• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PENGGUNAAN KUESIONER PRA SKRINING PERKEMBANGAN (KPSP) DENGAN PENYIMPANGAN PERKEMBANGAN BALITA USIA BULAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN PENGGUNAAN KUESIONER PRA SKRINING PERKEMBANGAN (KPSP) DENGAN PENYIMPANGAN PERKEMBANGAN BALITA USIA BULAN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

OLEH : ASTIK UMIYAH Email: astikyoyok@gmail.com

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari upaya membangun manusia seutuhnya antara lain diselenggarakan melalui upaya kesehatan anak yang dilakukan sedini mungkin sejak anak dalam kandungan sampai lima tahun pertama kehidupannya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya sekaligus meningkatkan kualitas hidup anak agar mencapai tumbuh kembang optimal baik fisik, mental, emosional maupun sosial (Depkes, 2006).

Pertumbuhan dan perkembangan adalah proses untuk menjadi lebih besar dan mulai dapat melakukan sesuatu yang penuh arti, setiap anak akan berkembang baik secara fisik maupun spiritual secara bertahap, perkembangan tersebut terjadi secara berbeda–beda, ada yang berkembang secara cepat dan ada pula yang berkembang secara lambat (Spock, 2008).

Menurut Hadawi perkembangan adalah keseluruhan proses perubahan dari potensi yang dimiliki individu yang tampil dalam kualitas kemampuan, sifat dan ciri–ciri yang baru (Mar’at, 2008).

Kualitas perkembangan anak harus ditingkatkan sejak anak melalui periode penting yaitu pada masa Balita karena pada masa ini perkembangan yang terjadi menentukan perkembangan selanjutnya, sehingga penyimpangan sekecil apapun harus terdeteksi dan tertangani secara baik agar tidak mengurangi kualitas sumber daya manusia kelak kemudian hari (Soetjiningsih, 2008).

Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) adalah suatu daftar pertanyaan singkat yang ditujukan kepada para orang tua dan dipergunakan

(2)

sebagai alat untuk melakukan skrining pendahuluan perkembangan anak (Depkes, 2006).

Penyimpangan perkembangan Balita dapat terjadi pada setiap Balita, di Amerika terdapat 1 dari 100 Balita mengalami penyimpangan perkembangan, di Asia 0,25% Balita yang mengalami penyimpangan perkembangan, di Indonesia ditemukan 5% dari jumlah Balita yang mengalami penyimpangan perkembangan, sedangkan untuk daerah Jawa Timur diperkirakan 44 Balita yang mengalami penyimpangan perkembangan pada setiap Kabupaten yang ada. Untuk wilayah Situbondo dari 6.676 Balita yang ada 29,05 % Balita yang terdeteksi, di Puskesmas Asembagus sejumlah 40,58% Balita mengalami penyimpangan perkembangan dari 1.873 Balita yang ada.

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti ingin mengetahui lebih lanjut tentang “Hubungan Penggunaan KPSP Dengan Penyimpangan Perkembangan Balita Usia 13–59 Bulan”.

1.2 Rumusan Masalah

Adakah hubungan penggunaan KPSP dengan penyimpangan perkembangan Balita usia 13–59 bulan?

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui hubungan penggunaan KPSP dengan penyimpangan perkembangan Balita usia 13 – 59 bulan di POSKESDES Gudang.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. mengidentifikasi penggunaan KPSP pada Balita usia 13–59 bulan b. mengidentifikasi penyimpangan perkembangan Balita usia 13–59 bulan c. menganalisis hubungan penggunaan KPSP dengan penyimpangan

perkembangan Balita usia 13–59 bulan 1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Aspek Teoritis

Dapat memberi pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan penelitian penyimpangan perkembangan Balita.

(3)

1.4.2 Aspel Praktis a. Bagi Responden

Dapat terdeteksi penyimpangan perkembangannya sehingga dapat tertangani dengan baik.

b. Bagi Tenaga Kesehatan

Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya dibidang peningkatan perkembangan Balita.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)

2.1.1 Pengertian KPSP (Kuesioner Pra Skrining Perkembangan)

Kuesioner Pra Skrining Perkembangan adalah suatu daftar pertanyaan singkat yang ditujukan kepada para orang tua dan dipergunakan sebagai alat untuk melakukan skrining pendahuluan perkembangan anak usia 3 bulan sampai dengan 6 tahun. Bagi tiap golongan umur terdapat 10 pertanyaan untuk orang tua atau pengasuh anak. Untuk memudahkan, selanjutnya Kuesioner Pra Skrining Perkembangan disebut KPSP.

2.1.2 Tujuan KPSP

KPSP dipakai untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada penyimpangan.

2.1.3 Interpretasi hasil KPSP

a. Hitunglah berapa jumlah jawaban Ya

b. Apabila jumlah jawaban Ya = 9 atau 10, perkembangan anak sesuai (S) dengan tahap perkembangannya.

c. Apabila jumlah jawaban Ya = 7 atau 8, perkembangan anak meragukan (M), tentukan jadwal untuk dilakukan pemeriksaan ulang dua minggu kemudian.

d. Apabila jumlah jawaban Ya = 6 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangan (P) maka anak tersebut memerlukan pemeriksaan lebih lanjut atau dirujuk.

(4)

2.1.4 Cara Melakukan Pemeriksaan Ulang Dengan KPSP

Pemeriksaan ulang dengan menggunakan KPSP dilaksanakan pada tiga keadaan dibawah ini :

Hasil KPSP negatif atau jumlah jawaban Ya = 9 atau 10, pemeriksaan ulang dapat dilakukan

1) Tiap 3 bulan untuk usia dibawah 12 bulan 2) Tiap 6 bulan untuk usia 12 sampai 72 bulan

Walaupun demikian pemeriksaan yang lebih sering akan lebih baik. Hasil KPSP dengan jawaban Ya = 7 atau 8, pemeriksaan ulang dilakukan satu minggu kemudian setelah pemeriksaan pertama.

Hasil KPSP dengan jawaban Ya = kurang dari 7 atau pemeriksaan ulang tetap 7–8, anak perlu dirujuk kefasilitas pelayanan kesehatan yang lebih lengkap.

2.1.5 Alat Atau Instruman Yang Digunakan

a. Formulir KPSP menurut umur. Formulir ini berisi 9–10 pertanyaan tentang kemampuan perkembangan yang telah dicapai anak. Sasaran KPSP anak umur 0–72 bulan.

b. Alat bantu pemeriksaan berupa pensil, kertas, bola sebesar bola tenis, kerincingan, kubus berukuran sisi 2,5 cm sebanyak 6 buah, kismis, kacang tanah, potongan biskuit kecil berukuran 0,5–1 cm.

2.1.6 Hal Yang Harus Dilakukan Apabila Terjadi Penyimpangan Perkembangan Yaitu dengan melakukan rujukan ke Rumah Sakit dengan menuliskan jenis dan jumlah penyimpangan perkembangan (Gerak kasar, Gerak halus, Bicara dan Bahasa, Sosialisasi dan Kemandirian)

2.1.7 Petugas Yang Dapat Melakukan Pemeriksaan Yaitu : 1) Tenaga kesehatan

2) Guru TK, dan

3) Petugas PADU terlatih

2.1.8 Jadwal Pemeriksaan Atau Skrining KPSP Rutin

Jadwal pemeriksaan atau skrining KPSP rutin adalah pada umur 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60, 66 dan 72 bulan, jika anak

(5)

belum mencapai umur skrining tersebut, minta ibu datang kembali pada umur skrining yang terdekat untuk pemeriksaan rutin.

Apabila orang tua datang dengan keluhan anaknya mempunyai masalah perkembangan sedangkan umur anak bukan umur skrining maka pemeriksaan menggunakan KPSP untuk umur skrining terdekat yang lebih muda.

2.2 Konsep Perkembangan 2.2.1 Pengertian Perkembangan

Perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya, misalnya perkembangan sistem

neuromuskuler, kemampuan bicara, emosi dan sosialisasi. Kesemua fungsi

tersebut berperan penting dalam kehidupan manusia yang utuh (Depkes, 2006).

Perkembangan proses transmisi dari konstitusi psiko fisik yang herediter, dirangsang oleh faktor–faktor lingkungan yang menguntungkan dalam perwujudan proses aktif menjadi secara kontinyu (Suryani dan Widyasih, 2008).

Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (Skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensasi sel–sel tubuh, jaringan tubuh, organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing–masing dapat memenuhi fungsinya termasuk perkembangan emosi, intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungan (Ngastiyah, 2005).

Menurut Hadawi perkembangan adalah keseluruhan proses perubahan dari potensi yang dimiliki individu yang tampil dalam kualitas kemampuan, sifat dan ciri–ciri yang baru.

Menurut Chaplin perkembangan adalah perubahan yang berkesinambungan dan progresif dalam organisme dari lahir sampai mati.

Perkembangan tidak terbatas pada pengertian pertumbuhan yang semakin membesar, melainkan didalamnya juga terkandung serangkaian perubahan yang berlangsung secara terus menerusdan bersifat tetap dalam

(6)

sifat jasmaniah dan rohaniah yang dimiliki individu menuju ketahap kematangan melalui pertumbuhan, pematangan, dan belajar (Mar’at, 2008). 2.2.2 Ciri–ciri Dan Prinsip Perkembangan

Proses tumbuh kembang anak mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling berkaitan. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut:

a. Perkembangan menimbulkan perubahan

b. Perkembangan pada tahap awal menentukan perkembangan selanjutnya c. Perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda

d. Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan e. Perkembangan mempunyai pola yang tetap f. Perkembangan memiliki tahap yang berurutan 2.2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan

Pada umumnya anak memiliki pola perkembangan normal yang merupakan hasil interaksi banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan anak. Adapun faktor-faktor tersebut antara lain:

a. Faktor dalam (Internal) meliputi: Ras/ etnik atau bangsa, keluarga, umur, jenis kelamin, genetic, dan kelainan kromosom

b. Faktor Luar (Eksternal)

1) Faktor Prenatal meliputi: gizi, mekanis, toksin/ zat kimia, endokrin, radiasi, infeksi, kelainan imunologi, anoksia embrio,dan psikologi ibu 2) Faktor Persalinan

3) Faktor Pascasalin, meliputi: gizi, penyakit kronis/ kelainan

congenital,lingkungan fisik dan kimia, psikologis, endokrin,

sosio-ekonomi, lingkungan pengasuhan, stimulasi, obat-obatan 2.2.4 Kebutuhan Dasar Dalam Perkembangan

Kebutuhan dasar anak untuk berkembang secara garis besar dapat digolongkan, yaitu :

a. Kebutuhan Fisik (Asuh), menunjukkan kebutuhan fisik biomedis, dalam hal ini yang terpenting adalah nutrisi yang lain perawatan kesehatan dasar (Imunisasi, pemberian ASI), sandang pangan dan rekreasi.

b. Kebutuhan Emosi Atau Kasih Sayang (Asih) c. Kebutuhan Akan Stimulasi (Asah)

(7)

2.2.5 Gangguan Perkembangan

Beberapa gangguan perkembangan yang sering ditemukan meliputi: Gangguan Bicara Dan Bahasa, Cerebral Palsy, Sindrom Down,Gangguan

Autisme, Retardasi Mental, Gangguan Pemusatan Perhatian Dan

Hiperaktivitas (GPPH)

2.2.6 Penyebab Keterlambatan Perkembangan

a. Encephalopathy (Gangguan sebelum atau mendekati kelahiran) statis termasuk kelahiran prematur

b. Kelainan otak c. Kelainan kromosom d. Infeksi

e. Encephalopathy progresif termasuk penyakit metabolik

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian

Keterangan :

= Diteliti = Tidak Diteliti

Gambar 3.1 Hubungan Penggunaan KPSP Dengan Penyimpangan PerkembanganBalita Usia 13–59 Bulan

Sesuai

Perkembangan Balita usia 13-59 bulan

1. Motorik kasar 2. Motorik halus 3. Gangguan bicara dan

bahasa

4. Gangguan sosialisasi dan kemandirian Penyimpangan Meragukan Faktor dalam Faktor luar KPSP

(8)

3.2 Hipotesa Penelitian

H1 : Ada Hubungan Penggunaan KPSP Dengan Penyimpangan

Perkembangan Balita Usia 13–59 Bulan.

METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah menggunkan pendekatan “cross sectional”

4.2 Karakteristik Responden 1. Balita usia 13-59 bulan

2. Balita yang menggunakan KPSP

3. Balita yang ditemui pada saat penelitian 4. Ibu Balita yang bersedia menjadi responden 4.3 Lokasi Penelitian

Rencana tempat penelitian ini akan adalah di wilayah kerja Puskesmas Asembagus Situbondo.

4.4 Variabel dan Definisi Operasional

a. Variabel Independen (Variabel bebas) dalam penelitian ini adalah penggunaan KPSP.

b. Variabel Dependen (Variabel terikat) dalam penelitian ini adalah penyimpangan perkembangan Balita usia 13–59 bulan.

4.5 Definisi Operasional

Tabel 4.1 Definisi operasional Hubungan Penggunaan KPSP Dengan Penyimpangan Perkembangan Balita Usia 13 – 59 Bulan

Variabel Definisi Operasional Kategori Alat Ukur Skala Data Variabel independ en: Penggun aan KPSP Digunakan lembar KPSP untuk mendeteksi adanya penyimpangan perkembangan ─Jarang (50-74% digunakan KPSP pada jadwal kunjungannya) ─Sering (75-99% digunakan KPSP

pada jadwal kunjungannya) ─Selalu (100% digunakan KPSP

pada jadwal kunjungannya)

Lem bar KPS P Ordi nal

(9)

Variabel dependen : Penyimp angan perkemb angan Balita usia 13 – 59 bulan Perkembangan yang tidak tercapai pada usia tertentu yang telah tercantum dan terstandarisasi dalam lembar KPSP

Adanya penilaian pada empat kemampuan dasar Balita yang diukur dengan KPSP dengan ketentuan:

jumlah jawaban Ya = 7 atau 8

(perkembangan Balita

meragukan),bila

jumlah jawaban Ya = 6 atau

kurang, (kemungkinan ada

penyimpangan) Lem bar KPS P Ord inal

4.6 Instrumen Penelitian Dan Cara Pengumpulan Data a. Instrumen

Instrumen utama yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah lembar KPSP dan dalam pelaksanaannya dibutuhkan instrumen pelengkap seperti kubus, bola kecil sebesar bola tenis, pensil, kertas seukuran buku, cangkir atau gelas, kismis, potongan biskuit, dll sesuai dengan usia Balita yang diukur dengan KPSP.

b. Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan suatu proses pendekatan pada subyek dan proses pengumpulan karakteristik subyek yang diperlukan dalam suatu penelitian (Nursalam, 2003).

Untuk memperoleh data penelitian dilakukan dengan cara menanyakan pada responden sesuai dengan yang tercantum dalam lembar KPSP serta melakukan instruksi yang ada dalam lembar KPSP.

4.7 Pengolahan

Pengolahan data meliputi: editing,koding, tabulasi 4.8 Etika Penelitian

a. Informed Consent (Persetujuan)

Informed Consent diberikan sebelum penelitian dilakukan pada

subjek penelitian. Subjek diberitahu tentang maksud dan tujuan penelitian. Jika subjek bersedia responden menandatangani lembar persetujuan.

(10)

b. Anominity (Tanpa nama)

Responden tidak perlu mencantumkan namanya pada lembar pengumpulan data, cukup dengan menulis nomor responden atau inisial saja untuk menjamin kerahasiaan identitas.

c. Confidentiality (Kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi yang diperoleh dari responden akan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti (Hidayat, 2010).

Gambar

Gambar 3.1  Hubungan  Penggunaan  KPSP  Dengan  Penyimpangan  Perkembangan Balita Usia 13–59 Bulan
Tabel 4.1  Definisi  operasional  Hubungan  Penggunaan  KPSP  Dengan  Penyimpangan Perkembangan Balita Usia 13 – 59 Bulan

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa perkuliahan TTT dengan berbasis proyek dapat membuat mahasiswa terlibat menghasilkan produk orisinil, efektif, belajar dengan

ketujuh macam rotasi yang digunakan dalam analisis factor, pada data ini lebih baik digunakan rotasi oblique apapun macamnya dibandingkan dengan rotasi orthogonal, dan yang

Lebih lanjut dari Tabel 4 terlihat rataan rendemen pewarna (gram ± SE) serbuk daun sirsak hasil Interaksi penambahan maltodekstrin dan lama waktu perebusan yaitu

Rataan ketahanan luntur warna (±SE) kain mori dengan pewarnaan limbah kulit biji coklat antar berbagai fiksatif terhadap pencucian diekspresikan dengan nilai RGB dan

Kita mesti menunjukkan rasa hormat kepada  kerana mereka mempunyai lebih banyak pengalaman hidup berbanding dengan kita.. %ntara berikut yang manakah

Kelebihan utama perangkat lunak berbasis kecerdasan buatan ini dibandingkan dengan perangkat lunak yang telah ada pada renograf dual probe (BI-756) adalah memberikan hasil

Terwujudnya Laporan Proyek Akhir ini tidak terlepas dari seluruh rangkaian kegiatan dimana dalam proses tersebut penulis memperoleh banyak bantuan berupa bimbingan,