• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN JALUR EKONOMI KREATIF DI KORIDOR JALAN TRANS SULAWESI BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Fadhil Surur Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alauddin Makassar Email : fadhil.sururuin-alauddin.ac.id ABSTR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGEMBANGAN JALUR EKONOMI KREATIF DI KORIDOR JALAN TRANS SULAWESI BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Fadhil Surur Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alauddin Makassar Email : fadhil.sururuin-alauddin.ac.id ABSTR"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN JALUR EKONOMI KREATIF DI KORIDOR JALAN TRANS SULAWESI BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

Fadhil Surur

Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alauddin Makassar

Email : fadhil.surur@uin-alauddin.ac.id

ABSTRAK

Pembangunan jalan trans Sulawesi yang telah melayani masyarakat mulai dari Kota Makassar menuju Kota Manado melintasi Provinsi Sulawesi Selatan hingga Sulawesi Utara semakin memberikan dampak positif terhadap perekonomian daerah. Secara spasial masing masing wilayah di koridor jalan Trans Sulawesi memiliki potensi ekonomi kreatif yang berbeda – beda. Masyarakat yang melakukan perjalanan dari Kota Makassar – Kota Manado melalui jalur ini akan dapat menikmati beragam potensi ekonomi kreatif, dengan memperoleh informasi mengenai produk ekonomi kreatif ditawarkan. Penelitian ini bertujuan mengindentifikasi potensi ekonomi kreatif, menilai potensi ekonomi kreatif unggulan dan memetakan potensi ekonomi kreatif berbasis sistem informasi geografis berdasarkan tingkat keunggulan potensi yang dimiliki. Data dikumpulkan melalui pengamatan google map, studi literatur hingga penelusuran data data melalui dokumen perencanaan daerah. Hasil olahan data dari analisis deskriptif dan analisis skoring digunakan sebagai dasar pemetaan berbasis sistem informasi geografis. Hasil penelitian ini berupa produk pemetaan ekonomi kreatif yang terintegrasi dengan jalan Trans Sulawesi, dimana masyarakat dapat mengetahui sub sektor ekonomi kreatif unggulan yang ditawarkan daerah tersebut. Pada sisi yang berbeda menjadi media promosi unit usaha mikro, kecil dan menengah dalam menawarkan produk ekonomi kreatif yang dikembangkan.

Kata Kunci : ekonomi kreatif, koridor, sistem informasi geografis ABSTRACT

The development of Sulawesi trans road that has served the community from Makassar to Manado City through South Sulawesi Province to North Sulawesi has a positive impact on the regional economy. Spatially each region in the Trans Sulawesi road corridor has different creative economic

potential. People traveling from Makassar City - Manado City through this pathway will be able to enjoy a variety of creative economic potentials, by obtaining information on creative economic products on offer. This study aims to identify the potential of creative economy, assess the potential of superior creative economy and map the potential of creative economy based on geographic information system based on the level of potential advantage possessed. Data were collected

through google map observation, literature study until data searching through local planning documents. The results of data processing from descriptive analysis and scoring analysis are used as the basis of mapping based on geographic information system. The result of this research is a creative economic mapping product integrated with Trans Sulawesi road, where people can know the superior creative economic sub-sector offered by the area. On the different side of the media promotional units of micro, small and medium enterprises in offering creative economic products

developed.

(2)

A. Latar Belakang

Orientasi gelombang ekonomi dari era pertanian ke era industrialisasi telah mengalami pergeseran, setelah itu terbentuk era informasi yang diikuti dengan penemuan-penemuan bidang teknologi informasi, seperti yang dialami saat ini (Purnomo, 2016). Pergeseran gelombang ini telah membawa peradaban yang baru dan semakin berkembang bagi manusia dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Kunci pertumbuhan ekonomi saat ini adalah kemampuan mengarahkan dan memanfaatkan teknologi dan talenta yang dimiliki kemudian didorong dengan toleransi, yaitu keterbukaan terhadap segala bentuk pengetahuan, talenta dan kreativitas yang dimiliki (Florida, 2003).

Ekonomi kreatif dinilai sebagai salah satu potensi ekonomi lokal yang mampu menunjang transformasi dan pertumbuhan ekonomi secara umum. Sektor-sektor ekonomi yang berbasis kreativitas dan inovasi harus dilakukan untuk menghadapi berbagai tantangan pertumbuhan perekonomian nasional. Ekonomi kreatif di Indonesia pada tahun 2015 mampu berkontribusi terhadap PDB nasional sebesar 7,38% terhadap total perekonomian nasional. Peluang pengembangan ekonomi kreatif dapat diintegrasikan dengan prasarana sistem transportasi. Suatu wilayah perlu memiliki akses transportasi menuju pasar secara lancar yang menghubungkan suatu wilayah dengan kota-kota lebih besar merupakan prasarana utama bagi pengembangan ekonomi wilayah (Cahyono, 2002). Kebijakan pemerintah melalui Perpres Nomor 88 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Sulawesi mengembangkan jalan arteri primer lintas barat Pulau Sulawesi untuk mendukung konektivitas wilayah di Pulau Sulawesi. Jalur ini menghubungkan Kabupaten Mamuju, Kota Pare pare hingga Kota Makassar. Kinerja jaringan prasarana transportasi lintas barat telah menunjukkan dampak positif yang menghubungkan pusat pusat pertumbuhan wilayah (Jinca, 2009).

(3)

memanfaatkan pergerakan penumpang sebagai basis pasar dari ekonomi kreatif di jalan lintas barat Pulau Sulawesi.

Tantangan pengembangan ekonomi kreatif saat ini adalah sangat diperlukan kerjasama yang baik (kompak), arah pengembangan kebijakan dan peningkatan daya saing melalui upaya promosi (Parasita, 2015). Upaya maksimalisasi promosi potensi ekonomi kreatif di jalan lintas barat Pulau Sulawesi dapat dikembangkan dengan pendekatan teknologi dengan database sistem informasi geogarfis. Secara ringkas masyarakat pengguna jalur transportasi lintas barat Pulau Sulawesi dapat mengetahui lokasi pengembangan ekonomi kreatif. Sehingga secara tidak langsung, informasi detail tentang rubrik ekonomi kreatif di wilayah yang dilalui dapat diakses secara terbuka. Hal ini menjadi penting untuk mempromosikan potensi ekonomi kreatif dan meningkatkan daya saingnya. Peran e-commerace berjalan sebagai platform perdagangan tanpa batas wilayah dan tanpa batas waktu, diharapkan mampu mendorong inovasi di bidang kreatif yang memiliki nilai tambah dan daya saing di dunia internasional (Simanjuntak, 2016). Langkah ini diharapkan mampu mendorong pengembangan ekonomi kreatif secara berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan mengindentifikasi potensi ekonomi kreatif, menilai potensi ekonomi kreatif unggulan dan memetakan potensi ekonomi kreatif berbasis sistem informasi geografis pada beberapa wilayah di koridor jalan litas barat Trans Sulawesi berdasarkan tingkat keunggulan potensi yang dimiliki.

B. Metodologi

1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober – November 2017 yang difokuskan pada wilayah Provinsi Sulawesi Selatan dan Provinsi Sulawesi Barat. Cakupan wilayah kajian dibatasi berdasarkan wilayah administrasi kecamatan kemudian disesuaikan dengan wilayah kecamatan yang dilalui oleh jalan lintas barat Trans Sulawesi.

2. Jenis dan Sumber Data

Jenis data terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan menggunakan metode survey ke lokasi kegiatan ekonomi kreatif yang dituju sedangkan data sekunder diperoleh dari Google Map, dokumen RTRW setiap kabupaten/kota, Badan Pusat Statistik dan Bappeda Provinsi Sulawesi Selatan / Sulawesi Barat.

3. Teknik Pengumpulan Data

a. Survei lapangan ; survei lapangan secara langsung dilaksanakan untuk memperoleh gambaran kondisi kegiatan ekonomi kreatif

(4)

4. Tahapan Penelitian

Penelitian ini bersifat umum menuju sesuatu yang khusus (going from the general to the specific) dengan berbagai tahapan yaitu :

a. Inventarisasi data kegiatan ekonomi kreatif yang tersebar di jalur Trans Sulawesi dengan batasan :

- Kegiatan ekonomi kreatif merujuk pada 16 subsektor ekonomi kreatif menurut Perpres Nomor 6 Tahun 2015 tentang Badan Ekonomi Kreatif yang terdiri dari musik, kuliner, kriya, fotografi, film animasi dan video, fashion, desain produk, desain komunikasi visual, desain interior, arsitektur, aplikasi dan game developer, televisi dan radio, seni rupa, seni pertunjukan, periklanan, dan penerbitan.

- Kegiatan ekonomi kreatif berada pada jarak maksimal 100 meter di kiri atau kanan jalan Trans Sulawesi

- Terdiri dari minimal 10 unit usaha/kegiatan yang beroperasi dengan produk ekonomi kreatif yang sama dan berkelompok sepanjang jalan Trans Sulawesi

b. Penilaian tingkat kegiatan ekonomi kreatif dengan menggunakan parameter kesesuaian sentra ekonomi kreatif (Merdekawati, Soedwijawahoyono, & Putri, 2016) maka diperoleh tingkat keunggulan kegiatan ekonomi kreatif yang menjadi dasar pengembangan produk ekonomi kreatif yang ditawarkan.

Tabel 1. Variabel Pengukuran Keunggulan

Variabel Parameter Indikator

Produk Kreatif Berbudaya

Produk mengandung unsur budaya/potensi lokal

(3) ya (0) tidak

Keberagaman produk yang ditawarkan selain produk utama

(5) lebih dari 5 (3) lebih dari 1-5 (1) kurang dari 1

Desain diciptakan dengan ide inovasi produk (3) ya (0) tidak Produk memiliki sertifikat hak cipta yang

terdaftar di Hak atas Kekayaan Intelektual (HKI)

(3) ya (0) tidak

Sumber Daya

Tenaga kerja memahami pengetahuan tentang pengembangan produk

(3) ya (0) tidak

Tenaga kerja telah melewati jenjang pendidikan menengah atau tinggi (SMA/PT)

(5) >60% (3) 30-60% (1) <30% Tenaga kerja pernah mengikuti pelatihan

keterampilan terkait pengembangan industri

Pemanfaatan teknologi dalam proses produksi

(3) ya (0) tidak Pemanfaatan teknologi untuk pencariaan

(5)

Prasarana

Bahan baku terpenuhi secara kontinu yaitu dapat dipenuhi sepanjang waktu

(5) sepanjang tahun (3) 6 bulan (3) bulan

Kebijakan Kawasan studi memiliki arahan kawasan peruntukan industri berdasarkan RTRW

(3) ya (0) tidak

Institusi

Terdapat program pengembangan industri baik dari lembaga akademis, swadaya masyarakat, pemerintah serta lembaga lainnya

(5) lebih dari 4 (3) 2-4 (1) 0-2

Lembaga Keuangan

Terdapat peran lembaga keuangan berperan memberikan kemudahan prosedur untuk peminjaman modal

Waktu tempuh tempat tinggal tenaga kerja ke lokasi usaha dengan berjalan kaki

(5) 0-10 menit (3) 10-20 menit (1) >30 menit Sumber : Merdekawati, Soedwijawahoyono, & Putri, 2016 (dimodifikasi)

c. Integrasi dengan basis data sistem informasi geografis (SIG), dimana data setiap kegiatan ekonomi kreatif yang telah diinventarisasi kemudian diintegrasikan dalam data base. Pengguna akan lebih mudah memperoleh data atau informasi kegiatan ekonomi kreatif yang dituju yang tersebar di jalan Trans Sulawesi.

Gambar 1. Alur penelitian (1) inventarisasi data (2) survey lapangan (3) penilaian dan (4) input database ke aplikasi

2 3

(6)

5. Teknik Analisis Data

Penelitian menggunakan beberapa teknik analisis data yang disesuaikan dengan tujuan penelitian yang mencakup :

a. Analisis Deskriptif

Analisis yang digunakan untuk pencarian fakta yang kemudian diinterpretasikan sesuai dengan masalah penelitian. Analisis deskriptif dilakukan untuk mengetahui keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan dan mencari hubungan variabel itu dengan variabel yang lain (Sugiyono, 2009). Analisis deskriptif akan memperoleh gambaran karaktersitik ekonomi kreatif di sepanjang jalur lintas barat Sulawesi.

b. Analisis Keunggulan Ekonomi Kreatif

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui keunggulan berdasarkan masing masing kriteria industri kreatif berdasarkan kondisi eksisting yang terjadi di kegiatan ekonomi kreatif Jalan Trans Sulawesi, yaitu dengan menggunakan teknik pemberian skor (scoring). Langkah-langkah yang digunakan pada analisis ini yaitu menentukan nilai rerata parameter, menentukan klasifikasi kesesuaian parameter, menentukan skor kriteria dan menentukan klasifikasi keungulan masing-masing kegiatan ekonomi kreatif. Penentuan keunggulan dibagi menjadi 3 klasifikasi keunggulan yaitu :

Tabel 2. Penilaian Keunggulan

c. Analisis Spasial

Analisis spasial dengan pendekatan sistem informasi geografis. SIG merupakan sistem informasi yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memanggil kembali, mengolah, menganalisis dan menghasilkan data bereferensi geografis atau data geospatial, untuk mendukung pengambilan keputusan dalam perencanaan dan pengelolaan penggunaan lahan, sumber daya alam, lingkungan, transportasi, fasilitas kota, dan pelayanan umum lainnya (Murai, 1999).

C. Hasil dan Pembahasan 1. Gambaran Umum Wilayah

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 88 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Sulawesi mengembangkan jaringa arteri primer pada Jaringan jalan lintas barat Pulau Sulawesi yang menghubungkan :

No Tingkat Keunggulan Skor

1 Rendah 40 - 59

2 Sedang 60 – 79

(7)

a. Mapanget - Kairagi - Manado - Tomohon - Kawangkoan - Worocitan - Poigar - Kaiymaelang - Biontong - Atinggola - Kuandang;

b. Mamuju - Tameroddo - Majene - Polewali - Pinrang - Pare-pare - Barru - PakaePangkajene - Maros - Makassar - Sungguminasa; dan

c. Pantoloan - Palu.

Pembangunan struktur ruang Pulau Sulawesi akan berkembang sejalan dengan pembangunan dan keberadaan jalan raya trans Sulawesi yang menghubungkan Sulawesi bagian selatan hingga utara. Struktur ruang koridor ini mengalami dinamika yang tinggi seiring dengan percepatan pergerakan barang dan orang dari intra dan inter pusat-pusat pertumbuhan di dalam Pulau Sulawesi maupun antar pulau lainnya di Indonesia.

Jalur yang mengalami perkembangan sangat signifikan adalah lintas barat Sulawesi jalur Makassar – Mamuju sepanjang 443 km yang menghubungkan 2 provinsi dan 9 kabupaten/kota. Namun dalam perkembangannya jalur Makassar – Bulukumba sepanjang 165 km juga menunjukkan kinerja yang positif. Sehingga kedepannya jalur lintas barat Sulawesi mampu memberikan multiplier effect ke wilayah sekitarnya.

Gambar 1. Peta Pengembangan Jalan Trans Sulawesi

(8)

Kotamobagu, Tondano, Isimu, Marisa, Kwandang, Toli-toli, Buol, Poso, Luwuk, Kolonedale, Donggala, Mamuju, Pare-pare, Barru, Pangkajene, Jeneponto, Palopo, Watampone, Bulukumba, Unaaha, Raha, Kolaka, Baubau, Lasolo, dan Rarowatu. Sementara itu kota Tahuna dan Melonguane ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) karena merupakan wilayah yang berbatasan langsung dengan negara Filipina. Keterpaduan sistem transportasi dan penyelenggaraan pelayanan transportasi yang handal diperlukan kriteria penyusunan strategi dan kebijakan komprehensif dan dinamis (Jinca, 2009).

Berdasarkan hal tersebut maka fokus kajian pengamatan mencakup jalur Lintas Barat Bulukumba – Makassar - Mamuju. Pembagian wilayah administratif disajikan pada Tabel 3 berikut :

Tabel 3. Pembagian Wilayah Administratif

Provinsi Kabupaten Kecamatan Jumlah

Sulawesi Selatan Bulukumba Ujung Bulu, Gantarang 2

Bantaeng Pajukukang, Bantaeng, Bisappu 3

Jeneponto Tarowang, Batang, Arungkeke, Binamu, Tamalatea, Bangkala, Bangkala Barat

7

Takalar Manggarabombang, Polongbangkeng Selatan,

Pattalassang, Polongbangkeng Utara

4

Gowa Bontonampo Selatan, Bajeng, Palangga, Sombaopu 4

Makassar Tamalate, Rappocini, Panakukang, Tallo,

Tamalanrea, Biringkanaya

6

Maros Mandai, Turikale, Lau, Bontoa 4

Pangkep Minasetene, Pangkajene, Bungoro, Labakkang, Marang, Segeri, Mandalle

7

Barru Tanete Rilau, Barru, Balusu, Soppeng Riaja, Mallusetasi

5

Parepare Bacukiki Barat, Soreang, Ujung 3

Pinrang Suppa, Mattiro Bulu, Watangsawitto, Paleteang, Watangpanua, Duampanua Lembang

7

Sulawesi Barat Polewali Binuang, Polewali, Matakali, Wonomulyo, Mappili, Campalagian, Tinambung, Balanipa

8

Majene Banggae, Banggae Timur, Pamboang, Sendana, Mapili, Ulumanda, Malunda

7

Mamuju Tapalang, Simboro,Mamuju 3

Jumlah 70

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2017

2. Potensi Ekonomi Kreatif

Ekonomi kreatif adalah ekonomi yang digerakkan oleh kreativitas yang berasal dari pengetahuan dan ide yang dimiliki oleh sumber daya manusia untuk mencari solusi inovatif terhadap permasalahan yang dihadapi. Ekonomi kreatif sangat tergantung kepada modal manusia (human capital atau intellectual capital, ada juga yang menyebutnya creative capital). Ekonomi kreatif membutuhkan sumberdaya manusia yang kreatif tentunya, mampu

(9)

bernilai ekonomi. Proses produksinya bisa saja mengikuti kaidah ekonomi industri, tetapi proses ide awalnya adalah kreativitas. Perpres Nomor 72 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 6 Tahun 2015 Tentang Badan Ekonomi Kreatif telah mengklasifikasi ulang sub-sektor industri kreatif dari 15 sub-sektor menjadi 16 sub-sektor. Definisi ke-16 subsektor industri kreatif tersebut mengacu pada publikasi “Ekonomi Kreatif: Kekuatan Baru Indonesia Menuju 2025, Rencana Aksi Jangka Menengah 2015- 2019, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yaitu :

a. Aplikasi dan game ; suatu media atau aktivitas yang memungkinkan tindakan bermain berumpan balik dan memiliki karakteristik setidaknya berupa tujuan (objective) dan aturan (rules).

b. Arsitektur ; wujud hasil penerapan pengetahuan, ilmu, teknologi, dan seni secara utuh dalam mengubah lingkungan binaan dan ruang, sebagai bagian dari kebudayaan dan peradaban manusia, sehingga dapat menyatu dengan keseluruhan lingkungan ruang. c. Desain interior ; kegiatan yang memecahkan masalah fungsi dan kualitas interior;

menyediakan layanan terkait ruang interior untuk meningkatkan kualitas hidup; dan memenuhi aspek kesehatan, keamanan, dan kenyamanan publik

d. Desain komunikasi visual ; suatu bentuk komunikasi visual yang menggunakan gambar untuk menyampaikan informasi atau pesan seefektif mungkin. Dalam disain grafis, teks juga dianggap gambar karena merupakan hasil abstraksi simbol-simbol yang bisa dibunyikan. Disain grafis diterapkan dalam disain komunikasi dan fine art.

e. Desain produk ; layanan profesional yang menciptakan dan mengembangkan konsep dan spesifikasi yang mengoptimalkan fungsi, nilai, dan penampilan suatu produk dan sistem untuk keuntungan pengguna maupun pabrik (Industrial Design Society of America-IDSA)

f. Fashion ; gaya hidup dalam berpenampilan yang mencerminkan identitas diri atau kelompok

g. Film, animasi dan video ; film adalah Karya seni gambar bergerak yang memuat berbagai ide atau gagasan dalam bentuk audiovisual, animasi adalah tampilan frame ke frame dalam urutan waktu untuk menciptakan ilusi gerakan yang berkelanjutan, sedangkan video adalah sebuah aktivitas kreatif, berupa eksplorasi dan inovasi dalam cara merekam.

(10)

i. Kriya ; kerajinan (kriya) merupakan bagian dari seni rupa terapan yang merupakan titik temu antara seni dan disain yang bersumber dari warisan tradisi atau ide kontemporer j. Kuliner ; kegiatan persiapan, pengolahan, penyajian produk makanan dan minuman yang

menjadikan unsur kreativitas, estetika, tradisi, dan/ atau kearifan lokal

k. Musik ; segala jenis usaha dan kegiatan kreatif yang berkaitan dengan pendidikan, kreasi/komposisi, rekaman, promosi, distribusi, penjualan, dan pertunjukan karya seni musik

l. Penerbitan ; daya imajinasi untuk membuat konten kreatif yang memiliki keunikan tertentu, dituangkan dalam bentuk tulisan, gambar dan/atau audio ataupun kombinasinya

m. Periklanan ; bentuk komunikasi melalui media tentang produk dan/atau merek kepada khalayak sasarannya agar memberikan tanggapan sesuai tujuan pemrakarsa

n. Seni pertunjukan ; cabang kesenian yang melibatkan perancang, pekerja teknis dan penampil (performers), yang mengolah, mewujudkan dan menyampaikan suatu gagasan kepada penonton (audiences)

o. Seni rupa ; penciptaan karya dan saling berbagi pengetahuan yang merupakan manifestasi intelektual dan keahlian kreatif, yang mendorong terjadinya perkembangan budaya dan perkembangan industri dengan nilai ekonomi untuk keberlanjutan ekosistemnya.

p. Televisi dan radio ; radio adalah kegiatan kreatif yang meliputi proses pengemasan gagasan dan informasi secara berkualitas kepada penikmatnya dalam format suara yang disiarkan kepada publik sedangkan televisi adalah kegiatan kreatif yang meliputi proses pengemasan gagasandan informasi secara berkualitas kepada penikmatnya dalam format suara dan gambar.

Berdasarkan penelusuran data sekunder dan data primer, maka diperoleh potensi ekonomi kreatif di sepanjang jalur lintas barat Trans Sulawesi yang berbeda – beda. Inventarisasi potensi ekonomi kreatif didasarkan pada pembagian sub sektor ekonomi kreatif, lokasinya berada pada buffer 100 meter di kiri dan kanan jalan serta kegiatan ekonomi kreatif berkelompok minimal 10 unit kegiatan. Potensi ekonomi kreatif yang diinventarisasi berdasarkan sub sektor tersebut mencakup :

(11)

55%

18% 9%

9% 9%

Kuliner Kriya

Penerbitan

Pertunjukan

Fashion

b. Kriya terdiri dari sentra furniture di Kabupaten Takalar, pengarajin anyaman bambu di Labakkang Kabupaten Pangkep, kegiatan panre bessi (senjata tajam) di Segeri Kabupaten Pangkep dan pusat kerajinan miniatur Sandeq di Kabupaten Polewali Mandar

c. Kuliner terdiri dari industri jagung marning di Kabupaten Bulukumba, pusat produksi Lammang di Kabupaten Jeneponto, kuliner jagung rebus di Kabupaten Talakar, penganan Putu Cangkir di Kabupaten Gowa, Roti Maros di Kabupaten Maros, Makanan khas Kabupaten Pangkep berupa Dange, sentra ikan asin dan hasil olahannya di Kabupaten Barru, kuliner jagung rebus di Kecamatan Soppengriaja Kabupaten Barru, sentra makanan Gogos di Kecamatan Mallusetasi Kabupaten Barru, kuliner Bolu Cukke di Kabupaten Pinrang, Baye atau golla kambu yang berpusat di Kabupaten Polman dan pusat kuliner pesisir Ikan Tuing Tuing di Kabupaten Majene.

d. Penerbitan umumnya berpusat di Kota Makassar yaitu kompleks penerbitan di Jalan AP Pettarani dan sekitar kampus Unhas Tamalanrea

e. Seni Pertunjukan yang bercirikan kekhasan daerah setempat terdapat di Kecamatan Segeri dengan pertunjukan mappalili oleh Komunitas Bissu dan Sayang pattuduq oleh masyarakat bahari Mandar di Kabupaten Polman Sulawesi Barat.

Gambar 2. Kelompok industri kuliner Dange, Gogos dan Kuliner Bahari Majene

Gambar 3. Persentase jenis sub sektor ekonomi kreatif

(12)

ketersediaan sumberdaya yang lebih berasosiasi dengan kegiatan ekonomi kreatif perkotaan. Wilayah Kota Makassar yang dilalui oleh lintas barat jalan Trans Sulawesi memiliki kompleks ruko di Jalan AP Pettarani dan Jl Perintis Kemerdekaan sebagai sentra kegiatan penerbitan. Selain itu di subsektor fashion Kota Makassar memiliki pusat fashion yang menyajikan kebutuhan pakaian dan aksesoris yang terpusat di depan Universitas Hasanuddin.

Secara umum potensi ekonomi kreatif di jalur lintas barat Trans Sulawesi didominasi oleh sub sektor kuliner. Hal yang menarik dari potensi tersebut adalah pemanfaatan sumberdaya alam lokal yang kemudian diproses dengan pendekatan budaya. Kegiatan persiapan, pengolahan, penyajian produk makanan, dan minuman yang menjadikan unsur kreativitas, estetika, tradisi, dan/atau kearifan lokal; sebagai elemen terpenting dalam meningkatkan cita rasa dan nilai produk tersebut, untuk menarik daya beli dan memberikan pengalaman bagi konsumen (Badan Ekonomi Kreatif, 2015). Dari 14 kabupaten yang dikaji, 10 kabupaten diantaranya masing masing memiliki potensi ekonomi kreatif sub sektor kuliner yang berbeda-beda. Kesamaan kuliner hanya ditemukan di Kabupaten Takalar dan Kabupaten Barru berupa kuliner jagung rebus. Kuliner yang ditawarkan oleh masyarakat berupa kuliner khas setempat yang diproduksi secara tradisional misalnya Lammang di Jeneponto, Dange di Pangkep ataupun kuliner ikan Tuing Tuing di Majene. Selain itu kuliner lokal Roti Maros juga menjadi kuliner yang banyak dikunjungi dan saat ini sudah diproduksi secara modern.

Kuliner lokal juga akan menggambarkan budaya masyarakat setempat, gencarnya usaha untuk memperkenalkan makanan dan minuman tradisional membuat wisatawan atau pendatang mulai menyesuaikan dan menyukai makanan dan minuman khas dari tempat wisata yang mereka kunjungi (Prasasia, 2013). Makan dan minum merupakan kegiatan primer manusia, tidak dapat dilepaskan dari kegiatan manapun. Dalam hal perjalanan atau mobilitas penduduk baik berwisata maupun tidak tentunya akan membutuhkan makan dan minum (Siswojo & Primasari, 2012). Pada sisi lain kuliner lokal menjadi buah tangan seseorang atau kelompok yang mengunjungi wilayah tersebut. Hal ini mengindikasikan prospek pengembangan ekonomi kreatif kuliner di jalan lintas barat Trans Sulawesi yang memiliki peluang lebih besar dibandingkan sub sektor lainnya.

3. Kegiatan Ekonomi Kreatif Unggulan

(13)

manusia kreatif, teknologi, sarana prasarana penunjang, bahan baku lokal, arahan kawasan peruntukan industri, institusi, lembaga keuangan dan aksesibilitas. Berdasarkan penilaian tersebut diperoleh 3 kelompok keunggulan kegiatan ekonomi kreatif yaitu keunggulan tinggi, sedang dan rendah seperti pada Tabel 4.

Tabel 4. Penilaian Kegiatan Ekonomi Kreatif

Bentuk Ekonomi Kreatif Sub Sektor Titik Koordinat Skor Keunggulan Jagung Marning Kuliner -5.565131, 120.180545 69.93 Sedang

Lammang Kuliner -5.596985, 119.573856 57.94 Rendah

Jagung Rebus Kuliner -5.437154, 119.440820 76.92 Sedang

Furnitur Kriya -5.443851, 119.445972 69.93 Sedang

Putu Cangkir Kuliner -5.268447, 119.428546 58.94 Rendah Penerbitan Pettarani Penerbitan -5.148830, 119.438577 73.93 Sedang Distro Unhas Fashion -5.141098, 119.489711 72.93 Sedang Penerbitan Depan UH Penerbitan -5.141406, 119.482661 73.93 Sedang Roti Maros Kuliner -5.049418, 119.549938 87.91 Tinggi

Anyaman Kriya -4.683667, 119.563140 42.96 Rendah

Senjata Tajam Kriya -4.644899, 119.585010 45.95 Rendah

Bissu Pertunjukan -4.648387, 119.583186 59.94 Rendah

Dange Kuliner -4.612447, 119.592701 83.92 Tinggi

Ikan Asin Kuliner -4.463205, 119.611916 52.95 Rendah

Jagung Rebus Kuliner -4.253453, 119.619893 67.93 Sedang

Gogos Kuliner -4.152877, 119.624493 67.93 Sedang

Bolu Cukke Kuliner -3.903116, 119.626265 73.93 Sedang

Baye Kuliner -3.456530, 119.428627 70.93 Sedang

Lipa Sabbe Fashion -3.507358, 119.018954 75.92 Sedang

Sandeq Kriya -3.501756, 119.072060 68.93 Sedang

Sayang Pertunjukan -3.501756, 119.072060 61.94 Sedang Tuing Tuing Kuliner -3.386334, 118.85178 67.93 Sedang

Sumber : survei lapangan dan analisis, 2017

(14)

Kabupaten Pangkep khususnya di Kecamatan Segeri yang saat ini sudah menyediakan ragam alternatif cita rasa. Pelaku usaha kue tradisional Dange yang berada pada daerah setempat mencapai 125 penjual yang berjejer di jalan lintas barat Trans Sulawesi. Para pengelola usaha makanan khas tersebut menjajakan dagangannya di pinggir jalan sehingga menarik minat konsumen untuk singgah membeli jajanan yang memiliki citarasa tersendiri ini (Madiong & Aprasing, 2017).

Kelompok keunggulan sedang dengan skor 60-79 terdiri dari kegiatan ekonomi kreatif antara lain jagung marning di Kabupaten Bulukumba, Jagung rebus dan furnitur di Kabupaten Takalar dan beberapa kegiatan ekonomi kreatif lainnya. Pada umumnya rata rata skor sedang dipengaruhi oleh rendahnya dukungan pemerintah melalui arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan minimnya kegiatan pelatihan bagi pelaku usaha industri kreatif tersebut. Sedangkan keunggulan rendah dengan skor 40-59 terdiri dari pusat kuliner Lammang di Jeneponto, Putu Cangkir di Kabupaten Gowa, di Kabupaten Pangkep berupa anyaman, senjata tajam, dan pertunjukan bissu serta kuliner ikan asin di Kabupaten Barru. Seluruh kegiatan ekonomi kreatif tersebut cenderung memiliki skor yang terpenuhi hanya dibawah 50% terutama untuk penyediaan sarana dan prasarana pendukung aktivitas usaha atau kegiatan yang belum memadai, dukungan pemerintah, rendahnya akses modal dan kemampuan sumberdaya manusia yang kreatif mengembangkan produknya yang belum mampu bersaing.

Hasil pengelompokan seluruh potensi ekonomi kreatif berdasarkan tiga kelompok kemudian diintgerasikan dengan sistem database pada sistem informasi geografis (GIS). Hal ini akan menjadi dasar pemilihan masyarakat untuk menikmati produk ekonomi kreatif sepanjang jalur trans Sulawesi. Dalam konteks ini nilai keunggulan tinggi akan memiliki peluang yang lebih besar untuk dipilih oleh masyarakat dibandingkan dengan keunggulan sedang dan rendah.

4. Pengembangan Ekonomi Kreatif

(15)

yang dapat digunakan untuk untuk meningkatkan promosi potensi ekonomi kreatif di jalur lintas barat Trans Sulawesi.

Web-GIS merupakan gabungan antara design grafis pemetaan, peta digital dengan analisa geografis, pemrograman komputer dan sebuah database yang saling terhubung menjadi satu bagian web design dan web pemetaan (Ambarwati & Fariza, 2016). Aplikasi mobile WebGIS memanfaatkan teknologi LBS untuk menyediakan layanan bagi pengguna aplikasi untuk mengetahui lokasi pengguna berada dan bagaimana cara untuk mencapai tempat tujuan yang diinginkan (Nuban & Praharasi, 2014).

Jadi pada dasarnya masyarakat pengguna jalur lintas barat Trans Sulawesi dapat mengetahui lokasi industri kreatif, jarak antara lokasi eksisting dengan lokasi industri kreatif maupun tingkat keunggulan dari industri kreatif yang dituju. Aplikasi ini dapat diakses menggunakan komputer maupun dengan smartphone android. Beberapa fitur dalam aplikasi yaitu :

- Bentuk : informasi tentang bentuk subsektor ekonomi kreatif - Deskripsi : penjelasan singkat tentang kegiatan ekonomi kreatif - Jenis : produk ekonomi kreatif utama

- Lokasi : lokasi dari kegiatan ekonomi kreatif

- Keunggulan : tingkat keunggulan yang dimiliki berdasarkan penilaian sebelumnya - Navigasi : pencarian lokasi yang dituju dan lokasi pengguna.

Gambar 4. Tampilan aplikasi WebGIS di Smartphone dan Komputer

D. Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan

(16)

potensi kuliner, kriya, pertunjukan, penerbitan dan fashion. Dari 16 subsektor ekonomi kreatif didominasi oleh subsektor kuliner dengan produk utama yang diolah dari sumberdaya lokal setempat. Keunggulan potensi ekonomi kreatif yang dinilai memiliki peluang pengembangan yang lebih besar mencakup kelompok kuliner Roti Maros dan kuliner Dange di Kabupaten Pangkep. Hal ini sejalan dengan daya kreativitas dan imajinasi masyarakat setempat dalam memanfaatkan sumberdaya alam lokal menjadi produk yang dikemas menarik. Alternatif pengembangan jalur ekonomi kreatif di lintas barat Trans Sulawesi difokuskan pada rancang bangun aplikasi berbasis web, sebagai bentuk keseimbangan perkembangan teknologi dan informasi. Sistem ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang potensi sub sektor ekonomi kreatif berdasarkan berdasarkan query yang dimasukkan oleh pengguna sehingga mampu mendorong daya saing pemasaran produk ekonomi kreatif yang ditawarkan pada skala lokal dan membuka pengembangan sumber ekonomi baru di Pulau Sulawesi.

2. Saran

a. Perlunya penelitian lanjutan dengan perluasan wilayah kajian jalur Trans Sulawesi dari Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara

b. Penambahan fitur informasi dari aplikasi yang dibangun seperti harga produk dan waktu pelayanan / pertunjukan

c. Peningkatan kapasistas dan dukungan pemerintah daerah dalam mengembangan produk ekonomi kreatif.

DAFTAR PUSTAKA

Aggraini, N. (2008). Indistri Kreatif. Jurnal Ekonomi, 144-151.

Aksa, N. S. (2013). Studi Perencanaan Perkeretapian di Provinsi Sulawesi Selatan. Teknosains, 303-318.

Alyas, & Rakib, M. (2017). Strategi Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dalam Penguatan Ekonomi Kerakyatan (Studi Kasus pada Usaha Roti Maros). Sosiohumaniora, 114-120.

Ambarwati, L., & Fariza, A. (2016, Januari 14). Researchgate. Retrieved November 27, 2017, from publication:

https://www.researchgate.net/publication/267691844_SISTEM_INFORMASI_GEOGRAFIS_TE MPAT_PERIBADATAN_WILAYAH_SURABAYA

Cahyono, B. (2002, Oktober Senin). Prisnip Dasar Pembangunan Ekonomi Daerah. Majalah PP, pp. 1-12.

(17)

Jafar, M. (2007). InfrastrukturPro Rakyat, Strategi Investasi Infrastruktur Indonesia Abad 21. Jakarta: Pustaka Toko Banga.

Jinca, M. Y. (2009). Keterpaduan Sistem Jaringan Antar Moda Transportasi di Pulau Sulawesi. Jurnal Transportasi, 1-14.

Kreatif, T. S. (2015). Rencana Pengembangan Kuliner Nasional 2015-2019. Jakarta: PT. Republik Solusi.

Madiong, B., & Aprasing, A. (2017). Kelompok Usaha Dange Segeri. Jurnal Ecosystem, 748-752. Merdekawati, A. H., Soedwijawahoyono, & Putri, R. A. (2016). Kesesuaian Sentra Industri Batik

Masaran Kabupaten Sragen sebagai Sentra Industri Kreatif Kerajinan. Region, 59-71. Murai, S. (1999). Gis Work Book. Mintoku, Tokyo: Institute of Industrial Science University of Tokyo. Nuban, O., & Praharasi, Y. (2014). Aplikasi Mobile Web Geographic Information System (WebGIS)

Pariwisata di Kabupaten Rote Ndau. Seminar Nasional Sistem Informasi Indonesia, 22 September 2014 (pp. 179-187). Surabaya: Sesindo.

Parasita, R. (2015). Kebijakan dan Strategi Pembangunan Perkotaan Nasional: Menuju Kota Kreatif Berbasis Potensi Lokal. Prosiding Pengembangan Kota Kreatif Berbasis Potensi Lokal untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi (p. 30). Jakarta: Asisten Deputi Peningkatan Daya Saing

Ekonomi Kawasan.

Prasasia, D. P. (2013). Destinasi Pariwisata Berbasis Masyarakat. Jakarta: Salemba Humanika.

Purnomo, R. A. (2016). Ekonomi Kreatif Pilar Pembangunan Ekonomi Indonesia. Surakarta: Ziyad Visi Media.

Simanjuntak, J. P. (2016, Desember 26). Badan Ekonomi Kreatif. Retrieved November 11, 2017, from Siaran Pers Bekraf: http://www.bekraf.go.id/berita/page/10/bekraf-ajarkan-strategi-pemasaran-dan-teknik-branding-online

Siswojo, T., & Primasari, A. (2012). Promosi Kuliner Lokal sebaya Daya Jual Pariwisata Indonesia untuk Backpacker Asing. Jurnal Tingkat Sarjana Bidang Sen Rupa dan Desain, 1-10.

(18)

Gambar

Tabel 1. Variabel Pengukuran Keunggulan
Gambar 1. Alur penelitian (1) inventarisasi data (2) survey lapangan (3) penilaian  dan (4) input database ke aplikasi
Gambar 1. Peta Pengembangan Jalan Trans Sulawesi
Tabel 3. Pembagian Wilayah Administratif
+4

Referensi

Dokumen terkait

tersebut dikatakan umum karena pihak yang bertanggung jawab atas pengelolaan tempat (UPTD terminal Purabaya) tidak membatasi adanya persaingan usaha selagi tidak mengganggu

Berdasarkan uraian di atas, dilakukan penelitian mengenai kandungan gizi (zat besi, protein, dan lemak), sifat fisik ( overrun, melting rate ) dan tingkat

Sedangkan pada siklus kedua pertemuan pertama aktivitas siswa sudah mulai mengalami peningkatan dengan rata-rata 91,67 dengan kategori amat baik, pada pertemuan

menunjukkan bahwa sejumlah besar amonium dimanfaatkan bakteri endofit sebagai sumber nitrogen dengan mengubahnya menjadi produk seperti asam amino yang selanjutnya

Berdasarkan hasil sifat fisik pupuk organik cair yang terdiri dari suhu, warna, dan bau, pupuk organik cair dari limbah kulit pisang selama 2 minggu dengan dua kali pengulangan,

Metode penelitian diawali dengan pengambilan sample air di 2 titik pengamatan yang terbentang pada ruas Kuantan tengah sepanjang 1 km, dan dilaksanakan pengujian kualitas air

Keruhnya air laut pada sebagian besar pantai menunjukkan bahwa kondisi di Daerah Aliran Sungai (DAS) di daerah hulu kurang baik. Hal ini sebagai akibat terjadinya

Penelitian ini bertujuan mengetahui tingkat toksisitas dan imunomodulator ekstrak daun delima putih, daun kemuning, daun ceremai, daun jati belanda, dan bunga kecombrang terhadap