687
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BERBASIS
STUDENT CENTERED APPROACH PADA PEMBELAJARAN
TAMAN KANAK-KANAK KELOMPOK USIA 5-6 TAHUN
DI LABSCHOOL RUMAH CITTA YOGYAKARTA
Riska Wulandari ¹, Ajeng Widiastuti, S.S, M.A ², Aprilia Kuntoro, M.Pd ³Pendidikan Anak Usia Dini FKIP Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga, Jawa Tengah 50711
¹Mahasiswa Pendidikan Anak Usia Dini FKIP UKSW ²Dosen Pendidikan Anak Usia Dini FKIP UKSW ³Dosen Pendidikan Anak Usia Dini FKIP UKSW
Email : 272013007@student.uksw.edu 1, ajeng.widiastuti@staff.uksw.edu 2, aprilianaa@yahoo.com 3
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran berbasis student
centered approach pada pembelajaran TK kelompok B, di Labschool Rumah Citta, Yogyakarta. Subyek
penelitian adalah yang terlibat dalam proses pelaksanaan pembelajaran di kelas TK B Ceria Labschool Rumah Citta yang berjumlah 5 orang. Permasalahan ini diteliti menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan jenis penelitian fenomenologi. Data-data penelitian dikumpulkan melalui kegiatan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data hasil wawancara yang diperoleh tersebut direkam dan dicatat dalam bentuk verbatim, kemudian dianalisis dengan membuat horizonalizing yang selanjutnya dimasukkan kedalam unit-unit makna (cluster of meaning). Data-data hasil penelitian diuji kembali keabsahannya dengan menggunakan perpanjangan keikutsertaan, ketekunan pengamatan dan triangulasi. Hasil penelitian tentang pembelajaran dilaksanakan dalam bentuk: 1) guru memperjuangkan hak-hak anak; 2) kurikulum yang digunakan berdasarkan tahapan perkembangan anak; 3) tema dan kegiatan dalam pembelajaran ditentukan oleh anak sesuai dengan ide dan minat mereka; 4) model pembelajaran diklasifikaskan berdasarkan delapan area; 5) sumber belajar yang digunakan dari barang bekas dan ramah lingkungan; dan 6) strategi belajar dikemas dengan menyenangkan yang menitik beratkan pada kegiatan bermain.
Kata kunci : Pelaksanaan Pembelajaran, Student Centered Approach, TK B Ceria Labschool Rumah
688
PENDAHULUAN
Dalam dunia pendidikan, guru memiliki peranan utama untuk menghasilkan pendidikan yang berkualitas. Catron dan Allen (dalam Sujiono, 2010) peran guru anak usia dini lebih sebagai mentor atau fasilitator. Oleh karena itu, penting bagi guru untuk dapat mengerti cara berfikir anak, mengembangkan dan menghargai pengalaman anak, memahami bagaimana anak mengatasi suatu persoalan, menyediakan dan memberikan materi sesuai dengan kemampuan anak menggunakan berbagai metode belajar yang bervariasi yang memungkinkan anak aktif mengkonstruksi pengetahuan mereka.
Menurut Sujiono (2009), pada hakikatnya anak adalah makhluk individu yang membangun sendiri pengetahuannya, Permasalahan yang ditemukan dilapangan berdasarkan hasil pengalaman penulis ketika melakukan observasi dan program pengalaman lapangan (PPL) di beberapa TK, konsep guru atau pendidik yang semula menjadi fasilitator sekarang berubah menjadi penentu kegiatan anak. Pelaksanaan pembelajaran tidak lagi menjadi berpusat pada anak (student
center) akan tetapi berubah menjadi
berpusat pada guru (teacher center).
Pendekatan pengajaran yang berpusat pada guru (teacher center), guru menggunakan pengajaran secara langsung
(direct instruction) dan terstruktur yang
dilakukan dengan arahan serta kendali dirinya. Guru memaksimilisasi waktu yang digunakan murid untuk tugas-tugas akademik, dengan ekspetasi guru atas kemajuan murid adalah tinggi (Khoe Yao Tung, 2015)
Anak dapat belajar dengan baik apabila kebutuhan fisiknya dipenuhi dan mereka merasa aman serta nyaman secara psikologis. Selain itu, hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa anak membangun pengetahuannya sendiri, anak belajar melalui interaksi sosial dengan orang dewasa dan anak lainnya, anak belajar melalui bermain, minat dan rasa ingin tahu anak memotivasi mereka untuk belajar sambil bermain, serta terdapat variasi individual dalam perkembangan dan belajar (Sujiono, 2010).
Disisi lain, konsep pendidikan juga mengarah pada student center. Pelaku utama pengajaran dan perencanaan student
center adalah murid. Berdasarkan pendapat
Piaget, Erickson, dan Isaac dalam Wolfgang dan Wolfgang (1992:23) (dalam Sujiono), dijelaskan bahwa model pembelajaran berpusat pada anak pendekatan yang digunakan berorientasi pada perkembangan anak, berorientasi pada bermain, berdasarkan proses yang dialami anak secara langsung, dan bersifat terbuka/ bebas.
Salah satu lembaga PAUD di Yogyakarta yaitu Labschool Rumah Citta menerapkan sistem pembelajaran yang berpusat pada anak (student center). Pendekatan pembelajaran yang digunakan berdasar perkembangan anak, membuka kesempatan seluas-luasnya untuk anak dapat bereksplorasi, berpendapat, dan mengembangkan diri sesuai perkembangannya.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah mengenai bagaimana pelaksanaan pembelajaran student center approach yang ada di TK B Ceria Labschool Rumah Citta Yogyakarta.
METODE PENELITIAN
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif deskriptif dengan jenis penelitian fenomenologi.
Lokasi penelitian yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah TK B Ceria
Labschool Rumah Citta Yogyakarta, kelompok usia 5-6 tahun. Lembaga ini bertempat di Jl. D.I. Panjaitan 70, Yogyakarta.
Subyek dalam penelitian ini adalah guru, kepala sekolah, siswa, orangtua, serta lingkungan yang ada disekitar TK B Ceria
Labschool Rumah Citta Yogyakarta.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Fokus dalam penelitian ini adalah bagaimana proses pelaksanaan
689 pembelajaran pada anak kelompok usia 5-6 tahun di TK B Ceria Labschool Rumah Citta Yogyakarta. Labschool Rumah Citta merupakan salah satu divisi dari Lembaga Swadaya Masyarakat Early Childhood
Care and Development Resource Center
(ECCD-RC) Yogyakarta. Visi Rumah Citta mengikuti visi lembaga, yaitu anak usia dini mendapatkan dunianya yang menghargai nilai-nilai inklusivitas terutama hak-hak anak, keadilan gender, ramah lingkungan hidup, dan kearifan lokal sehingga tumbuh dan berkembang optimal. Pendekatan pembelajaran berpusat pada anak, yaitu pembelajaran yang membuka kesempatan seluas-luasnya untuk bereksplorasi, berpendapat, mengembangkan diri sesuai perkembangannya, dan belajar dengan senang.
Pelaksanaan proses pembelajaran tidak terlepas dari berbagai komponen yang mendukung tercapainnya tujuan pembelajaran. Data di lapangan mengenai gambaran tentang pelaksanaan pembelajaran di TK B Ceria Labschool Rumah Citta menunjukan bahwa pembelajaran dilakukan dalam bentuk berpusat pada anak (student center).
Pelaksanaan pembelajaran berbasis
student center approach merupakan suatu
pembelajaran yang menempatkan peserta didik sebagai pusat dari proses belajar. Pelaku utama pengajaran dan perencanaan
student center adalah murid. Hal ini sesuai
dengan pendapat Piaget, Erickson dan Isaac dalam Wolfgang dan Wolfgang (1999), yang menjelaskan bahwa pembelajaran berpusat pada anak menggunakan pendekatan berdasarkan perkembangan
(developmental position) dan kegiatan
bermain (play activity) dengan ciri-ciri berorientasi pada perkembangan anak, berorientasi pada bermain, bukan terpaku pada hasil akan tetapi berdasarkan proses, dan bersifat terbuka/bebas.
Fakta ini terbukti pada pelaksanaan proses pembelajaran di TK B Ceria
Labschool Rumah Citta, guru mempertimbangkan semua komponen pembelajaran seperti kurikulum yang digunakan berdasarkan tahap perkembangan anak, tema dalam pembelajaran ditentukan oleh anak,
lingkungan main, sumber belajar, sarana dan prasarana memperhatikan kebutuhan anak.
Berdasarkan hasil observasi, pelaksanaan pembelajaran di TK B Ceria
Labschool Rumah Citta berlangsung pada
hari Senin-Jumat, pukul 08.00-10.00 WIB. Proses pembelajaran berjalan secara fleksibel dan waktu dapat berubah setiap saat sesuai dengan kesepakatan bersama apabila ada kegiatan yang lainnya. Proses kegiatan pembelajaran terdiri atas pembukaan, kegiatan intu, istirahat dan penutup. Kegiatan awal pembukaan berupa sambut anak, bermain bebas, kegiatan fisik motorik yaitu senam pagi yang dilakukan bersama-sama seluruh warga RC di halaman sekolah, doa, cerita kabar, sesi tampil yang dikemas dalam bentuk circle
time.
Kegiatan inti berupa materi tentang tema, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan yang melibatkan semua aspek perkembangan anak. Tema yang digunakan dalam pembelajaran ditentukan oleh anak sesuai dengan minat dan ide mereka. Lama waktu yang digunakan untuk setiap tema berbeda, tergantung dengan keinginan dan kebutuhan anak yang telah disepakati bersama. Tema dipilih dan didiskusikan bersama-sama oleh guru dan anak.
Hal ini sesuai dengan pembelajaran berpusat pada anak yang terdapat dalam UU No.23 tahun 2002 tentang perlindungan anak pada pasal yang ke sembilan, dikatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya. Kemudian pada pasal yang ke 10 juga dikatakan bahwa, setiap anak berhak menyatakan dan didengar pendapatnya, menerima, mencari, dan memberikan informasi sesuai dengan tingkat kecerdasannya dan usianya demi pengemabangan dirinya sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan dan kepatutan
Dalam pelaksanaan pembelajaran guru berperan sebagai fasilitator. Setiap anak diberikan kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya dan ide tentang hal-hal yang ingin mereka ketahui.
690 Hal ini sesuai dengan pernyataan Albrecht dan Miller dalam Sujiono (2009), yang berpendapat bahwa dalam pengembangan program kegiatan bermain bagi anak usia dini seharusnya sarat dengan aktivitas bermain yang mengutamakan adanya kebebasan bagi anak untuk bereksploasi dan beraktivitas, berpusat pada anak, berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak, sedangkan orang dewasa hanya berperan sebagai fasilitator pada saat membutuhkan bantuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
Berdasarkan hasil observasi, sarana prasarana yang tersedia di Labschool Rumah Citta dalam mendukung proses pembelajaran sudah cukup baik dan memadai dengan memperhatikan kebutuhan anak. Sarana prasarana yang tersedia berupa ruang kelas yang disesuaikan dengan jumlah anak, 3 kamar mandi dengan ukuran closet yang kecil dan terdapat ruang ganti didalamnya, tempat cuci tangan, tempat bermain pasir, ruang balok, alat-alat musik yang dapat dimainkan oleh anak-anak, dapur, galeri APE limbah yaitu tempat anak-anak menyimpan mainan yang dibuatnya dengan bahan limbah, mainan
outdoor play, dan perpustakaan.
Hal ini sesuai dengan yang dipaparkan oleh Mulyasa (2012), bahwa pengadaan sarana dan prasarana perlu disesuaikan dengan jumlah anak, kondisi sosial, budaya dan jenis layanan PAUD. Selain itu prinsip standar sarana dan prasarana yaitu aman, nyaman, terang, dan memenuhi kriteria serta kebutuhan anak.
Labschool Rumah Citta menggunakan kurikulum yang dikembangkan secara mandiri dengan memperhatikan aspek perkembangan anak. Tahapan-tahapan perkembangan anak merupakan dasar utama yang dipegang dalam menentukan indikator pencapaian pada kurikulum yang tersebut. Indikator yang diambil dari kurikulum ditulis dalam
rencana program dan guru menentukan kegiatan yang akan digunakan bersama anak kemudian guru mengklasifkasikan kegiatan yang sesuai dengan setiap indikator yang ingin dicapai oleh guru. Sebelum menentukan kegiatan guru mendiskusikan jenis kegiatan pembelajaran bersama dengan anak-anak.
Sesuai dengan apa yang dipaparkan oleh NAEYC Early Childhood Program
Standart dalam Sujiono (2009) tentang
kurikulum yaitu :
1. Program kegiatan bermain pada anak usai dini diterapkan berdasarkan kurikulum yang berpusat pada anak serta mendukung kegiatan pembelajaran dan perkembangan pada setiap aspek perkembangan.
2. Kurikulum beroritentasi pada hasil dan mengkaitkan berbagai konsep dan perkembangan. Selain itu, kurikulum juga memberikan kesempatan pada anak untuk belajar baik secara individu maupun kelompok berdasarkan kebutuhan dan minat mereka.
Dalam pelaksanaan proses pembelajaran, guru melakukan penilaian terhadap perkembangan belajar anak dengan mengamati proses pembelajaran dengan mencatat setiap tahapan perkembangan telah dicapai oleh anak. hasil belajar anak dilaporkan kepada orang tua setiap 3 bulan sekali dalam bentuk
rapport. Rapport tersebut berisikan deskripsi tentang tahapan-tahapan perkembangan yang sudah dicapai oleh anak baik dalam aspek kognitif, fisik-motorik, bahasa, maupun sosial emosional. Catatan anekdot, ceklis, foto, video dan
portofolio hasil karya anak merupakan
jenis-jenis penilaian yang digunakan untuk membantu memudahkan guru dalam melakukan penilaian terhadap anak. Selain itu, laporan hasil perkembangan anak biasanya juga disampaikan via lisan kepada orang tua ketika jam pulang sekolah.
691 Gambar 1.1.
692 SIMPULAN DAN SARAN
Pada dasarnya setiap anak memiliki kebutuhan yang sama dalam belajar dimana kegiatan belajar dilakukan melalui bermain dengan cara yang menyenangkan. Anak sebagai pembelajar yang aktif dapat membangun pengetahuannya sendiri melalui bermain. Guru hanya bertindak sebagai fasilitator yang membantu dan mengarahkan anak dalam belajar sesuai dengan kebutuhan masing-masing anak.
Pelaksanaan pembelajaran di TK B Ceria Labschool Rumah Citta dilakukan dalam bentuk pembelajaran yang berpusat pada anak (student center approach). Guru memperjuangkan hak-hak anak dan menghargai pendapat anak, oleh karena itu kurikulum yang digunakan berdasarkan tahap perkembangan anak, tema dan kegiatan dalam pembelajaran ditentukan oleh anak sesuai dengan ide dan minat mereka. Selain itu guru juga mempertimbangkan semua komponen pembelajaran seperti lingkungan main dengan memberikan anak kesempatan untuk menyetting ruangan kelas sesuai dengan ide mereka, sumber belajar yang digunakan oleh anak, strategi belajar yang dikemas dengan menyenangkan, metode dan model pembelajaran yang menempatkan anak sebagai jantung dalam proses pembelajaran, melibatkan anak secara aktif dalam belajar dengan pembiasaan-pembiasaan seperti berdiskusi bersama dan membuat kesepakatan bersama, serta sarana prasarana sekolah yang disediakan dengan memperhatikan kebutuhan anak.
Sehubungan dengan hasil penelitian yang dikemukakan, maka peneliti memberikan beberapa saran yaitu :
1. Penelitian ini diharapkan dapat memperluas ilmu dan pengetahuan dalam bidang pendidikan mengenai pelaksanaan pembelajaran berbasis
student centered approach khususnya
di Taman Kanak-Kanak.
2. Bagi subjek penelitian, melalui penelitian ini diharapkan subjek mampu untuk terus memberikan sumbangsih
bagi sekolah-sekolah lain agar mereka paham akan pentingnya pelaksanaan pembelajaran berbasis student centered
approach ini baik untuk dilaksanakan,
khususnya di Taman Kanak-Kanak. 3. Bagi peneliti selanjutnya, peneliti
selanjutnya diharapkan agar lebih mendalami penelitian ini dengan menggali lebih dalam, bukan hanya tentang pelaksanaan pembelajaran berbasis student center di Taman Kanak-Kanak, akan tetapi juga mebandingkan dengan fakta yang ada tentang bagaimana pelaksanaan pembelajaran yang berbasis teacher
center.
DAFTAR PUSTAKA
Creswell, J.W. (2005). Penelitian Kualitatif
& Desain Riset. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Khoe Yao Tung. (2015). Pembelajaran dan
Perkembangan Belajar. Jakarta: PT
Indeks
Moleong, L.J. (2009). Metodologi Penelitian
Kualitatif. Bandung: Penerbit Remaja
Rosdakarya
Morrison, G.S. (2012). Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Jakarta: PT Indeks Mulyasa, H.E, Prof. Dr. (2012). Manajemen
PAUD. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Sujiono, Y.N & Sujiono, Bambang. 2010.
Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak. Jakarta: PT
Indeks.
Sujiono, Y.N. (2013). Konsep Dasar
Pendidikan Anak Usia Dini.
Jakarta: PT Indeks
Sugiyono, (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D.
Bandung: Alfabeta.
________(2002). Undang Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002, tentang Perlindungan Anak.