• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengetahuan Kewirausahaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengetahuan Kewirausahaan"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengetahuan Kewirausahaan

Definisi pengetahuan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dalam jaringan adalah “(1) segala sesuatu yang diketahui; kepandaian, (2) segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan hal (mata pelajaran)”. Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya dengan sendirinya pada waktu pengindraan sehingga pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indra pendengaran, dan indra penglihatan (Notoatmodjo, 2010 : 27).

Notoatmodjo (2010 : 27–28) menyatakan pengetahuan mencangkup enam tingkatan, yaitu :

1. Mengetahui (Know)

Kemampuan untuk mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk diantara mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

2. Memahami (Comprehension)

(2)

3. Aplikasi (Application)

Kemampuan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi, atau kondisi real, yaitu dengan menggunakan hukum, rumus, metode, prinsip dan situasi yang lain. 4. Analisis (Analysis)

Kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi dan masih ada kaitan satu sama lain.

5. Tesis (Syntesis)

Kemampuan untuk menghubungkan bagian-bagian dalam bentuk keseluruhan yang baru dengan kata lain sintesa adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi-formulasi yang telah ada. 6. Evaluasi (Evaluation)

Kemampuan untuk melakukan penilaian suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian tersebut berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang telah ada.

Kewirausahaan menurut Hendro (2011 : 30) adalah “suatu kemampuan untuk mengelola sesuatu yang ada dalam diri Anda untuk dimanfaatkan dan ditingkatkan agar lebih optimal (baik) sehingga bisa meningkatkan taraf hidup Anda di masa mendatang”. Sedangkan menurut Robbins dan Coulter (2010 : 237) “kewirausahaan (entrepreneurship) adalah proses memulai suatu bisnis baru, biasanya dalam menjawab peluang yang muncul”.

(3)

Seseorang wirausaha tidak akan berhasil jika tidak memiliki kemampuan, kemauan, dan pengetahuan (Suryana 2008 : 4). Menurut Hisrich (dalam Nursito dan Nugroho, 2013), pengetahuan kewirausahaan adalah dasar dari sumber daya kewirausahaan yang terdapat didalam diri individu.

Premaratne (dalam Widding, 2005) menyatakan bahwa “pengetahuan kewirausahaan dapat didefinisikan sebagai pengetahuan multifungsi yang terdiri dari produk, pasar, organisasi dan pendanaan. Dapat diasumsikan bahwa pengusaha tidak secara pribadi memegang semua “pengetahuan bisnis yang diperlukan untuk mendapatkan keunggulan kompetitif”. Sedangkan Kuntowicaksono (2012) menyatakan bahwa pengetahuan wirausaha adalah pemahaman seseorang terhadap wirausaha dengan berbagai karakter positif, kreatif dan inovatif dalam mengembangkan peluang-peluang usaha menjadi kesempatan usaha yang menguntungkan dirinya dan konsumennya”. Nursito dan Nugroho (2013) menyatakan bahwa “pengetahuan kewirausahaan didefinisikan sebagai tingkat pengetahuan sebagai hasil belajar setelah mengikut proses pendidikan kewirausahaan yang diperlukan untuk memulai dan menjalankan usaha”.

Suryana dan Bayu (2010 : 66-67) menyatakan bahwa seorang wirausaha perlu memiliki pengetahuan yang cukup untuk dapat mengarahkan dirinya guna memperoleh peluang usaha, menyusun konsep usaha, membuat perencanaan, masuk pasar, beroperasi

(4)

(organisasi/sendiri), dan dengan demikian menikmati nilai tambah dan mengembangkan diri.

Menurut Suryana (2008: 4) wirausaha harus memiliki beberapa pengetahuan, yakni :

1. Pengetahuan mengenai usaha yang akan dimasuki/dirintis dan lingkungan usaha yang ada.

2. Pengetahuan tentang peran dari tanggung jawab. 3. Pengetahuan tentang manajemen dan organisasi bisnis.

Hadipranata (dalam Rusdarti dan Kusmuriyanto, 2008 : 181) menyatakan bahwa wirausaha adalah sosok pengambil resiko yang diperlukan untuk mengatur dan mengelola bisnis serta menerima keuntungan finansial ataupun non-uang.

Widding (2005) menyatakan bahwa penelitian saat ini memberikan perhatian terhadap pengetahuan kewirausahaan, karena didasarkan pada keyakinan bahwa pengetahuan dan akses untuk pengetahuan kewirausahaan adalah sumber daya yang paling penting dalam kewirausahaan.

Pengetahuan kewirausahaan merupakan hal utama dari sumber daya manusia yang diperlukan untuk meraih kesuksesan usaha yang berkelanjutan(Wu et al, 2008).

(5)

2.1.2 Ketersediaan Informasi

Definisi Ketersediaan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dalam jaringan adalah “(1) kesiapan suatu sarana (tenaga, barang, modal, anggaran) untuk dapat digunakan atau dioperasikan dalam waktu yang telah ditentukan; (2) keadaan tersedia; hal tersedia.

Definisi informasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dalam jaringan adalah “(1) penerangan; (2) pemberitahuan; kabar atau berita tentang sesuatu; (3) keseluruhan makna yg menunjang amanat yg terlihat dl bagian-bagian amanat itu”.

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008, Informasi adalah keterangan, pernyataan, gagasan, dan tanda-tanda yang mengandung nilai, makna, dan pesan, baik data, fakta maupun penjelasannya yang dapat dilihat, didengar, dan dibaca yang disajikan dalam berbagai kemasan dan format sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi secara elektronik ataupun nonelektronik (dalam www.kumham-jogja.info).

Informasi menurut Gaol (2008 : 7) “adalah segala sesuatu keterangan yang bermanfaat untuk para pengambil keputusan/manajer dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang sudah ditetapkan sebelumnya”. Sedangkan menurut Laudon (dalam Gaol 2008 : 8)“informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk informasi yang berarti dan berguna bagi manusia”.

(6)

Informasi merupakan data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang penting bagi penerima dan mempunyai nilai nyata bagi pengambilan keputusan saat ini atau waktu yang akan datang. Informasi memberikan sesuatu yang berguna jika: sesuai dengan kebutuhan end user, mempunyai ketelitian dalam pengolahan data, tidak kadaluwarsa (up to date) dan dapat dipergunakan secara efektif (Marimin dkk, 2006 : 19).

Maina (dalam Hattab, 2014) menyatakan “wirausaha menemukan peluang kewirausahaan tergantung pada informasi yang telah mereka miliki”. Ketersediaan informasi membantu seseorang agar dapat mengambil keputusan yang terbaik dari semua keputusan yang ada.

Menurut Yuliawan dan Ginting (2012) pengertian ketersediaan informasi kewirausahaan adalah “tersedianya informasi yang dibutuhkan dan mendukung kegiatan kewirausahaan secara memadai”.

Dari pengertian diatas maka dapat dikatakan bahwa ketersediaan informasi adalah tersedianya informasi usaha yang dibutuhkan dan mendukung untuk memulai suatu usaha.Singh dan Krishna di India(1994)menyatakan bahwapencarian informasi mengacu pada frekuensi kontak yang dibuat oleh seseorang dengan berbagai sumber informasi.

Menurut Oetomo (2002 : 16-17), kualitas informasi ditentukan oleh beberapa faktor yaitu sebagai berikut :

1. Keakuratan dan teruji kebenarannya.

(7)

2. Kesempurnaan informasi

Informasi disajikan dengan lengkap tanpa pengurangan, penambahan, dan pengubahan.

3. Tepat waktu

Infomasi harus disajikan secara tepat waktu, karena menjadi dasar dalam pengambilan keputusan.

4. Relevansi

Informasi akan memiliki nilai manfaat yang tinggi, jika Informasi tersebut dapat diterima oleh mereka yang membutuhkan.

5. Mudah dan murah

Apabila cara dan biaya untuk memperoleh informasi sulit dan mahal, maka orang menjadi tidak berminat untuk memperolehnya, atau akan mencari alternatif substitusinya.

Menurut Kristiansen (dalam Kristiansendan Indarti, 2004) “informasi Bisnis berhubungan dengan persepsi kemampuan untuk berhasil, dan keinginan berwirausaha terkait dengan pasar, sumber bahan baku, teknologi, desain, dan peraturan pemerintah.Ketersediaan informasi baru tergantung pada karakteristik seseorang seperti tingkat pendidikan, kualitas infrastruktur seperti media dan sistem telekomunikasi, dan modal sosial seperti jaringan”.menyatakan bahwa ketersediaan informasi usaha merupakan faktor penting yang mendorong keinginan seseorang untuk membuka usaha baru dan faktor kritikal bagi pertumbuhan dan keberlangsungan usaha(Indartidan Rostiani, 2008).

(8)

Jenssen dan Koenig (2002) menyatakan bahwa akses informasi merupakan hal penting bagi pengusaha. Cooper et al (1995) berpendapat bahwa proses pembentukan usaha merupakan proses untuk mempelajari suatu pembaharuan yang didapatkan melalui informasi.

2.1.3 Keinginan Berwirausaha

Keinginan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dalam jaringan adalah “barang apa yang diingini (diinginkan); perihal ingin; hasrat; kehendak; harapan”. Pengertian wirausaha menurut Steinhoff dan Burgess (dalam Soetadi, 2010 : 18), “wirausahawan adalah orang yang mengorganisir, mengelola dan berani menanggung risiko untuk menciptakan usaha baru dan peluang berusaha”.

Wirausaha berasal dari kata wira yang berarti pahlawan (berani) dan usaha berarti melakukan kegiatan usaha (bisnis). Dengan demikian wirausaha dapat didefenisikan sebagai seseorang yang dengan gigih berusaha untuk menjalankan sesuatu kegiatan bisnis dengan tujuan untuk mencapai hasil yang dapat dibanggakan (Sukirno, 2004 : 367). Menurut Hutagalung dkk (2010 : 2) wirausahawan adalah “orang-orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan daripadanya dan mengambil tindakan yang tepat guna memastikan sukses”.

(9)

Mudjiarto dan Wahid (2005: 42) menyatakan bahwa bahwa umumnya orang berminat membuka usaha sendiri karena beberapa alasan berikut ini:

1. Mempunyai kesempatan untuk memperoleh keuntungan. 2. Memenuhi minat dan keinginan pribadi.

3. Membuka diri untuk berkesempatan menjadi bos bagi diri sendiri. 4. Adanya kebebasan dalam manajemen.

Menurut Hendro dan Widhianto (2006 : 26), ada lima tahapan penting jika ingin menjadi seorang entrepreneur yaitu:

1. Memutuskan (decision), 2. Memulai (start),

3. Membangun (build) sebuah bisnis, 4. Memasarkan (promote),

5. Mewujudkan (operate and realized)apa yang akan dijual atau tawarkan kepada konsumen.

Menurut Rusdarti dan Kusmuriyanto (2008 : 185) seorang wirausaha haruslah memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Keberanian mengambil resiko

2. Memiliki daya kreasi, imajinasi, dan kemampuan untuk menyesuaikan dengan keadaan

3. Memiliki semangat dan kemajuan untuk mengatasi kesulitan, mengutamakan efisiensi, serta memiliki analisis yang tepat.

(10)

Nursito dan Nugroho (2013) mendefinisikan keinginan berwirausaha sebagai kesungguhan niatseseorang untuk melakukan perbuatanatau memunculkan suatu perilaku tertentu, yaitu berwirausaha. Yuliyaningsih dkk (2013) menyatakan bahwa “keinginan berwirausaha merupakan keinginan, ketertarikan, serta kesediaan individu untuk bekerja keras dalam memenuhi kebutuhan hidupnyatanpa takut dengan resiko yang akan terjadi”.

Keinginan berwirausaha menurut Katz and Gartner (dalam Choo dan Wong, 2006) adalah “keinginan berwirausaha dapat diartikan sebagai proses pencarian informasi yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan pembentukan suatu usaha”.

Maka dapat dikatakan keinginan berwirausaha adalah keinginan seseorang untuk memulai suatu bisnis dengan mengumpulkan semua sumber daya yang dimiliki.Seseorang yang ingin memulai suatu usaha haruslah memiliki keinginan berwirausaha, agar usaha yang dimulai dapat bertahan dan semakin berkembang.

2.2 Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Peneliti (Tahun Penelitian)

Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian

Eka Aprilianty (2012) Pengaruh Kepribadian Wirausaha, Pengetahuan Kewirausahaan, dan Lingkungan Variabel independen: Potensi Kepribadian Wirausaha (X1), Pengetahuan Kewirausahaan (X2), Lingkungan Keluarga Variabel kepribadian wirausaha, pengetahuan kewirausahaan, dan lingkungan keluarga berpengaruh positif dan signifikan terhadap

(11)

Berwirausaha

Siswa SMK Variabel dependen:

Minat Berwirausaha (Y)

Lanjutan Tabel 2.1 Peneliti

(Tahun Penelitian)

Judul

Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian

Eko Yuliawan dan Mbayak Ginting (2012) Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha Mahasiswa (Studi

Kasus Pada STMIK Mikroskil Medan) Variabel Independen: Kepribadian (X1), Lingkungan (X2), Demografis (X3), Ketersediaan Infomasi Kewirausahaan (X4), Kepemilikan Jaringan Sosial (X5), Akses Kepada Modal (X6) Variabel Dependen: Minat Berwirausaha (Y) Variabel kepribadian, ketersediaan informasi kewirausahaan, dan kepemilikan jaringan sosial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat berwirausaha mahasiswa. Sedangkan untuk variabel lingkungan, demografis, dan akses terhadap modal tidak berpengaruh terhadap minat berwirausaha mahasiswa. Kuntowicaksono (2012) Pengaruh Pengetahuan Wirausaha dan Kemampuan Memecahkan Masalah Wirausaha Terhadap Minat Berwirausaha Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Variabel Independen: Pengetahuan Wirausaha (X1), Kemampuan Memecahkan Masalah (X2) Variabel Dependen: Minat Berwirausaha (Y) Variabel pengetahuan kewirausahaan dan

kemampuan untuk

me-mecahkan masalah

berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat kewirausahaan siswa.

Sarwono Nursito, Arif Julianto Sri Nugroho (2013) Analisis Pengaruh Interaksi Pengetahuan Kewirausahaan dan Variabel independen: Pengetahuan Kewirausahaan (X1), Efikasi Diri (X). Pengetahuan kewirausahaan dan

efikasi diri berpengaruh secara positif dan

(12)

terhadap Intensi Kewirausahaan Variabel dependen: Intensi Kewirausahaan (Y). intensi kewirausahaan. Lanjutan Tabel 2.1 Peneliti (Tahun Penelitian) Judul

Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian

Mumuh Mulyana, Ratih Puspitasari (2014) Model Struktural Minat Berwirausaha Siswa SMK Di Kota Bogor Variabel Independen: Kebutuhan Akan Prestasi (X1), Efikasi Diri (X2), Kepribadian (X3), Demografi (X4), Ketersediaan Informasi Kewirausahaan (X5), Kepemilikan Jaringan Sosial (X6), Akses kepada Modal (X7), Lingkungan (X8) Variabel Dependen: Minat Berwirausaha (Y) Faktor Kepribadian dan Lingkungan berpengaruh secara nyata terhadap Minat Berwirausaha. Faktor Kebutuhan akan Prestasi Efikasi Diri, Kepemilikan Jaringan Sosial berpengaruh nyata secara tidak langsung melalui variabel Kepribadian terhadap Minat Berwirausaha Siswa SMK di Kota Bogor. Faktor Demografis, akses kepada modal, dan ketersediaan informasi kewirausahaan tidak berpengaruh secara nyata terhadap Minat Berwirausaha Siswa SMK di Kota Bogor.

(13)

2.3 Kerangka Konseptual

Hendro (2011 : 35) menyatakan bahwa ilmu-ilmu lain seperti keuangan, pemasaran, manajemen, produksi, sumber daya manusia, strategi, dan lain-lain itu memang sudah banyak diberikan di sekolah-sekolah atau dalam buku-buku karangan pakar-pakar akademik, tetapi yang belum ada adalah benang merah sebagai tali penghubung antara ilmu yang satu dengan yang lain untuk digabungkan dengan teori kreativitas sehingga menjadi rantai yang kokoh dan kuat.

Dengan memiliki pengetahuan kewirausahaan yang cukup maka diharapkan pola pikir akan berubah, tidak hanya menjadi pencari kerja namun juga dapat menjadi seorang pencipta lapangan kerja. Menurut Saiman (dalam Yuliyaningsih dkk, 2013 : 134) pengetahuan kewirausahaan merupakan salah satu faktor pemicu minat berwirausaha. Liñán (2004) menyatakan “pengetahuan tentang lingkungan kewirausahaan berkontribusi nyata terhadap persepsi kewirausahaan. Hal ini juga secara langsung memberikan kesadaran yang lebih besar tentang profesi wirausaha, dan akan lebih berminat menjadi seorang wirausaha.”

Ketersediaan informasi adalah tersedianya informasi yang dibutuhkan dan mendukung untuk memulai suatu usaha. Ketersediaan informasi membantu seseorang agar dapat mengambil keputusan yang terbaik dari semua keputusan yang ada. Hasil penelitian Priyanto (dalam Sumarsono, 2013) menemukan bahwa aksesibilitas terhadap informasi mampu meningkatkan sikap mereka terhadap wirausaha. Hasil penelitian Yuliawan dan Ginting (2012) menemukan bahwa

(14)

ketersediaan informasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keinginan berwirausaha. Ketersediaan informasi akan mendorong seseorang untuk membuka usaha baru. Ketersediaan informasi bisnis penting untuk keinginan memulai suatu usaha baru (Kristiansen dan Indarti, 2004).

Keinginan berwirausaha adalah keinginan seseorang untuk memulai suatu bisnis dengan mengumpulkan semua sumber daya yang dimiliki dan kemampuan mengelola bisnis agar mendapatkan keuntungan. Seseorang yang ingin memulai suatu usaha haruslah memiliki keinginan berwirausaha, agar usaha yang dimulai dapat bertahan dan semakin berkembang.

Untuk memulai menjadi seorang wirausaha, maka seseorang haruslah memiliki keinginan untuk berwirausaha. Keinginan tidak timbul dengan sendirinya, namun dipengaruhi oleh berbagai hal seperti pengetahuan maupun tersedianya informasi. Jika pengetahuan kewirausahaan bertambah, maka wawasan wirausahanya akan semakin bertambah yang berpengaruh terhadap keinginan berwirausaha. Ketersediaan informasi yang banyak akan menjadikan seseorang lebih mudah dalam melihat peluang dan kesempatan usaha sehingga akan berpengaruh terhadap keinginan berwirausaha.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka kerangka konseptual untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:

(15)

Sumber:Kristiansen dan Indarti (2004), Liñán (2004),Hendro (2011), Yuliawan dan Ginting (2012), Sumarsono (2013), Yuliyaningsih dkk (2013) data diolah peneliti.

Gambar 2. 1 Kerangka Konseptual 2.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah dipaparkan, maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut:

Pengetahuan kewirausahaan dan ketersediaan informasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keinginan menjadi wirausaha.

Pengetahuan Kewirausahaan (X1) Ketersediaan Informasi (X2) Keinginan Berwirausaha (Y)

Gambar

Gambar 2. 1 Kerangka Konseptual  2.4  Hipotesis Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Perjalanan klinis penyakit ISPA dimulai dengan berinteraksinya virus dengan tubuh.Masuknya virus sebagai antigen ke saluran pernafasan menyebabkan silia yang terdapat pada

Abdul Moeloek untuk dapat memberikan terapi non farmakologi salah satunya adalah terapi relaksasi progresif yang dapat diterapkan sebagai terapi pendamping selain

Edukasi pada program acara Asyik Belajar Biologi dalam Mata Pelajaran. IPA

Karakteristik substrat maupun sedimennya pada Kawasan Pantai Ujong Pancu sendiri memiliki karateristik sedimen yang didominasi oleh pasir halus dimana pada

Berdasarkan hasil analisis data menggambarkan implementasi evaluasi Model Kirkpatrick Level 1 dan Level 2 Diklat Teknis Substantif Pembina Ekstrakurikuler Keagamaan

Sesuai dengan kriteria diterima atau ditolaknya hipotesis maka dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa menerima hipotesis yang diajukan terbukti atau dengan kata lain variabel

Isu kedua market timing ekuitas berpengaruh jangka pendek terhadap struktur modal perusahaan muncul sehubungan adanya hasil penelitian yang dilakukan oleh Baker dan Wurgler

Kepuasan responden di Instalasi Rawat Inap RSUD Tugurejo Semarang kategori tinggi adalah 38 responden ( 38 % ) dan kategori sedang 62 responden ( 62 % ), dengan