• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Teori Umum Pengertian Data dan Informasi. Menurut Navathe dan Elmasri (2000, p4), data adalah fakta yang dapat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Teori Umum Pengertian Data dan Informasi. Menurut Navathe dan Elmasri (2000, p4), data adalah fakta yang dapat"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Teori Umum

2.1.1 Pengertian Data dan Informasi

Menurut Navathe dan Elmasri (2000, p4), data adalah fakta yang dapat disimpan dan memiliki arti. Data dapat diolah menjadi sebuah informasi yang mendukung pengambilan keputusan dalam suatu organisasi. Sehingga disimpulkan bahwa data dapat disimpan, memiliki arti dan dapat diolah menjadi sebuah laporan yang dapat digunakan untuk berbagai tujuan. Contoh dari data misalnya data karyawan, data produk dan sebagainya. Adapun informasi memiliki contoh misalnya laporan penjualan, laporan keuangan, dan sebagainya.

2.1.2 Pengertian Basis Data

Menurut Navathe dan Elmasri (2000, p4), basis data adalah sekumpulan data yang terelasi dan disimpan secara bersama-sama pada suatu media, tanpa adanya kerangkapan data sehingga mudah untuk digunakan kembali dan dapat digunakan oleh suatu program aplikasi secara optimal. Data disimpan tanpa mengalami ketergantungan pada program yang akan menggunakannya, data disimpan sedemikian rupa sehingga apabila ada penambahan, pengambilan dan modifikasi data dapat dilakukan dengan mudah dan terkontrol.

(2)

  2.1.3 Pengertian DBMS

Menurut Connolly (2005, p16), Database Management System adalah sistem software yang dapat mendefinisikan, membuat, memelihara dan mengontrol akses ke basis data.

2.1.4 Model Relasional

Menurut Connolly (2005, p72), relasional struktur data terdiri dari :

- Relation adalah sebuah table yang memiliki setidaknya 1 kolom attribute dan 1 baris data.

- Attribute adalah nama dari kolom yang ada dalam sebuah relasi.

- Domain adalah satu set nilai yang diperbolehkan untuk satu atau lebih

attribute.

- Tuple adalah baris data dalam relasi yang ada.

- Degree adalah bilangan/tingkatan dari attribute yang terdapat di dalamnya.

- Cardinality adalah bilangan/tingkatan dari tuple yang terdapat di dalamnya.

- Relational database adalah kumpulan dari relasi yang ternormalisasi dengan perbedaan nama relasi.

- Superkey adalah sebuah attribute atau set dari attribute yang mendefinisikan unik, tuple yang ada tanpa sebuah relasi.

- Candidate Key adalah satu attribute atau kombinasi beberapa attribute atau lebih yang secara unik menjadi identifier pada suatu relasi.

(3)

  - Primary Key adalah candidate key yang dipilih untuk

mengidentifikasikan tuple secara unik dalam relasi.

- Foreign Key adalah sebuah attribute atau sebuah set dari atrribute dalam sebuah relasi yang dapat dipasangkan dengan candidate key dari sebuah relasi yang sama.

Gambar 2.1 Relasional struktur data (Sumber : Connoly, 2004, p24)

Cardinality

(4)

  2.1.5 Komponen DBMS

Menurut Connolly(2005,p18), terdapat 5 komponen utama dalam lingkungan DBMS yaitu hardware, software, data, prosedur, dan manusia yang digambarkan sebagai berikut :

Hardware

Hardware dapat terdiri dari sebuah personal komputer, ke frame utama, dan

ke jaringan komputer. Bagian khusus hardware bergantung pada kebutuhan organisasi dan juga keperluan DBMS. Beberapa DBMS dijalankan hanya pada hardware atau sistem operasi khusus. DBMS membutuhkan minimal memory utama dan disk space untuk dijalankan, tetapi bentuk yang minimal tidak penting dalam performa yang sesuai.

Software

Komponen software terdiri dari software DBMS itu sendiri dan program aplikasi, bersama dengan sistem operasi, termasuk software jaringan dan apabila DBMS tersebut memang menggunakan jaringan. Secara khusus, program aplikasi telah ditulis dalam bahasa pemrograman generasi ketiga seperti C, C++, Java, Visual Basic, COBOL, Fortran, Ada, atau Pascal.

Data

Barangkali, banyak komponen penting dari lingkungan DBMS, pasti dari gambaran end-user adalah data. Data berperan sebagai jembatan antara komponen mesin dan komponen manusia. Basis data berisi data operasional

(5)

  dan meta data (data berisi tentang data). Struktur basis data disebut dengan skema.

Prosedur

Prosedur menunjukkan instruksi dan peraturan yang mempengaruhi desain dan penggunaan basis data. Pengguna sistem dan staff yang mengatur sistem basis data membutuhkan prosedur dokumentasi tentang bagaimana menggunakan atau menjalankan sistem. Instruksinya, sebagai berikut :

‐ Log on ke dalam basis data.

‐ Menggunakan fasilitas keterangan DBMS atau program aplikasi. ‐ Memulai dan mengakhiri DBMS.

‐ Membuat back up dari basis data.

‐ Menangani masalah hardware atau software. Ini mungkin termasuk prosedur bagaimana mengenal komponen yang rusak, bagaimana cara memperbaiki komponen rusak, (sebagai contohnya : telepon adalah mesin penting) dan ini adalah cara memperbaiki kesalahan bagaimana memulihkan sebuah basis data.

‐ Mengganti struktur dari tabel, mengenali basis data tentang multiple

disk, meningkatkan performa, atau arsip data ke secondary storage.

People

Komponen terakhir yang terlibat dengan sistem adalah manusia. Kita dapat mengetahui 4 tipe orang yang berpartisipasi dalam lingkungan DBMS. Data

(6)

 

administrator dan database administrator, database designer, application developers, dan end-user.

2.1.6 Data Definition Language (DDL)

Menurut Connolly (2005, p40), DDL merupakan bahasa dalam basis data yang memungkinkan pengguna untuk mendeskripsikan entity beserta nama entity, attribute dan relasi yang dibutuhkan oleh aplikasi, bersamaan dengan semua batasan integrity dan security yang berkaitan.

2.1.7 Data Manipulation Language (DML)

Menurut Connolly (2005, p40), DML merupakan bahasa yang membuat sebuah set operasi untuk mendukung manipulasi data yang ada di dalam database, misalnya saja penambahan data baru, mengubah nilai dari data yang sudah disimpan, memanggil kembali data yang ada dan menghapus data dari basis data.

2.1.8 Siklus Hidup Basis Data

Menurut Connolly (2005, p282), sistem informasi adalah sebuah sumber yang mengijinkan untuk terjadinya koleksi, manajemen, kontrol, dan diseminasi informasi dalam perusahan.

(7)

  Sebuah sistem basis data memiliki komponen fundamental dari organisasi berskala besar dan memiliki cakupan sistem informasi yang sangat luas. Dan antara siklus sistem informasi dan siklus basis data memiliki hubungan yang erat.

(8)

  Database Planning

Menurut Connolly (2005, p285), database planning adalah sebuah aktivitas manajemen yang mengijinkan tahapan dalam aplikasi sistem basis data direalisasikan secara efektif dan efisien.

Perencanaan sistem basis data harus terintegrasi dengan strategi sistem informasi. Terdapat 3 strategi dalam memformulasikan strategi sistem informasi, yaitu :

- Mengidentifikasikan rencana enterprise, tujuan, dan sistem yang dibutuhkan.

- Mengevaluasi sistem informasi yang sudah ada dan melakukan analisis kelebihan dan kekurangan.

- Membahas kesempatan teknologi informasi dalam menghadapi keuntungan kompetitif.

System Definition

Menurut Connolly (2005, p286), system definition adalah proses mendeskripsikan ruang lingkup dan batasan dari sebuah aplikasi basis data dan garis besar user view.

User view berfungsi untuk mendefinisikan aplikasi basis data yang

dibutuhkan dari perspektif atau kegiatan particular yang akan dikerjakan atau untuk aplikasi enterprise.

(9)

 

Gambar 2.3 Multiple user view(Sumber: Connoly,2004,p84)

Requirement collection and analysis

Menurut Connoly (2005, p288), requirement collection and analysis adalah proses mengumpulkan dan menganalisa informasi tentang bagian dari organisasi yang didukung oleh aplikasi sistem basis data dan menggunakan informasi untuk mengidentifikasikan kebutuhan pengguna untuk keperluan membangun sebuah sistem baru. Untuk melakukan proses requirement

collection and analysis dapat digunakan metode seperti mempelajari

dokumen, melakukan wawancara dengan pihak yang bersangkutan, melakukan kuesioner, dan bisa pula dengan melakukan observasi. Pendekatan analisis data dapat menggunakan pendekatan centralized atau pendekatan view integration. Untuk pendekatan centralized cocok untuk dipakai jika data yang ada tidak komplek sedangkan pendekatan view

(10)

  Database design

Menurut Connolly (2005, p291), Database design adalah proses membuat sebuah rancangan untuk sebuah sistem basis data dimana akan digunakan untuk membantu operasi dan tujuan dari pihak enterprise.

Dalam metodologi database design, terdapat 3 fase utama, antara lain : 1. Conceptual database design yaitu proses konstruksi sebuah model

informasi yang dipakai oleh enterprise, dan dibebaskan dari pertimbangan fisik.

2. Logical database design yaitu proses konstruksi sebuah model informasi yang dipakai oleh enterprise berdasarkan spesifik data model, bebas dari keterikatan DBMS dan pertimbangan fisik.

3. Physical database design yaitu proses memproduksi sebuah deskripsi dari implementasi sebuah basis data di dalam secondary storage. Dimana menjelaskan tentang relasi dasar, file organisasi, index agar akses terhadap data menjadi efisien.

DBMS selection

Menurut Connolly (2005, p295), DBMS selection adalah proses penyeleksian DBMS untuk mendukung aplikasi sistem basis data untuk sekarang dan masa depan.

(11)

  Adapun 4 langkah dalam memilih DBMS, antara lain :

1. Mendefinisikan lama waktu studi, yaitu proses dimana diestimasikan lama waktu studi untuk mempelajari bagaimana memulai objektif, batasan dalam studi, dan pekerjaan yang akan diambil.

2. Memilih 2 atau 3 produk, yaitu proses mengumpulkan kandidat- kandidat DBMS yang akan diseleksi dan kemudian akan dipilih.

3. Evaluasi produk, yaitu proses mengevaluasi produk yang sudah dipilih dari proses sebelumnya. Menetapkan kelebihan dan kekurangan masing–masing produk.

4. Merekomendasi pilihan dan memproduksi laporan, yaitu proses memilih DBMS yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan berdasarkan pertimbangan evaluasi produk yang sudah dilakukan sebelumnya. Dan setelah dipilih, dibuatkan laporan yang berisikan pemilihan DBMS tersebut.

Application design

Menurut Connolly (2005, p299), application design adalah proses pembuatan design user interface dan aplikasi program yang akan digunakan dan memproses sistem basis data termasuk proses retrieve dan update. Dalam desain aplikasi terdapat 2 aspek penting, yaitu :

1. Transaction design yaitu satu set aksi yang dilakukan oleh single user atau program aplikasi yang melakukan perubahan terhadap data dalam sistem basis data.

(12)

  2. User interface design yaitu design layer dari komputer, software aplikasi atau website yang memfokuskan diri pada pengalaman user beserta interaksinya. Untuk mencapai sasarannya maka design layer harus dapat membuat user seefektif dan seefisien mungkin dalam mengaplikasikannya.

Prototyping

Menurut Connolly (2005, p303), prototyping adalah pembuatan sebuah model untuk merepresentasikan aplikasi sistem basis data. Prototyping memungkinkan pengguna untuk dapat mengaplikasikan secara langsung

prototype tersebut, dengan harapan dapat diketahui kekurangan yang ada

dalam prototype tersebut, sehingga dapat dilakukan proses perbaikan.

Implementation

Menurut Connolly (2005, p304), implementation adalah proses realisasi fisikal dari basis data beserta aplikasi desainnya. Implementasi sistem basis data dapat dilakukan dengan menggunakan DDL (Data

Definiton Languages) atau GUI (General User Interface).

Data conversion and loading

Menurut Connolly (2005, p305), data conversion and loading adalah proses pemindahan semua data lama ke dalam sistem basis data baru dan

(13)

  mengkonversikan semua aplikasi lama yang ada agar dapat dijalankan dalam basis data yang baru.

Testing

Menurut Connolly (2005, p305), testing adalah proses mengeksekusi program aplikasi dan secara intensif menemukan error yang ada. Dalam proses pengujian sebaiknya melibatkan user dari sistem yang akan diaplikasikan.

Operational maintenance

Menurut Connolly (2005, p306), operational maintenance adalah proses memonitor dan me-maintenance sistem setelah dilakukan instalasi.

Data Administrator adalah seseorang yang menangani sumber data

yang didalamnya terdapat rancangan basis data, pembuatan dan proses

maintainance sesuai standar, ketentuan dan prosedur, dan konseptual beserta logical desain.

Database Administrator adalah seseorang yang merespon realisasi

fisikal dari sistem basis data yang didalamnya termasuk fisikal basis data desain berikut implementasi, pengaturan security dan integrity control,

monitoring performa sistem dan pengaturan organisasi basis data.

Monitoring adalah proses memantau kinerja dari sistem yang sudah

(14)

  maka akan dilakukan perbaikan dan basis data akan diorganisasi kembali jika dibutuhkan.

Maintainance adalah proses memperbaiki sistem aplikasi basis data

yang mengalami gangguan-gangguan tertentu yang dapat mempengaruhi kinerjanya sehingga dapat berjalan normal kembali.

2.1.9 Metodologi Perancangan Basis data

Menurut Connolly (2005, p438), metodologi desain adalah sebuah pendekatan yang menggunakan prosedur, teknik, alat dan dokumentasi yang mendukung dan memudahkan proses desain.

Dalam metodologi desain, proses desain dibagi dalam dalam 3 tahap utama yaitu desain konseptual, desain logikal, dan desain fisikal.

Conceptual design

Menurut Connolly (2005, p439), ada beberapa langkah dalam membangun conceptual design yaitu :

Langkah pertama adalah membuat local conceptual data model untuk setiap pandangan yang spesifik. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :

(15)

  a. Mengidentifikasi entity types

Bertujuan untuk menentukan entity types utama yang dibutuhkan. Menentukan entity dapat dilakukan dengan memeriksa user’s

requirement specification. Setelah terdefinisi, entity diberikan nama

yang tepat dan jelas.

b. Mengidentifikasikan relationship types

Bertujuan untuk mengidentifikasi suatu relationship yang penting yang ada antar entity yang telah diidentifikasi. Nama dari suatu relationship menggunakan kata kerja seperti mempelajari, memiliki, mempunyai dan lain-lain.

c. Mengidentifikasi dan menghubungkan attribute dengan entity atau

relationship types

Bertujuan untuk menghubungkan attribute dengan entity atau

relationship yang tepat. Attribute yang dimiliki setiap entity atau relationship memiliki identitas atau karakteristik yang sesuai dengan

memperhatikan attribute berikut : simple/composite attribute,

(16)

  d. Menentukan domain attribute

Bertujuan untuk menentukan domain attribute pada conceptual data

model. Contohnya yaitu menentukan nilai attribute jenis_kelamin pada entity mahasiswa dangan ‘M’ atau ‘F’.

e. Menentukan candidate key dan primary key attributes

Bertujuan untuk mengidentifikasi candidate key pada setiap entity dan memilih primary key jika ada lebih dari satu candidate key. Pemilihan

primary key didasari pada panjang dari attribute dan keunikan key.

f. Mempertimbangkan penggunaan enhance modeling concepts (optional)

Pada langkah ini bertujuan untuk menentukan specialization,

generalization, aggregation, composition. Dimana masing-masing

pendekatan dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan yang ada.

Specialization dan generalization adalah proses dalam

mengelompokkan beberapa entity dan menghasilkan entity yang baru. Perbedaannya adalah cara prosesnya, dimana spesialisasi menggunakan proses top-down dan generalisasi menggunakan proses

bottom-up.

Aggregation menggambarkan sebuah entity types dengan sebuah relationship types dimana suatu relasi hanya akan ada jika telah ada relationship lainnya.

(17)

  g. Mengecek redundansi

Bertujuan untuk memeriksa conceptual model dan menghindari redudansi informasi. Yang dilakukan pada langkah ini adalah :

- Memeriksa kembali one-to-one relationship.

Setelah entity diidentifikasikan maka kemungkinan ada dua entity yang mewakili satu objek. Untuk itu dua entity tersebut harus

di-merger bersama. Dan jika primary key-nya berbeda maka harus

dipilih salah satu dan lainnya dijadikan alternate key. - Menghilangkan relasi yang redundansi.

Untuk menekan jumlah model data, maka relationship data yang redundan harus dihilangkan.

- Mempertimbangkan kembali dimensi waktu

Mempertimbangkan segi waktu dari relasi yang ada ketika terjadi redudansi data.

h. Memvalidasi conceptual model dengan transaksi.

Bertujuan untuk menjamin bahwa conceptual data model mendukung kebutuhan transaksi dengan memeriksa penjelasan transaksi dan alur transaksi. Dengan menggunakan model yang telah divalidasi tersebut, dapat digunakan untuk melaksanakan operasi secara manual.

(18)

  i. Melihat kembali conceptual data model dengan pengguna.

Bertujuan untuk melihat kembali conceptual model dan memastikan bahwa data model tersebut sudah benar dan dapat merepresentasikan kebutuhan dari perusahaan.

Logical Basis Data Design

Menurut Connolly (2005, p462), ada beberapa langkah dalam membangun logical design yaitu :

Langkah kedua adalah dengan membuat dan memvalidasi local logical data

model untuk setiap pandangan. Bertujuan untuk membuat local logical data model dari local conceptual data model yang mempresentasikan pandangan

khusus dari perusahaan dan memvalidasi model tersebut untuk menjamin kebenaran strukturnya dan menjamin bahwa model tersebut mendukung kebutuhan transaksi.

Pada perancangan model logical langkah kedua, tahapan-tahapannya adalah: a. Menurunkan relasi untuk logical data model

Tujuan dari proses ini adalah untuk membuat relasi untuk logical data

model agar dapat merepresentasikan entity, relasi dan attribute yang

sudah diidentifikasi. Adapun relasi yang diturunkan, antara lain : - Strong entity type.

(19)

  - One-to-many (1:*) binary relationship types.

- One-to-one (1:1) binary relationship types. - One-to-one (1:1) recursive relationship types. - Superclass/subclass relationship types.

- Many-to-many (*:*) binary relationship types. - Complex relationship types.

- Multi-valued attributes.

b. Memvalidasi relasi dengan menggunakan normalisasi

Dengan menggunakan normalisasi, maka model yang dihasilkan mendekati model dari kebutuhan perusahaan, konsisten dan memiliki sedikit redundansi dan stabilitas yang maksimum.

c. Memvalidasi relasi dengan transaksi pengguna

Bertujuan untuk menjamin bahwa relasi dalam model logikal tersebut mendukung user’s requirements specification secara detail. Selain itu juga untuk meyakinkan bahwa tidak ada kesalahan yang muncul sewaktu membuat suatu relasi.

d. Mendefinisikan integrity constraints

Bertujuan untuk mendefinisikan integrity constraints yang disampaikan. Terdapat lima tipe integrity constraints yang harus diperhatikan, yaitu :

(20)

  - Required data.

- Attribute domain constraints. - Multiplicity.

- Entity integrity. - Referential integrity. - Enterprise Constraints.

e. Melihat kembali local logical data model dengan pengguna

Bertujuan untuk menjamin local logical data model dan mendukung dokumentasi yang menggambarkan model yang sudah benar.

f. Menggabungkan local logical data model menjadi global model (optional)

Pada langkah ini, setiap local logical data model menghasilkan E-R diagram, skema relasional, kamus data dan dokumen pendukung yang mendeskripsikan constraints dari model. Beberapa tugas yang harus dikerjakan adalah sebagai berikut :

− Memeriksa kembali nama dan isi dari entities dari relationships dan candidate key.

− Memeriksa kembali nama dan isi dari relationships foreign keys. − Menggabungkan entities atau hubungan dari local data model.

− Mengikutsertakan (tanpa menggabungkan) entities atau

(21)

  − Menggabungkan relationships atau foreign key dari local data

model.

− Mengikutsertakan (tanpa menggabungkan) relationships atau

foreign key unik pada tiap local data model.

− Memeriksa untuk entities (hubungan) dan relationships atau

foreign key.

− Memeriksa foreign keys.

− Memeriksa integrity constraints. − Menggambarkan ER-diagram. − Melakukan update dokumen.

g. Mengecek pertumbuhan yang akan datang

Bertujuan untuk menentukan apakah ada perubahan yang signifikan seperti keadaan yang tidak terduga dimasa mendatang dan menilai apakah model logikal tersebut dapat menampung atau menyesuaikan perubahan yang terjadi.

Physical Basis data Design

Menurut Connolly (2005, p496), ada beberapa langkah dalam membangun physical design yaitu :

Langkah ketiga adalah dengan menterjemahkan global logical data model untuk target DBMS bertujuan untuk menghasilkan skema basis data

(22)

  relasional dalam global logical data model yang dapat diimplemetasikan ke DBMS.

Pada perancangan model physical langkah keempat, langkah-langkahnya adalah :

a. Merancang basis relasional

Dalam memulai merancang physical design, diperlukan untuk mengumpulkan dan memahami informasi tentang relasi yang dihasilkan dari logical database design. Informasi yang penting bisa didapatkan dari kamus data dan Data Defintion Languages.

b. Merancang representasi dari data yang diperoleh.

Bertujuan untuk menentukan bagaimana setiap data yang diperoleh mewakili global logical data model ke dalam DBMS.

c. Merancang enterprise constraints

Pada langkah ini bertujuan untuk merancang batasan-batasan yang ada pada perusahaan.

Langkah keempat adalah dengan merancang organisasi file dan index yang bertujuan untuk menentukan organisasi file yang optimal untuk menyimpan basis relasi dan index dimana digunakan untuk memperoleh performa yang

(23)

  baik dan setiap relasi dan tuple disimpan di dalam secondary storage. Pada langkah keempat ini, tahapan-tahapannya adalah :

a. Menganalisis transaksi

Bertujuan untuk mengerti fungsi dari transaksi yang dijalankan pada basis data dan menganalisa transaksi yang penting.

b. Memilih organisasi file

Bertujuan untuk menyimpan data secara tepat ke tempat penyimpanan data. Ada beberapa pilihan struktur penyimpanan (Silberschatz,2002, p422), yaitu : - Hash. - Heap. - Index Sequential. - Clusters. c. Memilih index

Bertujuan untuk meningkatkan performa dalam suatu sistem basis data. Salah satu pendekatan untuk memilih organisasi file yang cocok untuk relasi adalah untuk menyimpan tuples yang tidak disimpan dan dibuat sebanyak secondary indexes sebagaimana diperlukan. Oleh karena itu, atribut yang digunakan adalah:

(24)

  - Atribut yang sering digunakan untuk join operations untuk membuat

lebih efisien.

- Atribut yang sering dipesan untuk mengakses tuples pada suatu relasi di dalam urutan yang menunjukkan atribut.

d. Memperkirakan kebutuhan ruang penyimpanan

Bertujuan untuk memperkirakan jumlah ruang penyimpanan yang akan diperlukan dalam basis data. Perkiraannya didasari pada ukuran setiap tabel dalam suatu relasi. Contohnya dalam lima tahun mendatang berapa kapasitas hard disk yang dibutuhkan untuk menampung data.

Langkah kelima adalah merancang pandangan pengguna (user view). Bertujuan untuk merancang pandangan pengguna yang telah diidentifikasi selama mengumpulkan kebutuhan dan menganalisis langkah dari relasional

Database Application Lifecycle.

Langkah keenam adalah merancang sistem keamanan. Dalam sebuah sistem basis data, keamanan adalah elemen yang sangat penting mengingat isi dari basis data berupa informasi yang sangat penting.

Langkah ketujuh adalah mempertimbangkan pengenalan dan redundansi kontrol. Pada langkah physical database design ini mempertimbangkan denormalisasi skema relational untuk meningkatkan performa. Hasil dari

(25)

  normalisasi adalah perancangan basis data logikal secara structural, konsisten, dan menekan jumlah redudansi. Faktor yang perlu dipertimbangkan adalah :

- Denormalisasi membuat implementasi lebih kompleks. - Denormalisasi selalu mengorbankan fleksibilitas.

Denormalisasi akan membuat cepat dalam retrieve data tetapi lambat dalam update.

Ukuran performa dari suatu perancangan basis data dapat dilihat dari sudut pandang tertentu yaitu melalui pendekatan efisiensi data (normalisasi) atau pendekatan efisiensi proses (denormalisasi). Efisiensi data dimaksudkan untuk meminimalkan kapasitas disk, dan efisiensi proses dimaksudkan untuk mempercepat proses saat retrieve data dari basis data.

Langkah kedelapan adalah dengan memonitor dan memasang sistem operasi dan bertujuan untuk memonitor sistem operasi, meningkatkan performa dan menentukan perancangan sistem yang tepat atau menggambarkan perubahan kebutuhan.

2.1.10 ER-Modeling

Menurut Connolly (2005, p342), ER-modeling adalah teknik terpenting untuk membuat design master basis data dan metodologi dasar

(26)

 

top down dimana dimulai dari mengidentifikasi entities dan relationships

antara data harus direpresentasikan dalam model. Kemudian dengan memasukan detail yang lebih misalkan informasi yang ingin digunakan tentang entities dan relationships dikenal dengan attributes dan beberapa

constraints dalam entity, relationship dan attributes.

Entity types

Menurut Connoly (2005, p343), entity type adalah sebuah kelompok objek dengan memiliki kesamaan karakteristik, dimana terdefinisikan oleh perusahaan yang memiliki independen eksistensi. Menurut Silberschatz (2002, p27), entity types adalah kumpulan dari entity yang memiliki tipe dan karakteristik yang sama. Dalam konsep dasar dari ER model adalah

entity type, dimana menggambarkan sebuat kelompok objek dalam dunia

nyata dengan memiliki kesamaan properti. Dengan catatan kita hanya bisa memberikan definisi pekerjaan dari entity type tidak bisa memberikan definisi formal. Yang berarti beda perancang memperbolehkan perbedaan dalam mengidentifikasi entities. Selain itu entity type bisa juga dikenal dengan Entity occurrence.

(27)

 

Relationships types

Menurut Connolly (2005, p346) , relationship type adalah sebuah set asosiasi antara satu atau lebih dari entity types yang berpartisipasi. Setiap

relationship type diberikan nama yang mendeskripsikan fungsinya. Untuk relationship type juga dikenal dengan relationship occurrence. Contoh

sebagai berikut:

Gambar 2.5 Relationship (Sumber: Connoly, 2004, p149)

Attributes Types

Menurut Connolly (2005, p350), Attribute adalah karakteristik dari suatu entity atau relasi. Setiap attribute diperbolehkan untuk memiliki nilai yang disebut dengan domain. Attribute domains adalah kumpulan dari nilai-nilai yang diperbolehkan untuk satu atau lebih attribute.

Menurut Silberchatz (2002, p29), ada beberapa jenis attribute : - Simple attribute dan composite attribute

(28)

 

Simple attribute adalah attribute yang terdiri dari komponen tunggal

dimana attribute tersebut tidak dapat dipisahkan lagi, sedangkan

composite attribute adalah attribute yang masih dapat dipisahkan

menjadi beberapa bagian. Contoh dari simple attribute adalah nama_barang sedangkan untuk composite attribute adalah alamat pada entity mahasiswa, karena dalam alamat bisa dibagi menjadi bagian entiti jalan, entiti kode_pos dan entiti kota.

- Single-valued attribute dan Multi-valued attribute

Single-valued attribute adalah attribute yang memiliki satu nilai pada

setiap entity, sedangkan multi-valued attribute adalah attribute yang mempunyai beberapa nilai pada setiap entity. Contoh dari

single-valued attribute adalah Nim, nama_Mhs, tanggal_lahir, dan lain-lain.

Sedangkan untuk multi-valued attribute contohnya adalah jam_pelajaran, hobi, dan lain-lain.

- Derived attribute

Derived attribute merupakan attribute yang nilai-nilainya diperoleh

dari hasil perhitungan atau dapat diturunkan dari attribute lain yang berhubungan. Contohnya adalah attribute umur pada entity mahasiswa dimana attribute tersebut diturunkan dari attribute tanggal_lahir dan tanggal_hari_ini.

(29)

 

Gambar 2.6 Attribute (Sumber : Connoly, 2004, p154)

Strong Entity and Weak Entity

Menurut Connolly (2005, p354), Strong Entity adalah entitas yang keberadaannya tidak bergantung pada beberapa entitas lain. Karakter entity ini adalah bahwa setiap kejadian entitas teridentifikasi secara unik menggunakan atibut primary key. Contohnya pada Gambar 2.7 yang menjadi strong entity adalah entity Actor dan Video.

Weak Entity adalah entitas yang keberadaanya tergantung pada beberapa

entitas yang lain. Karakter dari entitas ini bahwa setiap kejadian entitas tidak dapat teridentifikasi secara unik hanya dengan menggunakan atribut yang berhubungan dengan entitas tersebut. Contohnya pada Gambar 2.7

entity role hanya dapat teridentifikasi secara unik melalui primary key entity Actor dan Video.

(30)

  Structural constraint

Menurut Connolly (2005, p356), Mutltiplicity adalah jumlah kejadian yang mungkin dari entitas yang berhubungan pada kejadian tunggal dari sebuah hubungan entitas melalui relationship tertentu. Ini merupakan kebijakan bisnis yang dibuat oleh perusahaan. Memastikan bahwa semua batasan perusahaan yang sesuai teridentifikasi dan tergambar merupakan bagian penting dari permodelan perusahaan. Beberapa jenis relationship sesuai dengan batasan perusahaan yaitu:

- One-to-one (1:1) relationships

(31)

  - One-to-many (1:*) relationships

Gambar 2.8 One-to-many (1:*) relationships (Sumber : Connoly, 2004, p158)

- Many-to-many (*:*) relationships

Gambar 2.9 Many-to-many (*:*) relationships (Sumber : Connoly, 2004, p160)

Menurut Connolly (2005,p489), untuk menghubungkan dua entity dalam satu relasi maka berlaku sebuah ketentuan yaitu primary key menunjuk kedalam foreign key, seperti yang ada pada gambar penerapan relasi antara

entity.

(32)

 

   

Gambar 2.10 Penerapan relasi antara entity (Sumber : Connolly,2005, p489)

2.1.11 Normalisasi

Menurut Connoly (2005, p401), normalisasi adalah sebuah teknik untuk memproduksi sebuah set dari relasi dengan properti–properti yang sesuai dengan kebutuhan data dari pihak enterprise.

Proses dari normalisasi :

1. Unnormalized form yaitu sebuah table yang memiliki 1 atau lebih grup yang berulang.

(33)

  2. First Normal Form yaitu sebuah relasi dimana dalam satu titik potong

dari setiap baris dan kolom hanya memiliki 1 nilai.

3. Second Normal Form yaitu sebuah relasi yang terdapat dalam first

normal form dan setiap attribute non primary key yang bersifat

fungsional bergantung pada primary key.

4. Third Normal Form yaitu sebuah relasi yang terdapat dalam first and

second normal form dan setiap attribute non primary key tidak

bergantung secara transitif pada primary key.

5. Fourth Normal Form yaitu relasi dalam bentuk Boyce–Cood Normal

form dan tidak memiliki 2 atau lebih attribute yang memiliki

ketergantungan nilai banyak.

Gambar 2.11 Normalisasi form (Sumber : Connoly, 2005, p401)

2.2 Teori Pendukung

2.2.1 Pemesanan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pemesanan adalah proses, perbuatan, cara memesan atau memesankan. Maka pengertian pemesanan secara umum yaitu kondisi dimana pembeli melakukan pemesanan terhadap satu atau lebih barang yang ditawarkan oleh penjual.

(34)

  2.2.2 Pembelian

Menurut Mulyadi (2001, p299), pembelian digunakan dalam perusahaan untuk pengadaan barang yang diperlukan oleh perusahaan.

Fungsi yang terkait dalam sistem pembelian, antara lain : 1. Fungsi Gudang

Dalam sistem pembelian, fungsi gudang bertanggung jawab untuk mengajukan permintaan pembelian sesuai dengan posisi persediaan yang ada di gudang dan untuk menyimpan barang yang telah diterima oleh fungsi penerimaan.

2. Fungsi Pembelian

Dalam sistem pembelian, pembelian berfungsi sebagai penanggung jawab untuk memperoleh informasi mengenai harga barang, menentukan pemasok yang dipilih dalam pengadaan barang, dan mengeluarkan order pembelian kepada pemasok yang dipilih.

3. Fungsi Penerimaan

Dalam sistem pembelian, penerimaan berfungsi sebagai penanggung jawab untuk melakukan pemeriksaan terhadap jenis, mutu, dan kuantitas barang yang diterima dari pemasok guna menentukan dapat atau tidaknya barang tersebut diterima oleh perusahaan.

4. Fungsi Akutansi

Dalam sistem pembelian, akutansi berfungsi sebagai pencatat utang dan pencatat persediaan. Fungsi pencatat utang bertanggung jawab untuk mencatat transaksi pembelian ke dalam register bukti kas keluar dan

(35)

  untuk menyelenggarakan arsip dokumen sumber (bukti kas keluar) yang berfungsi sebagai catatan utang atau menyelenggarakan kartu utang sebagai buku pembantu utang. Fungsi pencatat persediaan bertanggung jawab untuk mencatat harga pokok persediaan barang yang dibeli kedalam kartu persediaan.

Menurut Mulyadi (2001,p301), jaringan prosedur pembentuk sistem pembelian, antara lain :

1. Prosedur permintaan pembelian

Dalam prosedur ini, fungsi gudang mengajukan permintaan pembelian dalam formulir surat permintaan pembelian kepada fungsi pembelian. 2. Prosedur permintaan penawaran harga dan pemilihan pemasok.

Dalam prosedur ini, fungsi pembelian mengirimkan surat permintaan penawaran harga kepada para pemasok untuk memperoleh informasi mengenai harga barang dan berbagai syarat pembelian yang lain, untuk memungkinkan pemilihan pemasok yang akan ditunjuk sebagai pemasok barang yang diperlukan oleh perusahaan.

3. Prosedur order pembelian.

Dalam prosedur ini, fungsi pembelian mengirim surat order pembelian kepada pemasok yang dipilih dan memberitahukan kepada unit-unit organisasi lain dalam perusahaan mengenai order pembelian yang sudah dikeluarkan oleh perusahaan.

(36)

  4. Prosedur penerimaan barang

Dalam prosedur ini, fungsi penerimaan melakukan pemeriksaan mengenai jenis, kuantitas dan mutu barang yang diterima dari pemasok dan kemudian membuat laporan penerimaan barang untuk menyatakan penerimaan barang dari pemasok tersebut.

5. Prosedur pencatatan utang

Dalam prosedur ini, fungsi akutansi memeriksa dokumen-dokumen yang berhubungan dengan pembelian dan menyelenggarakan pencatatan utang. 6. Prosedur distribusi pembelian

Dalam prosedur ini meliputi distribusi rekening yang didebit dari transaksi pembelian untuk kepentingan pembuatan laporan manajemen.

2.2.3 Pembayaran

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pembayaran adalah proses, cara, perbuatan membayar. Maka pengertian pembayaran secara umum yaitu kondisi dimana pembeli melakukan penyerahan uang sebesar nominal harga jual yang sudah disepakati dengan penjual terhadap barang yang diinginkan.

2.2.4 Persediaan

Menurut Mulyadi (2001,p553) dalam perusahaan manufaktur, persediaan terdiri dari persediaan produk jadi, persediaan produk dalam proses, persediaan bahan baku, persediaan bahan penolong, persediaan bahan habis pakai pabrik dan persediaan suku cadang. Dalam perusahaan

(37)

  dagang, persediaan hanya terdiri dari satu golongan, yaitu persediaan barang dagangan, yang merupakan barang yang dibeli untuk tujuan dijual kembali.

Menurut Mulyadi (2001,p556) ada dua macam metode pencatatan persediaan yaitu metode mutasi persediaan (perpetual inventory method) dan metode persediaan fisik (physical inventory method). Dalam metode mutasi persediaan, setiap mutasi persediaan dicatat dalam kartu persediaan. Dalam metode persediaan fisik, hanya tambahan persediaan dari pembelian saja yang dicatat, sedangkan mutasi berkurangnya persediaan karena pemakaian tidak dicatat dalam kartu persediaan.

Menurut Mulyadi (2001,p559), jaringan prosedur pembentuk sistem persediaan, antara lain :

1. Prosedur pencatatan produk jadi.

Dalam prosedur ini, sistem akutansi mencatat harga pokok produk jadi yang didebitkan ke dalam rekening persediaan produk jadi dan dikreditkan ke dalam rekening barang dalam proses.

2. Prosedur pencatatan harga pokok produk jadi yang dijual

Dalam prosedur ini, sistem penjualan beserta prosedur order penjualan, prosedur persetujuan kredit, prosedur pengiriman barang, prosedur penangihan dan prosedur pencatatan piutang mencatat transaksi penjualan produk jadi (surat order pengiriman dan faktur penjualan).

3. Prosedur pencatatan harga pokok produk jadi yang diterima kembali dari pembeli.

(38)

  Dalam prosedur ini, berlaku prosedur sistem retur penjualan dimana produk jadi yang sudah dijual dikembalikan oleh pembeli, maka transaksi retur penjualan ini akan berpengaruh pada persediaan produk jadi.

4. Prosedur pencatatan tambahan dan penyesuaian kembali harga pokok persediaan produk dalam proses.

Dalam prosedur ini dilakukan proses pencatatan persediaan produk dalam proses umumnya dilakukan oleh perusahaan pada akhir periode, pada saat dibuat laporan keuangan bulanan dan laporan keuangan tahunan.

5. Prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang dibeli.

Dalam prosedur ini, sistem pembelian mencatat harga pokok persediaan yang dibeli.

6. Prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang dikembalikan kepada pemasok.

Dalam prosedur ini, jika persediaan yang telah dibeli dikembalikan kepada pemasok, maka transaksi retur pembelian ini akan mempengaruhi persediaan yang bersangkutan, yaitu mengurangi kuantitas persediaan. 7. Prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang.

Dalam prosedur ini, sistem akuntansi biaya produksi mencatat harga pokok persediaan bahan baku, bahan penolong, bahan habis pakai pabrik dan suku cadang yang dipakai dalam kegiatan produksi dan kegiatan non produksi.

8. Prosedur pencatatan tambahan harga pokok persediaan karena pengembalian barang gudang.

(39)

  Dalam prosedur ini, transaksi pengembalian barang gudang mengurangi biaya dan menambah persediaan barang di gudang.

9. Sistem penghitungan fisik persediaan.

Sistem penghitungan fisik persediaan umumnya digunakan oleh perusahaan untuk menghitung secara fisik persediaan yang disimpan di gudang, yang hasilnya digunakan untuk meminta pertanggungjawaban bagian gudang mengenai pelaksanaan fungsi penyimpanan, dan pertanggungjawaban bagian kartu persediaan mengenai keandalan catatan persediaan yang diselenggarakannya, serta untuk melakukan penyesuaian terhadap catatan persediaan di Bagian Kartu Persediaan.

Menurut Mulyadi (2000,p579), fungsi yang terkait dalam sistem persediaan, antara lain :

1. Panitia penghitungan fisik persediaan

Dalam sistem penghitungan fisik persediaan, panitia ini berfungsi untuk melaksanakan penghitungan fisik persediaan dan menyerahkan hasil penghitungan tersebut kepada Bagian Kartu Persediaan untuk digunakan sebagai dasar adjustment terhadap catatan persediaan dalam kartu persediaan.

2. Fungsi akuntansi

Dalam sistem penghitungan fisik persediaan, fungsi akuntansi bertanggung jawab untuk :

(40)

  a. Mencantumkan harga pokok satuan persediaan yang dihitung ke

dalam daftar hasil penghitungan fisik.

b. Mengalihkan kuantitas dan harga pokok per satuan yang tercantum dalam daftar hasil perhitungan fisik.

c. Mencantumkan harga pokok total dalam daftar penghitungan fisik. d. Melakukan adjustment terhadap kartu persediaan berdasarkan data

hasil penghitungan fisik persediaan.

e. Membuat bukti memorial untuk mencatat adjustment data persediaan dalam jurnal umum berdasarkan hasil penghitungan fisik persediaan. 3. Fungsi gudang

Dalam sistem penghitungan fisik persediaan, fungsi gudang bertanggung jawab untuk melakukan adjustment data kuantitas persediaan yang dicatat dalam kartu gudang berdasarkan hasil penghitungan fisik persediaan.

2.2.5 Java Programming

Versi awal Java dirilis pada tahun 1996 dan dinamakan Java Versi 1.0. Java versi ini menyertakan banyak paket standar awal yang terus dikembangkan pada versi selanjutnya, yaitu :

java.lang: Class dengan elemen-elemen dasar.

java.io: Class input dan output, termasuk penggunaan berkas.

java.util: Class pelengkap seperti class dalam struktur data.

java.net: Class TCP/IP, yang memungkinkan berkomunikasi dengan komputer lain dengan menggunakan jaringan TCP/IP.

(41)

 

java.awt: Class dasar untuk aplikasi antarmuka dengan pengguna (GUI).

java.applet: Class dasar aplikasi antar muka untuk diterapkan pada penjelajah web.

Kelebihan

Multi platform.

Kelebihan utama dari Java adalah dapat dijalankan di beberapa

platform/sistem operasi komputer, sesuai dengan prinsip tulis sekali,

jalankan di mana saja. Dengan kelebihan ini programmer cukup menulis sebuah program Java dan dikompilasi (diubah, dari bahasa yang dimengerti manusia menjadi bahasa mesin/bytecode) lalu hasilnya dapat dijalankan di atas beberapa platform tanpa perubahan. Kelebihan ini memungkinkan sebuah program berbasis java dikerjakan diatas sistem operasi Linux tetapi dapat dijalankan dengan baik di atas Microsoft Windows. Platform yang didukung sampai saat ini adalah Microsoft Windows, Linux, Mac OS dan Sun Solaris.

Object Oriented Programming

OOP yang artinya semua aspek yang terdapat di Java adalah sebuah objek. Java merupakan salah satu bahasa pemrograman yang berbasiskan objek secara murni. Semua tipe data diturunkan dari class dasar yang disebut object. Hal ini sangat memudahkan pemrogram untuk mendesain, membuat, mengembangkan dan mengalokasi

(42)

  kesalahan sebuah program dengan basis Java secara cepat, tepat, mudah dan terorganisir.

• Class library yang lengkap,

Java terkenal dengan kelengkapan library (kumpulan program yang disertakan dalam pemrograman java) yang sangat memudahkan

programmer untuk membangun sebuah aplikasi. • Bergaya C++

Java memiliki sintaks seperti halnya dalam bahasa pemrograman C++ sehingga menarik banyak programmer C++ untuk pindah ke Java. Saat ini pengguna Java sangat banyak, sebagian besar adalah programmer C++ yang pindah ke Java.

Kekurangan

• Tulis sekali, perbaiki di mana saja

Masih ada beberapa hal yang tidak kompatibel antara platform satu dengan platform lain. Untuk J2SE, misalnya SWT-AWT bridge yang sampai sekarang tidak berfungsi pada Mac OS X.

• Mudah didekompilasi.

Dekompilasi adalah proses membalikkan dari kode jadi menjadi kode sumber. Ini dimungkinkan karena kode jadi Java merupakan bytecode yang menyimpan banyak atribut bahasa tingkat tinggi, seperti nama-nama class, method, dan tipe data. Dengan demikian, algoritma yang

(43)

  digunakan program akan lebih sulit disembunyikan dan mudah dibajak/direverse-engineer.

• Penggunaan memori yang banyak.

Penggunaan memori untuk program berbasis Java jauh lebih besar daripada bahasa tingkat tinggi generasi sebelumnya seperti C/C++ dan Pascal.

2.2.6 MySQL

MySQL adalah software Database Management System (DBMS) yang

bersifat multithread dan multi-user dan MySQL memiliki lisensi General

Public License (GPL). MySQL dibuat dan disponsori oleh MySQL AB asal

Swedia.

2.2.7 SQLyog

SQLyog adalah sebuah aplikasi yang digunakan sebagai GUI (Graphical User Interface, merupakan salah satu model interaksi antara manusia dan computer) basis data manager untuk basis data MySQL. Dengan menggunakan aplikasi ini dapat mempermudah pembuatan basis data baru, pembuatan table, pembuatan user baru, penambahan data ke table maupun menghapus data atau mengubah data. Sehingga dengan adanya aplikasi ini mempermudah agar pengguna tidak perlu selalu mengetik perintah sql pada mysql console walaupun dari SQLyog sendiri disediakan

Gambar

Gambar 2.2 Siklus hidup basis data (Sumber : Connoly, 2004, p81)
Gambar 2.3 Multiple user view(Sumber: Connoly,2004,p84)
Gambar 2.10 Penerapan relasi antara entity (Sumber : Connolly,2005, p489)

Referensi

Dokumen terkait

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2014 tentang Pedoman Tata Cara Penghitungan, Penganggaran Dalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah dan Tertib

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial dan Komisaris Independen terhadap earning power yang diproksikan dengan Return

Data-data tuturan mengancam muka negatif yang ditemukan dalam kumpulan cerita pendek ini bernada introgasi atau mencampuri urusan mitra tutur, sehingga jelas

Atikel ini bertujuan untuk Mengetahui kendala dalam mewujudkan kebijakan affirmative action quota 30% yang belum dapat diwujudkan meskipun jumlah pemilih laki-laki justru

1. Intensitas santri mengikuti pengajian Kitab Sulamuttaufiq Bab Shalat adalah cukup. Hal ini dapat dibuktikan dengan dengan hasil yang diperoleh adalah mencapai

PAGnet mempertemukan petugas kesehatan masyarakat di pintu masuk dengan mitra untuk mengkoordinasikan kegiatan kesehatan masyarakat di pelabuhan, bandara dan lintas darat

Berdasarkan hasil dari keseluruhan subjek penelitian sebagian besar subjek yang orang tuanya bercerai tiga dari empat subjek mampu menerima kenyataan yang