• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.2.3 Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan pada Nilai Perusahaan... 24

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "2.2.3 Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan pada Nilai Perusahaan... 24"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS ...iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah Penelitian ... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Kegunaan Penelitian ... 9

1.5 Sistematika Penulisan ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori ... 12

2.1.1 Teori Sinyal ... 12

2.1.2 Teori Agensi ... 13

2.1.3 Good Corporate Governance ... 14

2.1.4 Struktur Good Corporate Governance ... 14

2.1.5 Corporate Social Responsibility ... 17

2.1.6 Pertumbuhan Perusahaan ... 18

2.1.7 Nilai Perusahaan ... 19

2.2 Hipotesis Penelitian ... 20

2.2.1 Pengaruh Struktur Good Corporate Governance pada Nilai Perusahaan ... 20

2.2.2 Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility pada Nilai Perusahaan ... 23

(2)

2.2.3 Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan pada Nilai

Perusahaan ... 24

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 26

3.2 Lokasi dan Ruang Lingkup Wilayah Penelitian ... 27

3.3 Objek Penelitian ... 27

3.4 Identifikasi Variabel ... 27

3.5 Defenisi Operasional Variabel ... 28

3.6 Jenis dan Sumber Data ... 32

3.7 Populasi, Sampel dan Metode Penentuan Sampel ... 32

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 33

3.9 Teknik Analisis Data ... 34

3.9.1 Analisis Faktor ... 34

3.9.2 Uji Statistik Deskiptif ... 35

3.9.3 Uji Asumsi Klasik ... 35

3.9.4 Analisis Regresi Linier Berganda ... 37

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... 40

4.2 Analisis Faktor ... 41

4.3 Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 42

4.4 Hasil Uji Asumsi Klasik ... 45

4.5 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ... 48

4.6 Pembahasan ... 52 BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan ... 56 5.2 Saran ... 56 DAFTAR RUJUKAN ... 58 LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 64

(3)

Judul : Pengaruh Struktur Good Corporate Governance, Pengungkapan Corporate Social Responsibility dan Pertumbuhan Perusahaan pada Nilai Perusahaan Badan Usaha Milik Negara

Nama : Cintya Purnama Sari NIM : 1315351041

Abstrak

Salah satu tujuan jangka panjang yang hendak dicapai oleh perusahaan adalah meningkatkan kemakmuran pihak-pihak yang berkaitan dengan aktivitas perusahaan, seperti shareholders dan stakeholders melalui peningkatan nilai perusahaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh struktur good corporate governance, pengungkapan corporate social responsibility dan pertumbuhan perusahaan pada nilai perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI tahun 2011-2015. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 6 perusahaan BUMN dengan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui data sekunder yang diakses melalui www.idx.co.id. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan yang diukur dengan Tobin’s Q dan variabel independennya adalah struktur good corporate governance, pengungkapan corporate social responsibility, dan pertumbuhan perusahaan.

Berdasarkan hasil analisis ditemukan bahwa variabel struktur good corporate governance berpengaruh positif pada nilai perusahaan. Sedangkan variabel pengungkapan corporate social responsibility dan pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh pada nilai perusahaan.

Kata kunci: nilai perusahaan, struktur good corporate governance, pengungkapan corporate social responsibility, dan pertumbuhan perusahaan.

(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perusahaan merupakan sekelompok orang yang tergabung dalam suatu organisasi yang bekerja untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Mendapatkan keuntungan atau laba semaksimal mungkin merupakan tujuan yang paling mendasar bagi suatu perusahaan. Tujuan didirikannya suatu perusahaan tidak hanya sekadar untuk meraih laba sebesar-besarnya, tetapi juga untuk meningkatkan kemakmuran pihak-pihak yang berkaitan dengan aktivitas perusahaan, seperti shareholders dan stakeholders. Salah satu cara untuk meningkatkan kemakmuran pihak-pihak tersebut yaitu dengan meningkatkan nilai perusahaan. Menurut Kusumajaya (2011) nilai perusahaan sangat penting karena mencerminkan kinerja perusahaan yang dapat memengaruhi persepsi investor terhadap perusahaan. Peningkatan nilai perusahaan dapat memberikan sinyal positif kepada investor untuk berinvestasi pada suatu perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi akan membuat pasar (investor) percaya tidak hanya pada kinerja perusahaan saat ini namun juga pada prospek perusahaan di masa depan.

Pemegang saham berupaya memaksimalkan nilai perusahaan dengan menyerahkan pengelolaannya kepada tenaga-tenaga profesional (agent) yang lebih mengerti dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan (Widyasari, 2015). Manajer yang ditunjuk sebagai agent oleh pemegang saham (principal) untuk

(5)

mengelola perusahaan sering kali mempunyai tujuan dan kepentingan lain yang bertentangan dengan tujuan utama perusahaan dan sering mengabaikan kepentingan pemegang saham. Perbedaan kepentingan antara manajer dan pemegang saham ini mengakibatkan timbulnya konflik kepentingan (agency conflict).

Salah satu upaya perusahaan untuk mengatasi agency conflict adalah dengan mensejajarkan kepentingan manajer dengan kepentingan pemilik (Imanta, 2011). Upaya tersebut ditempuh melalui penerapan tata kelola perusahaan yang baik yaitu Good Corporate Governance (GCG). GCG merupakan salah satu faktor yang dapat memengaruhi nilai perusahaan. Penerapan GCG diharapkan dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan sehingga menciptakan nilai tambah yang dapat memberikan keuntungan bagi para pemegang saham atau pemilik perusahaan (Amanti, 2012). Forum for Corporate Governance in Indonesia pada tahun 2001 merumuskan corporate governance sebagai suatu sistem tata kelola perusahaan yang menjelaskan hubungan berbagai partisipan dalam menentukan arah dan kinerja perusahaan. Struktur atau organ dari GCG menurut Agoes dan Ardana (2009:110) meliputi kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dewan komisaris independen serta komite audit.

Kepemilikan manajerial yang tinggi pada suatu perusahaan dapat memengaruhi kinerja perusahaan karena manajemen yang juga sebagai pemegang saham cenderung akan berusaha melakukan tindakan yang dapat menguntungkan dirinya untuk meningkatkan nilai perusahaan melalui kinerja keuangannya. Hal ini

(6)

disebabkan pihak manajemen juga akan memperoleh keuntungan bila perusahaan memperoleh laba.

Kepemilikan institusional merupakan struktur kepemilikan dalam perusahaan selain kepemilikan manajerial. Kepemilikan oleh institusi dengan latar belakang yang dimiliki oleh institusi seperti latar belakang pendidikan, profesi maupun pengalaman yang mereka miliki akan mampu melakukan kontrol yang efektif sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.

Komisaris independen berfungsi untuk menyeimbangkan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen dalam rangka melindungi pemegang saham terutama pemegang saham minoritas sehingga melalui fungsi kontrolnya, komisaris independen yang tidak terafiliasi dengan manajemen perusahaan akan memengaruhi kinerja perusahaan. Keberadaan komisaris independen dalam perusahaan diharapkan dapat memengaruhi pemberdayaan dewan komisaris agar dapat melakukan tugas pengawasan dan pemberian nasihat kepada direksi secara efektif dan memberikan nilai tambah bagi perusahaan.

Komite audit sebagai salah satu komponen GCG dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan melalui fungsi pengendalian yang dimiliki. Komite audit dapat memberikan pendapat profesional dan independen kepada dewan komisaris mengenai laporan ataupun hal-hal lain yang disampaikan direksi kepada dewan komisaris. Komite audit juga mampu menilai efektivitas pengendalian internal dan kinerja audit internal sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.

(7)

Salah satu lembaga yang tidak luput dari program GCG adalah Kementrian Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN). BUMN memegang peranan penting yang telah memberikan andil yang cukup besar dalam pemeratan ekonomi nasional, meningkatkan pertumbuhan ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat sebagaimana yang tertuang dalam peraturan perundang-undangan. Tujuan didirikannya BUMN yang tertuang dalam UU no. 19 tahun 2003 pasal 2 yang salah satunya adalah menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan atau jasa bermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak. BUMN menjadi salah satu pelaku ekonomi Indonesia yang kinerjanya mencerminkan pertumbuhan dan keadaan perekonomian Indonesia.

Saat ini penerapan GCG mulai ditangani dengan sungguh-sungguh pada BUMN. Hal ini ditandai dengan dikeluarkannya peraturan perundang-undangan terkait GCG yaitu PER-01/MBU/2011 mengenai pelaksanaan praktik Good Corporate Governance pada BUMN. Hingga saat ini BUMN telah mencapai peningkatan yang cukup signifikan, namun peningkatan kinerja BUMN ini masih dirasa belum optimal. Beberapa perusahaan BUMN masih mengalami kerugian, kendatipun jumlahnya menurun dibandingkan tahun sebelumnya. Namun dari sisi nilai kerugian yang diderita BUMN mengalami peningkatan. Pada tahun 2012 jumlah BUMN yang mengalami kerugian sebanyak 24 BUMN sedangkan pada tahun 2013 berkurang menjadi 22 BUMN. Nilai kerugian meningkat menjadi Rp 17,57 triliun dari semula Rp 3,34 triliun pada tahun 2012. Kerugian terbesar disumbangkan oleh PT PLN Persero, Tbk sebesar Rp 15,27 triliun. Penerapan GCG pada BUMN

(8)

diharapkan dapat mengurangi permasalahan tersebut dan meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam pengelolaan perusahaan terutama kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.

Tabel 1.1 Jumlah BUMN dan Besarnya Kerugian BUMN Tahun 2011-2013

Tahun BUMN Rugi Jumlah Kerugian

2011 24 Rp 3.698 triliun

2012 24 Rp 3.34 triliun

2013 22 Rp 17.57 triliun

Sumber: www.bumn.go.id (2016)

Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh GCG pada nilai perusahaan dan ditemukan hasil yang beragam. Black et al. (2003) melakukan penelitian tentang pengaruh GCG terhadap nilai perusahaan pada perusahaan publik Korea, dan hasilnya menyatakan bahwa tata kelola perusahaan yang baik merupakan faktor penting dalam menjelaskan nilai pasar publik Korea. Penelitian yang dilakukan oleh Silveira dan Barros (2006) mengenai kualitas corporate governance pada nilai perusahaan di Brazil menyatakan bahwa nilai perusahaan dipengaruhi oleh corporate governance. Hasil yang sama juga ditunjukkan oleh penelitian Anggraini (2013) tentang pengaruh good corporate governance pada nilai perusahaan dan hasilnya adalah secara simultan, dewan komisaris, dewan komisaris independen, komite audit, ukuran peusahaan (size) memiliki pengaruh signifikan pada nilai perusahaan.

Hasil yang berbeda ditunjukkan oleh penelitian Che et al. (2008) mengenai hubungan antara corporate governance dan nilai perusahaan pada perusahaan Malaysia. Penelitian ini menyimpulkan nilai perusahaan yang diproksikan dengan Tobin’s Q tidak dipengaruhi oleh cross-directorship dewan, independensi dewan

(9)

komisaris, dan kepemilikan manajerial, serta nilai perusahaan berkorelasi negatif dengan mekanisme GCG. Amanti (2012) melakukan penelitian mengenai pengaruh GCG terhadap nilai perusahaan pada perusahaan rokok yang terdaftar di BEI. Hasil yang didapat sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Che et al. (2008) yaitu GCG berpengaruh negatif pada nilai perusahaan akan tetapi tidak signifikan.

Penerapan GCG tidak hanya memberikan dukungan bagi shareholders dan stakeholders namun juga memberikan dukungan kepada masyarakat dan lingkungan. Salah satu wujud pelaksanaan prinsip GCG yaitu implementasi Corporate Social Responsibility (CSR). CSR merupakan salah satu faktor nonkeuangan yang perlu dipertimbangkan oleh perusahaan dalam upaya meningkatkan nilai perusahaan. Menurut Daniri (dalam Novita dan Djakman, 2008), perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada single bottom line, yaitu nilai perusahaan (corporate value) yang direfleksikan dalam kondisi keuangannya saja. Tetapi tanggung jawab perusahaan harus berpijak pada triple bottom lines, yaitu juga memperhatikan masalah sosial dan lingkungan. McWilliams dan Siegel (2001) mendefinisikan CSR sebagai aksi yang muncul sebagai lanjutan dari tindakan sosial, melebihi kepentingan perusahaan dan yang diwajibkan oleh hukum. CSR di Indonesia telah diatur dalam Pasal 74 ayat 1 Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas bahwa perseroan yang menajalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan.

(10)

Berbagai penelitian mengenai CSR dan nilai perusahaan telah banyak dilakukan. Penelitian yang dilakukan oleh Mwangi dan Oyenje (2013) membuktikan bahwa pengungkapan CSR memberikan pengaruh yang positif terhadap nilai perusahaan. Hal ini serupa dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Widyasari (2015) yang berarti CSR merupakan faktor yang dapat memengaruhi tinggi atau rendahnya nilai perusahaan. Sementara itu, penelitian yang dilakukan oleh Fiori et al. (2007) serta Ramadhani dan Hadiprajitno (2012) menghasilkan hal yang berbeda, yaitu tidak terdapat pengaruh antara variabel CSR dengan nilai perusahaan.

Faktor lain yang dapat memengaruhi nilai suatu perusahaan yaitu pertumbuhan perusahaan. Pertumbuhan (growth) adalah seberapa jauh perusahaan menempatkan diri dalam sistem ekonomi secara keseluruhan atau sistem ekonomi untuk industri yang sama. Perusahaan yang tumbuh dengan cepat cenderung mengalami peningkatan penjualan secara signifikan dan diiringi oleh adanya peningkatan pangsa pasar. Menurut Kusumajaya (2011), perusahaan harus memiliki pengendalian operasi dengan penekanan pada pengendalian biaya agar pertumbuhan yang cepat tidak memiliki arti pertumbuhan biaya yang kurang terkendali. Penelitian yang dilakukan oleh Kusumajaya (2011) menyatakan pertumbuhan perusahaan terhadap nilai perusahaan mempunyai pengaruh positif signifikan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Saputri dkk (2014) juga menunjukkan adanya pengaruh pertumbuhan perusahaan terhadap nilai perusahaan (PBV). Hasil yang berbeda ditunjukkan oleh penelitian Wardjono (2010) menyatakan bahwa pertumbuhan perusahaan memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan.

(11)

Hasil riset yang berbeda tentang pengaruh struktur good corporate governance, pengungkapan corporate social responsibility dan pertumbuhan perusahaan pada nilai perusahaan yang telah diungkapkan sebelumnya, membuat peneliti tertarik untuk meneliti pada perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel-variabel tersebut pada nilai perusahaan BUMN.

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan atas latar belakang yang telah disampaikan, maka dapat dirumuskan rumusan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah.

1) Bagaimana pengaruh struktur good corporate governance pada nilai perusahaan?

2) Bagaimana pengaruh pengungkapan corporate social responsibility pada nilai perusahaan?

3) Bagaimana pengaruh pertumbuhan perusahaan pada nilai perusahaan?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun tujuan dari penelitian ini adalah.

1) Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh struktur good corporate governance pada nilai perusahaan.

(12)

2) Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh pengungkapan corporate social responsibility pada nilai perusahaan.

3) Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh pertumbuhan perusahaan pada nilai perusahaan.

1.4 Kegunaan Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dijelaskan, maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut.

1) Kegunaan Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa referensi yang memperkuat teori sinyal bahwa manajer perlu memberikan sinyal-sinyal berupa pengungkapan informasi kepada pihak eksternal untuk mengurangi terjadinya asimetri informasi sehingga nilai perusahaan dapat meningkat. 2) Kegunaan Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada beberapa pihak, yaitu:

a. Bagi Manajemen

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pertimbangan bagi manajer dalam rangka mengambil keputusan dan membuat kebijakan dalam mengelola perusahaan.

(13)

b. Bagi Investor

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pertimbangan bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi secara tepat khususnya dalam menilai kinerja suatu perusahaan.

1.5 Sistematika Penulisan

Skripsi ini terdiri dari lima bab yang disusun secara sistematis untuk memberikan gambaran yang lebih jelas dari masing-masing bab yang diuraikan sebagai berikut.

BAB I Pendahuluan

Bab ini menguraikan latar belakang masalah yang mendasari dilakukannya penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian serta sistematika penulisan keseluruhan penelitian.

BAB II Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian

Bab ini menguraikan landasan teori dan konsep yang berkaitan dengan pembahasan masalah yang dapat digunakan sebagai dasar acuan penelitian, pembahasan hasil penelitian sebelumnya yang relevan dengan skripsi ini, hipotesis penelitian dan kerangka pemikiran.

BAB III Metode Penelitian

Bab ini menguraikan metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini, yang meliputi lokasi dan ruang lingkup wilayah penelitian, objek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan

(14)

sumber data, populasi dan sampel penelitian, metode pengumpulan data serta teknik analisis data yang digunakan.

BAB IV Data dan Pembahasan Hasil Penelitian

Bab ini menguraikan karakteristik sampel, deskripsi variabel penelitian, hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian berdasarkan teknik analisis data yang digunakan.

BAB V Simpulan dan Saran

Bab ini menguraikan simpulan dari hasil pembahasan bab sebelumnya dan saran-saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

Gambar

Tabel 1.1 Jumlah BUMN dan Besarnya Kerugian BUMN Tahun 2011-2013

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan mengindentifikasi potensi ekonomi kreatif, menilai potensi ekonomi kreatif unggulan dan memetakan potensi ekonomi kreatif berbasis sistem

This study discusses two approaches in testing the causal ordering of a model, i.e., the Granger and Sim’s tests as well as SCDTs test of causality, which could be either used

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: 1) produksi dan ekspor karet di Provinsi Jambi; 2) pengaruh ekspor karet terhadap PDRB Provinsi Jambi. Analisis

program pondok pesantren sebagai bentuk pengembangan kurikulum, yang antara. lain : pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, bahasa Indonesia,

Dan jika dibandingkan dari hasilnya atau nilainya, VSWR pada pengukuran memiliki hasil yang lebih bagus dibandingkan hasil dari simulasi walaupun dengan perbedaan yang

Kalo ada produk baru dari masjid, speaker buat masjid, jadi yang kita undang orang-orang masjid kayak pengurus-pengurus masjid gitu.. Terus kalo TOA mengadakan

Tujuan mempelajari sistem purifikasi reaktor RDE tipe HTR-10 adalah untuk mempelajari aliran limbah yang ditimbulkan dari sistem purifikasi helium ini seperti timbulnya

Dari hasil penelitian terhadap siswa SD Inpres Tiwoho yang berusia 9-12 tahun dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan bermakna antara promosi kesehatan