1. U M U M
a. Pendirian Perusahaan
PT Sumi Indo Kabel Tbk (Perusahaan) didirikan pada tanggal 23 Juli 1981 berdasarkan akta notaris Chusu Nuduri Atmadiredja No. 121, wakil notaris di Tangerang, dengan nama PT Industri Kawat Indonesia. Perusahaan mengubah namanya menjadi PT IKI Indah Kabel Indonesia berdasarkan akta notaris Lieke Lianadevi Tukgali, S.H. No. 67 tanggal 19 Maret 1982. Akta pendirian dan perubahannya telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. Y.A.5/289/18 tanggal 30 April 1982 serta didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Tangerang dengan No. 23/PN/TNG/1982 tanggal 24 Mei 1982.
Permohonan Perusahaan untuk mengubah status Perusahaan menjadi perusahaan patungan Penanaman Modal Asing sesuai dengan Undang-undang Penanaman Modal Asing No. 1 Tahun 1967 (yang telah diubah dengan Undang-undang No. 11 Tahun 1970) disetujui oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal berdasarkan Surat No. 49/V/PMA/1994 tanggal 3 November 1994, yang diubah dengan Surat No. 35/III/PMA/1995 tanggal 30 Januari 1995.
Berdasarkan akta notaris Amrul Partomuan Pohan, S.H. No. 12 tanggal 4 Desember 1998, Perusahaan mengubah namanya menjadi PT Sumi Indo Kabel Tbk. Akta ini telah disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C-2138.HT.01.04.TH.99 tanggal 29 Januari 1999.
Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta notaris Amrul Partomuan Pohan, S.H. No. 10 tanggal 11 Desember 2006 mengenai perubahan maksud, tujuan serta kegiatan usaha Perusahaan.
Ruang lingkup kegiatan usaha Perusahaan telah berubah dari memproduksi kawat enamel, kabel listrik dan telekomunikasi, serta kawat tembaga menjadi memproduksi konduktor, kabel listrik, kabel kontrol dan kabel telekomunikasi. Perusahaan beserta pabriknya berlokasi di Desa Pasir Jaya, Tangerang. Perusahaan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1981. Hasil produksi Perusahaan dipasarkan di pasar lokal dan ekspor, dengan proporsi antara penjualan lokal dan ekspor sampai dengan Juni 2008 masing-masing sebesar 17% dan 83%.
b. Penawaran Umum Efek Perusahaan
Pada tanggal 21 Januari 1991, Perusahaan melakukan penawaran umum saham kepada masyarakat sebanyak 3.500.000 saham melalui Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES) (yang telah bergabung menjadi Bursa Efek Indonesia). Setelah pencatatan saham sebanyak 1.500.000 dan 17.500.000 saham masing-masing pada tanggal 21 Januari 1991 dan 1 September 1992, pembagian 13.500.000 saham bonus pada tanggal 1 Juli 1993 dan Penawaran Umum Terbatas Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu I sebanyak 270.000.000 saham pada tanggal 9 April 1998, jumlah saham Perusahaan yang dicatatkan di Bursa Efek Indonesia meningkat menjadi 306.000.000 saham.
1. U M U M (lanjutan)
c. Karyawan, Dewan Komisaris dan Direksi
Berdasarkan risalah rapat umum tahunan pemegang saham yang diselenggarakan pada tanggal 12 Mei 2008, yang diaktakan dengan akta notaris Amrul Partomuan Pohan, S.H. No. 13 tanggal 12 Mei 2008, susunan anggota dewan komisaris dan direksi Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2008 adalah sebagai berikut :
Komisaris Direksi
1. Uray Sjaiful Hamid - Presiden Komisaris 1. Shigefumi Ushitani - Presiden Direktur 2. Hiroyuki Takenaka - Komisaris 2. Sulim Herman Limbono - Direktur 3. Hirokazu Sugawara - Komisaris 3. Shigeru Tanaka - Direktur 4. Husin Chandra - Komisaris Independen 4. Andri Adhitya Hamid - Direktur 5. Fathurin Zen - Komisaris Independen 5. Katsushige Mizuhashi - Direktur 6. Takaaki Usui - Direktur
Berdasarkan risalah rapat umum tahunan pemegang saham yang diselenggarakan pada tanggal 5 Juni 2007, yang diaktakan dengan akta notaris Amrul Partomuan Pohan S.H. No. 2 tanggal 5 Juni 2007, susunan anggota dewan komisaris dan direksi perusahaan pada tanggal 30 Juni 2007 adalah sebagai berikut :
Komisaris Direksi
1. Uray Sjaiful Hamid - Presiden Komisaris 1. Kojiro Ishise - Presiden Direktur 2. Hiroyuki Takenaka - Komisaris 2. Sulim Herman Limbono - Direktur 3. Hirokazu Sugawara - Komisaris 3. Shigeru Tanaka - Direktur 4. Husin Chandra - Komisaris Independen 4. Andri Adhitya Hamid - Direktur 5. Fathurin Zen - Komisaris Independen 5. Nobuyuki Ito - Direktur 6. Takaaki Usui - Direktur
Jumlah kompensasi yang diterima dewan komisaris dan direksi Perusahaan sebesar Rp 4.115.749.087 dan Rp 3.064.955.683 masing-masing pada 30 Juni 2008 dan 2007.
Pada tanggal 30 Juni 2008 dan 2007, Perusahaan memiliki masing-masing 463 dan 471 karyawan tetap (tidak diaudit).
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan
Laporan keuangan terlampir disusun sesuai dengan prinsip akuntansi dan praktek yang berlaku umum di Indonesia, yaitu Standar Akuntansi Keuangan, peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) dan Pedoman Penyajian Laporan Keuangan yang ditetapkan oleh BAPEPAM-LK bagi perusahaan manufaktur yang menawarkan sahamnya kepada masyarakat.
Laporan keuangan disusun berdasarkan konsep biaya perolehan, kecuali untuk persediaan dinyatakan sebesar nilai terendah antara biaya perolehan atau nilai realisasi bersih dan aktiva tetap tertentu yang telah dinilai kembali. Laporan keuangan disusun atas dasar akrual, kecuali untuk laporan arus kas.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan (lanjutan)
Laporan arus kas menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas yang diklasifikasikan ke dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Arus kas dari aktivitas operasi disajikan dengan menggunakan metode langsung.
Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan ini adalah mata uang Rupiah.
b. Kuasi-Reorganisasi
Dalam rangka memperbaiki struktur keuangan dan agar Perusahaan dapat melakukan pembagian dividen tanpa terbebani akumulasi defisit, pada tanggal 1 Januari 2000, Perusahaan menerapkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 51, “Akuntansi Kuasi-Reorganisasi”. Kuasi reorganisasi dilakukan dengan metode reorganisasi akuntansi. Dengan metode ini, seluruh aktiva dan kewajiban dinilai kembali berdasarkan nilai wajarnya dan defisit dan selisih penilaian kembali aktiva dan kewajiban dieliminasi keakun tambahan modal disetor. Dengan penerapan kuasi reorganisasi, defisit dan selisih penilaian kembali pada tanggal 1 Januari 2000 masing-masing sebesar Rp.59.535.075.643 dan Rp.64.287.612.773 dieliminasi ke akun tambahan modal disetor. Nilai wajar aktiva dan kewajiban Perusahaan dalam rangka kuasi-reorganisasi ditentukan berdasarkan nilai pasar. Bila nilai pasar tidak tersedia, estimasi nilai wajar didasarkan pada informasi terbaik yang tersedia. Estimasi nilai wajar dilakukan dengan mempertimbangkan harga aktiva sejenis dan teknik penilaian yang paling sesuai dengan karakteristik aktiva dan kewajiban yang bersangkutan.
c. Setara Kas
Deposito berjangka dengan jangka waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatan dan tidak digunakan sebagai jaminan atas pinjaman diklasifikasikan sebagai “Setara Kas”.
d. Penyisihan Piutang Ragu-ragu
Perusahaan menetapkan penyisihan piutang ragu-ragu berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan akun piutang masing-masing pelanggan pada akhir tahun.
e. Transaksi dengan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebagaimana didefinisikan dalam PSAK No. 7, “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa”.
Seluruh transaksi signifikan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan syarat dan kondisi yang sama sebagaimana dilakukan dengan pihak ketiga , diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) f. Persediaan
Persediaan dinyatakan sebesar nilai terendah antara biaya perolehan atau nilai realisasi bersih (the lower of cost or net realizable value). Biaya perolehan ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang (weighted average method).
Penyisihan persediaan usang ditentukan berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan fisik persediaan pada akhir tahun.
g. Biaya Dibayar di Muka
Biaya dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method).
h. Penyertaan Saham
Penyertaan saham Perusahaan pada PT Karya Sumiden Indonesia (KSI), dengan persentase pemilikan sebesar 4,49%, disajikan sebesar biaya perolehan (cost method). Ruang lingkup kegiatan usaha KSI adalah memproduksi kawat tembaga.
i. Aktiva Tetap
Aktiva tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan, kecuali tanah dan aktiva tetap tertentu yang dinilai kembali berdasarkan peraturan pemerintah, dikurangi akumulasi penyusutan. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aktiva tetap sebagai berikut:
Tahun
Bangunan 20
Prasarana 20
Mesin dan peralatan 15 - 23
Peralatan dan perabot kantor 5
Kendaraan 5
Tanah tidak disusutkan.
Pada tahun 2007, Perusahaan merubah masa manfaat untuk tujuan penyusutan mesin dan peralatan tertentu dari 23 tahun menjadi 15 tahun agar mencerminkan jangka waktu yang lebih tepat dimana aktiva tersebut dapat digunakan secara ekonomis.
Biaya pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi pada saat terjadinya; pemugaran dan penambahan dalam jumlah signifikan dikapitalisasi. Aktiva tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual, nilai tercatat serta akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari kelompok aktiva tetap yang bersangkutan dan laba atau rugi yang terjadi dibukukan dalam laporan laba rugi tahun yang bersangkutan.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) i. Aktiva Tetap (lanjutan)
Sesuai dengan PSAK No. 47, “Akuntansi Tanah” biaya yang berhubungan dengan proses pembaruan hak hukum atas tanah, meliputi biaya legal audit, biaya notaris, pajak dan biaya lainnya, ditangguhkan dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama periode hak atas tanah.
PSAK No. 48, “Penurunan Nilai Aktiva” mensyaratkan perusahaan melakukan penelaahan nilai aktiva yang dapat dipulihkan apabila terdapat peristiwa atau perubahan keadaan yang mengindikasikan bahwa nilai tercatat aktiva tersebut mungkin tidak dapat dipulihkan kembali. Penurunan nilai aktiva, jika ada, dibebankan pada operasi tahun berjalan.
j. Pengakuan Pendapatan dan Beban
Pendapatan dari penjualan ekspor diakui pada saat barang dikapalkan kepada pelanggan. Pendapatan dari penjualan lokal diakui pada saat barang diserahkan kepada pelanggan. Beban diakui pada saat terjadinya.
k. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing
Transaksi dalam mata uang asing dicatat dalam Rupiah berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca, aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang terakhir yang diumumkan oleh Bank Indonesia untuk tahun berjalan. Laba atau rugi kurs yang terjadi dikreditkan atau dibebankan pada operasi tahun berjalan.
Pada tanggal 30 Juni 2008 dan 2007, kurs yang digunakan adalah sebagai berikut :
30 Juni 2008 30 Juni 2007
Dolar AS (AS$) 9.225,00 9.054,00
Yen Jepang (JPY¥) 86,72 73,47
l. Pajak Penghasilan
Beban pajak kini ditentukan berdasarkan taksiran penghasilan kena pajak untuk tahun yang bersangkutan. Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas beda temporer antara dasar komersial dan fiskal untuk aktiva dan kewajiban pada setiap tanggal pelaporan. Manfaat pajak pada masa mendatang, seperti akumulasi rugi fiskal yang belum digunakan, diakui sebesar jumlah yang kemungkinan dapat direalisasi.
Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang diperkirakan akan berlaku pada periode pada saat aktiva dipulihkan atau kewajiban diselesaikan berdasarkan tarif pajak (dan peraturan pajak) yang berlaku atau yang sesungguhnya berlaku pada tanggal neraca.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) l. Pajak Penghasilan (lanjutan)
Perubahan atas kewajiban pajak diakui pada saat ketetapan pemeriksaan diterima atau, jika perusahaan mengajukan keberatan, ketika hasil dari keberatan tersebut telah ditetapkan.
m. Penyisihan Beban Jasa Karyawan
Perusahaan mengakui penyisihan imbalan kerja karyawan berdasarkan Undang-undang No. 13 tahun 2003 tanggal 25 Maret 2003 (“UU No. 13“) sesuai dengan PSAK No.24 (Revisi 2004), “Imbalan Kerja“.
Berdasarkan PSAK No. 24 (Revisi 2004). biaya penyisihan imbalan kerja karyawan ditentukan menggunakan metode “projected unit credit actuarial valuation”. Keuntungan dan kerugian actuarial diakui sebagai penghasilan atau beban apabila akumulasi keuntungan dan kerugian actuarial bersih yang belum diakui pada akhir periode pelaporan sebelumnya melebihi 10% dari nilai kini kewajiban imbalan pasti pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian tersebut diakui dengan metode garis lurus sepanjang prakiraan rata-rata sisa umur kerja para karyawan. Selanjutnya, biaya jasa lalu yang timbul dari penerapan program imbalan pasti atau perubahan imbalan terutang pada program imbalan pasti yang sudah ada, diharuskan untuk diamortisasi selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi hak atau vested.
n. Pelaporan Segmen
Sesuai dengan PSAK No. 5 (Revisi 2000), “Pelaporan Segmen”, segmen usaha menyajikan informasi produk atau jasa yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen usaha lain. Segmen geografis menyajikan informasi produk atau jasa pada wilayah ekonomi tertentu yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi pada wilayah ekonomi lain.
o. Laba Bersih Per Saham Dasar
Sesuai dengan PSAK No. 56, “Laba Per Saham”, laba bersih per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang ditempatkan dan disetor penuh selama tahun yang bersangkutan. Laba bersih pada Juni 2008 dan 2007, masing-masing adalah sebesar Rp 30.346.349.674 dan Rp 41.321.557.154. Jumlah rata-rata tertimbang saham adalah 306 juta saham untuk periode yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 Juni 2008 dan 2007.
p. Penggunaan Estimasi
Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah-jumlah yang dilaporkan di dalamnya. Karena terdapat risiko ketidakpastian yang melekat dalam pembuatan estimasi, hasil sebenarnya yang akan dilaporkan di masa mendatang mungkin akan didasarkan atas jumlah-jumlah yang berbeda dari estimasi tersebut.
3. KAS DAN SETARA KAS
Kas dan setara kas terdiri dari :
30 Juni 2008 30 Juni 2007
Kas
Dolar AS (AS$ 3.157 pada 30 Juni 2008
dan AS$4.952 pada 30 Juni 2007) 29.123.325 44.835.408
Rupiah 4.663.477 4.863.350
Sub Jumlah 33.786.802 49.698.758
Bank Pihak ketiga
PT. Bank Sumitomo Mitsui Indonesia Rekening Dolar AS (AS$ 1.215.715
pada 30 Juni 2008 dan AS$ 1.637.395
pada 30 Juni 2007) 11.214.975.119 14.824.974.964
Rekening Rupiah 4.467.829.578 5.766.453.167
Rekening Yen Jepang
(JPY 194.500 pada 30 Juni 2008
dan JPY 743.802 pada 30 Juni 2007) 16.867.468 54.644.753 PT Bank Central Asia Tbk
Rekening Dolar AS (AS$ 557.341 pada 30 Juni 2008 dan AS$ 88.281
pada 30 Juni 2007) 5.141.470.817 799.299.433
Rekening Rupiah 2.795.371.993 1.630.870.183
PT Bank Mizuho Indonesia
Rekening Dolar AS (AS$ 481.131 pada 30 Juni 2008 dan AS$ 879.615
pada 30 Juni 2007) 4.438.434.859 7.964.029.955
Rekening Rupiah 68.208.412 167.023.488
The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ Ltd. Jakarta Rekening Dolar AS (AS$ 859.870
pada 30 Juni 2008 dan AS$ 332.327
pada 30 Juni 2007) 7.932.296.322 3.008.893.094
Rekening Rupiah 3.913.405.315 13.374.044.666
PT Bank Mandiri (Persero)Tbk
Rekening Rupiah 192.244.433 327.382.214
3. KAS DAN SETARA KAS (lanjutan)
30 Juni 2008 30 Juni 2007
Deposito berjangka-Pihak ketiga PT Bank Central Asia Tbk
Rupiah 5.000.000.000 33.000.000.000
PT. Bank Sumitomo Mitsui Indonesia
Dolar AS$ 8.000.000 73.800.000.000
-Sub Jumlah 78.800.000.000 33.000.000.000
Jumlah 119.014.891.118 80.967.314.675
Deposito berjangka dalam Rupiah memperoleh bunga berkisar antara 5,25% sampai dengan 6,75% per tahun pada 30 Juni 2008 dan antara 6,00% sampai dengan 9,00% per tahun pada 30 Juni 2007, sedangkan deposito berjangka dalam AS$ memperoleh bunga berkisar antara 2,00% sampai dengan 3,00% per tahun pada 30 Juni 2008.
4. PIUTANG USAHA
Rincian piutang usaha adalah sebagai berikut:
30 Juni 2008 30 Juni 2007
Pihak ketiga
BUT Sumitomo Corporation 13.780.118.168 169.694.521 Mitsubishi Heavy Industries Ltd., Jepang 13.761.107.775 22.626.922.383 PT. Taiyo Sinar Raya Teknik 11.367.920.004 9.226.837.472 CTEP FZCO, Uni Emirat Arab 7.729.969.102 17.135.678.627 PT Tripatra Engineers & Constructors 7.062.425.156 -PT. Kinden Indonesia 6.026.849.352 2.982.564.599 PT Kutai Chip Mill 5.380.966.009 -Sanko Material Supply Co.,Ltd 5.234.680.125 9.477.414.384 PT Rekayasa Industri 4.526.229.555 850.914.638 PT Petrosea Tbk 4.524.609.735 -Ssangyong PL-Totalindo Joint Operation 2.341.510.060 -PT Kota Minyak Internusa 2.137.284.442 -Toshiba Plant Systems & Services Corp 1.910.555.987 1.504.367.370 Hitachi Plant Engineering & Construction
Singapore 1.800.720.000 -PT Global Mandira Sakti 1.152.722.790 -Showa Astec Co.,Ltd., Jepang 1.122.825.488 20.435.884.714 PT Gunanusa Utama Fabricators 1.049.188.217 237.389 Sanko Singapore Pte, Ltd 39.898.125 2.788.993.888
4. PIUTANG USAHA (lanjutan)
30 Juni 2008 30 Juni 2007
Pihak ketiga
PT Gavin Pancasetia 16.260.997 1.090.424.636 Mitsui Engineering & Shipbuilding
Arabia Ltd, Arabia - 10.656.301.500 Mitsui Engineering & Shipbuilding
Co., Ltd Japan - 5.475.618.364 Showa Denki (Singapore) Co.,Ltd - 2.212.979.948 ABB Agencies Pte.,Ltd Singapore - 1.644.558.148 PT. PLN (Persero) - 1.465.386.584 PT Prima Jagatnusa - 1.001.365.789 Lain-lain (masing-masing
dibawah Rp. 1 Miliar) 8.016.670.518 10.498.687.622
Sub-jumlah 98.982.511.605 121.244.832.576
Dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu - 1.070.495.656
Bersih 98.982.511.605 120.174.336.920
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa (Catatan 10)
Sumitomo Electric Industries Ltd.,
Jepang 88.902.713.363 66.038.549.589
J. Power Systems Corp.,Jepang 8.976.493.260 1.073.116.296 Hokkaido Electric Industries Ltd., Jepang 723.911.580 669.298.842 Toyokuni Electric Cable Co.,Ltd., Jepang 497.344.104 -Sumitomo Electric Wire&Cable Inc
Jepang 403.527.330
-Sumitomo Densetsu Co., Ltd Jepang - 1.048.259.444
Sub-jumlah 99.503.989.637 68.829.224.171
Jumlah 198.486.501.242 189.003.561.091
Ringkasan piutang usaha menurut jenis mata uang adalah sebagai berikut:
30 Juni 2008 30 Juni 2007 Pihak ketiga Dolar AS 92.379.501.513 115.227.965.256 Rupiah 6.603.010.092 6.016.867.320 Sub-jumlah 98.982.511.605 121.244.832.576
4. PIUTANG USAHA (lanjutan)
30 Juni 2008 30 Juni 2007
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Dolar AS 99.503.989.637 68.829.224.171
Jumlah 198.486.501.242 190.074.056.747
Rincian umur piutang usaha pihak ketiga dihitung sejak tanggal faktur adalah sebagai berikut :
30 Juni 2008 30 Juni 2007
1 bulan atau kurang 54.108.149.287 51.480.269.882
> 1 bulan - 3 bulan 37.508.613.864 53.999.482.087
> 3 bulan - 6 bulan 1.323.293.909 10.874.196.362
> 6 bulan - 1 tahun 5.088.384.534 1.864.187.214
> 1 tahun 954.070.011 3.026.697.031
Jumlah 98.982.511.605 121.244.832.576
Rincian umur piutang usaha pihak yang mempunyai hubungan istimewa dihitung sejak tanggal faktur adalah sebagai berikut :
30 Juni 2008 30 Juni 2007
1 bulan atau kurang 94.988.538.482 66.169.334.619
> 1 bulan - 3 bulan 4.515.451.155 1.611.630.108
> 3 bulan - 6 bulan - -> 6 bulan - 1 tahun - 1.048.259.444
Jumlah 99.503.989.637 68.829.224.171
Penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp Nihil pada 30 Juni 2008 dan Rp. 1.070.495.656 pada 30 Juni 2007.
Berdasarkan hasil penelaahan keadaan akun piutang masing-masing pelanggan pada akhir tahun, manajemen perusahaan berpendapat bahwa tidak diperlukan pembentukan penyisihan piutang ragu-ragu di Juni 2008 karena seluruh piutang tersebut akan tertagih.
5. PERSEDIAAN
Persediaan terdiri dari:
30 Juni 2008 30 Juni 2007
Barang jadi 19.138.841.350 57.454.306.629
Barang dalam proses 86.592.250.598 48.893.853.521
5. PERSEDIAAN (lanjutan)
30 Juni 2008 30 Juni 2007
Suku cadang 8.199.563.521 7.786.468.363
Barang Dalam Perjalanan 298.056.729 1.280.053.231
Jumlah 126.638.850.859 131.602.193.280
Persediaan telah diasuransikan terhadap risiko kerugian akibat kebakaran dan risiko kerugian lainnya berdasarkan suatu paket polis tertentu dengan nilai pertanggungan sebesar Rp 42.000.000.000 pada tanggal 30 Juni 2008. Manajemen Perusahaan berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian terhadap risiko-risiko tersebut.
Berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan persediaan pada akhir tahun, manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa tidak diperlukan pembentukan penyisihan persediaan usang.
6. PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DIBAYAR DI MUKA
Rincian ketetapan pajak atas pajak penghasilan dan pajak pertambahan nilai (“PPN“) adalah sebagai berikut :
Pada tanggal 13 April 2007, Perusahaan menerima Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) atas Pajak Pertambahan Nilai (PPN) untuk tahun pajak 2006 dari Direktorat Jendral (Dirjen) Pajak sebesar Rp. 1.978.757.176. Perusahaan telah menerima pengembaliannya sebesar Rp. 1.946.810.704, setelah dikompensasi dengan kekurangan pembayaran pajak penghasilan badan untuk tahun pajak 2004 sebesar Rp.31.946.472. Perbedaan antara taksiran tagihan restitusi pajak yang dicatat dan jumlah yang disetujui oleh kantor pajak dibebankan pada usaha tahun berjalan.
Pada tanggal 3 Februari 2003, Perusahaan menerima Surat Tagihan Pajak (STP) atau denda pajak untuk tahun 1998 dan 1999 dari Dirjen Pajak sebesar Rp. 2.040.011.970.
Pada tanggal 2 September 2004, Kantor Pajak mengkompensasi denda pajak untuk tahun 1998 dan 1999 sebesar Rp. 2.040.011.970 dengan restitusi PPN untuk periode pajak bulan Desember 2003. Kompensasi ini dicatat sebagai bagian dari akun “Aktiva Tidak Lancar – Lain-Lain“ pada neraca. Pada tanggal 7 November 2005, Perusahaan menyampaikan surat keberatan kepada Kantor Pajak atas denda pajak untuk tahun pajak 1998 dan 1999 sebesar Rp. 2.040.011.970 dan meminta untuk menghapuskan denda pajak tersebut. Kantor Pajak menolak surat keberatan Perusahaan melalui suratnya tertanggal 26 Desember 2005.
Selanjutnya, pada tanggal 19 Januari 2006, Perusahaan menyampaikan surat permohonan banding kepada Pengadilan Pajak atas Surat Keputusan Kantor Pajak tanggal 26 Desember 2005 dan meminta untuk menghapuskan denda pajak untuk tahun pajak 1998 dan 1999 tersebut.
6. PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DIBAYAR DI MUKA (lanjutan)
Pada tanggal 18 Juli 2006, Pengadilan Pajak menolak Surat Permohonan Banding Perusahaan. Kemudian, pada tanggal 12 Oktober 2006, Perusahaan mengajukan “Permohonan Peninjauan Kembali“ atas keputusan Pengadilan Pajak tanggal 18 Juli 2006.
Sampai dengan tanggal 30 Juni 2008, tanggal laporan keuangan, hasil permohonan peninjauan kembali kepada Mahkamah Agung belum diputuskan.
7. AKTIVA TETAP
Rincian aktiva tetap adalah sebagai berikut:
30 Juni 2008 Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir
Nilai Tercatat Pemilikan Langsung Tanah 16.143.300.000 - - 16.143.300.000 Bangunan 26.061.667.083 670.770.760 - 26.732.437.843 Prasarana 12.264.973.683 124.820.816 - 12.389.794.499
Mesin dan peralatan 178.010.585.405 1.853.227.593 - 179.863.812.998 Peralatan dan perabot kantor 3.167.438.890 51.738.567 - 3.219.177.457
Kendaraan 6.587.915.635 14.104.500 120.662.045 6.481.358.090
Jumlah Nilai Tercatat 242.235.880.696 2.714.662.236 120.662.045 244.829.880.887
Akumulasi Penyusutan Pemilikan Langsung
Bangunan 11.681.553.521 649.894.324 - 12.331.447.845
Prasarana 6.051.226.801 306.538.521 - 6.357.765.322
Mesin dan peralatan 88.493.262.582 6.325.166.263 - 94.818.428.845 Peralatan dan perabot kantor 2.503.191.702 174.247.574 - 2.677.439.276
Kendaraan 5.193.934.089 231.540.925 120.662.045 5.304.812.969
Jumlah Akumulasi Penyusutan 113.923.168.695 7.687.387.607 120.662.045 121.489.894.257
Nilai Buku 128.312.712.001 123.339.986.630
30 Juni 2007 Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir
Nilai Tercatat Pemilikan Langsung Tanah 16.143.300.000 - - 16.143.300.000 Bangunan 25.620.159.631 421.480.845 110.395.594 25.931.244.882 Prasarana 11.869.451.358 199.730.249 - 12.069.181.607
Mesin dan peralatan 188.771.909.527 3.815.997.594 2.555.311.648 190.032.595.473 Peralatan dan perabot kantor 3.155.406.660 45.813.200 33.780.970 3.167.438.890
Kendaraan 5.961.897.749 461.657.727 63.049.841 6.360.505.635
Jumlah Nilai Tercatat 251.522.124.925 4.944.679.615 2.762.538.053 253.704.266.487
Akumulasi Penyusutan Pemilikan Langsung
Bangunan 10.394.664.415 644.432.529 7.035.129 11.032.061.815
Prasarana 5.451.507.141 295.153.232 - 5.746.660.373
Mesin dan peralatan 82.567.449.069 5.892.260.534 - 88.459.709.603 Peralatan dan perabot kantor 2.047.214.944 261.977.220 31.974.425 2.277.217.739
Kendaraan 4.941.360.803 282.264.515 37.451.324 5.186.173.993
Jumlah Akumulasi Penyusutan 105.402.196.372 7.376.088.029 76.460.878 112.701.823.523
Nilai Buku 146.119.928.553 141.002.442.964
7. AKTIVA TETAP (lanjutan)
Pengurangan aktiva tetap termasuk penjualan aktiva tetap dengan rincian sebagai berikut :
30 Juni 2008 30 Juni 2007 Nilai Buku - 1.806.545 Harga jual 2.727.273 68.923.636 Jumlah 2.727.273 67.117.091 _________________ ________________
Penyusutan yang dibebankan pada operasi sebesar Rp 7.687.387.607 Dan Rp.7.376.088.029 masing-masing pada Juni 2008 dan 2007.
Aktiva tetap, kecuali tanah, diasuransikan terhadap risiko kerugian akibat kebakaran dan risiko kerugian lainnya berdasarkan suatu paket polis tertentu dengan nilai pertanggungan sebesar Rp. 121.000.000.000 pada tanggal 30 Juni 2008. Manajemen perusahaan berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian terhadap risiko-risiko tersebut. Perusahaan memiliki sertifikat Hak Guna Bangunan (HGB) atas tanah yang dimiliki sebagai berikut:
Nomor HGB Tanggal Berakhir HGB
HGB No. 17/Tangerang, Banten 18 Mei 2006
HGB No. 252/Tangerang, Banten 26 Juli 2014
HGB No. 344/Tangerang, Banten 21 Nov 2036
Manajemen berkeyakinan bahwa HGB tersebut di atas dapat diperpanjang pada saat masa berlakunya berakhir. Sampai dengan tanggal 30 Juni 2008, Perusahaan sedang dalam proses memperpanjang HGB No. 17.
Berdasarkan evaluasi manajemen Perusahaan, seperti yang disyaratkan dalam PSAK No. 48, tidak terdapat kejadian-kejadian atau perubahan-perubahan keadaan yang mengindikasikan adanya penurunan nilai aktiva perusahaan.
8. HUTANG USAHA
Rincian hutang usaha adalah sebagai berikut:
30 Juni 2008 30 Juni 2007
Pihak ketiga
PT Riken Asahi Plastic Indonesia 5.143.783.709 8.121.878.659
Luvata Malaysia Sdn Bhd 1.690.229.131 -
Suhhae Industrial Co, Korea 1.168.761.375 -
PT. Tembaga Mulia Semanan 591.452.757 647.808.630
PT. Walsin Lippo Industries 320.764.320 947.581.228
8. HUTANG USAHA (lanjutan)
30 Juni 2008 30 Juni 2007
PT. Sinar Mulia 253.619.502 471.601.500
PT. Toyota Tsusho Indonesia 182.553.525 495.434.880
Hanil Steel Corporation, Korea - 561.348.000
Toyota Tsusho, Corporations - 961.370.022
Lain-lain (masing-masing di bawah
Rp 300 juta) 1.090.173.673 1.731.040.143
Sub-jumlah 10.735.061.992 14.859.760.262
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa (Catatan 10)
PT Karya Sumiden Indonesia 120.045.599.532 99.675.099.937
Sumitomo Electric Industries Ltd.,Jepang - 56.496.960
PT Sumiden Serasi Wire product - 47.754.599
Sub-jumlah 120.045.599.532 99.779.351.496
Jumlah 130.780.661.524 114.639.111.758
Rincian umur hutang usaha pihak ketiga dihitung sejak tanggal faktur adalah sebagai berikut:
30 Juni 2008 30 Juni 2007
1 bulan atau kurang 9.234.188.485 12.811.602.561
> 1 bulan - 3 bulan 1.500.873.507 2.046.733.701
> 3 bulan - 6 bulan - 1.424.000
Jumlah 10.735.061.992 14.859.760.262
Rincian umur hutang usaha pihak yang mempunyai hubungan istimewa dihitung sejak tanggal faktur adalah sebagai berikut:
30 Juni 2008 30 Juni 2007
Kurang dari 1 bulan 120.045.599.532 99.779.351.496
> 1 bulan - 3 bulan - -
Jumlah 120.045.599.532 99.779.351.496
8. HUTANG USAHA (lanjutan)
Ringkasan hutang usaha menurut jenis mata uang adalah sebagai berikut:
30 Juni 2008 30 Juni 2007 Pihak ketiga Dolar AS 9.689.567.033 12.403.153.822 Rupiah 1.045.494.959 1.495.236.418 Yen Jepang - 961.370.022 Sub-jumlah 10.735.061.992 14.859.760.262
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Dolar AS 120.045.599.532 99.779.351.496
Jumlah 130.780.661.524 114.639.111.758
9. HUTANG PAJAK
Hutang pajak terdiri dari:
30 Juni 2008 30 Juni 2007 Pajak penghasilan Pasal 21 566.112.039 851.718.026 Pasal 23 330.847.344 22.115.690 Pasal 25 2.228.349.490 1.404.889.161 Pasal 26 2.944.558.809 9.012.233 Pasal 4 (2) - final 4.271.559 3.719.495 Pasal 29 - 7.286.266.425 Jumlah 6.074.139.241 9.577.721.030
Rekonsiliasi antara laba sebelum beban (manfaat) pajak, seperti yang disajikan dalam laporan laba rugi, dan taksiran penghasilan kena pajak untuk periode yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 Juni 2008 dan 2007 adalah sebagai berikut:
30 Juni 2008 30 Juni 2007
Laba sebelum beban (manfaat) pajak
sesuai dengan laporan laba rugi 43.103.393.453 59.906.890.577 Pendapatan bunga yang dikenakan pajak
Final (1.340.230.903) (777.396.747)
9. HUTANG PAJAK (lanjutan)
30 Juni 2008 30 Juni 2007
Beda temporer
Penyusutan aktiva tetap 158.832.402 (286.766.744)
Beda tetap
Jamuan dan representasi 159.149.501 257.954.020
Sumbangan 37.073.426 113.979.000
Gaji dan kesejahteraan karyawan 33.130.616 1.534.171.023
Lain-lain 589.297.080 973.847.604
Taksiran penghasilan kena pajak 42.740.645.575 61.722.678.733
Perhitungan beban pajak kini dan taksiran hutang pajak penghasilan adalah sebagai berikut:
30 Juni 2008 30 Juni 2007
Taksiran penghasilan kena pajak (dibulatkan) 42.740.645.000 61.722.678.000
Beban pajak kini 12.804.693.500 18.499.303.400
Dikurangi pajak penghasilan dibayar di muka:
Pasal 22 655.485.799 295.461.022
Pasal 23 106.214.628 4.860.000
Pasal 25 15.077.596.656 10.899.715.953
Fiskal luar negeri 27.000.000 13.000.000
Jumlah 15.866.297.083 11.213.036.975
Taksiran hutang pajak penghasilan (3.061.603.583) 7.286.266.425
Beban (manfaat) pajak tangguhan atas beda temporer untuk periode yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 Juni 2008 dan 2007, dengan menggunakan tarif pajak maksimum 30%, adalah sebagai berikut:
30 Juni 2008 30 Juni 2007
Aktiva tetap (47.649.721) 86.030.023
Manfaat pajak tangguhan (47.649.721) 86.030.023
9. HUTANG PAJAK (lanjutan)
Rincian aktiva pajak tangguhan adalah sebagai berikut:
30 Juni 2008 30 Juni 2007
Aktiva tetap 5.326.025.123 4.563.103.012
Gaji dan kesejahteraan karyawan 2.376.236.400 1.968.988.800
Penyisihan piutang ragu-ragu - 110.964.600
Jumlah 7.702.261.523 6.643.056.412
Rekonsiliasi antara beban pajak yang dihitung dengan menggunakan tarif pajak berdasarkan peraturan perpajakan yang berlaku dengan laba sebelum beban (manfaat) pajak dan beban pajak sesuai laporan laba rugi untuk periode yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 Juni 2008 dan 2007 adalah sebagai berikut:
30 Juni 2008 30 Juni 2007
Laba sebelum beban (manfaat) pajak 43.103.393.453 59.906.890.577 Dikurangi:pendapatan bunga yang dikenakan
Pajak final (1.340.230.903) (777.396.747)
41.763.162.550
59.129.493.830 Beban pajak berdasarkan tarif pajak
yang berlaku 12.511.448.592 17.721.347.929
Pengaruh pajak atas beda tetap
Jamuan dan representasi 47.744.850 77.386.206
Sumbangan 11.122.028 34.193.700
Gaji dan kesejahteraan karyawan 9.939.185 460.251.307
Lain-lain 176.789.124 292.154.281
Beban Pajak 12.757.043.779 18.585.333.423
10.SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA
Dalam kegiatan usaha normal, Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, yang terdiri dari penjualan produk, pembelian bahan baku dan barang dalam proses, uang muka, komisi dan agen penjualan, penyediaan jasa manajemen dan jasa teknis. Rincian transaksi signifikan dan saldo akun dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa (afiliasi) adalah sebagai berikut:
10.SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan)
Persentase dari Jumlah Aktiva/ Kewajiban/Pendapatan atau Jumlah Beban yang bersangkutan (%)
30 Juni 2008 30 Juni 2007 30 Juni 2008 30 Juni 2007
Piutang usaha Sumitomo Electric
Industries Ltd., Jepang 88.902.713.363 66.038.549.589 14,78 11,58 J.Power System Corp.,
Jepang 8.976.493.260 1.073.116.296 1,49 0,19 Hokkaido Electric Industries Ltd.,
Jepang 723.911.580 669.298.842 0,12 0,12 Toyokuni Electric Cable Co.,Ltd
Jepang 497.344.104 - 0,08 -Sumitomo Electric Wire & Cable Inc
Jepang 403.527.330 - 0,07 -Sumitomo Densetsu - 1.048.259.444 - 0,18
Jumlah 99.503.989.637 68.829.224.171 16,54 12,07
Piutang lain-lain
PT Karya Sumiden Indonesia 18.990.000 18.990.000 0,00 0.00
Hutang usaha
PT Karya Sumiden Indonesia 120.045.599.532 99.675.099.937 74,22 59,94 Sumitomo Electric
Industries Ltd., Jepang - 56.496.960 - 0,03 PT Sumiden Serasi Wire Product - 47.754.599 - 0,03
Jumlah 120.045.599.532 99.779.351.496 74,22 60,00
Biaya masih harus dibayar : Komisi Sumitomo Electric Industries Ltd., Jepang 415.125.000 312.363.000 0,26 0,19 Penjualan Sumitomo Electric Industries Ltd., Jepang 525.129.054.465 423.246.327.188 62,87 56,25 PT Karya Sumiden Indonesia 19.083.323.093 21.846.666.051 2,28 2,90 J.Power System Corp.,
Jepang 22.173.401.967 6.521.669.056 2,65 0,87 Hokkaido Electric Industries
10.SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan)
Kewajiban/Pendapatan atau Jumlah Beban yang bersangkutan (%)
30 Juni 2008 30 Juni 2007 30 Juni 2008 30 Juni 2007
Penjualan
Toyokuni Electric Cables Co.,
Ltd., Jepang 878.485.081 812.866.718 0,11 0,11 Sumitomo Electric Wire & Cable Inc
Jepang 781.962.872 442.033.278 0,09 0,06 PT Sumitomo Electric Wintec
Indonesia 539.001.574 163.386.050 0,06 0,02 Sumitomo Electric (Thailand)
Thailand - 28.011.244 - 0.00 Sumitomo Electric International
(Singapore) Pte.,Ltd Singapura 451.060.494 - 0,05
-Jumlah 569.760.201.126 455.701.324.049 68,20 60,56
Pembelian
PT Karya Sumiden Indonesia 700.593.232.899 547.547.622.329 91,54 86,55 Sumitomo Electric
Industries Ltd., Jepang - 325.310.056 - 0,05 PT. Sumiden Serasi Wire Product - 2.101.007.536 - 0,33
Jumlah 700.593.232.899 549.973.939.921 91,54 86,93
Beban komisi penjualan Sumitomo Electric
Industries Ltd., Jepang 959.290.876 624.829.500 41,45 22,43 Sumitomo Electric Industries
(Philippines) Inc., Filipina 55.336.000 54.319.000 2,39 1,95
Jumlah 1.014.626.876 679.148.500 43,84 24,38
Jasa manajemen
PT Karya Sumiden Indonesia 108.000.000 108.000.000 100,00 100,00
Pada tanggal 13 Maret 1998, Perusahaan mengadakan Perjanjian Jasa Manajemen dengan PT Karya Sumiden Indonesia (KSI) dimana Perusahaan memberikan jasa manajemen kepada KSI, antara lain dalam bidang keuangan dan akuntansi, personalia dan administrasi. Perjanjian ini berlaku mulai tanggal 1 Maret 1998 dan dapat dihentikan oleh kedua belah pihak dengan persetujuan tertulis.Pada tanggal 30 Juni 2008, perjanjian ini belum dihentikan. Penghasilan sehubungan dengan perjanjian ini sebesar Rp 108.000.000 masing-masing pada Juni 2008 dan 2007 dan disajikan sebagai bagian “Penghasilan (Beban) lain-lain – Lain-lain-bersih” pada laporan laba rugi (Catatan 17). Saldo piutang yang timbul dari transaksi ini sebesar Rp18.990.000 pada tanggal 30 Juni 2008 dan 2007 disajikan sebagai “Piutang Lain-lain” pada neraca.
10.SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan)
Mulai tahun 1996, Perusahaan mengadakan perjanjian lisensi dengan Sumitomo Electric Industries Ltd., Jepang (SEI) meliputi kabel telepon dan kabel serat optic. Berdasarkan perjanjian lisensi tersebut, SEI menyediakan jasa “Know-How” antara lain manufaktur, informasi teknik, tenaga ahli, teknik-teknik dan informasi lainnya sehubungan dengan produksi dan penjualan kabel telepon dan kabel serat optic. Sebagai imbalannya, Perusahaan harus membayar royalty kepada SEI sebesar 1,0% dan 1,5% masing-masing dari nilai penjualan bersih kabel telepon dan kabel serat optic. Perjanjian lisensi tersebut secara otomatis diperpanjang setiap tahun kecuali apabila salah satu pihak mengakhiri perjanjian tersebut. Pada tanggal 30 Juni 2008, perjanjian ini belum dihentikan. Beban sehubungan dengan perjanjian ini tidak ada pada 30 Juni 2008.
Perusahaan mempunyai perjanjian bantuan teknis dengan SEI dimana Perusahaan setuju untuk menggunakan bantuan teknis dari SEI, setiap saat diperlukan, untuk kegiatan operasi Perusahaan. Perjanjian ini berlaku selama lima (5) tahun yang berakhir pada tahun 1999 dan secara otomatis diperpanjang setiap tahun, kecuali apabila salah satu pihak mengakhiri perjanjian tersebut. Pada tanggal 30 Juni 2008, perjanjian ini belum dihentikan. Perusahaan setuju untuk membayar imbalan seperti yang ditentukan dalam perjanjian. Pada 30 Juni 2008 dan 2007 , perusahan tidak menggunakan jasa bantuan teknis tersebut, sehingga tidak ada jasa bantuan teknis yang dibebankan pada operasi di periode tersebut.
Pada tanggal 1 September 2003, Perusahaan mengadakan Perjanjian Jasa dengan Sumitomo Electric Industries Ltd., Jepang (SEI), dimana SEI akan memberikan jasa sehingga produk Perusahaan dapat dengan sukses diterima dan dibeli oleh pelanggan dinegara lain selain Jepang. Berdasarkan perjanjian pemberian jasa tersebut, SEI menyediakan jasa antara lain mencari pesanan penjualan, melakukan komunikasi dengan pelanggan mengenai masalah teknis atau bisnis yang berkaitan dengan produk-produk Perusahaan dan memberikan laporan ke Perusahaan mengenai situasi terakhir pasar dan promosi penjualan. Komisi yang dibayarkan US$15.000 per bulan masing-masing pada Juni 2008 dan 2007. Beban sehubungan dengan perjanjian ini sebesar Rp 959.290.876 dan Rp.624.829.500 masing-masing pada Juni 2008 dan 2007 dan disajikan sebagai bagian “Beban Penjualan” pada laporan laba rugi. Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu (1) satu tahun dan secara otomatis diperpanjang setiap tahun.
Pada tanggal 1 Januari 2006, Perusahaan mengadakan Perjanjian Jasa dengan Sumitomo Electric Industries (Philippines) Incorporated (SEPI), dimana Perusahaan menginginkan SEPI menyediakan jasa-jasa tertentu sehubungan dengan produk Perusahaan, antara lain melakukan aktivitas pemasaran di Philipina, mendukung personel yang ditunjuk oleh Perusahaan atas kunjungan mereka kekonsumen tertentu, dan memproses tuntutan dari konsumen tertentu tersebut. Sebagai imbalannya, Perusahaan membayar komisi kepada SEPI sebesar US$1.000 per bulan masing-masing pada Juni 2008 dan 2007. SEPI akan menagih kepada Perusahaan setiap tiga bulan. Perjanjian ini berlaku sejak 1 Januari 2006 dan berlanjut hingga 31 Desember 2008. Komisi yang dibebankan sebesar Rp 55.336.000 dan Rp.54.319.000 masing-masing pada Juni 2008 dan 2007 disajikan sebagai bagian dari “Beban Penjualan” pada laporan laba rugi.
10.SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan)
Hubungan dan sifat transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut :
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Hubungan Sifat transaksi
Sumitomo Electric Industries Ltd., Jepang Pemegang Saham Penjualan, pembelian bahan baku,
beban royalti, beban komisi penjualan dan jasa bantuan teknis
Toyokuni Electric Cable Co., Ltd., Jepang Dalam satu Penjualan Kepemilikan
Hokkaido Electric Industries Ltd., Jepang Dalam satu Penjualan kepemilikan
PT Karya Sumiden Indonesia Dalam satu Penjualan,Pembelian bahan baku, kepemilikan uang muka, beban antar perusahaan
dan jasa manajemen Sumitomo Electric (Thailand) Ltd.,Thailand Dalam satu Penjualan
kepemilikan
Sumitomo Electric Wire & Cable Inc., Dalam satu Penjualan
Jepang kepemilikan
PT Sumiden Serasi Wire Product Dalam satu Penjualan, pembelian bahan baku kepemilikan
J. Power System Corp. Jepang Dalam satu Penjualan
kepemilikan
Sumitomo Electric Asia. Ltd., Dalam satu Penjualan
Hongkong kepemilikan
Sumitomo Densetsu Co., Ltd., Dalam satu Penjualan
Jepang kepemilikan
Sumitomo Electric Industries (Philippines) Dalam satu Beban komisi penjualan Inc., Filipina kepemilikan
Sumitomo Electrical Optical Fiber and Cable, Dalam satu Pembelian barang dalam proses Cina kepemilikan
Sumitomo Electric International (Singapore) Dalam satu Pembelian bahan baku Pte., Ltd., Singapura kepemilikan
11. MODAL SAHAM
Rincian pemegang saham dan pemilikannya pada tanggal 30 Juni 2008 dan 2007 adalah sebagai berikut:
30 Juni 2008
Jumlah Saham
Ditempatkan Persentase
Pemegang Saham dan Disetor Penuh Pemilikan Jumlah
Pengurus
Sulim Herman Limbono (Direktur) 265.000 0,09% 265.000.000 Shigefumi Ushitani (Presiden Direktur) 10.000 0,00% 10.000.000 Bukan pengurus
Sumitomo Electric Industries Ltd., Jepang 269.458.300 88,06% 269.458.300.000 Sumitomo Corporation, Jepang 15.300.000 5,00% 15.300.000.000 Masyarakat (masing-masing dengan
pemilikan kurang dari 5%) 20.966.700 6,85% 20.966.700.000
Jumlah 306.000.000 100,00% 306.000.000.000
12. SALDO LABA DAN DIVIDEN
Sesuai dengan risalah rapat umum tahunan pemegang saham yang diselenggarakan pada tanggal 5 Juni 2007 yang diaktakan oleh akta notaris Amrul Partomuan Pohan, S.H. No. 1 tanggal 5 Juni 2007 para pemegang saham memutuskan pembayaran dividen kas sebesar Rp. 13.770.000.000 (Rp. 45 per saham) atau sama dengan 31,03% dari laba bersih perusahaan selama tahun buku 2006, yang diantaranya sebesar Rp. 3.060.000.000 (Rp. 10 per saham) telah dibayar sebagai dividen interim pada tahun 2006.
Sesuai dengan risalah rapat umum tahunan pemegang saham yang diselenggarakan pada tanggal 12 Mei 2008, yang diaktakan oleh akta notaris Amrul Partomuan Pohan, S.H. No. 13 tanggal 12 Mei 2008, para pemegang saham memutuskan pembayaran dividen kas sebesar Rp. 30.600.000.000 (Rp.100 per saham) atau sama dengan 39,50% dari laba bersih Perusahaan selama tahun buku 2007.
Sesuai dengan risalah rapat umum tahunan pemegang saham yang diselenggarakan pada tanggal 12 Mei 2008 dan 5 Juni 2007, pemegam saham menyetujui untuk memindahkan saldo laba ke cadangan umum masing-masing sebesar Rp. 3.500.000.000 dan Rp. 3.000.000.000.
13. PENJUALAN BERSIH
Rincian penjualan bersih menurut jenis produk adalah sebagai berikut:
30 Juni 2008 30 Juni 2007
Kabel 813.752.872.665 726.640.899.235
Batangan dan kawat tembaga - 1.943.260.200
Lain-lain 21.483.933.734 23.832.201.712
Jumlah 835.236.806.399 752.416.361.147
Penjualan lokal dan ekspor Perusahaan masing-masing sebesar Rp 142.565.889.349 dan Rp 692.670.917.050 pada Juni 2008 dan masing-masing sebesar Rp 112.879.775.437 dan Rp 639.536.585.710 pada Juni 2007 (Catatan 20).
Penjualan kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa masing-masing sebesar Rp 569.760.201.126 dan Rp 455.701.324.049 atau 68,20% dan 60.56% dari penjualan bersih untuk
Juni 2008 dan 2007 (Catatan 10).
Penjualan di atas 10% dari nilai penjualan bersih Perusahaan berasal dari Sumitomo Electric Industries Ltd., Jepang sebesar Rp 525.129.054.465 dan Rp.423.246.327.188 masing-masing pada Juni 2008 dan 2007 atau 62,87% dan 56.25% dari penjualan bersih pada Juni 2008 dan 2007 (Catatan 10).
14. BEBAN POKOK PENJUALAN
Rincian beban pokok penjualan adalah sebagai berikut:
30 Juni 2008 30 Juni 2007
Pemakaian bahan baku 766.205.539.833 630.338.821.705
Upah buruh langsung 7.113.737.340 7.001.168.862
Beban pabrikasi 25.132.045.713 24.102.234.437
Jumlah Beban Produksi 798.451.322.886 661.442.225.004
Barang dalam proses
Awal tahun 62.002.303.397 66.277.045.144
Pembelian - -
Pemakaian sendiri (434.088.410) (222.129.995)
Akhir Juni (86.592.250.598) (48.893.853.521)
14. BEBAN POKOK PENJUALAN (lanjutan) 30 Juni 2008 30 Juni 2007 Barang jadi Awal tahun 17.649.861.264 54.788.962.219 Pembelian - - Pemakaian sendiri (113.571.448) (203.663.424) Akhir Juni (19.138.841.350) (57.454.306.629)
Beban Pokok Penjualan 771.824.735.741 675.734.278.798
Pembelian di atas 10% dari nilai penjualan bersih Perusahaan berasal dari PT Karya Sumiden Indonesia sebesar Rp 700.593.232.899 dan Rp 547.547.622.329 masing-masing pada Juni 2008 dan 2007 atau 83,88% dan 72.77% dari nilai penjualan bersih masing-masing pada Juni 2008 dan 2007.
15. BEBAN USAHA
Rincian beban usaha adalah sebagai berikut:
30 Juni 2008 30 Juni 2007
Penjualan
Transportasi 3.824.854.736 3.594.283.229
Komisi penjualan 2.314.417.668 2.786.126.942
Gaji dan kesejahteraan karyawan 1.204.587.584 997.142.330
Asuransi 319.072.175 438.110.943
Perbaikan dan pemeliharaan 338.760.879 282.014.029
Sewa 269.789.285 473.273.172
Pos dan Telekomunikasi 117.420.742 111.416.226
Lisensi 24.636.200 44.499.600
Jamuan dan representasi 40.359.714 135.760.487
Sumbangan 8.874.580 39.500.000
Lain-lain 214.638.873 301.966.638
Sub-jumlah 8.677.412.436 9.204.093.596
Umum dan Administrasi
Gaji dan kesejahteraan karyawan 7.641.682.280 5.842.755.525
Pos dan telekomunikasi 528.396.391 608.417.999
Sewa 381.846.761 403.702.304
Jasa tenaga ahli 238.481.704 83.177.704
Transportasi 343.526.633 257.515.642
Sumbangan 19.597.846 68.440.500
Iuran keanggotaan 182.916.667 216.762.108
Jamuan dan representasi 114.117.038 119.237.542
Iklan dan publikasi 169.389.000 147.679.400
15. BEBAN USAHA (lanjutan) 30 Juni 2008 30 Juni 2007 Lain-lain 507.630.501 497.076.980 Sub-jumlah 10.216.110.685 8.292.376.171 Jumlah 18.893.523.121 17.496.469.767
16. BEBAN JASA KARYAWAN
Perusahaan mencatat beban penyisihan jasa karyawan yang disajikan sebagai bagian dari beban gaji dan kesejahteraan karyawan dalam laporan laba rugi. Penyisihan tersebut ditentukan berdasarkan penilaian aktuaria pada tanggal 31 Desember 2007 dan 2006 yang dilakukan oleh PT Dayamandiri Dharmakonsilindo, aktuaris independen, berdasarkan laporannya masing-masing tanggal 22 Januari 2008 dan 30 Januari 2007 dengan menerapkan metode “Projected Unit Credit ” dengan menggunakan asumsi sebagai berikut:
2007 2006
Tingkat diskonto per tahun 10,00% 10,00%
Tingkat kenaikan gaji per tahun 8,00% 8,00%
Tingkat kematian CSO 1980 CSO 1980
Usia pensiun (tahun) 55 55
Pada tahun 2007 dan 2006, asumsi lain adalah sebagai berikut :
a. Tingkat perputaran karyawan per tahun adalah 10% pada umur 20 tahun dan berkurang secara linear menjadi 2% pada umur 45 dan seterusnya.
b. Tingkat kecacatan adalan 10% dari tingkat kematian.
Beban penyisihan jasa karyawan berdasarkan perhitungan aktuaris independen untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2007 dan 2006 adalah sebagai berikut :
2007 2006
Beban jasa kini 583.240.000 512.000.000
Beban bunga 768.001.000 807.053.000
Amortisasi biaya jasa lalu 49.984.000 46.617.000 Pembayaran beban pemutusan
hubungan kerja 99.499.000 36.934.000
Jumlah 1.500.724.000 1.402.604.000
Posisi dari penyisihan beban jasa karyawan berkaitan dengan Undang-undang Tenaga Kerja No. 13/2003 pada tanggal-tanggal 31 Desember 2007 dan 2006 adalah sebagai berikut :
16. BEBAN JASA KARYAWAN (lanjutan)
2007 2006
Nilai kini kewajiban 9.780.619.000 7.716.536.000 Biaya jasa lalu yang belum
diakui dan menjadi hak (293.221.000) (339.837.000) Kerugian aktuarial yang belum diakui (1.566.610.000) (813.403.000)
Penyisihan beban jasa karyawan 7.920.788.000 6.563.296.000
Mutasi dari penyisihan beban jasa karyawan berkaitan dengan Undang-undang Tenaga Kerja No. 13/2003 pada tanggal-tanggal 31 Desember 2007 dan 2006 adalah sebagai berikut :
2007 2006
Saldo awal tahun 6.563.296.000 5.491.303.000
Beban penyisihan jasa karyawan
tahun berjalan 1.500.724.000 1.402.604.000
Pembayaran beban pemutusan
hubungan kerja (143.232.000) (330.611.000)
Saldo akhir tahun 7.920.788.000 6.563.296.000
Akrual sehubungan dengan penyisihan ini sebesar Rp 7.920.788.000 dan Rp 6.563.296.000 masing-masing pada tanggal-tanggal 30 Juni 2008 dan 2007 disajikan pada akun “Penyisihan Beban Jasa Karyawan” pada neraca.
17. BEBAN LAIN-LAIN - Bersih
Rincian beban lain-lain - bersih adalah sebagai berikut:
30 Juni 2008 30 Juni 2007
Jasa manajemen (catatan 10) 108.000.000 108.000.000
Penghapusan persediaan (552.381.493) (425.793.403)
Lain-lain - bersih 810.180.732 55.921.729
Bersih 365.799.239 (261.871.674)
18. PERJANJIAN PENTING DAN IKATAN
a. Perusahaan membuat ikatan dengan pemasok untuk pembelian bahan baku yang akan dipenuhi pada berbagai tanggal dalam Juli-Desember 2008. Rincian dari kontrak ini untuk tiap-tiap pemasok adalah sebagai berikut:
18. PERJANJIAN PENTING DAN IKATAN (lanjutan)
Pemasok Nilai Kontrak
PT Riken Asahi Plastic Indonesia AS$ 525.698,90
Hanil Steel Corporation, Korea 260.290,00
Suhhae Industrial Co., Ltd., Korea 202.500,00
Luvata Sweden AB, Sweden 194.350,00
PT. Tembaga Mulia Semanan 75.790,00
Sumitomo Corporation, Jepang 44.400,00
Teijin Unitika Spundbond (Thailand) Co.Ltd 20.275,64
PT Walsin Lippo Industries 12.600,00
Xingchang Electric Material, Co.Ltd China 12.240,00
Polysplit Industrial Sdn Bhd, Malaysia 11.200,00
Luvata Sdn Bhd, Malaysia 9.736,00
Jumlah AS$ 1.369.080,54
Solomon Chemie Pte.Ltd., Malaysia EUR 81.200,00
NationalBussiness Support Corp., Japan JPY 958.000,00
PT. Tunas Wijaya Sakti Rp 240.000.000,00
b. Pada tanggal 30 Juni 2008, Perusahaan mempunyai fasilitas letters of credit dari bank-bank tertentu yang belum digunakan sebesar AS$ 1.000.000
c. Pada tanggal 30 Juni 2008, Perusahaan mempunyai fasilitas bank garansi yang belum digunakan dari bank-bank tertentu sebesar AS$ 514.212.
19. AKTIVA DAN KEWAJIBAN DALAM MATA UANG ASING
Aktiva dan kewajiban moneter Perusahaan dalam mata uang asing pada tanggal 30 Juni 2008 adalah sebagai berikut:
Mata Uang Asing Setara Rupiah
Aktiva
Kas dan setara kas AS$ 11.117.215 102.556.300.442
JPY 194.500 16.867.468
Piutang Usaha AS$ 20.800.378 191.883.491.150
19. AKTIVA DAN KEWAJIBAN DALAM MATA UANG ASING (lanjutan)
Mata Uang Asing Setara Rupiah
Kewajiban Hutang Usaha (AS$ 14.063.433) ( 129.735.166.565) Lain-lain (AS$ 34.538) ( 318.613.973) (JPY 471.100) ( 40.854.828)
Biaya masih harus dibayar (AS$ 90.221) ( 832.288.725)
Uang muka pelanggan (AS$ 1.219.106) ( 11.246.253.865)
Mata uang asing bersih - aktiva AS$ 16.516.242 152.362.326.679 (JPY 276.600) ( 23.987.360)
Setara dengan Rupiah berdasarkan kurs
pada tanggal neraca 152.338.339.319
Pada tanggal 30 Juni 2008, kurs tengah dan/atau kurs transaksi yang diumumkan oleh Bank Indonesia adalah Rp 9.225 untuk AS$ 1, Rp 86,72 untuk JPY 1.
20. INFORMASI SEGMEN USAHA
Perusahaan menentukan segmen usaha menurut jenis produk sebagai segmen primer dan segmen usaha menurut jenis geografi sebagai segmen sekunder.
Informasi mengenai segmen usaha Perusahaan adalah sebagai berikut: Informasi menurut jenis produk :
30 Juni 2008
Batangan dan
Kabel Kawat Tembaga Lain-lain Jumlah
Penjualan bersih 813.752.872.665 - 21.483.933.734 835.236.806.399 Beban pokok penjualan 752.092.979.013 - 19.731.756.728 771.824.735.741
Laba kotor 61.659.893.652 - 1.752.177.006 63.412.070.658
Beban usaha yang tidak dapat dialokasi 18.893.523.121
Laba usaha 44.518.547.537
Beban lain-lain bersih (1.415.154.084)
Beban pajak-bersih 12.757.043.779
20. INFORMASI SEGMEN USAHA (lanjutan)
30 Juni 2008
Batangan dan
Kabel Kawat Tembaga Lain-lain Jumlah
Aktiva tetap - bersih 107.196.686.630 107.196.686.630
Aktiva yang tidak dapat dialokasi 494.338.981.682
jumlah aktiva 601.535.668.312
kewajiban yang tidak dapat dialokasi 161.739.863.681
Beban penyusutan 7.687.387.607 7.687.387.607
30 Juni 2007
Batangan dan
Kabel Kawat Tembaga Lain-lain Jumlah
Penjualan bersih 726.640.899.235 1.943.260.200 23.832.201.712 752.416.361.147 Beban pokok penjualan 650.763.248.655 1.915.990.200 23.055.039.943 675.734.278.798
Laba kotor 75.877.650.580 27.270.000 777.161.769 76.682.082.349
Beban usaha yang tidak dapat dialokasi 17.496.469.767
Laba usaha 59.185.612.582
Beban lain-lain bersih 721.277.995
Beban pajak (18.585.333.423)
Laba bersih 41.321.557.154
Aktiva tetap - bersih 124.859.142.964 124.859.142.964
Aktiva yang tidak dapat dialokasi 445.347.772.145
jumlah aktiva 570.206.915.109
kewajiban yang tidak dapat dialokasi 166.302.519.241
20. INFORMASI SEGMEN USAHA (lanjutan)
Informasi menurut jenis geografi
Penjualan bersih 30 Juni 2008 30 Juni 2007
Ekspor 692.670.917.050 639.536.585.710 Lokal 142.565.889.349 112.879.775.437 Jumlah 835.236.806.399 752.416.361.147 =============== =============== 21. LAIN-LAIN
Pada tanggal 1 Maret 1998, Perusahaan mengadakan perjanjian distribusi dengan PT Karya Sumiden Indonesia (KSI), pihak yang mempunyai hubungan istimewa, dimana KSI akan memasok batangan dan kawat tembaga (“produk“) kepada perusahaan untuk jangka waktu yang tidak terbatas. Dalam kegiatan usaha sehari-hari, produk tersebut digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan kabel dan memprosesnya lebih lanjut menjadi barang jadi berupa kawat tembaga dan dipasarkan dan dijual kepada pihak lain diwilayah Indonesia.
Berdasarkan risalah rapat umum pemegang saham luar biasa yang diselenggarakan pada tanggal 11 Desember 2006, yang diaktakan oleh akta notaris Amrul Partomuan Pohan, S.H. No. 10 tanggal 11 Desember 2006, para pemegang saham memutuskan untuk tidak melanjutkan kegiatan penjualan dan pemasaran produk dari KSI kepada pihak lain, yang akan dilakukan secara bertahap, dan hanya akan menggunakan produk tersebut sebagai bahan baku untuk memproduksi kabel.
22. REVISI PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN
Berikut ini ikhtisar revisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang baru-baru ini diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia:
PSAK No. 50 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan:Penyajian dan Pengungkapan“, berisi persyaratan penyajian dari instrumen keuangan dan pengindentifikasian informasi yang harus diungkapkan. Persyaratan penyajian tersebut diterapkan terhadap klasifikasi instrumen keuangan, dari perspektif penerbit, dalam aset keuangan, kewajiban keuangan, dan instrumen ekuitas; pengklasifikasian yang terkait dengan suku bunga, dividen, kerugian dan keuntungan, dan keadaan dimana aset keuangan dan kewajiban keuangan akan saling hapus. Pernyataan ini mensyaratkan pengungkapan, antara lain, informasi mengenai faktor yang mempengaruhi jumlah, waktu dan tingkat kepastian arus kas masa datang yang terkait dengan instrumen keuangan dan kebijakan akuntansi yang diterapkan untuk instrumen tersebut. PSAK No. 50 (Revisi 2006) ini menggantikan PSAK No. 50, “Akuntansi Investasi Efek Tertentu“ dan diterapkan secara prospektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2009, Penerapan lebih dini diperkenankan dan harus diungkapkan.
22. REVISI PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (lanjutan)
PSAK No. 55 (Revisi 2006),“Instrumen Keuangan“ Pengakuan dan Pengukuran“, mengatur prinsip-prinsip dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, kewajiban keuangan, dan kontrak pembelian dan penjualan item non-keuangan. Pernyataan ini, antara lain, memberikan definisi dan karakteristik terhadap derivatif, kategori dari instrumen keuangan, pengakuan dan pengukuran, akuntansi lindung nilai dan penetapan dari hubungan lindung nilai. PSAK No. 55 (Revisi 2006) ini menggantikan PSAK No. 55, “Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai“, dan diterapkan secara prospektif untuk laporan keuangan yang mencakup periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2009. Penerapan lebih dini diperkenankan dan harus diungkapkan.
PSAK No. 16 (Revisi 2007),“Aset Tetap“, mengatur perlakuan akuntansi aset tetap agar pengguna laporan keuangan dapat memahami informasi mengenai investasi entitas di aset tetap dan perubahan dalam investasi tersebut. Pernyataan ini, antara lain, mengatur pengakuan aset, penentuan jumlah tercatat, pembebanan penyusutan dan rugi penurunan nilai. Berdasarkan pernyataan ini, suatu entitas harus memilih antara model biaya atau model revaluasi sebagai kebijakan akuntansi atas aset tetap. Pernyataan revisi ini menggantikan PSAK No. 16 (1994), “Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-lain“ dan PSAK No, 17 (1994), “Akuntansi Penyusutan“ dan berlaku efektif untuk penyusunan dan penyajian laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2008.
PSAK No. 13 (Revisi 2007),“Properti Investasi“, harus diterapkan dalam pengakuan, pengukuran dan pengungkapan properti investasi. Pernyataan ini juga diterapkan antara lain untuk pengukuran hak atas properti investasi atas sewa yang dicatat sebagai sewa pembiayaan dalam laporan keuangan Lessee dan untuk pengukuran properti investasi yang diserahkan kepada Lessee yang dicatat sebagai sewa operasi dalam laporan keuangan lessor. Pernyataan ini memperbolehkan entitas untuk memilih antara model biaya dan model nilai wajar untuk semua properti investasinya. Pernyataan revisi ini menggantikan PSAK No. 13 (1994),“Akuntansi untuk Investasi“ dan berlaku efektif untuk laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2008.
PSAK No. 30 (Revisi 2007), “Sewa“, mengatur kebijakan akuntansi dan pengungkapan yang sesuai, baik bagi lesee maupun lessor dalam hubungannya dengan sewa (lease). Pernyataan ini memberikan klasifikasi sewa berdasarkan kepada sejauh mana risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset sewaan berada pada lessor atau lessee, dan pada substansi transaksi dan bukan pada bentuk kontraknya. Pernyataan revisi ini menggantikan PSAK No. 30 (1990), “Akuntansi Sewa Guna Usaha“ dan berlaku efektif untuk laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2008. Perusahaan sedang mengevaluasi dampak dari PSAK revisi tersebut dan belum menentukan dampaknya terhadap laporan keuangannya.
23. PERATURAN PEMERINTAH BARU
Pada tanggal 28 Desember 2007, Presiden Republik Indonesia dan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia menandatangani Peraturan Pemerintah No. 81 tahun 2007 (“PP 81/2007“) tentang “Penurunan Tarif Pajak Penghasilan Bagi Wajib Pajak Badan Dalam Negeri yang Berbentuk Perseroan Terbuka“. PP 81/2007 ini mengatur perseroan terbuka dalam negeri di Indonesia dapat memperoleh penurunan tarif Pajak Penghasilan sebesar 5% lebih rendah dari tarif tertinggi Pajak Penghasilan sebagaimana diatur dalam Pasal 17 ayat 1b Undang-Undang Pajak Penghasilan, dengan
23. PERATURAN PEMERINTAH BARU (lanjutan)
memenuhi kriteria yang ditentukan, yaitu perseroan yang saham atau efek bersifat ekuitas lainnya tercatat di bursa efek di Indonesia yang jumlah kepemilikan saham publiknya 40% atau lebih dari keseluruhan saham yang disetor dan saham tersebut dimiliki paling sedikit oleh 300 pihak, masing-masing pihak hanya boleh memiliki saham kurang dari 5% dari keseluruhan saham yang disetor. Ketentuan sebagaimana dimaksud harus dipenuhi oleh perseroan terbuka dalam waktu paling singkat 6 bulan dalam jangka waktu 1 tahun pajak.
PP 81/2007 ini mulai berlaku sejak tanggal 1 Januari 2008. Pada tanggal 18 Maret 2008 petunjuk pelaksana atas Peraturan Pemerintah ini belum diterbitkan. Karenanya, dampak menurunnya tarif pajak tersebut belum tercakup dalam perhitungan jumlah Pajak Penghasilan Perusahaan pada tanggal neraca.
24. REKLASIFIKASI AKUN
No. Uraian Jumlah Alasan
__ ______________________________________________ _________________ ___________ 1. Akun “ Pajak dibayar dimuka“ telah direklasifikasi ke akun 2.040.011.970 Untuk tujuan
“ Aktiva tidak lancar – lain-lain“. perbandingan
25. PENYELESAIAN LAPORAN KEUANGAN
Manajemen perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan ini yang diselesaikan pada tanggal 28 Juli 2008.