• Tidak ada hasil yang ditemukan

EDUTECH CONSULTANT BANDUNG Jurnal AKSARA PUBLIC Volume 3 Nomor 1 Edisi Februari 2019 ( )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EDUTECH CONSULTANT BANDUNG Jurnal AKSARA PUBLIC Volume 3 Nomor 1 Edisi Februari 2019 ( )"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

EDUTECH CONSULTANT BANDUNG Jurnal AKSARA PUBLIC Volume 3 Nomor 1 Edisi Februari 2019 (127-141)

127 PENGARUH CASH HOLDING, PROFITABILITAS, DAN LEVERAGE

TERHADAP PERATAAN LABA (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN SEKTOR PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PADA TAHUN 2013–2017)

--- Vionesy Stela Revinsia1, Sri Rahayu2, Tri Utami Lestari3

Prodi S1 Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Telkom (Naskah diterima: 1 Januari 2019, disetujui: 30 Januari 2019)

Abstract

This study was conducted to determine the effect simultaneously and partially variable cash holding, profitability, and leverage to income smoothing in mining companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2013-2017. The method in this research is quantitative research method with the type of this research is descriptive verification of causality. The hypothesis in this study was tested using descriptive statistical analysis and logistic regression analysis using SPSS 25.0 software. Sampling technique used in this study is a purposive sampling technique that obtained 6 research samples within a period of 5 years so that obtained 30 units of sample mining companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2013-2017.The results showed that cash holding, profitability, and leverage simultaneously have a significant affect on income smoothing. Partially, cash holding has a positive and significant effect on income smoothing, while profitability is proxied by return on assets (ROA) and leverage is proxied by a debt to asset ratio (DAR) does not have a significant effect on income smoothing.

Keywords: Income Smoothing, Cash Holding, Profitability, Leverage.

Abstrak

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh secara simultan dan parsial antara cash holding, profitabilitas, dan leverage terhadap perataan laba pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013–2017. Metode dalam penelitian ini merupakan metode penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif verifikatif bersifat kausalitas. Hipotesis dalam penelitian ini diuji menggunakan analisis statistik deskriptif dan analisis regresi logistik dengan menggunakan software SPSS 25.0. Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik purposive sampling yang menghasilkan 6 sampel perusahaan terpilih dalam kurun waktu 5 tahun sehingga diperoleh 30 unit sampel perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013-2017.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel cash holding, profitabilitas, dan leverage secara simultan berpengaruh signifikan terhadap perataan laba. Secara parsial, cash holding berpengaruh positif dan signifikan terhadap perataan laba, sedangkan profitabilitas yang diproksikan dengan return on assets (ROA) dan leverage yang diproksikan dengan debt to asset ratio (DAR) tidak berpengaruh signifikan terhadap perataan laba.

Kata Kunci: Perataan Laba, Cash Holding, Profitabilitas, Leverage. .

(2)

EDUTECH CONSULTANT BANDUNG Jurnal AKSARA PUBLIC Volume 3 Nomor 1 Edisi Februari 2019 (127-141)

128 I. PENDAHULUAN

roses pengambilan keputusan yang dilakukan pemegang saham dapat ditentukan oleh informasi yang didapat dari laporan keuangan yang disajikan oleh pihak manajemen. Laporan keuangan merupakan suatu informasi yang menggam-barkan kondisi keuangan suatu perusahaan, dan lebih jauh informasi tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran kinerja keuangan perusahaan tersebut (Fahmi, 2014:21).

Dalam laporan keuangan, terdapat paramater-parameter menjadi pengukur kinerja perusahaan. Salah satu parameter tersebut adalah laba. Menurut (Christiani dan Nugrahanti, 2014) informasi mengenai laba suatu perusahaan dapat menjadi sangat material karena laba perusahaan merupakan informasi yang penting bagi publik maupun investor dalam mengambil suatu keputusan.

Pentingnya informasi laba ini disadari oleh pihak manajemen sehingga manajemen mempunyai kecenderungan untuk melakukan perilaku yang tidak semestinya (disfunctional behaviour) pada laporan keuangan yang dipengaruhi oleh adanya asimetri informasi dalam konsep teori keagenan. Konflik keage-nan akan muncul apabila tiap-tiap pihak, baik principal maupun agent mempunyai

perbe-daan kepentingan dan ingin memperjuangkan kepentingan masing-masing (Mahardini dan Juwita, 2018). Apabila laba pada perusahaan terlihat berfluktuasi, maka investor mengang-gap bahwa perusahaan tersebut memiliki risiko yang tinggi, sehingga dapat menurun-kan motivasi untuk melakumenurun-kan investasi. Hal ini mendorong pihak manajemen melakukan praktik perataan laba sebagai salah satu alternatif yang dapat dilakukan jika laba pada perusahaan berfluktuasi. Perataan laba merupakan suatu pengurangan dengan sengaja atas fluktuasi laba yang dilaporkan agar berada pada tingkat yang dianggap normal bagi perusahaan (Hery, 2015:61). Tindakan perataan laba diuji dengan indeks Eckel (1981). Eckel menggunakan Coefficient Variation (CV) variabel penghasilan dan variabel penjualan bersih.

Perataan laba telah banyak menjadi topik penelitian sebelumnya. Terdapat bebe-rapa faktor yang mempengaruhi praktik perataan laba, dan salah satu faktor yang mempengaruhi di dalamnya antara lain adalah cash holding, profitabilitas, dan leverage. Penelitian ini menambah cash holding sebagai variabel yang jarang digunakan, sementara variabel profitabilitas dan leverage memang sudah banyak digunakan dalam beberapa

(3)

EDUTECH CONSULTANT BANDUNG Jurnal AKSARA PUBLIC Volume 3 Nomor 1 Edisi Februari 2019 (127-141)

129 penelitian oleh para peneliti sebelumnya akan

tetapi masih menunjukkan variasi hasil penelitian dan belum konsisten.

Menurut (Mambraku, 2014) cash holding didefinisikan sebagai kas yang dimiliki perusahaan, yang sifatnya jangka pendek. Pada penelitian ini cash holding diukur dengan cara membandingkan antara jumlah kas dan setara kas yang dimiliki perusahaan dengan jumlah aktiva perusahaan. Adanya kas di dalam perusahaan, membuat investor dapat menilai kinerja manajer dari kemampuannya dalam menjaga agar kenaikan kas yang ada di perusahaan tetap stabil. Salah satu tindakan yang dilakukan untuk menjaga agar kas tetap stabil dengan melakukan perataan laba. Talebnia dan Darvish (2012) dalam (Cendy, 2013) menyatakan bahwa cash holding berpengaruh pada perataan laba, semakin tinggi cash holding maka perataan laba yang dilakukan perusahaan juga akan semakin tinggi.

Rasio profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Semakin baik rasio profitabilitas maka semakin baik kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan (Hery, 2015:226). Rasio ini juga memberikan informasi tentang

bagaimana tingkat efektivitas manajemen yang berada pada suatu perusahaan. Informasi tentang tingkat efektivitas manajemen ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari aktivitas penjualan dan pendapatan investasi. Pada penelitian ini nilai profitabilitas dihitung dengan menggunakan rasio ROA (Return On Assets), rasio ini diukur dengan cara membandingkan antara laba bersih setelah pajak dengan total aset yang dimiliki oleh perusahaan. Penelitian ini menggunakan ROA sebagai alat ukur karena ROA dinilai dapat memberikan gambaran mengenai tingkat efisiensi perusahaan dalam memakai aktivanya untuk kegiatan operasi guna memperoleh laba. Semakin tinggi ROA, maka semakin besar juga tingkat keuntungan yang diperoleh perusahaan tersebut.

Leverage menunjukkan seberapa besar aset perusahaan telah dibiayai oleh penggunaan utang (Fahmi, 2014:127). Pada penelitian ini leverage diproksikan dengan Debt to Asset Ratio (DAR) dimana hal ini untuk menunjukkan seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Tingkat leverage yang rendah mengindikasikan bahwa perusahaan cende-rung memiliki risiko yang rendah, karena perbandingan nilai aset perusahaan lebih besar

(4)

EDUTECH CONSULTANT BANDUNG Jurnal AKSARA PUBLIC Volume 3 Nomor 1 Edisi Februari 2019 (127-141)

130 dibandingkan utang, sedangkan tingkat

leverage yang tinggi mengindikasikan bahwa semakin besar pendanaan aset perusahaan melalui utang, hal inilah yang menunjukkan risiko perusahaan yang tinggi karena dikhawatirkan perusahaan tidak mampu menutupi utangnya dengan aktiva yang dimilikinya. Perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi menjadikan kemungkinan perataan laba juga semakin besar, hal ini dilakukan untuk menghindari kerugian (Ulya, 2015).

II. KAJIAN TEORI 2.1 Perataan Laba (IS)

Perataan laba merupakan suatu tindakan yang disengaja dengan mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan agar berada pada tingkat yang dianggap normal bagi perusahaan dengan tujuan untuk mendapatkan pinjaman kreditor dan menarik investor dengan lebih mudah (Hery, 2015:61). Tindakan perataan laba diuji dengan indeks Eckel (1981). Eckel menggunakan Coefficient Variation (CV) variabel penghasilan dan variabel penjualan bersih. Untuk mengelompokkan perusahaan sebagai perata laba atau bukan perata laba digunakan indeks Eckel (1981) dengan rumus sebagai berikut:

Indeks Perataan Laba =

Keterangan:

ΔI = Perubahan laba bersih dalam satu periode ΔS = Perubahan penjualan dalam satu periode CV = koefisien variasi dari variabel, yaitu standar deviasi dibagi dengan rata-rata perubahan laba (I) atau penjualan (S)

Dimana CVΔI dan CVΔS dapat dihitung sebagai berikut:

Keterangan:

Δx = Perubahan penghasilan bersih atau laba (I) atau penjualan (S) antara tahun n-1 dan tahun n

= Rata-rata perubahan penghasilan bersih atau laba (I) atau penjualan (S) antara tahun n-1 dan tahun n

n = Banyaknya tahun yang diamati

2.2 Cash Holding (CH)

Cash holding adalah aset yang digunakan oleh manajer sebagai alat untuk menjalankan kegiatan usaha perusahaan yang bersifat sangat likuid (Putri dan Budiasih, 2018). Dalam penelitian ini, cash holding diukur dengan cara membandingkan antara jumlah kas dan setara kas yang dimiliki perusahaan dengan jumlah aktiva perusahaan. Manajer menggunakan cash holding untuk meminima-lisir pendanaan eksternal dan

(5)

EDUTECH CONSULTANT BANDUNG Jurnal AKSARA PUBLIC Volume 3 Nomor 1 Edisi Februari 2019 (127-141)

131 operasional perusahaan. Cash holding bersifat

likuid, jangka pendek dan mudah dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa mengalami perubahan nilai yang signifikan (Mambraku, 2014). Untuk menghitung cash holding digunakan rumus seperti yang digunakan oleh (Mohammadi, 2012) berikut ini:

Cash Holding = 2.3 Profitabilitas (ROA)

Dalam penelitian ini, profitabilitas dihitung dengan rasio Return On Asset (ROA). Menurut Hery (2015:228) return on asset menunjukkan seberapa besar kontribusi aset dalam menciptakan laba bersih. Dengan kata lain, ROA merefleksikan seberapa banyak perusahaan telah memperoleh hasil atas sumber daya keuangan yang ditanamkan pada perusahaan. Rasio ini dihitung dengan membagi laba bersih terhadap total aset. Semakin tinggi hasil pengembalian atas aset berarti semakin tinggi pula jumlah laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset. Rumus dalam menghitung ROA adalah:

2.4 Leverage (DAR)

Menurut (Fahmi, 2014:127) Rasio leverage digunakan untuk mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai dengan utang.

Pengukuran rasio leverage pada penelitian ini diukur dengan menggunakan rasio debt to assets ratio atau Debt Ratio. Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar utang berpengaruh terhadap pembiayaan aset. Semakin tinggi debt ratio maka semakin besar pula kemungkinan perusahaan untuk tidak dapat melunasi kewajibannya. Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio utang sebagai berikut: (Hery, 2015:195)

III. METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi logistik.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang dapat dicapai dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau cara-cara lain dari kuantifikasi. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif verifikatif. Penelitian deskriptif dilakukan untuk mengeksplorasi dan mengklarifikasi suatu fenomena, dengan cara mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan

(6)

EDUTECH CONSULTANT BANDUNG Jurnal AKSARA PUBLIC Volume 3 Nomor 1 Edisi Februari 2019 (127-141)

132 masalah dan unit yang diteliti. Penelitian

verifikatif adalah suatu metode penelitian yang bertujuan mengetahui hubungan kausalitas antara variabel melalui suatu pengujian melalui suatu perhitungan statistik didapat hasil pembuktian yang menunjukkan hipotesis ditolak atau diterima.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan data dan informasi laporan keuangan tahunan yang diperoleh melalui website Bursa Efek Indonesia.

(www.idx.co.id).

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di BEI tahun 2013-2017. Dalam penelitian ini digunakan teknik purposive sampling dengan kriteria yaitu perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI tahun 2013 - 2017, perusahaan pertambangan yang menggunakan mata uang rupiah, dan perusahaan pertambangan yang memiliki laba positif tahun 2013-2017. Sehingga didapatlah 30 total sampel penelitian.

IV. HASIL PENELITIAN 1. Pengujian Statistik Deskriptif

Pengujian statistik deskriptif dimaksud-kan untuk memberidimaksud-kan penjelasan secara deskriptif dari setiap variabel yang digunakan

dalam penelitian. Hasil dari pengujian statistik deskriptif memberikan gambaran secara individual dari setiap variabel yang ada dalam penelitian tanpa adanya keterkaitan antara variabel independen dan variabel dependen.

Tabel 1 Uji Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation IS 30 0 1 ,67 ,479 CH 30 ,00511 ,30192 ,1059955 ,09377617 ROA 30 ,00148 ,20681 ,0530692 ,05145257 DAR 30 ,29804 ,79506 ,4827443 ,14708665 Valid N (listwise) 30

Pada tabel 1, dapat dilihat bahwa nilai minimum perataan laba (IS) yaitu 0 dan nilai maksimum yaitu 1, dalam penelitian ini jumlah unit sampel yang memiliki nilai minimum adalah sebanyak 10 unit sampel. Sedangkan yang memiliki nilai maksimum adalah sebanyak 20 unit sampel. Nilai rata-rata dan standar deviasi dari variabel perata-rataan laba (IS) adalah 0,67 dan 0,479. Nilai rata-rata tersebut menunjukkan angka yang lebih besar dibandingkan dengan standar deviasi. Hal ini menunjukkan bahwa data yang diuji relatif homogen, sehingga mengindikasikan hasil yang cukup baik karena standar deviasi merupakan penyimpangan dari setiap item data terhadap nilai yang diharapkan Variabel cash holding (CH) memiliki nilai minimum sebesar 0,00511 dan nilai maksimum sebesar 0,30192, dimana nilai maksimum dimiliki

(7)

EDUTECH CONSULTANT BANDUNG Jurnal AKSARA PUBLIC Volume 3 Nomor 1 Edisi Februari 2019 (127-141)

133 oleh Elnusa Tbk. (ELSA) pada tahun 2013,

yang artinya jumlah kepemilikan kas yang ada di perusahaan ELSA adalah 30,19%. Sedang-kan nilai minimum dimiliki oleh Citatah Tbk. pada tahun 2017. Nilai rata-rata dan standar deviasi dari CH adalah 0,1059955 dan 0,09377617. Nilai rata-rata tersebut menun-jukkan angka yang lebih besar dibandingkan dengan standar deviasi. Hal ini menunjukkan bahwa data yang diuji relatif homogen.

Variabel profitabilitas (ROA) memiliki nilai minimum sebesar 0,00148 dan nilai maksimum sebesar 0,20681, dimana nilai maksimum dimiliki oleh Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk. (PTBA) pada tahun 2017, yang artinya kemampuan perusa-haan dalam menghasilkan laba atas aktiva yang dimilikinya sebesar 20,68%. Sedangkan nilai minimum dimiliki oleh Citatah Tbk. pada tahun 2013. Nilai rata-rata dan standar deviasi dari ROA adalah 0,0530692 dan 0,05145257. Nilai rata-rata tersebut menunjukkan angka yang lebih besar dibandingkan dengan standar deviasi. Hal ini menunjukkan bahwa data yang diuji relatif homogen.

Variabel leverage (DAR) memiliki nilai minimum sebesar 0,29804 dan nilai maksimum sebesar 0,79506, dimana nilai maksimum dimiliki oleh Radiant Utama

Interinsco Tbk. (RUIS) pada tahun 2013, yang artinya kemampuan perusahaan dalam melunasi seluruh kewajibannya menggunakan aktiva sebesar 79,51%. Sedangkan nilai minimum dimiliki oleh Ratu Prabu Energi Tbk. pada tahun 2017. Nilai rata-rata dan standar deviasi dari DAR adalah 0,4827443 dan 0,14708665. Nilai rata-rata tersebut menunjukkan angka yang lebih besar dibandingkan dengan standar deviasi. Hal ini menunjukkan bahwa variabel DAR tidak bervariasi penyebarannya atau berkelompok, artinya DAR pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2013-2017 memiliki besaran yang sama yaitu rata-rata sebesar 48,27%.

2. Analisis Regresi Logistik

a. Menilai Kelayakan Model Regresi

Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer and Lemeshow dengan memperhatikan nilai goodness of fit yang diukur dengan nilai Chi-Square. Dasar pengambilan keputusan adalah jika proba-bilitas (sig) lebih besar dari 0.05 maka H0

diterima dan berarti model dapat digunakan karena tidak ada perbedaan yang nyata antara klasifikasi yang diprediksi dengan klasifikasi yang diamati, sehingga model regresi logistik ini layak digunakan untuk analisis selanjutnya.

(8)

EDUTECH CONSULTANT BANDUNG Jurnal AKSARA PUBLIC Volume 3 Nomor 1 Edisi Februari 2019 (127-141)

134

Tabel 2 Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square Df Sig.

1 6,637 8 ,576

Sumber: output SPSS 25

Berdasarkan hasil pengujian tabel 2 diperoleh nilai chi-square sebesar 6,637 dengan tingkat signifikansi 0,576. Karena tingkat signifikansi lebih besar dari Sig > α (0,05), maka hipotesis nol diterima. Hal ini menunjukkan bahwa model fit dan dapat digunakan untuk analisis selanjutnya karena cocok dengan data observasinya.

b. Menilai Model Fit

Langkah berikutnya adalah menilai kelayakan model (overall model fit). Dalam pengujian ini nilai antara -2log likehood (-2LogL) awal (Block number = 0) dengan nilai -2log likehood akhir (Block number = 1) akan dibandingkan. Pengujian ini digunakan untuk menentukan jika variabel bebas ditambahkan kedalam model apakah secara signifikan dapat memperbaiki data.

Tabel 3 Overall Model Fit Overall model fit (-2LogL)

-2LogL Block Number = 0 38,191 -2LogL Block Number = 1 29,275 Sumber: data yang diolah 2018

Tabel 3 menunjukkan bahwa nilai -2LogL awal (--2LogL Block Number = 0), dimana model hanya memasukkan konstanta

menunjukkan nilai sebesar 38,191. Sedangkan nilai -2LogL pada langkah berikutnya (-2LogL Block Number = 1), dimana model dimasukkan konstanta dan variabel indepen-den menunjukkan nilai yang lebih kecil 29,275. Perbandingan dari kedua nilai tersebut dapat dilihat bahwa nilai -2LogL Block Number = 1 lebih kecil dibandingkan nilai -2LogL Block Number = 0 dengan penurunan sebesar 8,916 sehingga dapat disimpulkan bahwa model fit dengan data dan terbukti bahwa variabel cash holding, profitabilitas, dan leverage secara signifikan dapat memperbaiki model fit.

c. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar variabel indepen-den yang dimasukkan dalam model penelitian memiliki pengaruh terhadap variabel dependen.

Tabel 4 Koefisien Determinasi Ste

p

-2 Log likelihood

Cox & Snell R Square

Nagelkerke R Square

1 29,275a ,257 ,357

Sumber: output SPSS 25

Berdasarkan Tabel 4, diperoleh nilai Nagelkerke R Square sebesar 0,357. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan variabel independen yaitu cash holding, profitabilitas, dan leverage mempengaruhi variabel dependen sebesar 35,7%, sisanya sebesar

(9)

EDUTECH CONSULTANT BANDUNG Jurnal AKSARA PUBLIC Volume 3 Nomor 1 Edisi Februari 2019 (127-141)

135 64,3% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain

yang tidak terlibat dalam penelitian ini. d. Pengujian Simultan

Pengujian Omnibus Test of Model Coefficients dilakukan untuk menguji pengaruh secara simultan seluruh variabel independen yaitu cash holding, profitabilitas, dan leverage terhadap variabel dependen yaitu perataan laba. Pengujian hipotesis menggunakan model logit regresi dengan metode enter tingkat signifikan (α) 5%. Berikut hasil pengujian Omnibus Test of Model Coefficients:

Tabel 5 Omnibus Tests of Model Coefficients Chi-square df Sig.

Step 1 Step 8,916 3 ,030 Block 8,916 3 ,030 Model 8,916 3 ,030 Sumber: output SPSS 25

Dari hasil tabel 5 menunjukkan bahwa nilai Chi-Square yang diperoleh adalah sebesar 8,916 dengan degree of freedom = 3 dan tingkat signifikansi 0,030 (p-value < 0.05). Dengan demikian hipotesis penelitian H0,1 ditolak atau hipotesis Ha,1 diterima yang

berarti cash holding, profitabilitas, dan leverage secara simultan berpengaruh signifikan terhadap perataan laba.

e. Pengujian parsial

Pada penelitian ini, pengujian parsial menggunakan uji Wald dengan melihat tabel

variables in the equation. Pada tabel variables in the equation, terdapat kolom B untuk melihat koefisien regresi yang bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dengan membandingkan tingkat signifikansi sebesar 0,05 atau 5%. Jika nilai signifikansi > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak.

Artinya, tidak ada pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen dan sebaliknya.

Tabel 6 Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Step 1a CH 27,131 13,808 3,860 1 ,049 6,063E+11 ROA -44,405 25,581 3,013 1 ,083 ,000 DAR -5,751 3,448 2,781 1 ,095 ,003 Constant 3,294 2,012 2,681 1 ,102 26,961 Pada tabel 6 menunjukkan nilai sig. dari variabel cash holding (CH) sebesar 0,049, dimana nilai tersebut lebih kecil jika dibandingkan dengan tingkat signifikansi (α) = 5% dan koefisien regresi sebesar 27,131. Maka dapat disimpulkan bahwa H0,2 ditolak

dan Ha,2 diterima sehingga cash holding

secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap perataan laba.

Nilai sig. dari variabel profitabilitas (ROA) sebesar 0,083, dimana nilai tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan tingkat signifikansi (α) = 5%. Maka dapat disimpul-kan bahwa H0,3 diterima dan Ha,3 ditolak

(10)

EDUTECH CONSULTANT BANDUNG Jurnal AKSARA PUBLIC Volume 3 Nomor 1 Edisi Februari 2019 (127-141)

136 sehingga profitabilitas secara parsial tidak

berpengaruh signifikan terhadap perataan laba Nilai sig. dari variabel leverage (DAR) sebesar 0,095, dimana nilai tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan tingkat signifikansi (α) = 5%. Maka dapat disimpulkan bahwa H0,4 diterima dan Ha,4

ditolak sehingga leverage secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap perataan laba. Dari hasil pengujian tersebut maka diperoleh persamaan model regresi sebagai berikut:

Perataan Laba = 3,294 + 27,131CH ‒ 44,405ROA ‒ 5,751DAR + ɛ

Persamaan model regresi di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Nilai konstanta sebesar 3,294 menunjukkan bahwa jika variabel cash holding, profitabilitas dan leverage dianggap konstan, maka perataan laba pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2017 adalah sebesar 3,294 satuan. Hal ini menunjukkan bahwa jika tidak terdapat cash holding, profitabilitas dan leverage maka perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2017 tetap memperoleh perataan laba sebesar 3,294.

2. Koefisien regresi β1 sebesar 27,131

menyatakan bahwa jika variabel cash holding mengalami penambahan 1 satuan, maka akan terjadi kenaikan atas indeks perataan laba sebesar 27,131 satuan dengan asumsi variabel lain bernilai konstan.

3. Koefisien regresi β2 sebesar -44,405

menyatakan bahwa jika variabel profitabilitas mengalami penambahan 1 satuan, maka akan terjadi penurunan atas indeks perataan laba sebesar -44,405 satuan dengan asumsi variabel lain bernilai konstan.

4. Koefisien regresi β3 sebesar -5,751

menyatakan bahwa jika variabel leverage mengalami penambahan 1 satuan, maka akan terjadi penurunan atas indeks perataan laba sebesar -5,751 satuan dengan asumsi variabel lain bernilai konstan.

Pengaruh Cash Holding Terhadap Perataan Laba

Berdasarkan hasil pengujian secara parsial, nilai dari koefisien regresi cash holding sebesar 27,131 dengan nilai signifikansi cash holding adalah 0,049 < α=0,05, yang berarti bahwa cash holding berpengaruh positif dan signifikan terhadap

(11)

EDUTECH CONSULTANT BANDUNG Jurnal AKSARA PUBLIC Volume 3 Nomor 1 Edisi Februari 2019 (127-141)

137 perataan laba. Maka dari itu hipotesis

penelitian Ha,2 diterima atau hipotesis H0,2

ditolak, yaitu cash holding berpengaruh signifikan terhadap perataan laba atau semakin tinggi cash holding suatu perusahaan, maka semakin tinggi pula peluang perusahaan untuk melakukan tindakan perataan laba.

Hasil ini selaras dengan hipotesis yang telah dikemukakan bahwa tingkat cash holding yang tinggi memiliki dorongan yang lebih besar untuk perusahaan melakukan perataan laba. Berdasarkan teori yang telah dijelaskan, cash holding berhubungan signifikan dengan perataan laba. Dengan adanya kas di perusahaan, membuat investor menilai kinerja manajemen dengan melihat kemampuannya menjaga kas agar tetap stabil, salah satunya dengan cara perataan laba.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Dewi dan Latrini, 2016) dan (Sarwinda dan Afriyenti, 2015) yang menyatakan bahwa cash holding berpengaruh positif dan signifikan terhadap perataan laba. Dengan besarnya kas yang berada diperusahaan menjadi salah satu pemicu yang cukup besar bagi manajemen dalam meningkatkan kinerjanya di mata pemegang saham dan cash holding sangat mudah dikendalikan manajer sehingga mereka

cenderung untuk melakukan perataan laba. Talebnia dan Darvis (2012) dalam (Dewi dan Latrini, 2016) menyatakan bahwa semakin tinggi cash holding maka perataan laba yang dilakukan perusahaan juga akan semakin tinggi. Sifat cash holding yang sangat likuid membuat kas sangat mudah dicairkan dan mudah untuk dipindahtangankan sehingga membuat kas mudah disembunyikan atau digunakan untuk tindakan yang tidak semestinya salah satunya tindakan perataan laba.

Pengaruh Profitabilitas Terhadap Perataan Laba

Berdasarkan hasil pengujian secara parsial, nilai dari koefisien regresi profitabilitas sebesar -44,405 dengan nilai signifikansi profitabilitas adalah 0,083 > α= 0,05. Maka dari itu hipotesis penelitian Ha,3

ditolak atau hipotesis H0,3 diterima, yang

artinya profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap perataan laba atau semakin tinggi atau rendahnya profitabilitas suatu perusahaan tidak dapat mempengaruhi perusahaan untuk melakukan tindakan perataan laba.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Ginantra dan Putra, 2015) yang menyatakan bahwa tidak adanya

(12)

EDUTECH CONSULTANT BANDUNG Jurnal AKSARA PUBLIC Volume 3 Nomor 1 Edisi Februari 2019 (127-141)

138 hubungan yang signifikan antara profitabilitas

dan tindakan perataan laba yang dilakukan oleh perusahaan. Namun bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan (Fatmawati dan Djajanti, 2015) dan (Ramanuja dan Mertha, 2015) yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap perataan laba. Tidak berpengaruhnya profitabilitas terhadap perataan laba karena profitabilitas telah menunjukkan bagaimana kinerja manajemen perusahaan. Meskipun laba perusahaan cenderung berfluktuasi, dengan adanya informasi laba yang tergolong tinggi dapat menarik investor untuk menanamkan modalnya, sehingga manajemen tidak perlu untuk melakukan perataan laba (Khalis, 2017). Selain itu, menurut (Prayudi dan Daud, 2013) tidak berpengaruhnya variabel profitabilitas terhadap perataan laba dikarenakan profitabilitas telah menjadi sorotan publik khususnya investor dan kreditur, sehingga perusahaan kemungkinan berusaha untuk tidak melakukan tindakan yang membahayakan kredibilitas perusahaan. Pengaruh Leverage Terhadap Perataan Laba

Berdasarkan hasil pengujian secara parsial, nilai dari koefisien regresi leverage sebesar -5,751 dengan nilai signifikansi

leverage adalah 0,095 > α=0,05. Maka dari itu hipotesis penelitian Ha,3 ditolak atau hipotesis

H0,3 diterima, yang artinya leverage tidak

berpengaruh signifikan terhadap perataan laba atau semakin tinggi atau rendahnya leverage suatu perusahaan tidak dapat mempengaruhi perusahaan untuk melakukan tindakan perataan laba.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh (Oviani, 2014) yang tidak berhasil membuktikan variabel leverage berpengaruh signifikan terhadap praktik perataan laba. Namun tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Dewantari dan Badera, 2015) yang berhasil membuktikan bahwa leverage berpengaruh signifikan terhadap praktik perataan laba. Tidak berpengaruhnya leverage terhadap tindakan perataan laba karena dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2013-2017 memiliki tingkat leverage di bawah rata-rata yang artinya perusahaan tersebut memiliki utang yang rendah dan dana yang digunakan oleh perusahaan untuk kegiatan operasi sebagian besar bukan berasal dari utang, melainkan dari modal usaha. Rendahnya tingkat utang menandakan bahwa perusahaan dinilai mampu

(13)

EDUTECH CONSULTANT BANDUNG Jurnal AKSARA PUBLIC Volume 3 Nomor 1 Edisi Februari 2019 (127-141)

139 untuk melunasi utang dan beban bunga yang

dimiliknya dan mengindikasikan perusahaan tersebut memiliki risiko yang rendah, sehingga investor tidak perlu khawatir untuk berinvestasi di perusahaan tersebut dan manajemen tidak perlu untuk melakukan tindakan perataan laba. Menurut Herni dan Susanto (2008) dalam (Susilo, 2017) tidak berpengaruhnya leverage besar kemungkinan dikarenakan kebijakan hutang yang ketat sehingga perusahaan sulit untuk memperoleh kredit dan manajer cenderung untuk tidak melakukan perataan laba.

V. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil statistik deskriptif, diperoleh hasil sebagai berikut:

a. Cash holding selama tahun 2013-2017 memiliki nilai rata-rata dan standar deviasi sebesar 0,1059955 dan 0,09377617. Dimana nilai rata-rata tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan standar deviasi yang menunjuk-kan bahwa data yang diuji bersifat homogen, sehingga mengindikasikan hasil yang cukup baik karena standar deviasi merupakan penyimpangan dari setiap item data terhadap nilai yang diharapkan.

b. Profitabilitas yang diproksikan dengan nilai Return on Asset (ROA) selama tahun

2013-2017 memiliki nilai rata-rata dan standar deviasi sebesar 0,0530692 dan 0,05145257. Dimana nilai rata-rata tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan standar deviasi yang menunjuk-kan bahwa data yang diuji bersifat homogen, sehingga mengindikasikan hasil yang cukup baik karena standar deviasi merupakan penyimpangan dari setiap item data terhadap nilai yang diharapkan.

c. Leverage yang diproksikan dengan Debt to Asset Ratio (DAR) selama tahun 2013-2017 memiliki nilai rata-rata dan standar deviasi sebesar 0,4827443 dan 0,14708665. Dimana nilai rata-rata tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan standar deviasi yang menunjukkan bahwa data yang diuji bersifat homogen, sehingga mengindi-kasikan hasil yang cukup baik karena standar deviasi merupakan penyim-pangan dari setiap item data terhadap nilai yang diharapkan.

d. Perataan laba yang dihitung dengan menggunakan Indeks Eckel selama tahun 2013-2017 memiliki nilai rata-rata dan standar deviasi sebesar 0,67 dan 0,479. Dimana nilai rata-rata tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan standar deviasi yang menunjukkan bahwa data yang diuji

(14)

EDUTECH CONSULTANT BANDUNG Jurnal AKSARA PUBLIC Volume 3 Nomor 1 Edisi Februari 2019 (127-141)

140 bersifat homogen, sehingga

mengin-dikasikan hasil yang cukup baik karena standar deviasi merupakan penyimpangan dari setiap item data terhadap nilai yang diharapkan.

2. Berdasarkan hasil pengujian Omnibus test of Model Coefficients diketahui bahwa secara simultan variabel cash holding, profitabilitas, dan leverage berpengaruh signifikan terhadap perataan laba pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2017.

3. Berdasarkan hasil pengujian parsial:

a. Variabel cash holding berpengaruh positif dan signifikan terhadap perataan laba pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2017.

b. Variabel profitabilitas (ROA) tidak berpengaruh signifikan terhadap perataan laba pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2017.

c. Variabel leverage (DAR) tidak berpengaruh signifikan terhadap perataan laba pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2017.

DAFTAR PUSTAKA

Cendy, Y. P. 2013. Pengaruh Cash Holding, Profitabilitas dan Nilai Perusahaan terhadap Income Smoothing. Journal of Accounting, Vol.3 No.1. ISSN: 2337-3806, 1-12.

Fahmi, I. 2014. Analisis Laporan Keuangan. Bandung: Alfabeta.

Fatmawati, & Djajanti, A. (2015). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas dan Financial Leverage Terhadap Praktik Perataan Laba Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Vol. 2 No. 3, ISSN: 2337- 5965.

Ginantra, I. G., & Putra, I. W. 2015. Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Ukuran Perusa-haan, Kepemilikan Publik, Dividend Pa-yout Ratio dan Net Profit Margin Pada Perataan Laba. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, Vol.10 No.2. ISSN:2302-8556.

Hery. 2015. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: CAPS.

Khalis, K. 2017. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage dan Profitabilitas Terhadap Perataan Laba Pada Saham Perusahaan LQ45 Periode 2008-2011. Skripsi.

Mambraku, M. E. 2014. Pengaruh Cash Holding dan Struktur Kepemilikan Manajerial Terhadap Income Smoo-thing. Journal of Accounting, Vol.3 No.2. ISSN: 2337-3806, 1-9.

(15)

EDUTECH CONSULTANT BANDUNG Jurnal AKSARA PUBLIC Volume 3 Nomor 1 Edisi Februari 2019 (127-141)

141 Mohammadi, S. 2012. The Effect of Cash

Holding on Income Smoothing. Journal of Contemporary Research in Business, Vol.4 No.2, 523-532.

Oviani, Z. 2014. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Financial Leverage dan Kepemilikan Institusional Terhadap Perataan Laba Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2009-2013. Jom FEKON, Vol.1 No.2.

Prayudi, D., & Daud, R. 2013. Pengaruh Profitabilitas, Risiko Keuangan, Nilai Perusahaan dan Struktur Kepemilikan Terhadap Praktik Perataan Laba (Income Smoothing) Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2008-2011. Femasi, Vol.9 No.2.

Putri, P. D., & Budiasih, I. A. 2018. Pengaruh Financial Leverage, Cash Holding, dan ROA Pada Income Smoothing di Bursa Efek Indonesia. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, Vol.22 No.3. ISSN: 2302-8556.

Gambar

Tabel 1 Uji Statistik Deskriptif  N  Minimum  Maximum  Mean
Tabel 3 Overall Model Fit  Overall model fit (-2LogL)

Referensi

Dokumen terkait

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dan data yang digunakan adalah data sekunder berupa annual report, data laporan rugi laba perusahaan perbankan

Dalam penelitian ini, proses pengumpulan dan pengambilan data dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu melakukan wawancara dengan petugas yang

Sampel dalam penelitian ditentukan dengan menggunakan metode non probability sampling dengan teknik purposive sampling, kriteria yang digunakan adalah responden

Dalam pengambilan data, peneliti mengambil teknik sampling “simple random sampling”, sebanyak 20 orang peserta didik dari 36 peserta didik di kelas IX-B sebagai kelas

NeuroMuscular Taping (NMT) adalah aplikasi spesifik dari pita perekat elastis ke permukaan kulit dengan teknik stimulasi eksentrik menghasilkan dekompresi dan dilatasi

Dari pengambilan sampel pada ukuran sampel , dan dengan menggunakan Ranked Set Sampling konkomitan dan Simple Random Sampling didapatkan nilai

Pengambilan sampel dalam penelitian ini direncanakan menggunaka purposive sampling yaitu dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling yaitu dengan ketentuan (1) perusahaan melaku- kan Initial Public Offering (IPO) dan listing di