• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemanfaatan Dana Bergulir Simpan Pinjam Perempuan (Spp) Di Kelurahan Batu Bersurat Kecamatan XIII Koto Kampar Kabupaten Kampar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pemanfaatan Dana Bergulir Simpan Pinjam Perempuan (Spp) Di Kelurahan Batu Bersurat Kecamatan XIII Koto Kampar Kabupaten Kampar"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Jom FISIP Volume 4 No. 1 Februari 2017 Page 1 PEMANFAATAN DANA BERGULIR SIMPAN PINJAM PEREMPUAN (SPP) DI

KELURAHAN BATU BERSURAT KECAMATAN XIII KOTO KAMPAR KABUPATEN KAMPAR

Oleh: Nurmi Yulis Email: Nurmiyulis3@mail.com Pembimbing : Dra. Indrawati, M.Si

Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Kampus Bina Widya JL. HR. Soebrantas KM.12.5 Simpang Baru Pekanbaru 28293/Telp/Fas.0761-63277

ABSTRAK

3HQHOLWLDQ LQL EHUMXGXO ³3HPDQIDDWDQ 'DQD %HUJXOLU 6LPSDQ 3LQMDP 3HUHPSXDQ 633 GL Kelurahan Batu Bersurat Kecamatan XIII Koto Kampar Kabupaten .DPSDU´ 3HQHOLWL WHUWDULN mengangkat tema ini karena masalah dalam masyarakat mengenai bagaimana pemanfaatan dana bergulir Simpan Pinjam Perempuan (SPP). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Karakteristik penerima Program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) di Kelurahan Batu Bersurat dan untuk mengetahui pemanfaatan dana bergulir Simpan Pinjam Perempuan (SPP) di Kelurahan Batu Bersurat. Jenis penelitian dalan skripsi ini adalah deskriptif kuantitatif yaitu mendeskripsikan hasil penelitian dan menganalisa sehingga diperoleh hasil dan kemudian menyimpulkannya. Unit analisis pada penelitian ini adalah semua anggota Simpan Pinjam Perempuan (SPP) di Kelurahan Batu Bersurat sebanyak 40 orang. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan dokumentasi dari pihak-pihak yang bersangkutan. Sehingga dapat diperoleh hasil bahwa pemanfaatan dana bergulir Simpan Pinjam Perempuan (SPP) di Kelurahan Batu Bersurat 45% digunakan untuk kegiatan produktif dan 55% digunakan untuk konsumtif. Sedangkan kemampuan pengembalian pinjaman 55% responden mampu mengembalikan pinjaman dan 45% tidak mampu mengembalikan pinjaman, sehingga terdapat pengaruh pemanfataan dana pinjaman terhadap kemampuan pengembalian pinjaman. Kata Kunci : Pemanfaatan, Dana bergulir, SPP

(2)

Jom FISIP Volume 4 No. 1 Februari 2017 Page 2 UTILIZATION OF WOMEN'S SAVINGS AND LOANS REVOLVING FUND (SPP) IN

BATU BERSURAT VILLAGE OF XIII KOTO KAMPAR DISTRICT OF KAMPAR DISCRICT

By : Nurmi Yulis

E-mail: Nurmiyulis3@mail.com Counsellor: Dra. Indrawati, M.Si

Sociology Mayor The Faculty of social Science and Political Sciences University of Riau, Pekanbaru

Bina Widya Campus JL. HR. Soebrantas KM.12.5 Simpang Baru Pekanbaru 28293/Telp/Fax. 0761-63277

Abstract

This study entitled "Utilization of Women's Savings and Loan Revolving Fund (SPP) in Batu Bersurat Village of XIII Koto Kampar District of Kampar District". Researchers are interested in this theme because of a problem in the society about how to use the women's credit revolving fund (SPP). The purpose of this study was to determine the characteristics of the recipients of the women's credit (SPP) in the Village of Stone Inscribed and to examine the use of women's credit revolving fund (SPP) in the Village of Stone Inscribed. This type of research role in this research is quantitative descriptive which describe the results of research and analysis in order to obtain the results and then concludes. The unit of analysis in this study were all members of the women's credit (SPP) in the Village of Stone Inscribed as many as 40 people. Data collection techniques in this research is observation, interviews and documentation from the parties concerned. So as to obtain results that the use of a revolving fund women's credit (SPP) in the Village of Stone Inscribed 45% is used for productive activities and 55% is used for consumption. While the repayment ability of 55% of respondents were able to repay the loans and 45% are not able to repay the loan, so there is influence on the utilization of loan funds repayment ability.

Keywords: Utilization, revolving funds, SPP

PENDAHULUAN

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM MP) merupakan salah satu program pemberdayaan masyarakat yang digunakan dalam upaya mempercepat penanggulangan kemiskinan, dan perluasaan kesempatan kerja diwilayah pedesaan. Program ini dapat dikatakan program pemberdayaan terbesar ditanah air. Pelaksanaan program ini

memusatkan kegiatan bagi masyarakat Indonesia paling miskin diwilayah pedesaan. Program ini menyediakan fasilitas pemberdayaan masyarakat/kelembagaan lokal, pendampingan, pelatihan, serta dana bantuan langsung untuk masyarakat (BLM). (Tim Penyusun Pedoman Umum PNPM-Mandiri 2007 ).

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM MP)

(3)

Jom FISIP Volume 4 No. 1 Februari 2017 Page 3 di Kelurahan Batu Bersurat telah berjalan

sejak tahun 2007, PNPM Mandiri Pedesaan telah banyak membangun berbagai sarana dan prasarana di Kelurahan Batu Bersurat seperti Semenisasi jalan, Drainase, pembangunan Gedung MDA/MI+Moubeler, pembuatan BOX Culve, Perkerasan jalan, Rehap jalan, Pelatihan-pelatihan(contoh pelatihan menjahit), Jembatan penyeberangan dan pemberian dana bergulir yang disebut Simpan Pinjam Perempuan (SPP). (Unit Pengelola Kegiatan PNPM Mandiri Pedesaan XIII Koto Kampar)

Simpan Pinjam Perempuan (SPP) merupakan upaya yang dilakukan pemerintah dalam membantu pemberdayaan perempuan, yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan, yaitu melalui pemberdayaan kelompok dalam mengelola dana pinjaman bergulir, yang bertujuan untuk mempermudah akses permodalan

dengan pinjaman tanpa jaminan, dan mempunyai aturan sendiri, berpihak kepada orang miskin, masyarakat langsung dilibatkan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan dalam kegiatan tersebut, pemberdayaan perempuan ini dilaksanakan dengan menyelengarakan Musyawarah Desa Khusus Perempuan (MDKP) dan simpan pinjam khusus perempuan yang kemudian disingkat menjadi SPP.

Program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) di Kelurahan Batu Bersurat telah berjalan sejak tahun 2009, dimana program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) hingga saat ini telah menggulirkan dana sebesar Rp. 449.000.000. untuk lebih jelasnya berikut ini adalah laporan perkembangan Simpan Pinjam Perempuan (SPP) di Kelurahan Batu Bersurat:

Tabel 1.1

Laporan Perkembangan kelompok Simpan Pinjam Perempuan (SPP) Kecamatan XIII Koto Kampar Kabupaten Kampar

No Kelompok/Desa Alokasi Pinjaman Jumlah Pemanfaat Jangka Waktu (Bln) 1 Spp 2009

- Ingin Damai/Batu Bersurat - Ingin Sejahtera/Batu Bersurat - Ingin Maju/Batu Bersurat - Ingin Mandiri/Batu Bersurat - Ingin Jaya/Batu Bersurat

22.000.000 20.000.000 20.000.000 24.000.000 20.000.000 11 10 10 12 10 18 18 18 18 18 2 Spp 2011

- Ingin Damai/Batu Bersurat - Ingin Mandiri/Batu Bersurat - Ingin Jaya/Batu Bersurat

52.000.000 48.000.000 60.000.000 13 12 12 18 18 18 3 Spp 2013

- Ingin Mandiri/Batu Bersurat - Ingin Jaya/Batu Bersurat

80.000.000 103.000.000 13 14 18 18 Sumber : UPK PNPM-MPd Kecamatan XIII Koto Kampar

Dari tabel diatas jumlah anggota kelompok SPP di Kelurahan Batu Bersurat pada awal periode tahun 2009 berjumlah 5 kelompok, dimana masing-masing anggota kelompok diawal periode mendapat

pinjaman sebesar Rp2.000.000, tetapi periode berikutnya masing-masing kelompok mendapat pinjaman tergantung dari ajuan masing-masing kelompok, periode kedua tahun 2011 kelompok SPP

(4)

Jom FISIP Volume 4 No. 1 Februari 2017 Page 4 berkurang menjadi 3 kelompok. Hal ini

dikarenakan oleh 2 kelompok lainnya tidak lancar dalam pengembalian uang pinjaman, sehingga 2 kelompok tersebut diperiode selanjutnya tidak diberikan lagi uang pinjaman, periode ketiga tahun 2013 kelompok SPP hanya tinggal 2 kelompok.

Saat ini program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) di Kelurahan Batu Bersuurat terdapat 3 kelompok yang masih aktif, yaitu kelompok pada periode ketiga tahun 2013 terdapat 2 kelompok, dan 1

kelompok lagi dari periode kedua tahun 2011, karena kelompok ini masih belum melunasi uang pinjaman pada program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) di Kelurahan Batu Bersurat, dan pada periode ketiga ini masing-masing kelompok masih mempunyai hutang pinjaman yang seharusnya telah dilunasinnya pada tahun sudah sejak lama, untuk lebih jelasnya perhatikan tabel dibawah ini:

Tabel 1.2

Laporan Perkembangan Dana Pinjaman SPP Kelurahan Batu Bersurat Kecamatan XIII Koto Kampar NO Kelompok/Desa Alokasi pinjaman Jumlah Pemanfaa t jangka waktu (bln) Realisasi pinjaman (Tgl/bln/th n) Saldo pinjaman Bulan ini 1 Ingin Damai/Batu Bersurat 52.000.000 13 18 03/08/11 13.482.000 2 Ingin Mandiri/Batu Bersurat 80.000.000 13 18 06/09/13 16.320.000 3 Ingin Jaya/Batu Bersurat 103.000.00 0 14 18 06/09/13 19.040.000 Total 235.000.00 0 40 48.842.000

Sumber : UPK PNPM-MPd Kecamatan XIII Koto Kampar Dari tabel diatas dapat dilhat bahwa

pada program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) di Kelurahan Batu Bersurat terdapat 3 kelompok yang masih mempunyai hutang pinjaman, setiap kelonpok mendapatkan pinjaman berdasarkan permohonan dari masing-masing kelompok, jangka waktu pembayaran cicilan pinjaman pada program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) di Kelurahan Batu Bersurat selama 18 bulan namun hingga saat ini masing-masing kelompok masih belum bisa melunasi hutang pinjamannya.

Pelaksanaan kegiatan Simpan Pinjam Perempuan (SPP) di Kelurahan Batu Bersurat tidak selamanya berjalan dengan baik sama

halnya dengan program-program pemerintah yang lain, dipertengahan kegiatan simpan-pinjam terdapat kendala-kendala yang menghambat keberhasilan dari kegiatan SPP yaitu:

1. Masyarakat salah menggunakan dana pinjaman dari program Simpan Pinjam Perempuan (SPP). Program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) merupakan program yang diadakan oleh PNPM Mandiri Pedesaan, yaitu dengan memberikan modal usaha kepada kaum perempuan dari kalangan rumah tangga miskin, sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan keluarganya, namun pada kenyatannya masyarakat tidak

(5)

Jom FISIP Volume 4 No. 1 Februari 2017 Page 5 menggunakan dana pinjaman tersebut

untuk modal usaha melainkan masyarakat menggunakan dana pinjaman tersebut untuk memenuhi kebutuhan hidup seperti membeli sepeda motor, memperbaiki rumah, dan sebagainya, bahkan masyarakat menggunakan dana pinjaman untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. 2. Keterlambatan masyarakat dalam

pengembalian uang pinjaman. Katerlambatan dalam pengembalian uang pinjaman akan mempengaruhi pencairan uang pinjaman periode selanjutnya, sehingga masyarakat yang terlambat mengembalikan uang pinjaman untuk selanjutnya tidak akan diberikan pinjaman.

3. Tidak tepat sasaran. Program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) merupakan program yang diperuntukkan untuk masyarakat miskin, namun masih ada masyarakat yang tidak miskin mendapatkan pinjaman dari program simpan pinjam perempuan (SPP) di Kelurahan Batu Bersurat.

1.1Rumusan Masalah

2 Bagaimana karakteristik penerima Program Simpan Pinjam Perempuan (SPP)di Kelurahan Batu Bersurat?

3 Bagaimana pemanfaatan dana bergulir Simpan Pinjam Perempuan (SPP) di kelurahan Batu Bersurat?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1 Untuk mengetahui karakteristik penerima Program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) di Kelurahan Batu Bersurat.

2 Untuk mengetahui pemanfaatan dana bergulir Simpan Pinjam Perempuan (SPP) di kelurahan Batu Bersurat.

1.4Manfaat Penelitian

1. Bagi masyarakat, dengan adanya penelitian ini hendaknya masyarakat lebih efektif dalam menggunakan dana pinjaman dari

pemerintah, khususnya dana bergulir Simpan Pinjam Perempuan (SPP) dari PNPM Mandiri Pedesaan.

2. Bagi pemerrintah, melalui penelitian ini pemerintah hendaknya bisa lebih meningkatkan profesionalitas dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin terutama dalam penyaluran dana PNPM Mandiri Pedesaan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemberdayaan Masyarakat

Menurut Blanchard mendefinisikan bahwa pemberdayaan sebagai upaya untuk menguraikan belenggu yang membelit masyarakat terutama yang berkaitan dengan pengetahui, pengalaman, dan motivasinya. Adapun pemberdayaan masyarakat dipahami sebagai upaya unntuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat dimana kondisi sekarang tidak mampu untuk melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. Dengan kata lain, memberdayakan adalah meningkatkan kemampuan dan kemandirian masyarakat. (Setiadi, 2011:809)

Strategi pemberdayaan msyarakat pada dasarnya mempunyai tiga arah, yaitu:

1) Pemihakan dan pemberdayaan masyarakat

2) Pemantapan otonomi dan pendelegisian wewenang dalam membangun yang mengembangkan peran serta masyarakat. 3) Modernisasi melalui penajaman arah

perubahan struktur sosial ekonomi (termasuk didalamnya kesehatan), budaya politik yang bersumber pada pertisipasi masyarakat.

(6)

Jom FISIP Volume 4 No. 1 Februari 2017 Page 6 2.2Kemiskinan

Menurut Brendley kemiskinan merupakan ketidaksanggupan unntuk mendapatkan barang-barang dan pelayanan yang memadai unntuk memenuhi kebutuhan sosial yang terbatas (Setiadi, 2011:795)

2.3 Konsep Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM) dan Simpan Pinjam Perempuan (SPP)

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM-Md) merupakan program yang bertujuan untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan, dengan cara pemberdayaan. Pada program ini masyarakat menjadi obyek pemberdayaan bukan lagi subyek yang telah dijalankan selama ini, pada program ini masyarakat dilibatkan secara langsung dalam pemberdayaan, karena cara ini dianggap cara yang paling efektif dalam penanggulangan kemiskinan sehingga munculah kesadaran masyarakat untuk menigkatkan kesejahteraannya. Program ini bertujuan untuk membangun sarana dan prasarana desa penunjang pemberdayaan seperti perbaikan jalan, pembuatan jembatan penyebrangan, pembangunan gedung sekolah, dan yang terakhir kegiatan Simpan Pinjam Perempuan (SPP). Program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) merupakan kegiatan pemberian permodalan untuk kelompok perempuan yang mempunyai kegiatan simpan pinjam.

2.4Konsep Operasional

Konsep operasional ini dilakukan untuk lebih mengarahkan gambaran dan memudahkan untuk lebih memahami penelitian, maka konsep yang ada dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penggunaan dana pinjaman adalah besarnya dana yang dipinjam anggota SPP digunakan untuk keperluan anggota.

2. Kegunaan produktif adalah dana pinjaman lebih banyak digunakan untuk kegiatan produksi/digunakan sebagai modal usaha, menambah modal usaha yang sudah ada, peluang membuka usaha baru.

Indikatornya adalah:

1)Besar: Apabila responden mempergunakan dana pinjaman untuk kegiatan produktif lebih dari 75%

2)Sedang: Apabila responden mempergunakan dana pinjaman untuk kegiatan produktif 40-70%

3)Kecil : Apabila responden mempergunakan dana pinjaman untuk kegiatan produktif kurang dari 40% 3. Kegunaan konsumtif adalah dana

pinjaman digunakan untuk kegiatan memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Indikatornya adalah:

1) Besar : Apabila responden menggunakan dana pinjaman untuk konsumtif lebih dari 75%

2) Sedang : Apabila responden menggunakan dana pinjaman untuk konsumtif 40-70%

3) Kecil : Apabila responden menggunakan dana pinjaman untuk konsumtif kurang dari 40%

4. Pemanfatan dana pinjaman dari Program Simpan Pinjam Perempuan oleh masyarakat yang dimaksud adalah bagaimana cara masyarakat dalam memanfaatkan dana pinjaman yang diberikan oleh Program Simpan Perempuan (SPP).

Indikatornya adalah:

4) Baik : apabila masyarakat menggunakan dana pinjaman sepenuhnya untuk modal usaha

5) Kurang baik : apabila masyarakat menggunakan hanya sebagian dana pinjaman untuk modal usaha

(7)

Jom FISIP Volume 4 No. 1 Februari 2017 Page 7 6) Tidak baik : apabila masyarakat

tidak menggunakan dana pinjaman untuk modal usaha

5. Program Simpan Pinjam Perempuan adalah suatu Program pemerintah untuk mengatasi rumah tangga miskin dalam memberdayakan perempuan dengan cara memberikan bantuan dana kepada desa untuk dikelola oleh masyarakat khususnya perempuan untuk modal usaha.

Indikatornya adalah:

1) Baik : apabila mengutamakan masyarakat miskin khususnya perempuan yang kekurangan modal

2) Kurang baik : tidak membedakan masyarakat miskin maupun kaya khususnya perempuan yang penting mempunyai usaha

3) Tidak baik : melihat usaha masyarakat dan tidak mengutamakan masyarakat miskin

6. Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui oleh seseorang. Indikatornya adalah:

1) Tinggi : Apabila responden paham secara keseluruhan tentang tujuan dari SPP, penggunaan dana dalam SPP dan aturan yang harus dipenuhi. 2) Rendah: Apabila responden tidak

paham mengenai kegunaan dari dana Program SPP dan tidak bisa memanfaatkan sebaik mungkin. 7. Prosedur adalah tata cara yang dilakukan

atau dilalui oleh masyarakat Khususnya perempuan saat meminjam di program SPP

8. Cicilan adalah proses pembayaran secara bertahap sesuai jangka waktu saat perjanjian pinjaman.

Indikatornya adalah:

1) Lancar : Apabila responden membayar tepat waktu

2) Kurang lancar : Apabila responden membayar cicilan tidak sesuai denganwaktu yang ditentukan (jatuh tempo)

3) Tidak lancar : Apabila responden menunggak dalam mengembalikan dana pinjaman.

9. Sanksi adalah teguran terhadap masyarakat khususnya perempuan yang menerima bantuan dana usaha yang melanggar aturan yang telah ditetapkan. Indikatornya adalah:

1) Ringan : apabila sanksi tidak diberikan kepada peminjaman yang menunggak

2) Sedang : apabila sanksi yang diberikan oleh pengelola dana SPP berupa denda sesuai dengan jumlah waktu keterlambatan.

3) Keras : apabila sanksi berupa denda sesuai dengan jumlah waktu penunggakkan dalam pembayaran cicilan mengalami keterlambatan akan dikenakan penyitaan agunan oleh pengelola SPP

10.Agunan adalah suatu bukti kepemilikan yang dapat berfungsi sebagai jaminan untuk meminjam modal pada lembaga permodalan.

METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat dimana penelitian akan dilakukan. Lokasi penelitian akan dipilih berdasarkan fenomena yang sedang terjadi. Dalam penelitian ini Penulis melakukan penelitian secara langsung di Kelurahan Batu Bersurat Kecamatan XIII Koto Kampar Kabupaten Kampar. Kelurahan Batu Bersurat merupakan pusat lokasi program Simpan Pinjam Perempuan, yang mana UPK Kecamatan XIII Koto Kampar terletak di Kelurahan Batu Bersurat, namun

(8)

Jom FISIP Volume 4 No. 1 Februari 2017 Page 8 fenomena tersebut terjadi di Kelurahan Batu

Bersurat.

3.1Unit Analisi

Populasi adalah keseluruhan unit analisis, yaitu objek yang akan diteliti.Menurut Suharsimi Arikunto (1998) populasi adalah keseluruhan dari objek penelitiaan. Jumlah populasi dalam penelitian ini berjumlah 40 orang, sehingga penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian sensus yaitu penelitian yang dilakukan pada seluruh populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peminjam dana PNPM Mandiri Pedesaan Simpan Pinjam Perempuan di Kelurahan Batu Bersurat Kecamatan XIII Koto Kampar Kabupaten Kampar.

3.2Teknik Pengumpulan Data

Untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam masalah ini dilakukan teknik pengumpulan data dalam bentuk yaitu

1. Wawancara

Wawacara (interview) adalah pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung oleh peneliti kepada responden, dan jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam dengan alat perekam (tape recorder). Dalam penelitian ini peneliti akan melakukan wawancara secara langsung kepada seluruh responden yaitu seluruh peminjam dana PNPM Mandiri Pedesaan Simpan Pinjam Perempuan di Kelurahan Batu Bersurat.

2. Dokumentasi dari pihak-pihak yang bersangkutan

Dekumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan kepada subjek penelitian. Dokumen dapat berupa buku harian, surat pribadi, laporan, notulen rapat, catatan kasus (case records) dalam pekerjaan sosial, dan

dokumen lainnya. Dalam penelitian ini dokumentasi diambil dari pengurus PNPM Mandiri Pedesaan Simpan Pinjam Perempuan (SPP) dan dokumentasi dari kantor Kelurahan Batu Bersurat yaitu dari sejumlah buku-buku yang berkaitan dengan masalah yang akanditeliti.

3. Observasi

Obsevasi dalam arti luas berarti setiap pangamatan untuk melakukan pengukuran.Namun observasi diartikan lebih sempit, yaitu pengamatan dengan menggunakan indera penglihatan yang berarti tidak mengajukan pertanyaan-pertanyaan.Berdasarkan keterlibatan pengamatan dalam kegiatan-kegiatan orang diamati, observasi dapat dibedakan menjadi: a) Obsevasi partisipan, yaitu pengamat ikut serta dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh subjek yang diteliti atau yang diamati, seolah-olah merupakan bagian dari mereka. b) Observasi takpartisipan, yaitu pengamat berada diluar subjek yang diamati dan tidak ikut dalam kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan. Dalam hal ini maka penelitian ini menggunakan teknik observasi takpartisipan yaitu peneliti tidak ikut dalam kegiatan-kegiatan yang responden lakukan, hanya saja peneliti mengamati kegiatan-kegiatan responden. Observasi dalam penelitian ini merupakan Peninjauan langsung kepada penerima dana PNPM Mandiri Pedesaan Simpan Pinjam perempuan (SPP) di Kelurahan Batu Bersurat Kecamatan.

XIII Koto Kampar

Kabupaten.Kampar. 3.4 Jenis dan sumber data

(9)

Jom FISIP Volume 4 No. 1 Februari 2017 Page 9 Data primer adalah data yang

diperoleh dari sumber pertama baik individu seperti hasil dari hasil dari wawancara maupun pengisian kuisioner yang dilakukan peneliti. Dalam penelitian ini data primernya adalah data yang berasal dari sumber asli yakni penerima dana PNPM Mandiri Pedesaan Simpan Pinjam Perempuam (SPP) di Kelurahan Batu Bersurat.

2. Data skunder

Data skunder adalah data yang primer yang diolah lebih lanjut dan telah disajikan oleh pihak lain. Data skunder disini peneliti dapatkan dari pengurus PNPM Mandiri Pedesaan Simpan Pinjam Perempuan (SPP) dankantor Kelurahan Batu Bersurat.

3.5Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses penyederhaan data dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan di interpretasikan. Dalam penelitian ini data yang diperoleh akan dianalisa secara deskriptif kuantitatif, yaitu data dalam bentuk angka-angka dan dimuat dalam tabel, dianalisa dengan cara mendeskripsikan atau mengambarkan data yan g telah terkumpul sebagaimana adanya. GAMBARAN UMUM

Kecamatan XIII Koto Kampar Kabupaten Kampar Provinsi Riau terdiri dari 12 Desa dan 1 Kelurahan dengan jumlah penduduk 20.086 orang terdiri dari 10.092 orang laki-laki dan 9.994 orang perempuan. Sedangkan jumlah rumah tangga miskin ( RTM ) Di kecamatan XIII Koto Kampar berjumlah 2.987 orang. Dan potensi sumber daya alam yang potensial adalah perkebunan dan perikanan yang berasal dari danau PLTA Koto Panjang.

Kecamatan XIII Koto Kampar telah berpartisipasi dalam PPK sejak tahun 1998 sampai tahun 2002 telah mendapat alokasi BLM PPK sebesar Rp. 3.750.000.000,- dengan desa yang didanai sebanyak 18 desa

dan 1 kelurahan. Memasuki tahun 2007 kecamatan ini berpartisipasi dalam PNPM mandiri pedesaan dengan Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) sebesar Rp. 1.500.000.000,- ( satu milyar lima ratus juta rupiah ) pada tahun 2008 mendapat dana sebesar Rp. 3.000.000.000,-( tiga milyar rupiah ), pada tahun 2009 mendapat dana sebesar Rp. 900.000.000,-( sembilan ratus juta rupiah ), tahun 2010 mendapat dana Rp. 3.000.000.000,-( tiga milyar rupiah ). Tahun 2011 mendapat dana sebesar Rp.3.000.000.000,- pada tahun 2011 terjadi pemekaran baru yaitu kecamatan koto kampar hulu yang terdiri dari 6 desa, kemudian pada tahun 2012 ini kecamatan XIII koto kampar mendapatkan dana sebesar Rp.3.000.000.000,- ( tiga milyar rupiah ).

Selama periode 1998 s/d 2002 unit pengelola kegiatan ( UPK ) ini telah mengelola dana program yang diterima dalam bentuk bantuan lansung masyarakat (BLM) dan disalurkan lansung kepada masyarakat untuk kegiatan pembangunan prasarana desa, kegiatan usaha ekonomi produktif (UEP) dan simpan pinjam kelompok perempuan (SPP), kegiatan pendidikan dan kegiatan kesehatan. Secara umum alokasi dana dan masing-masing kegiatan pada setiap fase program (Profile Kegiatan PPK)

Pelaksanaan pada PPK periode tahun 1998 sampai tahun 2002 di Kecamatan XIII Koto Kampar dapat menumbuhkan kembali kesadaran masyarakat terhadap keinginan membangun taraf hidup dan merubah pola pikir untuk memajukan desanya. Yang pada awalnya masyarakat masih sama dengan program pemerintah sebelumnya yang dinilai gagal. Hal ini terlihat dengan antusiasnya masyarakat dalam menghadiri setiap pertemuan dari setiap tahapan-tahapan yang dilakukan oleh PNPM MPd. Nilai partisipasi yang mulai terbangun dan swadaya-swadaya yang muncul dari setiap masyarakat. Keberhasilan ini juga terlihat dari kualitas

(10)

Jom FISIP Volume 4 No. 1 Februari 2017 Page 10 yang dibangun oleh PNPM mandiri

perdesaan yang sangat menunjang baik dalam segi kesehatan maupun dalam segi pendidikan.

Pelaksanaan PNPM Mandiri perdesaan di kecamatan XIII koto kampar sudah dimulai dari tahun 2007, pelaksanaan kegiatan PNPM mandiri perdesaan di kecamatan XIII Koto Kampar telah memberikan dampak positif kepada masyarakat, hal ini terbukti banyaknya masyarakat yang menggunakan wadah PNPM Mandiri untuk dapat memajukan ekonomi keluarga mereka dengan cara melakukan peminjaman ke UPK, masyarakat XIII Koto Kampar merasakan kemudahan dalam proses peminjaman dan tanpa adanya pemotongan-pemotongan yang dilakukan oleh UPK terhadap kelompok yang meminjam. Sehingga sampai tahun 2012 UPK XIII koto kampar telah mampu menggulirkan dana Simpan Pinjam Perempuan (SPP) kemasyarakat sebesar Rp.5.496.000.000

Visi dan Misi UPK kecamatan XIII Koto Kampar

1. Visi

menjadikan UPK Kecamatan XIII Koto Kampar sebagai pengelola keuangan PNPM-MPd terbaik dan terpercaya di Kecamatan XIII Koto Kampar

2. Misi

Penerapan sistem komputerisasi dalam pengeelolaan keuangan di UPK

Peningkatan kapasitas SDM pengurus UPK dalam mengelola keuangan dan pinjaman

Peningkatan sarana dan prasarana pelayanan di UPK

Menjalin hubungan kerja sama dengan pihak ketiga

Memperbaiki kinerja UPK dalam pengelolaan keuangan dan pinjaman Meningkatkan kualitas pengelolaan pinjaman di kelompok

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat bahwa beberapa karakteristik responden penerima Program Simpan Pinjam Perempuan (SPP), pemanfaatan dana pinjaman oleh responden dan kemampuan responden dalam mengembalikan pinjaman, berikut uraiannya:

6.1Profil Penerima Program Simpan Pinjam Perempuan (SPP)

kelompok umur responden yang dominan pada program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) di Kelurahan Batu Bersurat adalah responden pada kelompok >40 tahun sebanyak 19 orang responden, 9 orang mampu mengembalikan pinjaman dan 10 responden tidak mampu mengembalikan uang pinjaman, pada kelompok umur ini responden sudah tergolong tidak produktif lagi. pendidikan responden yang paling domianan adalah pendidikan Sekolah Dasar (SD) sebanyak 20 orang responden, 11 orang dengan persentase 55% mampu mengembalikan pinjaman, dan 9 orang dengan persentase 45% tidak mampu mengembalikan pinjaman. Artinya anggota kelompok program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) di Kelurahan Batu bersurat masih sangat rendah, sedangkan responden dengan pendidikan Sekolah Menengah Atas hanya terdapat beberapa orang, ini lah yang menyebabkan responden tidak mampu mengembalikan pinjaman. jenis pekerjaan responden yang paling dominan adalah pedagang dan Ibu Rumah Tangga (IRT), Responden dengan jenis pekerjaan sebagai pedagang otomatis pasti menggunakan pinjaman untuk modal usaha, sehingga responden mampu mengembalikan pinjaman. Responden dengan jenis pekerjaan sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT) sebanyak 17 orang responden, 6 orang dengan persentase 35.29% mampu mengembalikan pinjaman, 11 orang dengan persentase 64.71% tidak mampu mengembalikan pinjaman, artinya

(11)

Jom FISIP Volume 4 No. 1 Februari 2017 Page 11 responden dengan jenis pekerjaan Ibu Rumah

Tangga (IRT) cendrung tidak mampu mengembalikan pinjaman hal ini dikarenakan oleh responden tidak menggunakan dana pinjaman untuk modal usaha, sehingga responden tidak punya penghasilan untuk membayar cicilan pinjaman. Pendapatan responden yang paling dominan adalah Rp.1.500.000-2.500.000 sebanyak 18 orang responden, 8 orang dengan persentase 44.44% mampu mengembalikan pinjaman, 10 orang dengan persentase 55.56% tidak mampu mengembalikan pinjaman, berpenghasilan responden yang demikian hanya cukup memenuhi kebutuhan hidup keluarganya, sehingga responden tidak mampu mengembalikan pinjaman pada program Simpan Pinjam Perempuan (SPP). jumlah anggota keluarga penerima program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) di Kelurahan Batu Bersurat mayoritas berjumlah 4-6 orang, baik responden yang mampu mengembalikan pinjaman maupun responden yang tidak mampu mengembalikan pinjaman. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa jumlah anggota keluarga responden tidak mempengaruhi kemampuan responden dalam mengembalikan pinjaman. Motivasi sangat diperlukan untuk menjaga kelancaran dalam mengembalikan uang pinjaman, motivasi responden diantaranya adalah sekedar ingin ikut, ingin mempunyai usaha, dan ingin memenuhi kebutuhan hidup. sosialisasi tentang program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) di Kelurahan Batu Bersurat oleh pemerintah kepada masyarakat sudah cukup bagus, 33 orang responden mengetahui tentang program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) dengan 57.58% responden mampu mengembalikan uang pinjaman dan 42.42% responden tidak mampu mengembalikan pinjaman. Meskipun masih ada beberapa responden yang kurang tahu tentang program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) yang merupakan bagian dari Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM-MPd), hal ini dikarenakan oleh responden yang hanya sekedar ingin ikut bergabung dengan kelompok Simpan Pinjam Perempuan (SPP) dan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Responden yang mengatakan dana bergulir Simpan Pinjam Perempuan (SPP) sebagai pinjaman sebanyak 24 orang responden, 14 orang dengan persentase 41.67% mampu mengembalikan pinjaman, dan 14 orang lainnya dengan persentase 58.33% tidak mampu mengembalikan pinjaman, artinya responden yang mengatakan dana bergulir Simpan Pinjam Perempuan (SPP) tidak mampu mengembalikan pinjaman. Kemudian responden yang mengatakan dana bergulir Simpan Pinjam Perempuan (SPP) sebagai modal usaha sebanyak 15 orang responden, 12 orang dengan persentase 80% mampu mengembalikan pinjaman, 3 orang dengan persentase 27.27% tidak mampu mengembalikan pinjaman, artinya responden yang mampu mengembalikan pinjaman adalah responden yang memanfaatkan dana pinjaman untuk modal usaha. program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) di Kelurahan Batu Bersurat dilaksanakan dengan tidak memberikan sangsi, jikapun ada sangsi yang diberikan hanyalah sangsi ringan, sangsi tersebut ialah responden tidak akan diberikan lagi pinjaman untuk periode selanjutnya, hal ini la yang membuat terjadinya keterlambatan dalam pembayaran uang pinjaman pada program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) di Kelurahan Batu Bersurat, anggota Simpan Pinjam Perempuan (SPP) tidak merasa terbebankan untuk membayar uang pinjaman pada program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) di Kelurahan Batu Bersurat.

5.2Pemanfaatan dana pinjaman program Simpan Pinjam perempuan (SPP) a. Kegunaan produktif

(12)

Jom FISIP Volume 4 No. 1 Februari 2017 Page 12 Kegunan produktif terbagi atas tiga

kegunaan diantara ialah modal usaha, menambah modal usaha, peluang usaha baru. - Modal usaha

responden yang mampu mengembalikan pinjaman adalah responden yang menggunakan sebagian besar pinjamannya untuk modal usaha dengan persentase 78.57%, sehingga responden yang mempunyai usaha bisa dengan mudah mengembalikan pinjaman, karena responden sudah berpenghasilan sendiri, dan tidak hanya mengharapkan pendapatan dari suami responden, responden tidak hanya mampu mengemblikan pinjaman pada program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) tetapi juga mampu meningkatkan kesejahteraan keluarganya. sedangkan responden yang tidak mampu mengembalikan pinjaman adalah responden yang hanya menggunakan sebagian kecil pinjaman untuk modal usaha yaitu dengan persentase 61.91%.

- Menambah modal usaha

responden yang mampu mengembalikan pinjaman adalah responden yang menggunakan separuh pinjaman untuk menambah modal, sedangkan responden yang menggunakan sebagian besar pinjaman hanya beberapa responden yaitu dari 9 orang responden, 5 orang dengan persentase 55.56% mampu mengembalikan pinjaman, 4 orang dengan persentase 44.44% tidak mampu mengembalikan pinjaman, artinya hanya sedikit responden yang menggunakan pinjaman untuk modal usaha. Sedangkan responden yang tidak mampu mengembalikan pinjaman adalah responden yang menggunakan sebagian kecil pinjaman untuk modal usaha. Program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) di Kelurahan Batu Bersurat masih kurang memberikan peluang usaha baru, hal ini terbukti dari 45.83% responden yang mampu mengembalikan uang pinjaman dan 54.17% responden tidak mampu mengembalikan pinjaman mengatakan

program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) tidak memberikan peluang usaha baru.

b. Kegunaan konsumtif

Kegunaan konsumtif yaitu penggunaan dana pinjaman untuk memenuhi kebutuhan hidup, diantaranya adalah memenuhi kebutuhhan pokok/kebutuhan primer, memenuhi kebutuhan sekunder, memenuhi kebutuhan tersier.

- Memenuhi kebutuhan pokok/primer responden yang mampu mengembalikan pinjaman adalah responden yang menggunakan sebagian kecil pinjaman untuk memenuhi kebutuhan pokok atau disebut juga dengan kebutuhan primer sebanyak 13 orang responden, 10 orang dengan persentase 76.92% mampu mengembalikan pinjaman, 3 orang dengan persentase 23.08% tidak mampu mengembalikan pinjaman, dalam hal ini responden yang menggunakan pinjman. Responden yang tidak mampu mengembalikan pinjaman pada program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) mayoritas adalah responden yang menggunakan sebagian besar pinjaman untuk memenuhi kebutuhan pokok dari 11 orang responden, 5 orang dengan persentase 45.45% mampu mengembalikan pinjaman, 6 orang dengan persentase 54.55% tidak mampu mengambalikan pinjaman.

- Memenuhi kebutuhan sekunder

responden yang menggunakan sebagian besar dana pinjaman untuk memenuhi kebutuhan sekunder dari 16 orang responden, 7 orang dengan persentase 43.75% mampu mengembalikan pinjaman, 9 orang dengan persentase 56.25% tidak mampu mengembalikan pinjaman.

- Memenuhi kebutuhan tersier

Menjelaskan bahwa responden tidak ada menggunakan dana pinjaman untuk memenuhi kebutuhan tersier, terbukti dari 22 orang responden dengan persentase 55% dan 18 orang responden dengan persentase 45% tidak mampu mengembalikan pinjaman pada program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) di

(13)

Jom FISIP Volume 4 No. 1 Februari 2017 Page 13 Kelurahan Batu Bersurat tidak menggunakan

dana pinjman untuk memenuhi kebutuhan tersier. Namun demikian responden juga tidak menggunakan dana pinjaman untuk modal usaha, responden menggunakan dana pinjaman untuk memenuhi kebutuhan konsumtif lainnya.

Dalam hal ini diperlukan peran penting dari Unit Pengelola Kegaitan (UPK) untuk lebih mengawasi pemanfaatan dana oleh anggota Simpan Pinjam Perempuan (SPP) supaya anggota menggunakan dana pinjaman untuk kegiatan-kegiatan produktif, agar tercapai tujuan dari program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) yang diadakan oleh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedeasaan (PNPM-MPd), pada program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) di Kelurahan Batu Bersurat tidak ada pengawasan dari UPK dalam pemanfaatan dana pinjaman, hal ini dibuktikan dari secara keseluruhan responden baik yang mampu mengembalikan uang pinjaman maupun yang tidak mampu mengembalikan uang pinjaman mengatakan bahwa UPK tidak pernah melakukan peninjaun terhadap pemanfaatan dana yang dilakukan responden setelah menerima dana pinjaman, salah satu responden mengatakan UPK hanya datang pada responden untuk menangih uang pinjaman. Fenomena tersebut juga akan mempengaruhi pengetahuan respoden dalam meningkatkan atau mengembangkan modal usaha yang diberikan oleh Program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) di Kelurahan Batu Bersuarat, dalam penelitian ini responden yang tidak tahu mengembangkan usaha akan sulit untuk mengembalikan pinjaman. PENUTUP

6.1Kesimpulan

1. Berdasarkan hasil analisis data didapatkan bahwa pekerjaan responden yang paling dominan adalah responden dengan pekerjaan sebagai pedagang dan Ibu Rumah Tangga (IRT), responden

dengan pekerjaan sebagai pedagang adalah responden yang mampu mengembalikan pinjaman dengan persentase (50%), sedang Ibu Rumah Tangga (IRT) adalah responden yang tidak mampu mengembalikan uang pinjaman dengan persentase (50%), dengan demikian dapat dikatakan pekerjaan responden akan mempengaruhi kemampuan responden dalam mengembalikan pinjaman pada program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) di Kelurahan Batu Bersurat, selain itu tingkat pengetahuan dan motivasi responden untuk bergabung dengan program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) juga akan mempengaruhi kemampuan responden dalam mengembalikan pinjaman.

2. Masih kurangnya bimbingan dari UPK program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) Kelurahan Batu Bersurat kepada anggota Simpan Pinjam Perempuan (SPP) dalam memanfaatkan dana pinjaman untuk dijadikan sebagai modal usaha sehingga mampu meningkatkan perekonomian masyarakat.

3. Masih kurang selektifnya UPK program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) di Kelurahan Batu Bersurat dalam memilih masyarakat yang layak untuk mendapatkan dana pinjaman modal usaha dari program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) sehinnga banyak yang tidak tepat sasaran.

4. Pemanfaatan dana bergulir Simpan Pinjam Perempuan (SPP) di Kelurahan Batu Bersurat mayoritas responden menggunakannya untuk konsumtif dengan persentase 55%, sedangkan responden yang menggunakan dana pinjaman untuk kegiatan produktif sebanyak 45%, hal ini membuktikan bahwa responden tidak menggunakan dana pinjaman

(14)

Jom FISIP Volume 4 No. 1 Februari 2017 Page 14 untuk modal usaha sebagaimana

yang mana yang telah menjadi tujuan dari program Simpan Pinjam Perempuan (SPP), sehingga program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) di Kelurahan Batu Bersurat belum dapat dikatakan efektif karena pemanfaatan dana bergulir Simpan Pinjam Perempuan (SPP) masih belum sesuai dengan tujuan program.

5. Dari analisis data dengan menggunakan uji chi square diketahui bahwa tidak terdapat pengaruh antara pemamfatan dana pinjaman terhadap kemampuan pengembalian pinjaman dengan nilai p>0,05 (p= 0,012), artinya pemanfaatan dana pinjaman sangat berpengaruh terhadap kemampuan pengembalian pinjaman.

6.2. Saran

1. Masyarakat dalam memanfaatkan dana bergulir Simpan Pinjam Perempuan (SPP) hendaknya lebih

menggunakan dana pinjaman untuk kegiatan produktif sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan hidupnya.

2. Sebaiknya pemerintah lebih meningkatkan sosialisasi mmengenai program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) yang merupakan bagian dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pedesaan kepada masyarakat, agar masyarakat lebih paham dalam memanfaatakan dana pinjaman dari program Simpan Pinjam Perempuan (SPP).

3. pemerintah harus lebih meningkatkan pembinaan terhadap masyarakat yang menjadi anggota Simpan Pinjam Perempuan (SPP) khususnya dibidang usaha mandiri agar usaha yang dibuat masyarakat dengan menggunakan dana pinjaman dari Program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) bisa lebih maju dan berkembang.

DAFTAR PUSTAKA

Adi Rukminto Isbandi . 2003. Kesejahteran Sosial. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Adimihardja, Kusnada. 2002. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Arikunta, Suharsimi. 1992. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta

Crescent. 2003. Menuju Masyarakat

Mandiri. Jakarta , Gramedia Pustaka Utama. Gani, Erizal, 2013. Komponen-komponen Karya Tulis Ilmiah. Bandung: Pusaka Reka Cipta

Ibrahim, Adam. 2010. Teori, Perilaku, dan Budaya Organisasi. Bandung: PT Refika Aditama

Notowidagdo, Rohiman. 2016. Pengantar Kesejahteraan Sosial. Jakart:, Bumi Aksara.

Hikmat, Harry. 2004. Strategi Pemberdayaan Masyarakat. Bandung: HUP Setiadi, M. Elly, Kolip Usman. 2011. Penganter Sosiologi. Jakarta: Kencana Soedjatmoko, 1995.Dimensi Manusia dalam

Pembangunan. Jakarta: PT Pusaka LP3ES Indonesia Soetomo, 2010.Strategi-strategi

pembangunan masyarakat, Yogyakarta , Pustaka Pelajar,

Usman, Sunyoto.2012. Pembangunan dan Pemberdayaan

Masyarakat.Yogyakarta: Pusaka Pelajar

Setiana, Lucie.2005. Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat. Ghalia Indonesia

(15)

Jom FISIP Volume 4 No. 1 Februari 2017 Page 15 Zulkarnain. 2010. Pemberdayaan

masyarakat miskin. Yogyakarta: Ardana Media

Referensi

Dokumen terkait

Kota Batu sendiri pada tahun 2016 memiliki sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) sudah termasuk dalam sekolah ramah anak terdapat 13 sekolah dasar yang terbagi dalam

Button1.gameObject.SetActive (true); Button2.gameObject.SetActive (true); Button3.gameObject.SetActive (true); Button4.gameObject.SetActive (true); Button5.gameObject.SetActive

Pegawai Negeri Sipil yang pada saat berlakunya Peraturan Pemerintah ini telah menduduki jabatan struktural dan pangkatnya masih 1 (satu) tingkat di bawah jenjang pangkat terendah

DAFTAR SATUAN PENDIDIKAN (SEKOLAH)

SEM merupakan suatu mikroskop elek- tron yang mampu untuk menghasilkan gambar beresolusi tinggi dari sebuah permukaan sam- pel. Hasil gambar dari SEM hanya ditampil-

Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data hasil tes phytagoras dan hasil wawancara. Setelah data terkumpul dilakukan reduksi data yang bertujuan untuk

Pendekatan maqasid syariah dilihat relevan kerana memfokuskan tindakan yang perlu dipraktikkan dalam penjagaan akal dalam pelbagai situasi dan keadaan (Azman Ab