• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Teori Umum

2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Pembelian Bahan Baku

Sistem Informasi Pembelian Bahan Baku merupakan teknologi informasi berbentuk software yang memberikan kemudahan bagi user dalam menjalankan prosedur pengadaan barang ataupun jasa yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan, melalui proses verifikasi, adding, editing, saving, dan printing, lalu menggunakannya untuk keperluan – keperluan bagian yang terkait seperti produksi, pembelian, penerimaan, dan akuntansi.

2.1.2 Pengertian Sistem Informasi

Menurut Turban, Rainer dan Potter (2003, p.15), “Information

system is a collects, process, stores, analyzes, disseminates information for a specific purpose. Like any other system, an information system includes inputs (data, instructions) and outputs (reports, calculations)”. Sistem

informasi adalah kumpulan, proses, penyimpanan, analisa, menggabungkan informasi untuk tujuan spesifik. Seperti sistem pada umumnya sistem informasi juga mempunyai input (data, instruksi) dan output (laporan, hasil perhitungan).

(2)

Menurut Shneiderman (1998, p.15), sistem informasi yang baik hendaklah user friendly atau yang mudah dimengerti oleh pemakainya. Ada lima kriteria yang harus dapat dipenuhi oleh sistem interaksi manusia-komputer, yaitu

1. Time to learn (waktu belajar)

Merupakan berapa lama waktu yang diperlukan oleh user untuk mempelajari perintah-perintah yang ada dalam sistem untuk melakukan suatu tugas.

2. Speed of performance (kecepatan kinerja)

Merupakan berapa lama waktu yang diperlukan oleh sistem untuk merespon perintah yang diberikan oleh user.

3. Rate of error by user (tingkat kesalahan pemakai)

Jumlah dan jenis kesalahan yang dilakukan atau terjadi pada saat user melaksanakan tugas-tugasnya.

4. Retention over time (retensi daya ingat)

Merupakan kemampuan user mengingat pengetahuan mereka setelah jangka waktu tertentu. Berhubungan dengan waktu belajar dan frekuensi penggunaan suatu apikasi.

5. Subjective satisfaction (kepuasan subjektif)

Merupakan Kepuasan User dalam menggunakan berbagai aspek yang ada di dalam sistem dan seberapa jauh user menyukai sistem tersebut. Jawaban dari pertanyaan ini dapat diperoleh melalui wawancara atau

(3)

dengan angket yang meliputi skala kepuasan dan ruang untuk memeberikan komentar secara bebas.

Berdasarkan pendapat O’Brien (2005, p.29), sistem adalah sekelompok komponen yang saling berhubungan, bekerja sama, untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima input, serta menghasilkan

output dalam proses transformasi yang teratur.

Menurut Laudon dan Laudon (2002, p.8), informasi adalah data yang telah diolah dalam suatu bentuk yang berarti dan berguna bagi manusia. Sedangkan data itu sendiri terdiri dari fakta-fakta dan angka-angka yang relatif tidak berarti bagi pemakai.

Menurut (http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_informasi), sistem informasi adalah sekumpulan hardware, software, brainware, prosedur dan atau aturan yang diorganisasikan secara integral untuk mengolah data menjadi informasi yang bermanfaat guna memecahkan masalah dan pengambilan keputusan, dan sistem informasi adalah satu kesatuan data olahan yang terintegrasi dan saling melengkapi yang menghasilkan output yang baik dalam bentuk gambar, suara maupun tulisan.

2.1.3 Pengertian Pembelian

Menurut(http://indonesia.smetoolkit.org/indonesia/id/content/id/435 /Pengelolaan-Bahan-Anda), pembelian adalah proses penemuan sumber dan pemesanan bahan, jasa, dan perlengkapan. Kegiatan tersebut terkadang disebut Pengadaan barang. Tujuan utamanya adalah memperoleh bahan

(4)

dengan biaya serendah mungkin yang konsisten dengan kualitas dan jasa yang dipersyaratkan.

Menurut (http://www2.winthrop.edu/procurement/), purchasing is

the process of procuring the proper requirement, at the time needed, for the lowest possible costs from a reliable source. Pembelian adalah proses

pengadaan sejumlah kebutuhan yang diperlukan pada waktu yang tepat dengan harga serendah mungkin dari sumber yang dapat diandalkan.

Menurut (en.wiktionary.org/wiki/purchase), purchasing is the act of

seeking, getting, or obtaining something. Pembelian adalah sebuah

tindakan untuk mencari, mendapatkan, atau memiliki sesuatu.

Menurut (en.wikipedia.org/wiki/Purchasing), purchasing refers to a

business or organization attempting to acquire goods or services to accomplish the goals of the enterprise. Pembelian menunjuk kepada bisnis

atau organisasi yg melakukan sesuatu untuk mendapatkan barang ataupun jasa dalam memenuhi tujuan perusahaan.

2.1.4 Pengertian Bahan baku

Menurut(http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=2009030 1021941AabFxde), bahan baku adalah material atau bahan dasar yg diperlukan utk menghasilkan suatu produk tertentu setelah melewati suatu proses tertentu.

Menurut(http://www.palmoilmill-community.com/raw-material/40-kelapa-sawit/44-kelapa-sawit), bahan baku adalah bahan dasar atau bahan

(5)

mentah yang digunakan dalam proses produksi sehingga menjadi bahan jadi.

Menurut(http://organisasi.org/faktor_pendukung_dan_penghambat_ industri_bisnis_perkembangan_dan_pembangunan_industry_ilmu_sosial_e konomi_pembangunan), bahan baku adalah salah satu unsur penting yang sangat mempengaruhi kegiatan produksi suatu industri.

2.1.5 Kesimpulan Sistem Informasi Pembelian Bahan Baku

Menurut teori-teori Sistem Informasi Pembelian Bahan Baku diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa Sistem Informasi Pembelian Bahan Baku merupakan teknologi informasi berbentuk software yang memberikan kemudahan bagi user dalam menjalankan prosedur pengadaan barang atupun jasa yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan, melalui proses verifikasi, adding, editing, saving, dan printing agar dapat meningkatkan kinerja perusahaan.

Berdasarkan analisis teori diatas, yang menjadi indikator adalah : 1)

Input, karena user memasukkan nomor induk karyawan, username, dan password untuk masuk ke dalam Sistem Informasi Pembelian Bahan Baku

dan selanjutnya memasukan data – data seperti kode bahan baku, nama bahan baku, satuan, dan harga satuan. 2) Proses, karena user memverifikasi dokumen – dokumen seperti formulir permintaan pembelian, copy surat jalan, dan faktur. 3) Output, karena user membuat dan mencetak laporan

order pembelian bahan baku, laporan penerimaan bahan baku, laporan retur

(6)

diserahkan kepada manajer. 4) Informasi, karena user mengolah data pemasok (kode pemasok, alamat, dan nomor telepon), dan data bahan baku (kode bahan baku, nama bahan baku, satuan, dan harga satuan) sehingga menghasilkan faktur, memo debit, slip bayar, laporan penerimaan bahan baku, laporan outstanding order, laporan retur pembelian, atau data master secara lengkap dan akurat sehingga proses pembelian bahan baku dapat berjalan dengan semestinya. 5) Terintegrasi, karena user dapat terhubung melalui LAN (Local Area Network) antar sesama user dengan menggunakan Sistem Informasi Pembelian Bahan Baku. Untuk memudahkan user saat melakukan pengiriman informasi berupa formulir permintaan pembelian, laporan outstanding order, dan slip bayar. Sehingga

user dari setiap bagian saling melengkapi proses pembelian bahan baku

yang dibutuhkan dari mulai formulir permintaan pembelian, surat order pembelian, penerimaan barang, sampai dengan pembuatan laporan untuk manajer. 6) Pengadaan, user menggunakan Sistem Informasi Pembelian Bahan Baku untuk melakukan setiap pembelian bahan baku yang dibutuhkan dalam proses produksi sesuai dengan tahapan dan prosedur yang telah ditentukan oleh PT. Tonikitex Mfg. Corp. seperti pembuatan formulir permintaan pembelian, surat order pembelian, bukti surat order pembelian, copy surat jalan, dan sebagainya.

2.1.6 Sintesis Variabel Sistem Informasi Pembelian Bahan Baku

Berdasarkan analisis teori – teori tersebut diatas, yang dimaksud dengan Sistem Informasi Pembelian Bahan Baku adalah teknologi

(7)

informasi berbentuk software yang memberikan kemudahan bagi user dalam menjalankan prosedur pengadaan barang ataupun jasa yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan, melalui proses verifikasi, adding, editing, saving, dan printing, lalu menggunakannya untuk keperluan – keperluan bagian yang terkait seperti produksi, pembelian, penerimaan, dan akuntansi. Penggunaan Sistem Informasi Pembelian Bahan Baku sangat dibutuhkan untuk meningkatkan pengembangan suatu sistem yang sedang berjalan pada PT. Tonikitex Mfg. Corp. divisi ekspor – impor agar dapat meningkatkan kinerja perusahaan dengan indikator : (1) Input (2) Proses (3) Output (4) Informasi (5) Terintegrasi (6) Pengadaan.

2.1.7 Konstruk Variabel Sistem Informasi Pembelian Bahan Baku

Berdasarkan sintesis dari teori – teori tersebut diatas, yang dimaksud dengan Sistem Informasi Pembelian Bahan Baku dalam penelitian ini adalah suatu ukuran dari berbagai macam kegiatan yang dilakukan oleh PT. Tonikitex Mfg. Corp. khususnya bagian ekspor – impor yang membantu dalam melakukan pembelian bahan baku yang dibutuhkan sehingga memudahkan user dalam melakukan pekerjaannya meliputi informasi bahan baku, dan pemasok dalam membuat surat order pembelian, retur pembelian, memo debit, slip bayar, sampai pembuatan laporan rutin seperti laporan order pembelian bahan baku, laporan penerimaan bahan baku, dan laporan outstanding order sehingga user dapat mencapai tujuan

(8)

dan target yang diinginkan perusahaan dengan indikator yaitu : (1) Input (2) Proses (3) Output (4) Informasi (5) Terintegrasi (6) Pengadaan.

2.1.8 Definisi Kinerja User

Menurut (http://saulcarliner.home.att.net/idbusiness/value3.htm),

User performance is users’ ability to perform these tasks. The way we assess user performance varies, depending on the purpose of the communication product. The following suggests general ways to assess user performance for different types of communication products: training, marketing, sharing scientific information, and using a product, service, or policy. Kinerja User adalah kemampuan yang dimiliki user untuk

menyelesaikan semua tugasnya. Tujuan dari Kinerja User adalah untuk mengukur sejauh mana user dapat menyelesaikan tugas-tugas utamanya.

Menurut (http://www.cmpevents.com), user performance is about

enabling users to reach their goals faster and more dependably. Systems designed for user performance help people work more efficiently and make fewer mistakes. Kinerja user adalah tentang bagaimana user mampu

mencapai tujuan mereka secara cepat dan lebih dapat diandalkan. Sistem yang didesain untuk Kinerja User membantu orang bekerja secara lebih efisien dan mengurangi kesalahan.

Menurut Hersey et al. (Wibowo, 2007, p.75), merumuskan adanya tujuh faktor kinerja yang mempengaruhi kinerja dan dirumuskan dengan akronim ACHIEVE.

(9)

2. C-Clarity - Kejelasan (pemahaman atau peranan daya persepsi) 3. H=Help - Bantuan (dukungan organisasi)

4. I=Incentive - Dorongan (motivasi atau kesediaan)

5. E=Evaluation - Penilaian (pelatihan dan umpan balik prestasi) 6. V=Validity - Kebenaran (sah dan praktek personalia yang sah) 7. E=Environment - Lingkungan (cocok dengan lingkungan)

Menurut Hans-Jörg Bullinger, Jurgen Ziegler (1999, p.73), A user’s

performance level may contain information about user’s preferences, a user’s level of proficiency, frequency of dialog errors, time spent, a user’s problem-solving approaches etc. Kinerja User mengandung informasi

tentang kecenderungan user dalam bekerja, tingkat keahlian user, frekuensi dari dialog error (error yang terjadi pada sistem), waktu yang digunakan untuk menyelesaikan error, pendekatan yang dilakukan user untuk memecahkan masalah, dsb.

Menurut Anak Agung (2008, ii), Kinerja User merupakan kompetensi user yang mana kompetensi merupakan seperangkat komponen profesionalisme pengetahuan, ketrampilan, perilaku, yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh user dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya.

2.1.9 Kesimpulan Kinerja User

Menururt teori-teori Kinerja User diatas maka dapat disimpulkan bahwa Kinerja User merupakan kemampuan yang dimiliki user/pengguna untuk menyelesaikan semua tugas profesionalnya secara cepat dan efisien

(10)

serta dapat diandalkan yang disebabkan karena tingginya kemampuan user dalam memahami bidang pekerjaan yang ditekuni dengan dukungan dari PT. Tonikitex Mfg. Corp. lewat training yang diberikan serta lingkungan kerja yang kondusif sehingga memberikan motivasi kerja pada user untuk dapat bekerja dengan baik pada PT. Tonikitex Mfg. Corp.

Berdasarkan analisis teori diatas, yang menjadi indikator variabel Kinerja User adalah : 1) Menyelesaikan, karena user harus menyelesaikan proses pembuatan laporan, pembuatan surat jalan, dan pembuatan surat

order pembelian untuk melengkapi pembelian bahan baku sehingga materi

yang dibutuhkan tiba tepat waktu dan kegiatan perusahaan berjalan semestinya tanpa ada hambatan yang berarti. 2) Cepat, karena user dituntut untuk dapat menyelesaikan proses pemasukan data, pembuatan laporan,

verivikasi data dalam waktu cepat agar dapat selesai sesuai tenggat waktu

yang ada. 3) Efisien, karena user harus dapat memproporsionalkan semua fitur – fitur yang terdapat dalam Sistem Informasi Pembelian Bahan Baku sehingga dalam pemasukan data pembelian, pencetakan laporan (laporan permintaan pembelian, laporan outstanding order, laporan penerimaan bahan baku), dan verivikasi data (faktur, retur, slip bayar) tercipta efisiensi waktu kerja. 4) Pengetahuan, karena user harus memiliki wawasan luas terhadap perkembangan teknologi informasi agar dapat mengikuti perkembangan Sistem Informasi Pembelian Bahan Baku. 5) Ketrampilan, karena user yang terampil menggunakan Sistem Informasi Pembelian Bahan Baku tentu akan dapat bekerja dengan lebih efisien karena tidak

(11)

memerlukan waktu yang lama untuk dapat menyelesaikan sebuah pekerjaan. 6) Perilaku, karena sikap user dalam memberlakukan hardware beserta software Sistem Informasi Pembelian Bahan Baku seperti menjaga kebersihan hardware, menjaga keamanan sistem dari virus, menjaga kapasitas memori komputer dengan menghapus data yang tidak penting (data pribadi), serta mematikan komputer saat tidak digunakan, akan menghasilkan sebuah kinerja yang baik serta meningkatkan prodiktivitas. 2.1.10 SintesisVariabel Kinerja User

Berdasarkan analisis teori-teori tersebut diatas, yang dimaksud dengan Kinerja User adalah kemampuan kerja yang dimiliki oleh user dalam menggunakan sistem informasi yang tersedia pada perusahaan tersebut, agar tujuan perusahaan bisa tercapai secara maksimal. Dengan indikator yaitu (1) Menyelesaikan (2) Cepat (3) Efisien (4) Pengetahuan (5) Keterampilan (6) Perilaku.

2.1.11 Konstruk Variabel Kinerja User

Berdasarkan sintesis dari teori-teori tersebut diatas, yang dimaksud dengan Kinerja User adalah kemampuan kerja yang dimiliki oleh user dalam menggunakan sistem informasi pada PT. Tonikitex Mfg. Corp. bertujuan untuk memenuhi kebutuhan serta hasil yang diinginkan. Dengan indikator yaitu yaitu (1) Menyelesaikan (2) Cepat (3) Efisien (4) Pengetahuan (5) Keterampilan (6) Perilaku.

(12)

2.1.12 Tabel Kisi-kisi Variabel

Tabel 2.1 Kisi – Kisi Variabel

Variabel Dimensi Indikator

(1) Sistem Informasi Pembelian Bahan Baku (1). Input (2). Proses (3). Output (4). Informasi (5). Terintegrasi (6). Pengadaan  

Variabel Dimensi Indikator

(2) Kinerja User (1). Menyelesaikan (2). Cepat (3). Efisien (4). Pengetahuan (5). Keterampilan (6). Perilaku   2.1.13 Kerangka Berpikir Berdasarkan sintesis dari teori – teori tersebut diatas, yang dimaksud dengan Sistem Informasi Pembelian Bahan Baku dalam penelitian ini adalah suatu ukuran dari berbagai macam kegiatan yang

(13)

dilakukan oleh PT. Tonikitex Mfg. Corp. khususnya bagian ekspor – impor yang membantu dalam melakukan pembelian bahan baku yang dibutuhkan sehingga memudahkan user dalam melakukan pekerjaannya meliputi informasi bahan baku, dan pemasok dalam membuat surat order pembelian, retur pembelian, memo debit, slip bayar, sampai pembuatan laporan rutin seperti laporan order pembelian bahan baku, laporan penerimaan bahan baku, dan laporan outstanding order sehingga user dapat mencapai tujuan dan target yang diinginkan perusahaan dengan indikator yaitu : (1) Input (2) Proses (3) Output (4) Informasi (5) Terintegrasi (6) Pengadaan.

Berdasarkan sintesis dari teori-teori tersebut diatas, yang dimaksud dengan Kinerja User adalah kemampuan kerja yang dimiliki oleh user dalam menggunakan sistem informasi pada PT. Tonikitex Mfg. Corp. bertujuan untuk memenuhi kebutuhan serta hasil yang diinginkan. Dengan indikator yaitu yaitu (1) Menyelesaikan (2) Cepat (3) Efisien (4) Pengetahuan (5) Keterampilan (6) Perilaku.

Semakin baik Sistem Informasi Pembelian Bahan Baku digunakan akan semakin meningkatkan Kinerja User, maka diduga terdapat hubungan antara Sistem informasi Pembelian Bahan Baku dengan Kinerja User. 2.1.14 Hipotesis Penelitian

Sesuai dengan kerangka berpikir, maka dapat dirumuskan sebagai berikut “Terdapat hubungan antara Sistem Informasi Pembelian Bahan Baku dengan Kinerja user pada PT. Tonikitex Mfg. Corp. ”. Perumusan statistiknya yaitu :

(14)

H0 : ρ1 = 0 Ha : ρ1 > 0

Sumber : Sudjana, Metode Statistika, (Tarsito,: Bandung 2005) p.379. Keterangan :

ρ : Nilai Korelasi dalam Formulasi yang Dihipotesiskan H0 : Hipotesis Nol

Ha : Hipotesis Alternatif

2.2 Teori Khusus

2.2.1 Metodologi Penelitian

Menurut Sugiyono (2004, p1), metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri yaitu rasional, empiris, dan sistematis.

Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara - cara yang masuk akal, sehingga terjangkau dengan penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Data yang diperoleh melalui penelitian adalah data empris (teramati) yang mempunyai kriteria tertentu yaitu valid. Valid menunjukan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti. Sistematis berarti proses

(15)

yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.

Menurut Sugiyono (2004, p14), data penelitian dibagi menjadi 2 bagian yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat, dan gambar. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka, atau data kualitatif yang diangkakan. Data kuantitatif terdiri dari dua data, yaitu data diskrit/nominal dan data kontinum. Data nominal adalah data yang hanya dapat digolongkan secara terpisah.Data kontinum terdiri dari data ordinal,interval, dan ratio.

2.2.2 Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2004, p31) variabel penelitian adalah suatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tenteng hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang atau objek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang lain.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis mengemukakan variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Variable independent : variabel ini disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab timbulnya variabel dependen (terikat). Dalam skripsi ini variabel

independent / bebasnya adalah Sistem Informasi Pembelian Bahan

(16)

b. Variabel dependent : sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel dependent / terikat dalam skripsi ini adalah Kinerja User.

Menurut Prof. Dr. Suharsimi Arikunto (1998, p.99) variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Variabel yang mempengaruhi disebut variabel penyebab, variabel bebas atau independent variable (X), sedangkan variabel akibat disebut variabel tak bebas, variabel tergantung, variabel terikat atau dependent variable (Y). 2.2.3 Populasi

Menurut Sugiyono (2004, p.72) Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Menurut Arikunto (2006, p.130) Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila sesorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Studi atau penelitiannya juga disebut studi populasi atau studi sensus.

2.2.4 Sampel

Menurut Arikunto (2006, p.132), sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel. Yang dimaksud dengan

(17)

menggeneralisasikan adalah mengangkat kesimpulan penelitian sebagai suatu yang berlaku bagi populasi.

Menurut Sugiyono (2004, p.74), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

2.2.5 Teknik Sampling

Menurut Uma Sekaran (2000, h.53) sampling acak adalah sampling dimana setiap elemen populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai subjek.

Berdasarkan pendapat Supranto (2000, h.55), sampling acak

(random sampling) ialah sampling dimana elemen-elemen sampelnya

ditentukan atau dipilih berdasarkan nilai probabilitas dan pemilihannya secara acak.

Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel (Sugiyono, 2004, h.73).

Menurut Sugiyono (2004, h.74), teknik sampling dikelompokan menjadi 2 yaitu :

1. Probability Sampling : teknik sampling yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.

Teknik ini meliputi :

(18)

Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut.

b. Proportionate Startified Random Sampling.

Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota atau unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional.

c. Disproportionate Stratified Random Sampling.

Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata tetapi kurang proporsional.

d. Cluster Sampling (area sampling).

Teknik sampling daerah digunakan untuk menetukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misal penduduk dari suatu negara, propinsi, kabupaten.

2. Nonprobability Sampling : teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.

Teknik ini meliputi : a. Sampling Sistematis

Teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut.

(19)

Teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.

c. Sampling Aksidental

Teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.

d. Sampling Purpopsive

Teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.

e. Sampling Jenuh

Teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.

f. Snowball Sampling

Teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar. Rumus untuk menghitung ukuran sampel dari populasi yang diketahui jumlahnya adalah sebagai berikut:

λ².N.P.Q s = d² (N-1) + λ².P.Q

Sumber : Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (CV. Alfabeta : Jakarta 2004), hal 81

(20)

λ² dengan dk = 1, taraf kesalahan 1%, 5%, 10% P = Q = 0,5

(21)

Tabel 2.2

Tabel penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu dengan taraf kesalahan 1%, 5%, dan 10%

N S N S N S 1% 5% 10% 1% 5% 10% 1% 5% 10% 10 10 10 10 280 197 155 138 2800 537 310 247 15 15 14 14 290 202 158 140 3000 543 312 248 20 19 19 19 300 207 161 143 3500 558 317 251 25 24 23 23 320 216 167 147 4000 569 320 254 30 29 28 27 340 225 172 151 4500 578 323 255 35 33 32 31 360 234 177 155 5000 586 326 257 40 38 36 35 380 242 182 158 6000 598 329 259 45 42 40 39 400 250 186 162 7000 606 332 261 50 47 44 42 420 257 191 165 8000 613 334 263 55 51 48 46 440 265 195 168 9000 618 335 263 60 55 51 49 460 272 198 171 10000 622 336 263 65 59 55 53 480 279 202 173 15000 635 340 266 70 63 58 56 500 285 205 176 20000 642 342 267 75 67 62 59 550 301 213 182 30000 649 344 268 80 71 65 62 600 315 221 187 40000 653 345 269 85 75 68 65 650 329 227 191 50000 655 346 269 90 79 72 68 700 341 233 195 75000 658 346 270 95 83 75 71 750 352 238 199 100000 659 347 270

(22)

2.2.6 Skala Pengukuran

Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif.

1. Skala Likert

Menurut Sugiyono (2004, p.86) Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Dengan Skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item

instrument yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Jawaban

setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai negatif yang dapat berupa kata – kata antara lain :

(23)

1.Sangat Setuju (SS) 2.Setuju (S)

3.Ragu – Ragu (RR) 4.Tidak Setuju (TS)

5.Sangat Tidak Setuju (STS)

Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi skor, misalnya :

1 Setuju/Selalu/Sangat positif diberi skor 5 2 Setuju/sering/positif diberi skor 4 3 Ragu – ragu/kadang - kadang / netral diberi skor 3 4 Tidak setuju/Hampir tidak pernah / negatif diberi skor 2 5 Sangat Tidak Setuju/Tidak Pernah/Sangat Negatif diberi skor 1

2. Skala Guttman

Skala pengukuran dengan tipe ini, akan didapat jawaban yang tegas yaitu “ya – tidak”; “benar – salah”; “pernah – tidak pernah”; “positif – negatif” dan lain-lain. Data yang diperoleh dapat berupa data interval atau dikhotomi (dua alternatif). Penelitian menggunakan skala Guttman bila ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan. Skala Guttman selain dapat dibuat dalam bentuk pilohan ganda, juga dapat dibuat dalam bentuk checklist. Jawaban dapat dibuat skor tertinggi satu dan terendah nol.

(24)

3. Semantic Deferential

Skala pengukuran yang berbentuk semantic deferential dikembangkan oleh Osgood. Skala ini juga digunakan untuk mengukur sikap, hanya bentuknya tidak pilihan ganda maupun checklist, tetapi tersusun dalam satu garis kontinum yang jawabannya sangat positif terletak di bagian kanan garis, dan jawaban sangat negatif terletak di bagian kiri garis, atau sebaliknya.

4. Rating Scale

Dari ketiga skala pengukuran seperti yang telah dikemukakan, data yang diperoleh semuanya adalah data kualitatif yang kemudian dikuantitatifkan. Tetapi dengan rating scale data mentah yang diperoleh berupa angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif. Dalam skala model rating scale, responden tidak akan menjawab salah satu dari jawaban kualitatif yang disediakan tetapi menjawab salah satu jawaban kuantitatif yang telah disediakan Oleh karena itu rating scale ini lebih fleksibel, tidak terbatas untuk pengukuran sikap saja tetapi untuk mengukur persepsi responden terhadap fenomena lainnya.

Yang penting bagi penyusun instrumen dengan rating scale adalah harus dapat mengartikan setiap angka yang diberikan pada alternatif jawaban pada setiap instrumen.

(25)

Menurut Sugiyono (2004, p.86) Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian.

Dengan Skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Dalam penelitian ini, kami menggunakan skala likert dengan penilaian sebagai berikut :

Untuk pertanyaan positif :

a. Sangat setuju diberi skor 5 b. Setuju diberi skor 4 c. Ragu-ragu diberi skor 3 d. Tidak setuju diberi skor 2 e. Sangat tidak setuju diberi skor 1

Untuk pertanyaan negatif :

a. Sangat setuju diberi skor 1 b. Setuju diberi skor 2 c. Ragu-ragu diberi skor 3 d. Tidak setuju diberi skor 4 e. Sangat tidak setuju diberi skor 5

(26)

2.2.7 Teknik Pengumpulan Data

Dalam buku Sugiyono (2004, p.129) dikatakan bahwa pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Teknik pengumpulan data bila dilihat dari segi teknik atau cara pengumpulannya dapat dilakukan dengan cara kuesioner (angket),

observasi (pengamatan), dan gabungan keduanya.

Kuesioner (angket) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pernyatan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan atau apa yang bisa diharapkan dari responden. Beberapa prinsip penting dalam penulisan angket sebagai teknik pengumpulan data yaitu :

1. Prinsip Penulisan Angket

Prinsip ini menyangkut beberapa faktor yaitu : isi dan tujuan pertanyaan, bahasa ynag digunakan mudah, pertanyaan tertutup terbuka negative positif, pertanyaan tidak mendua, tidak menanyakan hal-hal yang sudah lupa, pertanyaan tidak

mengarahkan, panjang pertanyaan, dan urutan pertanyaan. 2. Prinsip Pengukuran

Angket yang diberikan kepada responden adalah merupakan instrumen penelitian, yang digunkan untuk mengukur variabel yang akan

(27)

diteliti. Instrumen angket tersebut harus dapat digunakan untuk mendapatkan data yang valid dan reliabel tentang variabel yang diukur. Supaya diperoleh data yang penelitian yang valid dan reliabel, maka perlu diuji validitas dan reliabilitasnya terlebih dahulu. Instrumen yang tidak valid dan reliabel bila digunakan untuk mengumpulkan data, akan menghasilkan data yang tidak valid dan reliabel pula. 3. Penampilan Fisik

Penampilan fisik angket sebagai alat pengumpulan data akan mempengaruhi respon atau keseluruhan responden dalam mengisi angket. Angket yang dibuat di kertas buram, akan mendapat respon yang kurang menarik bagi responden, bila dibandingkan angket yang tercetak di kertas bagus dan berwarna.

Menurut Uma Sekaran (2000, p.46), kuesioner merupakan sekumpulan pertanyaan tertulis yang telah dirumuskan, dimana responden menjawab dengan banyak alternatif.

Menurut Suharsimi Arikunto (1998, p.229) sebelum kuesioner disusun harus melalui beberapa prosedur, antara lain :

1. Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan kuesioner.

2. Mengidentifikasikan variabel yang akan dijadikan sasaran kuesioner. 3. Menjabarkan setiap variabel menjadi sub – variabel yang lebih spesifik

(28)

4. Menentukan setiap jenis data yang akan dikumpulkan, sekaligus untuk menentukan teknik analisisnya.

2.2.8 Statistik

Menurut J. Supranto (2000, p.11) dalam arti sempit, statistik berarti data ringkasan berbentuk angka (kuantitatif), sedangkan dalam arti luas statistik berarti suatu ilmu yang mempelajari cara pengumpulan, pengolahan, penyajian, dan analisis data serta cara pengambilan keputusan secara umum berdasarkan hasil penelitian yang tidak menyeluruh.

Menurut Sugiyono (2004, p.142), teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik. Terdapat dua macam statistik yang digunakan untuk analisis data dalam penelitian, yaitu :

1. Statistik deskriptif dan statistik inferensial

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum dan generalisasi. Statistik deskriptif dapat digunakan bila peneliti hanya ingin mendeskripsikan data sampel, dan tidak ingin membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi dimana sampel diambil.

Statistik inferensial adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. Statistik ini akan cocok digunakan bila sample diambil dari populasi

(29)

yang jelas, dan teknik pengambilan sampel itu dilakukan dengan secara

random.

2. Statistik parametris dan statistic non-parametris.

Statistik parametris digunakan untuk menguji parameter populasi melalui statistik, atau menguji ukuran populasi melalui data sample. Statistik parametris kebanyakan digunakan untuk menganalisis data

interval dan rasio. Penelitian ini menggunakan statistik parametris,

karena sampel diambil dari populasi. Statistik parametris digunakan untuk menguji parameter populasi melalui statistik, atau menguji ukuran populasi melalui data sampel. Dalam statistik, pengujian parameter melalui statistik (data sampel) tersebut dinamakan uji hipotesis statistik. Oleh karena itu penelitian yang berhipotesis statistik adalah penelitian yang menggunakan sampel. Statistik parametris kebanyakan digunakan untuk menganalisis data interval dan rasio.dan statistik parametris memerlukan terpenuhi banyak asumsi. Asumsi yang utama adalah data yang akan dianalisis harus berdistribusi normal. Selanjutnya dalam penggunaan salah satu test mengharuskan data

homogen, dalam regresi harus terpenuhi asumsi linieritas.

Stastistik non-parametris tidak menguji parameter populasi, tetapi menguji distribusi. Statistic non-parametris tidak menuntut terpenuhi banyak asumsi. Oleh karena itu. Statistic non-parametris sering disebut

(30)

“distribusi free” (bebas distribusi). Statistic non-parametris kebanyakan digunakan untuk menganalisis data nominal dan ordinal.

Menurut Sudjana (2002, p.2), statistik dipakai untuk menyatakan kumpulan data. Bilangan maupun non-bilangan yang disusun dalam tabel dan atau diagram, yang melukiskan atau menggambarkan suatu persoalan. Statistika merupakan pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara pengumpulan data, pengolahan atau penganalisisannya dan penarikan kesimpulan berdasarkan kumpulan data dan penganalisisan yang dilakukan. 2.2.9 Hipotesis

Menurut Sugiyono (2004, p.156), hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Secara statistis hipotesis diartikan sebagai pernyataan mengenai keadaan populasi (parameter) yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sample penelitian (statistik). Jadi maksudnya adalah taksiran keadaan populasi melalui data sampel. Oleh karena itu dalam statistik yang diuji adalah hipotetsis nol. Jadi hipotesis nol adalah pernyataan tidak adanya perbedaan antara parameter dengan statistik (data sample).

Lawan dari hipotesis nol adalah hipotesis alternatif, yang menyatakan ada perbedaan antara parameter dan statistik. Hipotesis nol diberi notasi Ho dan hipotesis alternatif diberi notasi Ha.

(31)

Konsep dasar pengujian hipotesis terdiri dari :

1. Taraf kesalahan Pada dasarnya menguji hipotesis itu adalah menaksir parameter populasi berdasarkan data sampel.

Terdapat dua cara menaksir yaitu, a point estimate dan interval

estimate. A point estimate (titik taksiran) adalah suatu taksiran

parameter populasi berdasrkan satu nilai dari rata-rata data sampel. Sedangkan interval estimate (taksiran interval) adalah suatu parameter populasi berdasarkan nilai interval rata-rata data sampel. Makin besar interval taksirannya maka akan semakin kecil kesalahannya.

2. Dua kesalahan dalam menguji hipotesis

Dalam menaksir parameter populasi berdasrkan data sample, kemungkinan akan terdapat dua kesalahan, yaitu :

a. Kesalahan tipe I adalah suatu kesalahan bila menolak hipotesis nol (Ho) yang benar (seharusnya diterima). Dalam hal ini tingkat kesalahan dinyatakan dengan α (baca alpha).

b. Kesalahan tipe II adalah kesalahan bila menerima hipotesis yangsalah (seharusnya ditolak). Tingkat kesalah untuk dinyatakan dengan β (baca betha).

Berdasarkan hal tersebut, maka hubungan antara keputusan menolak atau menerima hipotesis dapat dijelaskan sebagai berikut :

(32)

1. Keputusan menerima hipotesis nol yang benar, berarti tidak membuat kesalahan.

2. Keputusan menerima hipotesis no yang salah, berarti terjadi kesalahan tipe II (β).

3. Membuat keputusan menolak hipotetsis nol yang benar, berarti terjadi kesalahan tipe I (α).

4. Membuat menolak hipotesis nol yang salah, berarti tidak membuat kesalahan.

Menurut Sudjana (2002, p.219), hipotesis merupakan asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu yang sering dituntut untuk melakukan pengecekannya.

Setiap hipotesis bisa benar atau tidak benar oleh karena itu perlu diadakan penelitian sebelum hipotesis itu diterima atau ditolak. Langkah atau prosedur untuk menentukan apakan menerima atau menolak hipotesis disebut pengujian hipotesis.

2.2.10 Uji Validitas

Dalam buku Sugiyono (2004, p.109), validitas berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.

Menurut Uma sekaran (2000, p.44), validitas memastikan kemampuan dari instrumen untuk mengukur konsep yang dimaksud. Bila instrumen mampu mengukur konsep yang sedang diteliti maka dapat dikatakan bahwa data yang dihasilkan adalah valid atau sah.

(33)

Menurut Prof. Dr. Suharsimi Arikunto (1998, p 160) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau keabsahan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid mempunyai

validitas tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Ada dua macam validitas sesuai dengan cara

pengujiannya, yaitu validitas eksternal dan validitas internal. 1. Validitas eksternal

Instrumen yang dicapai apabila data yang dihasilkan dari instrumen tersebut sesuai dengan data atau informasi lain mengenai variabel penelitian yang dimaksud.

Validitas instrument diuji dengan menggunakan koefisien korelasi

antara skor butir soal dengan skor total (r hitung) Hasil pengujian

validitas kemudian akan dibandingkan dengan r tabel. Dari

pengambilan uji validitas ini adalah :

a. Jika r hasil positif, serta r hasil > r tabel, maka butir atau variabel tersebut valid.

b. Jika hasil r tidak positif, serta r hasil < r tabel, maka butir atau variabel tersebut tidak valid.

(34)

Untuk mengukur validitas butir, maka digunakan rumus korelasi yang dikemukakan oleh Pearson dan dikenal dengan rumus korelasi Product

Moment, yaitu :

Sumber : Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, 1998, p162 Keterangan :

r = Koefisien korelasi

n = Jumlah sampel

∑Xi = Jumlah variabel X yang ke-i ∑Yi = Jumlah variabel Y yang ke-i

Setiap nilai korelasi mengandung tiga makna, yaitu :

1. Ada tidaknya korelasi. Ditunjukkan oleh besarnya angka yang terdapat dibelakang koma.

2. Arah korelasi. menunjukkan kesejajaran antara nilai variabel X dengan nilai variabel Y. Arah dari korelasi ini ditunjukkan oleh tanda hitung yang ada di depan indeks. Jika tandanya plus (+), maka arah korelasinya positif, sedang kalau minus (-) maka arah korelasinya negatif.

( )( )

( )

{

n

Xi

2

Xi

2

}

{

n

Yi

2

( )

Yi

2

}

Yi

Xi

XiYi

n

r

Σ

Σ

Σ

Σ

Σ

Σ

Σ

=

 

(35)

3. Besarnya korelasi. Besarnya angka yang menunjukan kuat dan tidaknya, atau mantap tidaknya kesejajaran antara dua variabel yang diukur korelasinya.

Dikatakan setelah penggunaan rumus, setelah diperoleh nilai r, lalu dikonsultasikan ke Tabel r – Product – Moment (lihat Tabel 2.3)

Tabel 2.3

NILAI – NILAI r PRODUCT MOMENT

N TARAF SIGNIF N TARAF SIGNIF N TARAF SIGNIF

5% 1% 5% 1% 5% 1% 3 0,997 0,999 27 0,381 0,487 55 0,266 0,345 4 0,950 0,990 28 0,374 0,478 60 0,254 0,330 5 0,878 0,959 29 0,367 0,470 65 0,244 0,317 6 0,811 0,917 30 0,361 0,463 70 0,235 0,306 7 0,754 0,874 31 0,355 0,456 75 0,227 0,296 8 0,707 0,834 32 0,349 0,449 80 0,220 0,286 9 0,666 0,798 33 0,344 0,442 85 0,213 0,278 10 0,632 0,765 34 0,339 0,436 90 0,207 0,270 11 0,602 0,735 35 0,334 0,430 95 0,202 0,263 12 0,576 0,708 36 0,329 0,424 100 0,195 0,256 13 0,553 0,684 37 0,325 0,418 125 0,176 0,230 14 0,532 0,661 38 0,320 0,413 150 0,159 0,210 15 0,514 0,641 39 0,316 0,408 175 0,148 0,194 16 0,497 0,623 40 0,312 0,403 200 0,138 0,181 17 0,482 0,606 41 0,308 0,398 300 0,113 0,148 18 0,468 0,590 42 0,304 0,393 400 0,098 0,128 19 0,456 0,575 43 0,301 0,389 500 0,088 0,115 20 0,444 0,561 44 0,297 0,384 600 0,080 0,105 21 0,433 0,549 45 0,294 0,380 700 0,074 0,097 22 0,482 0,537 46 0,291 0,376 800 0,070 0,091 23 0,413 0,526 47 0,288 0,372 900 0,065 0,086 24 0,414 0,515 48 0,284 0,368 1000 0,062 0,081

(36)

2. Validitas Internal

Dicapai apabila terdapat kesesuaian antara bagian-bagian instrumen dengan instrumen secara keseluruhan. Dengan kata lain sebuah instrumen dikatakan memiliki validitas internal apabila setiap bagian instrumen mendukung ”missi” instrumen secara keseluruhan, yaitu mengungkap data dari variabel yang dimaksud.

2.2.11 Uji Reliabilitas

Menurut Sugiyono (2004, p.110), reliabilitas adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, maka akan menghasilkan data yang sama.

Menurut Uma Sekaran (2004, p.44), reliabilitas merupakan suatu instrumen yang digunakan untuk pengukuran suatu konsep ditunjukkan oleh seberapa jauh instrumen tersebut bebas dari kesalahan.

Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara eksternal maupun internal. Secara internal reliabilitas instrumen dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan teknik tertentu. Secara eksternal pengujian dapat dilakukan dengan :

a. Test-retest

Dilakukan dengan cara mencobakan instrumen beberapa kali pada responden. Jadi dalam hal ini instrumennya sama, respondennya sama, dan waktunya yang berbeda.

(37)

Instrumen yang ekuivalen adalah pertanyaan dengan bahasa berbeda, tetapi maksudnya sama. Pengujian reliabilitas dengan cara ini cukup dilakukan sekali, tetapi instrumennya dua, pada responden yang sama, waktu sama, instrumen berbeda.

c. Gabungan

Pengujian reliabilitas ini dilakukan dengan cara mencobakan dua instrumen yang ekuivalen itu beberapa kali, pada responden yang sama. Jadi cara ini merupakan gabungan pertama dan kedua.

d. Internal consistency

Dilakukan dengan cara mencobakan instrumen sekali saja, kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu. Suatu instrumen dapat dikatakan andal (reliable) bila memiliki koefesien keandalan reabilitas sebesar 0,6 atau lebih untuk menentukan kriteria indeks reabilitas adalah sebagai berikut :

Tabel 2.4 Tabel Indeks Reabilitas

Interval Kriteria <0,200 Sangat Rendah 0,200 – 0,399 Rendah 0,400 -0,599 Cukup 0,600 -0,799 Tinggi 0,800 -1,00 Sangat Tinggi

(38)

Mencari rumus dengan Alpha :

Sumber : Prof. Dr. Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian, 2002,p.193 Keterangan :

r11 = Reabilitas instrumen

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

σ b2 = Jumlah varians butir

σ t = Varians total

Sebelum mencari reliabilitas dengan rumus Alpha Cronbach, maka terlebih dahulu dicari varians nya dengan sebagai berikut :

Keterangan :

n = Jumlah peserta uji coba ( Sampel ) S² = Varians butir

xi = Skor Butir

2.2.12 Pengujian Persyaratan Analisis

Pengujian normalitas dan homogenitas merupakan persyaratan yang harus dipenuhi agar regresi linear dapat digunakan untuk menguji hipotesis.

⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ Σ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − = 22 11 1 1 t b k k r σ σ  

( )

( )

n 1 n Xi Xi n S 2 2 2 − − =

(39)

Pengujian normalitas dilakukan untuk menguji kenormalan distribusi galat taksiran (Ү-Ŷ).

Menurut Sudjana (2005,h466), pengujian normalitas yang digunakan dikenal dengan nama Uji Liliefors. Sedangkan pengujian homogenitas yang dilakukan menggunakan Uji Bartlett. Pengujian dilakukan untuk menguji kesamaan varians dari pasangan variabel Y-X.

2.2.13 Analisis Regresi Linier Sederhana

Dalam buku Sugiyono (2004,p204), regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan satu variabel dependen.

Persamaan umum regresi linier sederhana adalah :

Sumber : Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Alfabeta : Bandung 2004), hal 204

Selain itu harga a dan b dapat dicari dengan rumus :

Sumber : Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Alfabeta : Bandung 2004), hal 206

Sumber : Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Alfabeta : Bandung 2004), hal 206 Keterangan :

a = Harga Y bila X = 0 (harga konstan)

( )

( )

( )(

)

( )

2 2 2 Xi Xi n XiYi Xi Xi Yi a Σ − Σ Σ Σ − Σ Σ =  

( )( )

( )

2 2 Xi Xi n Yi Xi XiYi n b Σ − Σ Σ Σ − Σ =   Ý  = a + bX 

(40)

b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka penigkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen. Nila b (+) maka naik, dan bila (-) maka terjadi penurunan.

X = Subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu Y = Subjek dalam variabel dependen yang diprediksikan.

Xi = Variabel bebas X yang ke-i Yi = Variabel terikat Y yang ke-i 2.2.14 Analisis Korelasi Sederhana

Menurut Sugiyono (2044, p182), koefisien korelasi dapat dicari menggunakan metode korelasi Product Moment, yaitu:

Sumber : Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Alfabeta : Bandung 2004), hal 182

Sumber : Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Alfabeta : Bandung 2004), hal 182 Keterangan :

r = Koefisien korelasi n = Jumlah sampel ∑X = Jumlah variabel X ∑Y = Jumlah varibel Y

(

X 2

)(

Y 2

)

XY r Σ Σ Σ =  

( )( )

( )

{

n Xi2 Xi2

}

{

n Yi2

( )

Yi2

}

Yi Xi XiYi n r Σ − Σ Σ − Σ Σ Σ − Σ =  

(41)

Menurut Sudjana (2003, p47), Product Moment lebih sering digunakan karena :

a. Perhitungannya sederhana dan besar-besaran yang diperlukan bisa langsung diperoleh dari besar-besaran yang ada pada saat menentukan regresi Y atas X.

b. Kekeliruan yang terjadi pada hasil akhir r sangan kecil karena lebih sering terlibat dalam bentuk data asli.

c. Tanda untuk r, positif atau negatif bisa langsung diperoleh.

d. Mudah untuk dibuat program perhitungan apabila menggunakan bantuan komputer.

Dalam buku Sugiyono (2004, p183), untuk dapat memberikan interpretasi terhadap kuatnya hubungan antara variabel X dan Y, maka digunkaan pedoman koefisien korelasi sebagai berikut :

Tabel 2.5

Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Gambar

Tabel 2.1 Kisi – Kisi Variabel

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan wawancara masyarakat yang menjadi pemandu pada saat penelitian di Desa Sausu Piore bahwa telur Burung Maleo ( Macrocephalon maleo ) masih sering diambil

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara tingkat depresi dengan kualitas hidup pada pasien hemodialisis kronik di

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka perumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: “Berapa angka kejadian seluruh pasien asites di RSUD Al-Ihsan

We have also shown that the perturbation of the Poisson structure contributes to the energy- momentum as an additional effective source of the gravitational field. Although the

Mereka yang beriman ialah mereka yang beramal dengan keimanan yang diyakininya dan amalan yang dilakukan oleh seseorang menjadi bukti keimanannya terhadap Allah (s.w. t.).55

Analisis Estimasi parameter statistik secara visual mendapatkan hasil yaitu distribusi Lognormal paling mendekati distribusi panjang paket data untuk waktu pagi,

2) Pendidikan yang dilaksanakan oleh Ma‟had Darul Maarif adalah bertujuan untuk pembinaan umat. Harapan adalah agar para siswa dibina lebih dapat meningkatkan

Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap pra siklus yaitu melakukan observasi secara mendalam dan refleksi hasil pembelajaran, menganalisis silabus dan materi pembelajaran,