• Tidak ada hasil yang ditemukan

GEREBEG PASAR: DONGKRAK KESERTAAN KB PRIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GEREBEG PASAR: DONGKRAK KESERTAAN KB PRIA"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Artikel

GEREBEG PASAR: DONGKRAK KESERTAAN KB PRIA

Selasa, 20 November 2012 bakal menjadi hari yang istimewa bagi DIY khususnya Kabupaten Kulonprogo. Sebab pada hari itu, Perwakilan BKKBN DIY bersama Pemda Kulonprogo menyelenggarakan “Gebyar Motivator KB Pria Melalui Gerebeg Pasar” yang difasilitasi oleh BKKBN Pusat di Desa Giripurwo, Kecamatan Girimulyo atau tepatnya di Pasar Tradisional Sribit yang memiliki hari pasaran setiap Pon dan Kliwon. Tidak kurang dari 150 motivator KB Pria se Kabupaten Kulonprogo bersama ratusan kader lainnya akan berkumpul ditempat itu untuk melakukan berbagai kegiatan di antaranya lomba penyuluhan dan outbond. Pada saat yang sama juga akan dilakukan pelayanan KB Pria atau Medis Operasi Pria (MOP) atau Vasektomi pada puluhan suami yang saat ini telah menyatakan siap ber-KB yang tentu saja telah didukung oleh para isteri masing-masing, setelah melalui proses konseling dan penapisan calon akseptor. Kegiatan ini akan melibatkan tidak kurang dari 1000 orang dari berbagai kalangan termasuk pedagang pasar yang akan mendapat kunjungan langsung dari para pejabat pusat dan daerah guna melakukan dialog seputar program Kependudukan dan Keluarga Berencana (KKB). Tidak ketinggalan Kelompok Seni Peduli KB (KSP-KB) Kabupaten Kulonprogo yang selama ini sangat getol melakukan KIE melalui media seni tradisional juga akan ambil bagian dalam kegiatan ini.

Yang unik dari kegiatan Gebyar Motivator KB Pria Melalui Gerebeg Pasar di Girimulyo ini selain roadshow Mobil Unit Penerangan (MUPEN) KB se DIY, ekspose kegiatan Bina Keluarga, ekspose produk kelompok UPPKS, KIE melalui radio komunitas dan KIE PIK

(2)

Remaja melalui jathilan adalah adanya ikrar/deklarasi para isteri peserta MOP atau Vasektomi serta penampilan seni tradisional Reog Soreng, yang merupakan salah satu media KIE KB Pria yang sangat digemari masyarakat. Media seni ini telah mampu mendongkrak popularitas kelompok KB Pria “Romo Bimo” dan “Kokoh” hingga ke kancah nasional melalui lomba Kelompok KB Pria tingkat nasional pada tahun 2007 & 2010 dan pernah diliput oleh TVRI Yogyakarta dalam acara Pelangi Desa: Pesona Bukit Menoreh.

Memang, tujuan dari penyelenggaraan Gerebeg Pasar (Gerakan Pemberdayaan Keluarga Pas Sasaran) yang secara nasional diselenggarakan di 10 provinsi termasuk di DIY ini adalah dalam rangka memperkuat KIE KKB melalui peningkatan akses informasi masyarakat luas termasuk para pedagang pasar melalui dukungan sarana prasarana yang ada. Harapannya, di satu sisi, dengan kegiatan ini masyarakat akan semakin sadar akan pentingnya program KKB baik dalam rangka membangun keluarga yang bahagia dan sejahtera (keluarga berkualitas) maupun dalam rangka membangun masyarakat, bangsa dan negara yang semakin maju dan mandiri. Kesadaran ini sudah barang tentu perlu diwujudkan dalam bentuk kesediaan Pasangan Usia Subur (PUS) untuk ber-KB sesuai pilihan dan kondisi kesehatannya masing-masing terutama bagi mereka yang ingin menunda kehamilan, mengatur kehamilan atau yang sudah tidak menginginkan anak lagi. Di sisi lain, Pembantu Pembina KB Desa (PPKBD) maupun Sub PPKBD sebagai kader Institusi Masyarakat Pedesaan (IMP) dan unsur-unsur yang ada dalam masyarakat termasuk Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) juga makin kuat motivasi dan komitmennya untuk menyukseskan program KKB bersama pemerintah dan stakeholder lainnya.

Sementara itu dijadikannya penggerakan KB Pria sebagai tema sentral dalam penyelenggaraan Gerebeg Pasar di DIY yang dipusatkan di Kecamatan Girimulyo ini paling tidak memiliki tiga alasan mendasar.

(3)

Pertama, capaian kesertaan KB Pria di DIY khususnya di Kabupaten Kulonprogo belum cukup menggembirakan. Meskipun capaian peserta KB Pria Aktif DIY 6,5% dan Kulonprogo 5,4% yang berarti di atas rata-rata nasional yang besarnya 3,9%, namun dalam merekrut akseptor baru KB Pria tetap saja mengalami kelambanan khususnya di Kulonprogo. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh BPMPDPKB Kabupaten Kulonprogo, hingga akhir Oktober 2012 jumlah akseptor baru KB Pria hanya sebanyak 858 akseptor atau 13,4% dari total akseptor baru yang diperoleh yaitu sebanyak 6.391 akseptor. Yang menyedihkan, dari 858 akseptor baru KB Pria tersebut, hanya 11 akseptor yang memilih cara MOP/Vasektomi dan selebihnya (847 akseptor) menggunakan Kondom yang terdiri 754 akseptor jalur pemerintah dan 113 jalur swasta.

Kedua, dalam perspektif gender, upaya meningkatkan kesertaan KB Pria menjadi suatu keharusan agar KB tidak lagi hanya menjadi “wilayah perempuan” sebagaimana yang terjadi selama ini. Pasca ICPD di Cairo tahun 1994 lalu, memang upaya menyuarakan kesetaraan gender sangat gencar dilakukan oleh banyak negara termasuk pemenuhan hak-hak reproduksi perempuan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatannya. Karena itulah program KB bukan lagi menjadi tanggung jawab isteri semata, tetapi juga menjadi tanggung jawab suami sebagai kepala keluarga. Diharapkan para suami dapat mengambil peran yang lebih besar dalam ikut menyukseskan program KB dalam lingkungan keluarga, serta mau ikut secara aktif menjadi akseptor KB yang saat ini menyediakan dua pilihan yakni MOP/Vasektomi dan Kondom.

Ketiga, selama ini KIE KB Pria masih belum optimal bahkan cenderung kurang diperhatikan. Hal ini disebabkan oleh banyak hal terutama terbatasnya kesempatan para penyuluh atau kader KB untuk bertemu dengan bapak-bapak pada jam kerja, karena mereka umumnya mencari nafkah untuk keluarganya. Sementara untuk melakukan KIE di malam hari, para penyuluh memiliki banyak keterbatasan waktu karena harus berbagi waktu untuk keluarga

(4)

dan masyarakat. Selain itu, masih banyaknya rumors tentang KB Pria sebagai akibat dari adanya informasi yang kurang tepat telah menyebabkan banyak suami enggan untuk mengetahui lebih jauh tentang cara KB ini. Apalagi sebagian di antara para isteri justru kurang setuju bila suaminya yang ikut ber-KB dengan berbagai alasan. Sementara di sebagian wilayah, kendala dari sisi budaya dan agama juga masih saja terjadi.

Gerebeg Pasar bisa jadi menjadi model KIE baru yang efektif untuk menyuarakan program KKB. Melalui sosialisasi program KB di pasar tradisional diharapkan akan mampu memperluas jangkauan sasaran, karena pasar merupakan tempat bertemunya banyak orang untuk melakukan aktivitas jual beli barang dan jasa dalam rangka memenuhi kebutuhan rumah tangga. Pasar tradisional juga merupakan pusat perekonomian masyarakat ekonomi menengah ke bawah atau keluarga miskin yang notabene cenderung memiliki jumlah anak banyak di bandingkan dengan masyarakat ekonomi kelas atas. Oleh karena itu, pedagang, pengunjung (pembeli) dan masyarakat di sekitar pasar tradisional termasuk di Pasar Tradisional Sribit ini merupakan potensi sasaran KIE Program KKB dan pelayanan kontrasepsi.

Masyarakat yang telah mendapatkan informasi tentang KKB tentu bisa memberikan informasi tersebut kepada para tetangga di sekitar rumah mereka dengan ”gethok tular”. Konsep ”dua anak lebih baik” atau bahkan “dua anak cukup” perlu benar-benar ditanamkan pada warga masyarakat sehingga diharapkan akan tumbuh sebagai norma yang manifestasinya kelak dapat kita lihat bahwa keluarga akan merasa malu bila memiliki anak lebih dari dua karena tidak sesuai dengan norma masyarakat yang ada.. Bila perlu agar konsep tersebut dapat segera diadopsi oleh masyarakat, maka lagu Mars KB atau lagu-lagu lain yang mendukung program KKB perlu sesering mungkin diperdengarkan di masyarakat. Begitu juga dengan media komunikasi lainnya seperti seni pertunjukan tradisional antara lain: jathilan, kethoprak, wayang

(5)

kulit, dan reog soreng yang mengusung isi pesan KKB juga perlu dipertontonkan pada masyarakat melalui momentum-momentum yang tepat seperti pada saat hajatan, tasyakuran, dan sebagainya. Dengan demikian diharapkan tidak akan ada lagi masyarakat atau keluarga yang tidak menerima program KKB, sebaliknya diharapkan semua keluarga akan mendukung penuh termasuk para isteri yang suaminya ingin mengikuti KB dengan cara MOP/Vasektomi.

Dengan penyelenggaraan Gebyar Motivator KB Pria Melalui Gerebeg Pasar di Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulonprogo ini diharapkan mampu mendongkrak kesertaan KB Pria di Kulonprogo pada khususnya dan DIY pada umumnya. Terlebih melalui kegiatan ini ternyata mampu menggugah kepedulian para pengusaha dan perusahaan umum daerah serta perbankan untuk menyisihkan sebagian dana sosialnya guna memberikan reward pada calon peserta KB Pria. Bila ini bisa menjadi semacam tradisi dan terus ditingkatkan kuantitasnya dengan melibatkan lebih banyak pengusaha dan perbankan, dipastikan banyak PUS yang tertarik untuk mengikuti cara KB ini. Para isteri juga tidak lagi menjadi ”obyek” utama sasaran KB karena para suami telah mau berbagi peran dalam mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera melalui kesertaan KB pria, sekaligus memberikan kontribusi dalam menyukseskan program KKB guna menekan laju pertumbuhan penduduk serta meningkatkan kualitas sumberdaya manusia Indonesia yang saat ini masih relatif lebih rendah bila dibandingkan negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand. Semoga.

Dra. Tjondrorini, M.Kes  Kepala Perwakilan BKKBN DIY  Drs.  Mardiya,  Ka  Sub  Bid  Advokasi  Konseling  dan 

Pembinaan  Kelembagaan  KB  dan  Kesehatan  Reproduksi  pada BPMPDPKB Kabupaten Kulon Progo. 

Referensi

Dokumen terkait

Komponen utama dari VAIC TM yang dikembangkan Pulic tersebut dapat dilihat dari sumber daya perusahaan, yaitu physical capital (VACA – Value Added Capital Employed ),

Bidang afektif yang berkenaan dengan sikap dan nilai. Tipe hasil belajar afektif tanpak pada siswa dalam berbagai tikah laku sepertiatensi/perhatian terhadap

P Peem mu uttaarraan n handle handle eretan meja secara perlahan pada saat pemakanan benda eretan meja secara perlahan pada saat pemakanan benda kerja, akan menghasilkan permukaan

dengan projek penyelidikan. Jumlah yang dipohon pula tidak melebihi 40% daripada jumlah keseluruhan geran. 1.7.3 Kelulusan peruntukan bagi setiap permohonan adalah

Hasil EDX menunjukkan bahwa komposisi paling banyak yang terkandung dalam karbon dari cangkang kelapa sawit baik tanpa aktivasi maupun dengan aktivasi KOH adalah

Pertanggungjawaban pidana menjurus kepada pemidanaan pelaku dengan maksud untuk menentukan apakah orang yang melakukan perbuatan pidana dipertanggungjawabkan atas

Cara Membuat Pembersih Lantai Untuk Industri Kecil , membersihkan lantai rumah adalah suatu kebutuhan dikarenakan lantai umah kita terutama bagian luar berubungan dengan

Identifikasi penyebab penyakit tanaman terung di Indonesia belum banyak dilakukan, pembuktian adanya infeksi TYLCKaV dari sampel tanaman yang berasal dari beberapa daerah di