• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENYAKIT HATI DAN OBATNYA Oleh : Hidayat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENYAKIT HATI DAN OBATNYA Oleh : Hidayat"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENYAKIT HATI DAN OBATNYA Oleh : Hidayat

Penyakit hati dapat dikelompokan menjadi 7 macam, yaitu : 1. Marah 2. Hasud 3. Bakhil 4. Senang Kedudukan 5. Takabur 6. Ujub/Congkak 7. Riya/Pamer 1. Marah

Marah menurut Imam Al-Ghazali yaitu api neraka yang membakar hati manusia. Hal ini dapat dilihat pada mata seseorang yang sedang marah. Orang yang sedang marah, matanya kelihatan merah, sedang uratnya tertarik oleh syetan. Sebab syetan diciptakan Allah dari api.

Akibat Marah

Orang yang marah-marah itu dapat menimbulkan dua hal, ialah :

a. Menimbulkan tindak kekerasan dan pengrusakan pada barang-barang yang ada didekatnya, kemudian mengumpat dan mencaci maki.

b. Menimbulkan rasa dendam yang membara di dalam hati, rasa hasud, ingin berbuat jahat kepada orang yang dimarahi, memaki-maki, ingin membongkar rahasianya, senang apabila orang yang dimarahi dapat musibah, begitu pula merasa sangat tidak senang bila orang yang dimarahi mendapat nikmat Allah.

Menanggulangi Marah

Menanggulangi marah itu dapat ditempuh dengan cara melatih hati dan perasaan, bukan dengan cara mencegah secara total (mematikannya) dalam waktu yang relatif singkat. Sebab sifat marah itu diperlukan dalam keadaan tertentu seperti untuk mengadakan perlawanan terhadap orang-orang yang ingin merusak Islam, mencegah perbuatan maksiyat dan untuk melaksanakan tugas-tugas yang bertalian dengan kemaslahatan kaum muslimin. Dalam hal-hal seperti tersebut di atas, ini perlu didukung oleh sifat emosional yang tidak berlebihan sebagai motivator dalam pelaksanaan tugas-tugas tersebut.

Rasa marah menurut Imam Al-Ghazali bagaikan anjing pemburu. Apabila ia dilatih dengan baik, maka ia dapat dikendalikan oleh akal dan syara. Ia akan menyerang dan tenang kembali karena perintah akal dan syara.

Mengobati Marah

1. Dengan ilmu. Artinya orang harus tahu dan sadar bahwa sebenarnya tidak perlu dan tidak ada alasan untuk marah atas apa yang sedang terjadi atau menimpa pada dirinya.

Sebab marah itu hakekatnya tidak mau menerima/ingkar atas Sunnnatullah atau apa yang dikehendakinya, yang tidak sesuai dengan kemauan atau keinginannya dan ini merupakan suatu kebodohan yang amat sangat baginya.

2. Dengan amalan. Antara lain yaitu :

a. Membaca Ta’awwudz : A’uudzu Billaahi Minasysyaithaanirrajiim. artinya “Aku mohon perlindungan kepada Allah dari syetan yang terkutuk”. Sebab marah itu datangnya dari syetan.

b. Apabila marah dalam keadaan berdiri, maka segera duduklah, dengan begitu kemarahan segera mereda.

c. Apabila marah dalam keadaan duduk, maka segera berbaringlah, kemarahan pun akan segera mereda. d. Kalau dengan jalan seperti di atas masih juga belum reda, maka wudhu’ lah. Maka dengan berwudhu’

(2)

Menahan Marah

Orang yang mampu mengendalikan/menahan diri ketika sedang marah itu me-nandakan bahwa orang tersebut termasuk golongan orang-orang yang muttaqin (taqwa kepada Allah Ta’ala) dan ia akan memperoleh ampunan dari Allah atas dosa-dosanya yang telah dilakukan serta ia akan mendapat pahala dari sisi Allah.

2. Hasud

Hasud adalah rasa tidak senang pada nikmat yang diterima orang lain dan berharap supaya nikmat tersebut lenyap dari tangan orang lain yang menerimanya. Rasa hasud/tidak senang pada nikmat yang diterima orang lain apabila disertai harapan supaya nikmat itu lenyap dari tangan orang lain yang menerimanya maka disebut hasud. Sedang apabila tidak disertai harapan agar nikmat itu lenyap dari tangan orang yang menerimanya, tetapi ia sendiri ingin memperoleh nikmat seperti yang diterima orang lain itu disebut “Gibthoh”.

Sebab-sebab Timbulnya Hasud

a. Karena adanya permusuhan dan perseteruan antara dua orang sehingga apabila yang satu mendapat kenikmatan, yang lainnya timbul rasa hasudnya, yaitu tidak senang dalam hatinya dan ingin agar nikmat itu hilang dari tangannya.

b. Hasud di dalam kedudukan. Yaitu perasaan tidak senang apabila orang-orang yang sederajad dengan dia mendapat kedudukan yang lebih tinggi darinya, baik kedudukan berupa jabatan, status sosial ekonomi dan ilmu pengetahuan. Sebab dengan kedudukan tersebut ia takut tidak mampu hidup sejajar dengan orang yang dihasudi sebab ia merasa lebih rendah dibanding orang tersebut.

c. Sombong. Dengan kesombongan yang ia miliki ia mampu mengatasi orang-orang sekitarnya. Semua orang dilingkungannya tunduk kepadanya sehigga apabila salah seorang diantara lingkungannya mendapat kenikmatan, ia merasa tidak senang. Sebab dengan kenikmatan yang diperoleh yaitu akan menggoyahkan pengaruhnya sehingga merasa khawatir disaingi bahkan pengaruhnya menurun secara drastis.

d. Membanggakan dirinya, sementara orang lain dianggap tidak ada apa-apanya. Oleh karena itu apabila orang lain mendapat kenikmatan, ia merasa sangat tidak senang. Sebab dengan nikmat tersebut dikhawatirkan dapat mengurangi pengaruhnya.

e. Takut tidak tercapai maksudnya. Hal ini bisa terjadi dalam persaingan mem-peroleh sesuatu yang sebelumnya memang diperebutkan oleh dua orang atau lebih, atau dua kelompok atau golongan. Siapa yang mendapat apa yang dimaksudkan, maka yang lain merasa hasud.

f. Ingin mempunyai kedudukan yang paling tinggi di antara orang-orang yang ada di sekitarnya dengan cara menguasai ilmu pengetahuan yang tidak ada tandingannya. Apabila pada suatu ketika terdengar olehnya ada orang yang mempunyai pengetahuan yang sederajad dengannya tentu ia merasa tidak senang sehingga berharap orang itu lenyap/meninggal dunia.

g. Hati yang jahat. Orang yang berhati jahat tidak selalu ingin mendapat kehormatan apapun tetapi apabila ada orang lain mendapat kehormatan, ia merasa tidak senang/hasud. Ia tidak ingin mendapat kenikmatan apapun karena ia merasa puas dengan apa yang ada di tangannya, tetapi karena hati yang jahat, maka bila orang lain mendapat nikmat dari Allah, ia sangat merasa tidak senang dan ingin agar nikmat itu sirna secepatnya dari tangan orang yang memperolehnya.

Menanggulangi Hasud

Adapun penanggulangannya dengan pengetahuan yaitu hendaknya tahu bahwa hasud itu membuat melarat pada dirinya sendiri baik di dunia maupun di akhirat. Sedang bagi orang yang dihasudi tidak terpengaruh apapun atas hasud tersebut di dunia maupun di akhirat.

Hasud dapat merugikan diri di dalam agama karena hasud berarti membenci atau tidak suka pada apa yang telah diputuskan Allah, yaitu berupa nikmat yang dikaruniakan pada hambanya.

(3)

tersebut. Kita selalu merasa tidak enak dan hati kita tentunya tersiksa sendiri melihat nikmat yang dirasakan orang lain, sedangkan kalau hal ini dibiarkan terus-menerus maka tidak menutup kemungkinan timbulnya penyakit dalam hati kita.

3. Bakhil

Bakhil atau pelit adalah merupakan sifat yang sangat dicela Allah. Cara me-nanggulangi bakhil adalah : Dengan ilmu pengetahuan antara lain :

a. Hendaklah diketahui bahwa bakhil itu sangat merugikan diri sendiri baik di dunia maupun di akhirat. b. Hendaklah diketahui bahwa harta dunia tidak akan mengikuti pemiliknya ketika ia masuk ke dalam liang

kubur.

c. Hendaklah diketahui bahwa harta itu milik Allah yang dititipkan kepada hambanya agar dibelanjakan ke jalan Allah.

d. Hendaklah diketahui bahwa berfoya-foya dengan harta untuk memenuhi hawa nafsu itu kenikmatannya lebih besar kabar gembira yang diterima di akhirat nanti.

e. Memenuhi hawa nafsu itu adalah naluri hewan, sedangkan memenuhi syari’at itu adalah tabi’at orang berakal.

f. Bila seseorang menyimpan harta lebih dari keperluan selama hidupnya, maka berarti ia ingin mewariskan hartanya kepada anak cucunya. Hal ini merupakan kebodohan. Sebab apabila anak cucunya itu menjadi orang salih, maka Allah mencukupinya. Tetapi apabila anak cucunya menjadi orang tidak baik, maka harta itu akan menunjang perbuatan yang tidak baik dan berarti ia membantu berbuat jahat pada anak cucunya.

Dengan amal yaitu :

a. Membiasakan dirinya membelanjakan hartanya untuk kemaslahatan kaum muslimin secara rutin sehingga tidak ada kesempatan untuk keperluan yang lain selain jalan Allah yang lurus.

b. Harta selalu mengangkat nama baik pemiliknya di masyarakat sekitarnya sehingga banyak orang yang memiliki harta suka membelanjakan hartanya demi nama baiknya. Oleh karena itu menghindari hal-hal seperti ini sangat diperlukan untuk menanggulangi sifat bakhil.

c. Pencegahan terhadap hawa nafsu yang selalu ingin membelanjakan hartanya untuk hal-hal yang tidak perlu harus dilakukan terus-menerus agar tidak terbiasa menghamburkan harta yang mestinya tidak perlu dilakukan.

4. Senang Kedudukan

Senang kedudukan atau gila pangkat itu merupakan hal yang dilarang oleh Islam dan termasuk penyakit hati yang perlu diperangi. Pangkat atau kedudukan itu menjadikan seseorang terkenal di antara masyarakat lingkungannya. Tapi senang pada pangkat atau gila pada kedudukan itu merupakan hal yang dilarang dalam Islam dan merupakan penyakit hati. Larangan ini tentunya bagi mereka yang berusaha secara berlebihan atau tidak wajar dalam memperoleh kedudukan namun secara tidak disengaja mendapat kedudukan itu boleh-boleh saja.

Menanggulangi Gila Pangkat

a. Merasa puas atas kedudukan apapun yang telah dicapai tanpa mengejarnya dengan cara yang sangat berlebihan, seperti halnya harta yang diperlukan untuk menghidupi dirinya dan keluarganya.

b. Pangkat jangan diperoleh dengan cara memamerkan amal perbuatan baik kepada masyarakat dengan harapan mendapat kedudukan yang bagus.

c. Pangkat tidak dicari dengan jalan menipu orang lain. Apabila merasa apa yang diperoleh dari kedudukan sudah puas karena sebatas itulah kedudukan yang pantas sesuai dengan amal baktinya kepada masyarakat dan bangsa, maka selamatlah dari gila pangkat yang amat dilarang oleh Islam.

(4)

5. Takabur

Takabur atau sombong adalah sifat yang sangat dilarang oleh agama Islam, sebab sifat takabur itu adalah sifatnya syetan.

Penanggulangan Terhadap Penyakit Takabur

a. Orang harus menyadari bahwa dirinya diciptakan Allah dari air yang hina dan menjijikkan, kemudian akhirnya menjadi bangkai yang berbau busuk.

b. Hendaknya menyadari bahwa di dalam tubuhnya ada kotoran yang najis.

c. Hendaknya menyadari bahwa dirinya sering diserang penyakit, ia sering merasakan lapar, dahaga, ngantuk, mau ini mau itu, ingin tahu yang ini yang itu, tetapi keinginan itu semua belum tentu terpenuhi. Itulah lemahnya manusia dalam mengarungi hidupnya.

d. Menyadari pula bahwa setiap orang yang hidup di muka bumi pasti meninggal dunia.

e. Dengan adanya kelemahan tersebut di atas maka sebenarnya tidak patut bagi manusia bertakabur, sebab takabur itu hanya sifat Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Besar serta Maha Kuasa.

6. Ujub/Congkak

Ujub/congkak adalah penyakit hati yang dilarang oleh Islam. Adapun hakekat Ujub adalah membesar-besarkan nikmat yang diterima dari Allah, baik berupa kedudukan, harta atau ilmu pengetahuan, sehingga lupa kepada yang memberi nikmat (Allah Ta’ala). Apa yang ia miliki/peroleh semata-mata karena hasil jerih payahnya sendiri, seolah-olah tidak ada yang memberi kenikmatan padanya (lupa kepada Allah).

Penanggulangan Terhadap Penyakit Ujub/Congkak

Cara menanggulangi penyakit congkak, orang harus mengetahui benar-benar bahwa apa yang dimiliki seperti pangkat yang tinggi, harta yang banyak, keturunan bangsawan, keturunan orang berpangkat, wajah ganteng, cantik dan lain sebagainya adalah karunia Allah baginya semata-mata. Oleh sebab itu tidak boleh membanggakan dirinya karena semua itu karunia dari Allah. Bahkan seharusnya ia banyak bersyukur kepada Allah dikaruniai rizki yang banyak, pangkat yang tinggi, keturunan bangsawan dan lain-lain sehingga dengan demikian dapat menggunakan apa yang ada ditangannya untuk kebaikan dirinya sendiri dan orang lain.

7. Riya’/Pamer

Riya’/Pamer yaitu mencari popularitas dengan mengerjakan pekerjaan sedemikian rupa sehingga berkesan bahwa ia menjalankan pekerjaan secara sempurna sekali supaya ia memperoleh kedudukan paling tinggi di antara teman-temannya. Riya’ dilarang oleh Islam.

Contoh-contoh Riya’ a. Riya’ dalam hal tubuh

- Memperlihatkan kelemahan tubuhnya agar dikira tidak tidur sebab men-jalankan Qiyamullail/Shalat malam.

- Memperlihatkan kesedihan agar dikira memperhatikan urusan agama. - Rambutnya dibikin kusut agar dikira terlalu tenggelam dalam urusan agama. - Bibirnya nampak kering biar dikira terlalu banyak berpuasa dan lain-lain. b. Riya’ dalam tingkah laku

- Mengangguk-angguk kepala ketika berjalan.

- Gerakan-gerakannya terlalu pelan-pelan dan sangat kalem. - Membiarkan bekas sujud di wajahnya.

- Memejamkan matanya supaya dikira sedang bertatap muka dengan Allah Ta’ala. c. Riya’ dalam hal pakaian

(5)

- Memakai pakaian orang-orang sufi, pakaian kasar dan merendahkan bagian betisnya agar dikira orang sufi beneran.

d. Riya’ dalam hal ucapan

- Memperindah suaranya agar kelihatan berwibawa.

- Menggerak-gerakkan bibirnya dengan zikir di muka umum supaya kelihatan sebagai orang ahli zikir kepada Allah Ta’ala.

- Sering mengucapkan kata-kata hikmah supaya kelihatan seperti ahli hikmah. - Memperlihatkan rasa marah ketika ada suatu kemunkaran.

e. Riya’ dalam hal amal

- Memperlama shalat, terutama ketika ruku’ dan sujud lama sekali agar lebih berwibawa. - Menghentak-hentakkan kepala ketika zikir dan sedikit melirik agar ke-lihatan lebih mantap. Penanggulangan Terhadap Penyakit Riya’

Asal mula tumbuhnya penyakit riya’ itu adalah mencintai kedudukan atau pangkat, sebab dalam pangkat itu ada tiga hal yang dapat diraih yaitu :

- Dipuji dan disanjung-sanjung orang. - Terhindar dari sakitnya dicemooh orang.

- Dapat memperoleh apa yang ada di tangan orang.

a. Ketiga hal inilah pertama-tama penyebab tumbuhnya riya’. Oleh karena itu apabila ingin memberantas riya’ hendaklah berfikir, bahwa nikmat yang diperoleh akibat riya’ itu tidaklah seberapa dibandingkan dengan siksa yang akan ditimpakan kepadanya.

b. Sebenarnya cemoohan orang itu tidak akan berpengaruh apa-apa pada diri kita dalam hal rizki ataupun kedudukan. Kedudukan tidaklah selamanya kita kuasai. Sebab apabila telah habis waktunya maka selesailah segalanya.

c. Apa yang kita harapkan dari tangan orang lain belum tentu bermanfaat atau berfaedah bagi kita, oleh karena itu kita tidak perlu mengharapkan dari orang lain sesuatu yang belum tentu bermanfaat.

(6)

PENYAKIT HATI

DAN OBATNYA

iii iii iii iii iii iii iii iii iii iii iii

OLEH : HIDAYAT

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah (1) Mengetahui kelayakan finansial usaha biogas, (2) mengetahui besarnya BEP usaha pembuatan biogas, (3) mengetahui persepsi masyarakat

Berdasarkan hasil analisis tanah, karakteristik morfologi dan fisika profil tanah serta karakteristik kimia tanah di lokasi penelitian (Profil Gle Gapui), maka dapat

Hal ini terkait dengan guru SD yang mendapat kesulitan baik dalam memiliki keterampilan menyelesaikan soal maupun memberi fasilitas belajar supaya siswa mampu

Secara keseluruhan sistem pakar harus memiliki maintenance yang baik agar dapat digunakan terus menerus sehingga sistem pakar ini dapat digunakan secara optimal

Produk akhir yang dihasilkan dalam pengembangan ini adalah Bahan Ajar Multimedia Interaktif (BAMI) yang dapat digunakan di sekolah dasar kelas V.. Produk akhir

• Menetapkan budaya/kondisi baru yang terjadi akibat perubahan perangkat lunak menjadi kondisi permanen, Penyusunan SOP sesuai dengan program kerja yang direncanakan dan