• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Kelapa Sawit Kelapa sawit bukanlah tanaman asli di Indonesia. Tanaman ini dimasukkan pertama sekali dari afrika sebagai sentra plasma nutfah pada tahun 1848,ditanam di kebun raya Bogor. Percobaan- percobaan banyak dilaku

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Kelapa Sawit Kelapa sawit bukanlah tanaman asli di Indonesia. Tanaman ini dimasukkan pertama sekali dari afrika sebagai sentra plasma nutfah pada tahun 1848,ditanam di kebun raya Bogor. Percobaan- percobaan banyak dilaku"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah Kelapa Sawit

Kelapa sawit bukanlah tanaman asli di Indonesia. Tanaman ini dimasukkan pertama sekali dari

afrika sebagai sentra plasma nutfah pada tahun 1848,ditanam di kebun raya Bogor.

Percobaan-percobaan banyak dilakukan diberbagai tempat di Jawa dan Sumatera.Di sumatera misalnya

Selatan misalnya ditanam di Muara Enim (1869).

Tanaman kelapa sawit ( quinencis jacq) merupakan tumbuhan tropis golongan palma

yang termasuk tanaman tahunan. Kelapa sawit yang dikenal ialah jenis Dura,Pesifera dan

Tenera. Ketiga jenis ini dapat dibedakan berdasarkan penampang irisan buah, yaitu jenis Dura

memiliki tempurung yang tebal, jenis Pesifera memiliki biji yang kecil dengan tempurung yang

tipis, sedangkan Tenera yang merpakan persilangan Dura dan Pesifera menghasilkan buah

bertempurung tipis dan inti yang besar. Buah sawit berukuran kecil antara 12-18 gr/butir yang

duduk pada bulir.

Tanaman kelapa sawit sudah mulai menghasilkan pada umur 24-30 bulan.buah yang

pertama keluar masih dinyatakan dengan buah pasir artinya belum dapat diolah dalam pabrik

karena masih mengandung minyak yang rendah. Dalam satu pohon dijumpai bunga betina dan

bunga jantan yang terbentuk dipengaruhi oleh sifat tanaman dan pengaruh lingkungan seperti

penyinaran,pemupukan dan perlakuan lainnya. Umur buah tergantung pada jenis tanaman,umur

tanaman dan iklim, umumnya buah yang telah dapat dipanen setelah berumur 6 bulan terhitung

(2)

2.2 Pengolahan Kelapa Sawit

Pada dasarnya ada dua macam hasil olahan utama TBS di pabrik, yaitu :

a. minyak sawit yang merupakan hasil pengolahan daging buah

b. minyak inti sawit yang dihasilkan dari ekstraksi inti sawit

Secara ringkas, tahap-tahap proses pengolahan TBS sampai dihasilkan minyak yang diuraikan

sebagai berikut :

1. Pengangkatan TBS ke pabrik

TBS harus segera diangkut ke pabrik untuk diolah, yaiotu secara maksimal 8 jam setelah

panen harus segera diolah. Buah yang tidak segera diolah, akan mengalami kerusakan. Alat

angkut yang digunakan dari kebun ke pabrik diantaranya lori, traktor gandengan atau truk.

Pengangkutan dengan lori dianggap lebih baik dibanding dengan alat angkutan lain. Guncangan

selama perjalanan lebih banyak terjadi jika menggunakan truk atau traktor gandengan sehingga

pelukan pada buah lebih banyak. Setelah TBS sampai dipabrik, segera dilakukan penimbangan.

Penimbangan penting dilakukan terutama untuk mendapatkan angka-angka yang berkaitan

dengan produksi, pembayaran pekerja, dan perhitungan rendemen minyak sawit.

2. Perebusan TBS

TBS yang telah ditimbang beserta lorinya selanjutnya direbus didalam sterilizer atau

dalam ketel rebus. Perebusan dilakukan dengan mengalirkan uap panas selama 1 jam atau

tergantung besarnya tekanan uap. Pada umumnya, besarnya tekanan uap yang digunakan adalah

2,5 atm dengan suhu uap 125 . Perebusan yang terlalu lama dapat menurunkan kadar minyak

dan pemucatan kernel.

Pada dasarnya tujuan perebusan adalah :

(3)

Mempermudah pelepasan buah dari tandan dan inti dari cangkang

Memperlunak daging buah sehingga memudahkan proses pemerasan

Untuk mengkoagulasikan (mengendapkan) protein sehingga memudahkan pemisahan

minyak

3. Perontokan dan pelumatan buah

Lori-lori yang berisi TBS ditarik keluar dan diangkat dengan alat Hoisting Crane yang

digerakkan dengan motor. Hoisting Crane akan membalikkan TBS ke atas mesin perontok buah

(threser). Dari thresher, buah yang telah rontok dibawah ke mesin pelumat (digester). Untuk

lebih memudahkan penghancuran daging buah dan pelepasan biji, selama proses digester

dipanasi (diuapi).

4. Pemerasan atau ekstraksi minyak sawit

Untuk memisahkan biji sawit dari hasil lumatan TBS, perlu dilakukan pengadukan

selama 25-30 menit. Setelah lumatan buah bersih dari biji sawit, langkah selanjutnya adalah

pemerasan atau ekstraksi. Tujuan ekstraksi untuk mengambil minyak dari masa adukan. Ada

beberapa cara dan alat yang digunakan dalam proses ekstraksi minyak

a. Ekstraksi dengan cara Screw press

Prinsip ekstraksi minyak dengan cara ini adalah menekan buah lumatan dalam tabung yang

berlubang dengan alat ulir yang berputar sehingga minyak akan keluar lewat lubang-lubang

tabung. Besarnya tekanan alat ini dapat diatur secara eksektris dan tergantung dari volume

bahan yang akan dipres. Cara ini mempunyai kelemahan yaitu pada tekanan yang terlampau

besar akan menyebabkan biji banyak yang pecah.

(4)

c. Ekstraksi dengan cara ini adalah dengan menambahkan pelarut tertentu pada lumata daging

buah sehingga minyak terpisah dari partikel yang lain.

5. Pemurnian dan penjernihan minyak sawit

Minyak sawit yang keluar dari tempat pengepresan masih berupa minyak kasar karena

masih mengandung kotoran berupa partikel-partikel dari tempurung dan serabut serta 40-50%

air. Agar diperoleh minyak sawit yang bermutu baik, minyak sawit kasar tersebut diolah lebih

lanjut yaitu dialirkan dalam tangki minyak kasar(crude oil tank).Setelah melalui pemurnian atau

klarifikasi yang bertahap, akan menghasilkan minyak sawit mentah (CPO). Proses penjernihan

dilakukan untuk menurunkan kandungan air dalam minyak. Minyak sawit yang telah dijernihkan

ditampung dalam tangki-tangki penampungan dan siap dipasarkan atau mengalami pengolahan

lebih lanjut sampai dihasilkan minyak sawit murni (processed palm oil, PPO) dan hasil olahan

lainnya.

6. Pengeringan dan pemecahan biji

Biji sawit yang telah dipisah pada proses pengadukan, diolah lebih lanjut untuk diambil

minyaknya. Sebelum dipecah, biji-biji sawit dikeringkan dalam silo, minimal 14 jam dengan

sirkulasi udara kering pada suhu 50oC.Akibat proses pengeringan ini, inti sawit akan mengerut

sehingga memudahkan pemisahan inti sawit dari tempurungnya. Biji-biji sawit yang sudah

kering kemudian dibawa kealat pemecah biji.

7. Pemisahan inti sawit dari tempurung

Pemisahan inti sawit dari tempurung berdasarkan perbedaan berat jenis antara inti sawit

dan tempurung. Alat yang digunakan adalah hydrocylone separator.Inti dan tempurung

(5)

mengapungkan biji-biji yang pecah dalam larutan yang mempunyai berat jenis 1,16. Inti sawit

harus segera dikeringkan dengan suhu 80oC (Fauzi, 2004).

2.3 Syarat Mutu Kelapa Sawit

Standar mutu adalah hal yang penting untuk menentukan minyak yang bermutu baik. Ada

beberapa factor yang menentukan standart mutu yaitu: kandungan air, kotoran dalam minyak,

kandungan asam lemak bebas, warna dan bilangan peroksida. Faktor lain yang mempengaruhi

standar mutu adalah titik cair dan kandungan gliserida, refining loss, plastisitas dan spreadability,

kejernihan kandungan logam berat dan bilangan penyabunan.

Mutu minyak kelapa sawit yang baik mempunyai kadar air kurang dari 0,1 persen dan

kadar kotoran lebih kecil dari 0,012 persen, kandungan asam lemak bebas seendah mungkin

No Karakteristik Syarat Cara pengujian

1 Warna Kuning jingga sampai

hingga

kemerah-merahan

Visual

2 Asam lemak bebas (sebagai

asam palmitat),

%(bobot/bobot), maks

5,00 BS 684 – 1958

3 Kadarkotoran, %(bobot, maks 0,05 SNI 01-3184-1992

4 Kadar air, %(bobot/bobot),

maks

(6)

(kurang lebih dari 2 persen atau kurang), bilangan peroksida dibawah 2, bebas dari warna merah

dan kuning (harus bewarna pucat) tidak bewarna hijau, jernih, dan kandungan logam berat

serendah mungkin atau bebas dari ion logam (Ketaren, 1980).

Sumber : Badan Standar Nasional

2.4 Pengepresan Kelapa Sawit

Brondolan yang telah mengalami pencacahan dan keluar melalui bagian bawah digester

sudah berupa bubur. Hasil cacahan tersebut langsung masuk ke alat pengepresan yang berada

persis dibawah dibawah digester. Pada pabrik kelapa sawit, umurnya digunakan screw press

sebagai alat pengepresan untuk memisahkan minyak dari daging buah. Proses pemisahan minyak

terjadi akibat putaran screw mendesak bubur buah, sedangkan dari arah yang berlawanan

tertahan oleh sliding cone. Screw dan sliding cone ini berada dibawah selubung baja yang

disebut press cage, dimana dindingnya berlubang-lubang di seluruh permukaannya. Dengan

demikian, minyak dari bubur buah yang terdesak ini akan keluar melalui lubang-lubang press

cage, sedangkan ampasnya keluar melalui celah antara sliding cone dan press cage.

Selama proses pengempaan berlangsung, air panas ditambahkan ke dalam screw press.

Hal ini bertujuan untuk pengenceran sehingga massa bubur buah yang dikempa tidak terlalu

rapat. Jumlah penambahan air berkisar 10-15% dari berat TBS yang diolah dengan temperature

air sekitar 90oC. Proses pengempaan akan menghasilkan minyak kasar dengan kadar 50%

minyak, 42% air,dan 8% zat padat (Pahan, 2002).

Screw press yang digunakan mempunyai kapasitas yang dapat diatur dengan penyesuaian

putaran ulirnya. Makin tinggi tekanan kempa makin rendah kadar minyak dalam ampas kempa,

(7)

tercapai pada tingkat kehilangan minyak 7,5% terhadap zat kering. Untuk buah Dura kehilangan

ini akan lebih tinggi lagi, karena angka perbandingan biji dengan bagian serabut jauh lebih

tinggi, sehingga kemungkinan biji bersinggungan satu sama lain dalam kempa menjadi lebih

besar (Mangoensoekarjo, 2003)

2.5 Screw Press

Screw press berfungsi untuk mengambil/mengeluarkan minyak dari daging buah. Screw

press terdiri dari sepasang worm screw dan hidrolic. Tekanannya 43-45 bar. Alat ini terdiri dari

press cage yang berlubang-lubang dan didalamnya terdapat 2 buah ulir(screw) yang berputar

berlawanan arah. Kapasitas screw press adalah 15 ton/jam, putaran screw press 10-13 rpm.

Tekanan kempa diatur oleh 2 buah konus, berada pada bagian ujung pengempa yang

dapat digerakkan maju-mundur secara hidrolis. Minyak hasil pressan akan mengalir ketalang oli

gutter. Sementara fiber dan nut akan dilewatkan Ke dalam CBC dan selanjutnya diproses

didepericarper. Oil losses pada screw press max 4% on sample atau 0,64 pada FFB.

Mekanisme pengempaan ialah masuknya adonan kedalam cylinder press dan mengisi

worm, volume setiap space worm berbeda, semakin mengarah keujung as screw volume semakin

kecil, sehingga perpindahan massa akan menyebabkan minyak terperas. Dan kenyataan saat ini

alat kempas yang dijumpai dipabrik umumnya terdiri dari Screw Press.

Hal ini disebabkan beberapa factor antara lain :

Kapasitas olah alat yang tinggi dan dapat menghemat tempat jika dibandingkan dengan

hydraulic press. Kapasitas olah Srew Press berkisar antara 5-15 ton TBS /jam

(8)

Kebutuhan operator untuk mengoperasikan lebih sedikit dibandingkan dengan hydraulic

press

Kebutuhan tenaga (power) yang rendah untuk memeras buah

Cake braker conveyor lebih mudah memecahkan gumpalan cake yang keluar

Terdapat kelemahannya antara lain :

Membutuhkan ongkos perawatan yang tinggi

Banyak biji yang pecah, terutama biji yang terdiri dari cangkang tipis

Minyak yang keluar dari Screw Press lebih banyak mengandung padatan yang terdiri dari

seat, pasir, dan lumpur sehingga minyak yang keluar ke oil gutter lebih pekat, dan akan

membutuhkan pengencer yang lebih banyak (Naibaho, 1996).

2.6. Faktor- factor yang mempengaruhi efesiensi ekstraksi

2.6.1 Tipe screw press

Terdapat tiga tipe screw press yang umumnya digunakan dalam PKS yaitu Speichim,

Usine de Wecker dan Stork. Ketiga jenis alat ini mempunyai pengaruh yang berbeda-beda

terhadap efesiensi pengempaan. Alat kempa Speichim memiliki feed screw, sehingga kontinuitas

dan jumlah bahan yang masuk konstan dibandingkan dengan adonan yang masuk berdasarkan

grafitasi. Kontinuitas adonan yang masuk kedalam screw press mempengaruhi volume worm

yang parallel dengan penekanan ampas, jika kosong maka tekanan akan kurang dan oil losses

dalam ampas tinggi. Type Stork memproduksikan alat press yang terdiri dari alat yang

menggunakan feed screw dan tanpa feed screw. Sedangkan Usine de Weeker tidak dilengkapi

(9)

kemampuan press yang berbeda-beda, dimana alat press yang double shaft umumnya

kapasitanya lebih tinggi dari single shaft.

2.6.2 Tekanan kerja screw press

Tekanan lawan

Pergerakan as screw press dilakukan dengan electromotor yang dipindahkan dengan belt,

gigi dan hydroulic. Power yang diperlukan menggerakkan alat screw adalah 19-21 KWH dengan

putaran shaft 12-14 rpm. Efektifitas tekanan ini tergantung pada tahanan lawan pada adjusting

cone. Tekanan pada hydraulic cone yang sesuai untuk “ Single Stage Pressing” diberikan pada

tekanan pada tahap awal 40-50 bar dan pada Double pressing menggunakan tekanan pertama

30-35 bar dan pada pengempaan kedua tekanan 40-50 bar.

Stabilitas tekanan

Untuk menstabilkan tekanan kerja dan tekanan lawan pada screw press dilakukan dengan

cara menggatikan “geardive” dengan “hydraulic transmisi” sehingga ganjalan-ganjalan yang

terdapat dalam screw press yang disebabkan ketidaksamaan bahan baku dapat diatur secara

automatic. Keuntungan alat ini ialah dapat mengatur sendiri tekanan tertinggi dan tekanan

terendah dalam screw press, serta dapat diatur arah putaran screw sehingga cake yang berbeda

dalam cylinder press dapat dikeluarkan.

Tujuan untuk menstabilkan tekanan pressan adalah

1. Memperkecil kehilangan minyak dalam ampas, dengan meratanya adonan masuk ke

dalam screw press yang diimbangi dengan tekanan stabil maka ekstraksi minyak akan

lebih sempurna, dengan demikian kehilangan minyak akan lebih rendah.

2. Menurunkan jumlah biji pecah. Semakin tinggi variasi tekanan dalam screw press maka

(10)

3. Memperpanjang umur teknis. Umur teknis alat seperti screw, cylinder press dan

electromotor lebih tahan lama karena kurangnya goncangan elektrik dan mekanis.

2.6.3 Air pengencer

Pemberian air pengencer dilakukan dengan cara menyiram cake dalam pressan dari atas

bagian tengah atau dichute screw press. Jumlah air pengencer yang diberikan tergantung pada

suhu air pengencer, semakin tinggi suhu air pengencer maka jumlah air yang diberikan semakin

sedikit. Pemberian air pengencer yang terlalu banyak dapat berakibat terhadap :

Kandungan air cake

Kandungan air cake yang tinggi dapat menyebabkan proses :

1. Pemecahan cake yang lebih sulit dalam cake braker conveyor.

2. Semakin tinggi kandungan air ampas maka kalor bakarnya akan semakin menurun yang

dapat memperkecil kapasitas dan efesiensi boiler.

3. Pemeraman biji yang berkadar air tinggi dalam silo biji akan lebih tahan lama dan dapat

menyebabkan penurunan efesiensi ekstraksi biji lebih rendah (Naibaho, 1996).

Referensi

Dokumen terkait

Disimpulkan bahwa manajemen pengelolaan klub sepakbola berprestasi di divisi I Pengcab PSSI Kabupaten Jepara sudah baik dan sesuai dengan fungsi manajemen dan pengelolaan

Penalaran matematika formal dalam menghasilkan jawaban yang benar sebagian besar berdasarkan penggunaan intuisi fisika yang tepat serta tahapan penalaran matematika saat

Untuk mengenkripsi kunci, yang pertama harus dilakukan user adalah menginputkan kunci publik dengan menekan button Buka Kunci Publik maka kunci publik akan tampil pada textfield

Emosi merupakan kegiatan pada diri seseorang yang disertai warna.. efektif baik pada tingkat lemah maupun tingkat yang

Program Studi Diploma Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi1. Universitas Kristen Satya Wacana

Harapan tersebut akan terwujud dengan adanya peran profesional guru yang salah satunya profesional dan kompeten dalam hal pedagogis yang meliputi Pemahaman karakteristik peserta

Untuk kondisi ini, keruntuhan akan terjadi oleh hancurnya beton dan semua tulangan dalam kolom mencapai (Gambar beban aksial besar dan memiliki eksentrisitas

selama jabatan anggota Direksi kosong dan Menteri belum mengisi jabatan anggota Direksi yang kosong sebagaimana dimaksud pada huruf a, Dewan Pengawas menunjuk