• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Manga

Dalam www.wikipedia.com (20 April 2006) dituliskan bahwa: 漫画 ま ん が (まんが)とは、多く お お く の 場合 ば あ い はコマ割り わ り 、フキダシ、書き か き 文字 も じ (擬音 ぎ お ん )、動作線 どうさせん 、 集 中 線 しゅうちゅうせん などの特 有 とくゆう の記号的 きごうてき 表 現 ひょうげん 様 式 ようしき を 特 徴 とくちょう とし、絵と文字を 中 心 ちゅうしん として 情 報 じょうほう を 創 作 的 そうさくてき に 表 現 ひょうげん する 様 式 ようしき の 総 称 そうしょう である。 Terjemahan:

Yang disebut dengan manga, biasanya merupakan istilah asing untuk menggambarkan suatu penyampaian pesan atau informasi yang diciptakan dengan gambar dan huruf sebagai pusatnya, dengan ekspresi lambang tertentu yang menjadi keunggulannya seperti dibagi menjadi kotak-kotak, cerita yang lucu, huruf yang ditulis sebagai tiruan bunyi, garis-garis yang menggambarkan gerak atau tindakan, garis-garis pemusatan, dan lain-lain.

2.2 Konsep Katakana

Iwabuchi dalam Sudjianto & Dahidi (2004) mengatakan bahwa katakana adalah huruf-huruf yang berbentuk seperti ア、イ、ウ、エ、オ、dan sebagainya. Katakana terbentuk dari garis-garis atau coretan-coretan yang lurus (chokusenteki), sedangkan hiragana terbentuk dari garis-garis atau coretan-coretan yang melengkung (kyokusenteki). Bentuk garis-garis atau coretan-coretan inilah yang membedakan karakteristik katakana dengan hiragana (Sudjianto & Dahidi, 2004).

Hingga sekarang, dalam pembelajaran Bahasa Jepang, para pemelajar Bahasa Jepang diajarkan mengenai penggunaan katakana yang kebanyakan hanya terbatas pada

(2)

penggunaannya sebagai Huruf Jepang yang menuliskan kata-kata serapan dari bahasa asing ke dalam Bahasa Jepang saja. Dalam pembelajaran Bahasa Jepang, cara pengenalan Huruf Katakana pun kebanyakan terbatas pada kata-kata yang memang berasal dari bahasa asing tersebut seperti ice cream, chocolate, milk, handkerchief, dan semacamnya yang dijadikan sebagai contoh (Mitamura, 1988).

Walaupun katakana sama dengan hiragana, yaitu termasuk dalam kelompok huruf kana, namun fungsi katakana tidak sama dengan hiragana. Huruf Katakana tidak

selalu identik dengan kata serapan asing dan tidak hanya digunakan untuk menuliskan kata-kata serapan bahasa asing ke dalam Bahasa Jepang saja, penggunaan huruf katakana sangatlah bervariasi (Mitamura, 1988). かたかなというと、一般

いっぱん

に外来語が い ら い ご

を表記ひょうきする文字も じという 印 象いんしょうが強いつ よ いが、本来ほんらいの日本語に ほ ん ごを表記ひょうきすることのほうが

多いお お いのである。(Kawarazaki, 1979). Terjemahan: katakana yang umumnya dianggap sebagai huruf yang semata-mata untuk menulis kata-kata asing, sebenarnya sering dipakai untuk menulis kata-kata Jepang asli. Menurut Ishida yang dikutip dari Sudjianto & Dahidi (2004), katakana dapat dipakai untuk menuliskan berbagai macam kosakata asli Bahasa Jepang sendiri, seperti nama-nama hewan atau tumbuhan, ekspresi onomatope (termasuk bunyi/suara tiruan benda hidup atau benda mati), istilah-istilah khusus bidang keahlian (senmon yoogo), nomina nama diri (koyuu meishi), penulisan telegram, dan dapat dipakai pula terutama dengan maksud memberikan penekanan, menarik perhatian pembaca, atau memberikan pengertian yang khusus.

(3)

かたかなは次つぎのばあいに用もちいられる。外来語が い ら い ご、外国がいこくの人名じんめい・地名ち め い、その 他たの固有こ ゆ う名詞め い し、動物どうぶつ・ 植 物しょくぶつの名めい、擬声語ぎ せ い ご(擬態語ぎ た い ごも、時ときによってかた かなで表記ひょうきされる場合ば あ いがある)、電報文でんぽうぶん、とくに他ほかと区別く べ つしようとする 場合ば あ い:当用とうよう漢字外か ん じ が いの漢字か ん じの使用し よ うを避けるさ け る場合ば あ い、ひらがなで書くか くと、まわ りのひらがなの中なかに埋没まいぼつしてしまって、 印 象いんしょうが薄れてう す れ てしまうことがあ る。そんな時ときにはひらがなかきにせず、かたかなにすると、漢字か ん じを 使ったつ か っ たときよりも注意ちゅういをひくという効果こ う かがある。 Terjemahan:

Katakana dipakai untuk menulis dalam keadaan seperti berikut. Kata-kata yang berasal dari bahasa asing, nama orang dan tempat asing, serta kata-kata benda asing, nama binatang dan tumbuh-tumbuhan, kata-kata yang menirukan sesuatu bunyi (ada kalanya juga waktu menulis kata-kata yang menunjukkan gerakan atau keadaan makhluk hidup atau benda mati), surat kawat (telegram), kata-kata yang ingin ditekankan: kata-kata yang ditulis dalam huruf kanji yang tidak termasuk lagi dalam toyo-kanji, sering ditulis dengan huruf kana. Akan tetapi, bila ditulis dengan huruf hiragana, ada kalanya kurang dapat memberikan kesan yang kuat, karena terpengaruh oleh huruf-huruf hiragana disekitarnya. Oleh karena itu, kata tersebut ditulis dengan huruf katakana, yang dapat memberi kesan yang lebih menyolok daripada bila ditulis dengan huruf kanji.

Dalam ilmu Bahasa Jepang seperti dalam bidang fonologi, katakana biasa dipakai untuk penulisan lambang bunyi atau lambang pengucapan, sering juga dipakai untuk menulis ingo (bahasa rahasia) dan zokugo (bahasa slang). Selain itu, katakana sering dipakai pada surat-surat atau buku-buku yang berhubungan dengan urusan perkantoran atau perusahaan. Misalnya pada buku tabungan, resi atau rekening pembayaran listrik, gas dan sebagainya, (termasuk untuk penulisan nama orang Jepang), dan lain-lain (Sudjianto & Dahidi, 2004).

Berikut ini adalah beberapa penggolongan fungsi yang ada dari penulisan kosakata Jepang dengan Huruf Katakana:

(4)

mnya bisa ditulis baik dengan Huruf Katakana atau pun dengan Huruf Hiragana. Petunjuk umum menyarankan untuk lebih memprioritaskan menggunakan Huruf Katakana (Mitamura, 1988).

Contoh: 1) momo (persik) 2) bara (mawar) 3) tamanegi (bawang)

モモ バラ タマネギ

4) kaeru (katak) 5) uma (kuda) 6) tako (gurita)

カエル ウマ タコ

2. Untuk menuliskan ekspresi onomatope

Onomatope dalam Bahasa Jepang adalah kata-kata yang meniru bunyi dan tindakan yang juga merupakan bumbu dalam berbahasa (Fukuda, 1997). Sedangkan menurut Mitamura (1988) onomatope adalah suatu bentuk ekspresi yang mengandung makna definisi tersendiri dengan cara menirukan bunyi yang mencerminkan makna tersebut, atau pun dengan menamakan bunyi-bunyian itu. Misalnya saja karakteristik suara hewan atau burung, menirukan suara alam, seperti angin, hujan, air yang mengalir, dan banyak suara-suara lain yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain, menggambarkan pergerakan atau pun keberadaan sesuatu secara grafik dan sugestif.

Contoh: 7) wanwan (gukguk) 8) kokekokkou (kukuruyuk)

ワンワン コケコッコウ

9) gorogoro(suara guntur) 10) pikapika (bersinar)

(5)

3. Untuk menuliskan telegram di Jepang Cara penulisan ini sudah dipakai sejak lama.

Contoh : 11) アシタ イク ムカエ タノム ‘Datanglah besok,temui aku.’

12) カネ オクレ

‘Kirimkan uang.’

13) ニュウガク オメデトウ

‘Selamat atas keberhasilanmu masuk ke sekolah yang kau pilih.’

4. Untuk menggantikan kanji

Kata-kata yang ditulis dalam huruf kanji yang tidak termasuk lagi dalam toyo-kanji, sering ditulis dengan huruf katakana (Kawarazaki, 1979). Khusus untuk analisis fungsi penulisan katakana sebagai pengganti kanji ini, saya menggunakan daftar toyo-kanji yang saya ambil dari http://en.wikipedia.org/wiki/Kyoiku_kanji. Penggunaan seperti ini sangat banyak dijumpai dalam penulisan di majalah-majalah atau koran, baik itu berfungsi untuk menggantikan penulisan kanji yang susah, maupun kanji yang jarang dipakai (Mitamura, 1988).

Contoh: 14) カエルはどんなエサをたべますか。 ‘Makanan apa yang di makan katak?’

(6)

5. Untuk menyatakan penekanan.

Penulisan katakana dengan maksud penekanan ini hampir mirip layaknya penulisan dengan menggunakan Huruf Italic atau Bold dalam Huruf Romaji (Stewart, 1993). Sering dipakai juga untuk mengekspresikan kalimat yang mengandung idiom (Mitamura, 1988) seperti berikut:

Contoh : 17) ツケがまわってきた。

‘Aku harus membayar dosa-dosaku.’ [tsuke, ‘tagihan’] 18) そんなことはカンタンですよ。

‘Hal seperti itu kan mudah.’

19) あの人はカンジがいい。

‘Orang itu memberi kesan yang baik.’

6. Untuk pelafalan dalam kamus Bahasa Jepang.

Kunyomi (pelafalan Jepang), biasanya ditulis dengan Huruf Hiragana, sementara onyomi (pelafalan China) ditulis dengan Huruf Katakana.

7. Untuk menuliskan slogan dan merk

Merupakan fungsi yang sedang trend, yaitu kebiasaan perusahaan-perusahaan mempropagandakan slogan atau merk mereka dalam Huruf Katakana, contohnya, トヨ タ (perusahaan mobil), セイコー (perusahaan jam), キッコーマン (perusahaan kecap). 8. Untuk menulisakan kosakata dalam furniture dan perkakas

(7)

Kosakata dalam furniture dan perkakas kebanyakan ditulis dengan katakana. Misalnya, ナベ (panci), カマ (rice cooker), オノ (kapak).

9. Untuk menuliskan bahasa percakapan sehari-hari dan bahasa slang.

Ekspresi percakapan sehari-hari biasanya dituliskan dengan katakana, misalnya, ノ ッポ (orang yang berbadan tinggi), チビ (orang yang berbadan pendek), デブ (orang yang berbadan gemuk) (Mitamura, 1988).

10. Untuk menuliskan ekspresi sindiran atau kata-kata kasar dan vulgar.

Penggunaan katakana dapat digunakan untuk mengekspresikan sindiran, kata-kata yang vulgar, keras (kasar) atau kata yang berkesan kuat. (Schonfeld dalam www.coolest.com, 12 Januari 2006).

11. Untuk menuliskan kata-kata seruan dengan huruf terakhir katakana.

Sering ditemui penulisan kata-kata seruan yang huruf-huruf terakhirnya ditulis dengan katakana, walaupun huruf sebelumnya ditulis dengan hiragana. Contohnya, あつ いナア…(panas sekali), …だよネ (iya kan) (Mitamura, 1988)

12. Untuk menuliskan nomina nama diri (koyuumeishi)

Ishida dalam Sudjianto & Dahidi (2004) mengemukakan bahwa katakana sering juga dipakai untuk menuliskan kata benda yang menunjukkan nama diri. Contohnya, オレ、ボク.

13. Untuk memberikan pengertian `khusus atau arti yang lain.

(8)

Jika kita berbicara mengenai konteks situasi, kita tidak bisa berpaling dari teks dan konteks. Teks adalah kata-kata yang digunakan untuk berkomunikasi dalam situasi tertentu. Definisi ini tidak membedakan antara lisan dan tulisan. Percakapan yang terjadi diantara dua orang yang sedang menunggu bis adalah sebuah teks, seperti halnya dengan kata-kata yang tercetak pada sebuah iklan di majalah juga merupakan bentuk dari teks. Sedangkan konteks adalah lingkungan dimana teks (ataupun sebagian dari text) berperan dalam suatu komunikasi.

Seperti yang terlihat dalam definisi teks dan konteks diatas, dalam kedua definisi tersebut terkandunglah kata situasi dan kata lingkungan, keduanya mempunyai makna yang hampir mirip. Hal ini menunjukkan bahwa jika kita berbicara mengenai teks dan konteks, kita tidak dapat jauh-jauh dari lingkungan dan situasi yang ada pada teks dan konteks tersebut. (Schourup & Cauldwell, 1991)

2.4 Konsep Keterhubungan Katakana Dengan Konteks

Dalam pengantar CONTENTdm Katakana Exercise Collection oleh Reiko Yamada, disebutkanlah antara lain cara-cara yang sangat mendukung pemahaman akan penulisan dan pengertian katakana, diantaranya adalah “katakana should be introduced

in a meaningful context” (http://www.brown.edu, 5 Mei 2006) yang artinya adalah

katakana seharusnya diperkenalkan dalam konteks yang bermakna. Hal ini membawa pengertian bahwa, memang katakana dapat saja diperkenalkan lewat kata per kata secara langsung, akan tetapi pemelajar akan lebih cepat untuk menangkap makna katakana itu sendiri jika katakana diperkenalkan dalam suatu konteks yang mendukung. Salah satunya dalam soal-soal latihan katakana yang sengaja dibuat menjadi grup-grup sesuai

(9)

dengan tema yang ada, seperti kota dan negara, makanan dan hidangan penutup dan lain-lain (http://www.brown.edu, 5 Mei 2006).

Contoh: ランチはハンバーガーにしましょう

Artinya:Untuk makan siang, kita makan hamburger yuk.

Seperti juga dengan konsep berikut ini: “Katakana is also used to represent

native Japense items that are intended to stand out in the context in which they occur.“ (http://www.joyo96.org, 7 Mei 2006). Hal ini mempunyai arti bahwa katakana

juga dipakai untuk mewakili kata-kata asli Bahasa Jepang yang bermaksud untuk ditekankan dalam konteks dimana kata-kata itu ada. Walau secara garis besar kita melihat dalam konsep ini akan kegunaan katakana sebagai penekanan, akan tetapi dengan melihat konsep ini kita jadi mengerti, bahwa penulisan katakana tidak akan terpisah begitu saja dengan konteks dimana katakana itu berada.

Referensi

Dokumen terkait

Semoga buku ini memberi manfaat yang besar bagi para mahasiswa, sejarawan dan pemerhati yang sedang mendalami sejarah bangsa Cina, terutama periode Klasik.. Konsep

3 2014 – ISSN 2331-1841 Page 7 After conducting the treatment to students, the researcher gave post-test in order to know their progress as well as to find whether or not

This is shown by result of test that 80% students strongly agreed about wordlist effectiveness in their speaking ability.. The use of wordlist also opened their

Berdasarkan Surat Penetapan Pemenang Pemilihan Langsung Nomor : 027/ 14 / PP.Gdg.Sukorejo/ 405.21/ 2012, tanggal 11 Juli 2012, maka diumumkan kepada para Peserta

Aplikasi penelitian ini dimasa yang akan datang disarankan agar Hotel Grand Duta Syariah Palembang dapat membedakan fungsi penjualan dan fungsi kas agar tidak

Akad Wakalah : Akad wakalah tertanggal 1 Mei 2007, yang dibuat dibawah tangan, bermaterai cukup, berikut segala perubahan dan penambahannya dimana Perseroan bertindak sebagai

[r]

Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah secara parsial persepsi gender, pengalaman mengajar, tingkat pendidikan dan prestasi belajar memiliki pengaruh