UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN (PRAKTIKUM)
No. 0080117253
Status Dokumen : c Master c Salinan No. Nomor Revisi : 00
Tanggal Terbit : 12 Agustus 2017 Jumlah Halaman :
Dibuat oleh : Diperiksa oleh:
Nama
ASMUJI, M.Kep.
Nama Ns. Susi Wahyuning A, M.Kep.Jabatan
PJMK
Jabatan Ka Prodi NersTanggal 12 Agustus 2017 Tanggal 12 Agustus 2017
Disetujui oleh:
Nama Ns. Awatiful Azza, M.Kep., Sp.Kep.Mat Jabatan Dekan
Tanggal 12 Agustus 2017
Isi dokumen ini sepenuhnya merupakan rahasia Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember dan tidak boleh diperbanyak, baik sebagian maupun seluruhnya kepada pihak lain tanpa ijin tertulis dari Rektor Universitas Muhammadiyah Jember.
DAFTAR REVISI
DAFTAR ISI
Halaman Judul dan Persetujuan ………. 1
Daftar Revisi ………. 2
Daftar Isi
Visi dan Misi
Kemampuan Akhir Yang
Diharapkan
………. ………. ………. 3 4 5Deskripsi Mata Kuliah
Isi Modul
………. ……….
6
7
VISI MISI
PROGRAM STUDI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
VISI PROGRAM STUDI NERS
Menjadi program studi unggul dalam pendidikan profesi keperawatan yang berjiwa
entrepreneur di tingkat Asia Tenggara berdasarkan nilai-nilai ke-Islaman tahun 2030
MISI PROGRAM STUDI NERS
1. Menyelenggarakan pendidikan keperawatan yang profesional, berkualitas,
dan bermartabat serta menghasilkan lulusan berdaya saing di tingkat Asia
Tenggara.
2. Menyelenggarakan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat
berdasarkan
nilai-nilai
ke-islaman
yang
berkonsentrasi
kepada
pengembangan ilmu pengetahuan, dan teknologi bidang keperawatan.
3. Menyelenggarakan dan mengembangkan atmosfir akademik yang kondusif,
dan berfikir kritis guna menghasilkan lulusan sebagai tenaga keperawatan
profesional yang berjiwa entrepreneurship mengedepankan nilai nilai
keislaman.
4. Menyelengarakan sistem manajemen kinerja berbasis standar mutu
pendidikan tinggi
5. Menyelenggarakan kerjasama kemitraan lintas program dan lintas sektoral
dalam upaya pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bidang
keperawatan.
TUJUAN PROGRAM STUDI NERS
1. Menghasilkan lulusan perawat profesional yang kreatif, kompetetif, bermoral, berwawasan luas, dan mampu beradaptasi dengan lingkungannya, dan mampu bersaing di tingkat Asia Tenggara.
2. Menghasilkan lulusan yang berjiwa entrepeneur yang berpegang teguh pada nilai-nilai Al-Islam dan Kemuhammadiyahan.
3. Menghasilkan penelitian secara aktif dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta keterampilan keperawatan.
4. Menghasilkan kegiatan pengabmas yang secara dinamis mampu menyelesaikan masalah-masalah kesehatan dan atau keperawatan yang dihadapi masyarakat sebagai upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
5. Terwujudnya atmosfir akademik yang kondusif berbasis budaya akademik islami (BUDAI).
6. Menghasilkan sistem manajemen kinerja berbasis standar akreditasi
7.
Terjalinnya kerjasama lintas program dan lintas sektoral dalam bidang kesehatan dan keperawatanCONTOH
LAPORAN DAN
ANALISIS
MANAJEMEN
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUANPembangunan kesehatan merupakan tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional. Untuk itu, perlu ditingkatkan upaya untuk memperluas dan mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan mutu baik. Sejalan dengan meningkatnya pendidikan, perubahan sosial budaya, masyarakat dan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi maka sistem nilaipun mulai berubah. Adanya tuntutan terhadap kualitas pelayanan keperawatan dirasakan sebagai suatu fenomena yang harus di respon oleh perawat. Pelayanan keperawatan secara profesional perlu mendapatkan perhatian dalam pengembangan dunia keperawatan dengan mengoptimalkan manajemen keperawatan.
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam menjalankan suatu kegiatan di organisasi. Manajemen tersebut mencakup kegiatan planning, organizing. Actuating, controlling terhadap staf sarana, dan prasarana dalam mencapai organisasi (Grant dan Massye. 1999 dalam Nursalam, 2011). Manajer keperawatan dituntut untuk merencanakan, mengorganisasi, memimpin, dan mengevaluasi sarana dan prasarana yang tersedia untuk dapat memberikan asuhan keperawatan yang seefektif dan seefisien mungkin bagi individu, keluarga dan masyarakat.
Manajemen didefinisikan sebagai proses menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain untuk mencapai tujuan organisasi dalam suatu lingkungan yang berubah. Dalam manajemen terdapat suatu proses yang mengubah suatu input menjadi suatu output yang diharapkan. Input manajemen terdiri dari manusia, material/ alat, metode dan lingkungan yang selanjutnya akan mengalami proses manajemen sehingga tercapai output. Output pada manajemen berupa efisiensi dalam pelayanan dan staf yang kompoten dan ahli. Pada manajemen keperawatan, kegiatan ini terintegrasi pada praktek yang nyata dalam pengelolaan klien, sehingga dihasilkan suatu pelayanan keperawatan yang efektif dan efisien yang terdapat diterapkan kepada klien, keluarga klien dan masyarakat.
Proses manajemen keperawatan sejalan dengan proses keperawatan sebagai metode pelaksanaan asuhan keperawatan secara profesional, sehingga diharapkan keduanya dapat saling mendukung. Adanya manajemen keperawatan dapat membantu Adanya tuntutan kualitas terhadap pelayanan keperawatan. Pelayanan keperawatan dirasakan sebagai satu phenomena
yang harus direspon oleh perawat. Pelayanan keperawatan secara profesional perlu mendapatkan perhatian dalam pengembangan dunia keperawatan. Salah satu strategi untuk mengoptimalkan peran dan fungsi perawat dalam pelayanan keperawatan adalah melakukan manajemen keperawatan dengan harapan adanya factor kelola yang optimal mampu meningkatkan keefektifan pembagian pelayanan keperawatan sekaligus lebih menjamin kepuasan klien terhadap pelayanan keperawatan.
Pelayananan asuhan keperawatan yang optimal akan terus menjadi tuntutan bagi organisasi pelayanan kesehatan.. Pelayanan kesehatan kemudian menjadi hak yang paling mendasar bagi semua orang dan memberikan pelayanan kesehatam desentralisasi, dengan meningkatnya pendidikan bagi perawatan , diharapkan dapat memberikan arah terhadap pelayanan keperawatan berdasarkan isu di masyarakat.
Pelayanan kesehatan yang memadai ditentukan sebagian besar oleh gambaran pelayanan keperawatan yang terdapat di dalamnya. Era globalisasi dan perkembangan ilmu dan teknologi kesehatan menuntut perawat, sebagai suatu profesi, memberi pelayanan kesehatan yang optimal. Praktek keperawatan ditentukan dalam standar organisasi profesi dan system pengaturan serta pengendaliannya melalui perundang-undangan keperawatan (Nursing Act), dimanapun perawat itu bekerja (Nursalam 2015).
RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe merupakan rumah sakit negeri kelas B, rumah sakit ini mampu menampung pelayanan rujukan dari rumah sakit kabupaten. Rumah sakit ini memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan mutu baik sehingga selalu dilakukan pembenahan baik dari segi sarana/prasarana, sumber daya manusia serta jenis pelayanan yang diberikan selain itu pula banyak tantangan yang dihadapi oleh rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. H. Aloei Saboe dan untuk mengatasi tantangan dan hambatan tersebut diperlukan komitmen terhadap semua pihak baik fungsional maupun pihak manajemen. Salah satu strategi untuk mengoptimalkan peran dan fungsi perawat dalam pelayanan keperawatan adalah melakukan manajemen keperawatan dengan harapan adanya faktor kelola yang optimal mampu meningkatkan keefektifan pembagian pelayanan keperawatan sekaligus lebih menjamin kepuasan klien terhadap pelayanan keperawatan.
Ruangan atau bangsal sebagai salah satu unit terkecil pelayanan kesehatan di rumah sakit Umum Daerah Prof. Dr. H. Aloei Saboe yang merupakan tempat untuk menerapkan ilmu dan kiatnya secara optimal. Namun perlu disadari tanpa adanya tata kelola yang memadai kemauan, dan kemampuan yang kuat, serta peran aktif dari semua pihak maka pelayanan keperawatan profesional hanyalah akan menjadi teori semata. Untuk tenaga perawat di rumah sakit ini perlu mengupayakan kegiatan penyelengaraan Sistem Pemberian Pelayanan
Keperawatan profesional (SP2KP) yang merupakan penataan sistem pemberian pelayanan keperawatan melalui pengembangan model praktik keperawatan yang ilmiah. Model ini sangat menekankan pada kualitas kinerja tenaga keperawatan yang berfokus pada profesionalisme keperawatan antara lain melalui penataan dan fungsi setiap jenjang tenaga keperawatan, sistem pengembalian keputusan, sistem penugasan, dan sistem penghargaan yang memadai.
Pada penerapan SP2KP ini dikembangkan menajemen kegiatan keperawatan berdasarkan 4 pilar nilai professional, yaitu pendekatan manajemen (Management Approach), kompensasi dan penghargaan (Compensatory Reward), hubungan professional relation sif dan pemberioan asuhan keperawatan (patien care delivery).
System pemberian pelayanan keperawatan professional (SP2KP) merupakan pengembangan dari model praktik keperawatan professional (MPKP) dirumah sakit umum daerah prof. Dr. H. Aloei Saboe yang sudah diterapkan sejak tahun 2006 yang bertujuan :
a. Meningkatkan kualitas asuhan pelayanan professional yang berdampak pada kepuasan pelanggan.
b. Penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan yang professional bagi tenaga keperawatan
c. Meningkatkan kemandirian perawat dalam melaksanakan tindakan keperawatan professional, akuntabilitas dan kapabilitas
d. Meningkatkan kepuasan kinerja perawat
e. Peningkatkan komunikasi yang efektif antara perawat, pasien/keluarga dan tim kesehatan lainnya
f. Menentukan dan merencanakan fasilitas peralatan keperawatan dalam menunjang pelayanan keperawatan
Ruangan SP2KP Anak merupakan salah satu pelayanan rawat inap yang ada di RSUD Prof.Dr.H Aloei Saboe, Sistem pemberian pelayanan keperawatan profesional (SP2KP) merupakan pengembangan dari model praktik keperawatan profesional (MPKP) di rumah sakit daerah Prof. Dr.H. Aloei Saboe. Berdasarkan berbagai pemikiran tersebut maka mahasiswa melaksanakan praktek profesi manajemen keperawatan di ruangan SP2KP Anak RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo dapat memberikan pengalaman pengelolaan pada salah satu unit pelayanan kesehatan, sekaligus berkontribusi meningkatkan kualitas pelayanan di rumah sakit.
Berdasarkan berbagai pemikiran tersebut maka mahasiswa melaksanakan praktek profesi manajemen keperawatan di ruang SP2KP Anak Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. H. Aloei
Saboe sehingga dapat memberikan pengalaman pengelolaan pada salah satu unit pelayanan kesehatan, sekaligus berkontribusi meningkatkan kualitas pelayanan di rumah sakit. 1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan praktek profesi manajemen keperawatan, mahasiswa mampu menerapkan konsep dan prinsip manajemen keperawatan dan menjadi “ Change Agent” pada unit pelayanan kesehatan secara nyata dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Ruang SP2KP Anak Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. H. Aloei Saboe
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah menyelesaikan praktek profesi keperawatan Manajemen Keperawatan mahasiswa mampu:
1. Melakukan pengkajian di ruang rawat SP2KP Anak
2. Melaksanakan analisis situasi dan identifikasi masalah manajemen keperawatan. 3. Melakukan kegiatan manajemen keperawatan di ruangan SP2KP Anak dalam bentuk:
A. Mampu membuat fungsi perencanaan sistem pemberian pelayanan keperawatan profesional diruangan dalam bentuk :
a) Mampu menyiapkan perangkat kegiatan sistem pemberian pelayanan keperawatan profesional diruangan
b) Mampu mengembangkan sistem informasi manajemen keperawatan diruangan dalam menerapkan sistem pemberian pelayanan keperawatan profesional.
B. Mampu melaksanakan fungsi pengorganisasian diruangan sistem pemberian pelayanan keperawatan profesional antara lain:
a) Membuat struktur organisasi diruang sistem pemberian pelayanan keperawatan professional
b) Membuat daftar dinas di ruang berdasarkan tim di ruang sistem pemberian pelayanan keperawatan professional
c) Membuat daftar pasien berdasarkan tim diruang sistem pemberian pelayanan keperawatan professional
d) Menyarankan sarana dan prasarana yang belum lengkap di ruangan SP2KP Anak C. Melaksanakan fungsi pengarahan dalam ruangan di ruang sistem pemberian pelayanan
keperawatan profesional antara lain:
a) Mampu menerapkan pemberian motivasi b) Mampu membentuk manajemen konflik c) Mampu melakukan pendelegasian dengan baik
D. Mampu melakukan komunikasi efektif antara lain: a) Operan. b) Pre Confrence. c) Post Confrence. d) Ronde Keperawatan. e) Supervisi Keperawatan. f) Discharge Planning. g) Dokumentasi keperawatan.
E. Melaksanakan fungsi pengendalian dalam bentuk audit hasil di ruangan sistem pemberian pelayanan keperawatan profesional antara lain:
a) Mampu memperhitungkan BOR (Bed Occupancy Rate), yaitu pemakaian tempat tidur pada satu satuan waktu.
b) Mampu menghitung ALOS (Average Lenght Of Stay), yaitu rata-rata lama rawat seorang pasien.
c) Mampu menghitung TOI (Turn Over Interval), rata-rata hari tempat tidur tidak ditempati dari saat diisi kesaat terisi berikutnya.
d) Mampu melakukan survey masalah baru.
e) Mampu menganalisis kepuasan pasien dan keluarga. 1.3 Manfaat
1. Bagi Pasien
Dengan adanya praktek manajemen di Rumah sakit diharapkan pasien merasakan pelayanan yang optimal, serta mendapat kenyamanan dalam pemberian asuhan keperawatan sehingga tercapai kepuasan klien yang optimal.
2. Bagi Perawat
a) Tercapainya tingkat kepuasan kerja perawat yang optimal.
b) Terbinanya hubungan antara perawat dengan perawat, perawat dengan tim kesehatan yang lain, dan perawat dengan pasien serta keluarga.
c) Tumbuh dan tertibnya akuntabilitas dan disiplin diri perawat. d) Meningkatkan profesionalisme keperawatan.
3. Bagi Rumah Sakit
a) Mengetahui masalah-masalah yang ada diruang perawatan yang berkaitan dengan pelaksanaan asuhan keperawatan professional.
b) Dapat menganalisis masalah yang ada dengan metode SWOT serta menyusun rencana strategi.
c) Mempelajari penerapan asuhan keperawatan profesional secara optimal 4. Bagi Mahasiswa
Mengerti dan memahami penerapan atau aplikasi asuhan keperawatan profesional di dalam rumah sakit.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Manajemen Keperawatan 2.1.1 Definisi
Manajemen keperawatan adalah proses kerja setiap perawat untuk memberikan pengobatan dan kenyamanan terhadap pasien. Tugas manager keperawatan adalah merencanakan, mengatur, mengarahkan dan mengawasi keuangan yang ada, peralatan dan sumber daya manusia untuk memberikan pengobatan yang efektif dan ekonomis kepada pasien (Gillies, 2006).
Manejemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara profesional (Nursalam, 2007). Manejemen keperawatan adalah suatu tugas khusus yang harus dilaksanakan oleh pengelola keperawatan untuk merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan serta mengawasi sumber-sumber yang ada baik sumber daya manusia, alat, maupun dana sehingga dapat memberikan pelayanan keperawatan yang efektif, baik kepada pasien, keluarga dan masyarakat.
Manajemen keperawatan memahami dan memfasilitasi pekerjaan perawat pelaksana serta mengelola kegiatan keperawatan. Suyanto (2009) menyatakan bahwa lingkup manajemen keperawatan adalah manajemen pelayanan kesehatan dan manajemen asuhan keperawatan. Manajemen pelayanan keperawatan adalah pelayanan di rumah sakit yang dikelola oleh bidang perawatan melalui tiga tingkatan manajerial yaitu manajemen puncak (kepala bidang keperawatan), manajemen menegah (kepala unit pelayanan atau supervisor), dan manajemen bawah (kepala ruang perawatan). Keberhasilan pelayanan keperawatan sangat dipengaruhi oleh manajer keperawatan melaksanakan peran dan fungsinya.
2.1.2 Prinsip manajemen Keperawatan a. Pengkajian – pengumpulan data
Proses adalah suatu rangkaian tindakan yang mengarah pada suatu tujuan proses manajemen seperti proses keperawatan , mencakup pengumpulan data, fakta-fakta, masalah-masalah diagnosa, perencanaan tindakan, pelaksanaan rencana-rencana dan evaluasi hasil.
b. Perencanaan
Dimaksudkan untuk menyusun suatu perencanaan yang strategis dalam mencapai tujuan organisasi yang telah diterapkan. Perencanaan disini dimaksudkan untuk menentukan kebutuhan dalam asuhan keperawatan kepada semua pasien, menegakan tujuan,
mengalokasi anggaran belanja, memutusan ukuran dan tipe tenaga keperawatan yang dibutuhkan, membuat pola struktur organisasi yang dapat mengoptimalkan efektifitas staf serta menegakan kebijaksanan dan prosedur operasional untuk mencapai visi dan misi institusi yang telah diterapkan.
c. Pelaksanaan
Karena manajemen membutuhkan kerja sama dengan orang lain, pelaksanaan langkah proses manajemen menyangkut pengarahan kelompok-kelompok perawatan untuk melaksanakan tindakan-tindakan yang telah direncanaakan. Pengarahan karyawan mencakup pengarahan komunikasi dan motivasi.
d. Evaluasi
Tahap akhir dari proses manajerial adalah mengevaluasi seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan. Tujuan evaluasi disini adalah untuk menilai seberapa jauh staf mampu melaksaanan peranannya sesuai dengan tujuan organisasi yang telah ditetapkan serta mengidentifikasi faktor-faktor yang menghambat dan mendukung dalam pelaksanaan. 2.1.3 Peran manajemen keperawatan
Perawat professional diharapkan menjadi manajer dan leader yang efektif dalam keperawatan. Hal-hal yang harus dilakukan yang terkait perannya sebagai manajer keperawatan adalah kompetensi yang harus dimilikinya agar menjadi seseorang leader yang efektif :
a. Kepemimpinan
1) Berkomunikasi tentang organisasi, kegiatan organisasi dan pelaksanaan perubahan 2) Mendelegasikan tugas dan menerima tanggung jawab
3) Menciptakan budaya organisasi yang kondusif dan efektif 4) Melibatkan staf dalam pengembagan organisasi
5) Fleksibilitas dalam pelaksanaan peraturan b. Pengambilan keputusan dan perencanan
1) Berfikir ulang dan menyusun kembali prioritas organisasi. 2) Cepat tanggap terhadap perubahan yang tidak diharapkan. 3) Mengantifikasi perencanaan perubahan anggaran.
4) Memberikan pedoman tentang keputusan organisasi. 5) Menginterpretasikan perubahan ekonomi staf. c. Hubungan / komunikasi
1) Empati, mendengar dan tanggap pernyataan staf 2) Menciptakan situasi kondusif dalam komunikasi
4) Mengembangkan proses hubungan yang baik dalam organisasi d. Anggaran
1) Mengontrol budget
2) Mengintrespretasikan penggunaan anggaran sesuai kebutuhan 3) Merencanakan anggaran tahunan (5 tahun)
4) Mengonsultasikan masalah keuangan e. Pengembangan
1) Mengembangkan tim kerja yang efektif
2) Mengembangkan hubungan professional antar staf 3) Memberikan umpan balik yang positif
4) Menggunakan system pemberian penghargaan yang baik f. Personality
1) Mengambil keputusan yang tepat 2) Mengelola stres individu
3) Menggunakan koping yang efektif dalam setiap masalah g. Negosiasi
1) Mengidentifikasi dan mengelolah konflik 2) Memfasilitasi perubahan
3) Melakukan negosiasi dengan baik terhadap staf, kelompok,dan organisasi 4) Mengklarifikasi kejadian yang melibatkan staf
5) Menjadi mediator bila terjadi konflik antara staf atau kelompok
2.2 Konsep Kepemimpinan 2.2.1 Definisi
Menurut George R. terry kepemimpinan itu adalah hubungan yang ada dalam diri seseorang atau pemimpin, mempengaruhi orang lain untuk bekerja secara standar dalam hubungan tugas untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktivitas kelompok yang diatur untuk mencapai tujuan bersama.
2.2.2 Tugas Dan Peran Pemimpin
Menurut James A.F Stoner, tugas utama seorang pemimpin adalah : a. Pemimpin bekerja dengan orang lain
Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk bekerja dengan orang lain, salah satunya atasannya, staf, teman bekerja atau dengan atasan lain dalam organisasi baik orang diluar organisasi.
b. Pemimpin adalah tanggung jawab dan mempertanggung jawabkan
Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk menyusun tugas menjalankan tugas, mengadakan evaluasi, untuk mencapai outcome yang terbaik.
c. Pemimpin menyeimbangkan pencapaiaan tujuan dan perioritas
Proses kepemimpinan dibatasi sumber, jadi pemimpin harus dapat menyusun tugas dengan mendahulukan prioritas.
d. Pemimpin harus berfikir secara analitis dan konseptual
Seorang pemimpin harus menjadi seorang pemikir yang analitis dan konseptual. Selanjutnya dapat mengidentifikasi masalah dengan akurat.
e. Manajer adalah seorang mediator
Pemimpin harus menjadi seorang penengah dalam terjadi konflik. f. Pemimpin adalah politisi dan diplomat
Seorang pemimpin harus mampu mengajak dan melakukan kompromi. g. Pemimpin membuat keputusan yang sulit
Seorang pemimpin harus memecahkan masalah 2.2.3 Gaya kepemimpinan
Kepemimpinan dipengaruhi oleh sifat dan perilaku yang memiliki pemimpin : 1. Autokratik
1) Pemimpin membuat keputusan sendiri
2) Lebih memperlihatkan hasil dari pada terhadap karyawannya
3) Dapat menimbulkan permusuhan, agresifitas/ sebaliknya menghilangkan inisiatif dan apatis
2. Demokratis
1) Pengambilan keputusan melibatkan bawahan
2) Berorientasi kepada bawahan dan menitik beratkan hubungan antar manusia dan kerja kelompok.
3) Dapat menimbulkan/ meningkatkan produktifitas, inisiatif dan kepuasan kerja. 3. Laissez faire
1) Memberikan banyak keputusan 2) Pantang memberikan bimbingan
3) Bermaksud membuat orang senang dan bebas
4. Kecakapan kepemimpinan
1) Kecakapan konvensional (conceptual skil)
a) Kemampuan mengetahui kebijaksanaan organisasi secara keseluruhan b) Hal ini penting pemimpin tingkat atas
2) Kecakapan kemanusiaan (human skill)
a) Kemampuan untuk bekerja didalam kelompok atau dengan kelompok
b) Untuk membangun suatu usaha koordinasi dalam suatu tim dimana ia sebagai pemimpin.
3) Kecakapan tehnik (tehnical skill)
Penting sebagai pimpinan tingkat middle managemen level dan pimpinan tingkat bawah. 2.3 Konsep Change Agent
2.3.1 Definisi Perubahan
Perubahan merupakan suatu proses dimana terjadinya peralihan atau perpindahan dari status tetap (statis) menjadi yang bersifat dinamis , artinya dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang ada.perubahan dapat mencangkup keseimbangan personal, sosial maupun organisasi untuk dapat menjadi perbaikan atau penyempurnaan serta dapat menerapkan ide atau konsep terbaru dalam mencapai tujuan tertentu.
2.3.2 Tahap-tahap dalam perubahan
Secara umum tahap-tahap perubahan akan meliputi tiga tahap :
a) Tahap persiapan, dilakukan berbagai kontak melalui ceramah, pertemuan, maupun komunikasi tertulis. Tujuan agar tercapai kesadaran akan pentingnya perubahan.
b) Tahap penerimaan, pemahaman yang dibentuk akan bermuara ke dalam dua kutub, yaitu persepsi yang positif di satu sisi atau presepsi negatif di sisi lain. Persepsi negatif akan melahirkan keputusan untuk tidak mendukung perubahan, sebaliknya persepsi positif yang melahirkan keputusan untuk memulai perubahan dan merupakan suatu bentuk komitmen untuk berubah.
c) Tahap komitmen, melalui beberapa langkah yaitu instalasi, adopsi, instusionalisasi, dan anaklisasi. Langkah instalasi merupakan periode percobaan terhadap perubahan yang merupakan Preminary testing terhadap dua konsekuensi dari langkah ini. Konsekuensi yang pertama, perubahan dapat diadopsi untuk pengujian jangka panjang. Kedua, perubahan gugur setelah implementasi pendahuluan yang mungkin disebabkan oleh masalah ekonomi-finasial-politik, perubahan dalam tujuan strategis dan tingginya vested interest
2.3.3 Jenis-jenis perubahan
Perubahaan merupakan suatu proses dimana terjadinya peralihan atau perpindahan dari status tetap (statis) menjadi yang bersifat dinamis, artinya dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang ada.
b) Perubahan bersifat spontan
Sifat perubahan ini terjadi karena keadaan yang dapat memberikaan respon tersendiri
Tahap Penjelasan
Tahap I
Mengidentifikasi tujuan perubahan, melakukan pengkajian pada orang yang layak, menguji dokumen dan menulis bahan-bahan yang sudah dikembangkan dan secara konsisten menetap keadaan sesuai visi yang telah ditetapkan Tahap II Meyakinkan tentang kesesuaian tujuan
perubahan dengan strategi organisasi
Tahap III
Dimana tujuan akan dapat dilaksanakan dengan baik dan orang yang telibat didalamnya
Tahap IV
Menentukan siapa yang akan memiliki perubahan, pemimpinan harus mengkomunikasikan visi secara efektif kepada setiap orang tatanan jabatan organisasi dan sebagai pelatih,mentor, pendengar dan mendukunng kerja
kelompok
Tahap V Memfasilitaskan komitmen semua pihak yang terlibat
Tahap VI
Mengidentifikasi instrument tujuan yang sefesifik yang dipergunakan sebagai tolak ukur mempunyai perubahan
Tahap VII
Membangun suatu system kerja yang solid. Tim kerja tersebut harus mempunyai tanggung jawab yang jelas, mampu berkomunikasi dengan lainnya,
dapat
diramalkan atau diprediksikan sehingga sulit untuk diadaptasi seperti perubahan keadaan alam, tanah longsor ,banjir dan lain-lain.
c) Perubahan bersifat direncanakan
Perubahan bersifat direncakan ini dilakukan bagi individu, kelompok atau masyarakat yang ingin mengadakan perubahan kearah yang lebih maju atau mencapai tingkat perkembangan yang lebih baik dari keadaan sebelumnya, sebagaimana perkembangan profesi keperawatan tidak terlepas dari konsep berubah yang dimiliki oleh para praktisi, akademik atau seseorang yang masih ingin mengembangkan keperawatan, yang memiliki keyakinan dan teori perubahan yang dimiliki.
2.3.4 Faktor yang mendukung perubahan
a. Perubahan dipandang sebagai sesuatu yang positif oleh target berubah b. Perubahan sesuai dengan nilai-nilai dan norma yang diyakini
c. Perubahan sederhana dan konkrit
d. Target berubah dilibatkan sejak fase awal e. Perubahan dilakukan dalam skala kecil f. Pemimpin dan tokoh kelompok dilibatkan
g. Komunikasi terbuka antara target berubah dan innovator h. Evaluasi sebagai bagian dari proses berubah
2.3.5 Faktor penghambat perubahan
Menurut new dan Coullard (2008), faktor penghambat (restraining force) yaitu : a. Mengancam kepentingan pribadi.
b. Persepsi yang kurang tepat. c. Reaksi psikologis.
d. Toleransi untuk berubah. 2.4 Konsep SP2KP
2.4.1 Definisi
dan juga harus mampu negosiasi dan penyelesaian masalah.
Tahap VIII
Melibatkan semua tim kesehatan yang terlibat dalam praktik keperawatan professional kepada pasien, dan tim tersebut harus mendukung dan terlibat dalam perubahan diharapkan oleh
SP2KP adalah sistem pemberian pelayanan keperawatan profesional yang merupakan pengembangan dari MPKP (Model Praktek Keperawatan Profesional) dimana dalam SP2KP ini terjadi kerjasama profesional antara perawat primer (PP) dan perawat asosiet (PA) serta tenaga kesehatan lainnya.
2.4.2 Manajemen Keperawatan Di Ruang SP2KP
Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara professional (Nursalam, 2007). Manajemen keperawatan adalah suatu tugas khusus yang harus dilaksanakan oleh pengelola keperawatan untuk merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan, serta mengawasi sumber-sumber yang ada baik SDM, alat, maupun dana sehingga dapat memberikan pelayanan keperawatan yang efektif, baik kepada pasien, keluarga dan masyarakat.
SP2KP menempatkan pendekatan manajemen (management approach) sebagai pilar praktek profesional yang pertama. Oleh sebab itu, proses manajemen harus dilaksanakan dengan disiplin demi menjamin pelayanan yang diberikan kepada pasien dan atau keluarga.
Di ruang SP2KP pendekatan manajemen diterapkan dalam bentuk fungsi manajemen yang terdiri dari :
1. Perencanaan (Planning)
Kegiatan perencanaan yang dipakai di ruang SP2KP meliputi perumusan visi, misi, filosofi dan kebijakan. Sedangkan untuk jenis perencanaan yang diterapkan adalah perencanaan jangka pendek yang meliputi rencana kegiatan harian, dan tahunan.
a. Visi
Visi adalah pernyatan singkat yang menyatakan alasan dan tujuan organisasi tersebut dibentuk. Visi harus dirumuskan sebagai landasan perencanaan organisasi. Visi RSUD Prof Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo adalah sebagai berikut : “ Rumah sakit terbaik diprovinsi gorontalo dan kawasan teluk tomini”.
b. Misi
Misi adalah pernyataan yang menjalankan tujuan organisasi dalam mencapai visi yang telah ditetapkan, adapun misi RSUD Prof Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo adalah sebagai berikut :” Peningkatan mutu pelayanan rumah sakit yang berwawasan lingkungan”.
c. Filosofi
Filosofi adalah seperangkat nilai yang mengakar dan menjadi rujukan semua kegiatan dalam organisasi dan menjadi landasan serta arahan seluruh rencana jangka panjang. Nilai- nilai dalam filosofi dapat lebih dari satu. Filosofo di ruang SP2KP adalah sebagai berikut (filosofi perawatan) :
1. Keperawatan adalah bantuan bagi umat manusia yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan secara optimal kepada semua yang membutuhkan yang tidak membedakan bagsa, suku, agama/kepercayaan dan statusnya disetiap tempat pelayanan kesehatan.
2. Manusia adalah individu yang memilki bio, psiko, dan spritual yang unik, keputusan ini harus selalu dipertimbangkan oleh setiap pemberi asuhan keperawatan
3. Tujuan asuhan keperawatan dapat dicapai melalui asuhan bersama dari semua anggota tim kesehatan dan pasien/keluarga.
4. Dalam memberikan asuhan keperawatan perawat menggunakan proses keperawatan dengan 5 tahapan untuk memenuhi kebutuhan pasien/keluarga
5. Perawat bertanggung jawab dan bertanggung gugat memilki wewenang melakukan asuhan keperawatan secara utuh berdasarkan standar asuhan keperawatan
6. Pendidikan keperawatan berkelanjutan harus dilaksanakan secara terus menerus untuk pertumbuhan dan perkembangan staf pelayanan keperawatan.
d. Kebijakan
Kebijakan adalah peryataan yang menjadi acuan dalam pengambilan keputusan. Kebijakan diruang SP2KP adalah : kepala ruangan dan staf keperawatan bertugas berdasarkan surat keputusan (SK).
e. Rencana jangka pendek
Rencana jangka pendek yang dterapkan diruangan SP2KP terdiri dari rencana harian, bulanan, dan tahunan.
1. Rencana Harian
Rencana harian adalah kegiatan yang akan dilaksanakan oleh perawat sesuai dengan perannya masing-masing, yang dibuat pada setiap shift. Isi kegiatan disesuaikan dengan peran dan fungsi perawat. Rencana harian dibuat sebelum operan dilakukan dan dilengkapi pada saat operan dan pre comference.
a. Perencana Harian Kepala Ruangan 1. Asuhan keperawatan
2. Supervisi katim dan perawat pelaksana
3. Supervisi tenaga selain perawat dan kerja sama dengan unit lain yang terkait. Kegiatan tersebut meliputi :
a) Operan (Hand Over)
b) Pre Conference dan Post Conference c) Mengecek SDM dan sarana prasarana
d) Melakukan interaksi dengan pasien baru atau pasien yang memerlukan perhatian khusus e) Melakukan supervisi pada ketua tim/perawat pelaksana
f) Hubungan dengan bagian lain terkait rapat-rapat terstruktur/insidentil g) Mengecek kembali keadaan pasien, perawat, lingkungan yang belum teratasi
h) Mempersiapkan dan merencanakan kegiatan asuhan keperawatan untuk sore, malam, dan besok sesuai tingkat ketergantungan pasien.
b. Rencana Harian Ketua Tim
1. Penyelenggaraan asuhan keperawatan pasien pada tim yang menjadi tanggung jawabnya 2. Melakukan supervisi perawat pelaksana
3. Kolaborasi dengan dokteratau tim kesehatan lain 4. Alokasi pasien sesuai perawat yang dinas. Kegiatan tersebut meliputi antara lain : a) Operan (Hand Over)
b) Pre Conference dan Post Conference c) Merencanakan asuhan keperawatan d) Melakukan supervisi perawat pelaksana e) Mendokumentasikan asuhan keperawatan
f) Memeriksa kelengkapan dokumentasi asuhan keperawatan g) Alokasi pasien sesuai dengan perawat yang dinas.
c. Rencana Harian Perawat Pelaksana
Isi rencana harian perawat pelaksana adalah tindakan keperawatan untuk sejumlah pasien yang dirawat pada shift dinasnya. Rencana harian perawat pelaksana shift sore dan malam agak berbeda jika hanya satu orang dalam satu tim maka perawat tersebut berperan sebagai ketua tim dan perawat pelaksana sehingga tidak ada kegiatan pre Conference.
Kegiatan tersebut meliputi antara lain : 1. Operan (Hand Over)
2. Pre Conference dan Post Conference 3. Melakukan intervensi keperawatan 4. Mendokumentasikan asuhan keperawatan d. Penilaian Rencana Harian Perawat
Untuk menilai keberhasilan dari rencana harian, observasi dilakukan dengan menggunakan instrumen jurnal rencana harian. Setiap ketua tim memiliki instrumen dan mengisi setiap hari. Pada akhir bulan, presentase pembuatan rencanan harian masing-masing dapat dihitung.
2. Rencana Bulanan
Rencana bulanan merupakan rencana tindak lanjut yang dibuat oleh kepala ruanagan dan ketua tim.
a. Rencana bulanan kepala ruangan
Setiap akhir bulan kepala ruangan (karu) melakukan evaluasi hasil keempat pilar atau nilai SP2KP dan berdasarkan hasil evaluasi tersebut. Karu akan membuat rencana tindak lanjut untu meningkatkan kualitas hasil.
Kegiatan yang mencakup rencana bulanan karu adalah sebagai berikut 1. Membuat jadwal dinas
2. Membuat jadwal dan memimpin pendidikan kesehatan kelompok keluarga 3. Membuat jadwal yang memimpin rapat bulanan perawat
4. Membuat jadwal dan memimpin rapat tim kesehatan
5. Membuat jadwal supervisi dan penilaian kinerja ketua tim dan perawat pelaksana 6. Melakukan audit dokumentasi
7. Membuat laporan bulanan b. Rencanan bulanan ketua tim
Setiap akhir bulan ketua tim melakukan evaluasi tentang keberhasilan kegiatan yang dilakukan oleh timnya. Kegiatan yang mencakup rencana bulanan katim adalah sebagai berikut :
1. Mempersentasikan kasus dalam case comference 2. Memimpin pendidikan kesehatan kelompok keluarga 3. Melakukan supervisi perawat pelaksana
3. Rencana tahunan
Setiap akhir tahun, kepala ruangan melakukan evaluasi hasi kegiatan dalam satu tahun yang dijadikan sebagai acuan rencana tahunan berikutnya. Rencana kegiatan tahunan mencakup hal-hal berikut :
a. Menyusun laporan tahunan yang berisi tentang kinerja SP2KP baik proses kegiatan (kegiata 4 pilar praktik profesional yang sudah dilakukan)maupun evaluasi mutu pelayanan.
b. Melaksanakan rotasi tim untuk penyegaran anggota masing-masing tim.
c. Penyegaran terkait materi SP2KP khusus kegiatan pencapaian rendah. Hal ini bertujuan mempertahankan kinerja yang telah dicapai SP2KP bahkan meningkatkannya dimasa mendatang d. Pengembangan SDM dalam bentuk rekomendasi peningkatan jenjang karier perawat (perawat
pelaksana menjadi katim, katim menjadi karu), rekomendasi untuk melanjutkan pendidikan formal, membuat jadwal untuk mengikuti pelatihan.
2. Pengorganisasian (organizing)
Pengorganisasian adalah pengelompokan aktivitas untuk mencapai tujuan, penugasan suatu kelompok tenaga keperawatan, menentukan cara dari pengkoordanisasian aktivitas yang tepat, baik vertikal maupun horizontal, yang bertanggung jawab untuk mencapai tujuan organisasi.
Pengorganisasian kegiatan dan tenaga perawat di ruang SP2KP menggunakan pendekatan sistem penugasan modifikasi keperawatan tim primer secara vertikal ada kepala ruangan, ketua tim dan perawat pelaksana. Setiap tim bertanggung jawab terhadap pasien. Pengorganisasian di ruangan SP2KP terdiri dari :
a. Struktur organisasi
Struktur organisasi adalah susunan komponen dalam suatu organisasi (Sutopo, 2000). Pada pengertian organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan yang berbeda-beda diintegrasikan atau dikoordinasikan. Struktur organisasi juga menunjukkan spesialisasi pekerjaan.
b. Daftrar dinas ruangan
Daftar yang berisi jadwal dinas, perawat yang bertugas, penanggung jawab dinas/shift c. Daftar pasien
Daftar pasien adalah daftar yang berisi nama pasien, nama dokter, nama perawat dalam tim, penanggung jawab pasien dan alokasi perawat saat menjalankan dinas ditiap shift.
Struktur Organisasi Ruang SP2KP
Struktur organisasi runag SP2KP menggunakan sistem penugasan tim primer keperawatan. Ruang SP2KP dipimpin sebagai ruangan membawahi tiga atau lebih ketua tim. Ketua tim berperan sebagai perawat primer membawahi beberapa perawat pelaksana yang memberikan asuhan keperawatan secara menyeluruh kepada sekelompok pasien. Struktur organisasi tersebut dapat digambarkan dalam bagan:
ekanisme pelaksanaan pengorganisasian diruang SP2KP:
a. Kepala ruangan membagi perawat menjadi 2-3 tim dan tiap tim diketuai masing-masing oleh seorang ketua tim yang terpilih
b. Kepala ruangan bekerja sama dengan ketua tim mengatur jadwal dinas (pagi, sore, malam). c. Kepala ruangan membagi pasien masing-masing tim
d. Apabila suatu ketika satu tim kekurangan perawat pelaksana karna kondisi tertentu, kepala ruangan dapat memindahkan perawat pelaksana dari tim yang satu ketim yang mengalami kekurangan anggota
e. Kepala ruangan menunjuk penanggung jawab shift sore, malam, dan shift pagi apabila sesuatu hal kepala ruangan sedang tidak bertugas. Untuk itu yang dipilih adalah perawat yang paling kompoten dari perawat yang ada. Sebagai pengganti kepala ruangan adalah ketua tim, sedangkan jika ketua tim berhalangan, tugasnya digantikan oleh anggota tim (perawat pelaksana) yang paling kompoten diantara anggota lain.
f. Ketua tim menetapkan perawat pelaksana untuk masing-masing pasien.
g. Ketua tim mengendalikan asuhan keperawatan yang doberikan kepada pasien baik yang diterapkan oleh dirinya maupun oleh perawat pelaksana anggota timnya
tidak sedang bertugas maka tanggung jawabnya didelegasikan kepada perawat pelaksana paling kompoten yang ada didalam tim
i. Masing-masing tim memiliki buku kominukasi.
j. Perawat pelaksana melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien yang menjadi tanggung jawabnya.
3. Pengarahan (directing)
Pengarahan adalah langkah keempat dari fungsi manajemen yaitu penerapan perencanaan dalam bentuk tindakan untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya istilah lain yang digunakan sebagai padanan pengarahan adalah pengorganisasian dan pengaktifan apapun istilah yang digunakan pada akhirnya akan berakhir pada malaksanakan kegiatan yang telah di rencanakan sebelumnya.
Diruang SP2KP pengarahan diterapkan dalam bentuk kegiatan sebagai berikut : a. Menciptakan budaya motivasi
b. Komunikasi efektif pada operan antar shift c. Komunikasi efektif pada pre conference d. Komunikasi efektif pada post conference e. Manajemen konflik
f. Supervisi g. Pendelegasian
4. Pengendalian (Controlling)
Proses terakhir dari manajemen adalah pengendalian atau kontrol , (Fayol ,2003) mendefinisikan kontrol sebagai “ pemeriksaan mengenai apakah segala sesuatunya terjadi sesuai rencana yang telah disepakati, instruksi yang dikeluarkan, dan prinsip- prinsip yang ditentukan, yang bertujuan menunjukan kekurangan dan kesalahan agar dapat diperbaiki dan tidak terjadi lagi. Pengendalian harus dilakukan untuk mengetahui fakta yang ada sehingga apabila muncul isu dapat segera direspon dengan mendiskusikan bersama. Pada SP2KP kegiatan pengendalian diterapkan dalam bentuk kegiatan pengukuran ysng meliputi :
a. Indikator Umum
1) Jumlah tempat tidur terpakai (Bed Occupancy Rate/ BOR)
BOR adalah presentase pemakaian tempat tidur pada satu satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Standar nasional BOR adalah 70- 80 %.
Jumlah hari perawatan
BOR = x 100%
Jumlah TT x jumlah hari per satuan waktu Keterangan :
- Jumlah hari perawatan adalah total pasien dalam satu hari dikali jumlah hari dalam satuan waktu - Jumlah hari per satuan waktu. Pada jumlah hari jika dihitung per satu bulan, jumlahnya 28- 31
hari bergantung pada jumlah hari dalam satu bulan tersebut. 2) Rata- rata lama rawat (Average Length Of Stay / ALOS)
ALOS adalah rata- rata lama hari seorang pasien dirawat. Indikator ini selain memberikan gambaran mutu pelayanan jika diterapkan pada diagnosis tertentu yang masih membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut. Secara ALOS yang ideal antara 6-9 hari. Dalam SP2KP pengukuran ALOS dilakukan oleh kepala ruangan dan dibuat setiap bulan dengan rumus dibawah ini.
Jumlah hari perawatan pasien keluar
ALOS = x 100%
Jumlah Ttpasien keluar hidup mati Keterangan :
- Jumlah hari perawatan pasien keluar adalah jumlah hari perawatan pasien keluar hidup atau mati dalam satu periode waktu
- Jumlah pasien keluar (hidup atau mati) adalah jumlah pasien yang pulang atau meninggal dalam satu periode waktu.
3) Penghitungan lama tempat tidur tidak terisi (Turn Over Interval/ TOI)
TOI adalah rata- rata jumlah hari tempat tidur tidak ditempati dari saat diisi hingga saat terisi berikutnya, indikator ini dapat memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya, tempat tidur kosong hanya dalam waktu 1-3 hari. Dalam SP2KP pengkuran TOI dilakukan oleh kepala rungan dan dibuat setiap bulan dengan rumus berikut.
TOI =
Keterangan :
Jumlah pasien keluar (hidup + mati)
- Jumlah TT adalah jumlah total kapasitas tempat tidur yang dimiliki.
- Hari perawatan adalah jumlah total hari perawatan pasien keluar hidup dan mati - Jumlah pasien keluar adalah jumlah pasien yang memutasikan keluar, baik Pulang
mutasi, lari atau meninggal. 4) Indicator Mutu Rumah Sakit
b) Angka kejadian kesalahan pada pemberian obat oleh perawat. c) Angka kejadian pasien jatuh.
d) Angka kejadian cedera akibat restrain. e) Angka kejadian plebitis.
f) Angka kejadian infeksi paska operasi. g) Perawatan diri.
5) Kondisi pasien :
a) Audit dokumentasi asuhan keperawatan. b) Survei masalah baru.
c) Kepuasan pasien dan keluarga.
d) Penilaian kempuan pasien dan keluarga. Kompensasi dan penghargaan Di Ruang SP2KP 1. Proses perekrutan tenaga perawat di ruang SP2KP
Perekrutan di ruang SP2KP berfokus pada perekrutan perawat yang ada di rumah sakit bukan mencari tenaga yang baru dari luar rumah sakit proses perekrutan perawat di ruang SP2KP adalah sebagai berikut :
a. Seluruh perawat di rumah sakit harus menyepakati ruangan SP2KP yang akan dipilih, disesuaikan dengan sumber daya keperawatan yang ada di rumah sakit tersebut.
b. Setelah ruang SP2KP disepakati. Kepala bidang keperawatan melakukan sosialisasi pembentukan ruang SP2KP kepada pimpinan dan pejabat struktural yang ada di rumah sakit untuk mendapatkan komitmen dan dukungan
c. Kepala ruangan melakukan sosialisasi kepada semua perawat yang ada di di ruangan tentang pembentukan SP2KP disertai kriteria perawat yang dibutuhkan dengan tujuan merekrut perawat yang memenuhi kriteria. Kepala ruangan memotivasi perawat diruangannya yang memenuhi kriteria untuk mendaftarkan dengan mengisi formulir pendaftaran dan biodata. 2. Kriteria perawat yang bekerja di ruangan SP2KP adalah sebagai berikut :
a. Kepala ruangan
1) Pendidikan minimal S1 Ners Keperawatan.
2) Pengalaman menjadi kepala rungan minimal 2 tahun. 3) Sehat jasmani dan rohani.
4) Pernah mengikuti pelatihan. 5) Lulus tes tulis.
6) Lulus wawancara. 7) Lulus tes presentasi.
b. Ketua Tim
1) Pendidikan minimal S1 keperawatan ners jika belum ada minimal DIII keperawatan. 2) Pengalaman kerja minimal 3 bulan untuk S1 keperawatan dan 2 tahun untuk DIII
keperawatan.
3) Sehat jasmani dan rohani.
4) Pernah mengikuti pelatihan tes tulis. 5) Lulus tes wawancara.
c. Perawat pelaksana
1) Pendidikan minimal DIII keperawatan. 2) Pengalaman kerja minimal 1 tahun. 3) Sehat jasmani dan rohani.
4) Pernah mengikuti pelatihan penerapan SP2KP. 5) Lulus tes tulis.
6) Lulus wawancara.
3. Proses seleksi tenaga perawat di ruangan SP2KP
Tenaga perawat yang akan bekerja di ruang SP2KP dituntut mengikuti seleksi :
1) Proses seleksi dimulai dari peninjauan dokumen untuk menetapkan perawat yang memenuhi syarat menjadi kepala ruangan, ketua tim dan perawat pelaksana.
2) Semua perawat yang memenuhi kriteria, di panggil untuk tes tulis, hasil tes tulis menetapkan perawat pelaksana yang memenuhi kriteria dan calon ketua tim serta kepala ruangan.
3) Perawat yang lulus tes tulis mengikuti tes wawancara. 4) Tahap selanjutnya adalah presentase.
4. Penilaian kinerja
Penilaian atau evaluasi kinerja di ruang SP2KP ditunjukan kepada kepala ruangan, ketua tim dan perawat pelaksana. Kemapuan SDM dievaluasi dengan menggunakan supervisi baik secara langsung maupun tidak langsung. Kinerja kepala ruangan dievaluasi oleh kepala bidang keperawatan dan konsultan; kinerja ketua tim dievaluasi oleh kepala bidang keperawatan, konsultan, dan kepala ruangan ; kepala bidang keperawatan , konsultan dan kepala ruangan; kepala bidang keperawatan bertanggung jawab mengobservasi dan menilai keberlangsungan seluruh aktivitas di ruangan SP2KP. Selama melakukan supevisi di ruang SP2KP, kepala bidang keperawatan didampingi konsultan.
Hubungan Profesional Diruang SP2KP
1. Rapat perawat ruangan
Rapat tim keperawatan adalah suatu media komunikasi untuk menyampaikan informasi permasalahan yang ditemukan pada pasien, evaluasi hasil kerja secara keseluruhan, informasi / peraturan / perkembangan IPTEK dan lain-lain. Fokus pembicaraan adalah membahas hasil-hasil kerja keperawatan selama sebulan mengenai semua aktivitas ruang SP2KP (laporan bulanan).
2. Case conference
Case conference (conference kasus) adalah diskusi kelompok tentang kasus asuhan keperawatan pasien / keluarga. Dilakukan dua kali per bulan dan kasusnya bergantian antar tim.
3. Rapat tim kesehatan
Rapat tim kesehatan adalah media komunikasi antara tim kesehatan (rapat multidisiplin) untuk membahas manajerial ruang SP2KP. Fokus pembicaraan rapat adalah semua hal yang berkaitan dengan manajerial.
4. Visite dokter
Visite dokter adalah kunjungan dokter ke ruangan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan pada pasien, dan ketua tim bertanggung jawab melakukan kolaborasi serta mendampingi dokter saat melakukan pemeriksaan dan menyampaikan informasi tentang pasien.
5. Konsultasi via telepon
Konsultasi via telepon adalah tindakan melaporkan kondisi pasien kepada dokter melalui telepon. Konsultasi via telepon dilakukan jika menurut perawat, kondisi pasien membutuhkan tindakan kedokteran.
Manajemen Asuhan Keperawatan Diruang SP2KP
Manajemen asuhan keperawatan yang baik sangat dibutuhkan dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien secara sistematis dan terorganisasi. Manajemen asuhan keperawatan merupakan pengaturan sumber daya dalam menjalankan kegiatan keperawatan untuk memenuhi kebutuhan pasien atau menyelesaikan masalah pasien. Tiga komponen penting dalam manajemen asuhan keperawatan, yaitu manajemen sumber daya manusia (perawat), yang menggunakan sistem pengorganisasian pekerjaan perawat (asuhan keperawatan) dan system klasifikasi kebutuhan pasien (proses keperawatan).
Proses keperawatan adalah pendekatan penyelesaian masalah yang sistematis dalam pemberian asuhan keperawatan. Kebutuhan dan masalah pasien merupakan hal yang penting dalam proses penyelesaian masalah.
2. Rencana keperawatan
Rencana keperawatan mencakup perumusan diagnosa, tujuan (NOC) serta tindakan keperawatan (NIC) yang telah distandarisasi oleh tim kelompok kerja SP2KP.
3. Tindakan keperawatan
Tindakan keperawatan atau implementasi merupakan suatu implementasi merupakan suatu tindakan yang dilakukan langsung pasien, keluarga dan komunitas berdasarkan rencana keperawatan yang dibuat.
3.1 Gambaran Umum BAB III ANALISA SITUASI
Rumah Sakit Umum Prof. DR. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo yang awalnya berlokasi di Jalan Sultan Botutihe Nomor 7 Kelurahan Heledulaa Selatan Kecamatan Kota Timur telah berpindah alamat di Jalan Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kelurahan Wongkaditi Timur Kecamatan Kota Utara Kota Gorontalo dengan luas lahan 5,4 Ha.
Pada tanggal 29 Januari 2009 Rumah Sakit Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo ditetapkan sebagai Rumah Sakit kelas B berdasarkan SK MENKES Nomor 084 / MENKES/SK/I/2009.
Status pengelolaan Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. H. Aloei Saboe sejak bulan Desember 2009 telah ditetapkan sebagai penyelenggaraan pola pengelolaan keuangan BLU Daerah (PPK-BLUD) melalui surat keputusan Walikota Gorontalo Nomor : 318 Tahun 2009 tanggal 30 Desember 2009.
Ruangan SP2KP Anak merupakan salah satu pelayanan rawat inap yang tersedia di RSUD Prof.Dr.H. Aloei Saboe. System pemberian pelayanan keperawatan professional (SP2KP) merupakan pengembangan dari model praktik keperawatan professional (MPKP) dirumah sakit umum daerah prof. Dr. H. Aloei Saboe yang sudah diterapkan sejak tahun 2006 yang bertujuan:
a. Meningkatkan kualitas asuhan pelayanan professional yang berdampak pada kepuasan pelanggan.
b. Penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan yang professional bagi tenaga keperawatan
c. Meningkatkan kemandirian perawat dalam melaksanakan tindakan keperawatan professional, akuntabilitas dan kapabilitas
d. Meningkatkan kepuasan kinerja perawat
e. Peningkatkan komunikasi yang efektif antara perawat, pasien/keluarga dan tim kesehatan lainnya
f. Menentukan dan merencanakan fasilitas peralatan keperawatan dalam menunjang pelayanan keperawatan
Pada penerapan SP2KP ini dikembangkan menajemen kegiatan keperawatan berdasarkan 4 pilar nilai professional, yaitu pendekatan manajemen (Management Approach), kompensasi dan penghargaan (Compensatory Reward), hubungan professional relation sif dan pemberioan asuhan keperawatan (patien care delivery).
Visi dan Msi
Dengan kondisi tingkat pelayanan saat ini dan dibarengi pula oleh berbagai perubahan yang terjadi, RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo memiliki komitmen dan
keinginan untuk mendambakan suatu tingkat pelayanan lebih optimal (Prima) yang diformulasikan dalam Visi dan Misi, sebagai berikut ;
Visi
“ Rumah Sakit Rujukan Dengan Pelayanan Prima ” Misi
1. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan secara Komprehensif 2. Mengembangkan Profesionalisme Karyawan Secara Berkelanjutan 3. Meningkatkan Kesejahteraan Karyawan Sesuai Kinerja
4. Mengembangkan Sistem Manajemen Keuangan
5. Mengembangkan Sistem Informasi Manajemen Berbasis Teknologi Informasi. Tujuan
1. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan sistem rujukan secara komprehensif 2. Meningkatkan profesionalisme dan kualitas sumber daya manusia
3. Menciptakan sistem manajemen dan informasi yang optimal
3.2 Gambaran Pelaksanaan Kegiatan Ruangan SP2KP Anak A. Sumber daya manusia (M1-MAN)
Di ruang SP2KP anak atas RSUD Prof.Aloei Saboe saat ini memiliki 19 perawat yang terdiri dari 1 orang kepala ruangan dengan pendidikan S.Kep Ners, Ketua Tim 1,Tim 2 dan Tim 3. Proses perekrutan tenaga perawat secara umum di RSUD.Prof Aloei Saboe melalui proses seleksi tenaga perawat di ruang SP2KP. Tenaga perawat yang akan bekerja diruang SP2KP anak dituntut mengikuti seleksi berikut .Berikut ini adalah proses seleksi :
a) Proses seleksi dimulai dari peninjauan dokumen untuk menetapkan perawat yang memenuhi syarat menjadi kepala ruangan, ketua tim dan PA
b) Semua perawat yang memenuhi kriteria, dipanggil untuk tes tertulis, hasil tes tulis menetapkan perawat pelaksana yang memnuhi kriteria dan calon ketua tim serta kepala ruangan
c) Perawat yang lulus tes tertulis mengikuti tes wawancara
d) Tahap seleksi selanjutnya adalah presentasi yang diikuti oleh perawat yang memenuhi kriteria kepala ruangan dan ketua tim. Untuk memilih karu dan katim
Tes tertulis dilakukan oleh orang yang independen materi yang diujikan adalah pengetahuan perawat terkait dengan konsep SP2KP tes ini bertujuan untuk mempengaruhi sejauh mana pengetahuan perawat tentang konsep SP2KP. Jumlah yang lulus disesuaikan dengan jumlah perawat diruang SP2KP. Jumlah yang lulus diseduaikan dengan wawancara dilakukan oleh tim
rumah sakit yang terdiri dari bagian wawancara. Tes wawancara diikuti oleh calon karu, katim dan pa. Tujuan wawancara calon karu dan katim adalah menegtahui sejauh mana pengetahuan mereka terhadap konsep manajemen, askep, kemampuan menyelesaikan konflik, motivasi, dan disiplin,
Wawancara dengan calon perawat pelaksana bertujuan mengetahui sejauh mana penegtahuannya terhadap pengelolaan askep, motivasi dan disiplin. Presentasi dilakukan oleh calon karu dan katim. Tim penilai terdiri dari konsultan, bidang keperawatan, bagian kepegawaian, pimpinan rumah sakit, presentasi berisi visi, misi dan program kerja sesuai standar SP2KP yang akan dijalankan jika terpilih sebagai karu, semua nilai direkapitulasi dan hasilnya dikonsultasikan kepada pimpinan rumah sakit untuk menetapkan kepala ruangan jika nama dan jumlah perawat telah ditetapkan sesuai dengan hasil tes, pimpinan rumah sakit membuat surat (SK) penempatan perawat bekerja diruang SP2KP.
Sebelum perawat bekerja diruang SP2KP, mereka diminta membuat pernyataan akan kesediaanya bekerja dan mengembangkan ruang SP2KP serta menndatanganinya perawat diberikan penjelasan tentang lingkup kerja dan pengembangan karir.
STRUKTUR ORGANISASI RUANGAN SP2KP ANAK RUMAH SAKIT PROF.DR.H.ALOE SABOE KOTA GORONTALO Direktur
dr. Andang Ilato
Instalasi rawat inap dr.Ucok Sofyan Lubis, SP.PD
Kepala Ruangan Nurhayati Matoka, S.Kep, Ns
TIM 1 TIM 2 TIM 3
Ketua TIM Tuti Abudi, Amd.Kep
Ketua TIM Henny Pua, Amd.Kep
Ketua TIM
Wahida Zakaria, S.Kep, Ns LEADER
Fitri Maloho, A.Md.Kep ANGGOTA Zuriati Liputo, A.Md.Kep Noviralia Hasan, A.Md.Kep
Ramlah. T. Ali, A.Md.Kep Ruslinawati Adam, A.Md.Kep
Nurvita Bumulo, A.Md.Kep
Administrasi : Nelmis Lamuhu Herlina Ismail Pekarya/Evakuasi : Yusuf Moki
3.3 MAN
a) Tenaga Keperawatan
Tabel 1.1 Tenaga Keperawatan di Ruang SP2KP Anak RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo
No Nama Job Descriptions Pendidikan Terakhir Status Lama Kerja Jenis Pelatihan Yang Dikuti 1 Nurhayati Matoka, S.Kep, Ns
Karu Profesi Ners PNS 20
Tahun GIBUR, PPI, Jabatan fungsional ,TOTSKP, BTCLS, Manajeme n Bangsal 2 Tuti Abudi, Amd.Kep Katim DIII Keperawatan 3 tahun BTCLS, SP2K, PPI 3 Zohra Mahmud, A.Md.Kep Leader DIII Keperawatan PNS 9 tahun PPL, BHD 4 Nelawati Kiayi,Amd.Kep PA DIII Keperawatan 5 Amengku Bagoes, A.Md.Kep PA DIII Keperawatan HONO RER 1 tahun BTCLS, PPI 6 Fadlun Lapaleo, S. Kep, Ns
PA Profesi Ners HONO
RER 1 tahun
7 Henny Pua, Amd.Kep Katim DIII Keperawatan 18 tahun BLS, PPI, Patient Safety 8 Ade Rahmatia Podungge, S.Kep, Ns
Leader Profesi Ners HONO RER 1 tahun BTCLS 9 Rolan F. Gobel, A.Md.Kep PA DIII Keperawatan HONO RER 8 tahun BHD, PPI 10 Andrianto Abdullah, S.Kep, Ns PA Profesi Ners 1 tahun BTCLS, CWCCA 11 Ferawati Olii, A.Md.Kep PA DIII Keperawatan 5 tahun 12 Yurika Lamusu, A.Md.Kep PA DIII Keperawatan HONO RER 1 tahun SP2KP, BHD 13 Wahida Zakaria, S.Kep, Ns
Katim Profesi Ners PNS 26 tahun BTCLS, SP2KP, Manajeme n bangsal 14 Fitri Maloho, A.Md.Kep Leader DIII Keperawatan Honore r 4 tahun PPI 15 Zuriati Liputo, A.Md.Kep PA DIII Keperawatan 16 Noviralia Hasan, A.Md.Kep PA DIII Keperawatan 17 Ramlah. T. Ali, A.Md.Kep PA DIII Keperawatan 10 bulan BTCLS
18 Ruslinawati Adam, A.Md.Kep PA DIII Keperawatan Honore r 3 tahun SP2KP, PPI, BHD 19 Nurvita Bumulo, A.Md.Kep PA DIII Keperawatan 1 tahun BLS, PPI, K3RS Berdasarkan tabel diatas disimpulkan bahwa diruangan SP2KP Anakterdapat kepala ruangan 1 orang, Ketua tim 3 orang, perawat associated 12 orang dan 3 orang leader di masing – masing shift.
b) Tenaga Non Keperawatan
Tabel 1.2 Tenaga Non Keperawatan di SP2KP Anak RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo
No Nama Job
Descriptions
Pendidikan Terakhir
Golongan Lama Kerja
1. Nelmis Lamuhu Administrasi
2 Herlina Ismail Administrasi D1 HONORER 3 TAHUN
Tabel 1.2 Data primer ketenagaan SP2KP Anak
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa di ruang SP2KP Anak memiliki tenaga administrasi berjumlah 2 Orang.
c) Tenaga Evakuasi Dan Pekarya
Tabel 1.3 Tenaga Evakuasi dan Pekarya di Ruang SP2KP Anak RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo
No Nama Job Descriptions Pendidikan
Terakhir
Golongan Lama
Kerja
1. Yusuf Moki Evakuasi/Pekarya SMA HONORER 2 TAHUN
2. Royman A. Adam Evakuasi/Pekarya D1 HONORER 6 TAHUN Tabel 1.3 Data primer ketenagaan SP2KP Anak
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa di ruang SP2KP Anak tenaga evakuasi dan pekarya berjumlah 2 orang.
4. Karakteristik ketenagaan berdasarkan tingkat pendidikan Tabel 1.2 Distribusi Tenaga Keperawatan Berdasarkan Tingkat
No Pendidikan Jumlah Persen
1 Profesi Ners 5 26,3 %
2 S1- Keperawatan 0 0 %
3 D3- Keperawatan 14 73,7%
Jumlah 19 100 %
Sumber : Data Primer 2016
Berdasarkan tabel 1.2 diatas, sebagian besar (73,3%) ketenagaan di ruang perawatan memilki jenjang pendidikan Diploma III. Untuk tingkat pendidikan Profesi ners adalah sebesar (26,3%), dan tingkat pendidikan Sarjana yaitu (0%). Hal ini belum sesuai, dikarenakan berdasarkan pembagian tenaga keperawatan berdasarkan intermountain health care seharusnya komposisi tenaga keperawatan yang diperlukan yakni 58% profesi Ners atau sejumlah 58% x 19 = 11 orang, dan 26 % D III Keperawatan atau sejumlah 26 % x 19 = 4.94 atau 5 orang, sehingga diperlukan adanya tambahan tenaga keperawatn dengan latar belakang pendidikan Profesi Ners.
5. Karakteristik tenaga keperawatan berdasarkan masa kerja Tabel 1.3 Distribusi Tenaga Keperawatan Berdasarkan
Masa Kerja di Ruang Perawatan Tahun 2016
No Masa Kerja Jumlah Persen
1 < 5 tahun 12 63.2 %
2 = 5 tahun-10 tahun 4 21.1 %
3 ≥10 Tahun 3 15.8 %
Jumlah 19 100 %
Sumber : Data Primer 2016
Berdasarkan tabel 1.3 di atas, sebagian besar (63,2%) tenaga keperawatan di ruang perawatan anak memiliki pengalaman kerja < 5 tahun, dan (21,1%) memiliki pengalaman = 5 tahun-10 tahun, dan (15,8%) memiliki pengalaman kerja ≥10 Tahun. Pembagian masa kerja dalam 3
kategori berdasarkan hasil pembagian oleh Wasis (2006) dalam buku Pedoman Riset Praktis Untuk Profesi Perawat.
6. Karakteristik tenaga keperawatan berdasarkan pelatihan yang diperoleh
Tabel 1.4 Distribusi Tenaga Keperawatan Berdasarkan Pernah Mengikuti Pelatihan Keperawatan
di Ruang Perawatan Anak Tahun 2016
No Pelatihan Jumlah Persen
1 Pernah 15 78.9 %
2 Tidak pernah 4 21,1 %
Jumlah 19 100 %
Sumber : Data Primer 2016
Berdasarkan tabel 1.4 diatas, sebagian besar (21,1%) tenaga keperawatan di Ruang Perawatan Anak belum mengikuti pelatihan terkait dengan keperawatan dan (78,9%) diantaranya pernah mengikuti pelatihan keperawatan misalnya BTCLS. Hal ini berarti bahwa masih kurangnya tenaga perawat yang mengikuti pelatihan, pengembangan diri berupa pelatihan sangatlah penting hal ini dikarenan dengan adanya pelatihan perawat dapat mengembangkan serta meningkatkan pengetahuan, dan keterampilan. Hal ini didukung oleh Hariandja (2002) yang menjelaskan bahwa pelatihan merupakan upaya untuk mengembangkan sumber daya manusia, terutama untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan kepribadian, juga meningkatkan keterampilan khusus seseorang. Seorang perawat, baik perawat manajer ataupun perawat pelaksana tentunya harus berubah sesuai dengan dinamika waktu dan tuntutan pelayanan keperawatan yang semakin kompleks sehungga diperlukan pelatihan dan pengembangan perawat agar kemampuan kognitif, efektif, dan psikomotornya sesuai dengan kebutuhan areanya. Dengan hal ini maka perawat ruangan perawatan anak perlu diikutkan dalam berbagai jenis pelatihan terutama mengenai pelatihan manajemen ataupun PPI (Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi) guna meningkatkan kemampuan dan pengetahuan perawat sehingga dapat meningkatkan sumber daya manusia.
7. Pengaturan Ketenagaan
Jumlah tenaga yang diperlukan bergantung dari jumlah pasien dan tingkat ketergantungannya. Pengkajian tingkat ketergantungan pasien dikaji dengan menggunakan penilaian klasifikasi tingkat ketergantungan pasien rosyidi 2013. Klasifikasi derajat ketergantungan pasien dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu :
1. Perawatan minimal, memerlukan waktu 1-2 jam 2. Perawatan partial, memerlukan waktu 3-5 jam 3. Perawatan total, memerlukan waktu 6-8 jam
Namun kelompok mengadaptasi system yang digunakan di lahan praktek yaitu di RSAS Kota Gorontalo Untuk mengetahui jumlah tenaga yang dibutuhkan kelompok menggunakan cara perhitungan kebutuhan tenaga perawat dengan rumus Depkes RI 2005.Adapun kebutuhan perawat di Ruang SP2KP Anakatas dari hasil pengkajian adalah sebagai berikut :
Tabel 1.4 Distribusi BOR Pasien di Ruang SP2KP AnakRSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo
No Periode Jumlah Hari Rawat Jumlah Bed BOR 1. September 1104 hari 47 bed BOR = 1104 x 100% 47 TT x 30 Mari = 1104 x 100% = 78, 2% 1410 2. Oktober 725 hari 47 bed BOR = 725 x 100% 47 TT x 31 Mari = 725 x 100% = 49, 7% 1457 3. November 972 hari 47 bed BOR = 972 x 100% 47 TT X 30 Mari = 972 x 100% = 68, 9% 1410
Total 2801 hari 47 Bed BOR = 2801 x 100% 47 TT x 91 Mari = 2801 x 100% = 65, 4 % 4277
Didapatkan bahwa nilai BOR di SP2KP Anak adalah 65,4 % sehingga > 60 %. nilai BOR optimal adalah 60%-85%. Presentase BOR 60% - 85% per tahun merupakan standar nilai dari departemen kesehatan RI, Apabila rata-rata tingkat penggunaan tempat tidur di bawah 60% berarti tempat tidur yang tersedia di rumah sakit belum dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya dan apabila lebih dari 85% maka hal itu akan mengakibatkan tempat tidur yang seharusnya bisa digunakan untuk kejadian luar biasa (KLB) akan terisi penuh sehingga rumah sakit tidak akan mampu menampung pasien yang akan dirawat dengan Kejadian luar biasa (KLB) tersebut. Selain itu juga untuk menghindari ketidakadanya waktu untuk pembersihan kamar pasien yang dirawat karena hampir semua tempat tidur per harinya lebih 85 persen sehingga dapat menyebabkan terjadinya peningkatan infeksi nosokomial.(Depkes RI, 2005)
8. Analisis kebutuhan tenaga keperatan di ruang anak
a) Analisa kebutuhan tenaga perawat di Ruang anakberdasarkan Rumus Gillies adalah sebagai berikut :
Rumus Gillies
Σ jam kep yg dibutuhkan klien/hr X rata-rata klien/hr X Σ hr/tahun Σ hr/tahun – hr libur perawat X Σ jam kerja/hari
= Σ jam kep yg dibutuhkan klien / tahun Σ jam kerja / tahun
1. Jam Perawatan yang dibutuhkan pasien perhari, yaitu : a. Keperawatan Langsung
Keperawatan mandiri 0 orang x 2 jam = 0 jam Keperawatan sebagian 20 orang x 3 jam = 60 jam Keperawatan total 0 orang x 6 jam = 0 jam
hari
Jumlah = 60 jam
b. Keperawatan tidak lagsung: 20 orang x 1 jam = 20 jam c. Penyuluhan kesehatan : 20 orang x 0.25 jam= 5 jam Total jam keseluruhan adalah 85 jam
2. Menentukan jumlah total jam keperawatan yang dibutuhkan per pasien perhari adalah 85 jam : 20 = 4. 25 jam
3. Menentukan jumlah kebutuhan tenaga keperawatan pada ruangan tersebut adalah langsung dengan menggunakan rumus gilies di atas , sehingga didapatkan hasil sebagai berikut :
4.25 jaN s 20 pacien s 365 hari klien = (365–128 hr/thn s7 jaN 31025 jaN/hri 1659 jaN/thn = 18.7 (19 orang) = 19 orang +20% = 19 + 3.8 = 22.8 orang atau 23 orang 4. Menentukan jumlah kebutuhan tenaga keperawatan yang
dibutuhkan perhari yaitu :
RMS= rata–rata klien s rata–rata jaN perawatan/har juNSa jaN kerja/hari = 20 orang s 4.25 jaN 7 jaN = 12.14 orang ( 12 orang)
Maka jumlah perawat yang dibutuhkan adalah : = 12+ 1 (kepala ruangan ) = 13 orang
Menurut Douglas
b) Menentukan jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan per sihift , yaitu dengan ketentuan WARSTLER yaitu
Maka berdasakan kondisi diatas didapatkan
a. Shift pagi = 42 % x 20 orang = 8.4 ( 8 orang) b. Shift sore = 36% x 20 orang = 7.2 orang ( 7 orang) c. Shift malam = 17% x 20 orang = 3.4 ( 3 orang) Jadi jumlah tenaga perawat yang dibtuhkan yakni : 18 orang
c) Kebutuhan tenaga perawat rumus Douglas
Pada suatu pelayanan professional jumlah tenaga yang dibutuhkan tergantung pada jumlah pasien dan derajat ketergantungan pasien. Menurut Douglas (1984), Loveridge & Cumming (1996) klasifikasi dan derajat keteRuangantungan pasien dibagi 3 kategori.
Tabel 1.5. Klasifikasi dan Derajat KeteRuangantungan Pasien
Berdasarkan pengkajian yang dilkaukan didapatkan jumlah rata klien /hari yakni berjumlah 20 orang/hari, hasil ini didapatkan dari : ( BOR x Jumlah TT). Maka jumlah tenaga yang di butuhkan berdasarkan tingkat ketergantungan pasien yakni : 20 pasien dengan perawatan parsial, :
1. Jumlah tenaga perawat shift pagi = 20 x 0.27 = 5.4 atau 5 orang 2. Jumlah tenaga perawat shift siang = 20 x 0. 15
3. Jumlah tenaga perawat shift malam = 20 x 0.10 = 2 orang Jadi jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan 10 orang
d) Kebutuhan tenaga keperawatan pada ruangan anak dengan menggunakan rumus Depkes 2005, yaitu :
• BOR Ruangan : 65,4 % • Jumlah tempat tidur : 47 • Rata-rata jam perawatan : 4,25 • Jam kerja perawatan/ hari : 7 jam • Kebutuhan tenaga perawat :
n = (BOR x Jumlah TT)x rata − rata jam perawatan Jam Kerja (65,4 % x 47)x 4.25 n = 7 jam = 18,6 orang = 19 orang • Faktor resiko n = 52 + 12 + 14 279 x 19 =5.31 orang
Jumlah tenaga keperawatan yang mengerjakan tugas non keperawatan :