• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH FITUR INSTAGRAM STORIES TERHADAP EKSISTENSI DIRI SISWA SMA SADES SAPIENTIAE SEMARANG SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH FITUR INSTAGRAM STORIES TERHADAP EKSISTENSI DIRI SISWA SMA SADES SAPIENTIAE SEMARANG SKRIPSI"

Copied!
119
0
0

Teks penuh

(1)

i

OLEH: SYARIF G.331.14.0127

PROGRAM STUDI S1 ILMU KOMUNIKASI JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEMARANG

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

v

Jika kamu tidak dapat menahan lelahnya belajar, maka kamu harus siap menanggung perihnya kebodohan.

PERSEMBAHAN

Teruntuk bapak dan Ibu tercinta serta adek-adek ku yang selalu memberikan kasih sayang, do‟a, dukungannya dan teman-teman angkatanku yang selalu membantu, berbagi keceriaan dan melewati setiap suka dan duka selama kuliah, terima kasih banyak. “Tiada hari indah tanpa kalian semua.”

(7)
(8)

vii

dan Karunia-Nya penulis dapat melalui serangkaian proses yang cukup panjang dalam penyelesaian skripsi dengan judul “FITUR INSTAGRAM STORIES TERHADAP EKSISTENSI DIRI SISWA SMA SADES SAPIENTIAE SEMARANG”. Dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bimbingan, bantuan, serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis dengan senang hati menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Dekan Fakultas Teknologi Informasi dan Komunikasi Universitas Semarang.

2. Bapak Fajrianoor Fanani, S.Sos., M.I.Kom selaku Ketua Program Studi S1 Ilmu Komunikasi sekaligus Dosen Pembimbing Kedua, terimakasih atas saran, bimbingan, dan arahannya kepada penulis. 3. Bapak Dr. Mochamad Chaerul Latief, S.Sos., M.Si. selaku

Pembimbing Utama, terimakasih atas saran, bimbingan, dan arahannya kepada penulis.

4. Ibu Errika Dwi Setya Watie, S.Sos.,M.I.Kom selaku DosenWali. 5. Bapak dan Ibu tercinta yang selalu memberikan kasih sayang, do‟a,

dukungan materiil, moril, spiritual, dan nasihat yang sangat berharga. 6. Sahabat dan teman-teman Ilkom angkatan 2014 yang selalu

memberikan dukungan dan semangat, Tata, sisca, Ali, Dian, Anyo, Arga, Igvar dll.

(9)
(10)

ix

Lembar Persetujuan ... ii

Lembar Pengesahan Skripsi ... iii

Lembar Pengesahan Ujian Skripsi……….iv

Motto ... v

Pernyataan ... vi

Kata Pengantar ... vii

Daftar Isi...ix

Daftar Lampiran ...xiii

Abstrak ...xv

Abstract ...xiv

Bab I Pendahuluan ...1

1.1 Latar Belakang Masalah ...1

1.2 Perumusan Masalah ...7

1.3 Tujuan Penelitian ...7

1.4 Manfaat Penelitian ...7

1.4.1 Manfaat Teoritis ...7

(11)

x

2.1.1 Teori Uses and Gratification ...8

2.1.2 Instagram ...10

2.1.3 Fitur Instagram ...11

2.1.4 Fitur Instagram Stories ...13

2.1.5 Pengertian Media Stories ...18

2.1.6 Eksistensi Diri ...19

2.1.7 Ciri ciri Individu yang Memiliki Eksistensi Diri ...22

2.1.8 Aspek aspek Eksistensi Diri ...23

2.1.9 Terpaan Media ...24

2.1.10 Remaja...26

2.2 Kerangka Berfikir...27

2.3 Hipotesis ...27

Bab III Metode Penelitian ...28

3.1 Metode dan Lokasi Penelitian ...28

3.1.1 MetodePenelitian...28

(12)

xi

3.3.1 Data Sekunder dan Primer ...30

3.3.2 Teknik Pengumpulan Data ...31

3.3.3 Instrumen Pengumpulan Data ...31

3.4 DefinisiKonseptual dan Operasional ...33

3.4.1 Definisi Konseptual ...33 3.4.2 Definisi Operasional...37 3.5 PengujianValiditas ...35 3.5.1 UjiValiditas ...35 3.5.2 Uji Reabilitas ...37 3.6 Analisis Data ...37 3.6.1Uji Normalitas ...38

3.6.2 Uji Kolmogrov - Smirnov ...38

3.6.3 Uji T ...39

Bab IV Hasil dan Pembahasan ...40

4.1 Gambaran Umum ...40

(13)

xii

4.1.4 Instagram Stories ...44

4.1.5 Identitas Responden ...45

4.1.5.1 Jenis Kelamin Responden ...45

4.1.5.2 Tingkatan Kelas Responden ...46

4.2 DeskripsiVariabel ...47

4.2.1 Variabel Pengaruh Instagram Stories ...51

4.2.2 Variabel Eksistensi Diri ...58

4.3 Analisis Data ...66 4.3.1 Uji Validitas ...66 4.3.2 Uji Reabilitas ...68 4.3.3 Uji Normalitas ...69 4.3.4 Uji Hipotesis ...70 4.3.4.1 Uji t ...70

4.3.4.2 Uji Analisis Kebaikan Model ...71

4.4 Pembahasan ……….….….72

(14)

xiii

5.3 Saran ...80 Daftar Pustaka

(15)

xiv 1. Kuesioner 2. Tabulasi Data 3. Output SPSS 4. Data R Tabel 5. Bukti Pembayaran 6. Log Konsul

(16)

xv

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Fitur Instagram Stories Terhadap Eksistensi Diri Siswa Sma Sades Sapientiae Semarang. Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah Teori Uses and Gratification adalah sekelompok orang atau orang itu sendiri dianggap aktif dan selektif menggunakan media sebagai cara untuk memenuhi kebutuhannya. Studi didalam bidang ini memusatkan perhatian pada penggunaan (uses) media untuk mendapatkan kepuasan (Gratifications) atas kebutuhan seseorang

Studi ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan teknik analisis regresi liner sederhana. Penelitian ini menggunakan data primer berupa jawaban responden atas semua pernyataan-pernyataan yang terdapat dalam kuisioner. Hasil Penelitian menunjukan bahwa fitur instagram stories terhadap eksistensi diri siswa sma sades sapientiae yang ditunjukan oleh nilai p (Sig.) < 0,05 Kekuatan pengaruh terpaan berita bom adalah sebesar 57% yang ditunjukan oleh nilai R Square (R2) = 0,573. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa fitur instagram stories yang terdapat di instagram dapat mempengaruhi siswa SMA Sedes Sapientiae Semarang.

(17)

xvi

This study aims to determine the Effect of Instagram Stories Features on the Self-Existence of High School Students at Sades Sapientiae Semarang. The theory used in this study is the Uses and Gratification Theory is a group of people or people themselves are considered active and selective using the media as a way to meet their needs. Studies in this field focus on the use of media to obtain

satisfaction (Gratifications) for one's needs

This study is a quantitative study using simple linear regression analysis techniques. This study uses primary data in the form of respondents' answers to all the statements contained in the questionnaire.

The results showed that the stories feature stories of the self-existence of the Sades Sapientiae high school students as indicated by the p value (Sig.) <0.05. The effect of bomb news exposure was 57% as indicated by the R Square value (R2) = 0.573. Based on the results of these studies, it can be concluded that the Instagram stories feature found on Instagram can affect high school students of Sedes Sapientiae Semarang.

(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan media sosial yang semakin hari semakin pesat, telah membawa seseorang pada titik dimana tidak bisa terlepas dari penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.Teknologi yang berkembang saat ini telah memberikan kemudahan bagi setiap orang untuk tetap selalu terhubung.Kemudahan dalam berkomunikasi saat ini semakin terasa kental di kalangan remaja.Seperti penggunaan Facebook, Instagram, Twitter, Line, dan lain sebagainya seperti telah menjadi trend tersendiri dikalangan para remaja. Berbagai macam media sosial tersebut seolah tidak dapat lagi dipisahkan dari diri remaja saat ini.Salah satu media sosial yang saat ini sangat diminati adalah Instagram.Instagram berhasil meraih kepopulerannya tak lain karena Instagram merupakan salah satu aplikasi social media yang memiliki cukup banyak fitur diantara social media lainnya seperti fitur Instagram stories, siaran langsung, foto, dan video, selain karena fitur yang lebih lengkap instagram juga merupakan salah satu aplikasi yang dapat menjembatani atau memfasilitasi pengguna yang memiliki bakat untuk mengeksplore atau sebagai media untuk mempromosikan dirinya atau karya yang mereka buat secara lebih luas karena postingan yang mereka buat akan bisa secara muda di repost oleh orang atau akun lain.

Instagram Stories adalah fitur baru yang diberikan oleh instagram.Pengguna dapat secara langsung membagikan aktifitas sehari-hari baik berupa foto maupun

(19)

video singkat secara langsung kedalam kolom story agar dapat dilihat oleh followers, pengguna juga dapat menyisipkan berbagi tulisan dan efek tertentu kedalamnya.Instagram stories ini hanya dapat dilihat dalam waktu 24 jam. Karena setelah melewati 24 jam secara otomatis story akan terhapus dengan sendirinya.Tidak jarang pula sebagian besar pengguna instagram memanfaatkan instagram stories sebagai tempat untuk mengekspresikan diri mereka secara bebas guna memenuhi eksistensi diri.

Menurut para peneliti eksistensi yang terdapat pada diri seseorang terjadi karena faktor lingkungan masyarakat, merekaingin diakui keberadaanya dalam segi sosial. Karena pada dasarnya setiap orang akan mengalami perubahan – perubahan dari masa ke masa baik dari segi bahasa perilaku ataupun tindakan. Seperti yang diungkapkan oleh Smith :

“Eksistensi diri merupakan suatu kondisi dimana seseorang dengan kemampuannya dapat menemukan makna dalam kehidupan.Makna merupakan sebuah kepenuhan atau eksistensi dari nilai – nilai batiniah yang paling utama dalam menjalani kehidupan. Adapun nilai – nilai batiniah yang dibicarakan adalah nilai – nilai mendasar seperti sikap menghormati manusia, sikap menghormati sesama dan perlunya bekerjasama serta bekerja bersama dengan hafrmonis demi kebaikan bersama”

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa eksistensi diri adalah usaha seseorang untuk mencari maupun memahami arti kehidupan bagi dirinya sendiri, dimana tidak ada seorangpun yang dapat memberi pengertian tentang arti kehidupan yang dimiliki oleh orang lain. Oleh sebab itu seseorang harus memiliki karakternya tersendiri, terkait dengan kebiasaan dalam kehidupan sehari - hari, pandangan hidup, berkelakuan baik maupun tidak baik yang dilakukan dalam kehidupannya. Maka dari

(20)

itu setiap orang harus memiliki cara sendiri dalam menghadapi lingkungan disekitarnya.

Tidak jarang pula saat ini banyak orang yang memanfaatkan media sosial sebagai ajang untuk menunjukkan keberadaan dirinya kepada dunia luar.Setiap orang berlomba-lomba untuk menampilkan dan membuat branding tentang dirinya kepada dunia luar.Melalui berbagai foto, video, yang mereka posting di media social.Seiring berjalannya waktu, pengunaan media social Instagram tidak sekedar media untuk komunikasi namun juga telah menjadi wadah untuk pamer, kususnya di kalangan remaja. Instagram menjadi tempat untuk memamerkan kehidupan pribadi serta pencitraan diri mereka melalui foto yang mereka upload di Instagram stories terutama banyak dilakukan oleh remaja. Banyak remaja yang sering menggunakan Instagram Stories sebagai media untuk memuaskan eksistensinya dengan cara menunjukkan keberadaannya dimana seseorang ingin diakui dan dihargai oleh sekelilingnya. Eksistensi diritersebut bersifat lentur dan selalu dicari atau pun dikejar oleh manusia. Ini sama halnya dengan fenomena yang ada pada saat ini. dimana orang-orang beranggapan bahwa memiliki akun di setiap situs jejaring sosial merupakan cara terbaik untuk mendapat pengakuan.(Abidin Zaenal 2007:16)

Eksistensi diri dapat diartikan sebagai keberadaan, yang berarti, eksistensi menjelaskan tentang penilaian ada atau tidak adanya pengaruh terhadap keberadaan seseorang tersebut. Apabila orang lain telah menganggap kita mempunyai sebuah eksistensi, maka keberadaan kita dapat dikatakan telah dianggap dan dapat

(21)

diperhitungkan oleh orang maupun lingkungan yang berada disekitar kita. Eksistensi tersebut kemudian dijadikan sebagai acuan seseorang untuk pembuktian diri bahwa sesuatu hal yang telah dilakukan seseorang menimbulkan kesan maupun nilai yang baik di mata orang lain.

Eksistensi diri remaja sendiri dapat terjadi karena pada usia tersebut remaja mulai mencari jati diri mereka. Dilihat dariperkembangan usianya, remaja tingkat SMA merupakan remaja awal yang sedang berada di dalam krisis identitas, cenderung mempunyai rasa keingintahuan yang tinggi,selalu ingin mencoba hal-hal baru, mudahterpengaruh dengan teman-teman seusianya serta memiliki rasa untuk dapat memperluas hubungan antara pribadi dan berkomunikasi secara lebih dewasa dengan teman seusiannya, baik laki-laki maupun perempuan. Pada saat ini sebagian besar remaja menyalurkan atau mengekspresikan diri mereka melalui salah satu fitur yang terdapat pada instagram yakni Instagram Stories dimana di media tersebut remaja dapat secara bebas mengekspresikan diri mereka dimanapun dan dalam kegiatan apapun. Dengan tujuan untuk mendapatkan pengakuan dari orang lain mengenai keberadaan diri mereka dalam arti ingin lebih dikenal dan dapat diperhitungkan keberadaannya.

Pemilihan Instagram Stories sebagai studi penelitian tepatnya di SMA Sedes Sapientiae Semarang karena SMA Sedes Sapientiae Semarang merupakan salah satu sekolah menengah atas yang mempunyai siswa – siswi paling banyak yang terdapat di kota Semarang,

(22)

(http://www.umm.ac.id/id/pages/jawa-tengah/data-sma-dan-smk-kota-semarang.html) selain itu sebagian besar siswa – siswi SMA Sedes Sapientiae pada umumnya memiliki account instagram dan merupakan pengguna aktif instagram. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh instagram stories sebagai sarana untuk menunjukan eksistensi diri dikalangan siswa – siswi SMA Sedes Sapientiae serta penelitian ini berfokus pada faktor apa saja yang mempengaruhi siswa – siswi dalam menunjukaneksistensi diri mereka di dalam instagram stories dan bagaimana cara mereka untuk menunjukan eksistensi dirinya di instagram stories.Sebelum melakukan penelitian penulis telah melakukan tahapan prasurvey sebelumnya untuk mengetahui seberapa besar jumlah siswa – siswi yang telah mengenal maupun aktif dalam menggunakan instagram stories.Jumlah siswa – siswi SMA Sades Sapientae Pada tahun 2018 jumlah siswa-siswi yang terdaftar adalah 919 orang, SMA Sades Sapientae merupakan salah satu sekolah swasta dengan jumlah siswa terbanyak di kota Semarang. Penulis memperoleh data jumlah siswa SMA Sades Sapientae dari sub bagian Tata Usaha SMA Sades Sapientae. penulis menyebar kuisioner dengan menetapkan 50% dari jumlah populasi atau dengan jumlah 460 orang dari jenjang kelas 1-3.Siswa-siswi di SMA Sedes Sapientiae Semarang seacara keseluruhan sudah tidak asing lagi dengan Instagram Stories.Berikut adalah hasil data yang diperoleh melalui pra penelitian yang telah peneliti lakukan di sekolah tersebut dengan cara membagikan kuesioner kepada para siswa mengenai penggunaan aktif Instagram Stories

(23)

Tabel 1.1

Hasil Kuisioner Pra-Survey Siswa SMA Sedes Sapientiae Semarang

No Pernyataan

Jawaban (Siswa)

Target

YA TIDAK

1 Apakah andaaktifmenggunakan Instagram Stories?

311 149 460

Dari penjabaran table diatas dapat dilihat Sebanyak 311 Siswa SMA Sedes Sapientiae aktif dalam menggunakan Instagram Stories.

Referensi penelitian “Studi Fenomenologi Mengenai Penggunaan Instagram Sebagai Ajang Eksistensi Diri Pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fisip Unpas” yang diteliti oleh Nabilla Aprilia; Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas IlmuSosial dan Ilmu Politik, Universitas Pasundan. Penelitian tersbut membahas tentang Fenomenologi Mengenai Pengguna InstagramSebagai Ajang Eksistensi Diri. Pada penelitian ini, penelitiberfokus pada faktor apa saja yang mempengaruhi siswa – siswi dalam menunjukan eksistensi diri mereka di dalam instagram stories dan bagaimana cara mereka untuk menunjukan eksistensi dirinya di instagram. Penelitian yang dilakukan penulis menggunakan teori Uses and Gratification. Teori uses and gratification pada dasarnya membahas tentang apa yang dilakukan orang terhadap media. Khalayak dianggap secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. Teori ini memusatkan perhatian pada penggunaan (uses) media untuk mendapatkan kepuasan (gratifications) atas kebutuhan seseorang.

(24)

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat ditarik rumusan masalah untuk laporan proposal skripsi ini yaitu sebagai berikut :“Apakah ada Pengaruh Fitur Instagram Stories Terhadap Eksistensi Diri Siswa SMA Sedes Sapientiae Semarang ?”

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini akan mengarahkan kajiannya secara teliti untuk memahami dan mengetahui Pengaruh Fitur Instagram Stories Terhadap Eksistensi Diri Siswa SMA Sedes Sapientiae Semarang?

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Untuk menguatkan teori Uses and Gratification, khususnya siswa SMA Sedes Sapientiae yang menggunakan instagram sebagai media untuk eksistensi diri

1.4.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi siswa atau pelajar agar bisa menggunakan instagram sebagai media yang tepat untuk mengekspresikan diri mereka.

(25)

8

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1. Kajian Teori

2.1.1 Teori Uses and Gratification

Teori uses and gratification pada dasarnya membahas tentang apa yang dilakukan orang terhadap media. Khalayak dianggap secara aktifmenggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. Teori ini memusatkan perhatian pada penggunaan (uses) media untuk mendapatkan kepuasan(gratifications) atas kebutuhan seseorang.Katz, Blumler & Gurevitch dalam Elvinaro Ardianto, Lukiari Komala dan Siti Karlinah (2007:74) menjelaskan mengenaiasumsi dasar dari teori ini, yaitu:

a. Khalayak dianggap aktif, artinya khalayaksebagai bagian penting dari penggunaan media massa diasumsikan mempunyai tujuan, b. Dalam proses komunikasi massa, inisiatif untuk mengaitkan

pemuasan kebutuhandengan pemilihan media terletak pada khalayak,

c. Media massa harus bersaingdengan sumber-sumber lain untuk memuaskan kebutuhannya. Kebutuhan yangdipenuhi media lebih luas. Bagaimana kebutuhan ini terpenuhi melalui konsumsi media amat bergantung pada perilaku khalayak yang bersangkutan,

(26)

d. Tujuan pemilih media massa disimpulkan dari data yang diberikan anggota khalayak. Artinya, orangdianggap cukup mengerti untuk melaporkan kepentingan dan motif pada situasi-situasitertentu, e. Penilaian tentang arti kultural dari media massa harus

ditangguhkansebelum diteliti lebih dahulu orientasi khalayaknya. Menurut Dominick dalam Elvinaro Ardianto, Lukianti Komala dan Siti Karlinah (2007:24-25) dalam bentuk palingsederhana, uses and gratification model adalah memposisikan khalayak anggotamemiliki kebutuhan atau dorongan tertentu yang dipuaskan oleh sumber media dannonmedia. Kebutuhan aktual yang dipuaskan oleh media tersebut, disebut denganmedia gratifications, yang diklasifikasikan ke dalam empat kategori sistem yakni,sebagai berikut:

a. Cognition (kognisi/pengetahuan). Kognisilah yang mendasari tindakan seseorang untuk mengetahui sesuatu. Seseorang menggunakan media massa untuk memperoleh informasi tentang sesuatu, kemudian dia menggunakan media sebagai bagian dari kognisi,

b. Diversion (hiburan).Kebutuhan dasar lainnya padamanusia adalah hiburan. Hiburan dapat diperoleh melalui beberapa bentuk sebegaiberikut: (1) stimulation atau pencarian untuk mengurangi rasa bosan atau melepaskan diri dari kegiatan

(27)

rutin; (2) relaxation (santai) atau pelarian dari tekanan dan masalah;dan (3) emotionalrelease (pelepasan emosi) dari perasaan dan energi yang terpendam,

c. Social utility (kepentingan sosial). Fungsi media untuk memenuhi kebutuhan inimencakup kebutuhan untuk memperkuat hubungan dengan keluarga, teman dan yanglainnya dalam masyarakat,

d. Withdrawal (pelarian), yaitu orang menggunakan mediamassa untuk mengatasi rintangan antara mereka dan orang-orang lain, atau untukmenghindari aktivitas lain.

2.1.2 Instagram

Gambar 1. Ikon Instagram Sumber : www.google.com

Instagram merupakan salah satu aplikasi yang digunakan untuk membagi foto maupun video kepada pengguna lainnya dengan cara yang cepat dan mudah. Seperti yang diungkapkan oleh (Atmoko 2012:4) dalam bukunya yang berjudul

(28)

Instagram Handbook, instagram merupakan aplikasi berbagi foto yang memungkinkan pengguna mengambil foto, menerapkan filter digital, dan membagikannya ke berbagai layanan jejaring sosial, termasuk milik Instagram sendiri. Dalam pertemanan di Instagram menggunakan istilah following dan follower. Yang berarti mengikuti dan pengikut. Selain itu pengguna juga dapat berinteraksi dengan caramemberikan komentar dan memberikan respon suka terhadap foto yang dibagikan.

2.1.3 Fitur Instagram

Betari (2014) menyebutkan bahwa Instagram memiliki sejumlah fitur yang dapat digunakan, antara lain:

1. Square cropping, salah satu fitur yang terdapat pada Instagram yang dapat digunakan untuk memotong atau crop pada foto yang berbentuk kotak persegi dengan rasio 4:4. Foto yang diunggah pun haruslah berbentuk kotak persegi sehinggaakan terlihat seperti hasil kamera Kodak Instamatic atau Polaroid.

2. Gallery, merupakan ruang yang berisi foto maupun video, di dalam Instagram,para pengguna instagram dapat mengunggah foto dan memasang foto diri di dalamnya.

3. Like, merupakan salah satu icon berbentuk hati yang dapat digunakan para pengguna Instagram untuk memberikan apresiasi atau tanggapan dalam arti suka atau menyukai postingan tersebut

(29)

dengan cara mengklik bentuk hati yang terdapat dibawah postingan foto maupun video yang ada.

4. Comment, penggguna Instagram dapat memberikan komentar berupa tulisan maupun emoticon pada foto yangdiunggah dan mendapatkan feedback dari pemilik akun.

5. Home, merupakan beranda atau halaman utama yang muncul saat pertama kali berhasil login Instagram, yang berisi rangkaian berita mengenai foto maupun video terbaru yang baru saja diunggah oleh akun-akun yang diikuti oleh pengguna.

6. Direct, fitur ini memungkinkan pengguna untuk mengunggahfoto secara pribadi ke akun yang diinginkan. Dengan fitur ini foto atau video yang diunggah hanya bisa dilihat oleh akun yang dipilih oleh pengguna.

7. News Bar, merupakan fitur yang berfungsi untuk memberitahu pengguna mengenaiaktivitas terbaru yang terdapat pada fotonya dan foto yang dikomentari oleh pengguna seperti komentar, like, follower baru, mention, dan sebagainya.

8. Explore, adalah bar berisi kumpulan foto populer yang banyakmendapat like di Instagram.

9. Search, adalah suatu fitur yang digunakan untuk mencari tagar maupun akun milik orang lain.

(30)

2.1.4 Fitur Insagram Stories

Instagram Stories merupakan fitur yang memungkinkan untuk digunakan pengguna instagram untuk mengirim foto ataupun video yang dapat secara otomatis menghilang setelah 24 jam.Foto dan video yang di-share dalam Instagram Stories bersifat sementara dan tidak dapat dilihat setelah 24 jam, namun meskipun demikian instagram stories juga dapat disimpan secara manual oleh pengguna pribadi sebelum foto dan video menghilang.Content yang di-share melalui Instagram Stories juga tidak akan muncul pada profil grid atau dalam Instagram feed. Letak Instagram Stories berada di atas Instagram feed.

Gambar 2. Letak Instagram Stories Sumber : Instagram Peneliti 2018

(31)

Fitur-fitur menarik, instagram stories diantaranya:

1. Mention

Fitur mention di Instagram Stories memungkinkan pengguna untuk mengaitkan akun Instagram milik orang lain, dengan mengetik „@ kemudian pilih akun Instagram yang ingin di-mention.

Gambar 3. Mention Instagram Stories Sumber : Instagram Peneliti 2018

2. Boomerang

Boomerang merupakan fitur untuk membuat konten visual bergerak atau konten GIF.

Gambar 4. Boomerang Instagram Stories Sumber : Instagram Peneliti 2018

(32)

3. See More

Fitur ini bersifat eksklusif, karena hanya dapat digunakan oleh pengguna Instagram yang sudah terverifikasi, atau akun resmi dengan jumlah followers 10.000 .Dengan menggunakan fitur See More, pengguna Instagram Storiesdapat menambahkan tautan pada konten Stories yang diunggah.yang bertujuan untuk membantu pengguna yang ingin mengetahui lebih lanjut mengenai artis atau brand favorit secara lebih lengkap.

Gambar 5.See More Instagram Stories Sumber : Instagram Peneliti 2018

4. Stiker

Pengguna Instagram Stories dapat menambahkan stiker-stiker Stories yang menampilkan lokasi, cuaca, waktu, kondisi serta emoji di dalam foto atau video yang

(33)

akan di unggah. Pengguna juga dapat mengatur ukuran serta letak stiker yang akandigunakan.

Gambar 6. Stiker Instagram Stories Sumber : Instagram Peneliti 2018

5. Live Stories

Pengguna dapat melakukan siaran secara langsung (live) untuk ditonton para pengikut. Selain itu pengguna juga dapat melihat siapa saja yang melihat siaran langsungnya, dan yang melihat juga dapat memberikan komentar ataupun tanda suka (love) didalam siaran langsung,Setelah selesai, pengguna juga bisa menyimpan video Live Stories secara manual.

(34)

Gambar 7 Live Stories Sumber : Instagram Peneliti 2018

6. Filter Wajah / Face Filter

Face Filter terletak di sudut kanan bawah ketika membuka Instagram Stories. Fitur ini akan mengikuti gerak kepala atau ekspresi wajah, fitur dapat digunakan untuk berfoto ataupun video.

Gambar 8. Filter Wajah / Face Filter Sumber : Instagram Peneliti 2018

(35)

Fitur ini merupakan efek video yang berjalan mundur.

Gambar 9.Rewind Camera Sumber : Instagram Peneliti 2018

Dengan adanya fitur-fitur menarik yang terdapat dalam Instagram Stories, membuat khalayak tertarik untuk menggunakan fitur tersebut. Hal ini juga didukung dengan cara penggunaannya yang sederhana, dan pembaharuan-pembaharuan menarik yang selalu dilakukan oleh pihak Instagram sehuingga membuat semakin banyak orang untuk menggunakannya. Banyaknya pengguna Instagram Stories yang telah mencapai 200 juta pengguna aktif, menandakan adanya kepuasan yang dirasakan pengguna terhadap fitur Instagram Stories.

2.1.5 Pengertian Media Sosial

Situs jaringan sosial misalnya layanan berbasis web yang memungkinkan bagi setiap individu untuk membangun profil publik ataupun semi publik dalam sistem terbatasi, daftar pengguna lain dengan siapa mereka terhubung, dan melihat dan menjelajahi daftar koneksi mereka yang dibuat oleh orang lain dengan suatu sistem.

(36)

Pengertian media sosial atau dalam bahasa inggris sosial media menurut tata bahasa, terdiri dari kata sosial yang memiliki arti kemasyarakatan atau sebuah interaksi dan media adalah sebuah wadah atau tempat sosial itu sendiri.Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual.Blog ,jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan dimasyarakat diseluruh dunia. Ciri-ciri media sosial KemendagRI (2014):

a. Konten yang disampaikan dibagikan kepada banyak orang dan tidak terbatas pada satu orang tertentu. b. Isi pesan muncul tanpa melalui suatu gatekeeper dan

tidak ada gerbang penghambat.

c. Isi disampaikan secara online dan langsung.

d. Konten dapat diterima secara online dalam waktu lebih cepat dan bisa juga tertunda penerimaannya tergantung pada waktu interaksi yang ditentukan sendiri oleh pengguna

e. Media sosial menjadikan penggunanya sebagai creator dan aktor yang memungkinkan dirinya untuk beraktualisasi diri.

(37)

f. Dalam konten media sosial terdapat sejumlah aspek fungsional seperti identitas, percakapan (interaksi), berbagi (sharing), kehadiran (eksis), hubungan (relasi), reputasi ( status) dan kelompok (group)

2.1.6 Eksistensi Diri

Kata eksistensi diri diartikan sebagai keberadaan. Jika dikaitkan dalam eksistensi diri yang digunakan remaja sebagai cara untuk menunjukkan eksistensi diri merekadalam penggunaan media sosial. Maka Eksistensi diri tersebut dapat diartikan sebagai salah satu usaha individu dalam mendapatkan pengakuan dari orang lainmengenai keberadaan dirinya. Dengan menggunakan media sosial, setiap individu berusaha untuk mendapatkan pengakuan dari orang lain tentang eksistensi dirinya.

Eksistensi sendiri adalah suatu proses yang dinamis, untuk „menjadi‟ atau „mengada‟. Eksistensi sendiri berasal dari kata exsistere, Eksistensi atau pengakuan ialah suatu keadaan di mana seseorang ingin diakui dan dihargai oleh orang-orang di sekelilingnya.Eksistensi bersifat lentur dan selalu dicari atau pun dikejar oleh sesorang.Seperti halnya dengan fenomena yang ada saat ini.dimana orang-orang beranggapan bahwa memiliki banyak akun di setiap situs jejaring sosial merupakan cara terbaik untuk mendapat pengakuan. Seseorang akan merasa lebih bangga saat ia bisa mendapatkan banyak follower di instagram dibandingkan mempunyai mobil mewah.(Abidin Zaenal 2007:16)

(38)

Eksistensi berasal dari bahasa Inggris yaitu “exist” yang berarti ada, hidup atau dapat dirasakan keberadaanya. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI) eksistensi adalah keberadaan, kehadiran yang mengandung unsur bertahan. Sedangkan (Abidin Zaenal 2007:16) berpendapat bahwa eksistensi adalah:

“ Suatu proses yang dinamis, suatu “menjadi” atau “mengada”. Ini sesuai dengan asal kata eksistensi itu sendiri, yakni exsistere, yang artinya keluar dari, “melampaui” atau “mengatasi”.Jadi eksistensi tidak bersifat kaku dan terhenti, melainkan lentur atau kenyal dan mengalami perkembangan atau sebaliknya kemunduran, tergantung pada kemampuan dalam mengaktualisasi potensi- potensinya.”

Eksistensi menurut peneliti sendiri yakni dimana keberadaan seseorang yang bergaul didalam lingkungan masyarakat, ingin diakui keberadaannya khususnya dalam segi sosial. Karena pada dasarnya manusia akan mengalami perubahan dari masa ke masa baik dari segi bahasa, perilaku maupun tindakan. Sedangkan dalam pandangan psikologi eksistensial sendiri, menurut (Chaplin 2000:177) pada bukunya Kamus Lengkap Psikologimengatakan bahwa:

“Eksistensi adalah sebuah pandangan mengenai keberadaan manusia, situasinya dalam dunia, kebebasannya memilih tujuan kehidupan dan berusaha memahani arti kehidupanya sendiri.”

Menurut (Smith 2003:21) dalam bukunya yang berjudul What Matters Most: Hal- hal yang paling utama mengatakan bahwa:

“Eksistensi diri merupakan suatu kondisi dimana seseorang dengan kemampuannya dapat menemukan makna dalam kehidupan.Makna merupakan sebuah kepenuhan atau eksistensi dari nilai- nilai batiniah yang paling utama dalam menjalani kehidupan.Adapun nilai- nilai batiniah yang dibicarakan adalah nilai- nilai mendasar seperti sikap menghormati manusia, sikap menghormati sesama dan perlunya bekerjasama serta bekerja bersama secara harmonis demi kebaikan bersama.”

(39)

Selain itu, dalam pandangan psikologi eksistensial menurut Boss dan Binswanger yang dikutip (Calvin dan Landzey 1993:123) mengatakan bahwa:

“Eksistensi diri adalah keberadaan manusia berkaitan dengan bagaimana cara manusia itu meng”ada” dalam dunia sesuai dengan identitas dirinya. Orang dapat memilih untuk hidup secara autentik maupun tidak autentik dalam rangka mewujudkan apa yang diyakini sebagai nasibnya dan menjadi dasar hidup dalam dunia.”

Sedangkan pandangan Frank (dikutip Schutz 1991:145) dalam bukunya Phychotheraphy and Existentialsm tentang eksistensi diri adalah :

“Eksistensi diri berarti menjadi manusia sepenuhnya, dimana individu semakin mampu mengatasi dirinya sendiri dan memberi tujuan hidup supaya menjadi manusia sepenuhnya.”

Eksistensi diri adalah kebutuhan manusia dalam arti. Meskipun individu harus tunduk pada kondisi- kondisi dari luar dirinya, namun pada dasarnya dalam memberikan tanggapan setiap individu berhak dan bebas mengambil sikap untuk menemukan arti hidup.

2.1.7 Ciri-ciri Individu yang Memiliki Eksistensi Diri

Menurut Smith (2003) terdapat sembilan ciriciri individu yang memiliki eksistensi diri yaitu :

a. Kesadaran diri yaitu keammpaun untuk mengenali kekuatan dan kelemahan diri sendiri.

b. Kepercayaan diri yaitu keammpuan individu untuk melihat sisi positif dari suatu peristiwa

(40)

c. Harga Diri, yaitu bagaimana indicidu memfokuskan pada orang lain yang dilayani atau individu yang mampu bekerja.

d. Kesaran akan peran, yaitu kesadaran mengenai pentingnya peran yang ada dalam dirinya sendiri untuk segera terealisasikan.

e. Kesadaran akan kekuatan misi pribadi, yaitu visi tentang apa yang perlu dilakukan dan semangat serta fokus dalam melakukannya.

f. Daya tarik pribadi, yaitu sesuatu yang menjadi daya tarik individu sehingga mempengaruhi penilaian orang lain. g. Kesadran akan keunikan diri yaitu tidak

membanding-bandingkan diri dengan orang lain.

h. Konsistensi terhadap kehidupan, yaitu tidak teromabng-ambing dengan setiap ide. Ketenangan dan kedamaian, yaitu tetap berkepala dingin meskipun banyak menghadapi masalah.

(41)

2.1.8 Aspek – aspek eksistensi diri

Langle dkk. (2003) merumuskan bebrapa aspek aspek eksistensi diri yakni sebagai berikut :

a. Perception

Perception berkaitan dengan bagaimana manusia memahami atau mempersepsikan objek di dunia. Dalam berinteraksi dengan dunia penting bagi individu untuk mengumpulkan informasi yang relevan dan mempelajari berbagai kondisi maupun situasi yang dihadapi.

b. Recognition of values

Recognition of values merupakan keadaan seseorang yang dapat memahami hubungan kualitatif antar objek dan antar objek dengan dirinya sendiri. Individu kini mengorientasikan dan mengalihkan perhatian kepada hal – hal diluar dirinya, yaitu menjalin hubungan dengan orang lain, sampai ia memperoleh keharmonisan antara dunia dan dirinya.

c. Freedom

Freedom atau kebebasan adalah kemampuan manusia dalam menetukan sikap dalam dirinya sendiri dan dunianya, termasuk menentukan tindakan – tindakan dan arah hidupnya. Individu harus sadar dengan pilihan dan konsekuensi terhadap apa yang dipilihnya.

(42)

Responsibility atau tanggungjawab dalam hal ini berarti ketetapan hati untuk menempatkan sebuah keputusan kedalam tindakan dan dapat konsisten serta menanggung konsekuensi – konsekuensi dari tindakan tersebut Lange (2003) mengemukakan jika individu bisa berada disini, mencintai hidup dan menemukan diri didalamnya, maka terpenuhilah kondisi untuk menuju kondisi fundamental keempat, keberadaan individu mengakui hidupnya dan apa saja tantangannya.

2.1.9 Terpaan Media

Terpaan media sendiri dapat dilihat dari beberapa hal sebagai berikut : 1. Frekuensi ( seberapa sering informasi dilihat dan dibaca ) 2. Intensitas ( seberapa jauh khalayak mengerti pesan informasi ) 3. Durasi ( seberapa lama khalayak memperhatikan informasi ). Suatu

informasi dilihat atau dibaca (Rakhmat, 2005:66).

2.1.10 Remaja

Menurut (Hurlock,1992) istilah adolescence atau yang berarti remaja berasal dari kata latin adolescere yang berarti ”tumbuh” atau ”tumbuh menjadi dewasa”. Sedangkan menurutCalon (dalam Monks, dkk 1994) berpendapat bahwa masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan pada diri remaja karena mereka belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak. Menurut Sri Rumini & Siti Sundari (2004: 53) masaremaja adalah peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek atau

(43)

fungsi untuk memasuki masa dewasa. Bagi wanita masa remaja sendiri berlangsung antara usia 12 tahun sampai dengan 21 tahun sedangkan bagi pria berlangsung anatara usia 13 tahun sampai dengan 22 tahun. Sedangkan menurut Zakiah Darajat (1990: 23) remaja adalah :

“ Masa peralihan antara masa kanak – kanak dan dewasa. Dalam masa ini anak akan mengalami masa pertumbuhan dan masa perkembangan fisiknya maupun perkembangan psikis. Mereka bukanlah anak – anak baik bentuk badan ataupun cara berpikir maupun bertindak, namun juga bukan pula orang dewasa yang berpikir matang “

Santrock (2003: 26) juga mengungkapkan bahwa adolescene diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional. Batasan usia remaja yang digunakan para ahli biasanya antara usia 12 tahun hingga 21 tahun. Rentang waktu usia remaja tersebut dibedakan menjadi tiga, yakni usia 12 – 15 tahun yang dapat dikategorikan sebagai masa remaja awal, usia 15 – 18 tahun merupakan masa remaja pertengahan, dan usia 18 – 21 tahun merupakan masa remaja akhir. Namun Monks, Knoers, dan Haditono membedakan masa remaja menjadi empat yakni, masa pra-remaja dari usia 10 – 12 tahun, masa remaja awal usia 12 – 15 tahun, masa remaja pertengahan dimulai dari usia 15 – 18 tahun, dan masa remaja akhir yakni usia 18 – 21 tahun (Deswita, 2006: 192). Berdadasarkan pemamparan definisi remaja yang yang diungkapkan oleh Sri Rumini & Siti Sundari, Zakiah Darajat, dan Santrock tersebut menggambarkan bahwa masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa dengan rentang usia antara 12-22 tahun, dimana pada masa tersebut terjadi proses pematangan baik itu pematangan fisik, maupun psikologis.

(44)

2.2 Kerangka Berfikir

Berdasarkan latar belakang dan penelitian yang mendasari penelitian ini, maka penelitian ini bertujuan untuk menguji:

Uses

Uses Gratification

Gambar 1.1

Kerangka berpikir di atas menjelaskan mengenai hubungan antara teori yang digunakan dalam penelitian ini. Dimana variabel x pada penelitian ini adalah penggunaan Instagram stories dan teori yang digunakan adalah teori Uses and Gratification.Pada penelitian ini instagram stories merupakan media yang dimanfaatkan oleh pengguna untuk memuaskan eksistensi diri (uses). Pengguna instagram secara aktif memanfaatkan media instagram stories untuk memenuhi kebutuhannya, yaitu untuk eksistensi diri (gratification). Dalam penelitian ini eksistensi diri merupakan variabel y.

2.3 Hipotesis

Hipotesis adalah pernyataan dengan tentang hubungan antara dua variabel atau lebih (Kerlinger, 2004:30). Berdasarkan kajian teori data maka hipotesis yang berkembang pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

H1: Tidak ada pengaruh instagram stories terhadap eksistensi diri siswa SMA Sedes Sapientiae Semarang “.

X

Y

Fitur Instagram Stories

(45)

28

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode dan Lokasi Penelitian

3.1.1 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif dengan penelitian survey. Penelitian survey merupakan suatu penelitian kuantitatif dengan menggunakan pertanyaan terstruktur/sistematis yang sama kepada banyak orang, untuk kemudian seluruh jawaban yang diperoleh peneliti dicatat, diolah dan dianalisis. Pertanyaan terstruktur/sistematis tersebut dikenal dengan istilah kuesioner. (Bambang dkk, 2005:143).

3.1.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Sekolah SMA Sedes Sapientiae Semarang yang terletak di Jl. Mataram No.908, Peterongan, Semarang Sel., Kota Semarang, Jawa Tengah 50242

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generelasisasi yang terdiri atas : obyek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2014:80). Sample adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2014:81). Tehnik penarikan sampel yang digunakan dalam penilitan ini adalah dengan menggunakan tehnik propability sampling. Tehnik propability sampling adalah tehnik pengambilan sampel yang memberikan

(46)

peluang yang sama bagi setiap unsur populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel, lebih khususnya tehnik dalam penelitian ini adalah menggunakan simple random sampling. Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. (Sugiyono, 2011:64).

Untuk menentukan jumlah sample yang akan diambil digunakan rumus slovin.Rumus Slovin adalah berapa jumlah sampel yang dibutuhkan dalam penelitian, sampel yang terlalu kecil dapat menyebabkan penelitian tidak dapat menggambarkan kondisi populasi yang sesungguhnya. Sebaliknya, sampel yang terlalu besar dapat mengakibatkan pemborosan biaya penelitian.

Ukuran sampel (n) berdasarkan rumus Slovin yang dikutip oleh (Riduan, 2005:65) adalah sebagai berikut :

n

n = jumlah sampel N = Jumlah populasi

a = Batas toleransi ketidak telitian (dalam persen)

Toleransi ketidaktelitian ini dinyatakan dengan presentasi. Semakin kecil toleransi ketidaktelitian,semakin akurat sampel yang menggambarkan toleransi. Bila diketahui jumlah Siswa - Siswi SMA Sedes Semarang yang sering menggunakan instagram dalam kehidupan sehari - hari, sebanyak 310 Siswa - Siswi. Dengan tingkat presisi 5% maka jumlah sampel yang dibutuhkan adalah sebagai berikut : Populasi = 311 Siswa - Siswi

(47)

n

n

n

n

=

174,964 175Dibulatkan

Jadi sampel yang digunakan dalam penilitian ini berjumlah 175 Siswa-Siswi.

3.3 Jenis Data dan Tehnik Pengumpulan Data

3.3.1 Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Data Primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan dan diperoleh secara langsung dari responden dengan menggunakan angket. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan cara menyebarkan angket kepada para murid SMA Sedes Sapientiae Semarang. (V.Wiratna, 2014:19). Data primer yang digunakan pada penelitian ini dari hasil pengisian kuesioner dengan cara menyebarkannya kepada responden yaitu Siswa - siswi SMA Sedes Sapientiae Semarang.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang didapat dari catatan, buku, majalah, internet, buku-buku sebagai teori,dsb. Data yang diperoleh dari data sekunder ini tidak perlu diolah lagi.Sumber yang tidak langsung memberikan data pada pengumpulan data. (V. Wiratna, 2014:19). Dalam penelitian ini data didapat dari catatan, internet, buku-buku sebagai teori, dan lain sebagainya.

(48)

3.3.2 Tehnik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang pertama adalah dengan Kuesioner. Menurut (Anwar, 2009:168), kuesioner adalah sejumlah pertanyaan atau pernyataan tertulis tentang data faktual atau opini yang berkaitan dengan diri responden, yang dianggap fakta atau kebenaran yang diketahui dan perlu dijawab oleh responden. Pada penelitian ini kuesioner disebarkan kepada siswa – siswi SMA Sedes Sapientiae. dan kemudian diisi dan dijawab oleh siswa – siswi SMA Sedes Sapientiae.

Teknik pengumpulan data yang kedua adalah dengan Studi Pustaka. Menurut (Nazir, 1998:111) studi pustaka adalah tehnik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelahaan buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan.Peneliti menggunakan buku-buku yang berhubungan dengan iklan dan perilaku konsumen. Serta mencari dan mempelajari jurnal-jurnal yang terkait dengan penelitian.

3.3.3 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data adalah alat yang digunakan untuk merekam pada umumnya secara kuantitatif. (Sumadi Suryabrata, 2008:52). Instrumen memegang peranan penting dalam suatu penelitian. Mutu penelitian sangat dipengaruhi oleh instrumen penelitian yang digunakan, karena kevalidan dan kesahihan data yang diperoleh dalam suatu penelitian sangat ditentukan oleh tepat tidaknya dalam memilih instrumen penelitian. Data tersebut dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian. Instrumen pengumpulan data yang digunakan

(49)

dalam penelitian ini adalah kuesioner. Indikator pengaruh instagram stories ditentukan dan diukur dengan menggunakan skala interval untuk pertanyaan nomor 1, 2 dan 3, skala interval adalah skala yang sama seperti nominal namun mempunyai karakteristik yang tepat dan dapat dinotasikan dalam fungsi matematika. Skala interval menurut sekaran (2006) menetukan perbedaan urutan dan kesamaan besaran perbedaan tiap variable dan skala likert untuk pertanyaan 4 hingga 9

.

Serta eksistensi diri akan diukur dengan menggunakan skala Likert yang terdapat pada pertanyaan nomor 10 hingga 14. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Skala ini memungkinkan responden untuk mengekspresikan intensitas perasaan mereka. Melalui skala Likert ini maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi dimensi variabel, kemudian dimensi tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun indikator yang dapat berupa pertanyaan dan pernyataan. Data yang diperoleh skala Likert. (Sugiyono, 2011:87). Jawaban setiap indikator yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dan sangat positif sampai negatif, yang dapat diwakilkan sebagai berikut :

a. SP : Sangat Pernah dengan skor 5 b. P : Pernah dengan skor 4

c. N : Tidak Berpendapat dengan skor 3 d. TP : Tidak Pernah dengan skor 2

(50)

3.4 Definisi Konseptual dan Operasional Variabel

3.4.1 Definisi Konseptual

Menurut Sugiyono (2012:78), definisi konseptual adalah pemaknaan dari konsep yang digunakan, sehingga memudahkan peneliti untuk mengoperasikan konsep di lapangan. Berikut adalah penjabaran lebih dalam mengenai definisi konseptual penelitian ini:

Fitur Instagram Stories Didalam fitur Instagram Stories terdapat dua aspek yang akan diteliti, yaitu: Isi media, Frekuensi, Durasi dan Intensitas

Sedangkan di Eksistensi diri sendiri terdapat empat aspek yaitu: Perception, Recognition of values, Fredom, Responsibility

3.4.2 Definisi Operasional

Menurut Sugiyono (2012:81), definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut. Definisi operasional digunakan sebagai petunjuk tentang bagaimana suatu variabel diukur.Untuk melihat operasionalisasi suatu variabel maka variabel harus diukur dengan menggunakan indikator-indikator yangdapat memperjelas variabel yang dimaksud. Adapun indikator-indikator dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(51)

Tabel 9.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian

Variabel Indikator Sub Indikator

Pengaruh Instagram

Stories

1.Isi Media

Penggunaan terhadap fitur mention

Penggunaan terhadap fitur boomerang

Penggunaan terhadap fitur stiker Penggunaan terhadap fitur filter wajah

Penggunaan terhadap fitur rewind

1.Frekuensi

2. Durasi

3. Intensitas

Seberapa sering menggunakan fitur di dalam instagram

stories(mention,boomerang,sticker ,filter,rewind

Seberapa lama penggunaan mengoprasikan

instagram stories

Seberapa jauh pengguna mengerti cara menggunakan instagram stories

Eksistensi Diri

1. Perception Cara seseorang untuk menilai suatu obyek

2. Recognition of values

mengupload foto dan video dengan tujuan agar dilihat oleh orang lain

3.Fredom Memilih foto atau video yang akan diupload dengan pertimbngan

(52)

4. Responsibility Tidak tersinggung maupun tidak menjadi bangga apabila

mendapatkan komentar dari followers.

3.5 Pengujian Validitas

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner tersebut dijumlahkan untuk mengetahui ukuran pengaruh fitur instagram storiesterhadap eksistensi diri. Melalui instrumen ini dilakukan uji validitas dan reabilitas sehingga dapat dipertanggung jawabkan pemakaiannya. Berikut ini uji validitas dan uji reabilitas tersebut :

3.5.1 Uji Validitas

Uji validitas dalam penelitian ini untuk menguji validitasnya kuesioner.Validitas menunjukkan sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. (Saifuddin Azwar, 2000:5). Tehnik yang digunakan untuk menguji validitas kuesioner adalah berdasarkan rumus Koefisien Product Moment Pearsonyaitu :

√ √ Dimana :

: Koefisien korelasi product moment

X : Nilai dari item (pertanyaan) Y : Nilai dari total item

(53)

Perhitungan ini akan dilakukan dengan bantuan computer program SPSS (Statistical for Social Science).Untuk menentukan nomor-nomor item yang valid dan yang gugur, perlu dikonsultasikan dengan tabel r product moment.

Kriteria penilaian uji validitas :

- Apabila r hitung > r table (pada taraf signifikansi 5%), maka dapat dikatakan item kuesioner tersebut valid.

- Apabila r hitung < r table (pada taraf signifikasi 5%), maka dapat dikatakan item kuesioner tersebut tidak valid.

Untuk menguji keberartian koefisien rxy valid atau tidak valid akan digunakan uji t, yang dilakukan dengan membandingkan antara thitung dan ttable. Dimana thitung dicari dengan menggunakan rumus dari Husein Umar (1998:197) sebagai berikut:

Dimana r adalah koefisien korelasi Pearson dan db adalah derajat bebas.

Keputusan pengujian validitas instrumen dengan menggunakan taraf signifikasi 5% adalah sebagai berikut :

a. Item instrumen dikatakan valid jika thitung lebih besar atau sama dengan t0,05; maka item instrumen tersebut dapat digunakan.

b. Item instrumen dikatakan tidak valid jika thitung lebih kecil dari t0,05; maka item instrumen tersebut tidak dapat digunakan.

(54)

3.5.2 Uji Reabilitas

Reabilitas adalah suatu indeks yang menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran dapat dipercaya (Saifuddin Azwar, 2000:4). Hasil pengukuran dapat dipercaya atau reilabel hanya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subyek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subyek memang belum berubah (Saifuddin Azwar , 2000:35). Adapun cara yang digunakan untuk menguji realibilitas kuesioner dalam penelitian ini adalah menggunakan Rumus Koefisien Alpha Cronbach.

3.6 Analisis Data

Penelitian ini menggunakan analisis Regresi, dimana analisis regresi dilakukan untuk menganalisis penelitian yang menggunakan rumusan masalah dengan konsep “ Pengaruh”. Regresi yang digunakan adalah regresi liner sederhana. Regresi linier sederhana terjadi bila kumpulan data dapat dinyatakan berada pada satu garis lurus (linier) sebaliknya terjadi pada non linier ( Rachmat Krisyanto, 2010:183-185). Rigresi linier sederhana digunakan jika terdapat data dari dua variable riset yang sudah diketahui mana variable Independent (X) dan mana variable Dependen (Y). sedangkan nilai – nilai (Y) lainnya dapat dihitung atau prediksi berdasarkan suatu nilai X tertentu. Persamaan regresi liner sederhana adalah sebagai berikut:

Y = a + β X Dimana: a = konstanta

(55)

Uji regresi liner sederhana melibatkan setidaknya dua uji statistik yaitu: (Imam Ghozali, 2009:85-92)

3.6.1 Uji Normalitas

Uji normalitas adalah teknik uji statistik untuk menguji apakah data sampel penelitian terdistribusi “normal” atau tidak. Salah satu asumsi model regresi adalah bahwa variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal. Apa konsekuensinya jika model tidak mempunyai residual yang berdistribusi normal? Uji t yang digunakan untuk melihat signifikansi variabel bebas terhadap variabel terikat menjadi tidak valid atau tidak bisa diaplikasikan jika model tidak mempunyai distribusi residual yang normal. Deteksi normalitas suatu model dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain: (1) cara grafis dengan menggunakan grafik Normal P-P Plot; (2) Uji Kolmogorov-Smirnov (K-S); dan (3) Uji Jarques-Berra (J-B) (Imam Ghozali, 2007:147-152).

3.6.2 Uji Kolmogorov – Smirnov

Cara yang lebih representatif adalah uji Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan kriteria sebagai berikut:

a. Jika pvalue (Asymp.Sig.) > 0,05 maka model atau variabel yang digunakan dalam penelitian memiliki distribusi normal

b. Jika pvalue (Asymp.Sig.) < 0,05, maka model atau variabel yang digunakan dalam penelitian memiliki distribusi normal.

(56)

3.6.3 Uji – t (Uji signifikansi)

Uji-t digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas Penggunaan fitur instagram stories( X ) terhadap satu variabel eksistensi diri siswa SMA Sedes Sapientiae (Y). Uji-t juga disebut sebagai uji signifikansi model regresi. Kriteria uji – adalah sebagai berikut: (Imam Ghozali, 2009: 91).

a. Jika nilai p value (Sig.) < 0,05, maka Ho ditolak dan H1 diterima yang berarti bahwa penggunaan fitur instagram stories (X) mempunyai pengaruh signifikan terhadap eksistensi diri siswa SMA Sedes Sapientiae

b. Jika nilai p value (Sig.) > 0,05, maka Ho diterima dan H1 ditolak yang berarti penggunaan fitur instagram stories tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap eksistensi diri siswa SMA Sedes Sapientiae.

(57)

40

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

4.1. Diskripsi Subjek Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum SMA Sedes Sapientiae

SMA Sedes Sapientiae Semarang telah berkarya di dalam dunia pendidikan sejak tahun 1949.Pada mulanya SMA Sedes Sapientiae merupakan bagian dari Kolese Loyola.Mulai tahun ajaran 1950/1951 diadakan pemisahan untuk siswa putera dan puteri. Pada tahun 1955 SMA Loyola puteri dipindahkan ke jalan Mataram 908 dan mulai diperkenalkan dengan nama SMA Sedes Sapientiae yang berarti "Tahta Kebijaksanaan." Sekarang, sekolah ini dikelola oleh Yayasan Marsudirini.

SMA Sedes Sapientiae SemarangDidirikan1 Agustus 1952JenisSekolah Swasta yang memiliki AkreditasiA,Nomor Statistik Sekolah304036305013 / C 30054014Nomor Pokok Sekolah Nasional300200 / 20328913SMA Sedes Sapientiae Semarang memiliki 3 Program atau peminatan didalamnya yakni IPA, IPS, dan Bahasa. SMA Sedes Sapientiae Semarang terletak di Jl. MT. Haryono 908, Peterongan, Semarang, Jawa Tengah, indonesiaTel./Faks.Telp:024-8411271, 8310880Faks:024-831704. Selama beberapa tahun ini SMA Sedes Sapientiae telah melakukan berbagai macam kegiatan baik di dalam maupun di luar sekolah,

(58)

antara lain: Masa Orientasi Siswa (MOS), KBM, Praktikum, dan Ekstrakurikuler. Beberapa kegiatan yang dilakukan di luar sekolah meliputi kegiatan sosial berupa aksi sosial, APP. Selain itu diselenggarakan pula kegiatan-kegiatan rutin Sedes Cup dan Alumni Cup yang dilaksanakan tiap dua tahun sekali.(diakses melalui www.sedesbedono.sch.id)

4.1.2 VISI SMA Sedes Sapientiae

SMA MarsudiriniSedesSapientiaemengembangkanpribadi yang cerdas, berimanpadaTuhan, mencintaisesamadanalamciptaannNya.

MISI SMA Sedes Sapientiae

a) Mewujudkan sikap dan perilaku yang jujur dan bijaksana. b) Mewujudkan sekolah unggul dalam prestasi, karakter, seni

budaya dan cinta lingkungan.

c) Mewujudkan kemampuan dalam menyerap, menyeleksi, dan mengolah informasi.

d) Mewujudkan semangat kerja keras, tekun, pantang menyerah dan disiplin untuk meraih prestasi.

e) Mewujudkan pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, reflektif, menyenangkan dan mampu menumbuhkan kecakapan hidup.

f) Mewujudkan semangat persaudaraan dengan Tuhan, sesama dan alam ciptaan.

(59)

h) Mewujudkan pelayanan yang simpatik, ramah dan cepat.

4.1.3 DASAR DAN TUJUANSMA Sedes Sapientiae

Dasar SMA Sedes Sapientiae Semarang

Sapientiae: Merupakan salah satu gelar Bunda Maria yang menjadi pelindung sekolah kita. Sapientiae atau tahta kebijaksanaan yang berarti seluruh aktivitas persekolahan yang diselenggarakan, baik dalam berpikir, bersikap dan bertindak berorientasi dan didasarkan pada kebijaksanaan.

Conseguimento: Seluruh civitas akademika hanya akan dapat berkembang menjadi manusia dewasa dan menjadi berkat bagi sesamanya kalau unggul dalam pengetahuan dan ketrampilan. Dengan bekal yang baik mereka akan dapat mengambil peran secara aktif dalam masyarakat.

Fratellanza : Sebagai pengikut St. Fransiskus Assisi kita selalu dihidupi dan menghidupi semangat persaudaraan baik dengan Tuhan, sesama maupun seluruh alam ciptaan.

(60)

Tujuan SMA Sedes Sapientiae Semarang

a) Membekali siswa degan spiritualitas fransiskan sebagai dasar pembentukan pribadi yang unggul.

b) Meningkatkan peringkat sekolah dalam meraih nilai UN untuk kota Semarang.

c) Meningkatkan perolehan kejuaraan baik bidang akademik maupun non akademik.

d) Meningkatkan kemampuan literasi bagi guru dan peserta didik. e) Melestarikan budaya daerah khususnya bahasa jawa dengan

indikator 75% siswa kelas X,XI, dan XII dengan berbahasa jawa sesuai dengan konteks.

f) Membekali siswa menggunakan bahas Perancis dengan indikator 75% siswa kelas X,XI bahas, dana XII bahasa dapat berbahasa perancis sesuai dngan konteks serata bahasa Mandarin 75% siswa kelas XI IPA,IPS, dan XII IPA, IPS dapat berbahasa Mandarin sesuai dengan konteks.

g) Mewujudkan sekolah adi wiyata.

Membekali siswa kemampuan mengakses berbagai informasi yang positif melalui internet dan perpustakaan.(diakses melalui www.sedesbedono.sch.id)

(61)

4.1.4 Instagram Stories

Instagram Stories adalah fitur baru yang diberikan oleh instagram.Yang memudahkan para pengguna untuk dapat secara langsung membagikan aktifitas sehari-hari baik berupa foto maupun video singkat secara langsung kedalam kolom story agar dapat dilihat oleh followers, pengguna juga dapat menyisipkan berbagi tulisan dan efek tertentu kedalamnya.Instagram stories ini hanya dapat dilihat dalam waktu 24 jam. Karena setelah melewati 24 jam secara otomatis story akan terhapus dengan sendirinya.Tidak jarang pula sebagian besar pengguna instagram memanfaatkan instagram stories sebagai tempat untuk mengekspresikan diri mereka secara bebas guna memenuhi eksistensi diri.Seperti yang diungkapkan oleh Smith :

“Eksistensi diri merupakan suatu kondisi dimana seseorang dengan kemampuannya dapat menemukan makna dalam kehidupan.Makna merupakan sebuah kepenuhan atau eksistensi dari nilai – nilai batiniah yang paling utama dalam menjalani kehidupan. Adapun nilai – nilai batiniah yang dibicarakan adalah nilai – nilai mendasar seperti sikap menghormati manusia, sikap menghormati sesama dan perlunya bekerjasama serta bekerja bersama dengan hafrmonis demi kebaikan bersama”

Banyak remaja yang sering menggunakan Instagram Stories sebagai media untuk memuaskan eksistensinya dengan cara menunjukkan keberadaannya dimana seseorang ingin diakui dan dihargai oleh sekelilingnya.Dilihat dariperkembangan usianya, remaja tingkat SMA merupakan remaja awal yang sedang berada di dalam krisis identitas, cenderung mempunyai

(62)

rasa keingintahuan yang tinggi,selalu ingin mencoba hal-hal baru, mudahterpengaruh dengan teman-teman seusianya serta memiliki rasa untuk dapat memperluas hubungan antara pribadi dan berkomunikasi secara lebih dewasadengan teman seusiannya, baik laki-laki maupun perempuan. Pada saat ini sebagian besar remaja menyalurkan atau mengekspresikan diri mereka melalui salah satu fitur yang terdapat pada instagram yakni Instagram Stories dimana di media tersebut remaja dapat secara bebas mengekspresikan diri mereka dimanapun dan dalam kegiatan apapun. Dengan tujuan untuk mendapatkan pengakuan dari orang lain mengenai keberadaan diri mereka dalam arti ingin lebih dikenal dan dapat diperhitungkan keberadaannya.

4.1.5 Identitas Responden

Dari kuesioner yang telah diisi oleh responden didapat data identitas responden.Penyajian data mengenai identitas responden adalah untuk memberikan gambaran tentang keadaan diri responden.

4.1.5.1 Jenis Kelamin Responden

Tabel 4.1

Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Frekuensi Prosentase

1. Perempuan 92 53%

2. Laki-laki 83 47%

Jumlah 175 100%

(63)

Sumber : Data primer yang diolah, 2019

Berdasarkan pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa sebanyak 175 responden, 47% berjenis kelamin laki-laki yaitu 83 responden dan 92 responden atau 53% berjenis kelamin perempuan.

4.1.5.2 Tingkatan Kelas Responden

Tabel 4.2 Kelas Responden

No. Kelas Frekuensi Prosentase

1. 10 60 34%

2. 11 59 34%

3. 12 56 32%

Jumlah 175 100%

Sumber : Data primer yang diolah, 2019 PEREMPUAN

53% LAKI - LAKI

47%

(64)

Sumber : Data primer yang diolah, 2019

Penjelasan tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar adalah tanggapan responden kelas 10 sebesar60 orang atau 34%.

4.2 Deskripsi Variabel

4.2.1 Variabel Pengaruh Instagram Stories

Dalam penelitian ini, variabel bebas yaitu Pengaruh Instagram Stories.Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen (variabel terikat). Pernyataan dalam variabel Pengaruh Instagram Stories menggunakan pilihan jawaban sesuai dengan skala interval dan likert, dengan limapilihan jawaban.Penilaian variabel Pengaruh Instagram Stories.dalam penelitian ini terdiri dari 9 (sembilan)pertanyaan. Yang diantaranya sebagai berikut :

KELAS 1 34% KELAS 2 34% KELAS 3 32%

KELAS RESPONDEN

(65)

1. Seberapa sering menggunakan fitur di instagram stories. 2. Berapa kali mengupload instagram stories dalam satu hari 3. Waktu yang digunakan untuk mengakses Instagram Stories. 4. Pernahkah melakukan aktivitas lain seperti membuka sosmed

saat mengakses Instagram Stories.

5. pernahkah menggunakan fitur boomerang di instagram stories. 6. pernahkah menggunakan fitur rewind di instagram stories. 7. pernahkah menggunakan fitur filter di instagram stories. 8. pernahkah menggunakan fitur mention di instagram stories. 9. pernahkah menggunakan fitur sticker di instagram stories. Berikut adalah penjabaran dari pertanyaan - pertanyaan yang berkaitan mengenai variable bebas yang telah dijawab oleh responden yang berkaitan dengan pengaruh instagram stories.

Tabel 4.3

Frekuensi menggunakan fitur di instagram stories dalam satu hari.

Jawaban

Responden Responden Prosentase

> dari 5 kali 10 6% 3 –4 kali 131 75% 2 kali 30 17% 1 kali 4 2% Tidak pernah 0 0% Total 175 100%

(66)

Sumber : Data primer yang diolah, 2019

Pada tabel 4.3pertanyaanFrekuensi menggunakan fitur di instagram stories dalam satu hari. menyatakan bahwa 10 responden dengan persentase 6% menjawab >dari 5 kali, 131 responden dengan persentase 75% menjawab 3 - 4 kali, 30 responden dengan persentase 17% menjawab 2 kali, 4 responden dengan persentase 2% menjawab 1 kali dan tidak ada responden yang menjawab tidak pernah.

Tabel 4.4

Jumlah upload instagram stories dalam satu hari

Jawaban Responden Responden Prosentase

>dari 5 kali 40 23% 3 – 4 kali 61 35% > dari 5 kali 6% 3 – 4 kali 75% 2 kali 17% 1 kali 2% Tidak pernah 0%

FREKUENSI MENGGUNAKAN FITUR

INSTAGRAM

(67)

2 kali 68 39%

1 kali 6 3%

Tidak Pernah 0 0%

Total 175 100%

Sumber : Data Primer Penelitian 2019

Sumber : Data primer yang diolah, 2019

Pada tabel 4.4PertanyaanJumlah upload instagram stories dalam satu hari. menyatakan bahwa 40 responden dengan persentase 23%menjawab>dari 5 kali, 61 responden dengan persentase 35% menjawab 3 – 4 kali, 68 responden dengan persentase 39% menjawab 2 kali, 6 responden dengan persentase 3% menjawab 1 kali, dan tidak ada responden yang menjawab tidak pernah. >dari 5 kali 23% 3 – 4 kali 35% 2 kali 39% 1 kali 3% Tidak Pernah 0%

(68)

Tabel 4.5

Waktu yang digunakan untuk mengakses Instagram Stories

Jawaban

Responden Responden Prosentase

>dari 15 menit 57 33% 10 – 15 menit 70 40% 5 – 10 menit 46 26% 5 menit 2 1% Tidak Pernah 0 0% Total 175 100%

Sumber : Data Primer Penelitian 2019

Sumber : Data primer yang diolah, 2019

Pada tabel 4.5pertanyaanwaktu yang digunakan untuk mengakses Instagram Stories, menyatakan bahwa 57 responden dengan persentase 33% menjawab >dari 15 menit, 70 responden dengan persentase 40% menjawab 10 – 15 menit, 46 responden dengan

>dari 15 menit 33% 10 – 15 menit 40% 5 – 10 menit 26% 5 menit 1% Tidak Pernah 0%

(69)

persentase 26% menjawab 5 – 10 menit, dan 2 responden dengan persentase 1% menjawab 5 menit, dan tidak ada responden yang menjawab tidak pernah.

Tabel 4.6

Pernahkah melakukan aktivitas lain seperti membuka sosmed saat mengakses Instagram Stories

Jawaban

Responden Responden Prosentase

Sangat Pernah 57 33% Pernah 90 51% Tidak Berpendapat 28 16% Tidak Pernah 0 0% Sangat Tidak Pernah 0 0% Total 175 100%

Sumber : Data Primer Penelitian 2019

Sumber : Data primer yang diolah, 2019 Sangat Pernah 33% Pernah 51% Tidak Berpendapat 16% Tidak Pernah 0% Sangat Tidak Pernah 0%

Intensitas mengakses Instagram

Stories

Gambar

Gambar 1. Ikon Instagram  Sumber : www.google.com
Gambar 2. Letak Instagram Stories  Sumber : Instagram Peneliti 2018
Gambar 3. Mention Instagram Stories  Sumber : Instagram Peneliti 2018  2.  Boomerang
Gambar 5.See More Instagram Stories  Sumber : Instagram Peneliti 2018
+7

Referensi

Dokumen terkait

lainnya dalam sistem tersebut. Instagram adalah bentuk dari salah satu media jejaring sosial yang. dapat dimanfaatkan sebagai media pemasaran langsung,

Media sosial instagram sebagai salah satu sarana dalam melakukan promosi penjualan yang mudah dan efektif, instagram juga memiliki banyak keuntungan bagi

Abstrak - Instagram sebagai salah satu jenis media sosial yang dekat dengan kalangan muda zaman sekarang, maka dari itu instagram dapat digunakan untuk meningkatkan

Judul yang dipilih dalam penelitian ini adalah Pengaruh Edukasi dengan Media Sosial Instagram dan YouTube terhadap Pengetahuan Gizi Seimbang pada Siswa SMA Negeri 1

Penelitian ini membahas tentang pengaruh bauran pemasaran pada iklan paid promote yang diunggah oleh salah satu akun media sosial Instagram yaitu @aslisuroboyo

Selain itu, pada penelitian ini menujukkan bahwa terdapat 111 remaja putri pengguna sosial media Instagram ini memiliki perbandingan sosial yang berada pada

a) Faktor maraknya terjadi jual beli di akun Instagram karena saat ini instagram salah satu media sosial yang paling sering digunakan, barang dan metode

Dari majunya dan berkembangnya teknologi di era sekarang, media untuk beriklanpun semakin besar, salah satu medianya adalah dengan menggunakan sosial media instagram yang