• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses Dan Tahapan Pembinaan Aagama Di UII (Ondi, Pesantrenisasi Dan LKID)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Proses Dan Tahapan Pembinaan Aagama Di UII (Ondi, Pesantrenisasi Dan LKID)"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Proses Dan Tahapan Pembinaan Aagama Di UII (Ondi,

Pesantrenisasi Dan LKID)

[caption id="attachment_135" align="alignleft" width="133"]

Tian Wahyudi, S. PdI[/caption]

Salah satu tantangan perguruan tinggi Islam ditengah derasnya arus globalisasi saat ini adalah membentuk sumber daya insani yang tidak hanya unggul secara teoritik-akademik namun ia juga menjadi pribadi yang menjunjung tinggi nilai-nilai moralitas. Untuk itu, Universitas Islam Indonesia (UII), sebagai perguruan tinggi yang bernafaskan ajaran-ajaran agama, tentu menyadari betapa pentingnya Islam untuk dijadikan basis dalam membangun integritas dan moralitas peserta didiknya.

Sebagaimana tercantum dalam statuta UII yang secara tegas disebutkan bahwa tujuan penyelenggaraan pendidikan di UII, adalah: 1) membentuk sarjana muslim, yaitu yang bertaqwa, berakhlak mulia, terampil, berilmu amaliah dan beramal ilmiah; 2) mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan agama Islam: 3) turut serta membangun masyarakat dan negara republik Indonesia yang adil makmur berdasarkan pancasila dan UUD 1945 yang diridhoi oleh Allah SWT; 4) Memelihara, memperdalam, mengembangkan, dan menyebarluaskan pemahaman agama Islam untuk dihayati dan diamalkan oleh warga UII dan masyarakat pada umumnya, sebagai pengejawantahan visi dan misi UII.

Dalam rangka mendukung dan merealisasikan arah tujuan tersebut, diperlukan langkah-langkah yang cerdas dan efektif, serta dukungan dari semua pihak, sehingga harapan-harapan UII dapat tercapai dengan baik. Dalam kaitan ini, untuk melahirkan profil-profil generasi terdidik yang menjadi harapan semua pihak, UII melalui Direktorat Pembinaan dan Pengembangan Agama Islam (DPPAI) berupaya merealisasikan suatu program pembinaan keagamaan secara khusus dan bertahap.

Pembinaan keagamaan di UII sebenarnya dilakukan melalui berbagai jalur, baik jalur akademik kulikuler maupun ekstra kulikuler. Pada jalur kulikuler proses pembinaan keagamaan dimasukan kepada mata kuliah di berbagai fakultas di lingkungan UII, sedangkan pada jalur ekstra kulikuler Universitas melalui DPPAI melaksanakan program pembinaan khusus sebagaimana disebutkan di atas, namun tetap berkaitan erat dengan proses pembelajaran

(2)

kulikuler. Berikut ini program pembinaan khusus yang menyangkut pembinaan ekstra kulikuler.

Orientasi Nilai-nilai Dasar Islam (ONDI)

ONDI merupakan kegiatan yang diselenggarakan Universitas Islam Indonesia melalui Direktorat Pendidikan dan Pengembangan Agama Islam (DPPAI) sebagai program pembinaan keagamaan awal bagi mahasiswa. Kegiatan ONDI adalah salah satu program pengenalan kampus yang berorientasi pada penanaman nilai-nilai dasar Islam, yang terangkum dalam materi tauhid, ibadah, dan akhlak. Pelaksanaan program ini merujuk kepada acuan yang telah ditetapkan dalam pola pengembangan mahasiswa (polbangmawa) yang telah menjadi keputusan rektor Universitas.

Secara historis, program ini lahir sebagai pengganti dari P4 pada masa orde baru. Selain itu, pembinaan keagamaan ONDI juga merupakan entry poin (bekal awal) untuk memasuki pendidikan selanjutnya di kampus. Untuk itu, program ini merupakan kegiatan ekstra kulikuler yang wajib diikuti oleh setiap mahasiswa UII, sebab tes tersebut merupakan syarat memasuki pembinaan keagamaan selanjutnya, yaitu pembinaan agama tahap I –sekarang dengan nama Pesantrenisasi- dan LKID.

Berkenaan dengan pelaksanaanya, secara teknis, kegiatan ini dilaksanakan oleh DPPAI dan kerjasama berbagai pihak, baik itu pihak rektorat maupun fakultas yang ada di lingkungan UII. Sebagai suatu kegiatan yang terprogram ONDI memiliki beberapa tujuan yang dapat dicapai, diantaranya meliputi tujuan umum dan khusus.

Tujuan Umum

1. Mahasiswa dapat meningkatkan kesadaran beragama sebagai warga UII maupun sebagai warga negara Indonesia.

2. Mahasiswa mampu menciptakan suasana lkampus yang islami dan mengemban fungsi catur dharma UII sebagai lingkungan Ilmiah yang berbasis pada nilai-nilai Islam.

Tujuan Khusus

1. Mahasiswa mampu memahami dan melaksanakan nilai dasar ketauhidan

2. Mahasiswa mampu memahami dan melakasanakan nilai dasar ibadah dengan baik sesuai tuntunan agama Islam.

3. Mahasiswa mampu memahami dan melaksanakan nilai akhlak al-karimah sesuai tuntunan Rasulullh saw.

Mengingat bahwa implementasi suatu program pembinaan dapat dikatakan berhasil bila telah mencapai tujuan yang telah ditetapkan, maka hal yang patut disadari bersama bahwa untuk mencapai itu semua tidaklah mudah, perlu etos kerja yang baik dan konsistensi dari berbagai pihak, khususnya pihak penyelenggara. Selain itu, api semangat mahasiswa dalam memahami dan memperdalam wawasan keagamaan harus terus dikobarkan, sebagai bagian dari proses

(3)

pembentukan mentalitas kuat yang diilhami dari pemahaman ajaran Islam yang utuh.

Placemant Test Agama

Placement test Agama merupakan tes pengelompokan bagi mahasiswa dalam memasuki

pesantrenisasi –Pembinaan Keagamaan-. Kegiatan pengujian ini dilakukan untuk mengetahui wawasan atau kemampuan keagamaan mahasiswa, sehingga nantinya dapat dikelompokan sesuai tingkat keagamaan yang mereka miliki. Hasil placement test ini dikategorikan kedalam tiga tingkatan, yaitu tingkatan lanjut, menegah, dan dasar.

Latar belakang dari dibentuknya program ini adalah sebagai langkah awal untuk memudahkan proses pembinaan selanjutnya, yaitu pembinaan agama tahap I. Hal ini mengingat latar belakang mahasiswa yang beragam, sehingga wawasan keagamaanyapun menjadi bermacam-macam.

Adapun materi yang diujikan kepada mahasiswa dalam placement test terdiri dari dua kelompok, yaitu baca-tulis Al-Qur'an dan pratik ibadah. Praktik ibadah terdiri dari taharah, shalat fardhu dan beberapa shalat sunat serta do'a, sedangkan baca-tulis Al-Qur'an yaitu membaca ayat Al-Qur'an yang telah ditunjuk oleh penguji, hafalan beberapa surat pendek, dan menulis beberapa kata atau kalimat arab.

Pesantrenisasi

Sebagaimana pembinaan sebelumnya, bahwa kegiatan pesantrenisasi juga merupakan program pembinaan universitas yang bersifat wajib, sebab ini merupakan syarat untuk mengikuti program pembinaan keagamaan mahasiswa berikutnya. Pembinaan agama dengan model pesantrenisasi adalah kegiatan tindak lanjut dari program pembinaan ONDI. Kegiatan tersebut diselenggarakan secara bergantian sesuai kelompok dan jenjang yang telah ditentukan pada kegiatan ONDI dan placement test yang telah diadakan sebelumnya.

Sebagai tindak lanjut dari program pembinaan sebelumnya, model pembinaan dalam bentuk pesantrenisasi ini, sebenarnya merupakan upaya UII dalam meningkatkan efektifitas pembinaan keagamaan yang dalam penyelenggaraannya lebih bersifat bimbingan dan pendampingan secara baik dan terprogram.

Pelaksanakan kegiatan pesantrenisasi diselenggarakan selama sepuluh hari secara terpadu di Asrama Rusunawa UII yang berada di kampus terpadu UII Jl.Kaliurang Km.14,5 Yogyakarta. Kendatipun demikian, waktu yang digunakan dalam proses pembinaan tidak full day, namun dimulai dari sore hingga pagi hari. Hal ini dilakukan agar proses pembinaan tidak mengganggu aktivitas perkuliahan mahasiswa yang bersangkutan.

(4)

pembinaan ONDI, namun lebih bersifat penguatan dan pendalaman. Di antara materi yang ditetapkan, yaitu penguatan kemampuan membaca al-Qur’an, penguatan ibadah praktis, dan akhlak. Kendatipun demikian, rincian materi yang menjadi bahan ajar tidak semuanya sama, namun akan disesuaikan dengan tingkatan yang dihasilkan melalui placement test. Kategorisasi yang dihasilkan dari placement test ini terbagi menjadi tiga tingkatan, diantaranya tingkatan dasar, menengah, dan lanjut.

Sebagai suatu model pembinaan keagamaan yang relatif baru, peningkatan dan pengembangan dalam berbagai hal, mutlak diperlukan. Oleh sebab itu, dalam rangka meningkatkan kinerja dan efektivitas program pesantrenisasi ini, maka DPPAI menyusum buku

progress report dan evaluasi untuk dijadikan acuan selama aktivitas pesantrenisasi tersebut

berlangsung. Dengan disusunnya buku tersebut proses kegiatan dapat terus dipantau dan ditinjau seberapa jauh tingkat perkembangan pembinaan mahasiswa.

Tes Baca Tulis Al-Qur’an + Ibadah Praktis

Sebagaimana placement test, Tes Baca Tulis al-Qur’an dan Ibadah Praktis (BTAQ+IP) juga merupakan kegiatan yang berbentuk pengujian bagi mahasiswa UII setelah dilaksanakannya pembinaan agama tahap I yaitu Pesantrenisasi. Namun demikian, kegiatan pengujian dalam program ini bukan untuk pengelompokan, akan tetapi untuk mengevaluasi seberapa jauh kemampuan baca dan tulis al-Qur‘an, serta kemampuan ibadah praktis berupa thaharah dan shalat mahasiswa bersangkutan.

Tes BTAQ+IP yang diselenggarakan universitas juga merupakan syarat untuk mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan ujian tugas akhir mahasiswa, sehingga mau tidak mau dalam hal ini, mahasiswa harus menyelesaikannya secepat mungkin. Program tersebut adalah salah satu betuk keseriusan dan ketegasan UII dalam mengontrol pembinaan keagamaan mahasiswa.

Latihan Kepemimpinan Islam Dasar (LKID)

LKID merupakan suatu kegiatan yang diprogram khusus untuk membentuk dan membina mahasiswa UII dalam membangun jiwa kepemimpinan yang tumbuh dari semangat nilai-nilai ajaran Islam. Program pembinaan ini merupakan kegiatan yang wajib diikuti oleh setiap mahasiswa sebagai syarat untuk mengikuti mata kuliah studi kepemimpinan Islam (SKI) yang termasuk dalam kategori matakuliah umum pada jurusan masing-masing yang ada di lingkungan UII.

Dibentuknya program pembinaan LKID bagi mahasiswa adalah sebagai bentuk pengejawantahan dari spirit yang terkandung dalam Al-Qur’an dan Sunah. Gelar khalifah yang disandang manusia, menjadikan ia harus mampu memimpin, baik itu memimpin dirinya sendiri dalam lingkup kecil, maupun menjadi pemimpin bagi orang lain, yaitu keluaraga, masyarakat, organisasi, Negara dsb, dalam lingkup besar. Hal inilah yang menjadi falsafah lahirnya LKID di

(5)

UII ini.

LKID sebagai pembinaan berupa latihan kepemimpinan dasar Islam, pada dasarnya merupakan bekal dan tahap awal dalam sebuah proses pembentukan output yang berkualitas, yang berjiwa kepemimpinan dan memiliki akhlak al-karimah. Berkenaan dengan pelaksanaannya, LKID dilaksanakan selama dua hari dengan jadwal yang telah ditentukan DPPAI. Adapun dengan materi pembelajarannya, meliputi Self Awareness (mengenal diri), pilar substansial Islam, Prinsip Dasar dan Karakteristik Kepemimpinan Islam, Manajeman Kepemimpinan, Budaya Organisasi, Peran Mahasiswa Islam dalam Perubahan Sosial dan Teknik belajar efektif dsb.

Demikian beberapa proses dan tahapan pembinaan keagamaan di UII. Semangat dan upaya UII melalui serangkaian program pembinaan tersebut tidaklah dapat tercapai jika tanpa dukungan semua sivitas akademika di lingkungan UII. Evaluasi dan inovasi kegiatan ini harus terus ditingkatkan, agar kualitas output dapat tercapai sesuai dengan harapan UII. Dari beberapa penjelasan di atas, berikut ini secara singkat dapat digambarkan proses dan tahapan pembinaan keagamaan di UII pada jalur

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Surat Penetapan Pemenang Lelang Nomor : 07/TAP/DPU/BM-06/POKJA/2015 tanggal 15 Mei 2015 tentang Penetapan Pemenang Lelang Paket Pekerjaan Peningkatan Jalan Dusun I &

(3) Faktor-faktor yang memengaruhi S/C sapi perah pada tingkat ternak di BBPTU-HPT Baturraden adalah periode laktasi yang berasosiasi positif dengan besar faktor

Note: There are now six broad categories of explosives licenses and permits that shall determine the type of business each licensee or permittee is engaged in: Manufacturer

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 5 jenis tanaman berkhasiat obat yang menjadi sampel, isolat fungi endofit hanya ditemukan pada daun Ketapang (Terminalia

entity’s financial statements from the local currency that the entity used into the foreign entity’s..

Zat yang dibutuhkan dalam pembuatan Hand and Body ini adalah kandungan flavonoid dalam kulit jeruk.flavonoid bersifat antioksidan yang berguna untuk melindungi kulit

Hal ini sangat diperlukan untuk mengurangi atau meminimalisasi terjadinya kesalahan pada saat proses pendataan, pencarian data pasien, dokter dan transaksinya, karena akan

Perbedaan dari penelitian yang peneliti lakukan adalah, lokasi penelitian dan waktu penelitian, dan jenis penelitian serta penelitian yang dilakukan Faizin Rofiq