• Tidak ada hasil yang ditemukan

NADOMAN SEBAGAI SALURAN PEWARISAN NILAI-NILAI KE-ISLAMAN PADA MASYARAKAT SUNDA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "NADOMAN SEBAGAI SALURAN PEWARISAN NILAI-NILAI KE-ISLAMAN PADA MASYARAKAT SUNDA"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

33

|

Peran Bahasa Arab dalam Pendidikan dan Peradaban

NADOMAN SEBAGAI SALURAN PEWARISAN

NILAI-NILAI KE-ISLAMAN PADA MASYARAKAT SUNDA

(Nadoman as One of Inheritance Channel of Islamic

Values in Sundanese Society)

Hazbini

hazbini@unpad.ac.id 1. PENDAHULUAN

Dampak negatif di samping dampak positif yang menyertai globalisasi dalam segala aspek kehidupan masyarakat termasuk di dalamnya kebudayaan merupakan satu keniscayaan yang terjadi. Persinggungan budaya antar berbagai bangsa saat ini bukan merupakan satu hal yang mustahil terjadi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi dan informasi, sehingga tidak ada lagi sekat-sekat dan jarak pemisah antar bangsa dengan berbagai nilai dan kebudayaannya. Hal ini semua pada gilirannya memunculkan kekhawatiran akan terkikisnya nilai-nilai budaya lokal maupun nasional.

Kekayaan warisan yang berupa nilai-nilai budaya lokal yang juga merupakan khazanah kekayaan bangsa yang akan lestari menjadi milik bangsa, jika pewarisan nilai-nilai tersebut berjalan dengan baik. Selain itu proses pewarisan nilai-nilai itu akan dilakukan jika ada kesadaran akan pentingnya nilai-nilai tersebut bagi kehidupan masyarakat dan bangsa. Sementara itu realitas yang ada dan kondisi faktual pada masyarakat Sunda (Jawa Barat) khususnya dan bangsa

ni adalah Dosen Prodi Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya UNPAD Hazbi

(2)

34

|

Peran Bahasa Arab dalam Pendidikan dan Peradaban

Indonesia pada umumnya tidaklah secara merata menyadari hal ini.

Salah satu aktivitas pewarisan nilai-nilai budaya lokal yang juga merupakan khazanah kekayaan masyarakat Sunda yang mengalami dinamika sebagai dampak dari perkembangan zaman adalah Pewarisan Nilai-nilai Ke-Islaman melalui Nadoman. Oleh karena itu, maka kesadaran akan nilai-nilai budaya itu dan bagaimana pewarisannya dari generasi ke generasi merupakan satu persoalan yang harus mendapatkan perhatian demi kelestarian nilai-nilai budaya kebanggaan masyarakat atau bangsa.

2. METODE PENELITIAN

Metode dalam ilmu pengetahuan adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditemukan (Djajasudarma, 2006: 65). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik, yaitu metode yang bertujuan membuat deskripsi dengan cara

mengumpulkan data dan menganalisisnya kemudian

menyimpulkannya.

3. PEMBAHASAN

Nadoman yang dijadikan sampel dalam penelitian di Desa Panawangan Kabupaten Ciamis terdiri dari 5 nadoman, yaitu: (1) Syi’r al-Hisān (

ناسحلا رعش

), (2) Nadom ‘Alāmat al-Islām (

ملاسلإا تاملاع

), (3) Nadom Tauhid (

ديحوتلا مظن

), (4) Nadom Tārik al-Shalāt (

ةلاصلا كرات مظن

), dan (5) Nadom Tadzkiratul Awām (

ماوعلا ةركذت مظن

). Nilai-nilai ke-Islaman

(3)

35

|

Peran Bahasa Arab dalam Pendidikan dan Peradaban

yang terdapat dalam nadoman-nadoman tersebut mencakup 3 aspek, yaitu aspek akidah, aspek syariat dan aspek akhlak.

3.1 Nadom Syi’r al-Hisān (

ناسحلا رعش

)

Nadom Syi’r al-Hisān merupakan nadoman yang menjelaskan sejarah nabi Muhammad SAW mulai dari kelahirannya sampai meninggal dunia. Nilai-nilai ke-Islaman yang diwariskan melalui nadoman ini meliputi aspek tauhid, syariat dan akhlak.

Aspek akidah yang terdapat dalam nadoman ini adalah meyakini bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan yang berhak disembah dan Islam merupakan suatu agama yang sempurna dan diridhai Allah.

Aspek syariat yang tedapat dalam nadoman ini adalah kewajiban menjalankan ajaran agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW, seperti melaksanakan shalat, membayar zakat, puasa dan menunaikan ibadah haji bagi yang mampu, menyuruh kepada perbuatan yang baik dan mencegah dan sebagainya.

Aspek akhlak yang terdapat dalam nadoman ini adalah perintah meneladani dan mencontoh Rasulullah SAW dalam segala hal, baik ucapan maupun perbuatan, seperti jujur, amanah, tabligh (menyampaikan kebenaran), cerdas, tawadhu, membalas kejahatan dengan kebaikan, memaafkan kesalahan orang lain, menghormati yang tua dan menyayangi yang muda, dan sebagainya.

Berdasarkan bahasa puisinya, nadoman ini memiliki beberapa arti: (1) Arti lugas: deskripsi sejarah Nabi Muhammad SAW, (2) Rasa: netral, (3) Nada: bercerita, (4) Itikad: adanya dorongan untuk meneladani hidup Rasulullah saw.

(4)

36

|

Peran Bahasa Arab dalam Pendidikan dan Peradaban

3.2 Nadom ‘Alāmat al-Islām (

ملَسلإا تاملَع

)

Nadom ‘Alāmat al-Islām (dalam Bahasa Indonesia diartikan Tanda-tanda ke-Islaman) merupakan nadoman yang berisi tentang nilai-nilai keislaman. Nadoman ini digunakan ketika pengajian ibu-ibu setiap hari Jum’at dengan tujuan agar nilai-nilai ke-Islaman senantiasa diingat dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Nilai-nilai keislaman yang diwariskan melalui nadoman ‘Alāmat al-Islām meliputi aspek syariat dan aspek akhlak. Aspek syariat yang terdapat dalam nadoman ini adalah senantiasa istiqamah dalam menjalankan seluruh perintah agama. Adapun aspek akhlak yang diajarkan dalam nadoman ini adalah: memiliki sifat malu kepada Allah ketika melakukan perbuatan maksiat dan kejahatan, senantiasa memuliakan dan mengagungkan Al-Qur’an, memiliki budi pekerti yang baik terhadap sesama, sabar ketika mendapat musibah, sabar dalam menjauhi larangan Allah dan sabar dalam melaksanakan perintah Allah, senantiasa bersyukur terhadap nikmat Allah, membantu orang yang kesusahan, mengasihi sesama, menjaga diri dari perbuatan yang hina, senantiasa melaksanakan perbuatan yang terpuji, memaafkan kesalahan orang lain, berkata baik, menepati janji, mengembalikan barang titipan, memberikan penerangan tentang ajaran agama Islam kepada yang belum mengetahuinya, dan menjaga perkataan dan perbuatan dari hal-hal yang tidak beguna.

Adapun bait dari nadoman ‘Alāmat al-Islām adalah: Ari Alamatna Islam dua puluh perkarana:

(5)

37

|

Peran Bahasa Arab dalam Pendidikan dan Peradaban

1. Anteng atina milampah parentah sara.

2. Isin ku Allah tina lampah anu goreng. 3. Ngagungkeun Qur’an.

4. Alus budina ngasilkeun ka sanak Islam.

5. Kudu sobar nalika datang balai jeung deuina sobar ngajauhan ceugahna Allah jeng deui sobar kana ngalakonan bakti ka Allah ka rosululloh dohir batina migusti.

6. Kudu syukuran kana nikmat paparin Allah pangeran.

7. Kudu nanggung kasusahan sanak islam, Islam awewe lalaki anu eker kasusahan

8. Kudu ka sakabeh sanak islam anu eker ngalakonan kana gawe kahadean.

9. Kudu asih ka sakabeh sanak Islam zaman tina ker keduga perkara dunya aherat.

10. Kudu jatnika ngarasa sagala era nu matak hina nya awak-awak. 11. Kudu migawe kasakabeh gawe hade.

12. Kudu mengkeh, mengkeh anu beh sorangan ameh anu goreng tea. 13. Kudu ngahampura ka sagala kalaluputan-laluputan manusa nupada

Islam

14. Kudu ninggal kana parebutan rupa-rupa parebutan samemeh aya saksina.

15. Kudu ninggal kana parapadu rupa-rupa saenggeus aya saksina. 16. Ari ngomong eta kudu bener ulah ngomong lalawora didangu ku

kanjeng Nabi disaksi ku malaikat sumawona ku Pangeran malah ati ditingali ku gusti nu maha suci.

17. Kudu nehanan kana sakabeh janji rupa-rupa perjanjian lamun ting taya udur.

(6)

38

|

Peran Bahasa Arab dalam Pendidikan dan Peradaban

18. Kudu mulangkeun kana barang titipan jeung kana papatungan 19. Kudu mapatahan ka jalma anu bodo tina jalan kapinteran, tata dohir

tata batin supaya jadi kabukti, kabuktina ku dirina di alam dunya akherat.

20. Kudu nyaah kana ucap urang jeung kana lampah urang ulah arek dimumurah karna mahal hargana nimat paparin pangeran sabab lamun dimumurah tangtuna matak doraka, coba pikir mangka bener taya lian ti sakitu, tina ucap sareng lampah ti dohir datang ka batin.

Nadoman ini diambil dari Kitab Layan Tasdih dan disalin malam Jumat 16 Jumadil Akhir tahun 1278 Hijriyah.

Berdasarkan bahasa puisinya, nadoman ini memiliki arti: (1) Arti lugas: deskripsi ajaran Islam, (2) Rasa: netral, (3) Nada: menasehati, (4) Itikad: adanya dorongan ke arah kebaikan.

3.3 Nadom Tauhid (

ديحوتلا مظن

)

Nadoman ini berisi tentang rukun iman yang dilengkapi dengan nadoman sejarah nabi Muhammad SAW. Nadoman ini biasanya dibacakan di madrasah-madrasah sebelum memulai pelajaran. Nilai-nilai keislaman yang terdapat dalam nadoman ini meliputi aspek akidah dan akhlak.

Aspek akidah yang terdapat dalam nadoman ini adalah rukun iman, yaitu beriman kepada Allah SWT, para Malaikat-Nya, para Rasul-Nya, kitab-kitab yang diturunkan Allah kepada Nabi-Nya dan beriman adanya hari kiamat.

(7)

39

|

Peran Bahasa Arab dalam Pendidikan dan Peradaban

Aspek akhlak yang terdapat dalam nadoman ini adalah perintah meneladani dan mencontoh Rasulullah SAW baik dalam ucapan maupun perbuatan, seperti jujur, mengucapkan salam sesama muslim, memaafkan kesalahan orang lain, menjauhi sikap zhalim, dan lain sebagainya.

Berdasarkan bahasa puisinya, nadoman ini memiliki arti: (1) Arti lugas: ajakan, (2) Rasa: netral, (3) Nada: mengajak, (4) Itikad: adanya dorongan ke arah kebaikan.

3.4 Nadom Tārik al-Shalāt (

ةلَصلا كرات مظن

)

Nadom ini menjelaskan tentang ancaman kepada orang yang meninggalkan shalat. Nilai keislaman yang terdapat dalam nadoman ini adalah aspek syariat, yaitu kewajiban melaksanakan shalat.

Berikut ini beberapa hal yang dijelaskan dalam nadoman Tārik al-Shalāt.

1. Umat Islam di akhir zaman:

انتلاــــــص ناك روديلت

انيأ ناــــــــمز يد املج

سيف اديچك

ـــــــــ

انيدڮ ن

اناــــــــسود تيأ لاحادف

نكسلاج يد ثيدح انيد

نكــــــسوير

سوتأ يبن

ص ناك

ـــــ

نكلڮݞرن ةلا

ناـ

ـــمز ريخأ ملاسإ ةمأ

وتاـــــس ون الله اك وهوف

تقو

اميل ةلاـــص لڮݞيت

(8)

40

|

Peran Bahasa Arab dalam Pendidikan dan Peradaban

Jalma di zaman ayeuna taledor kana shalatna Padahal eta dosana kacida pisan gedena Nabi atos ngajelaskeun dina hadis di jelaskeun Umat Islam akhir zaman kana shalat naringgalkeun Tinggal shalat lima waktu poho ka Allah nu satu

2. Siksaan bagi yang melalaikan shalat:

اننئـــــــسـكـس سلب اميل

انتلا

ص روديلت كوس ون

ـ

انتوــم وـــتـقو يد وـليت

اناـــــيند نئـسـكـس فنڮ

انرؤف ݞيـس ݞاروأ اكݞم

انروـــــبق ورج يد وليت

ـــــــــمايق يووف اند

ـ

انتـ

انترــــــــــب ون

يئد وليت

Nu sok taledor shalatna lima belas siksaanana Genep siksaan dunyana tilu di waktu maotna Tilu di jero kuburna mangka urang sing paurna Tilu deui nu beuratna dina poe kiamatna

(9)

41

|

Peran Bahasa Arab dalam Pendidikan dan Peradaban

3. Siksaan waktu akan meninggal:

ـــــنيه نــــسيف اديچك

انا

انتؤم وتقو نئـــــــسـكس

انـــــسؤأ نــــسيف اديچك

انرــــفلا نــــسيف اديچك

انبهبلاـه تݞل لاووــــم

انمونــيݞ تؤـلاس نــجن

اندــــــحل ݞـيل تيچنڮ د

انروــبق ورج نئـــسكس

انݞــــلوت ݞوتوف اك يـفن

اـــــنن نتيچنڮ كرات وـك

Siksaan waktu maotna kacida pisan hinana Kacida pisan laparna kacida pisan ausna Najan salaut nginumna moal leungit halabhabna Siksaan jero kuburna di gencet liang lahatna Ku tarik gencetanana nepi ka potong tulangna

4. Allah tidak akan menerima amal shaleh orang yang meninggalkan shalat:

انـــتلاص ارت اـــملج يت

انمــــيرن لاووــــــم الله

انيدــــــــــس افـــــمت دــت

انهـقدـــــــص انــساووـف

انتــــــكز انلـــــــمع لاو

انيجـــح ݞـج يـئد وتيـك

(10)

42

|

Peran Bahasa Arab dalam Pendidikan dan Peradaban

انمـــــيرن لاووــــــم الله

انلـــمع اــفور لـــڮـــس

Allah moal narimana ti jalma tara shalatna Puasana sodakohna teu ditampa sadayana Kitu deui jeung hajina wala amal zakatna Sagala rupa amalna Allah moal narimana

5. Laknat (kutukan) bagi orang yang meninggalkan shalat:

تــــفوأ باتك وك ةنعل د

ةلا

ــــ

صلا كرات ون املج

ق روــبز يـئد وتيـك

نآرـ

نتنــــــعلݞ ليجنإ ةاروت

انــــــــتنعل نكنورون الله

انـݞتف ݞج يووف لـڮݞوأ

نكلڮݞين كوس ةلاص ونك

نكــــــــــنرتد ةنعل وبير

نسيفل هجوت تيـــــݞل يت

نتنــــعلاــــݞ ةكــئلاــم

Jalma nu Tariku shalat dilaknat ku kitab opat Taurat injil ngalaknatan kitu deui zabur quran Unggal poe jeung peutingna Allah nurunkeun laknatna Rebu laknat diturunkeun kanu shalat sok ninggalkeun

(11)

43

|

Peran Bahasa Arab dalam Pendidikan dan Peradaban

Malaikat ngalaknatan ti langit tujuh lapisan

6. Orang yang meninggalkan shalat adalah orang yang tidak mempunyai agama dan dijauhkan dari rahmat Allah:

انـــــــــماـڮأ اــيأ تنـــه

انتلا

ـــــــ

ص ارت ون املج

ان الله اروفــــمــح هؤاــج

ان الله ةمـــــحر يت هؤاج

انقيفانم نــــݞوــلوــڮ اك

انݞوــلوــڮ د ةريــــخأ د

انـــيرـﭘ نييــــــــلاـك اود

ان نئســـكــس نكادنــڮ د

Jalma nu tara shalatna henteu aya agamana Jauh ti rohmat Allahna jauh hampura Allahna Di akherat digolongna kagolongan munapekna Digandakeun siksaanna dua kalieun nyerina

7. Shalat sebagai satu kewajiban agar diakui sebagai umat Nabi Muhammad

لـــــــــقـع ايأ انيڮلاـــس

لــــڮݞيت

د ݞنمت ةلاـــص

ݞدــݞ يرب كوــيد يرب

ݞوتݞن اسيب تنه نوــلم

(12)

44

|

Peran Bahasa Arab dalam Pendidikan dan Peradaban

انتــــــمأ يدــــج وـــكأد

انيدــــــس ݞاروأ يـڮوم

اناـــيلمݞف ونأ لوـــــسر

انيبــــــــن دمـحـــم ةــمأ

Shalat teu meunang ditinggal salagina aya akal Lamun henteu bisa nangtung, bari diuk bari ngedeng Bari nangkarak ge meunang, sirahna kedah di wetan Mugi urang sadayana diaku jadi umatna Umat Muhammad nabina rasul anu pang mulyana Berdasarkan bahasa puisinya, nadoman ini memiliki arti: (1) Arti lugas: ancaman orang yang meninggalkan shalat, (2) Rasa: ngeri, (3) Nada: menasehati, (4) Itikad: adanya dorongan untuk melaksanakan shalat.

3.5 Nadom Tadzkiratul Awām (

ماوعلا ةركذت مظن

)

Nadom Tadzkiratul Awām menceritakan tentang keadaan dan siksaan di dalam kubur bagi orang yang meninggalkan shalat. Nilai keislaman yang terdapat dalam nadoman ini adalah aspek syari’ah, yaitu kewajiban melaksanakan shalat. Keadaan di dalam kubur dijelaskan dalam beberapa bait nadoman, di antaranya:

ان ءافب ݞودنإ نووموس # انروتب ايت كيل كول

Luak lieuk taya baturna # Sumawon indung bapana

(13)

45

|

Peran Bahasa Arab dalam Pendidikan dan Peradaban

انروتب ݞودف ابجك # اناڮݞه ايت انكيووف

Poekna taya hinggana # kajaba padung baturna

يت

يدت يت هيول نئسكس # يئد نكنرون ءاۑيد

Tidinya nurunkeun deui # Siksaan leuwih ti tadi

يتكسون ياروأ هلتاك # جهاس الله ݞاراوف

Piwarang Allah sahiji # Katelah oray nu sakti

انوكوك ي سب لمدد ون # انارݞ ءارقلأا عاجس

Syuja’ul Aqra ngarana # nu didamel beusi kukuna

نسف كبر # انونف روبڮاݞ ݞوروه

انفݞل

Hurung ngagebur panona # Rubak pisan calangapna

Berdasarkan bahasa puisinya, nadoman ini memiliki arti: (1) Arti lugas: deskripsi siksa kubur bagi orang yang meninggalkan shalat, (2) Rasa: ngeri, (3) Nada: menasehati, (4) Itikad: adanya dorongan untuk melaksanakan shalat.

4. SIMPULAN

Nadoman selain merupakan salah satu saluran pewarisan nilai-nilai budaya masyarakat Sunda yang bersumberkan nilai-nilai-nilai-nilai ke-Islaman, juga dapat dikatakan sebagai media yang intensif untuk penyampaian informasi dan pengajaran bagi masyarakat terutama dalam hal pembinaan kepribadian. Hal ini dimungkinkan oleh bentuk

(14)

46

|

Peran Bahasa Arab dalam Pendidikan dan Peradaban

dan sifatnya yang tidak berupa pengajaran konvensional berupa ceramah. Dalam bentuknya berupa sya’ir dan sifatnya sebagai nyanyian (dilagukan) bisa lebih mudah untuk dihafal. Namun demikian, tentu saja perubahan dan perkembangan tidak lepas dari sejarah dan pelaksanaan nadoman ini. Dulu, masyarakat yang melaksanakan nadoman tidak berhenti sampai batas menghafal dan melagukannya saja; tapi mereka pun mengaplikasikan pesan dan isinya dalam praktik kehidupan sehari-hari, baik dalam kehidupan sebagai individu dalam hubungannya dengan Sang Pencipta (Tuhan) maupun sebagai individu dalam hubungannya dengan individu lain dalam keluarga dan masyarakat secara luas. Berbeda dengan kondisinya pada masa sekarang, nadoman sudah mulai ditinggalkan oleh generasi muda dan bahkan di antara generasi tua pun tidak sedikit yang sudah tidak menggunakannya lagi.

Beberapa hal dapat ditengarai sebagai sebabnya, baik yang sifatnya internal (dalam praktik penggunaan/pelaksanaan nadoman itu) maupun yang sifatnya eksternal dalam bentuk pengaruh budaya luar (asing) yang merasuki generasi muda saat ini; atau juga pengaruh dari luar terhadap pemahaman atau pandangan atau sikap (keagamaan dan lain-lainnya) dari generasi tua atas nadoman.

DAFTAR PUSTAKA

Kartini, Tini, dkk., 1986. Puisi Pupujian dalam Bahasa Sunda, Jakarta : Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

(15)

47

|

Peran Bahasa Arab dalam Pendidikan dan Peradaban

Koentjaraningrat, 1981. Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta : Gramedia.

Nazir, Moh. 2003. Metode Penelitian. Jakarta : Penerbit Ghalia Indonesia. Sedyawati, Edi.2010. Budaya Indonesia Kajian Arkeologi, Seni, dan

Sejarah. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Suparlan, Parsudi (ed.), 1982. Pengetahuan Budaya, Ilmu-ilmu Sosial dan Pengkajian Masalah-masalah Agama. Jakarta : Balitbang Depag RI.

(16)

48

|

Peran Bahasa Arab dalam Pendidikan dan Peradaban

Referensi

Dokumen terkait

Peningkatan kos sara hidup yang disebabkan oleh peningkatan harga barangan dan perkhidmatan serta kejatuhan nilai wang bukan saja di atasi dengan mengurangkan perbelanjaan,

kejadian yang dihasilkan oleh interaksi dengan orang lain.. organisasi dapat dilihat menurut beberapa klasifikasi yang berhubungan.. dengan bahasa, penerima yang

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul " BIMBINGAN KARIR DENGAN TEKNIK GENOGRAM DALAM ADEGAN KLASIKAL (Penelitian dan Pengembangan Pedoman

[r]

Buku Ajar Vogel Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik.. Analisis Kimia

[r]

Perlu adanya pemeliharaan dan pemeriksaan berkala terhadap kondisi konstruksi agar kerusakan-kerusakan yang terjadi dapat ditangani dengan cepat terutama untuk pintu klep

Pengetahuan timbul karena adanya sifat ingin tahu yang merupakan salah satu sifat umum yang dimiliki manusia, dan identik dengan keputusan yang dibuat oleh