• Tidak ada hasil yang ditemukan

DIKTAT PENGANTAR SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DIKTAT PENGANTAR SKRIPSI"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

i

DIKTAT PENGANTAR SKRIPSI

MAHASISWA TEKNIK ELEKTRO

UNIVERSITAS UDAYANA BUKIT JIMBARAN

Oleh I Ketut Wijaya

(Dipergunakan di lingkungan sendiri sebagai pegangan mata kuliah Pengantar Skripsi)

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS UDAYANA

(2)

ii

KATA PENGANTAR

Saya bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, telah diberikan kesempatan untuk menyelesaikan Diktat Pengantar Skripsi ini yang sangat sederhana ini dalam waktu singkat.

Diktat Pengantar Skripsi ini diambil dari beberapa Diktat Pengantar Skripsi dengan beberapa pengarang. Diktat ini disajikan untuk mahasiswa DI Jurusan Teknik Elektro Universitas Udayana Bukit Jimbaran, terbatas pada cara praktis dan sangat sederhana dalam mempelajari Diktat Pengantar Skripsi. Materi dalam diktat pedoman Diktat Pengantar Skripsi ini juga tidak terlalu mendalam dan sangatlah dangkal serta sangat perlu perubahan disetiap saat diperlukan.

Pedoman pada diktat ini disusun sebagai pegangan dan dipakai dikalangan sendiri. Penyusun pedoman Diktat Pengantar Skripsi sangat berterimakasih kepada teman-teman dan pegawai di jurusan yang telah banyak membantu dalam terselesainya diktat pedoman ini.

Diktat pedoman ini diharapkan banyak membantu mahasiswa di Jurusan Teknik Elektro dalam kaitan menyelesaikan tugas di bidang Diktat Pengantar Skripsi.

Bukit Jimmbaran, Desember 2017 Penyusun

(3)

iii

Kontrak Perkuliahan 1 Identitas Mata Kuliah

Nama Mata Kuliah Kode Mata Kuliah Jumlah SKS Semester : Pengantar Skripsi : TE : 2 SKS : 1

2 Manfaat Mata Kuliah : Mahasiswa dapat menjelaskan konsep dasar dari : Pengantar Skripsi

3 Diskripsi Mata Kuliah : Kegiatan kuliah Pengantar Skripsi dilakukan secara berkesinambungan antara teori dan tugas yang diberikan

4 Standar Kopetensi : Pengantar Skripsi diberikan secara terstruktur yang diselesaikan dalam satu semester dengan 2 SKS

5 Kopetensi Dasar : Mampu memahami teori-teori dasar dalam penerapan dan mempraktikan dalam tugas yang diberikan

6 Strategi Perkuliahan : Menggunakan strategi Student Centred Learning (STL) dengan memberikan beberapa topik yang dibahas mahasiswa secara berkelompok ataupun perorangan 7 Materi Pokok : Materi bahan-bahan yang dipergunakan

pada pemberian kuliah dan tugas

8 Buku Bacaan : Buku-buku yang berkaitan dengan materi bahan-bahan yang dipergunakan pada penyelesaian tugas dengan Pengantar Skripsi

9 Tugas-tugas : Yang berkaitan dengan hubungan Statistik dan aplikasi pada penerapan Pengantar Skripsi

10 Kreteria Penilaian : Penilaian berdasarkan kontrak perkuliahan dengan mahasiswa dengan bobot 60% nilai perkuliahan dan 40% nilai tugas-tugas 11 Rancangan Acara

Perkuliahan

: Perkuliahan dilakukan secara menyeluruh sebanyak 16 kali pertemuan dengan 2 SKS teori dan tugas-tugas yang diserahkan pada minggu berikutnya

Wakil Mahasiswa Bukit Jimbaran, Desember 2017 Pengampu

(4)

iv

SAP (Satuan Acara Perkuliahan)

No Kompetensi Dasar Indikator Capaian Materi Pokok

1 2 3 4 1 Mendeskripsikan perspektif tentang Sistematika Penulisan Skripsi Setelah mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa diharapkan dapat : 1. Mengimplementasikan perspektif tentang Sistematika Penulisan Skripsi 2. Menganalisis Teori Sistematika Penulisan Skripsi 1. Pengertian tentang Teori Sistematika Penulisan Skripsi 2. Mampu memahami tentang teori Sistematika Penulisan Skripsi yang diberikan. 2 Mendeskripsikan perspektif tentang Tinjauan Melalui Struktur Skripsi . Setelah mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa diharapkan dapat : 1. Mengimlementasikan perspektif tentang Tinjauan Melalui Struktur Skripsi 2. Menganalisis Tinjauan Melalui Struktur Skripsi 1. Pengertian tentang Tinjauan Melalui Struktur Skripsi 2. Mampu memahami tentang Tinjauan Melalui Struktur Skripsi 3 Mendeskripsikan perspektif tentang Bahasa, Format, Dan Tatatulis Skripsi Setelah mengikuti

perkuliahan ini, mahasiswa diharapkan dapat :

1. Mengimlementasikan perspektif tentang Bahasa, Format, Dan Tatatulis Skripsi 2. Menganalisis Tentang

Bahasa, Format, Dan Tatatulis Skrips 1. Pengertian tentang Bahasa, Format, Dan Tatatulis Skripsi 2. Mampu memahami tentang Bahasa, Format, Dan Tatatulis Skripsi

(5)

v 4 Mendeskripsikan perspektif tentang Pengertian Skripsi Setelah mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa diharapkan dapat : 1. Mengimlementasikan perspektif tentang Pengertian Skripsi 2. Menganalisis Pengertian Skripsi 1. Pengertian tentang Pengertian Skripsi. 2. Mampu memahami Pengertian Skripsi 5 Mendeskripsikan perspektif tentang Persyaratan Akademik, Administratif, Dan Pembimbing . Setelah mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa diharapkan dapat : 1. Mengimlementasikan perspektif tentang Persyaratan Akademik, Administratif, Dan Pembimbing. 2. Menganalisis tentang Persyaratan Akademik, Administratif, Dan Pembimbing. 1. Pengertian tentang Persyaratan Akademik, Administratif, Dan Pembimbing. 2. Mampu memahami Persyaratan Akademik, Administratif, Dan Pembimbing. 6 Mendeskripsikan perspektif tentang Prosedur Penyusunan Skripsi . Setelah mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa diharapkan dapat : 1. Mengimlementasikan perspektif tentang Prosedur Penyusunan Skripsi 2. Menganalisis Prosedur Penyusunan Skripsi 1. Pengertian Prosedur Penyusunan Skripsi 2. Mampu memahami Prosedur Penyusunan Skripsi 7 Mendeskripsikan perspektif tentang Kode Etik Dan Penulisan Rujukan Setelah mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa diharapkan dapat : 1. Mengimlementasikan perspektif tentang 1. Pengertian tentang Kode Etik Dan Penulisan Rujukan 2. Mampu

(6)

vi

Kode Etik Dan Penulisan Rujukan 2. Menganalisis Kode Etik Dan Penulisan Rujukan

memahami Kode Etik Dan Penulisan Rujukan 8 Mendeskripsikan perspektif tentang Studi Literatur, Analisis Dan Sintesis Setelah mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa diharapkan dapat : 1. Mengimlementasikan perspektif tentang Studi Literatur, Analisis Dan Sintesis 2. Menganalisis Studi Literatur, Analisis Dan Sintesis 1. Pengertian tentang Studi Literatur, Analisis Dan Sintesis 2. Mampu memahami Studi Literatur, Analisis Dan Sintesis

(7)

vii

DAFTAR ISI

Lembar Judul ... i

HalamanPengesahan ... ii

Kata Pengantar ... iii

Kontrak Perkuliahan ... iv

SAP ... v

BAB I. Sistematika Penulisan Laporan Skripsi ... 1

BAB II. Tinjauan Melalui Struktur Skripsi ... 6

BAB III. Bahasa, Format, Dan Tatatulis Skripsi ... 10

BAB IV. Pengertian Skripsi ... 22

BAB V. Persyaratan Akademik, Administratif, Dan Pembimbing ... 24

BAB VI. Prosedur Penyusunan Skripsi ... 26

BAB VII. Kode Etik Dan Penulisan Rujukan ... 30

BAB VIII. Studi Literatur, Analisis Dan Sintesi ... 32

(8)

1

BAB I

SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN SKRIPSI

1.1 Sistematika Penulisan Skripsi

Bagi seorang mahasiswa, penulisan skripsi merupakan tugas yang mungkin sangat memberatkan. Mulai dari menyusun proposal, melakukan observasi, melaporkan dan meminta arahan dosen pembimbing, dan sampai pada ujian skrips itu sendiri.

Dalam menulis skripsi, seorang mahasiswa harus memperhatikan tata tulis skripsi itu sendiri dengan sebaik dan seteliti mungkin. Berikut ini, adalah sistematikan/tata tulis laporan penelitian/skripsi;

1 Judul

2 Abstrak (berisi ringkasan dari laporan, hasil penelitian, kesimpulan, dan saran)

3 Kata Pengantar

4 Daftar Isi, tabel, gambar, tabel lampiran 5 Bab I a) Latar Belakang b) Rumusan Masalah c) Tujuan Penelitian d) Manfaat Penelitian e) Definisi Operasional/Variabel

f) Asumsi dan Keterbatasan (kekurangan saat melakukan penlitian)

6. Bab II

a) Landasan Teori/Kajian Pustaka

b) Teori-teori yang relevan dengan variable/masalah yang diteliti

c) Teori-teori yang relevan dengan aspek-aspek yang diteliti d) Hasil Penelitian yang Relevan dengan yang dilakukan oleh

Peneliti Lain

7. Bab III

a) Populasi dan Sampel/Subyek Penelitian

b) Metode Pengumpulan Data (wawancar, tes, observasi, dll.) c) Tekhnik Pengelolaan Data/Analisis Data

(9)

2 d) Pengembangan Instrumen

8. Bab IV

a) Penyajian Data (tabel, grafik, dll.) b) Analisis Data

c) Interpretasi Hasil Analisis Data

9. Bab V

Kesimpulan dan Saran (jawaban berdasarkan rumusan masalah) Keterangan Tata Penulisan (cetakan print out)

a) Daftar Pustaka, abstrak, kutipan, tabel, ringkasan ditulis 1 spasi

b) Lampiran isinya : instrument-instrumen, data-data, kuesioner c) Kertas yang digunakan kwarto 80 gram

d) Sampul menggunakan kertas buffalo/linen/hardcover dengan disertakan tahun waktu laporan

e) Pengetikan menggunakn huruf Times New Roman ukuran 12 dan menggunakan 2 spasi

f) Paragraf first line dengan menjorok jauhnya 5 karakter g) Top margin (atas) : 4 cm

h) Bottom margin (bawah) : 3 cm i) Right margin (kanan) : 3 cm j) Left margin : 4 cm

k) Pengetikan bab menggunakan huruf capital (contoh : BAB I) tanpa titik

1.2 Tujuan Penyusunan Skripsi

Penyusunan skripsi bertujuan memantapkan wawasan pengetahuan dan pengalaman mahasiswa dalam melakukan kegiatan ilmiah, dengan cara memberi kesempatan memformulasikan ide, konsep, pola berpikir, dan kreativitas yang dikemas secara komprehensif, dan mengkomunikasikan dalam format yang lazim digunakan di kalangan masyarakat ilmiah.

1.3 Persyaratan

Mahasiswa yang mengajukan usulan penyusunan skripsi harus memenuhi persyaratan sebagai berikut.

1) Telah menyelesaikan sekurang-kurangnya 110 sks.

(10)

3 3) Mendapat rekomendasi dari ketua program studi.

1.4 Etika Penyusunan Skripsi

Skripsi yang disusun mahasiswa diharapkan berkualitas tinggi dari sudut keilmuan dan memenuhi persyaratan administratif yang ditentukan serta standar etika akademik, baik proses maupun produknya.

Pertimbangan-pertimbangan etis yang perlu dipenuhi oleh mahasiswa, antara lain, sebagai berikut ;

1. Kejujuran akademik, yang tercerminkan dalam;

a. Karya yang disusun benar-benar merupakan karyanya sendiri, bukan hasil jiplakan (plagiasi) seluruh ataupun sebagian.

b. Dicantumkannya secara jelas semua referensi yang digunakan sebagai bahan kajian, dan menunjukkan izin pencantuman atau penggunaannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku mengenai Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI).

c. Disusunnya tugas akhir sesuai ketentuan yang berlaku.

2. Keterbukaan, yaitu kesediaan untuk menerima kritik atau masukan demi peningkatan kualitas hasil kajian.

3. Tidak memaksa dan merugikan subjek penelitian.

4. Menjaga kerahasiaan dan keamanan subjek penelitian, yaitu dengan tidak mempublikasikan nama dan identitas subjek yang sebenarnya, kecuali seizin yang bersangkutan.

1.5 Penelitian Historis

Paling tidak ada tujuh permasalahan yang berkaitan dengan tata tulis tugas akhir skripsi penelitian historis. Ketujuh permasalahan tersebut adalah ukuran dan macam kertas, cara pengetikan, margin, nomor halaman, halaman judul, footnote dan daftar pustaka. Untuk lebih jelasnya disampaikan satu persatu.

1. Ukuran dan Macam Kertas

Kertas yang digunakan adalah kertas jenis HVS ukuran kuarto 80 gram.

2. Cara Pengetikan

Uraian diketik dengan jarak 2 spasi dengan font Times New Roman 12. Setiap alinea baru dimulai setelah tujuh ketikan kosong. Cara pengetikan kutipan langsung, bila kurang dari lima baris, maka penulisannya langsung dalam barisan kalimat dengan menggunakan tanda kutip ganda untuk membedakan antara kalimat penulis dengan kalimat hasil kutipan.

(11)

4 a. Kutipan ditulis terpisah dari barisan kalimat, ditulis pada garis baru dengan jarak empat ketikan kosong dari sisi margin.

b. Kutipan ditulis dengan jarak 1 spasi.

c. Kutipan tidak perlu menggunakan tanda kutip di awal dan akhir kutipan.

Kutipan langsung yang terlalu panjang dapat dipersingkat (dibuang sebagian), dengan catatan :

a. Tidak boleh mengganti kata-kata atau kalimat-kalimat dengan kata atau kalimat kita sendiri.

b. Arti dan maksud yang dipersingkat tidak boleh berubah.

c. Kata-kata atau kalimat yang dihilangkan, diganti dengan tanda titik sebanyak tiga buah (. . .).

3. Margin

Margin sebelah atas dan kiri masing-masing 4 cm, sebelah kanan dan bawah masing-masing 3 cm.

4. Nomor Halaman

Halaman pada bagian awal diberi nomor angka Romawi kecil (i, ii, iii, dan seterusnya). Nomor halaman bagian isi, untuk halaman yang berisi judul bab ditulis ditengah-tengah halaman bagian bawah dengan jarak kira-kira 1,5 cm dari tepi bawah dengan menggunakan angka arab (1, 2, 3, dst). Untuk halaman yang tidak berisi judul bab ditulis di bagian atas sebelah kanan dengan jarak kira-kira 1,5 cm dari tepi atas dan 3,5 cm dari tepi kanan.

5. Halaman Judul

Judul ditulis kira-kira 5 cm dari tepi atas dengan huruf kapital. Di bawah judul kira-kira 2,5 cm ditulis skripsi dengan huruf kapital. Sekitar 3 cm di bawahnya diberi keterangan “Diajukan untuk dipertahankan dalam ujian mencapai gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Sejarah/Sarjana Sastra”. Di bawahnya sekitar 4 cm ditulis kata “oleh” dengan menggunakan huruf kecil. Pada jarak 2,5 cm di bawahnya ditulis nama penyusun dengan menggunakan huruf kapital, di bawahnya disertakan nomor induk mahasiswa. Di bawahnya sekitar 5-7 cm dituliskan FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO BUKIT JIMBARAN, dan tahun skripsi tersebut diselesaikan. Contoh terlampir.

(12)

5 6. Footnote

Penulisan footnote sebagai berikut : nama pengarang tanpa dibalik. judul buku. Kota terbit : Penerbit, tahun terbit, hlm. Nama pengarang tanpa dibalik, “judul artikel”, dalam nama pengarang, judul buku. kota terbit : penerbit, tahun terbit, hlm. Ibid (ibidem), menunjukkan bahwa sumber kutipan dalam tulisan sama dengan kutipan yang telah mendahuluinya secara langsung. Op.cit. menunjukkan sumber kutipan dalam tulisan sama dengan sumber kutipan yang mendahuluinya tetapi telah diselingi dengan sumber lain yang halamannya berbeda.

Loc.cit. menunjukkan sumber kutipan sama dengan sumber kutipan yang telah mendahuluinya, halamannya juga sama, tetapi telah diselingi oleh sumber-sumber yang lain.

(13)

6

BAB II

TINJAUAN MELALUI STRUKTUR SKRIPSI

Struktur tugas akhir skripsi terdiri atas bagian awal, isi, dan akhir. Uraian secara rinci, sebagai berikut ;

2.1 Bagian awal

Bagian awal skripsi terdiri atas:

1. Halaman sampul memuat hal-hal sebagai berikut: judul, maksud penulisan, lambang UNUD, nama dan nomor mahasiswa, nama program studi dan jurusan, nama fakultas, nama universitas, dan tahun penyelesaian.

Halaman sampul berupa kertas tebal berwarna sesuai warna bendera fakultas dan dibuat setelah skripsi diujikan dan dinyatakan diterima (Contoh pada Lampiran 1).

2. Halaman antara berupa halaman putih kosong yang diletakkan di antara sampul skripsi dan halaman judul. Halaman ini dibuat setelah skripsi dinyatakan diterima.

3. Halaman judul memuat unsur yang sama dengan isi halaman sampul (Contoh pada Lampiran 2).

4. Halaman persetujuan memuat pernyataan persetujuan

pembimbing bahwa skripsi yang disusun mahasiswa sudah layak diujikan. Halaman ini diberi judul PERSETUJUAN (Contoh dapat dilihat pada Lampiran ).

5. Halaman pernyataan berisi pernyataan mahasiswa bahwa skripsi yang disusun benar-benar merupakan karyanya sendiri dan tanda tangan penguji adalah asli, dengan disertai tanda tangan. Halaman ini diberi judul PERNYATAAN (Contoh pada Lampiran ).

6. Halaman pengesahan memuat bukti pengesahan akademik oleh tim penguji dan administratif oleh dekan fakultas. Unsur-unsur yang ada dalam halaman ini adalah judul skripsi, nama penulis, dan pernyataan pengesahan tim penguji serta dekan fakultas. Halaman ini diberi judul PENGESAHAN.

Nama-nama tim penguji yang dicantumkan hanya yang benar-benar hadir menguji. Pembimbing (pertama atau utama) bertindak sebagai ketua tim penguji. Contoh dapat dilihat pada Lampiran 4. 7. Halaman motto. Halaman ini tidak diberi judul, cukup

mencantumkan kata “Motto:”, disertai satu atau lebih kata-kata mutiara, ayat-ayat dari Kitab Suci dan sebagainya yang selaras dengan topik atau tema skripsi.

(14)

7 8. Halaman persembahan. Istilah persembahan lebih bersifat penghalus dari hadiah atau pemberian. Dengan demikian, skripsi dapat “dipersembahkan”kepada siapa saja yang dianggap memiliki makna bagi penulisnya. Contoh: “Skripsi ini dipersembahkan kepada atau untuk:” Ayahanda, Ibunda.

9. Halaman abstrak berisi abstrak skripsi. Abstrak skripsi ditulis dalam tiga paragraf, dengan jarak antar baris satu spasi. Isi abstrak secara keseluruhan maksimal berjumlah 200 kata. Paragraf pertama berisi uraian singkat permasalahan dan tujuan penelitian. Paragraf kedua memuat metode atau prosedur penelitian. Paragraf ketiga berisi hasil penelitian.

Pada bagian bawah dicetak miring kata-kata kunci dari isi (topik, tema) skripsi (Contoh dapat dilihat pada Lampiran 5).

10. Halaman kata pengantar berisi informasi secara garis besar mengenai maksud penulisan skripsi serta ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah berjasa dalam penulisan skripsi, pejabat ataupun perorangan. Pejabat boleh disebutkan namanya atau “kata antaran kesantunan” terhadapnya(Bapak/Ibu). Halaman ini diberi judul KATA PENGANTAR.

11. Halaman daftar isi memuat seluruh isi skripsi, yaitu; halaman sampul, halaman judul, halaman persetujuan, halaman pernyataan, halaman pengesahan, dan halaman motto, halaman abastrak abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel/daftar gambar/daftar lampiran, judul bab dan subbab, serta daftar pustaka. Contoh dapat dilihat pada Lampiran 6.

12. Halaman daftar tabel dibuat jika di dalam skripsi terdapat beberapa tabel (tiga lebih) memuat nomor urut dan judul tabel serta halaman tempat tabel itu tercetak. Halaman ini diberi judul DAFTAR TABEL.

13. Halaman daftar gambar dibuat jika di dalam skripsi terdapat gambar, grafik, diagram, peta dan sebagainya, yang memuat nomor urut dan judul gambar, grafik, diagram, peta dan sebagainya serta halaman tempat gambar, grafik, diagram, peta dan sebagainya itu tercetak. Halaman ini diberi judul DAFTAR GAMBAR.

14. Halaman daftar lampiran dibuat jika di dalam skripsi terdapat beberapa lampiran (tiga lebih), memuat nomor urut dan judul lampiran serta halaman tempat lampiran itu tercetak. Halaman ini diberi judul DAFTAR LAMPIRAN.

(15)

8

2.1 Bagian inti (isi)

Bagian ini merupakan isi skripsi yang terdiri atas bab-bab beserta subbab dan anak subbabnya. Setiap bab diberi nomor urut dengan angka romawi, dicetak dengan huruf besar seluruhnya, dan dituliskan di tengah halaman atas simetris kiri-kanan.

Struktur bab dan isinya sangat tergantung pada jenis penelitian yang dilakukan mahasiswa. Pada umumnya, struktur bagian isi, sebagai berikut ;

1. Bab pendahuluan (BAB I); memuat:

a. Latar belakang yang menjelaskan rasional atau justifikasi arti penting pemilihan permasalahan (topik) yang akan diteliti. Pada latar belakang yang isinya memuat tentang tiga hal yaitu : umum, isi masalah yang akan dibahas, dan terakhir adalah bagaimana menganalisis masalah yang ada. Latar belakang tidak terlepas dari judul yang akan dibahas dan pada latar belakang semua pengertian dalam judul harus dijelaskan.

b. Identifikasi masalah yang berisi kajian berbagai masalah yang relevan dengan ruang lingkup dan kedalaman topik penelitian c. Pembatasan masalah, yaitu penetapan masalah (dari berbagai

masalah yang telah diidentifikasi) yang akan diteliti dengan mempertimbangkan aspek metodologis, kelayakan lapangan (kemungkinan untuk diteliti), dan keterbatasan yang ada pada penulis untuk melakukannya, tanpa mengorbankan kebermaknaan arti, konsep, atau topik yang diteliti.

d. Perumusan masalah, yaitu penegasan permasalahan yang akan diteliti yang dinyatakan dalam kalimat tanya yang lugas dan jelas. e. Tujuan penelitian yang menyatakan target yang akan dicapai

melalui penelitian yang akan dilakukan.

f. Kegunaan (manfaat) penelitian yang menjelaskan manfaat temuan penelitian, baik bagi kepentingan teoretis maupun praktis.

2. Bab kerangka atau kajian teori (Bab II)

Bab ini berisi kajian (telaah) teori (dari literatur dan hasil penelitian) yang relevan dengan permasalahan penelitian. Kajian teori dilakukan dalam rangka menelaah aspek (konsep-konsep) atau variabel yang akan diteliti, untuk menemukan jawaban teoritik terhadap permasalahan penelitian yang telah dirumuskan.

(16)

9 Pada umumnya, kerangka atau kajain teori, mencakup:

a. Deskripsi teori dan hasil penelitian yang relevan yang menguraikan teoriteori dan hasil penelitian yang berupa konsep-konsep dan variabel serta definisinya, asumsi-asumsi, dan hubungan antar variabel sesuai dengan judul penelitian yang dapat memperjelas (menegaskan) apa yang akan diteliti.

b. Kerangka pikir yang berisikan gambaran logis bagaimana variabelvariabel saling berhubungan (berkorelasi).

c. Hipotesis penelitian yang merupakan hasil sintesis (simpulan) kajian teori. Hipotesis ini dirumuskan secara singkat, lugas, dan jelas dan dinyatakan dalam kalimat pernyataan mengenai hubungan antar variabel.

Catatan:

Tidak semua penelitian memerlukan rumusan hipotesis, sehingga bagian ini harus disesuaikan.

3. Bab metode penelitian (Bab III)

Bab ini menguraikan langkah-langkah penelitian, yang memuat hal-hal sebagai berikut ;

a. Model atau metode penelitian dan desain (rancangan) penelitian yang digunakan.

b. Sumber informasi (informan) atau subjek penelitian dan sampel penelitian yang digunakan. Jika penelitian menggunakan sampel, maka teknik pengambilan sampel dan alasannya perlu dijelaskan. Dalam penelitian tindakan perlu dijelaskan pula siapa yang menjadi “partisipan” penelitian (yang dikenai “tindakan”) dan kolaborator penelitian (jika ada).

c. Lokasi penelitian, yang menunjuk pada tempat diselenggarakannya penelitian dan alasan-alasan pemilihannya. Dalam penelitian yang bersifat kualitatif, perlu dikemukakan prosedur memasuki lapangan penelitian.

d. Teknik pengumpulan data yang digunakan disertai alasan pemilihannya. Pada bagian ini dipaparkan pula instrumen pengumpulan data yang digunakan dan proses penyusunannya. Jika menggunakan alat ukur tes dan sejenisnya, maka perlu pula disertakan uji instrumen tersebut (validitas, reliabilitas, indeks kesulitan, daya beda, dan lain-lain).

e. Teknik analisis data yang digunakan untuk menganalisi data disertai alasan pemilihannya.

(17)

10

4.Bab hasil penelitian dan pembahasan (Bab IV)

Pada bab ini dipaparkan temuan-temuan yang diperoleh. Untuk penelitian hipotetik (yang berhipotesis) dan kuantitatif, pemaparan temuan dilakukan atas dasar rumusan hipotesis yang diajukan. Hasil uji hipotesis kemudian dibahas (ditafsirkan maknanya seara konseptual) disertai bahasan mengapa dan bagaimana hasil-hasil penelitian itu terjadi. Untuk penelitian yang bersifat kualitatif, temuan penelitian dipaparkan Pembahasan dilakukan manakala ada alasan logis untuk membahas temuan.

5. Bab simpulan dan saran atau rangkuman (Bab V)

Pada bab ini dibuat simpulan hasil penelitian secara singkat, lugas, tetapi mencakup. Pada penelitian tertentu yang tidak memerlukan ada penyimpulan (penelitian “deskriptif”) yang dibuat bisa hanya berupa rangkuman hasil penelitian yang meringkas butir-butir penting hasil penelitian. Saran (jika secara logis memang harus ada penelitian deskriptif mungkin tidak mengundang harus ada saran) diajukan sesuai dengan simpulan atau temuan hasil penelitian, yang berupa implikasi dari temuan dimaksud. Saran harus bersifat operasional atau konkret, yakni menyebutkan apa-apa kegiatan atau tindakan yang harus (seyogyanya) dilakukan oleh pihak yang diberi saran.

2.3 Bagian Akhir

Bagian akhir skripsi memuat daftar pustaka dan lampiran.

1. Daftar pustaka

Daftar pustaka memuat daftar nama buku, jurnal, laporan penelitian, dan sumber lain yang digunakan. Penulisan daftar pustaka dibahas pada bab tersendiri.

2. Lampiran

Lampiran memuat bahan-bahan penunjang yang digunakan dalam penulisan skripsi. Lampiran dapat berupa antara lain surat ijin penelitian, instrumen, data-data, rumus-rumus dan perhitungan statistik yang dipakai, prosedur perhitungan dan hasil uji coba instrumen, dan catatan lapangan.

(18)

11

BAB III

BAHASA, FORMAT, DAN TATATULIS SKRIPSI

3.1 Bahasa dan Format 1. Bahasa

TA ditulis dengan bahasa Indonesia baku yang baik dan benar. TA ditulis dengan bahasa Indonesia baku yang baik dan benar dengan mengikuti Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Khusus pada program studi Pendidikan Bahasa Inggris dan program studi Sastra Inggris tugas akhir ditulis menggunakan bahasa Inggris baku.

2. Format Kertas dan Huruf a. Ukuran kertas

Naskah TA (selain sampul) diketik pada kertas HVS ukuran kuarto (12,5 cm x 28 cm) dengan berat 70 atau 80 gram, berwarna putih dan diketik tidak bolak-balik. Apabila menggunakan kertas khusus, seperti kertas milimeter untuk grafik, kertas kalkir untuk bagan, dan sejenisnya, boleh di luar batas ukuran, akan tetapi harus dilipat sesuai dengan ukuran kertas naskah.

b. Sampul

Sampul luar menggunakan karton tebal dan dilapis plastik bening dengan warna hijau.

c. Jenis huruf

Naskah secara umum diketik dengan menggunakan jenis huruf Times New Roman 12 atau Arial 11. Perkecualian ditetapkan tersendiri.

d. Huruf miring

Huruf miring digunakan untuk :

1) judul buku, nama terbitan berkala, atau nama publikasi lain pada daftar pustaka;

2) istilah, kosakata atau kalimat dalam bahasa daerah dan bahasa asing yang masuk ke dalam teks;

3) huruf, kosakata, frasa, atau kalimat sebagai aspek linguistik; 4) nama spesies atau varietas dalam ilmu biologi;

5) huruf yang digunakan untuk simbol-simbol dalam statistika atau aljabar.

(19)

12

3.2 Format Pengetikan a. Spasi

Jarak pengetikan antara baris dua spasi. Bagian yang harus diketik dengan jarak satu spasi adalah: judul bab, judul tabel dan gambar yang lebih dari satu baris, abstrak, kutipan langsung yang lebih dari empat baris, dan daftar pustaka.

b. Petak pengetikan

Tulisan naskah harus berada dalam (tidak boleh melebih atau di luar) “petak pengetikan” dengan batas-batas tepi (margin) dari tepi kertas sebagai berikut.

Tepi kiri : 4 cm Tepi atas : 3 cm Tepi kanan : 3 cm

Tepi bawah : 4 cm (nomor halaman pada batas 3 cm).

c. Indensi

Pengetikan naskah skripsi maupun TABS menggunakan pola berindensi (menjorok), yaitu setiap alinea baru yang berada dalam “petak pengetikan” seperti disebutkan di atas diektik menjorok ke dalam, yaitu dimulai pada ketikan (huruf) keenam. Alinea baru yang tidak dimulai pada ketukan keenam dari batas kiri pengetikan “petak pengetikan” tersebut di atas, menggunakan pola rata kiri.

d. Penomoran halaman

Nomor halaman diletakkan di bawah halaman dua spasi (1 cm di bawah baris terakhir teks atau 3 cm dari tepi bawah kertas). Halaman teks (bagian tengah atau isi dan akhir) mulai dari bab pendahuluan sampai dengan lampiran-lampiran menggunakan angka Arab (1, 2, 3, dst), sementara halaman sebelumnya (bagian awal) seperti halaman judul, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, dan daftar gambar menggunakan angka Romawi kecil (i, ii, iii, iv dst).

e. Penomoran hirarki uraian

Uraian yang berhirarki (berjenjang) menggunakan nomor jenjang dengan pola sebagai berikut ;

I., A., 1., a., 1), a), (1), (a), (i)

Nomor angka rumawi besar (I, II, III dst) digunakan untuk penomoran bab. Judul uraian yang “bernomor huruf besar”

(20)

13 (A, B dst) untuk judul subbab dan angka Arab (1, 2 dst) untuk sub-subbab).

Hirarki uraian artinya yang besar (luas) dibagi-bagi menjadi sub-sub atau bagian-bagian yang lebih kecil, dan ini pun dibagi-bagi lagi menjadi sub atau dibagi-bagian yang lebih kecil lagi. Jadi berbeda dengan nomor-nomor (angka) membilang.

3.3 Tata Tulis

1. Penulisan Judul Bab, Sub-bab, dan Seterusnya

a. Nomor dan judul bab diketik dengan huruf kapital (huruf besar) cetak tebal seluruhnya. Nomor bab (BAB I, BAB II dst) diketik pada jarak 3 cm dari tepi atas di tengah-tengah (simetris kiri-kanan). Di bawahnya diketik judul bab.

Jika judul bab lebih dari satu baris, diketik dengan pola piramida terbalik.

b. Nomor dan judul sub-bab (cetak tebal seluruhnya) diketik mulai pada batas tepi (margin) kiri “petak pengetikan.” Huruf awal setiap kata judul sub-bab ditulis dengan huruf kapital, kecuali kata sambung, kata depan, dan kata sandang. Nomor sub-bab ditulis dengan hurup kapital diikuti tanda titik (A., B., C., dan lain seterusnya).

c. Nomor dan judul sub-subbab (cetak tebal seluruhnya) dimulai juga pada batas tepi kiri “petak pengetikan.” Huruf awal setiap kata juga ditulis dengan huruf kapital, kecuali kata sambung, kata depan, dan kata sandang. Nomor sub-subbab ditulis dengan angka Arab diikuti tanda titik (1., 2., 3., dst) cetak tebal seluruhnya.

d. Nomor dan judul sub-sub-subbab (cetak tebal seluruhnya) dimulai pada ketukan keempat dari tepi kiri “petak pengetikan,” sehingga judulnya akan berada pada ketukan keenam. Judul ditulis dengan huruf kecil seluruhnya kecuali huruf pertama. Alinea pertama dari bagian ini akan diketik mulai pada ketukan keenam, sementara baris berikutnya akan mulai pada tepi (margin) kiri “petak pengetikan.” Nomor sub-sub-subbab ditulis dengan huruf kecil diikuti tanda titik (a., b., c., dan lain seterusnya).

e. Nomor dan judul sub-subsub-subbab diketik mulai pada ketukan keenam dari tepi kiri “petak pengetikan.” Nomor sub-subsub-subbab ditulis dengan angka Arab diikuti tanda kurung tutup, tidak diikuti tanda titik [1), 2), 3) dst]. Nomor dan judul

(21)

14 dtiulis dengan huruf kecil cetak tebal seluruhnyadiakhiri tanda titik. Uraian selanjutnya meneruskan baris judul (tidak pada baris berikut).

3.4 Penyajian Tabel dan Gambar a. Tabel

1) Setiap tabel yang disajikan diberi nomor tabel (Tabel 1, Tabel 2, dst) urut dari tabel yang berada pada pertama kali muncul dalam seluruh naskah TA sampai dengan halaman terakhir teks atau bab simpulan dan saran). Nomor tabel mendahului judul tabel.

2) Nomor dan judul tabel diletakkan di atas tabel.

3) Penulisan nomor tabel (kata Tabel 1, Tabel 2 dan seterusnya yang diikuti tanda titik) dimulai dari tepi kiri diikuti judul tabel.

4) Tulisan tabel dan nama tabel menggunakan huruf kecil kapitalisasi (setiap awal kata dimulai dengan huruf besar kecuali kata sandang, kata sambung, dan kata depan)

5) Nomor tabel menggunakan angka Arab baik dalam teks maupun dalam lampiran. Nomor tabel dalam teks ditulis secara urut tanpamemperhatikan dalam bab mana tabel disajikan. Tabel dalam lampiran dimulai dengan nomor baru.

6) Setiap tabel sedapat mungkin disajikan pada halaman yang sama, meskipun harus memodifikasi ukuran huruf.

3.5 Gambar

Gambar meliputi foto, grafik, diagram, peta, bagan, skema, dan sejenisnya. Penyajian gambar mengikuti ketentuan sebagai berikut.

1) Tulisan gambar, nomor gambar, dan nama gambar diletakkan di bawah gambar.

2) Penulisan kata gambar, nomor gambar, dan nama gambar diletakkan di tengah.

3) Tulisan gambar dan nama gambar menggunakan huruf kecil kapitalisasi (setiap awal kata dimulai dengan huruf besar kecuali kata sandang, kata sambung, dan kata depan). 4) Nomor gambar menggunakan angka Arab baik dalam teks

maupun dalam lampiran. Nomor gambar dalam teks ditulis secara urut tanpa memperhatikan dalam bab mana gambar

(22)

15 disajikan. Gambar dalam lampiran dimulai dengan nomor baru.

3.6 Kutipan

a. Cara Menulis Kutipan Langsung

1) Kutipan langsung ditulis sama persis dengan sumber aslinya, baik mengenai bahasanya maupun ejaannya. 2) Kutipan yang terdiri dari lima baris atau lebih, diketik

diluar bodi teks dimulai pada ketukan ke enam.

3) Kutipan yang panjangnya kurang dari lima baris dimasukkan dalam teks, diawali dan diakhiri oleh tanda petik (“...“).

4) Kutipan yang dihilangkan beberapa bagian kalimatnya, bagian yang dihilangkan diganti dengan tiga titik. Bila yang dihilangkan satu kalimat atau lebih, bagian yang dihilangkan tersebut diganti dengan titik-titik sepanjang satu baris.

5) Kutipan yang diberi penjelasan atau digaris bawahi, diberi keterangan dalam tanda kurung.

6) Sumber kutipan langsung ditulis dengan menyebut nama pengarang, tahun terbitan, dan nomor halaman yang dikutip.

b. Cara Menulis Kutipan Tidak Langsung

1) Kutipan tidak langsung diketik sebagai bodi teks

2) Sumber kutipan tidak langsung ditulis dengan menyebut nama pengarang dan tahun terbitan.

Contoh :

(1)Menurut Safrit (2007: 11-14), .…... (2)………(Safrit, 2007: 11-14).

3.7 Penulisan Daftar Pustaka

a. Penulisan daftar pustaka diurutkan secara alfabetis menurut nama pengarang dan tidak perlu menggunakan nomor urut. b. Penulisan buku yang dijadikan rujukan mengikuti urutan: nama

pengarang, tahun penerbitan, judul buku, tempat penerbitan, dan nama penerbit.

Contoh:

a) Buku dengan pengarang satu orang

Oliva, Peter F. (2007). Developing the Curriculum. 5rd. ed. New York: Harper Collins.

(23)

16 Lexy J Moleong. (2000). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

b) Buku dengan pengarang dua orang

Strunk, W., Jr., & White, E.B. (1979). The Elements of Style. 3rd. ed.

– bedakan contoh antara editor dan edisi ke ....- New York : Macmillan.

Paul, Richard & Elder, Linda. (2001). Critical Thinking. New York: Prentice Hall.

c) Buku dengan pengarang tiga orang

Nadler, D., Gerstein, M.S. & Shaw R.B. (1992). Organizational Architecture: Design for Changing Organizations. San Francisco:

Jossey-Bass.

Beer, M., Einstant, R.A., & Spector, B. (1990). The Critical Path to

Corporate Renewal. Boston: Harvard Bussiness School Press. d) Buku dengan pengarang lebih dari tiga orang

Mohrman, A.M. et al. (1989). Large-scale Organizational Change. San Francisco: Josse-Bassy.

Senge, Peter. et. al. (2000). School that Learn. New York: Dubleday.

e) Buku yang disunting

Popkewitz, Thomas S. & Fendler, Lynn (eds). 1999). Critical Theories in Education. New York: Routledge.

Elmore, R.F. (ed). Restructuring School: The Next Generation of Educational Reform. San Francisco: Jossey-Bass.

f) Buku yang direvisi

Cohen, J. (2000). Statistical Power Analysis for the Behavioral Science. rev.ed. New York: Academic Press. g) Buku yang diterjemahkan

Gardner, Howard. (2003). Kecerdasan majemuk: Teori dalam praktik.

(Alih bahasa: Drs. Alexander Sindoro). Batam Center: Penerbit Interaksara.

Hoerr, Thomas R. (2007). Becoming a multiple intelligences school (Buku kerja multiple intelligences). Penerjemah: Ary Nilandari. Bandung: Penerbit Kaifa.

(24)

17 c. Penulisan artikel jurnal yang dijadikan rujukan mengikuti urutan: nama pengarang, tahun penerbitan, judul artikel, nama jurnal, nomor jurnal dan halaman.

Contoh :

1. Artikel dengan satu pengarang

Abdur Rahman As’ari. (2001). "Penggunaan Strategi Pemampatan dalam Pembelajaran Matematika." Jurnal MIPA (Nomor 1 tahun 30). Hlm. 1-14.

2. Artikel dengan dua pengarang

Sarmino dan Husain Haikal. (2001). "Segi Kultural Religius Perpindahan Keraton Kartasura ke Surakarta." Jurnal Penelitian dan Evaluasi. 4(III). Hlm. 103-121. d. Penulisan artikel majalah yang dijadikan rujukan mengikuti

urutan: nama pengarang, tahun penerbitan, judul artikel, nama majalah, dan halaman.

Contoh:

Tatang Iskarna. (2002). "Diaspora dan Postkolonialsime". Ekspresi. Hlm. 20-21.

e. Penulisan Artikel surat kabar yang dijadikan rujukan mengikuti urutan: nama pengarang, tahun penerbitan, judul artikel, nama surat kabar, tanggal terbit, dan halaman.

Contoh:

Abdurahrahman Wahid. (2002). “Islam, Agama Populer atau Elitis”. Kompas (6 September 2002). Hlm.4.

f. Penelitian, Tesis, Disertasi yang diterbitkan Contoh:

Foster-Havercamp. M.E. (1982). "An Analysis of the Relationship between Preservice Teacher Training and Directed Teaching Performance." Doctoral dissertation. University of Chicago. 1981. Dissertation Abstract International. 42.4409A.

Djemari Mardapi, dkk. (1994). "Daya Prediksi Tes Masuk IKIP Jakarta terhadap Prestasi dan Lama Studi Mahasiswa Pascasarjana IKIP Yogyakarta." Abstrak Hasil Penelitian IKIP Yogyakarta. Yogyakarta: Lembaga Penelitian IKIP. g. Penelitian, Tesis, Disertasi yang tidak diterbitkan

Contoh :

Ryeson. J.F. (1983). "Effective Management Training: Two Models."Unpublished master’s thesis. Clarkson College of Technology. Postdam.

(25)

18 N.Y. Suparno, dkk. (1988). "Studi Experimental Metode Membaca PQRST dan Metode Membaca STUDY terhadap Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS IKIP Yogyakarta." Laporan Penelitian. IKIP Yogyakarta. Nandang Supriyatna. (2001). "Daya Prediksi Nilai Rapor dan STTB terhadap Prestasi Belajar jalur PMDK FPTK UPI." Tesis. PPs-UNY.

h. Artikel dari internet Contoh:

NASPE. (2006). “Moving into the Future: National Standards for Physical Education, 2ndEdition”. Diambil darihttp://www.aahperd.org/naspe/template.cfm?template= publicationsnationalstandards_ 3.html , pada tanggal 06 Mei 2006.

3.8 PENUTUP

Pada bab penutup ini akan ditegaskan kembali bahwa buku panduan penyusunan skripsi ini hanya memuat kerangka kerja penyusunan skripsi dan belum menjangkau aspek-aspek substansi kajian. Oleh karena itu, peran pembimbing sangat diharapkan demi kesuksesan penulisan skripsi ini. Pada akhirnya, mohon saran dan masukan demi perbaikan mutu buku panduan ini di masa mendatang.

(26)

19

3.9 LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1: Contoh Halaman Sampul

PENERAPAN METODE ALGORITMA GENETIKA OPTIMAL UNTUK MENURUNKAN RUGI PADA SISTEM TRANSMISI

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Teknik Jurusan Teknik Elektro Uiversitas Udayana untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh

Gelar Sarjana Teknik Elektro

SIMBOL

Oleh I Wayan Jendra NIM. 06202411008

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS UDAYANA

(27)

20 Lampiran 2: Format Halaman Persetujuan

PERSETUJUAN

Skripsi yang berjudul “---” ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diujikan.

Bukit Jimbaran, ………..……… Pembimbing I, Pembimbing II,

……… ……….. NIP. ………. NIP. ………..

Lampiran 3: Format Halaman Pengesahan

PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul “--- --” ini telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal ……… dan dinyatakan lulus.

DEWAN PENGUJI NAMA JABATAN TANDA TANGAN TANGGAL ... Ketua Penguji ... ... ... Sekretaris Penguji ... ... ... Penguji I (Utama) ... ... ... Penguji II ... ... ... (Pendamping) ... ... Bukit Jimabara,,……… Fakultas ………. Dekan, ……… NIP ………..

(28)

21 Lampiran 4. Contoh Surat Pernyataan

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan orang lain kecualsebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata penulisan karya ilmiah yang telah lazim.

Tanda tangan dosen penguji yang tertera dalam halaman pengesahan adalah asli. Jika tidak asli, saya siap menerima sanksi ditunda yudisium pada periode berikutnya.

Yogyakarta, 20 Maret 2010 Yang menyatakan,

(I Wayan Jandra) NIM. 06202411008

(29)

22

BAB IV

PENGERTIAN SKRIPSI

Skripsi adalah suatu karya tulis ilmiah, berupa paparan tulisan hasil penelitian yang membahas suatu masalah dalam bidang ilmu tertentu dengan menggunakan kaidah-kaidah ilmiah yang berlaku dalam suatu bidang ilmu tertentu. Penelitian adalah kegiatan yang terencana, terarah, sistematis dan terkendali dalam upaya memperoleh data dan informasi dengan menggunakan metode ilmiah untuk menjawab pertanyaan atau menguji hipotesis dalam bidang ilmu tertentu.

Sumber data untuk penyusunan skripsi dapat diperoleh melalui data primer, data sekunder, dan data tersier. Data primer adalah data yang diperoleh peneliti di lapangan, baik melalui wawancara maupun hasil pengukuran langsung lainnya. Data sekunder adalah data yang diperoleh dengan memanfaatkan hasil pengumpulan data pihak lain, misalnya profil kelurahan, data Badan Pusat Statistik, dan rekam medik. Data tersier dapat diperoleh dari tesis, disertasi, jurnal, dan majalah ilmiah.

4.1 Kedudukan Skripsi dan Bobot SKS

Skripsi mempunyai kedudukan yang sama dengan mata kuliah lain, tetapi berbeda bentuk pada proses pembelajarannya, serta cara penilaiannya. Skripsi ini merupakan tugas akhir (final assignment). Bobot skripsi ditetapkan sebesar 4-6 SKS, yang setara dengan kegiatan akademik setiap minggu 16-20 jam (bagi yang 4 SKS) atau 24-30 (bagi yang 6 SKS), atau setara dengan kegiatan akademik 400-500 jam (bagi yang 4 SKS) atau 600-750 jam (bagi yang 6 SKS) selama satu semester.

4.2 Tujuan Penulisan Skripsi

Penyusunan skripsi dilaksanakan dengan tujuan agar:

1. Mahasiswa mampu menyusun dan menulis suatu karya ilmiah, sesuai dengan bidang ilmu yang ditempuh.

2. Mahasiswa mampu melakukan penelitian mulai dari merumuskan masalah, mengumpulkan data, mengolah data, menganalisis data, dan menarik suatu kesimpulan.

3. Membantu mahasiswa dalam menyampaikan, menggunakan, mengaplikasikan ilmu dan pengetahuan yang diperoleh menjadi suatu sistem yang terpadu untuk pengembangan ilmu.

(30)

23

4.3 Materi Skripsi

Permasalahan yang akan diangkat menjadi topik skripsi dikembangkan dari bidang ilmu masing-masing dan bidang ilmu yang terkait. Materi karya tulis ilmiah didasarkan atas data dan/atau informasi yang berasal dari studi kepustakaan, penelitian laboratorik/klinik, dan/atau penelitian lapangan. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa memperoleh pengalaman penelitian, baik kepustakaan, laboratorik/klinik, dan/atau lapangan, serta menuangkannya dalam bentuk paparan karya tulis ilmiah.

(31)

24

BAB V

PERSYARATAN AKADEMIK, ADMINISTRATIF, DAN PEMBIMBING

5.1 Persyaratan Akademik

Persyaratan akademik yang harus dipenuhi oleh mahasiswa yang akan menyusun skripsi adalah sebagai berikut:

1. Mahasiswa sekurang-kurangnya telah memiliki tabungan kredit (huruf D ke atas, kecuali bagi yang mempersyaratkan serendah-rendahnya C atau B) sebesar 75% dari beban studi kumulatif yang harus ditempuh.

2. Mahasiswa telah menyelesaikan semua mata kuliah prasyarat sebagaimana ditentukan oleh program studi masing-masing.

5.2 Persyaratan Administratif

Persyaratan administratif yang harus dipenuhi oleh mahasiswa yang akan menyusun skripsi adalah sebagai berikut:

1. Telah memenuhi persyaratan akademik sebagaimana pada butir 5.1

2. Memiliki kartu mahasiswa yang berlaku pada semester bersangkutan

3. Mencantumkan/memprogramkan skripsi pada KRS semester bersangkutan yang telah ditandatangani oleh dosen wali.

5.3 Persyaratan Pembimbing

Selama proses penelitian, penyusunan, dan penulisan skripsi, mahasiswa harus dibimbing oleh tim pembimbing dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Sekurang-kurangnya dua orang pembimbing, yaitu

a. satu orang pembimbing utama, selaku penanggung jawab, dan satu orang pembimbing pendamping/anggota atau lebih, dan/atau apabila diperlukan, dapat diangkat satu orang pembimbing lapangan atau yang memiliki keahlian khusus di bidangnya yang ditunjuk dengan surat keputusan (SK) dekan atas usul mahasiswa dan jurusan/bagian/ laboratorium.

2. Jumlah dan komposisi pembimbing dapat disesuaikan dengan memperhatikan rasio antara mahasiswa yang harus dibimbing dan jumlah dosen yang memenuhi kriteria sebagai pembimbing (lihat butir 2.3.1 dan 2.3.2).

(32)

25 3. Pembimbing utama dan pembimbing pendamping/anggota ditunjuk

oleh jurusan/bagian/laboratorium dan disahkan dengan SK dekan.

5.4 Persyaratan Pembimbing Utama

1 Pembimbing utama pada dasarnya adalah tenaga pengajar tetap fakultas, yang ada di jurusan/bagian/laboratorium, serendah-rendahnya memiliki jabatan lektor dan memiliki ijazah S-2/Sp-1 2 Apabila tenaga pengajar tetap yang memenuhi persyaratan butir (1)

di atas tidak ada atau jumlahnya tidak mencukupi, fakultas/jurusan /bagian/laboratorium dapat menunjuk tenaga pengajar tetap yang memenuhi persyaratan serendah-rendahnya memiliki jabatan asisten ahli dan memiliki gelar tambahan doktor (S-3).

5.5 Persyaratan Pembimbing Pendamping/Anggota

Pembimbing Pendamping/anggota pada dasarnya adalah tenaga pengajar tetap fakultas, yang ada di jurusan/bagian/laboratorium, yang serendah-rendahnya berjabatan asisten ahli dan memiliki ijazah S-2/Sp-1

5.6 Persyaratan Pembimbing Lapangan/Keahlian Khusus

1. Apabila untuk skripsi tersebut dilakukan melalui penelitian lapangan, fakultas/jurusan/laboratorium dapat menetapkan seorang pembimbing lapangan yang diangkat dengan SK dekan, yaitu tenaga dari instansi/lembaga tempat mahasiswa melakukan kegiatan penelitian.

2. Pembimbing lapangan/keahlian khusus sekurang-kurangnya adalah lulusan program sarjana atau diakui memiliki kepakaran di bidangnya.

(33)

26

BAB VI

PROSEDUR PENYUSUNAN SKRIPSI

Mengingat pelaksanaan pendidikan atas dasar sistem kredit semester, sehingga mengharuskan dilakukannya evaluasi pada akhir semester, maka evaluasi terhadap proses penyusunan skripsi harus melalui prosedur di bawah ini.

6.1 Proses Awal

Mahasiswa yang telah memenuhi persyaratan dengan mencantumkan/memprogramkan skripsi. Pada saat pengisian KRS diharapkan mahasiswa sudah memiliki topik penelitian tentatif.

6.2 Prosedur Penunjukan Pembimbing

1. Penunjukan pembimbing (utama dan pendamping/anggota) dilakukan oleh jurusan/bagian/laboratorium setelah mahasiswa menyerahkan topik tentatif kepada jurusan/bagian/laboratorium. 2. Atas dasar topik tentatif tersebut, jurusan/bagian/laboratorium

menunjuk pembimbing utama dan satu orang pembimbing pendamping/anggota atau lebih.

3. Ketua Jurusan/Kepala Bagian/Kepala Laboratorium secara tertulis menyampaikan penunjukan pembimbing utama dan pembimbing pendamping/anggota kepada dekan. Dekan segera mengeluarkan SK pengangkatannya yang berlaku untuk dua semester dan dapat diperpanjang sampai dengan tiga semester.

4. Apabila dipandang perlu, ketua jurusan/kepala bagian/kepala laboratorium dapat pula menyarankan penunjukan berikut:

a. Pembimbing lapangan, yaitu tenaga ahli dari instansi/lembaga tempat mahasiswa melakukan penelitian.

b. Narasumber, yaitu tenaga ahli dari luar fakultas/jurusan /bagian/laboratorium yang diminta informasinya berkaitan dengan materi skripsi.

c. Konsultan, yaitu tenaga pengajar tetap atau tidak tetap fakultas/jurusan/bagian/laboratorium atau tenaga dari luar fakultas/jurusan/bagian/laboratorium yang diminta konsultasinya untuk penyusunan skripsi dalam bidang metodologi penelitian dan/atau statistika (tidak menyangkut skripsi dan bahasa).

5. Penunjukan pembimbing lapangan, narasumber, dan/atau konsultan dari luar fakultas/jurusan/bagian/laboratorium didasarkan pada kesediaan yang bersangkutan serta pada keahlian di bidang ilmu yang berkaitan dengan materi skripsi

(34)

27 (untuk pembimbing lapangan dan nara sumber) atau berkaitan dengan metodologi penelitian dan/atau statistika (bagi konsultan).

6.3 Penggantian Pembimbing

Apabila karena suatu alasan atau adanya halangan sehingga pembimbing utama dan/atau salah satu pembimbing pendamping /anggota tidak dapat menjalankan tugasnya lebih dari tiga bulan baik berturut-turut maupun tidak berturut-turut, mahasiswa yang bersangkutan melapor kepada pimpinan fakultas/jurusan/bagian /laboratorium dan pimpinan fakultas/ketua jurusan/kepala bagian/kepala laboratorium dapat menunjuk penggantinya dengan memperhatikan persyaratan pembimbing tersebut.

6.4 Prosedur Pembimbingan

Tim pembimbing diharapkan untuk terus-menerus memantau bimbingannya dengan menggunakan kartu bimbingan skripsi. Dengan demikian, tim pembimbing dapat mengetahui perkembangan mahasiswa secara mendalam dengan mengikuti proses kegiatannya dalam menyusun dan menulis skripsi. Adapun proses yang dilaksanakan sebagai berikut: 1. Mahasiswa bersama pembimbing utama dan pembimbing pendamping

/anggota mendiskusikan judul, outline (garis besar), desain/rancangan penelitian, bahan dan metode, parameter yang diamati, dan alat ukur yang digunakan.

2. Usulan penelitian yang telah disetujui tim pembimbing wajib diseminarkan di tingkat fakultas/jurusan/bagian/ laboratorium (pelaksanaan seminar disesuaikan dengan kondisi fakultas/jurusan/bagian/laboratorium yang bersangkutan).

3. Usulan penelitian yang telah diseminarkan harus terdaftar di jurusan/bagian/laboratorium.

4. Mahasiswa melakukan penelitian dengan supervisi tim pembimbing serta menyusun skripsi sesuai dengan proses seperti yang diuraikan dalam Bab IV.

5. Apabila skripsi tidak dapat diselesaikan pada semester bersangkutan, diberlakukan ketentuan sebagai berikut:

a. Mahasiswa diperkenankan menyelesaikan pada semester berikutnya dengan mencantumkan kembali pada KRS (topik dan pembimbingnya tetap sama)

b. Pada semester bersangkutan pembimbing utama memberikan tanda sehingga tidak digunakan untuk perhitungan IP/IPK

(35)

28 c. Semester bersangkutan tetap diperhitungkan dalam waktu maksimal

studi.

6. Apabila skripsi tidak dapat diselesaikan dalam dua semester berturut-, tetap diberlakukan penilaian seperti di atas, yaitu:

a. Mahasiswa diperkenankan menyelesaikan pada semester berikutnya dengan mencantumkan kembali pada KRS (topik dan pembimbingnya tetap sama);

b. Pada semester bersangkutan pembimbing utama memberikan tanda sehingga tidak digunakan untuk perhitungan IP/IPK; c. Semester bersangkutan tetap diperhitungkan dalam waktu

maksimal studi ;

d. Pembimbing utama, melalui Pembantu Dekan Bidang Akademik, memberikan peringatan tertulis kepada mahasiswa yang berisi pernyataan, bahwa jika pada semester perpanjangan kedua skripsi tidak dapat diselesaikan, mahasiswa yang bersangkutan akan dikenai sanksi sebagaimana disebut di bawah ini.

7. Apabila skripsi tidak dapat diselesaikan dalam tiga semester berturut-turut, diberlakukan ketentuan sebagai berikut:

a. Pembimbing utama memberikan huruf mutu E.

b. Mahasiswa diharuskan menempuh kembali skripsi tersebut dengan topik yang berbeda (tim pembimbing bisa tetap sama atau berbeda).

c. Selanjutnya berlaku ketentuan pengambilan skripsi mulai dari awal lagi.

d. Penunjukan tim pembimbing dimulai dari awal lagi.

e. Apabila skripsi tidak diselesaikan pada semester yang bersangkutan, berlaku peraturan seperti di atas.

8. Setelah skripsi selesai dalam bentuk first draft (konsep pertama) dan telah disetujui tim pembimbing, sebelum diajukan dalam sidang ujian sarjana, draf tersebut harus diseminarkan dahulu di tingkat jurusan/bagian/laboratorium (pelaksanaan seminar disesuaikan dengan kondisi jurusan/bagian/laboratorium yang bersangkutan).

a. Apabila dalam seminar tersebut tidak ada masukan/saran perbaikan, tim pembimbing dapat melakukan evaluasi final. b. Apabila dalam seminar tersebut terdapat masukan/saran

perbaikan, mahasiswa perlu mempertimbangkan penulisan akhir.

(36)

29 9. Penulisan akhir dilakukan mahasiswa setelah seminar dengan mempertimbangkan masukan/saran perbaikan (kalau ada) dari hasil diskusi dalam seminar tersebut. Setelah penulisan akhir selesai, tim pembimbing melakukan evaluasi final.

10. Final draft (konsep akhir) skripsi, yang belum dijilid, dibuat sekurang-kurangnya dalam rangkap lima, dengan rincian:

a. Satu buah untuk pembimbing utama;

b. Satu buah (atau lebih) untuk pembimbing pendamping / anggota;

c. Dua buah (atau lebih) untuk penguji; d. Satu buah untuk mahasiswa.

11. Setelah ujian sidang sarjana (komprehensif), apabila dinyatakan lulus, dan setelah dilakukan perbaikan seperlunya, skripsi yang telah disetujui tim pembimbing harus dibuat sekurang-kurangnya dalam rangkap enam (kecuali jika fakultas menetapkan lain), dengan rincian:

a. Dua buah untuk fakultas dan jurusan/bagian/laboratoium b. Satu buah untuk pembimbing utama

c. Satu buah (atau lebih) untuk pembimbing pendamping/anggota d. Satu buah untuk UPT Perpustakaan Universitas Padjadjaran e. Satu buah untuk mahasiswa.

(37)

30

BAB VII

KODE ETIK DAN PENULISAN RUJUKAN 4.1 Standar Kompetensi

Setelah mengikuti kegiatan ini peserta pelatihan diharapkan memiliki kemampuan memahami karakteristik karya ilmiah, sistematika dan kerangka penulisannya, memahami metode penulisan karya ilmiah; memahami kode etik dan cara-cara menulis rujukan; serta format penulisan ilmiah.

4.2 Kompetensi dasar

Setelah menempuh mata kuliah ini , diharapkan peserta pelatihan mampu:

1. Peserta latih dapat mengenali kode etik penulisan karya ilmiah.

2. Peserta latih dapat menulis daftar pustaka untuk jurnal dan makalah bahan seminar serta laporan penelitian.

3. Peserta latih dapat menulis karya ilmiah dengan menggunakan format penulisan ilmiah.

4.3 Kode Etik Penulisan Karya Ilmiah

Kode etik adalah seperangkat norma yang perlu diperhatikan dalam penulisan karya ilmiah. Norma ini berkaitan dengan pengutipan dan perujukan, perizinan terhadap bahan yang digunakan dan penyebutan sumber data atau informasi.

Dalam penulisan karya ilmiah, penulis harus secara jujur menyebutkan rujukan terhadap bahan atau pikiran yang diambil dari sumber lain. Pemakaian bahan atau pikiran dari suatu sumber atau orang lain yang tidak disertai dengan rujukan dapat diidentikan dengan pencurian.

Penulis karya ilmiah harus menghindarkan diri dari tindak kecurangan yang lazim disebut plagiat. Plagiat merupakan tindak kecurangan yang berupa pengambilan tulisan atau pemikiran orang lain yang diakui sebagai hasil tulisan atau pemikiran orang lain yang diakui sebagai hasil tulisan atau hasil pemikirannya sendiri. Oleh karena itu, penulis skripsi dan tesis wajib membuat dan mencantumkan pernyataan dalam skripsi, tesis atau disertasinya bahwa karyanya itu bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pemikiran orang lain.

Dalam menulis karya ilmiah, rujuk-merujuk dan kutip-mengutip merupakan kegiatan yang tidak dapat dihindari. Kegiatan ini amat

(38)

31 dianjurkan, karena perujukan dan pengutipan akan membantu pengembangan ilmu.

Dalam menggunakan bahan dari suatu sumber (misalnya instrumen, bagan, gambar, dan tabel), penulis wajib meminta izin kepada pemilik bahan tersebut. Permintaan izin dilakukan secara tertulis. Jika pemilik bahan tidak dapat dijangkau, penulis harus menyebutkan sumbernya dengan menjelaskan apakah bahan tersebut diambil secara utuh, diambil sebagian, domodifikasi atau dikembangkan.

Namun sumber data dan informasi, terutama dalam penelitian kualitatif, tidak boleh dicantumkan apabila pencantuman nama tersebut dapat merugikan sumber data atau informan. Sebagai gantinya, nama sumber data atau informan dinyatakan dalam bentuk kode atau nama samaran. Setelah bagian pendahuluan ini akan diuaraikan secara berturut-turut tentang skripsi dan tesis hasil penelitian kuantitatif, dan penelitian kualitatif, kajian pustaka dan hasil kerja pengembangan (proyek)

(39)

32

BAB V

STUDI LITERATUR, ANALISIS DAN SINTESIS 5.1 Studi Literatur

Studi literatur adalah salah satu teknik yang dapat dilakukan oleh mahasiswa dalam melaksanakan sebuah penelitian. Mahasiswa dalam pengertian sebuah studi literatur tidak asing lagi pada saat mengerjakan tugas atau proyek dari dosen ataupun tugas praktikum dan penelitian seperti skripsi teknik. Studi literatur adalah cara untuk mnyelesaikan persoalan denga menelusuri persoalan sumber-sumber tulisan yang pernah dibuat sebelumnya. Istilah studi literatur ini juga sangat familier dengan sebutan studi pustaka. Dalam sebuah penelitian yang hendak di jalankan seorang peneliti harus memiliki wawasan yang luas terkait objek yang diteliti. Jika tidak, maka dapat dipastikan dalam persentasi yang besar bahwa penelitian tersebut akan gagal.

Sumber-sumber yang dapat dijadikan sebagai bahan studi pustaka tidak boleh sembarang. Tidak semua tulisan hasil penelitian dapat dijadikan acuan. Beberapa yang umum dan layak digunakan adalah buku-buku adalah buku-buku karya pengarang terpercaya ( lebih disarankan karya akademis), jurnal-jurnal ilmiah terakreditasi, hasil-hasil penelitian mahasiswa dalam berbagai bentuk misalnya skripsi, tesis, dasertasi, laporan praktikum dan sebagainya. Metode yang dapat dilakukan untuk melakukan studi literatur seperti mengupas (criticize, membandingkan (compare), meringkas (summarize) dan mengumpulkan (synthesize) suatu literatur.

Teknik studi literatur ini dapat digunakan sebagai salah satu senjata yang ampuh. Penelitian tidak hanya akan mengetahui hal-hal seputar objek penelitian secara luas, namun dengan melakukan studi literatur juga dapat membuat kesimpulan dari hasil tulisan peneliti-peneliti sebelumnya sehingga peneliti dapat membuat pembaharuan dalam penelitiannya supaya memiliki hasil akhir yang berbeda dari penelitian yang pernah dilakukan.

Studi literatur penting dilakukan untuk menghindari timbulnya masalah terkait hak cipta. Jika Mahasiswa melakukan studi literatur dengan cara yang benar, maka mahasiswa tidak akan melanggar hak cipta orang lain. Studi literatur malah menjadi ajang copy paste terhadap hasil karya orang lain.

Studi literatur adalah teknik mempelajari kembali tulisan-tulisan yang telah ada untuk menunjukkan sikap profesional seorang peneliti dan seorang penulis.

(40)

33 Penggunaan literatur baik pada penelitian kuantitatif maupun pada penelitian kualitatif mutlak diperlukan. Literatur digunakan untuk memberikan suatu gambaran hal-hal yang telah diketahui dan yang belum diketahui dari suatu fenomena khusus. Penelusuran dan peninjauan ulang berbagai literatur yang relevan dengan suatu topik penelitian dapat dilakukan sebelum, selama dan setelah dilakukannya proses pengambilan dan analisis data penelitian tersebut. Khususnya pada penelitian kualitatif, penggunaan literatur memiliki berbagai tujuan berdasarkan jenis penelitian kualitatif yang dilakukan. Secara umum, untuk mempertahankan kealamiahan data, penggunaan literatur secara ekstensif dilakukan setelah penelitian dilakukan.

Dalam melakukan penelitian ilmiah harus dilakukan teknik penyusunan yang sistematis untuk memudahkan langkah-langkah yang akan diambil. Begitu pula yang dilakukan penulis dalam penelitian ini, langkah pertama yaitu dengan melakukan studi literatur pada buku-buku yang membahas tentang Theory of Constraints, jurnal, dan penelitian yang telah dilakukan yang berkaitan dengan TOC. Data yang didapat dari studi literatur ini akan digunakan sebagai acuan untuk membuat kuesioner penelitian.

5.2 Double Relationship Analisis Vs Sintesis

1. Pendahuluan

Tradisi keilmuan dan teknologi yang berkembang sekarang adalah tradisi yang berkembang dari sistem logika yang berkembang dari Yunani, dilanjutkan dengan logika renaissans Arab, diteruskan dengan renaissans Eropa, dan menjadi ilmu dan teknologi muktahir. Unsur utama dalam tradisi sistem logika adalah rasionalitas dan empiri. Rasionalitas menjadi unsur pertaama untuk berilmu pengetahuan, dan empiris menjadi unsur keduanya. Rasio dan empiri merupakan dua perangkat atau unsur dasar untuk mengembangkan ilmu. Untuk mendayagunakan dua perangkat atau unsur tersebut seorang menggunakan analisis dan sintesis.

2. Hakikat Metode Analisis dan Sintesis a) Hakikat Metode Analisis

Analisis pada akhirnya dimaknai sebagai kegiatan berpikir yang melakukan perincian terhadap istilah-istilah atau pernyataanpernyataan ke dalam bagian-bagiannya agar dapat menangkap makna yang dikandungnya atau memahami komponen terlebih dahulu kemudian menguraikan komponen. Berkaitan dengan itu, penalaran merupakan suatu kegiatan

(41)

34 berpikir yang menyandarkan diri kepada suatu analisis dan kerangka berpikir yang dipergunakan untuk analisis tersebut adalah logika penalaran yang bersangkutan. Jadi tidak salah kalau ada yang menyatakan bahwa analisis adalah gerbang logika.

b) Hakikat Metode Sintesis

Sintesis diartikan sebagai komposisi atau kombinasi bagian-bagian atau elemen-elemen yang membentuk satu kesatuan. Selain itu, sintesis juga diartikan sebagai kombinasi konsep yang berlainan menjadi satu secara koheren, dan penalaran induktif atau kombinasi dialektika dari tesis dan antitesis untuk memperoleh kebenaran yang lebih tinggi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003) sintesis diartikan sebagai “paduan berbagai pengertian atau hal sehingga merupakan kesatuan yang selaras atau penentuan hukum yang umum berdasarkan hukum yang khusus.” Pengertian ini sejalan dengan pendapat Kattsoff (1986) yang menyatakan bahwa maksud sintesis yang utama adalah mengumpulkan semua pengetahuan yang dapat diperoleh untuk menyusun suatu pandangan dunia. Dalam perspektif lain “sintesis” merupakan kemampuan seseorang dalam mengaitkan dan menyatakan berbagai elemen dan unsur pengetahuan yang ada sehingga terbentuk pola baru yang lebih menyeluruh. Kata kerja operasional yang dapat digunakan adalah mengategorikan, mengkombinasikan, menyusun, mengarang, menciptakan, mendesain, menjelaskan, mengubah, mengorganisasi, merencanakan, menyusun kembali, menghubungkan, merevisi, menyimpulkan, menceritakan, menuliskan, mengatur.

5.3 Double Relationship (Relasi Ganda) Metode Analisis vs Sintesis

Istilah “analisis” dan “sintesis”, sebagai label pembedaan metode argumentasi antara yang deduktif dan induktif setidak-tidaknya seusia dengan Euklides. Dalarn Elements-nya, Euklides menerangkan sejelas-jelasnya bahwa dua metode ini sebaiknya tidak dipahami sebagai saling terpisah, tetapi saling melengkapi. Metodenya memperlihatkan ketepatan teorema-teorema geometrisnya dengan mula-mula menggunakan metode argumentasi analitik (deduktif), dan kemudian mendukung simpulannya dengan penalaran sintetik (induktif). Proses praktis penyusunan deduksi (berlawanan dengan bentuk tertulisnya) berawal dengan perumusan

(42)

35 suatu simpulan, lain pembuktiannya dengan pencarian dua atau lebih asumsi yang benar yang bisa berhingsi sebagai landasannya. Proses induksi berawal dengan pengumpulan potongan-potongan bukti empiris, lalu ini digunakan sebagai landasan untuk menarik kesimpulan.

Logika analitik dapat digunakan untuk menghasilkan pengetahuan kapan saja bilamana yang terpikir dipaparkan di dalam tapal batas transendental (umpamanya, sesuatu yang dapat kita lihat). Sedangkan bila berhadapan dengan persoalan yang tidak begitu kita ketahui dengan pasti, kita bisa menemukan hal-hal yang kita yakini dengan memanfaatkan logika sintetik untuk memperoleh wawasan yang dibutuhkan untuk mendukung keyakinan-keyakinan itu.

5.4 Metode Analisis dan Sintesis dalam Pendekatan Ilmiah

Pendekatan ilmiah merupakan gabungan antara penalaran induktif dan deduktif. Kerlinger (1969) memberi definisi pendekatan ilmiah sebagai “penyelidikan yang sistematik, terkontrol dan bersifat empiris atas suatu relasi fenornena alam.” Sedangkan menurut Susilo (2009) pendekatan ilmiah adalah proses berpikir di mana kita bergerak secara induktif dari pengamatan menuju pembentukan hipotesis dan kemudian berbalik secara deduktif membuat verifikasi atas hipotesis kita tadi kepada penerapan logisnya.

Proses kerja dalam pendekatan ilmiah menimbulkan tiga sifat yang membedakannya dengan sumber pengetahuan dari pengalaman.

Pertama, pendekatan ilmiah bersifat sistematis dan terkontrol karena menggunakan dua penalaran, yaitu induksi dan deduksi.

Kedua, ia bersifat empiris yang menghendaki validasi atas semua keyakinan subjektif seseorang. Sedangkan yang

Ketiga, bersifat self-correcting yang berarti bahwa prosedur yang sistematis dan terkontrol tersebut memungkinkan seseorang terhindar dari kesalahan yang signifikan tatkala menggunakan proses pendekatan ilmiah ini untuk memecahkan masalah dalam kehidupan.

Penelitian adalah suatu kegiatan yang menggunakan pendekatan ilmiah sebagai prinsip kerjanya. Penelitian merupakan suatu proses pencarian kebenaran melalui prosedur ilmiah dan biasa dikatakan sebagai kebenaran ilmiah yang objektif karena kesimpulan itu ditarik berdasarkan data empirik dengan prosedur yang sistematis serta menggunakan pendekatan ilmiah. Dalam mencapai kebenaran ilmiah tersebut, kita hams melalui proses kegiatan penelitian yang secara umum bisa meliputi langkah berikut :

(43)

36 (1) perumusan masalah,

(2) pengumpulan data, (3) analisis data, dan (4) penarikan kesimpulan.

5.5 Implikasinya Bagi Teori Ilmiah

Teori ilmiah didefinisikan sebagai “seperangkat konsep (konstruk), definisi, atau proposisi yang menggambarkan sebuah pandangan yang sistematis atas fenomena dengan cara memberi spesifikasi hubungan antarvariabel yang tujuan akhirnya adalah memprediksi atau menerangkan sebuah fenomena tersebut. Ada dua fungsi utama dari teori ilmiah, yaitu: mengorganisasikan temuan dari berbagai pengamatan dan penyelidikan yang tercecer sehingga sebuah kerangka teori yang bisa menjelaskan suatu fenomena, dan menjelaskan keterkaitan antarvariabel, serta menjelaskan bagaimana sifat keterkaitannya. Melalui sebuah kerangka teori yang bisa dijelaskan seorang ilmuwan bisa memberi prediksi dan kontrol terhadap suatu fenomena.

5.6 Penutup

Sebagai penutup ada beberapa hal yang dapat disimpulkan:

1. Secara umum, analisis didefinisikan sebagai suatu metode yang prosedurnya memecah suatu substansi menjadi bagian-bagian atau komponen-komponen. Sedangkan sintesis diartikan sebaliknya yaitu menggabungkan elemen-elemen atau komponen-komponen yang terpisah menjadi suatu kesatuan yang koherem

2. Metode analisis dan metode sintesis sangat berguna dalam membangun pengetahuan keilmuan. Pengetahuan keilmuan meliputi semua apa yan dapat diteliti dengan jelas atau dengan eksperimen sehingga bisa terjangkau oleh rasio atau otak dan pancaindra manusia. 3. Ilmu pengetahuan diperoleh secara sahib dan andal dengan suatu penyelidikan ilmiah, yaitu penelitian, maka ia merupakan sebuah proposisi yang timbul sebagai hasil dari kesimpulan suatu proses pencarian pengetahuan yang sistematis dan terkontrol. Proposisi inilah yang apabila terakumulasi akan menjadi teori ilmiah

Referensi

Dokumen terkait

Dalam upaya mengumpulkan bahan untuk keperluan penyusunan skripsi ini, peneliti melakukan teknik penelitian dengan menggunakan studi literatur, teknik ini dimaksudkan

Dalam upaya mengumpulkan bahan untuk keperluan penyusunan skripsi ini, peneliti melakukan teknik penelitian dengan menggunakan studi literatur, teknik ini dimaksudkan

Dengan mengumpulkan data studi kasus pelaksanaan k3 dengan melakukan pengamatan di lapangan dengan menggunakan metode literatur, kusioner, observasi, wawancara

Metode penelitian yang digunakan adalah melakukan studi literatur dan persiapan perlatan yang berhubungan dengan penelitian ini, serta melakukan observasi di lapangan untuk

Penelitian ini menggunakan metode studi literatur dengan membandingkan dari beberapa peneliti yang melakukan eksperimen tentang penerapan penggunaan penyimpan hasil tangkap

Metode penelitian yang digunakan adalah melakukan studi literatur dan persiapan perlatan yang berhubungan dengan penelitian ini, serta melakukan observasi di lapangan untuk

2 Mengumpulkan data dan informasi dengan melakukan survey observasi lapangan, studi literatur, dan studi komparasi, 3 Analisis data, dengan mengidentifikasi rumusan masalah dan

Analisis Data Penelitian Dalam mengestimasi harga satuan pekerjaan beton bertulang dilakukan melalui proses sebagai berikut : 1 Studi pustaka literatur, 2 Mengumpulkan data rencana