• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kehamilan 1. Defenisi - Faktor-faktor yang Mempengaruhi Cakupan K-4 Pada Ibu Hamil di Klinik Bersalin Sari Medan Tahun 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kehamilan 1. Defenisi - Faktor-faktor yang Mempengaruhi Cakupan K-4 Pada Ibu Hamil di Klinik Bersalin Sari Medan Tahun 2013"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Kehamilan

1. Defenisi

Kehamilan adalah suatu proses pembuahan mulai dari kontrasepsi sampai

dengan cukup bulan / aterm (Nazriah, 2011). Lama kehamilan yaitu 280 hari atau

40 pekan (minggu), dimana kehamilan itu terbagi atas 3 trimester : kehamilan

trimester I (antara 0-12 minggu, kehamilan trimester II antara 12-28 minggu,

kehamilan trimester III antara 28-40 minggu (Mochtar, 2004).

2. Tanda dan Gejala Kehamilan

Menurut Mochtar, adapun tanda dan gejala kehamilan adalah :

a. Tanda-tanda presumtip

1) Amenorhea (tidak dapat haid)

Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil tidak dapat haid

lagi. Penting diketahui tanggal hari pertama haid terakhir, supaya dapat ditentukan

tuanya kehamilan (Prawirohardjo, 2005).

2) Mual dan muntah

Pengaruh estrogen dan progesteron terjadi pengeluaran asam lambung yang

berlebihan, menimbulkan mual dan muntah terutama pada pagi hari yang disebut

morning sickness, akibat mual muntah nafsu makan berkurang. Dalam batas-batas

tertentu keadaan ini masih fisiologis. Bila terlalu sering, dapat mengakibatkan

(2)

3) Mengidam (menginginkan makanan atau minuman tertentu)

Sering terjadi pula pada bulan-bulan pertama akan tetapi menghilang

dengan seiring tuanya usia kehamilan (Prawirohardjo, 2005).

4) Anoreksia (Tidak ada nafsu makan)

Pada bulan-bulan pertama sering hal ini terjadi, tetapi setelah itu nafsu

makan akan timbul lagi, dan sebaiknya tetap memperhatikan kecukupan gizi ibu

selama masa itu (Prawirohardjo, 2005).

5) Payudara membesar, tegang dan sedikit nyeri

Keadaan ini disebabkan pengaruh estrogen dan progesteron yang

merangsang duktuli dan elveoli di mammae (Prawirohardjo, 2005).

6) Miksi

Keadaan ini terjadi akibat kandung kencing pada bulan-bulan pertama

kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Dan pada trimester kedua

umumnya keluhan ini hilang karena uterus yang membesar keluar dari rongga

panggul. Pada trimester ketiga kejala ini bisa timbul lagi karena janin mulai

masuk ke rongga panggul dan menekan kembali kandung kencing (prawirohardjo,

2005).

7) Konstipasi

Keadaan ini terjadi karena tonus otot menurun karena disebabkan oleh

pengaruh hormon steroid (Prawirohardjo, 2005).

b. Tanda-tanda kemungkinan hamil

1. Uterus membesar terjadi perubahan dalam bentuk, besar, dan konsistensi

(3)

2. Tanda hegar

Yaitu segmen bawah rahim melunak, tanda ini terdapat pada dua

pertiga kasus dan biasanya muncul pada minggu keenam dan sepuluh

serta terlihat lebih awal pada perempuan yang hamil berulang.

3. Tanda chadwick

Tanda ini biasanya muncul pada minggu kedelapan, warna pada vagina

dan vulva menjadi merah dan agak kebiruan timbul karena adanya

vaskularisasi pada daerah tersebut.

4. Tanda piscaseek

Uterus membesar secara simetris menjauhi garis tengah tubuh (setengah

bagian terasa lebih keras dari yang lainnya) bagian yang lebih besar

tersebut terdapat pada tempat melekatnya (implantasi) tempat kehmilan

(Prawirohardjo, 2005).

5. Brakton-Hicks

Tanda ini khas untuk uterus pada masa hamil. Pada keadaan uterus yang

membesar tetapi tidak ada kehamilan misalnya pada mioma uteri, tanda

ini tidak ditemukan (Prawirohardjo, 2005).

6. Teraba ballotement

7. Reaksi kehamilan positif

Dasar dari tes kehamilan adalah pemeriksaan hormon choriorlik

gonadotropin sub unit beta (beta heg)dalam urine.

c. Tanda-tanda pasti hamil

(4)

2. Denyut jantung janin dapat didengar dengan monoral, doppler dan dapat

dilihat pada ultrasonografi (USG).

3. Terlihat tulang-tulang janin dalam foto-rontgen.

B. Pelayanan Antenatal 1. Defenisi

Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu

selama masa kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan antenatal (Syafrudin,

2005). Menurut bobak (2004), periode antenatal adalah periode persiapan, baik

secara fisik yaitu pertumbuhan janin dan adaptasi maternal maupun secara

psikologis yakni antisipasi menjadi orang tua.

2. Tujuan Pelayanan Antenatal

Tujuan utama pelayanan antenatal adalah menurunkan angka kesakitan dan

kematian maternal dan perinatal. Tidak hanya itu tetapi juga untuk memantau

kemajuan kehamilan dan memastikan kesehatan ibu dan janin, serta mengenali

secara dini bahaya kehamilan untuk segera mendapat penatalaksanaan yang

diperlukan, dan membina hubungan saling percaya antara ibu dan bidan dalam

rangka mempersiapkan ibu dan keluarga secara fisik, emosional,dan logis

menghadapi kelahiran serta kemungkinan adanya komplikasi (Saryono, 2010).

3. Kunjungan Antenatal

Sesuai dengan evidence based practice, pemerintah telah menetapkan

program kebijakan kunjungan antenatal untuk pemantauan dan pengawasan

kesejahteraan ibu dan anak yang dilakukan minimal empat kali selama kehamilan

yaitu satu kali trimester pertama sebelum usia kehamilan 14 minggu, trimester

(5)

usia kehamilan 28-36 minggu dan usia kehamilan lebih dari 36 minggu (Salmah,

2006).

C. Kunjungan K-4

Adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang keempat (atau

lebih), untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standart yang ditetapkan

(Meilani, 2009).

1. Cakupan Ibu Hamil (Cakupan K-4)

Dengan indikator ini dapat diketahui cakupan pelayanan antenatal secara

lengkap (memenuhi standar pelayanan dan menepati waktu yang ditetapkan),

yang menggambarkan tingkat perlindungn ibu hamil di suatu wilayah, selain

menggambarkan kemampuan managemen ataupun kelangsungan program KIA

(Syafrudin, 2009).

Rumus :

Pemeriksaan kunjungan keempat (K-4) meliputi : (1)anamnesa (keluhan/

masalah), (2) pemeriksaan kehamilan dan pelayanan kesehatan, (3) pemeriksaan

psikologis, (4) pemeriksaan laboratorium bila ada indikasi atau bila diperlukan,

(5) diagnosa akhir (kehamilan normal, terdapat penyulit, terjadi komplikasi, atau

tergolong kehamilan resiko tinggi/ resti). (6) sikap dan rencana tindakan

(persiapan persalinan dan rujukan) (Syafrudin, 2009).

Jumlah kunjungan ibu hamil keempat (K4)

X 100 %

(6)

2. Pelaksanaan Pelayanan Antenatal

Ibu hamil dapat melaksanakan pemeriksaan kehamilan disarana kesehatan

seperti Rumah Sakit, Puskesmas, Posyandu, Bidan Praktek Swasta dan Dokter

Praktek dengan standar pelayanan antenatal 7T (Pantikawati, 2010).

D. Standar dan Kriteria Pelayanan Antenatal

Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada

ibu selama masa kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan antenatal.

Walaupun pelayanan antenatal selengkapnya mencakup banyak hal yang meliputi

anamnesa, pemeriksaan fisik (umum dan kebidanan), pemeriksaan laboratorium

atas indikasi, serta intervensi dasar dan khusus (sesuai resiko yang ada), namun

dalam penerapan operasionalnya dikenal dengan standar 7T (Syafrudin, 2009).

1. Timbang Berat Badan dan Ukur Tinggi Badan

Menurut Wiknjosastro yang dikutip pantikawati (2010) menyatakan semua

ibu hamil yang melakukan kunjungan antenatal harus di timbang berat badannya

untuk mengetahui kenaikan berat badan atau penurunan berat badan, kenaikan

berat badan ibu hamil normal rata-rata antara 6,5 kilogram sampai 16 kilogram .

Cara yang dipakai untuk menentukan berat badan menurut tinggi badan

adalah menggunakan indeks massa tubuh (IMT) dengan rumus berat badan dibagi

tinggi badan pangkat dua. Contoh, wanita dengan BB sebelum hamil 51 kg dan

tinggi badan 157 cm. Maka IMTnya 51/(1,57)2 = 20,7. Nilai IMT mempunyai

rentang : <19,8 (underweight), 19,8-26,6 (normal), 26,6-29,0 (overweight), dan

(7)

2. Tekanan Darah

Tekanan darah perlu diukur untuk mengetahui perbandingan nilai dasar

selama masa kehamilan. Beberapa kondisi yang dapat menimbulkan nilai tinggi

palsu pada sistolik adalah ketika ibu merasa cemas atau kandung kemih penuh,

maka tekanan darah harus diukur pada saat keadaan rileks (Salmah, 2006).

Tekanan darah yang adekuat diperlukan untuk mempertahankan fungsi

plasenta, tetapi tekanan darah sistolik 140 mmHg atau diastolik 90 mmHg pada

saat awal pemeriksaan dapat mengindikasikan potensi hipertensi dan

membutuhkan pemantauan ketat selama kehamilan (Salmah, 2006).

3. Tinggi Fundus Uteri

Pengukuran tinggi fundus uteri bisa dilakukan dengan menggunakan pita

sentimeter, letakkan titik nol pada tepi atas sympisis dan rentangkan sampai

fundus uteri (fundus tidak boleh ditekan) ( Pantikawati, 2010).

Atau dengan menggunakan cara lain adalah dengan menekan perlahan ,

gerakkan tangan ke bawah abdomen sampai merasakan batas lengkung fundus,

perhatikan jumlah lebar jari tangan yang dapat mengkomodasi diantara jarak

tersebut (Salmah, 2006).

4. Tetanus Toksoid

Pada saat pemeriksaan kehamilan ini ibu hamil diberi suntikan Tetanus

Toksoid (TT). Tujuan pemberian tetanus toksoid adalah untuk melindungi janin

dari tetanus neonatorum. Penyuntikan TT ini memiliki efek samping yaitu nyeri,

kemerah-merahan dan bengkak untuk satu sampai dua hari pada tempat

(8)

Ibu hamil yang belum pernah mendapat imunisasi TT pada kehamilan

sebelumnya atau pada waktu akan menikah, maka perlu mendapat dua kali

suntikan TT dengan jarak empat minggu setelah penyuntikan TT pertama,

imunisasi TT yang pertama diberikan pada kunjungan antenatal yang pertama.

Bila sudah pernah, maka cukup diberikan satu kali selama kehamilan (Salmah,

2006).

5. Tablet Zat Besi

Zat besi ini sangat penting untuk mengkompensasi peningkatan volum darah

yang terjadi selama kehamilan dan untuk memastikan pertumbuhan dan

perkembangan janin yang adekuat (Pusdiknakes, 2003 dalam Pantikawati, 2010).

Tablet zat besi ini mengandung 200 mg Sulfat Ferosus 0,25 mg asam folat

yang diikat laktosa. Cara pemberian tablet zat besi adalah satu tablet per hari,

sesudah makan, selama masa kehamilan, diberikan minimal 90 tablet selama masa

kehamilan. Salah satu efek dari mengkonsumsi tablet zat besi adalah sembelit,

tinja berubah menjadi hitam (Pantikawati,2010).

Tanpa persediaan zat besi dalam tubuh ibu hamil yang cukup, ibu dapat

mengalami anemia. Ibu yang mengalami anemia akan cenderung mengalami

kelahiran prematur, melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah, perdarahan

pasca salin, sehingga bisa menyebabkan kematian kepada ibu. Jarak kehamilan

terlalu dekat, malaria, cacingan, dan infeksi kronis merupakan beberapa penyebab

anemia (Mochtar, 2004).

6. Tes PMS

Penyakit menular seksual (PMS) adalah infeksi yang ditularkan dari satu

(9)

tersebut bisa menyebabkan PMS. Kadang-kadang PMS juga bisa terjadi hanya

karena saling menyentuh genitalia yang terinfeksi PMS. Terdapat beberapa jenis

tes/ pemeriksaan yang bisa memperlihatkan apakah seorang wanita terkena infeksi

jenis PMS tertentu ( Hamidah, 2008).

7. Temu Wicara / Konseling a. Defenisi

Adalah suatu bentuk wawancara (tatap muka) untuk menolong orang lain

memperoleh pengertian yang lebih baik mengenai dirinya dalam usahanya untuk

memahami dan mengatasi permasalahan yang sedang dihadapinya (Pantikawati,

2010).

b. Prinsif Konseling

Dalam Pantikawati (2010) ada lima prinsip pendekatan kemanusiaan, yaitu

1) Keterbukaan

2) Empati

3) Dukungan

4) Sikap dan respon positif

5) Setingkat atau sama sederajat

c. Tujuan Konseling pada antenatal care

1) Membantu ibu hamil memahami kehamilannya dan sebagai upaya

preventif terhadap hal-hal yang tidak diinginkan

2) Membantu ibu hamil untuk menemukan kebutuhan asuhan kehamilan,

penolong persalinan yng bersih dan aman atau tindakan klinik yang

(10)

E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Cakupan K-4

Dalam penelitiannya Juliana (2009) yang dikutip dari Widodo (2001),

mengemukakan beberapa faktor yang mempengaruhi kunjungan antenatal empat

kali antara lain : usia, pendidikan, pengetahuan, pekerjaan, sosial ekonomi, sikap,

kualitas layanan, dan jarak layanan kesehatan. Penelitian yang dilakukan oleh

Amiruddin (2005), menjelaskan ada berbagai faktor yang sangat berhubungan

dengan pemanfaatan pelayanan antenatal diantaranya adalah pendidikan ibu,

pendapatan keluarga, sikap, dan juga kemudahan jarak pelayanan kesehatan.

Masih banyak wanita hamil yang kurang menyadari pentingnya pemeriksaan

kehamilan hingga K-4 menyebabkan tidak terdeteksinya faktor-faktor resiko

tinggi yang mungkin dialami oleh ibu hamil (maas, 2007).

Faktor yang mempengaruhi cakupan K-4 :

1. Usia

Usia reproduktif bagi seorang ibu adalah 20-35 tahun, dibawah dan diatas

usia tersebut akan meningkatkan resiko kehamilan maupun persalinan.

Pertambahan umur diikuti oleh perubahan perkembangan organ-organ dalam

rongga pelvik. Usia hamil pertama yang ideal bagi seorang wanita adalah 20

tahun sebab pada usia tersebut rahim wanita sudah siap menerima kehamilan

(Manuaba,2005).

Masalah yang masih banyak dijumpai pada kehamilan dan persalinan adalah

status biologis wanita yang meliputi perkawinan usia muda kurang dari 20 tahun

dan banyaknya wanita hamil pada usia 35 tahun (Manuaba, 2001). Sehubungan

(11)

maka kelompok ini memerlukan motivasi untuk melakukan pemeriksaan secara

teratur atau sesuai standart yang ditetapkan (Notoatmodjo, 2007).

2. Pendidikan

Latar belakang pendidikan ibu akan mempengaruhi perilaku ibu sehingga

akan menyulitkan untuk berlangsungnya suatu penyuluhan dan menyadari

pentingnya suatu informasi tentang kesehatan khususnya kesehatan pada saat ibu

hamil, akibatnya mereka tidak mengetahui cara perawatan kesehatan selama masa

kehamilan, baik menyangkut kebersihan dan gizi. Pendidikan juga merupakan

faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang, karena dapat membuat seseorang

untuk lebih mudah menerima ide dan teknologi (Notoatmodjo, 2012).

3. Pekerjaan

Pekerjaan adalah suatu aktivitas/ kegiatan seseorang untuk memperoleh

penghasilan guna memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Pada waktu ibu

hamil boleh melakukan pekerjaan yang tidak berat seperti pekerjaan rumah

tangga, hal ini memungkinkan ibu hamil untuk cukup istirahat. Pekerjaan berat

dapat mempengaruhi kesehatan ibu hamil. Kehamilan merupakan kelebihan dan

keunikan yang dialami oleh wanita, selain itu seorang wanita hamil yang bekerja

memiliki eran ganda sebagai seorang ibu rumah tangga, sehingga seorang wanita

hamil cenderung memiliki waktu yang lebih sedikit untuk memperhatikan

masalah kesehatannya termasuk dalam hal pemantauan kehamilan secara berkala

(12)

4. Sosial Ekonomi

Secara umum, pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir

yang tidak merata sangatan erat hubungannya dengan berbagai hal, salah satunya

adalah kemiskinan (Notoatmodjo, 2012).

Status sosial ekonomi yang rendah juga akan mempengaruhi perawatan

antenatal. Kurangnya pendapatan keluarga menyebabkan berkurangnya alokasi

dana bagi ibu hamil untuk memperoleh layanan kesehatan.

5. Pengetahuan

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang telah diketahui. Adapun cara

mengetahui sesuatu dapat dilakukan dengan cara mendengar, melihat, merasa, dan

sebagainya yang merupakan bagian dari alat indra manusia. Pengetahuan

didasarkan secara indrawi dikategorikan sebagai pengetahuan empirik, yang

artinya pengetahuan yang bersumber dari pengalaman (Notoatmodjo, 2012).

Pengetahuan seorang ibu tentang kehamilan sangat diperlukan untuk

menjalani proses kehamilannya. Banyak sumber informasi yang dapat

meningkatkan pengetahuan tentang kehamilan seperti petugas kesehatan

(dokter,bidan), media elektronik (televisi, radio, internet), atau media cetak (

majalah, tabloid, koran, poster, dan lain-lain). Maka jika pengetahuan ibu sudah

baik maka akan memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan (Notoatmodjo, 2012).

6. Sikap

Sikap menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap obyek.

Sikap akan terwujud didalam suatu tindakan tergantung pada situasi saat itu

Referensi

Dokumen terkait

Perambahan hutan yang sangat intensif untuk dikonversi menjadi lahan pertanian oleh masyarakat di dalam Taman Nasional Lore Lindu (TNLL), khususnya di DAS Gumbasa sejak tahun

Dimana informasi ini dapat dipublikasikan melalui internet yang dapat disimak oleh semua masyarakat dengan waktu yang singkat dan

Dalam ha1 ini, Lembaga Penelitian Universitas Negeri Padang berusaha mendorong dosen untuk melakukan penelitian sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan mcngajarnya,

Karakteristik ibu dalam pemilihan alat kontrasepsi IUD mayoritas adalah ibu berumur 20-35 tahun, berpendidikan menengah, bekerja diluar rumah, memiliki pendapatan

Mampu menjelaskan mengenai konsep dasar metode classification dan prediction (regresi) serta dapat mengetahui bagaimana metode tersebut dapat digunakan untuk

pendanaan tahun 2014, kami sampaikan bahwa seorang dosen dapat mengusulkan:.. Dua proposal penelitian (satu proposal sebagai ketua dan satu proposal sebagai

To view the cube and dimension data for the objects in the Analysis Services Tutorial cube in the Analysis Services Tutorial project, you must deploy the project to a

[r]