• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Pengetetahuan Ibu Hamil dengan Kecemasan Menghadapi Kehamilan di Klinik Bersalin Hadijah Medan Tahun 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Pengetetahuan Ibu Hamil dengan Kecemasan Menghadapi Kehamilan di Klinik Bersalin Hadijah Medan Tahun 2013"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUN PUSTAKA

A. Pengetahuan

1. Defenisi Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu penginderaan terjadi melalui

panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan

raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

(Notoatmodjo, 2003).

2. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan yang tercakup dalam koqnitif

mempunyai 6 tingkatan yaitu :

1. Tahu (know)

Mengingat materi yang telah dipelajari sebelumnya yang termasuk mengingat

kembali sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang telah dipelajari atau

rangsangan yang telah diterima. Oleh karena itu “tahu” ini adalah merupakan tingkat

pengetahuan yang paling rendah.

2. Memahami (comprehension)

Memahami arti sebagai sesuatu kemampuan menjelaskan secara benar

tentang objek yang di ketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara

benar.

3. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk mengunakan materi yang telah

(2)

mengunakan hukum-hukum, metode prinsip dan sebagainya dalam kontes atau

situasi yang lain.

4. Analisa (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek

kedalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut,

dan masih ada kaitannya satu sama lainnya.

5. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru dengan

kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk memutuskan formulasi baru dari

formulasi-formulasi yang ada.

6. Evaluasi

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

penilain terhadap suatu materi atau objek penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu

kriteria, yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang telah ada.

3. Kategori Pengetahuan

Menurut Arikunto (2006), pengetahuan dibagi 3 kategori :

1. Baik : 76-100%

2. Cukup : 56-75%

3. Kurang : <56%

1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan 1. Umur

Umur adalah variabel yang selalu diperhatikn di dalam

penyelidikan-penyelidikan epidemiologi. Angka–angka kesakitan maupun kematian di dalam

(3)

Menurut Nursalam dan Pariani (2001), Orang lebih muda mempunyai daya

ingat yang lebih kuat dan kreativitas lebih tinggi dalam mencari dan mengenal

sesuatu yang belum diketahui dibandingkan dengan orang yang lebih tua. Disamping

itu kemampuan untuk menyerap pengetahuan baru lebih mudah dilakukan pada umur

yang lebih muda karena otak berfungsi maksimal pada umur muda.

2. Pendidikan

Pendidikan diartikan sebagai usaha yang dijalankan oleh seseorang atau

kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup atau

penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental (Hasbullah, 2009).

Tingkat pendidikan seseorang akan membantu orang tersebut untuk lebih

mudah menangkap dan memahami suatu informasi. Semakin tinggi pendidikan

seseorang maka tingkat pemahaman juga meningkat serta tepat dalam pengambilan

sikap. Menurut Depertemen pendidikan Nasional (2003) berupa UU RI No.20 Tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pendidikan dibagi

tiga yaitu pendidikan dasar meliputi SD/SMP, pendidikan menengah meliputi

SMU/SMK, dan pendidikan tinggi meliputi Perguruan Tinggi (Ajunk, 2011).

3. Paritas

Paritas adalah pengalaman wanita berkaitan dengan kehamilan, abortus,

perslinan prematur, dan persalinan aterm serta anak yang hidup, Pengetahuan

diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain, semakin sering

seseorang mengalaminya semakin tinggi pengalaman orang tersebut. Paritas terdiri

dari :

1. Primipara : Wanita yang telah melahirkan bayi aterm sebanyak satu kali.

2. Multipara : Wanita yang telah pernah melahirkan anak hidup beberapa kali

(4)

3. Glandemultipara : Wanita yang pernah melahirkan janin aterm lebih dari lima

kali (Manuaba, 2002 ).

B.Kehamilan

1. Pengertian Kehamilan

Kehamilan adalah masa berkembangnya hasil konsepsi dari awal konsepsi

sampai proses awal persalinan. Upaya pemeliharaan kesehatan kehamilan tidak

semata- mata ditunjukan kepada aspek saja, tetapi aspek psikososial juga perlu

diperhatikan agar kehamilan dan persalinan berjalan lancar (Susanti, 2008).

2. Tanda-tanda Kehamilan

Tanda- tanda kehamilan menurut Sujiyatini (2008), yaitu :

a. Tanda yang tidak pasti : Amenorea, mual dan muntah, mastodinia, quickening,

keluhan kencing, konstipasi, perubahan berat badan, perubahan temperatur

basal, perubahan warna kulit, perubahan payudara, perubahan pada uterus,

tanda piskacek, perubahan pada serviks.

b. Tanda pasti hamil : Denyut jantung janin (DJJ), palpasi.

3. Tanda-tanda Bahaya Kehamilan

a. Pedarahan pervaginam

b. Sakit kepala yang hebat

c. Penglihatan kabur

d. Bengkak di wajah dan jari-jari tangan

e. Bengkak pada muka dan jari-jari tangan

f. Keluar cairan pervaginam

g. Gerakan janin tidak terasa

C.Kecemasan

(5)

Kecemasan atau ansietas adalah respon emosi tanpa objek spesifik dan

bersifat individual. Menurut Feud dalam Riasmini (2000), kecemasan timbul secara

otomatis jika individu menerima stimulasi berlebihan yang melampaui untuk

menanganinya (internal, eksternal). Menurut Sullivan dalam Riasmini (2002),

kecemasan timbul akibat ketakutan akan ketidak mampuan untuk berhubungan

secara interpersonal serta akibat penolakan (Maryam, 2008), kecemasan menurut

Sundari (2005) kecemasan adalah suatu keadaan yang menggoncangkan karena

adanya ancaman terhadap kesehatan.

2. Tingkat Kecemasan

Menurut Direja (2011), tingkat kecemasan yaitu :

1. Cemas ringan : berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari,

lahan persepsi meningkat (mendengar, melihat, meraba lebih dari sebelumnya.

2. Cemas sedang : memungkin kan untuk seseorang memusatkan pada hal yang

penting dan mengesampingkan yang lain sehingga seseorang mengalami tidak

perhatian yang selektif namun dapat melakukan yang lebih banyak jika diberikan

arahan.

3. Cemas berat : yang di tandai dengan persepsi menjadi terganggu, perasaan tentang

terancam atau takut meningkat, komunikasi menjadi terganggu mengalami

peningkatan tanda-tanda vital lebih dramatis, terjadi gejala diare, dioforesis

(keringat berlebihan), palpitas, nyeri dada, dan muntah.

4. Panik : kehilangan kontrol, seseorang yang mengalami panik tidak mampu

melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan.

5. Macam- macam Kecemasan

Menurut Sundari (2005), macam- macam kecemasan terdiri atas :

(6)

2. Kecemasan karena akibat melihat dan mengetahui bahaya yang mengancam

dirinya

3. Kecemasan dalam bentuk yang kurang jelas, apa yang ditakuti tidak

seimbang, bahkan yang ditakuti itu hal/ benda yang tidak berbahaya

4. Alat Ukur Kecemasan

Menurut Dadang tahun 2009 untuk mengetahui sejauh mana derajat

kecemasan seseorang digunakan alat ukur yang disebut Hamilton rating scale for

anxiety (HRS-A). Alat ukur ini terdiri dari 14 kelompok gelaja yang masing-masing

kelompok di rinci lagi dengan gejala-gejala yang lebih spesifik. Masing- masing

gejala diberi penilaian angka (score) antara 0-4, yang artinya adalah :(Hawari,

2001).

Nilai 0 = tidak ada gejala

1 = gejala ringan

2 = gejala sedang

3 = gejala berat

4 = gejala berat sekali

5. Penyebab Ibu Hamil Cemas Terhadap Kehamilan

1. Perubahan-perubahan fisik selama tiga trimester

Kehamilan dapat dibagi menjadi 3 trimester yaitu trimester 1, trimester 2,

dan trimester 3, pada tiap trimester tersebut wanita hamil akan mengalami

perubahan-perubahan fisik. Perubahan fisik tersebut dapat menimbulkan

kecemasan. Kecemasan terhadap perubahan fisik pada trimester 1 yaitu

mual-mual, muntah-muntah, pusing, cepat lelah dan capek. Sedangkan perubahan

psikologisnya adalah wanita hamil mudah marah, mudah tersinggung, dan

(7)

keguguran. Hal ini dikarenakan pada fase ini perkembangan bayi belum terlihat

jelas dan lemah.

Pada trimester ke-2 ibu hamil biasanya sudah bisa menyesuaikan diri

dengan perubahan perubahan yang terjadi pada trimester 1. Ibu hamil pada

trimester ke-2 mulai merasakan adanya gerakan janin di dalam perutnya.

Apabila wanita hamil tidak dapat merasakan gerakan-gerakan bayi dalam

kandungannya maka akan muncul kecemasana. Kecemasan ini berasal dari

ketakutan ibu hamil akan berkembangnya janin yang ada di dalam perutnya.

Apakah bayi yang ada di dalam kandungannya masih hidup atau mengalami

suatu gangguan. Pada wajah ibu hamil juga akan muncul bercak kecoklatan

pada kulit hidung dan pipi. Wanita hamil yang selalu memperhatikan

kecantikan wajahnya akan merasa cemas dengan kecantikannya.

Pada trimester ke-3 kecemasan akan kembali muncul ketika akan

mendekati proses persalinan. Ibu hamul akan ditakuti oleh kesakitan yang luar

biasa ketika akan melahirkan bahkan resiko kematian. Hal ini disebabkan

wanita hamil sering mendengarkan cerita-cerita, baik dari tetangga mabupun

ibu-ibu yang pernah melahirkan. Apakah ia bisa melakukan proses mengejan

dengan baik agar proses persalinan berlangsung dengan lancar. Jika wanita

hamil lemah, maka akan mempersulit proses melahirkan nanti.

2. Pengalaman emosional ibu hamil

Kecemasan dapat timbul ketika individu menghadapi

pengalamana-pengalaman baru. Wanita hail yang pertama kali hamil akan lebih merasa

cemas dibandingkan dengan wanita hamil yang sudah pernah melahirkan. Hal

(8)

pengalaman-pengalaman baru seperti masuk sekolah, memulai pekerjaan baru,

atau melahirkan bayi”.

Wanita hamil akan belajar dari pengalaman-pengalaman emosionalnya

selama menjalani kehamilan. Apabila wanita hamil merasa terancam maka

akan menimbulkan kecemasan. Kecemasan sebagai suatu emosi yang muncul

dari pengalaman subjektif individu. Tiap individu mempunyai

pengalaman-pengalaman yang berbeda sehingga antara individu yang satu dengan individu

yang lainnya tidak sama dalam menyikapi kecemasannya. Individu yang

mengetahui penyebab sumber kecemasannya akan lebih mudah untuk

menghadapi kecemasan terutama pada ibu hamil.

3. Situasi-situasi yang mengancam ibu hamil

Situasi yang mengancam ibu hamil meliputi ancaman fisik, ancaman

terhadap harga diri, dan tekanan untuk melakukan sesuatu di luar kemampuan.

Individu yang merasa pada suatu kondisi yang tidak jelas akan menimbulkan

cemas. Contohnya : khawatir akan kehilangan orang yang kita cintai,

perasaan-perasaan bersalah dan berdosa yang bertentangan dengan hati nurani, dan

sebagainya. Situasi kecemasan tersebut biasanya dialami oleh wanita yang

menjalani kehamilan dan persalinan. Hal ini menandakan bahwa kebutuhan

akan rasa aman sangat diperlukan ketika rasa gelisah dan rasa takut muncul

pada ibu hamil. Ibu hamil akan sangat cepat mengenali diri dan bayinya jika ia

berada dalam situasi-situasi seperti keguguran atau cemas terhadap dirinya

Referensi

Dokumen terkait

particles e.g., graupel which occur in the vicinity of convective towers. Mixing ratios for these four classes of cloud condensate are used as model variables. Together with the

Sesi Nomor Absen 1323 I CHANDRA.. Nama No Ujian NIK Tanggal Jam

experienced recirculation events during 10% of the time. Good atmospheric ventilation occurs when a high value of wind run and a low value of the recirculation factor are observed

Mass transfer between cloud and raindrops due to autoconversion is evaluated using Berry’s parameterization, its attendant raindrop number concentration change is calculated

Keuntungan (kerugian) dari perubahan nilai aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual.. (dalam

ConstruCting solid Foundation to aCCelerate laporan tahunan 2012 Annual Report 25 Beliau menjabat sebagai Komisaris Independen Perusahaan sejak tanggal 18 Juni. 2012

During the 2 years of the study, less than one Eu- ropean corn borer per plant was recorded on average (Table 1). nubilalis infestation was even lower than in 1997, perhaps because

Perwakilan peserta wajib mengikuti technical meeting, jika tidak hadir dianggap menyetujui seluruh ketentuan lomba.. Peserta melakukan registrasi ulang 15 menit