• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB IV

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian

4.1 Persiapan

Persiapan merupakan hal penting yang harus dilaksanakan untuk mendukung proses penelitian yang lancar sesuai dengan tujuan penelitian. Persiapan yang dilakukan diantaranya adalah handphone untuk memotret, kertas catatan, pena dan alat pendukung lainnya. Selain itu peneliti juga mempersiapkan garis besar pertanyaan wawancara agar wawancara dapat terarah pada informasi yang diperlukan bagi peneliti. Persiapan lain yang dilakukan oleh penulis adalah persiapan mental, persiapan ini dilakukan karena penulis merupakan instrumen kunci dalam penelitian ini. Dalam penelitian kualitatif, penulis merupakan instrumen peneliti atau pengumpul data utama.

4.2 Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian diambil dengan menentukan calon-calon subjek penelitian. Kegiatan ini penulis lakukan melalui wawancara formal dengan ketiga guru BK dan kepala SMA Kristen 1 Salatiga yang sudah penulis kenal dengan baik

Setelah terpilih 4 subjek yang terdiri dari 3 guru BK dan kepala SMA Kristen 1 Salatiga, kemudian penulis menemui ketiga guru BK dan kepala SMA Kristen 1 Salatiga untuk mengadakan janji dan menanyakan kesediaan calon subjek untuk melakukan wawancara. Setelah menanyakan kesediaan subjek penelitian untuk melakukan wawancara, dengan memberi pengertian bahwa semua hasil wawancara akan digunakan untuk kepentingan penelitian. Penulis juga memberitahukan tujuan dari penelitian yang sedang dilakukan agar subjek dapat memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan penulis.

(2)

2 Penulis mengadakan penelitian pada tanggal 19 November 2013 dengan mengadakan wawancara terbuka kepada tiga guru BK di SMA Kristen 1 Salatiga. Ada beberapa pertanyaan yang penulis ajukan kepada guru BK, yang telah penulis siapkan dalam pedoman wawancara. Penulis mencatat dengan hati-hati jawaban dari ketiga subjek, hasilnya bermacam-macam data yang terkumpul di lapangan.

Penulis melanjutkan penelitian lanjut pada tanggal 8 Agustus 2014, pukul 08.00 WIB di SMA Kristen Salatiga untuk bertemu dengan ketiga guru BK yang ada di kantornya masing-masing. Kemudian penulis meminta waktu untuk melakukan wawancara kembali untuk mencari data dan kebetulan waktu itu ketiga guru BK tidak masuk kelas dan sedang santai. Akhirnya wawancara bisa kembali dilakukan untuk mencari data secara terus menerus, sampai datanya jenuh. Setelah selesai wawancara dengan ketiga guru BK, penulis melanjutkan mewawancarai kepala sekolah seputar kinerja guru BK dan kerjasam guru BK dengan pihak-pihak lain di sekolah.

Salah satu faktor yang ditekankan dalam wawancara adalah keterbukaan dan kepercayaan subjek kepada penulis sehingga perlu dipahami secara baik bahwa tujuan dari penelitian ini semata-mata adalah untuk kepentingan penelitian. Tempat dan waktu diatur sesuai dengan kesediaan subjek dan diatur sedemikian rupa agar tidak terjadi tekanan dalam wawancara. Hal ini bertujuan agar hal-hal yag berkaitan dengan sikap subjek dapat bersifat natural tanpa ada yang dibuat-buat.

4.3. Wawancara

Proses wawancara kepada subjek I, II, III, dan IV dilakukan pada hari yang berbeda-beda sesuai kesepakatan penulis dengan subjek. Hasil wawancara merupakan dokumen rahasia penelitian, untuk itu nama tempat dan nama-nama yang disebutkan dalam wawancara dirahasiakan untuk kepentingan penelitian dan agar proses wawancara berjalan sesuai tujuan, maka penulis mempersiapkan pedoman wawancara yang digunakan untuk mengarahkan

(3)

3 pertanyaan pada subjek, hal ini dapat membantu penulis tetap fokus pada pokok permasalahan yang akan digali.

Subjek penelitian ini telah dikenal sebelumnya oleh peneliti sehingga memudahkan subjek untuk berbicara secara terbuka kepada peneliti tanpa sungkan. Subjek I,II dan III adalah guru BK SMA Kristen 1 Salatiga dan subjek IV adalah kepala SMA Kristen 1 Salatiga.

4.4. Pengumpulan Data 4.4.1. Catatan Lapangan

Penulis membuat catatan lapangan dalam bentuk verbatim wawancara. Verbatim wawancara merupakan data mentah yang sudah di proses, sebagiannya dalam bentuk transkrip wawancara atau dapat dikatakan memberi catatan pada orang yang diwawancarai dalam bentuk transkrip (Poerwandari dalam Maria, 2009).

4.4.2. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses meringkas data yang dilakukan dengan membuat abstraksi rangkuman inti, dan proses-proses dalam pertanyaan dengan tetap menjaga taat asas. Penulis membuat transkrip data dari catatan dan mempelajari secara teliti dan cermat seluruh data yang sudah terkumpul untuk membuat deskripsi wawancara.

4.4.3. Kategorisasi

Di dalam proses pengkategorisasian data yang merupakan hasil wawancara, peneliti melakukan coding, yaitu usaha untuk memahami data melalui simbol-simbol atau kode-kode dalam rangka mempermudah proses kategorisasi, berupa angka-angka latin (1, 2, 3, dan seterusnya...) yang menunjukkan baris. Sedangkan kode berbentuk angka romawi ( I, II, III, dan seterusnya...) merupakan kode untuk menunjukkan subjek. Kode romawi

(4)

4 yang menunjukkan subjek akan diikuti kode dalam angka latin yang akan menunjukkan baris disamping deskripsi wawancara.

4.5. Interpretasi Data

4.5.1. Hasil Pengumpulan Data

Penelitian ini dilakukan pada 4 orang subjek, yang sudah ditentukan sebelumnya oleh peneliti. Subjek yang diwawancarai terdiri dari 3 orang guru BK dan kepala SMA Kristen 1 Salatig. Masing-masing subjek penelitian diwawancarai dengan menggunakan panduan wawancara yang sama untuk ketiga guru BK dan panduan wawancara yang berbeda untuk kepala sekolah, namun dikembangkan berdasarkan situasi dan interaksi antara peneliti dengan subjek yang diwawancarai.

Hasil wawancara masing-masing subjek dianalisis sebagai berikut: 1. Subjek I

a. Gambaran umum subjek

Subjek biasa disapa ibu Rina. Bernama lengkap Rina Purwanti Widyastuti. Pada saat diwawancarai subjek bersikap ramah, santai dan terbuka. Sekilas mengenai subjek yang lahir di Klaten, 24 Februari 1969. Alumni dari UKSW tahun 1991. Menjadi guru BK di SMA Kristen 1 Salatiga sejak tahun 2003, sudah bekerja selama 11 tahun. Memberi layanan BK di kelas X. b. Observasi selama wawancara

Pengambilan data saat wawancara dilakukan di sekolah yaitu di kantor guru pada saat subjek tidak mengajar atau tidak masuk kelas. Wawancara dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara, handphone untuk dokumentasi, kertas catatan, pena untuk mencatat hasil wawancara. Penulis mendengarkan dengan cermat dan menulisnya dengan hati-hati.

(5)

5 Wawancara di lakukan sebanyak 3 kali secara bertahap dalam kurun waktu 9 bulan. Dari awal wawancara sampai akhir, subjek terlihat ramah, santai, lembut dalam bertutur kata dan terbuka sehingga suasana menjadi nyaman. Subjek merupakan sosok guru BK yang menginspirasi muridnya untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan di sekolah.

2. Subjek II

a. Gambaran umum subjek

Subjek biasa disapa bapak Yosep. Bernama lengkap Yosep Ariyanto. Pada saat diwawancarai subjek sedang membuat laporan di note booknya sehingga wawancara dilakukan di sela-sela kesibukan yang dilakukan subjek. Subjek cukup terbuka saat menjawab pertanyaan. Data diri subjek yang lahir di Grobogan, 9 Desember 1979. Alumni dari UKSW jurusan Bimbingan dan Konseling, tahun 2003. Menjadi guru BK di SMA Kristen 1 Salatiga sejak tahun 2006 sampai sekarang, sudah bekerja hampir 8 tahun. Di sekolah juga sebagai koordinator guru BK dan memberi layanan BK di kelas XII.

b. Observasi selama wawancara

Pengambilan data saat wawancara dilakukan di sekolah yaitu di kantor guru pada saat subjek tidak mengajar atau tidak masuk kelas. Wawancara dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara, handphone untuk dokumentasi, kertas catatan dan pena untuk mencatat hasil wawancara. Penulis mendengarkan dengan cermat dan menulisnya dengan hati-hati.

Wawancara dilakukan sebanyak 3 kali secara bertahap dalam kurun waktu 9 bulan. Dari awal wawancara sampai akhir, subjek terlihat santai, dan terbuka sehingga suasana menjadi akrab.

(6)

6 3. Subjek III

a. Gambaran umum subjek

Subjek biasa disapa ibu Ika. Bernama lengkap Ika Dwi Nurhayu. Lahir di Salatiga, 25 Januari 1986. Alumni dari UKSW jurusan Bimbingan dan Konseling, tahun 2007. Menjadi guru BK di SMA Kristen 1 Salatiga sejak 22 Februari 2010, sudah bekerja selama 4 tahun. Memberi layanan BK di kelas XI. Pada saat diwawancarai subyek bersikap ramah, banyak senyum, santai dan terbuka.

b. Observasi selama wawancara

Pengambilan data saat wawancara dilakukan di sekolah yaitu di kantor guru pada saat subjek tidak mengajar atau tidak masuk kelas. Wawancara dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara, handphone untuk dokumentasi, kertas catatan dan pena untuk menulis hasil wawancara. Penulis mendengarkan dengan cermat dan menulisnya dengan hati-hati.

Wawancara dilakukan sebanyak 3 kali secara bertahap dalam kurun waktu 9 bulan. Dari awal wawancara sampai akhir subjek terlihat ramah, santai, banyak senyum dan terbuka sehingga suasana menjadi nyaman.

4. Subjek IV

a. Gambaran umum subjek

Subjek biasa disapa ibu Kris. Bernama lengkap Dra. Kriswinarti. Lahir di Boyolali, 7 September 1963. Alumni dari Universitas Kristen Satya Wacana tahun 1988. Menjabat sebagai kepala SMA Kristen 1 Salatiga sejak oktober 2005, sudah bekerja selama 9 tahun.

(7)

7 Visi sekolah yang di pimpin: berkarakter, berprestasi serta peduli lingkungan atas kesadaran diri berdasarkan firman Tuhan. b. Observasi selama wawancara

Pengambilan data saat wawancara dilakukan di sekolah, yaitu pada saat subjek berada di kantornya. Wawancara dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara, kertas catatan, pena dan handphone untuk dokumentasi. Penulis mendengarkan dengan cermat dan menulisnya dengan hati-hati. Pada saat diwawancarai subjek bersikap ramah, akrab, hangat dan terbuka.

4.6. Analisis Hasil Penelitian

Peneliti telah melaksanakan pengumpulan data dan diolah menurut prosedur yang telah dijabarkan dalam teknik analisis data. Hasil penelitian yang diperoleh adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1. KOMPETENSI KONSELOR GURU BK

DI SMA KRISTN 1 SALATIGA

KOMPETENSI INTI YANG DILAKUKAN GURU BK/KONSELOR SEKOLAH

A. KOMPETENSI PEDAGOGIK

1. Menguasai teori dan praktik 1.1 Ketiga Guru BK lulusan dari S-1 FKIP BK tahun 1991, 2003 dan 2007. Telah bekerja menjadi guru BK di SMA kristen 1 Salatiga, ada yang sudah 11, 8 dan 4 tahun. (I.1), (II.6), (III.2)

(8)

8 bimbingan yang diambil dari buku dan dari teori para ahli dan dari internet, supaya ketika bimbingan klasikal di kelas dalam waktu 45 menit dapat bermanfaat dan tujuan tercapai bagi siswa. (I.2)

1.3 Sebagai Guru BK dituntut harus bisa komputeruntuk menunjang dalam pembelajaran BK, misalnya mencari materi untuk motivasi anak dengan browsing di internet, membuat main map yang menarik agar mudah dalam belajar. (1.2)

1.4 Menambah ilmu pengetahuan untuk kemajuan sekolah, dengan selalu belajar setiap waktu. (II.7) 2. Mengaplikasikan

perkembangan fisiologis dan psikologis serta perilaku konseli

2.1 Dengan melihat tugas perkembangan anak SMA atau usia remaja dalam membantu masalah konseli dan memberikan bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan anak SMA. (III.2) 3. Menguasai esensi pelayanan

bimbingan dan konseling dalam jalur, jenis, dan jenjang satuan pendidikan

3.1 Guru BK menyediakan hasil pemetaan latar belakang individu/konseli meliputi jenis kelamin, agama, kemampuan akademik, keluarganya (pendidikan dan pekerjaan orang tua/wali) dan menampilkan grafik hubungan antara kebutuhan layanan sesuai data yang dimiliki kemudian menindaklanjuti

(9)

9 hasil tersebut. (III.12)

B. KOMPETENSI KEPRIBADIAN 4. Beriman dan bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa

4.1 Setiap jumat Guru BK mendampingi siswa di kelas dalam renungan tutup pekan yang berisi doa bersama, menyanyikan puji-pujian diiringi gitar, membacakan ayat-ayat alkitab dan beramal. (I.3)

4.2 Setiap hari setelah selesai

pembelajaran dan sebelum pulang ada kegiatan tutup siang seluruh guru dipimpin kepala sekolah untuk mengadakan evaluasi pembelajaran pada hari itu dan ditutup dengan berdoa bersama dan puji-pujian dengan diiringi gitar. (II.8)

4.3 Membantu mencarikan bantuan dana bagi siswa yang tidak mampu

melalui pemerintah yaitu dana BOS dan BSM (Bantuan Siswa Miskin). (II.7)

5. Menghargai dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, individualitas dan kebebasan memilih

5.1 Memberikan materi bimbingan klasikal yang menarik dan

bermanfaat bagi siswa mencakup layanan pribadi, sosial, belajar dan karier. (III.13)

5.2 Mendampingi siswa dalam kegiatan ekstrakulikuler di sekolah, sesuai minat dan bakatnya. (II.8)

(10)

10 5.3 Menampilkan toleransi tinggi

terhadap konseli yang menghadapi masalah dan stres. (I.3)

5.4 Membantu permasalahan konseli yang mengalami kebingungan dalam pemilihan karier. (II.8)

5.5 Fokus permasalahan siswa sampai masalah siswa terentaskan. ( II.8) 5.6 Pelayanan yang optimal dengan

sepenuh hati untuk siswa. (III.13) 6. Menunjukkan integritas dan

stabilitas kepribadian yang kuat

6.1 Menampilkan sikap yang tidak suka marah, tegas dalam menghadapi siswa, dan sabar. (I.3)

6.2 Peka dalam mengikuti perkembangan zaman dan perkembangan konseli, karena yang dihadapi adalah konseli yang setiap waktu mengalami perubahan dalam berperilaku. (I.3) 6.3 Menunjukkan sikap empati ketika

ada siswa yang mengalami masalah dan membantu menyelesaiakan masalah siswa sampai tuntas. (III.13) 6.4 Menampilkan toleransi tinggi

terhadap konseli yang menghadapi masalah dan stres. (I.3)

6.5 Selalu memberikan pendampingan, penguatan dan penghiburan kepada siswa yang bermasalah. (I.3) 7. Menampilkan kinerja

berkualitas tinggi

7.1 Mengadakan dinamika kelompok pada saat bimbingan klasikal di

(11)

11 kelas. (I.3)

7.2 Memberikan materi bimbingan klasikal yang menarik dan bermanfaat bagi siswa mencakup layanan pribadi, sosial, belajar dan karier. (III.13)

7.3 Membuat materi bimbingan klasikal yang menarik dan dibutuhkan siswa dengan menceritakan kisah nyata atau tokoh yang dapat menginspirasi dan memberi pesan moral kepada siswa sehingga dapat memberikan gambaran kepada siswa dan dapat memotivasi siswa. (III.13)

7.4 Datang kesekolah tepat waktu, dan saat mendapatkan jatah piket datang lebih awal dan lebih pagi untuk berjaga di depan sekolah dan mencatat siswa yang terlambat. (III.13)

7.5 Selalu bersemangat dalam

menghadapi siswa di kelas, pada saat konseling dan di lingkungan sekolah. (III.13)

7.6 Guru BK harus berpenampilan menarik, dan menyenangkan didepan siswa karena itu memperlihatkan sebagai contoh yang baik. (III.13) 7.7 Berkomunikasi secara efektif dengan

siswa dalam memberikan informasi seputar pendikikan di perguruan

(12)

12 tinggi. (III.13)

7.8 Memberikan informasi kepada siswa tentang jenis-jenis pekerjaan. (III.3) 7.9 Memberikan informasi lowongan

pekerjaan di supermarket kepada siswa yang sudah lulus yang tidak melanjutkan kuliah. (III.3)

7.10 Memberikan informasi perilaku siswa yang bermasalah kepada orang tua siswa untuk kemajuan siswa, sebaliknya orang tua siswa juga memberikan informasi tentang anaknya kepada guru BK sehingga tercipta komunikasi dua arah yang efektif. (III.13)

7.11 Berkomunikasi dengan orang tua siswa, guru mapel, guru wali kelas, kepala sekolah, alumni siswa, dan bekerjasama dengan narasumber di luar sekolah. (I.3)

7.12 Pendekatan sungguh-sungguh dengan siswa yang bermasalah dengan memberikan perhatian khusus, penguatan, dan motivasi yang memang dibutuhkan siswa. (III.13) 7.13 Diskusi saat pelayanan di kelas dan

pada saat berorganisasi. (II.8) 7.14 Sharing permasalahan anak dengan

guru kelas dan guru mapel. (II.8) 7.15 Mengadakan gameatau permainan

(13)

13 7.16 Membuat siswa nyaman dengan

melakukan pendekatan sepenuh hati. (I.3)

7.17 Mengadakan networking dan carier day dengan mendatangkan alumni siswa yang sudah sukses untuk sharing tentang pengalaman belajar sampai bisa berhasil. (I.3), (II.8) 7.18 Memotivasi siswa kelas XII dengan

cara mencari foto-foto waktu pertama kali masuk SMA Kristen 1 Salatiga dengan tujuan membangkitkan semangat siswa dan mengingatkan komitmen pertama yaitu ingin berhasil. (II.8)

7.19 Menumbuhkan jiwa kewirausahaan (interpreneurship). (I.3)

C. KOMPETENSI SOSIAL 8. Mengimplementasikan

kolaborasi intern di tempat bekerja

8.1 Sebagai mediator siswa dengan guru mapel dan guru wali kelas. (I.4) 8.2 Ketika ada siswa yang akan

melakukan konseling individu diluar jam BK, guru BK akan memberikan surat keterangan melakukan

konseling dan meminta izin dan tanda tangan guru mapel. (I.4)

8.3 Bekerjasama dengan orang tua siswa, guru mapel, guru wali kelas dan tenaga administrasi, bagian humas dalam kegiatan Bimbingan dan

(14)

14 Konseling di sekolah. (I.4)

9. Berperan dalam organisasi dan kegiatan profesi bimbingan dan konseling

9.1 Menaati kode etik profesi bimbingan dan konseling. (III.14)

9.2 Aktif dalam organisasi profesi bimbingan dan konseling, untuk pengembangan diri dan profesi seperti ABKIN, mengikuti seminar, pelatihan motivator, MGBK

(Musyawarah Guru Bimbingan Konseling) yang dilakukan setiap 4 bulan sekali, workshop tentang pengembangan diri, sosialisasi tentang BK, pelayanan pemuda di gereja, dan kepengurusan guru BK sekota Salatiga, sebagai sekretaris selama 6 tahun atau 2 periode. (I.4), (II.9), (III.14)

10. Mengimplementasikan kolaborasi antar profesi

10.1 Case conferens dengan mendatangkan pakar dari FTI UKSW. (I.4)

10.2 Pengembangan karier siswa dengan bekerjasama dengan perguruan tinggi untuk mendapatkan informasi jenis-jenis pekerjaan, seperti:

Dengan UNIKA jurusan teknologi pangan, UNISBANK untuk memberikan seminar dan motivasi kepada siswa. (I.4)

10.3 Alih tangan kasus dengan

(15)

15 bimbingan psikologi UKSW. (I.4) 10.4 Kunjungan industri di pabrik Nugget

Fiesta untuk memberikan gambaran kerja dan jenis-jenis jabatan kepada siswa. (III.14)

10.5 Expo pendidikan perguruan tinggi sebagai jembatan untuk mendapatkan informasi dan mendaftar langsung bagi siswa yang melanjutkan studi/kuliah. (II.9)

D. KOMPETENSI PROFESIONAL 11. Menguasai konsep dan praksis

asesmen untuk memahami kondisi, kebutuhan, dan masalah konseli

11.1 Kunjungan rumah atau home visit, misalnya untuk masalah siswa yang sering membolos sekolah. (III.15) 11.2 Menyusun dan mengembangkan

instrumen asesmen untuk keperluan bimbingan dan konseling. Cara yang digunakan meliputi observasi, interview, skala penilaian, daftar cek masalah, inventori dan beberapa jenis tes. (I.5)

11.3 Asesmen yang digunakan untuk memahami, menilai, atau menaksir karakteristik, potensi, dan untuk mengungkapkan masalah-masalah konseli. (I.5)

12. Menguasai kerangka teoretik dan praksisi bimbingan dan konseling

12.1 Mengadakan konferensi kasus. (II.10)

(16)

16 model/jenis pelayanan dan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling. (II.10)

13. Merancang program bimbingan dan konseling

13.1 Menganalisis kebutuhan konseli. (II.10)

13.2 Menyusun rencana pelaksanaan program bimbingan dan konseling baru, yaitu Parinting Day, kerjasama orangtua dengan siswa yang. (belum dilaksanakan). (I.5)

13.3 Merencanakan sarana dan biaya penyelenggaraan program bimbingan dan konseling. (I.5)

14. Mengimplementasikan program bimbingan dan konseling yang komprehensif

14.1 Melaksanakan program bimbingan dan konseling dengan memberikan layanan dasar bimbingan, layanan responsif, layanan perencanaan individual dan dukungan sistem. (III.15)

14.2 Melaksanakan pendekatan kolaboratif dalam pelayanaan bimbingan dan konseling. (II.10) 14.3 Melaksanakan konseling individu,

konseling kelompok, dan konsultasi. 14.4 Melakukan kerja dalam teamwork

dengan kepala sekolah, guru-guru, TU dan pihak-pihak di lingkungan sekolah. (II.10)

14.5 Mengelola sarana dan biaya program bimbingan dan konseling. (III.15)

(17)

17 15. Menilai proses dan hasil

kegiatan bimbingan dan konseling

15.1 Melakukan evaluasi hasil, proses, dan program bimbingan dan konseling. (III.15)

15.2 Berkomunikasi langsung dengan kepala sekolah tentang program BK, laporan evaluasi dan permasalah anak di sekolah. Tindak lanjut permasalah siswa misalnya dengan melakukan home visit atau kunjungan rumah dan alih tangan kasus

dilakukan dengan izin dari kepala sekolah dan kepala sekolah akan memberikan saran dan pembekalan. (III.15)

15.3 Menggunakan hasil pelaksanaan evaluasi untuk merevisi dan

mengembangkan program bimbingan dan konseling. (III.15)

16. Memiliki kesadaran dan komitmen terhadap etika profesi

16.1 Loyal terhadap sekolah, dengan setia melaksanakan tugas-tugas guru BK dengan penuh kesadaran tinggi. (III.5)

16.2 Melaksanakan referal sesuai dengan keperluan, misalnya anak yang mengalami stres dan kesehatan mentalnya terganggu dialih tangankan kepada psikolog

bekerjasama dengan pusat bimbingan psikolog UKSW. (I.5)

16.3 Menjaga rahasia konseli dan dapat memilah mana permasalahan konseli

(18)

18 yang bisa didiskusikan dengan teman sejawat. (III.15)

17. Menguasai konsep dan praksisi penelitian dalam bimbingan dan konseling

17.1 Mengadakan Penelitian Tindakan Kelas (PTBK). (I.5)

17.2 Merancang PTBK untuk siswa yang berjudul “Upaya Meningkatkan Pemahaman Mata Pelajaran IPS/IPA Melalui Main Map” (I.5)

17.3 Dalam PTBK berisi rangkaian kegiatan pengumpulkan data, penyusunan rencana, pelaksanaan rencana dalam bentuk tindakan, evaluasi dan penyempurnaan tindakan yang dilakukan. Kegiatan ini dilakukan secara timbal balik membentuk spiral: rencana, tindakan, pengamatan, dan refleksi. (I.5) Tabel 4.2. KINERJA DAN TANGGUNGJAWAB GURU BK

SERTA KERJASAMA GURU BK DENGAN KEPALA SEKOLAH DAN GURU DI SMA KRISTEN 1 SALATIGA 1. Kinerja dan tanggungjawab

guru BK

Kinerja guru BK di sekolah di nilai baik karena sudah sesuai denga job deskripsi, SOP (Standar Operasional Layanan), tata tertib dan mempunyai tanggungjawab masing-masing di tiap-tiap kelas. Kelas X menjadi tanggungjawab guru BK yang bernama RN, kelas XI menjadi

tanggungjawab guru BK yang bernama IDN, dan kelas XII menjadi tanggungjawab guru

(19)

19 BK yang bernama YA. Secara keseluruhan ketiga guru BK bertanggungjawab

memegang kelas X, XI dan XII. Kepala sekolah, guru BK, guru-guru dan staf seluruh sekolahan menjadi satu team work. (IV.16)

2. Kerjasama kepala sekolah dengan guru BK dan pihak- pihak di lingkungan sekolah

Kepala sekolah sebagai mekanisme controlmelakukan pendampingan, penguatan dan mengawal setiap hari di sekolah. Setiap selesai pembelajaran ada kegiatan tutup siang seluruh guru dan staf di sekolah untuk penutupan dan evaluasi seluruh pembelajaran hari itu juga, kalau misal ada masalah atau kendala bisa dibicarakan bersama. Kemudian di tutup dengan doa bersama. Untuk evaluasi program keseluruhan biasanya diadakan setiap 2 X dalam 1 semester. Untuk penanganan kasus siswa secara home visit, guru BK meminta izin kepala sekolah dan kepala sekolah akan memberikan saran dan pembekalan. Hasil dari home visit nanti berupa laporan yang di serahkan kepada sekolah dan dikomunikasikan secara langsung. (IV.17)

(20)

20 Berdasarkan kompetensi konselor guru BK di SMA Kristen 1 Salatiga yang meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional yang dilakukan guru BK sudah sesuai dengan Permendiknas No.27/2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor (SKAKK), dimana ketujuhbelas kompetensi inti yang disebut sebagai Kompetensi Pola 17 telah dilaksanakan guru BK di SMA Kristen 1 Salatiga dengan baik di sekolah bersama kepala sekolah yang mengontrol, melakukan pendampingan, penguatan dan mengawal guru BK dalam menjalankan kerja di sekolah.

Gambar

Tabel 4.1. KOMPETENSI KONSELOR GURU BK

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan koefisien korelasi setiap butir pernyataan terhadap skor totalnya, maka dapat disimpulkan bahwa semua butir pernyataan adalah valid untuk dijadikan alat

Dari hasil yang terlihat pada tabel 4.12 dapat disimpulkan besarnya pengaruh dari semua variabel jalur baik secara langsung, tidak langsung maupun pengaruh total hubungan

Hasil analisis deskriptif diketahui untuk nilai e-learning maturity guru matematika SMA Kota Yogyakarta dalam aspek process diperoleh skor terendah sebesar 6,

Dalam beberapa kasus, menjadi social entrepreneur dalam konteks ini mengabdi sebagai volunteer atau amil lembaga zakat belumlah menjadi pilihan utama sebagian

Era globalisasi merupakan sebuah era yang bergantung pada kemajuan teknologi akibat dari adanya perkembangan zaman (Pebriana et al., 2018). Perkembangan teknologi

bahwa dalam rangka memberikan kepastian kepada masyarakat yang bermaksud melaksanakan kegiatan penelitian atau praktek kerja lapangan di lingkungan Pemerintah Kota

Kegiatan anak lebih banyak melakukan percobaan ditambah kegiatan anak yang banyak tanya jawab.dalam RKH siklus II ini anak-anak akan melakukan percobaan / eksperimen “Bila

Menurut Keraf (2009: 132), eufemismus adalah semacam acuan berupa ungkapan yang tidak menyinggung perasaan orang lain, atau ungkapan yang halus untuk menggantikan