• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Komunikasi Terapeutik Bidan Dengan Kepuasan Ibu Hamil Mendapatkan Pelayanan Antenatal Care Di Rumah Bersalin Elly Kelambir Lima Pasar IV Tanjung Gusta Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Komunikasi Terapeutik Bidan Dengan Kepuasan Ibu Hamil Mendapatkan Pelayanan Antenatal Care Di Rumah Bersalin Elly Kelambir Lima Pasar IV Tanjung Gusta Medan"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

WHO memperkirakan bahwa sekitar 15 % dari seluruh wanita yang hamil akan berkembang menjadi komplikasi yang berkaitan dengan kehamilannya serta dapat mengancam jiwanya. Menurut WHO wanita hamil di Indonesia yang berjumlah 5.600.000, sebagian besar akan mengalami suatu komplikasi atau masalah yang bisa menjadi fakta. Maka untuk bisa efektif dalam meningkatkan keselamatan ibu dan bayi baru lahir, asuhan pelayanan antenatal harus lebih difokuskan pada intervensi yang telah terbukti bermanfaat menurunkan angka kesakitan, kematian ibu dan bayi baru lahir ( Pusdiknakes dalam Indah, 2003).

Hasil-hasil penelitian yang dikaji oleh WHO menunjukkan bahwa pendekatan resiko dilakukan bila terdapat prediksi buruk karena tidak bisa membedakan ibu yang akan mengalami komplikasi dan yang tidak. Hasil studi di kasango Zaire tahun 2010 membuktikan bahwa 71 % ibu mengalami partus macet tidak terprediksi sebelumnya dan 90 % ibu yang diidentifikasi sebagai ibu beresiko tinggi tidak pernah mengalami komplikasi. Ibu yang digolongkan dalam kelompok resiko tinggi pernah mengalami komplikasi, walaupun mereka memakai sumber daya yang cukup mahal dan jarang didapat. Penelitian menunjukkan bahwa pemberian pelayanan asuhan khusus pada ibu yang tergolong dalam kategori resiko tinggi terbukti tidak dapat mengurangi komplikasi yang terjadi (Dewi, 2011).

(2)

memeriksakan kehamilan dengan petugas kesehatan pada trimester 1 (K1 TM1) atau K1 ideal adalah 72,3%. Adapun cakupan pemeriksaan kehamilan dengan pola 1-1-2 (K4) adalah 61,4%. cakupan K1 dan K4 provinsi Sumatera Utara masih jauh dibawah angka cakupan nasional yaitu, ibu hamil yang kontak pertama tanpa memandang usia kehamilan sebesar 88%, K1 ideal 71,7% dan K4 51,5% (Balitbangkes dalam Indah, 2011).

Kunjungan Antenatal Care dilakukan minimal empat kali selama kehamilan. Kunjungan trimester I sebelum Usia kehamilan 14 minggu. Kunjungan Trimester II usia kehamilan 14-28 minggu. Kunjungan trimester III dilakukan dua kali usia kehamilan 28-36 minggu dan lebih dari 36 minggu ( Ika dkk, 2010).

Oleh karena itu pelayanan asuhan antenatal care merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal. Ibu hamil dianjurkan mengunjungi dokter atau bidan sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/ asuhan antenatal ( Ai dkk, 2009).

Bidan senantiasa berhubungan dengan ibu yang sedang hamil, diharapkan mampu melakukan tindakan pemeriksaan, penyuluhan, dan segala bentuk kontak langsung dengan ibu hamil melalui berbagai metode termasuk mengadakan komunikasi terapeutik.

(3)

komunikasi terapeutik, bidan lebih memfokuskan terhadap fase-fase kritis yang akan dilalui oleh ibu hamil (Dalami, 2009).

Selain itu, pada jurnal Usmalya Juana Rifsa yang berjudul Teknik komunikasi terapeutik dokter sebagai upaya memotivasi pasien kanker payudara di RSUD Arifin Achmad provinsi riau. Teknik komunikasi terapeutik yang dilakukan oleh dokter bedah onkologi RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau meliputi teknik mendengarkan, bertanya, membagi persepsi, mengklarifikasi, memberi informasi, mengubah cara pandang, dan meredam kekhawatiran pasien dengan humor (Usmalya, 2013)

Pada jurnal Rhona Sandra yang berjudul hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan kepuasan pasien di ruang instalasi rawat inap non bedah (penyakit dalam pria dan wanita) RSUP Dr. M. Djamil padang tahun 2013 Lebih dari separuh (62,3%) pasien menyatakan komunikasi terapeutik perawat tidak dilakukan oleh perawat di IRNA Non Bedah (Penyakit Dalam Pria dan Wanita) RSUP Dr. M. Djamil Padang, Lebih dari separuh (57,1%) pasien menyatakan tidak puas terhadap komunikasi terapeutik perawat di IRNA Non Bedah (Penyakit Dalam Pria dan Wanita) RSUP Dr. M. Djamil Padang (Rhona, 2013).

Pada jurnal M. Lukman Hakim dan kukuh sinduwiatmo yang berjudul “Pengaruh Komunikasi Terapeutik Bidan Terhadap Kepuasan Pasien Bersalin Di Rumah Sakit Bhayangkara Pusdik Brimob Watukosek Gempol Pasuruan. hasil penelitiannya adalah kepuasan pasien dipengaruhi komunikasi terapeutik yang diberikan bidan sebesar 79,4%, sedangkan 20,6% dipengaruhi variabel lain (Lukman, 2013).

(4)

komunikasi dan pelayanan yang diberikan bidan masih sangat tidak sesuai yang diharapkan oleh ibu hamil yang datang memeriksakan kehamilan.

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik ingin meneliti lebih lanjut tentang “ Hubungan komunikasi terapeutik bidan dengan kepuasan ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal care di rumah bersalin Elly Kelambir Lima Pasar IV Tanjung Gusta Medan ”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang terdapat pada latar belakang, maka dapat dibuat rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “ Apakah terdapat hubungan komunikasi terapeutik bidan dengan kepuasan ibu hamil mendapatkan pelayanan

antenatal care di rumah bersalin Elly Kelambir Lima Pasar IV Tanjung Gusta

Medan”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan komunikasi terapeutik bidan dengan kepuasan ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal care di rumah bersalin Elly Kelambir Lima Pasar IV Tanjung Gusta Medan.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui komunikasi terapeutik yang dilakukan bidan terhadap ibu hamil yang memeriksa kehamilannya di rumah bersalin Elly Kelambir Lima Pasar IV Tanjung Gusta Medan.

(5)

c. Untuk mengetahui hubungan komunikasi terapeutik bidan dengan kepuasan ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal care di rumah bersalin Elly Kelambir Lima Pasar IV Tanjung Gusta Medan.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Rumah Bersalin Elly

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan sekaligus sebagai bahan perencanaan peningkatan pelayanan kesehatan yang lebih bermutu.

2. Bagi Bidan

a. Diharapkan lebih meningkatkan pelayanan yang baik dan bermutu kepada ibu hamil, ini dapat dilakukan dengan cara memberikan informasi secara jelas, benar, dan lengkap pada ibu hamil.

b. Diharapkan Bidan terutama bidan mendengarkan dengan penuh perhatian atas keluhan yang dirasakan oleh ibu hamil.

c. Diharapkan Bidan lebih meningkatkan komunikasi yang baik sesuai yang diharapkan oleh ibu hamil.

3. Bagi Masyarakat Khususnya Ibu Hamil

Referensi

Dokumen terkait

Peralatan operasi ini baru di luncurkan pada tahun 2009 dan Rumah Sakit Khusus Mata Sumatera Medan yang menggunakannya pertama kali di Indonesia, namun kunjungan ulang pasien

Dalam proses Protokol Feige Fiat Shamir (FFS) ini dibutuhkan bilangan prima yang dicari menggunakan metode Fermat dan bilangan acak yang dicari menggunakan metode Quadratic

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh penyuluhan standar puskesmas terhadap perilaku ibu terhadap peningkatan kehamilan sehat dan persalinan aman di Kabupaten

Dari asumsi tersebut Honneth menyatakan bahwa ada sebuah rasio universal yang selalu menyediakan kemungkinan bagi terealisasinya aktualisasi-diri subjek dalam masyarakat

Capital adequacy ratio , financing to deposit ratio dan kualitas aktiva produktif secara parsial tidak berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas perbankan syariah, dengan

These findings have resulted in a search for plant functional types (PFTs) that are user-defined groups of species with similar response to environmental resources and disturbance

Terkait dengan telah diberlakukannya Permen PAN dan RB No 16 tahun 2009 mulai 1 Januari 2013 tentang Kenaikan Jabatan Fungsional Guru yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas

The forest LAI measured from hemispherical photographs (Supk- har site) was found to vary from 2.26, 3.42, and 6.63 in March, Ju- ly and October respectively. Forest LAI was