan siswa, b) kesesuaian dengan kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar, dan c) kerunutan dan keterpaduan alur pikir.
(d) Kelayakan kegrafikan
Terdiri dari a) ukuran buku, b)desain kulit buku, c) desain isi buku, d) ilustrasi (jenis, daya tarik, anatomi), e) kesesuaian jenis kertas, dan f) kesesuaian jenis kertas sampul.
(2) Lembar validasi angket respon siswa
Lembar ini digunakan untuk memvalidasi angket respon siswa yang telah dibuat. Lembar validasi angket respon ini digunakan untuk melihat kesesuaian angket dengan teori respon siswa Keller (2010) dengan komponen respon siswa yang terdiri dari: 1) atensi, 2) relevansi, 3) kepercayaan diri, dan 4) kepuasan. (3) Lembar validasi observasi
Lembar validasi ini digunakan sebagai acuan penilaian validator terhadap lembar observasi pembelajaran yang dikembangkan. Aspek-aspek yang dinilai adalah keterlaksanaan fase-fase belajar geometri dalam pembelajaran.
(4) Lembar validasi tes siswa
Lembar validasi tes siswa digunakan untuk menilai apakah lembar tes dapat digunakan untuk mengukur level berpikir geometri siswa. Oleh karena itu, aspek-aspek yang dinilai adalah kesesuaian tiap soal dengan level berpikir geometri yang diujikan.
Sebelum digunakan, lembar validasi divalidasi oleh ahli yaitu Dr. Mardiyana. M.Si. dengan mempertimbangkan aspek petunjuk pengisian, kesesuaian pertanyaan dengan indikator penilaian, kesesuaian pertanyaan dengan tujuan penelitian, dan bahasa yang digunakan. Lembar validasi instrumen dapat dilihat pada Lampiran 1.1. Hasil validasi menunjukkan bahwa instrumen lembar validasi telah valid (Lampiran 3.5.). Terdapat revisi pada lembar validasi tes siswa.
commit to user
Sebaiknya istilah level analisis, deduksi informal, dan visualisasi diganti dengan menuliskan langsung indikator yang ingin dicapai. Revisi silakukan sesuai dengan saran validator sehingga didapatkan instrumen-instrumen lembar validasi yang valid pada Lampiran 1.2 sampai dengan Lampiran 1.5.
c. Metode Pengumpul Data
Berikut adalah beberapa metode pengumpulan data yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian pengembangan ini :
1) Metode check list
Metode ini digunakan untuk meminta validator dalam menilai/memvalidasi modul pembelajaran geometri Van Hiele pada pokok bahasan segiempat untuk meningkatkan level berpikir geometri siswa. Validator diminta untuk memberikan tanda (v) pada kolom yang telah disediakan di lembar validasi modul pembelajaran.
2) Metode observasi
Metode pengumpulan data penggunaan modul pembelajaran dilakukan dengan cara memberikan lembar panduan pengamatan mengenai penggunaan modul pembelajaran kepada dua pengamat yang mengamati kegiatan pembelajaran di dalam kelas.
3) Metode angket
Metode pengumpulan data angket respon siswa dilakukan dengan cara membagikan angket respon kepada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan modul pembelajaran geometri Van Hiele pada pokok bahasan segiempat segiempat untuk meningkatkan level berpikir geometri siswa Angket respon ini diberikan pada akhir pembelajaran di setiap akhir uji coba modul pembelajaran.
4) Metode tes
Metode tes ini dilakukan dengan cara membagikan LTS (Lembar Tes Siswa) untuk di isi oleh siswa secara individu. Tes ini digunakan untuk mengetahui peningkatan level berpikir geometri siswa.
commit to user
3. Tahap Realisasi
Pada tahap ini, rancangan modul pembelajaran yang telah dirancang pada tahap desain kemudian dituliskan secara rinci dan komplit yang kemudian disebut sebagai draf 1 modul. Draf 1 modul ditulis dengan mengacu pada beberapa sumber terpercaya mengenai materi segiempat dan kegiatan fase pembelajaran Van Hiele. Sumber yang digunakan dalam penulisan modul adalah buku
Contextual Teaching and Learning Matematika ditulis oleh Wintarti dkk (2008),
Jurnal Elementary Geometry for College Students ditulis oleh Koberlein (2011), modul Pembelajaran Matematika SMP di LPTK oleh USAID (2014), dan monograf teori Van Hiele yang berjudul The Van Hiele Model of Thinking in
Geometry Among Adolescents ditulis oleh Fuys, David., & Tischler (1988).
4. Tahap Tes, Evaluasi, FGD, dan Revisi
Pada tahap ini dilakukan berbagai tes menggunakan modul pembelajaran yang telah disusun, kemudian dilakukan evaluasi terhadap hasil tes siswa, dilanjutkan dengan FGD untuk memberikan masukan revisi produk, kemudian diakhiri dengan revisi produk berdasarkan hasil FGD. Lebih lanjut dijelaskan pada subbab uji coba produk.
a. Tes
Pada penelitian ini terdiri dari dua macam tes yaitu tes atau penilaian ke validator dan tes produk atau uji coba. Pada uji coba terdapat tes atau uji keterbacaan dengan sampel terbatas dan uji coba di kelas uji coba.
1) Validasi modul
Draf 1 divalidasi oleh validator ahli. Validator ahli yang dimaksukan adalah ahli materi dan media pembelajaran. Ahli materi terdiri dari 2 dosen bidang pendidikan matematika yaitu Sutopo S.Pd., M.Pd., dan Dhitta Puti Sarasvati M.Ed., dan 1 dosen bidang matematika yang mengampu mata kuliah geometri yaitu Supriyadi Wibowo S.Si., M.Si. Ahli media terdiri dari 1 dosen bidang pendidikan matematika yang telah mengembangkan media
commit to user
pendidikan yaitu Desyarti Safarini S.Pd, M.Si, dan 2 guru praktisi pembelajaran yaitu Tulus Sarnyoto dan Agus Kristanto.
Pada tahap ini validator ahli menggunakan lembar validasi modul untuk melakukan analisis terhadap draft 1. Terdapat 3 kemungkinan hasil validasi yaitu: 1) Valid tanpa revisi yang berarti tidak perlu ada revisi dan dapat melanjutkan tahap uji coba, 2) Valid dengan revisi yang berarti peneliti perlu merevisi beberapa hal dan kemudian dapat melanjutkan pada tahap uji coba, dan 3) Tidak valid yang berarti peneliti perlu melakukan revisi total dan kemudian melakukan validasi ahli kembali. Tahap ini dapat berulang hingga didapatkan modul yang valid.
2) Uji Coba
Draf ke-i yang telah valid dari uji validasi kemudian diujicobakan pada sekelompok siswa secara terbatas. Uji terbatas ini bertujuan untuk melihat keterbacaan modul sehingga dapat dilakukan revisi terhadap istilah atau kalimat yang kurang dipahami siswa. Draf yang telah direvisi dari uji coba terbatas, kemudian diujicobakan pada pembelajaran geometri di satu kelas subjek penelitian. Uji coba dimaksudkan untuk mengetahui apakah modul pembelajaran memenuhi kriteria praktis dan efektif. Uji coba dilakukan sendiri oleh pengembang dengan melaksanakan pembelajaran segiempat menggunakan modul pembelajaran geometri dengan teori Van Hiele. Uji coba dilakukan dalam empat kali tatap muka membahas pokok bahasan segiempat. Kegiatan pembelajaran diamati oleh 2 orang pengamat yang mengamati proses pembelajaran dan seluruh aktivitas pembelajaran yang berlangsung. Apabila hasil uji coba menunjukkan hasil kurang efektif, maka dilakukan uji coba lagi dengan uji coba dilakukan di kelas berbeda dengan kelas uji coba sebelumnya. Uji coba dilakukan untuk mengetahui perbedaan hasil pretest dan postest dari kelas yang diberikan perlakuan (Akbar, 2013). Hasil pretest dan postest
commit to user
siswa ini berkenaan dengan perkembangan level berpikir geometri siswa, sehingga melalui perbedaan pretest dan postest dapat dilihat dampak dari penggunaan modul terhadap level berpikir geometris siswa.
Subjek uji coba terbatas dipilih secara acak dari beberapa siswa di kelas berbeda. Terpilih 3 siswa dari kelas VII E dan 2 siswa dari kelas VII F. Subjek uji coba kelas uji coba juga dipilih secara acak dengan mempertimbangkan pendapat guru berkenaan dengan ketersediaan jadwal dikarenakan banyaknya waktu libur siswa untuk uji coba Ujian Nasional dan penyelenggaraan acara perayaan Hari Jadi Kota Wonogiri.
b. Evaluasi
Data yang telah dikumpulkan selanjutnya dianalisis secara kuantitatif dan diarahkan untuk menjawab apakah modul pembelajaran yang telah dikembangkan sudah memenuhi kriteria valid, praktis dan efektif. Untuk memenuhi kriteria valid mengenai kelayakan dan kesesuaian modul pembelajaran yang dikembangkan, data diperoleh dari hasil validasi modul pembelajaran oleh validator ahli. Untuk memenuhi kriteria praktis dan efektif data diperoleh dari aktivitas uji coba modul pembelajaran. Secara lebih rinci, dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Analisis Data Kevalidan
Instrumen penelitian berupa lembar observasi, angket respon siswa, lembar tes, dan modul divalidasi dengan penilaian ahli. Instrumen dinyatakan valid apabila (1) modul dikembangkan berdasarkan aspek kelayakan modul dan (2) terdapat konsistensi dalam komponen modul dan teori. Dalam penelitian dan pengembangan ini, modul divalidasi oleh ahli sehingga aspek-aspek yang diujikan sudah layak dan tidak terdapat revisi besar. Prosedur analisis kevalidan dijelaskan sebagai berikut.
commit to user
a. Melakukan rekapitulasi terhadap semua persetujuan pernyataan yang diberikan oleh validator terhadap aspek-aspek yang dinilai dalam modul.
b. Merekapitulasi aspek-aspek yang belum disetujui oleh validator. Dikatakan valid jika semua aspek sudah disetujui oleh validator
c. Jika masih terdapat aspek yang belum disetujui, maka peneliti melakukan revisi terhadap aspek-aspek yang belum disetujui. Kemudian mengajukan penilaian kembali.
2) Analisis Data Kepraktisan
Modul dikatakan praktis jika (1) ahli dan praktisi memberikan pertimbangan bahwa modul yang dikembangkan dapat diterapkan di kelas dan (2) tingkat keterlaksanaan pembelajaran yang tinggi. Data keterlaksanaan pembelajaran diperoleh dari dua pengamat yang mengamati keterlaksanaan pembelajaran geometri menggunakan modul pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan teori Van Hiele. Perhitungan analisis data kepraktisan dapat dijelaskan sebagai berikut.
a. Melakukan rekapitulasi terhadap semua persetujuan pernyataan yang diberikan oleh observer terhadap keterlaksaan pembelajaran dari lembar observasi.
b. Menghitung persentase nilai dari masng-masing observer dengan rumus percentage of agreement sebagai berikut.
R = x100% D A A Keterangan: R : percentage of agreement A : agreement D : disagreement
(Grinell & Richard, dalam Sunardi, 2000) c. Memutuskan nilai kepraktisan
commit to user
Kriteria yang digunakan untuk memutuskan derajat keterlaksanaan pembelajaran menggunakan modul pembelajaran dengan teori Van Hiele yang memadai adalah nilai R. Kriteria yang digunakan untuk menetapkan bahwa perangkat adalah baik apabila nilai R > 80% (Borich dalam Sunardi, 2000). Selain itu, modul dikatakan praktis jika ahli telah menyatakan modul dapat digunakan dalam pembelajaran.
3) Analisis Data Keefektifan
Data keefektifan modul pembelajaran diperoleh dari (1) data hasil tes tertulis siswa, (2) angket respon siswa setelah diberikan modul pembelajaran geometri Van Hiele. Perhitungan analisis data keefektifan dapat dijelaskan sebagai berikut:
(a) Analisis data hasil tes siswa
1) Melakukan rekapitulasi terhadap nilai siswa
2) Menentukan level siswa. Siswa dikatakan mencapai sebuah level jika menjawab 60% benar pada soal-soal di level tersebut (Regina & Mistretta, 2000)
3) Menghitung presentase peningkatan level berpikir siswa.
(b) Analisis data angket respon siswa
1) Melakukan rekapitulasi terhadap smua hasil angket respon siswa
2) Menghitung persentase banyaknya siswa yang memberikan respon positif (sangat setuju dan setuju) terhadap setiap pertanyaan, dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
𝑃𝑟 =∑ 𝑅𝑠
∑ 𝑆 × 100% dengan:
𝑃𝑟 := persentase banyaknya siswa yang memberikan respon positif terhadap setiap pertanyaan yang dinyatakan dalam angket
commit to user
𝑅𝑠 := banyaknya siswa yang memberikan respon positif terhadap setiap pertanyaan yang ditanyakan dalam angket
𝑆 := banyaknya seluruh siswa yang menjadi subjek uji coba modul
3) Memutuskan nilai keefektifan modul pembelajaran dilihat dari angket siswa. Modul dikatakan efektif jika lebih dari 50% siswa memberikan respon positif terhadap penggunaan modul dalam pembelajaran.
Keefektifan modul dinilai dari presentase angket respon siswa dan hasil tes berpikir geometri siswa. Modul dikatakan efektif jika (1) lebih dari 50% siswa memberikan respon positif (Sunardi, 2005), (2) terdapat peningkatan 30% siswa di kelas uj coba (Sunardi, 2005).
c. FGD
FGD dilakukan untuk memperoleh masukan dan saran terhadap hasil uji coba. Masukan dan saran tersebut kemudian digunakan untuk perbaikan dan uji coba ulang. FGD melibatkan beberapa praktisi atau orang yang paham mengenai modul pembelajaran maupun mengenai dunia pendidikan matematika. Pada penelitian ini, melibatkan guru yang mengampu kelas VII dan pengamat. Hal ini bertujuan agar diskusi dapat terarah pada kepraktisan modul yang telah digunakan dalam pembelajaran di kelas.
d. Revisi Desain
Revisi desain terdiri dari dua jenis revisi yaitu revisi berdasarkan saran validator dan revisi berdasarkan hasil FGD. Revisi pertama dilakukan berdasarkan masukan dan saran validator. Revisi dilakukan terus menerus hingga validator menyatakan modul layak digunakan dalam pembelajaran. Revisi kedua dilakukan setelah uji coba produk yaitu dengan FGD. Hasil diskusi pengamat, guru, dan pengembang pada FGD digunakan sebagai saran revisi modul sebelum diuji pada tahap implementasi.
commit to user
5. Tahap Implementasi dan Diseminasi a. Implementasi
Modul geometri Van Hiele yang telah dinilai kevalidan dan kepraktisannya di tahap sebelumnya kemudian diujikan kembali di satu kelas eksperimen di SMPN 1 Selogiri. Sebagai data pembanding diambil juga satu kelas kontrol. Hasil tes tingkat berpikir geometri siswa kemudian dianalisis untuk mengetahui perbandingan tingkat berpikir siswa di kelas kontrol dan eksperimen. Teknik analisis data keefektifan dijelaskan sebagai berikut.
a) Analisis hasil tes berpikir geometri
1) Melakukan rekapitulasi terhadap nilai siswa
2) Menentukan level siswa. Siswa dikatakan mencapai sebuah level jika menjawab 60% benar pada soal-soal di level tersebut (Regina & Mistretta, 2000)
3) Menghitung presentasi peningkatan level berpikir geometri siswa. 4) Menyajikan data level siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen
5) Memilih uji statistik non parametrik. Statistik non parametrik
dipilih dalam penelitian ini dikarenakan data level berpikir siswa merupakan data ordinal. Sugiyono (2009) menyatakan bahwa uji statistik dua sampel yang independen dengan data ordinal dapat dilakukan dengan beberapa uji yaitu: (1) Median test. (2)
Mann-Whitney Utest, (3) Kolmogorov-Smirnov (K-S), atau (4) Wald-Woldfowitz. Sheskin (2003) menyebutkan beberapa tes dua sampel
independen untuk data ordinal yaitu: (1) Mann-Whitney U Test, (2)
The Randomization test for two independent sample, (3) The Bootstrap, (4) The Jacknife, (5) The Kolmogorov-Smirnov test for two independent samples, (6) The Median test, dan (7) The van der Waerden normal-scores test for k independent variables. Praptono
(1986; 4) menyatakan bahwa untuk memilih statistik uji sebaiknya memenuhi kriteria uji harus tak bias atau uji harus konsisten atau uji harus lebih efisien dibanding uji yang lain. Selain itu, dalam
commit to user
kaitannya mengenai konsistensi simpulan dalam satistik non parametrik, ada baiknya peneliti menguji data penelitian menggunakan beberapa statistik uji khususnya pada statisik uji yang merupakan hasil pengembangan statisik uji yang lain (Sheskin, 2003). Oleh karena itu, dari berberapa uji non paramaterik untuk data ordinal diatas dipilih minimal dua uji yang paling efisien. Hasil kajian beberapa uji mengarahkan uji untuk menggunakan uji K-S dan Mann Whitney U Test. Uji K-S merupakan pengembangan dari Uji Mann Whitney untuk data ordinal (Sheskin, 2003). Hasil uji K-S lebih kuat dibandingkan Median Test atau uji lainnya namun tidak untuk menguji variansi (Sheskin,2003). Uji K-S lebih efisien dalam menguji data berukuran kecil dibandingkan Mann Whitney, namun dalam kasus sebaliknya maka berlaku sebaliknya pula. Oleh karena itu dipilih uji K-S dan Uji Mann Whitney untuk menguji data penelitian.
6) Melakukan Uji K-S Dua Sampel Independen dengan prosedur sebagai berikut.
1. Menentukan hipotesis.
Uji hipotesis satu ekor dengan
H0: Pengaruh perlakuan di kelas kontrol tidak lebih efektif
dibanding kelas kontrol, dan
H1: Pengaruh perlakuan di kelas eksperimen lebih efektif dibanding kelas kontrol
2. Menentukan taraf nyata yaitu 5% 3. Melakukan komputasi data.
commit to user
Tabel 3.2. Komputasi Uji K-S
Level Eksperimen (𝑋1) Kontrol (𝑋2) Kum % Eksperimen Kumulatif % Kontrol Selisih 2 𝑋1 𝑋4 𝐾𝑢𝑚1 𝐾𝑢𝑚4 𝐾𝑢𝑚1 − 𝐾𝑢𝑚4 1 𝑋2 𝑋5 𝐾𝑢𝑚2 𝐾𝑢𝑚5 𝐾𝑢𝑚2 − 𝐾𝑢𝑚5 0 𝑋3 𝑋6 𝐾𝑢𝑚3 𝐾𝑢𝑚6 𝐾𝑢𝑚3 − 𝐾𝑢𝑚6 Jumlah M hitung 𝑀𝑎𝑥(𝐾𝑢𝑚𝑖 − 𝐾𝑢𝑚𝑗) Keterangan:
𝑋𝑖: Jumlah siswa pada level
𝐾𝑢𝑚𝑖: Nilai kumulatif 𝑋𝑖
𝑀𝑎𝑥(𝐾𝑢𝑚𝑖− 𝐾𝑢𝑚𝑗): Nilai maksimal pada selisih kumulatif X1
dengan X2
4. Mencari nilai M Tabel dengan derajat bebas dan taraf nyat 5% 5. Membuat keputusan uji
H0 ditolak jika M hitung ber-nilai positif dan M hitung sama atau lebih besar dari M tabel
6. Membuat simpulan.
Memberikan simpulan terhadap penerimaan atau penolakan H0. 7) Melakukan Mann Whitney U Test Dua Sampel Independen dengan
prosedur sebagai berikut. 1. Menentukan hipotesis.
Uji hipotesis satu ekor dengan
H0: Pengaruh perlakuan di kelas kontrol tidak lebih efektif dibanding kelas kontrol, dan
H1: Pengaruh perlakuan di kelas eksperimen lebih efektif dibanding
kelas kontrol
commit to user
Tabel 3.3. Komputasi Uji Mann Whitney
Eksperimen Kontrol
Subjek Level (𝑋1) 𝑅𝑎𝑛𝑘(𝑅1) Subjek Level (𝑋2) 𝑅𝑎𝑛𝑘(𝑅2)
1 1 2 2 ... ... i i Jumlah ∑ 𝑋1 ∑ 𝑅1 ∑ 𝑋2 ∑ 𝑅2 Jumlah data 𝑛 𝑚 𝑅̅ 𝑅̅̅̅ 1 𝑅̅̅̅ 2
Kemudian hitung nilai U dengan rumus berikut. 𝑈1 = 𝑛1𝑛2+ 𝑛1(𝑛1+ 1) 2 − ∑ 𝑅1 𝑈2 = 𝑛1𝑛2 +𝑛2(𝑛2+ 1) 2 − ∑ 𝑅2 Keterangan:
Xi : Nilai level siswa ke-i
Kemudian ditentukan nilai U yaitu nilai minimum diantara 𝑈1dan 𝑈2, nilai U ini disebut sebagai U hitung.
3. Mencari nilai U tabel.
Jika sampel data yang berukuran besar, maka digunakan pendekatan Z dengan U hitung dicari dengan rumus berikut
𝑧 = 𝑈 −
𝑛1𝑛2 2
√𝑛1𝑛2(𝑛1+ 𝑛2+ 1)
12
Kemudian dicari nilai Z tabel pada taraf nyata tertentu. 4. Membuat keputusan uji
commit to user
H0ditolak jika U hitung sama atau lebih besar dari U tabel
5. Membuat simpulan berdasarkan keputusan uji. 8) Merumuskan simpulan
Modul dianggap efektif jika analisis statisika yang dilakukan di kelas kontrol dan eksperimen menunjukkan bahwa peningkatan level berpikir siswa di kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan peningkatan level berpikir siswa di kelas kontrol.
b) Analisis data angket respon siswa
1) Melakukan rekapitulasi terhadap semua hasil angket respon siswa 2) Menghitung persentase banyaknya siswa yang memberikan respon
positif (sangat setuju dan setuju) terhadap setiap pertanyaan, dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
𝑃𝑟 =∑ 𝑅𝑠
∑ 𝑆 × 100% dengan:
𝑃𝑟 := persentase banyaknya siswa yang memberikan respon positif terhadap setiap pertanyaan yang dinyatakan dalam angket 𝑅𝑠 := banyaknya siswa yang memberikan respon positif terhadap
setiap pertanyaan yang ditanyakan dalam angket
𝑆 := banyaknya seluruh siswa yang menjadi subjek uji coba modul 3) Memutuskan nilai keefektifan modul pembelajaran dilihat dari
angket siswa. Modul dikatakan efektif jika lebih dari 50% siswa memberikan respon positif terhadap penggunaan modul dalam pembelajaran.
Keefektifan modul dinilai dari presentase angket respon siswa dan hasil tes berpikir geometri siswa. Modul dikatakan efektif jika (1) lebih dari 50% siswa memberikan respon positif (Sunardi, 2000), dan (2) terdapat peningkatan 30% siswa di kelas uj coba (Sunardi, 2000). (3) analisis data statistik memberikan simpulan bahwa terdapat perbedaan pengaruh dari pemberian modul dengan membandingkan data di kelas kontrol dan kelas eksperimen.
commit to user
b. Diseminasi
Kegiatan diseminasi dilakukan dengan mempresentasikan hasil uji coba produk pada konferensi ilmiah yaitu 3rd International Conference on
Research, Implementation and Education Of Mathematics and Science (3rd
ICRIEMS) di Universita Negeri Yogyakarta pada tanggal 16 – 17 May 2016. Artikel hasil penelitian telah dipublikasikan pada prosiding konferensi dengan nomor abstrak ME-13 ISBN 978-602-74529-0-9. Secara garis besar prosedur penelitian dilaksanakan dengan tahap berikut: 1) tahap investigasi awal, 2) tahap desain, 3) tahap realisasi, 4) tahap tes, evaluasi, FGD, dan revisi, dan 5) tahap implementasi dan diseminasi. Gambar 3.1. berikut adalah gambar diagram alir penelitian dan pengembangan
commit to user Kajian permasalahan pembelajaran
geometri, Analisis perangkat
pembelajaran, Analisis tingkat berpikir geometri siswa, Kajian teori Van Hiele, Kajian pokok bahasan segiempat
Desain rancangan modul
Draft1 Modul
Validasi Ahli
Analisis Hasil Validasi
Uji Coba 1+i
Draft 2+i
Draft 1+i Draft 1+i
Evaluasi hasil uji coba
*Revisi Revisi Uji Coba 1 Modul valid FGD modul praktis Tahap Investigasi Awal Tahap Desain Tahap Realisasi T ah ap T es, Ev al ua si , FG D , R ev isi
Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian dan Pengembangan
Produk Final
Pengujian Produk dan Diseminasi Produk Tahap Implementasi dan Diseminasi Ya Ya Tidak Tidak