• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Perlunya perawatan ikan hias

Pada saat ini memelihara ikan hias menjadi salah satu hobi baik dari kalangan anak muda sampai dengan orang tua, seperti yang kita lihat di beberapa tempat yang ada di Jakarta, khususnya tempat menjual ikan hias maupun berbagai peralatan untuk merawat ikan hias semakin ramai dikunjungi oleh para penggemar/pecinta ikan hias, dengan adanya pertimbangan tersebut maka banyak sekali diadakan berbagai perlombaan dan juga pameran ikan hias yang melibatkan orang-orang baik dari dalam maupun luar Jakarta. Perlombaan yang diadakan biasanya meliputi beberapa kategori yang harus dipenuhi dari jenis ikan hias yang akan diperlombakan seperti keindahan warna ikan, besar dari ikan, jenis dari ikan, dan juga memperkenalkan perkembangan teknologi peralatan merawat ikan hias yang semakin canggih.

Dalam memelihara ikan hias bukan merupakan hal yang mudah dilakukan karena untuk membuat ikan hias menjadi lebih indah dan sehat maka masalah perawatan harus diperhatikan dengan baik. Perawatan yang baik perlu memperhatikan kejernihan air, pemberian makan yang teratur setiap hari, dan sebagainya. Semua itu juga harus membutuhkan waktu luang dari pemelihara ikan hias untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

Untuk memberikan kemudahan bagi para pemelihara ikan hias dalam melakukan berbagai perawatan tersebut. Maka sangat membantu bila ada alat

(2)

yang bisa menggantikan tugas daripada pemelihara ikan hias itu. Namun pada saat ini yang ada dipasar masih merupakan alat yang masih membutuhkan campur tangan pemelihara yang besar. Seperti contohnya, yang ada dipasaran pemberi makan ikan hias yang masih elektronik, pengatur suhu, dan sebagainya. Jika alat tersebut di jalankan dengan teknologi komputer dengan melakukan apa yang dikehendaki oleh pemelihara ikan hias seperti memberi makan pada waktu yang telah di setting dan dilakukan setiap hari kecuali ada pertukaran waktu yang di inginkan pemelihara, hal ini pastinya sangat membantu pemelihara ikan hias dilihat dari segi kecanggihan dan kepraktisan yang ditawarkan oleh sistem pemelihara ikan hias ini. Dikarenakan oleh peluang yang menjanjikan maka dilakukan penelitian, dimana pada penelitian ini yang mana akan dilihat dari beberapa aspek seperti minat dari masyarakat akan sistem yang di tawarkan, harga dari sistem, persaingan dari produk-produk yang lain, kelebihan dari sistem, dan fitur-fitur dari sistem yang menarik. Selain itu yang menjadi pertimbangan kalau sistem ini akan diterima baik oleh masyarakat karena banyak sekali pemelihara ikan hias yang menginginkan cara yang praktis dalam memelihara ikan hias, hal ini disebabkan beberapa faktor seperti tidak adanya waktu luang, lupa untuk memberi makan ikan hias dan sebagainya.

2.2 Sistem pemeliharaan ikan hias pada akuarium

Sistem adalah kombinasi dari beberapa komponen yang bekerja bersama-sama dan melakukan suatu sasaran tertentu. Sistem tidak dibatasi hanya untuk sistem fisik saja. Konsep sistem dapat digunakan pada gejala yang abstrak dan

(3)

dinamis seperti yang dijumpai dalam ekonomi. Oleh karena itu, istilah sistem harus diinterpretasikan untuk menyatakan sistem fisik, biologi, ekonomi, dan sebagainya. Sistem pengontrolan proses (process control system) adalah sistem regular automatik dengan keluaran berupa besaran seperti temperatur, tekanan, aliran, tinggi muka cairan atau PH. Sebagai contoh yaitu pengontrolan temperatur tungku pemanas dengan temperatur tungku dikontrol sesuai instruksi yang telah diprogram terlebih dahulu seringkali digunakan pada sistem pengontrolan proses. Program harus disetel terlebih dahulu, dapat berupa instruksi untuk menaikkan temperatur sampai harga tertentu. Pada pengontrolan dengan program seperti itu, titik setel diubah sesuai dengan jadwal waktu yang telah ditentukan. Kontroler berfungsi untuk menjaga instruksi program sesuai dengan yang ditentukan. (Katsuhiko Ogata, 1996, p4)

Sistem pemeliharaan ikan hias adalah suatu gabungan atau kesatuan dari berbagai proses yaitu pemberian makanan secara rutin, penerangan lampu (aquarium violet fluoresscent), dan pemberian suhu. Ketiga hal tersebut bisa dilakukan dalam suatu sistem sehingga meminimalkan campur tangan para pemelihara ikan hias. Sistem pemeliharaan ikan hias ini menggunakan akuarium. Keuntungan menggunakan akuarium dibandingkan dengan wadah lainnya adalah selain lebih mudah melakukan pengamatan, akuarium juga mampu mensimulasikan habitat ke lingkungan sebenarnya dengan menggunakan beberapa peralatan tambahan. Ini berarti ikan atau organisme yang membutuhkan iklim tertentu dapat hidup dimana saja karena akuarium dapat disesuaikan seperti kondisi habitat aslinya.

(4)

Secara umum, kebutuhan cahaya dalam akuarium dapat memakai patokan 4 watt per 10 liter air. Kebutuhan cahaya dalam akuarium berkisar 8 sampai 12 jam. Kurang dari kisaran ini tanaman tidak dapat tumbuh dengan baik, sedangkan kelebihan durasi penyinaran akan meransang pertumbuhan lumut. Untuk itu perlu diatur penyinarannya agar memenuhi kriteria tersebut.

Sebagai contoh :

Diskus termasuk ikan bertubuh cantik yang tidak suka usil maupun diusilin. Ciri khas diskus ialah bentuk tubuhnya yang pipih bundar mirip ikan bawal. Warna dasar tubuhnya coklat kemerahan. Garis-garisnya berombak beraneka rupa tak teratur mulai dari dahi sampai perut. Air untuk pemeliharaan dan pemijahan harus jernih dengan suhu antara 28-300C, dengan pH 5-6. Secara garis besarnya pertumbuhan diskus selama masa pembesaran di akuarium adalah seperti pada tabel berikut. (Heru Susanto, 1987, P83)

Umur 14 hari 1,5 bulan 3 bulan 6 bulan

Ukuran Sedaun kelor Koin uang Rp.25,- Panjangnya 7 cm - Makanan Lendir induk,

kutu air halus

Kutu air, jentik nyamuk, cacing

Jentik nyamuk, cacing sutra

Jentik nyamuk, cacing

Tabel 2.1 Pertumbuhan ikan diskus pada akuarium

2.3 Berpikir ilmiah menentukan langkah-langkah yang akan dijalankan dalam proses bisnis

Model bisnis merupakan suatu perencanaan yang di buat untuk keperluan pemasaran dimana harus di buat terlebih dahulu berbagai aspek-aspek yang

(5)

mendukung membuat suatu bisnis, antara lain: adanya produk yang ingin dipasarkan baik itu produk yang telah ada atau sejenis dipasaran maupun produk yang belum ada dipasaran, harus ditentukan juga harga modal serta harga jual dari produk yang ingin dipasarkan untuk distributor, adanya survei mengenai tempat yang cocok untuk tempat pendistribusian produk dan yang terakhir adalah bagaimana cara promosi yang tepat agar produk yang ingin dipasarkan dapat laku dipasaran.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam membuat membuat model bisnis ini yaitu pertama-pertama harus menentukan terlebih dahulu produk apa yang ingin dibuat model bisnis nya atau yang ingin dipasarkan, kemudian dilakukan survei mengenai kebutuhan dari konsumen serta mencari informasi mengenai produk sejenis yang banyak diminati oleh konsumen, setelah itu dilakukan penelitian mengenai tingkat ketertarikan baik dari segi keunggulan dari fitur produk maupun tingkat ketertarikan dari harga jual produk yang bersangkutan, selanjutnya harus ditentukan harga jual dari produk yang bisa memberi nilai jual yang sesuai dengan minat dari para calon konsumen, kemudian menentukan tempat-tempat yang cocok untuk pendistribusian produk dan yang terakhir adalah membuat perencanaan promosi yang tepat agar produk yang akan dipasarkan bisa diketahui oleh para calon konsumen.

Menurut Sudjana (Husein Umar, 2001, p11), berpikir ilmiah untuk menghasilkan metode ilmiah harus menempuh langkah-langkah sebagai berikut:

(6)

Merumuskan masalah, yakni mengajukan pertanyaan atau pertanyaan-pertanyaan untuk dicarikan jawabannya. Pertanyaan itu bersifat problematis, yaitu mengandung banyak kemungkinan jawaban.

a. Mengajukan hipotesis, yakni jawaban sementara atau dugaan jawaban dari pertanyaan yang telah diajukan diatas.

b. Melakukan verifikasi data, yakni melakukan pengumpulan data secara empiris, lalu mengolah dan menganalisinya untuk menguji benar atau tidak hipotesis itu.

c. Menarik kesimpulan, yaitu menentukan jawaban-jawaban definitif dari setiap masalah yang diajukan atas dasar pembuktian atau pengujian secara empiris untuk setiap hipotesis.

2.4 Pemasaran berperan penting dalam memperkenalkan dan penempatan produk pada masyarakat

Menurut Kotler (1997), Pemasaran adalah : “Suatu proses sosial dan manajerial yang mana di dalamnya terdapat individu dan kelompok untuk mendapatkan apa saja yang mereka inginkan dan butuhkan dengan cara menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.”

Sedangkan menurut Sumarni dan Soeprihanto (1995), Pemasaran adalah : “Suatu sistem keseluruhan dari kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang

(7)

dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.”

Walaupun pengertian pemasaran itu berbeda-beda menurut para ahli, tetapi dari kesemuanya dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa pemasaran itu berintikan seluruh kegiatan organisasi perusahaan yang diarahkan sedemikian rupa untuk dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen atau pelanggan.

Pengembangan pemasaran dalam hal ini lebih diarahkan untuk dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Oleh beberapa ahli, konsumen atau pelanggan disebut pasar atau pasar sasaran bagi perusahaan.

Untuk meningkatkan jumlah konsumen atau pelanggan, perusahaan harus memberikan produk serta jasa atau pelayanan yang memuaskan. Pasar adalah orang-orang yang mempunyai keinginan untuk puas, mempunyai uang untuk berbelanja, dan mempunyai kemauan untuk membelanjakannya.

Oleh karena itu perlu adanya suatu upaya yang harus ditempuh organisasi atau perusahaan untuk mempengaruhi konsumen atau pelanggan di dalam membeli suatu produk yang ditawarkan dengan melihat dari kombinasi 4 faktor, yaitu:

1. Menawarkan sesuatu yang bernilai atau produk bagi konsumen baik itu berupa barang ataupun jasa.

2. Menetapkan harga produk yang wajar, artinya penjual dan pembeli dapat saling memperoleh manfaat dari produk tersebut.

(8)

3. Berusaha untuk mengkomunikasikan atau melakukan promosi atas manfaat produk yang dihasilkan kepada target pasar yang akan dilayani.

4. Merancang model distribusi yang mampu menjamin ketersediaan produk di berbagai tempat dan situasi.

Kepuasan pelanggan tergantung pada anggapan kinerja produk dalam menyerahkan nilai relatif terhadap harapan pembeli. Bila prestasi sesuai dengan harapan, maka pembeli merasa amat gembira. Pelanggan yang merasa puas akan membeli ulang dan mereka memberitahukan kepada orang lain mengenai pengalaman baik dengan produk tersebut kuncinya atau memenuhi harapan para pelanggan dengan prestasi perusahaan.

(http://library.gunadarma.ac.id/files/disk1/3/jbptgunadarma-gdl-s2-2004-ekasariokt-124-babii.pdf)

2.4.1 Konsep pemasaran mencakup berbagai wawasan penting dalam proses bisnis

Dari konsep inti pemasaran maka, ada lima konsep pemasaran yang mendasari cara organisasi melakukan kegiatan pemasarannya.

A. Konsep Pemasaran Berwawasan Produksi

Konsep ini adalah salah satu konsep tertua, yaitu akan memilih produk yang mudah didapat dan murah harganya. Dalam hal ini memusatkan perhatiannya untuk mencapai efisiensi produksi yang tinggi serta cakupan distribusi yang luas. Konsep ini dapat dijalankan apabila permintaan produk

(9)

melebihi penawarannya dan dimana biaya produk tersebut sangat tinggi. Kelemahan konsep pemasaran ini adalah pelayanan tidak ramah dan buruk.

B. Konsep Pemasaran Berwawasan Produk

Konsep ini berpendapat bahwa pelanggan akan memilih produk yang menawarkan mutu, kinerja terbaik dan inovatif dalam hal ini memuaskan perhatian untuk membuat produk yang lebih baik dan terus menyempurnakannya. Industri yang berwawasan ini cenderung tidak memperhatikan keinginan dan kebutuhan dari pelanggan, sehingga divisi pemasaran akan mengalami kesulitan dalam pemasaran.

C. Konsep Pemasaran Berwawasan Menjual

Konsep ini berpendapat bahwa kalau pelanggan dibiarkan saja, pelanggan tidak akan membeli produk industri dalam jumlah cukup sehingga harus melakukan usaha penjualan dan promosi yang agresif. Konsep ini beranggapan bahwa pelanggan tidak mau membeli dan harus didorong supaya membeli. Konsep ini sering digunakan pada “ Produk yang tidak dicari” atau tidak terpikir untuk dibeli serta pada industri yang mengalami kelebihan kapasitas produksi.

D. Konsep Pemasaran Berwawasan Pemasaran

Konsep ini berpendapat bahwa kunci untuk mencapai tujuan industri terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta memberikan

(10)

kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif dan efisien daripada saingannya. Konsep berwawasan pemasaran bersandar pada empat pilar utama, yaitu:

(1) pasar sasaran

(2) kebutuhan pelanggan

(3) pemasaran yang terkoordinir serta (4) keuntungan.

Konsep ini telah dinyatakan dalam banyak cara : - Memenuhi kebutuhan dengan menguntungkan - Temukan keinginan dan penuhilah

- Cintailah pelanggan bukan produknya - Dapatkanlah sesuai kesukaan anda

- Berusaha sekuat tenaga memberikan nilai, mutu dan kepuasan tertinggi bagi uang pelanggan.

E. Konsep Pemasaran Berwawasan Bermasyarakat

Konsep ini beranggapan bahwa tugas industri adalah menentukan kebutuhan, keinginan serta kepentingan pasar sasaran dan memenuhi dengan lebih efektif serta lebih efisien daripada saingannya dengan cara mempertahankan atau meningkatkan kesejahteraan pelanggan dan masyarakat. Konsep pemasaran bermasyarakat meminta pemasar untuk menyeimbangkan tiga faktor dalam menentukan kebijaksanaan pemasaran, yaitu:

(1) keuntungan industri jangka pendek, (2) kepuasan pelanggan jangka panjang dan

(11)

(3) kepentingan umum dalam pengambilan keputusan. (http://rudyct.250x.com/sem1_012/trioso_p.htm)

2.5 Teknik-teknik pengumpulan data

Adapun cara yang digunakan untuk mengukur kepuasan pelanggan yaitu pengumpulan data. Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai pengaturan, sumber dan cara. Bila dilihat dari pengaturannya, data dapat dikumpulkan pada pengaturan ilmiah, pada laboratorium dengan metode experiment, dirumah dengan berbagai responden, pada suatu seminar, diskusi, dijalan dan sebagainya. Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya melalui orang lain atau dokumen. Selanjutnya bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka dalam riset bisnis terdapat beberapa teknik pengumpulan data primer yaitu wawancara, angket, focus group discussion, observasi, dan tes.

a. Wawancara

Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data. Pelaksanaannya dapat dilakukan secara langsung berhadapan muka dengan orang yang diwawancarai. Dan dikatakan tidak langsung apabila daftar pertanyaan yang diberikan dapat dijawab pada kesempatan lain.

(12)

b. Angket

Angket adalah suatu cara pengumpulan data dengan menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden, dengan harapan mereka akan memberikan respons terhadap daftar pertanyaan tersebut.

c. Focus group discussion

Teknik ini dijalankan dengan cara beberapa orang melakukan diskusi secara fokus dan mendalam mengenai suatu obyek tertentu. Data hasil diskusi dikumpulkan lalu dipakai untuk proses berikutnya.

d. Observasi

Teknik menuntut adanya pengamatan dari si periset terhadap obyek risetnya, misalnya dalam melakukan eksperimen.Instrumen yang dilakukan dapat berupa lembar pengamatan, panduan pengamatan, dan lainnya.

e. Tes

Untuk mengumpulkan data yang sifatnya mengevaluasi hasil proses atau dengan mendapatkan kondisi awal sebelum proses, teknik ini dapat dipakai. Instrumennya dapat berupa, misalnya, soal-soal ujian atau soal tes.

2.6 Metode Likert

Skala Likert merupakan metode yang mengukur sikap dengan menyatakan setuju atau ke-tidaksetujuan-nya terhadap subyek, obyek atau kejadian tertentu. Metode pengukuran yang paling sering digunakan ini dikembangkan oleh rensis Likert sehingga dikenal dengan nama Skala Likert. Nama lain dari skala ini adalah summated ratings method. Skala likert umumnya

(13)

menggunakan lima angka penilaian, yaitu: (1) sangat setuju, (2) setuju , (3) tidak pasti atau netral, (4) tidak setuju, (5) sangat tidak setuju. Urutan setuju atau tidak setuju dapat juga dibalik mulai dari sangat tidak setuju sampai dengan sangat setuju. Alternatif angka penilaian dalam skala ini dapat bervariasi dari angka 3 sampai dengan 9.

2.7 Strategi pemasaran

Strategi pemasaran menurut Kotler (2000), merupakan logika pemasaran yang diharapkan untuk mencapai sasaran-sasaran pemasarannya. strategi pemasaran terdiri dari pengambilan keputusan tentang biaya pemasaran dari perusahaan, bauran pemasaran, alokasi pemasaran, dengan mempertimbangkan keadaan lingkungan yang diharapkan dan kondisi persaingan yang dihadapi.

Strategi pemasaran yang baik bagi suatu perusahaan haruslah mempertimbangkan hal-hal:

1. Ukuran persaingan suatu perusahaan dan posisinya di dalam suatu pasar. 2. Sumber daya potensial yang dimiliki, tujuan dan kebijakan yang dijalankan

oleh perusahaan.

3. Strategi yang diterapkan oleh pesaing.

4. Perilaku pembelian dalam pasar yang menjadi sasaran. 5. Tahapan dari daur usia produk.

6. Kondisi perekonomian saat itu serta mempertimbangkan kemungkinan terjadi fluktuasi ekonomi di masa yang akan datang.

(14)

2.7.1 Strategi bauran pemasaran

Salah satu unsur dalam strategi pemasaran terpadu adalah Bauran Pemasaran, yang merupakan strategi yang dijalankan perusahaan, yang berkaitan dengan penentuan bagaimana perusahaan menyajikan penawaran produk pada satu segmen pasar tertentu, yang merupakan sasaran pasarannya. Marketing mix merupakan kombinasi variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran, variabel mana dapat dikendalikan oleh perusahaan untuk mempengaruhi tanggapan konsumen dalam pasar sasarannya. Variabel atau kegiatan tersebut perlu dikombinasikan dan dikoordinasikan oleh perusahaan seefektif mungkin, dalam melakukan kegiatan pemasarannya. Dengan demikian perusahaan tidak hanya sekedar memiliki kombinasi kegiatan yang terbaik saja, akan tetapi dapat mengkoordinasikan berbagai variabel marketing mix tersebut, untuk melaksanakan program pemasaran secara efektif. Menurut William J.Stanton, pengertian marketing mix secara umum adalah sebagai berikut: marketing mix adalah istilah yang dipakai untuk menjelaskan kombinasi empat besar pembentuk inti sistem pemasaran sebuah organisasi. Keempat unsur tersebut adalah penawaran produk / jasa, struktur harga, kegiatan promosi, dan sistem distribusi.

Keempat unsur atau variabel bauran pemasaran ( Marketing mix ) tersebut atau yang disebut four p's adalah sebagai berikut:

1. Strategi Produk 2. Strategi Harga

(15)

4. Strategi Promosi

Marketing mix yang dijalankan harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi perusahaan. Disamping itu, marketing mix merupakan perpaduan dari faktor-faktor yang dapat dikendalikan perusahaan untuk mempermudah buying decision, maka variabel-variabel marketing mix diatas tadi dapat dijelaskan sedikit lebih mendalam sebagai berikut:

1. Produk ( Product )

Kebijaksanaan mengenai produk atau jasa meliputi jumlah barang / jasa yang akan ditawarkan perusahaan, pelayanan khusus yang ditawarkan perusahaan guna mendukung penjualan barang dan jasa, dan bentuk barang ataupun jasa yang ditawarkan. Produk merupakan elemen yang paling penting, sebab dengan inilah perusahaan berusaha untuk memenuhi " kebutuhan dan keinginan " dari konsumen, namun keputusan itu tidak berdiri sebab produk / jasa sangat erat hubungannya dengan target market yang dipilih. Sedangkan sifat dari produk / jasa tersebut adalah sebagai berikut:

• Tidak berwujud

Jasa mempunyai sifat tidak berwujud, karena tidak bisa dilihat, dirasa, diraba, didengar atau dicium, sebelum ada transaksi pembelian.

• Tidak dapat dipisahkan

Suatu produk jasa tidak dapat dipisahkan dari sumbernya, apakah sumber itu merupakan orang atau benda. Misalnya jasa yang diberikan oleh sebuah hotel tidak akan bisa terlepas dari bangunan hotel tersebut.

(16)

• Berubah-ubah

Bidang jasa sesungguhnya sangat mudah berubah-ubah, sebab jasa ini sangat tergantung kepada siapa yang menyajikan, kapan disajikan dan dimana disajikan. Misalnya jasa yang diberikan oleh sebuah hotel berbintang satu akan berbeda dengan jasa yang diberikan oleh hotel berbintang tiga.

• Daya tahan

Jasa tidak dapat disimpan. Seorang pelanggan yang telah memesan sebuah kamar hotel akan dikenakan biaya sewa, walaupun pelanggan tersebut tidak menempati kamar yang ia sewa.

2. Harga ( Price )

Setiap perusahaan selalu mengejar keuntungan guna kesinambungan produksi. Keuntungan yang diperoleh ditentukan pada penetapan harga yang ditawarkan. Harga suatu produk atau jasa ditentukan pula dari besarnya pengorbanan yang dilakukan untuk menghasilkan jasa tersebut dan laba atau keuntungan yang diharapkan. Oleh karena itu, penentuan harga produk dari suatu perusahaan merupakan masalah yang cukup penting, karena dapat mempengaruhi hidup matinya serta laba dari perusahaan. Kebijaksanaan harga erat kaitannya dengan keputusan tentang jasa yang dipasarkan. Hal ini disebabkan harga merupakan penawaran suatu produk atau jasa. Dalam penetapan harga, biasanya didasarkan pada suatu kombinasi barang / jasa ditambah dengan beberapa jasa lain serta keuntungan yang memuaskan. Berdasarkan harga yang ditetapkan ini konsumen akan mengambil keputusan

(17)

apakah dia membeli barang tersebut atau tidak. Juga konsumen menetapkan berapa jumlah barang / jasa yang harus dibeli berdasarkan harga tersebut. Tentunya keputusan dari konsumen ini tidak hanya berdasarkan pada harga semata, tetapi banyak juga faktor lain yang menjadi pertimbangan, misalnya kualitas dari barang atau jasa, kepercayaan tergadap perusahaan dan sebagainya. Hendaknya setiap perusahaan dapat menetapkan harga yang paling tepat, dalam arti yang dapat memberikan keuntungan yang paling baik, baik untuk jangka pendek maupun untuk jangka panjang.

3. Saluran Distribusi ( Place )

Setelah perusahaan berhasil menciptakan barang atau jasa yang dibutuhkan dan menetapkan harga yang layak, tahap berikutnya menentukan metode penyampaian produk / jasa ke pasar melalui rute-rute yang efektif hingga tiba pada tempat yang tepat, dengan harapan produk / jasa tersebut berada ditengah-tengah kebutuhan dan keinginan konsumen yang haus akan produk / jasa tersebut.

Yang tidak boleh diabaikan dalam langkah kegiatan memperlancar arus barang / jasa adalah memilih saluran distribusi ( Channel Of Distribution ). Masalah pemilihan saluran distribusi adalah masalah yang berpengaruh bagi marketing, karena kesalahan dalam memilih dapat menghambat bahkan memacetkan usaha penyaluran produk / jasa dari produsen ke konsumen. Distributor-distributor atau penyalur ini bekerja aktif untuk mengusahakan perpindahan bukan hanya secara fisik tapi dalam arti agar jasa-jasa tersebut dapat

(18)

diterima oleh konsumen. Dalam memilih saluran distribusi ini ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu sebagai berikut:

a. Sifat pasar dan lokasi pembeli

b. Lembaga-lembaga pemasaran terutama pedagang-pedagang perantara

c. Pengendalian persediaan, yaitu menetapkan tingkat persediaan yang ekonomis. d. Jaringan pengangkutan.

Saluran distribusi jasa biasanya menggunakan agen travel untuk menyalurkan jasanya kepada konsumen. Jadi salah satu hal yang penting untuk diperhatikan dalam kebijaksanaan saluran distribusi itu sendiri dengan memperhitungkan adanya perubahan pada masyarakat serta pola distribusi perlu mengikuti dinamika para konsumen tadi.

4. Promosi (Promotion)

Aspek ini berhubungan dengan berbagai usaha untuk memberikan informasi pada pasar tentang produk/jasa yang dijual, tempat dan saatnya. Ada beberapa cara menyebarkan informasi ini, antara lain periklanan (advertising), penjualan pribadi (Personal selling), Promosi penjualan (Sales Promotion) dan Publisitas (Publicity ).

• Periklanan (Advertising ): Merupakan alat utama bagi pengusaha untuk mempengaruhi konsumennya. Periklanan ini dapat dilakukan oleh pengusaha lewat surat kabar, radio, majalah, bioskop, televisi, ataupun dalam bentuk poster-poster yang dipasang dipinggir jalan atau tempat-tempat yang strategis.

(19)

• Penjualan Pribadi (Personal selling): merupakan kegiatan perusahaan untuk melakukan kontak langsung dengan calon konsumennya. Dengan kontak langsung ini diharapkan akan terjadi hubungan atau interaksi yang positif antara pengusaha dengan calon konsumennya itu. Yang termasuk dalam personal selling adalah: door to door selling, mail order, telephone selling, dan direct selling.

• Promosi Penjualan (sales Promotion): Merupakan kegiatan perusahaan untuk menjajakan produk yang dipasarkannya sedemikian rupa sehingga konsumen akan mudah untuk melihatnya dan bahkan dengan cara penempatan dan pengaturan tertentu, maka produk tersebut akan menarik perhatian konsumen.

• Publisitas (Pubilicity): Merupakan cara yang biasa digunakan juga oleh perusahaan untuk membentuk pengaruh secara tidak langsung kepada konsumen, agar mereka menjadi tahu, dan menyenangi produk yang dipasarkannya, hal ini berbeda dengan promosi, dimana didalam melakukan publisitas perusahaan tidak melakukan hal yang bersifat komersial. Publisitas merupakan suatu alat promosi yang mampu membentuk opini masyarakat secara tepat, sehingga sering disebut sebagai usaha untuk "mensosialisasikan" atau "memasyarakatkan .”

Dalam hal ini yang harus diperhatikan adalah tercapainya keseimbangan yang efektif, dengan mengkombinasikan komponen-komponen tersebut kedalam

(20)

suatu strategi promosi yang terpadu untuk berkomunikasi dengan para pembeli dan para pembuat keputusan pembelian.

(http://library.usu.ac.id/modules.php?op=modload&name=Downloads&file=inde x&req=getit&lid=200)

2.8 Perencanaan biaya untuk pemasaran pada bisnis model

Untuk membuat rencana produksi yang sejalan dengan perencanaan laba jangka pendek, deretan anggaran memiliki jenis sebagai berikut:

1. Anggaran biaya bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung: dibuat segera sesudah anggaran produksi diselesaikan dan disetujui

2. Anggaran biaya overhead manufaktur: dibuat segera sesudah anggaran produksi diuji coba dan disetujui, setelah disesuaikan dengan keluaran yang diharapkan untuk setiap departemen produksi dan jasa dalam perusahaan. 3. Anggaran biaya distribusi: dibuat bersamaan dengan rencana penjualan

karena keduanya saling tergantung atau mempengaruhi.

4. Anggaran biaya administrasi: dibuat segera setelah rencana penjualan disetujui dan anggaran produksi telah disesuaikan dengan aktivitas yang direncanakan untuk setiap departemen administrasi yang terlibat.

Proses pemasaran pada suatu bisnis model memerlukan perencanaan biaya antara lain:

(21)

Untuk memeriksa kesehatan keuangan dalam bisnis dengan cepat dan relatif sederhana digunakan rasio keuangan (financial ratio). Rasio mengekspresikan gambaran yang muncul dalam pernyataan keuangan (contohnya keuntungan bersih per-pegawai, penjualan per-ukuran counter, dan sebagainya).

Dengan mengkalkulasikan sejumlah kecil rasio yang relatif, ada kemungkinan untuk membangun gambaran yang beralasan dari posisi dan gambaran bisnis.

b. Klasifikasi rasio keuangan

Rasio dapat dikelompokkan dalam beberapa kategori, masing-masing merefleksikan aspek tertentu dari performa atau posisi keuangan. Kategori tersebut menyediakan dasar yang berguna untuk menjelaskan rasio keuangan yang alami untuk dihubungkan dengan :

- keuntungan (profitability) - efisiensi (efficiency) - likuiditas (liquidity) - gearing

- investasi (investment)

c. Kebutuhan perbandingan (the need for comparison)

Mengkalkulasikan rasio dengan dirinya sendiri tidak akan banyak memberi tahu tentang posisi atau performa dari bisnis. Kecuali apabila membandingkan dengan ‘benchmark’ yang informasinya dapat diinterprestasikan dan dievaluasi.

(22)

Dasar–dasar yang dapat digunakan untuk membandingkan sebuah rasio yang dikalkulasikan dari pernyataan keuangan pada periode tertentu adalah : - periode lalu (past periods)

- gambaran perencanaan (planned performance) - bisnis yang sama (similar businesses)

Langkah-langkah kunci dalam analisa rasio keuangan:

Gambar 2.1 Analisis rasio keuangan(Peter Atrill, 1997, p141)

2.9 Analisa Break-Even

Salah satu fungsi manajemen adalah planning dan perencanaan, dan perencanaan ini merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu perusahaan karena akan memepengaruhi secara langsung terhadap kelancaran maupun keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuannya. Agar dapat membuat perencanaan yang baik seorang manajemen harus mampu melihat

Mengenal pengguna dan informasi apa yang

mereka butuhkan

Menghitung ketepatan perbandingan

Menafsirkan dan menilai hasil-hasil

(23)

kemungkinan dan kesempatan dimasa yang akan datang dan merencanakan berbagai cara yang harus ditempuh untuk menghadapi kemungkinan dan kesempatan dimasa yang akan datang tersebut mulai sekarang.

Perencanaan perusahaan dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan program budget. Sebagian besar dari program budget berisi taksiran penghasilan yang akan diperoleh dan biaya-biaya yang akan terjadi untuk memperoleh penghasilan tersebut dan akhirnya menunjukkan laba yang akan dapat dicapai.

Untuk dapat mencapai laba yang besar (dalam perencanaan maupun realisasinya) management dapat melakukan berbagai langkah, Misalnya :

a) Menekan biaya produksi maupun biaya operasi serendah mungkin dengan mempertahankan tingkat harga jual dan volume penjualan yang ada.

b) Menentukan harga jual sedemikian rupa sesuai dengan laba yang dikehendaki.

c) Meningkatkan volume penjualan sebesar mungkin.

Tetapi perlu diingat dan diperhatikan bahwa ketiga langkah tersebut tidak dapat dilakukan secara terpisah-pisah atau sendiri-sendiri karena ketiga langkah atau faktor (biaya, harga jual, volume produksi) mempunyai hubungan yang erat atau bahkan saling berkaitan. Biaya akan menentukan harga jual, harga jual akan mempengaruhi volume penjualan, volume penjualan akan mempengaruhi volume produksi dan volume produksi ini akan langsung mempengaruhi biaya.

(24)

Pengaruh dari perubahan salah satu faktor tersebut terhadap laba yang akan dicapai tidak nampak dalam suatu program budget karena budget biasanya hanya merencanakan laba untuk satu tingkat/kapasitas kegiatan. Oleh karena itu penggunaan budget ini akan lebih bermanfaat bagi manajemen apabila disertai dengan teknik-teknik perencanaan atau analisa yang lain misalnya dengan analisa break-even.

Analisa break-even mempunyai hubungan yang sangat erat dengan program budget, walaupun analisa break-even dapat diterapkan dengan data historis, tetapi akan sangat berguna bagi manajemen kalau diterapkan pada data taksiran periode yang akan datang.

Break-even dapat diartikan suatu keadaan dimana dengan operasi perusahaan, perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi (penghasilan = total biaya). Tetapi analisa break-even tidak hanya semata-mata untuk mengetahui keadaan perusahaan yang break-even saja, akan tetapi analisa break-even mampu memberikan informasi kepada pimpinan perusahaan mengenai berbagai tingkat volume penjualan, serta hubungannya dengan kemungkinan memperoleh laba menurut tingkat penjualan yang bersangkutan. 2.9.1 Penentuan tingkat Break-Even

Untuk dapat menentukan tingkat break-even, maka biaya yang terjadi harus dapat dipisahkan menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap tidak berubah dalam range output tertentu, tetapi untuk setiap satuan produksi akan berubah-ubah sesuai dengan perubahan produksi. Semakin besar hasil produksi, maka biaya tetap perusahaan

(25)

akan semakin kecil, sebaliknya semakin rendah hasil produksi maka biaya tetap persatuan akan semakin besar. Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya akan naik turun sebanding dengan hasil produksi atau volume kegiatan, tetapi untuk setiap satuan produksi akan tetap.

Perhitungan untuk menentukan luas operasi pada tingkat break-even dapat dilakukan dengan menggunakan suatu rumus tertentu, tetapi untuk menggambarkan tingkat volume dengan labanya maka diperlukan grafik atau bagan break-even. Secara matematis tingkat break-even dapat ditentukan dengan berbagai rumus. Dengan demikian tingkat break-even dapat ditentukan dengan dua pendekatan, yaitu pendekatan matematis dan pendekatan grafis.

Hasil penjualan dikurangi dengan biaya variabel merupakan sisa atau margin yang tersedia untuk menutup biaya tetap dan laba. Ditinjau dari per satuan produk atau barang yang dijual, maka setiap satuan barang memberikan sumbangan atau contribusi (margin) yang sama besarnya untuk menutup biaya tetap dan laba. Dalam keadaan break-even labanya adalah nol; maka dengan membagi jumlah biaya tetap dengan margin per satuan barang akan diperoleh jumlah satuan barang yang harus dijual sehingga perusahaan tidak menderita rugi maupun memperoleh laba.

Dengan demikian untuk menentukan jumlah penjualan minimal yang harus dicapai agar perusahaan mencapai break even dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut :

(26)

Atau

*)

*) Hal ini dapat pula ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut :

y = cx – bx – a dimana y = laba

c = harga jual per satuan

x = jumlah produk yang dijual

b = biaya variabel per satuan

a = biaya tetap

Dalam keadaan break-even laba perusahaan adalah nol, oleh karena itu dengan membagi jumlah biaya tetap dengan marginal income rationya, akan diperoleh/diketahui tingkat penjualan (dalam rupiah) yang harus dicapai agar perusahaan tidak menderita kerugian ataupun memperoleh laba (break-even), sehingga kalau marginal income rationya diketahui maka titik break-even dalam rupiah akan lebih mudah ditentukan dengan rumus :

Biaya Tetap Break-even =

(dalam satuan) Marginper satuan barang

Biaya Tetap

(27)

Marginal income ratio adalah ratio antara marginal income dengan hasil penjualannya, sedangkan marginal income adalah selisih antara hasil penjualan dengan biaya variabel, atau dengan cara lain marginal income ratio dapat dituliskan sebagai berikut :

Dengan demikian untuk menentukan penjualan pada tingkat break-even (dalam rupiah hasil penjualan) dapat pula ditentukan dengan rumus :

Biaya tetap Break-even =

(dalam rupiah penjualan) Marginal income ratio

Hasil Penjualan – Biaya Variabel MIR =

Hasil Penjualan

Hasil Penjualan Biaya Variabel =

Hasil Penjualan Hasil Penjualan Biaya Variabel = 1 Hasil Penjualan Biaya Tetap Break-even =

(dalam rupiah hasil penjualan) Biaya variabel 1 –

(28)

Biaya dipandang dalam kaitannya dengan produksi timbul tiga kategori biaya yang berbeda, yaitu:

1. Biaya tetap

Biaya ini secara total adalah tetap, dari bulan ke bulan tanpa memperhatikan fluktuasi masukkan atau keluaran dari pekerjaan yang dilakukan. Karena beberapa biaya dapat berubah , konsep ini harus diterapkan:

a. Tingkat keluaran yang relevan

b. Dalam kaitannya dengan seperangkat kondisi yang sudah ditetapkan 2. Biaya variabel

Biaya ini berubah dalam total secara langsung terhadap perubahan masukkan atau keluaran dari pekerjaan yang dilakukan. Keluaran harus diukur dalam beberapa tingkat aktivitas seperti: unit selesai, jam tenaga kerja langsung, nilai penjualan, banyaknya order, tergantung pada aktivitas dalam pusat tanggung jawab.

3. Biaya semi variabel

Biaya ini tidak termasuk, baik dalam biaya tetap maupun dalam biaya variabel karena biaya ini memiliki karakteristik keduanya. Dalam setiap perubahan keluaran biaya semi variabel berubah searah tetapi tidak dalam proporsi yang sama dengan perubahan jumlah keluaran.

(29)

Gambar

Tabel 2.1 Pertumbuhan ikan diskus pada akuarium

Referensi

Dokumen terkait

Lampiran 17 Struktur File kode_pos Lampiran 18 Struktur File pemohon Lampiran 19 Struktur File jalur Lampiran 20 Struktur File kawasan Lampiran 21 Struktur File jenis_reklame

(ah, jika jumlah modal usaha yang anda miliki tidak menapai angka itu, maka anda masih bisa tetap berbisnis elpiji dengan menjadi sub agen atau pangkalan agen. Sub agen

Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan dirusunawa, penulis dapat menggambarkan bahwa adanya perubahan perilaku dan komunikasi etnis jawa penghuni rusunawa

Kespontan reaksi substitusi nukleofilik antara tersier butil klorida dengan hidroksida menunjukan reaksi tidak spontan, hal ini terbukti dari nilai energi bebas

May’s analysis has also been criticized for its lack of compositionality (e.g. Note that absorption requires a mode of composition different from function application. If the only

manajemen dan pemakai dalam proses pengembangan – Tinjauan atas spesifikasi pengujian, data uji, dan hasil.

Pengaruh Pendidikan Agama Islam Terhadap Tingkah Laku siswa Di SMAN 1 Ngunut Tulungagung. Dari hasil uji t dapat diketahui bahwa pengujian hipotesis alternatif

untuk struktur modal berhubungan dengan igyarat yang diberikan kepada investor melalui keputusan suatu perusahaan untuk menggunakan utang atau saham dalam memperoleh modal