• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI RANGKA MANUSIA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI RANGKA MANUSIA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

13

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI RANGKA MANUSIA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE

Fahriah

Sekolah Dasar Negeri 3 Hikun Tanjung Tabalong Kalimantan Selatan

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang peningkatan aktivitas dan hasil belajar IPA materi rangka manusia padasiswa kelas IV. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan tahun pelajaran 2015/2016 pada semester 1 di kelas IV SDN 3 Hikun dengan dua siklus tindakan. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV yang berjumlah 16 orang terdiri dari9 orang siswa laki-laki dan 7 orang siswa perempuan. Pelaksanaan penelitian yang telah dilakukan menunjukkan terjadinya peningkatan aktivitas dan hasil belajar IPA materi rangka manusiasiswa kelas IV setelah menggunakan model pembelajaran picture and picture dalam pembelajaran. Pada siklus 1 pertemuan 1 rata-rata aktivitas siswa 54% dengan katagori cukup, pada pertemuan 2 menjadi 65% dengan katagori baik. Pada siklus 1Ipertemuan 1 rata-rata aktivitas siswa 79% terjadi lagi peningkatan pada pertemuan 2 menjadi 85% dengan katagori baik sekali. Hasil belajar siswa siklus I pertemuan 1 rata-rata 64 meningkat pada pertemuan 2 menjadi 66. Pada siklus 2 pertemuan 1 rata-rata hasil belajarnya 75 meningkat pada pertemuan2 menjadi 85. Penggunaan model pembelajaran picture and picture dalam pembelajaran IPA materi rangka manusiayang telah dilaksanakan telah memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditetapkan telah tercapai dimana guru mencapai 93% dengan katagori baik sekali, aktivitas siswa mencapai 85% dengan katagori baik sekali, ketuntasan klassikal mencapai 94%. Penelitian ini telah berhasil.

Kata Kunci: Aktivitas, Hasil Belajar, IPA, Rangka Manusia, Model Pembelajaran Picture and Picture

PENDAHULUAN

Mutu pembelajaran IPA perlu ditingkatkan secara berkelanjutan untuk perkembangan teknologi. Untuk meningkatkan mutu pembelajaran tersebut, tentu banyak tantangan yang dihadapi sementara ini masih banyak orang beranggapan bahwa Matematika dan IPA merupakan pelajaran yang sulit, serta kurang menarik minat baik di kalangan siswa maupun guru, hal tersebut mungkin karena dalam materi IPA banyak sekali menggunakan rumus dan hitungan yang cukup sulit dimengerti oleh siswa.

Permasalahan yang dihadapi siswa kelas IV SDN 3 Hikun adalah hasil belajar IPA yang belum tuntas yakni belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal 68 yang telah ditentukan, dimana dari 25 orang siswa hanya 13 orang (52%) saja yang tuntas hasil belajarnya. Salah satu faktor diduga penyebab permasalahan dalam pembelajaran IPA karena guru lebih banyak berceramah, sehingga siswa menjadi cepat bosan dan menyebabkan hasil belajar IPA rendah. Guru belum menghayati hakekat IPA karena pembelajaran di sekolah baru menekankan produk saja. Hal itu ditambah dengan pendapat siswa bahwa pelajaran IPA

dianggap sulit, sehingga berdampak pada rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa.

Hal tersebut, diperkirakan karena kurangnya pemahaman siswa terhadap konsep pembelajaran IPA. Siswa menganggap pelajaran IPA sulit dipahami. Untuk anak-anak yang taraf berpikirnya masih berada pada tingkat konkret, maka semua yang diamati, diraba, dicium, dilihat, didengar, dan dikecap akan kurang berkesan kalau sesuatu itu hanya diceritakan, karena mereka belum dapat menyerap hal yang bersifat abstrak oleh karena itu perlu di tambah media untuk meningkatkan pemahaman siswa salah satunya melalui media gambar Perlu diketahui bahwa tingkat pemahaman tiap-tiap siswa tidak sama, sehingga kecepatan siswa dalam mencerna bahan pengajaran berbeda. Dengan kenyataan di atas, hal ini akan berdampak buruk pada proses pembelajaran IPA apabila siswa tidak memahami pemecahan masalah pada pembelajaran IPA, untuk itu peneliti mengadakan penelitian dengan Judul “ Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Materi Rangka Manusia dengan Menggunakan Model Pembelajaran picture and picture Siswa

(2)

14

Kelas IV SDN 3 Hikun Tahun Pelajaran 2015/2016”

Tujuan Penelitian Tindakan Kelas ini adalah untuk mengetahui peningkatan aktivitas guru , siswa dan hasil belajar kelas IV SDN 3 Hikun tahun pelajaran 2015/2016 pada mata pelajaran IPA khususnya materi rangka manusia setelah belajar melalui model pembelajaran picture and picture.

TINJAUN PUSTAKA

Pengajaran Sebagai Suatu Sistem

Pendekatan sistem dipandang sebagai salah satu pendekatan yang analogis dan analitik dalam bidang pendidikan. Proses mengajar dan belajar serta hasil belajar merupakan inti dari kegiatan pengajaran itu sendiri. Mengajar adalah bagian integral dalam proses pengajaran, yang menentukan pencapaian hasil belajar. Oleh karenanya Gagen dan Briggs (dalam Galib: 2006:9) memandang bahwa mengajar merupakan sekumpulan peristiwa yang memungkinkan pengajaran berlangsung, sehingga siswa dapat belajar untuk mencapai tujuan pengajaran.

Belajar merupakan kegiatan esensial dalam pengajaran, juga terkait dengan berbagai faktor yang dapat memberikan perubahan pada siswa. Faktor siswa, guru serta faktor lingkungan secara menyeluruh merupakan faktor-faktor yang berpengaruh. Menurut Joni (2001:54) bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh matangnya seseorang atau perubahan yang bersifat temporer. Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa belajar adalah usaha sadar yang dilakukan individu dan menyebabkan adanya perubahan tingkah laku sebagai responden terhadap lingkungan, baik langsung ataupun tidak langsung.

Hasil belajar adalah taraf kemampuan yang bersifat terukur, berupa penguasaan ilmu pengetahuan dan keterampilan, sikap yang dicapai oleh seseorang sebagai hasil dari apa yang telah dipelajari selama waktu tertentu. Darmansyah (2006: 13) menyatakan bahwa hasil belajar adalah hasil penilaian terhadap kemampuan siswa yang ditentukan dalam bentuk angka. Cece Rahmat dalam (Abidin, 2004:1) mengatakan bahwa hasil belajar adalah Penggunaan angka pada hasil tes atau prosedur penilaian sesuai dengan aturan tertentu, atau dengan kata lain untuk mengetahui daya serap siswa setelah menguasai materi pelajaran yang telah diberikan.

Hakekat Belajar IPA

IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) adalah merupakan bagian disiplin ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan segala sesuatu yang alamiah ataupun berupa buatan manusia. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari serta mengungkapkan gejala-gejala alam yang menyangkut makhluk hidup, dan hasil yang diperoleh dihimpun dalam kumpulan pengetahuan. Sebagai bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang cukup luas dan sejalan dengan perkembangan cara menyingkap ilmu pengetahuan dan cara berpikir yang kritis membawa perubahan yang nyata, sehingga IPA tidak hanya merupakan kumpulan pengetahuan, namun juga menyangkut proses konsep serta prinsif. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkembang semakin korelasional, karena benda hidup tidak dapat dipisahkan dengan lingkungan, baik dilihat dari hakekat terjadinya, hakekat eksistensinya, hakekat perilakunya, melalui proses perkembangan evaluasi. Benda hidup tidak lagi menjadi obyek perubahan lingkungan tetapi obyek sekaligus subyek.

Materi Rangka Manusia pada Pembelajaran IPA

Sanusi (2011:44) menjelaskan bahwa manusia bisa bergerak karena memiliki sistem gerak yang terdiri dari alat gerak pasif, yaitu rangka manusia dan alat gerak aktif, yaitu otot. Kedua alat gerak ini harus bekerja sama agar kita dapat bergerak. Bahrulwan (2010:54) menyebutkan bahwa rangka adalah sekumpulan tulang-tulang yang saling berhubungan. Hubungan antar tulang bertemu di sambungan, disebut sendi (artikulasi). Manusia bisa bergerak karena memiliki sistem gerak yang terdiri dari alat gerak pasif, yaitu rangka manusia dan alat gerak aktif, yaitu otot. Kedua alat gerak ini harus bekerja sama agar kita dapat bergerak.

Rangka adalah sekumpulan tulang-tulang yang saling berhubungan. Hubungan antar tulang bertemu di sambungan, disebut sendi (artikulasi). Sanusi (2011:54) beberapa fungsi rangka pada manusia adalah (1) Menyokong tubuh agar dapat tegak dan memberi bentuk tubuh; (2) Melindungi organ tubuh yang penting; (3) Tempat melekatnya otot; (4) Tempat produksi sel darah merah dan sel darah putih (di dalam sumsum tulang). Sanusi (2011: 87) rangka tubuh manusia terdiri dari 3 kelompok, yaitu tengkorak, badan dan anggota gerak.

(3)

15

Model Pembelajaran Picture and Picture

Antonius (2011:24) menyebutkan model Picture and Picture merupakan model pembelajaran yang menggunakan media pembelajaran berupa gambar, picture and picture menekankan pada proses dan cara mereka berpikir dalam mengurutkan gambar yang tersedia.Model Pembelajaran ini mengandalkan gambar sebagai media dalam proses pembelajaran. Gambar-gambar ini menjadi faktor utama dalam proses pembelajaran. Sehingga sebelum proses pembelajaran guru sudah menyiapkan gambar yang akan ditampilkan baik dalam bentuk kartu atau dalam bentuk kartu dalam ukuran besar.

Usman dan Setiawan (2000:120) model Picture and Picture adalah salah satu model penyampaian belajar di mana guru menunjukan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi inti dari pengertian Picture and Picture adalah meeting of mind. Para siswa dihadapkan pada suatu masalah dan pemecahannya. Muhdarmadi (2011:34) berkesimpulan bahwa jawaban yang dikemukakan dalam pemecahan perlu dipilih satu jawaban yang lebih logis dan tepat. Jawaban yang merupakan pemecahan masalah itu mempunyai argumentasi yang kuat.

Menurut Solikhin (2011:25) langkah-langkah model pembelajaran Picture and Picture adalah (1) Guru membagi siswa ke dalam kelompok kecil; (2) Guru membagi potongan gambar; (3) Siswa secara kelompok ditugaskan menyusun potongan gambar tersebut menjadi rangkaian gambar; (4) Setiap kelompok mempresentasikanhasil rangkaian gambar yang telah disusunnya; (5) Siswa menanggapi hasil presentase.

Solikhin (2011:37) menyebutkan bahwa model pembelajaran Picture and Picture yang diterapkan dalam pembelajaran memiliki keuntungan (1) Perhatian siswa lebih dipusatkan; (2) Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari; (3) Mengurangi verbalisme; (4) Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa; (5) Mudah digunakan sambil bermain; (6) Melatih siswa untuk berpikir logis dan sistematis; (7) Penguasaan konsep dan keterampilan sekaligus teraplikasikan

METODOLOGI

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu penelitian koloboratif yang

dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti. Mulai dari perencanaan sampai dengan penilaian terhadap tindakan nyata di dalam kelas yang berupa kegiatan belajar mengajar untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan (Wibawa, 2004:9).

Desain penelitian yang akan digunakan adalah model Kemmis dan Mc Taggart (Depdiknas, 2005:3) yang terdiri dari 4 tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.

Lokasi penelitian ini adalah SDN 3 Hikunyang beralamat di Jln. Garuda Pangkalan HikunKecamatan TanjungKabupaten Tabalong dengan subyek siswa kelas IV. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 3yang Hikun berjumlah 16 orang siswa terdiri dari 9 orang laki-laki dan 7 orang perempuan. Penelitian ini dilaksanakan pada semester 1 bulan September sampai dengan November tahun pelajaran 2015/2016.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil observasi aktivitas guru diberikan pata Tabel 1 yang dapat dilihat adanya perkembangan aktivitas guru pada siklus I pertemuan 1 dengan kategori baik meningkat 8% pada pertemuan kedua dengan kategori sangat baik. Pada siklus II pertemuan 1 terjadi peningkatan 2% dengan katagori aktivitas sangat baik, demikian pula pada pertemuan kedua terjadi peningkatan 8% dengan kategori sangat baik.

Tabel 1. Aktivitas guru

Persentase aktivitas guru pada siklus II pertemuan 2 pada Tabel 1, telah mencapai 93% dengan kategori sangat baik, rata-rata aktivitas siswa mencapai 85% dengan kategori sangat baik dan rata-rata hasil belajar siswa 84 dengan persentase ketuntasan klasikal 94%. Dengan demikian semua aspek dalam penelitian ini telah memenuhi indikator keberhasilan penelitian

No Indikator Aktivitas Guru

Siklus 1 Siklus 2 Skor Pertemuan 1 Skor Pertemuan 2 Skor Pertemuan 1 Skor Pertemuan 2 1 Kegiatan Awal - Mengadakan apersepsi - Menyampaikan tujuan pembelajaran

4 4 4 4 4 4 4 4 2 Kegiatan Inti

- Bertanya jawab tentang materi - Membagi siswa dalam 4 kelompk kecil

yang beranggotakan 3 orang - Membagi potongan gambar rangka badan

manusia

- Menugaskan siswa secara kelompok menyusun potongan gambar rangka badan manusia

- Menugaskan setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja - Menugaskan siswa menanggapi hasil kerja

kelompok lain 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 Kegiatan akhir

- Bersama dengan siswa menyimpulkan pelajaran

- Melakukan tindak lanjut

3 4 3 4 3 4 3 4 Persentasi Aktivitas 75 83 85 93

(4)

16

sehingga penelitian ini telah dinyatakan berhasil dan tidak perlu dilanjutkan lagi.

Hasil observasi aktivitas siswa diberikan pada Tabel 2. Persentase aktivitas siswa pada siklus I pertemuan 1 masih dengan kategori cukup mengalami peningkatan pada pertemuan 2 menjadi kategori baik. Pada pertemuan 1 masih ada 2 orang siswa yang aktivitasnya kurang namun pada pertemuan 2 sudah tidak ada lagi. 75% siswa aktivitasnya sudah baik. Aktivitas siswa pasa siklus II ini telah berkembang pesat karena baik pertemuan 1 maupun 2 sudah tidak ada lagi siswa yang aktivitasnya berada pada kategori cukup, pada peretemuan 1 aktivitas siswa dengan kategori baik sebanyak 69% dan kategori sangat baik baru mencapai 31%. Terjadi peningkatan persentase aktivitas siswa pada pertemuan 2 dimana 13% aktivitas siswa dengan kategori baik dan 87% dengan kategori sangat baik. Rata-rata persentase aktivitas siswa siklus II sudah mencapai 85% dengan kategori sangat baik.

Aktivitas siswa siklus I pertemuan pertama berada pada kategoricukup, terjadi peningkatan 11% pada pertemuan kedua sehingga berada pada kategori baik. Aktivitas siswa siklus II pertemuan pertama terjadi lagi peningkatan 14% dengan kategori baik, begitu pula pada pertemuan kedua naik 10% sehingga menjadi kategori aktivitas sangat baik.

Tabel 2. Aktivitas siswa

Dengan menggunakan model pembelajaran picture and picture dalam pembelajaran IPA materi rangka manusia indikator keberhasilan yang telah ditetapkan telah tercapai dimana aktivitas siswa mencapai 85% dengan katagori sangat baik, aktivitas guru mencapai 95% dengan katagori sangat baik, rata-rata hasil belajar siswa mencapai 85 dengan ketuntasan klassikal mencapai 94%. Penelitian ini telah berhasil.

Tes hasil belajar siswa diberikan pada Tabel 3 dimana pada siklus I terdapat

peningkatan dari pertemuan 1 rata-rata hasil belajar siswa 64 dengan ketuntasan klasikal baru mencapai 65% meningkat pada pertemuan 2 menjadi 66 dengan ketuntasan klasikal 75%. Selanjutnya juga diperoleh dari Tabel 2, rata-rata hasil belajar siswa pada siklus II pertemuan 1 telah mencapai 75 dengan ketuntasan klasikal 81% meningkat pada pertemuan rata-rata nilai hasil belajar siswa 85 dengan ketuntasan klasikal 94%.

Keberhasilan penelitian ini membuktikan bahwa proses pembelajaran menggunakan model pembelajaranpicture and picture dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi rangka manusia pada siswa kelas IV SDN 3 Hikun

Tabel 3. Hasil belajar siswa

SIMPULAN DAN SARAN

Penggunaan model pembelajaran picture and picture dapat meningkatkan aktivitas guru, siswa dan hasil belajar pada pembelajaran IPA materi rangka manusia siswa kelasIV SDN 3 HikunTahun Pelajaran 2015/2016.

Guru harus kreatif dalam menggunakan berbagai strategi, pendekatan dan model pembelajaran yang bervariasi, kreatif dan dapat menumbuhkan minat siswa untuk aktif dalam pembelajaran dan juga untuk mengatasi masalah pembelajaran hendaknya guru lebih kreatif dan inovatif, salah satunya dengan melakukan PTK, karena dengan PTK secara singkat, cepat dan mudah dapat menjawab permasalahan pembelajaran.

DAFTAR RUJUKAN

Abidin, Z. (2004). Didaktik dan Metodik. Jakarta: Rineka Cipta.

Antonius. (2011). Model-Model Pembelajaran Kooperatif. Jakarta: Bumi Aksara.

No Nama Siswa

Siklus I Siklus II

Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 1 Pertemuan 2 % Kategori % Kategori % Kategori % Kategori

1 Alisa A 53 C 75 B 83 SB 88 SB 2 Agus Dini 55 C 70 B 83 SB 90 SB 3 Anni Al M 55 C 75 B 75 B 88 SB 4 Agus N 58 C 73 B 73 B 88 SB 5 Dini R 40 K 55 C 75 B 83 SB 6 Fikri H 40 K 55 C 75 B 83 SB 7 Ghina Z 60 C 60 C 75 B 83 SB 8 Habir M 65 B 65 B 75 B 83 SB 9 M. Maulana 63 B 63 B 75 B 83 SB 10 M. Fauzan 53 C 53 C 75 B 75 B 11 M. Teguh I 50 C 70 B 80 B 93 SB 12 M. Alta K 55 C 75 B 90 SB 90 SB 13 Nurul A 50 C 50 C 75 B 83 SB 14 Nova S 45 C 50 C 75 B 75 B 15 Raisa A 60 C 75 B 90 SB 90 SB 16 Rezki 65 B 75 B 85 SB 85 SB Persentase 54 C 65 B 79 B 85 SB

No Nama Siswa Nilai

Siklus I Siklus II 1 Alisa A 100 100 2 Agus Dini 80 80 3 Anni Al M 80 100 4 Agus N 100 100 5 Dini R 80 80 6 Fikri H 40 80 7 Ghina Z 80 80 8 Habir M 80 80 9 M. Maulana 80 100 10 M. Fauzan 80 80 11 M. Teguh I 40 80 12 M. Alta K 80 80 13 Nurul A 40 60 14 Nova S 80 80 15 Raisa A 80 80 16 Rezki 80 100 Rata-rata 75 85

(5)

17 Bahrulwan. (2010). Rangka Makhluk Hidup.

Bandung: PT. Remaja Rosda karya Darmansyah.(2006). Strategi Guru Menyiasati

Kebosanan dalam Pembelajaran. Bandung: Tarsito.

Depdiknas. (2005). PanduanPenelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Galib. (2006). Pilar-Pilar Pendidikan di Indonesia. Yogyakarta: Cempaka Putih. Joni, T. R. (2001). Pendidikan Pondasi Bangsa.

Jakarta:Rineka Cipta.

Muhdarmadi. (2011). Model Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosda karya. Sanusi. (2011). Ilmu Pengetahuan Alam.

Bandung: PT. Remaja Rosda karya. Solikhin. (2011). Kombinasi Model

Pembelajaran. Jakarta:Rineka Cipta. Usman, S. (2000). Model-Model Pembelajaran.

Jakarta:Rineka Cipta.

Wibawa. (2004). Penelitian Pendidikan. Jakarta: Putra Nugraha.

(6)

Gambar

Tabel 1. Aktivitas guru
Tabel 3. Hasil belajar siswa

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan kesimpulan bahwa (1) Kepemimpinan secara parsial mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan hukum prajurit TNI AU, hal

Dalam peraturan tersebut terdapat ketentuan kawasan ruang terbuka hijau perkotaan paling sedikit 30% (tiga puluh persen) dari luas kawasan perkotaan yang terdiri

Perbandingan profil darah yang tidak normal pada WUS yang terlibat dengan kegiatan pertanian dan WUS yang tidak terlibat dalam kegiatan adalah sebagai berikut: kadar Hb 8,3% dan

Selama pelaksanaan penelitian dengan menggunakan model PMR pada pokok bahasan mengenal bangun datar sederhana dari siklus pertama ke siklus berikutnya menunjukkan

Berdasarkan peneliti sebelumnya A.D Saputra (2013) yang meneliti tentang pengaruh nilai tukar rupiah, inflasi, volume perdagangan dan beta terhadap harga saham perusahan asuransi

[r]

Program “Pelatihan Spiritual Tour Guide untuk Siswa Sekolah Berorientasi Pariwisata” di SMA Karya Wisata Penarukan telah memberikan pengalaman peserta pelatihan dalam

Benih dengan perlakuan pelapisan rizobakteri ST116B, CM8 dan ST116B + CM8 sebelum benih ditanam terbukti mampu meningkatkan pertambahan jumlah daun yang sangat nyata