• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tanggapan siswa terhadap penggunaan handphone sebagai media pembelajaran hubungannya dengan minat belajar mereka pada mata pelajaran PAI: Penelitian pada siswa SMAN Tanjungsari Kelas XI IPA 3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tanggapan siswa terhadap penggunaan handphone sebagai media pembelajaran hubungannya dengan minat belajar mereka pada mata pelajaran PAI: Penelitian pada siswa SMAN Tanjungsari Kelas XI IPA 3"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia

dalam rangka mengembangkan potensi yang dimilikinya untuk mencapai

kehidupan yang lebih baik. Pendidikan tidak bias dipisahkan dalam kehidupan

manusia, baik ketika manusia berfungsi sebagai makhluk individu, maupun

makhluk sosial, terutama sebagai makhluk Allah SWT yang mengemban tugas

sebegai kholifah di muka bumi.

Pendidikan juga merupakan suatu jalan atau cara yang mengantarkan

manusia untuk mencapai tujuan hidupnya. Nabi Muhammad SAW bersabda:

Artinya: “menuntut ilmu wajib bagi setiap muslim laki-laki dan muslim perempuan” (HR. Anas Ibnu Malik). Lafadz tholabul i’lmi (menuntut ilmu) merupakan bagian dari pendidikan, maka pendidikan menjadi sebuah kewajiban

yang harus dijalani oleh manusia dalam kehidupannya.

Dalam undang-undang no. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan

nasional menyebutkan bahwa: “pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan peroses pembelajaran agar peserta didik

secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara".

Berdasarkan undang-undang tersebut, maka dalam pelaksanaannya

(2)

kreatif, dan efisien, dengan memaksimalkan berbagai sarana dan prasarana yang

ada.

Menurut UNESCO, pembelajaran yang efektif pada abad ini harus

diorientasikan pada empat pilar yaitu, (1) learning to know, (2) learning to do, (3)

learning to be, dan (4) learning to live together (Bambang, 2008:63). Keempatnya

dapat diuraikan bahwa dalam proses pendidikan melalui berbagai kegiatan

pembelajaran peserta didik diarahkan untuk memperoleh pengetahuan tentang

sesuatu, menerapkan atau mengaplikasikan apa yang diketahuinya tersebut guna

menjadikan dirinya sebagai seseorang yang lebih baik dalam kehidupan sosial

bersama orang lain.

Dalam rangka merealisasikan learning to know, guru memiliki berbagai

fungsi yang di antaranya adalah sebagai fasilitator, yaitu sebagai teman sejawat

dalam berdialog dan berdiskusi dengan siswa guna mengembangkan penguasaan

pengetahuan maupun ilmu tertentu. Learning to do (belajar untuk melakukan

sesuatu) akan bisa berjalan jika sekolah memfasilitasi siswa untuk

mengaplikasikan keterampilan yang dimilikinya sehingga dapat berkembang dan

dapat mendukung keberhasilan siswa nantinya. Learning to be (belajar untuk

menjadi seseorang) erat hubungannya dengan bakat dan minat, perkembangan

fisik dan kejiwaan, tipologi pribadi anak serta kondisi lingkungannya. Bagi anak

yang agresif, proses pengembangan diri akan berjalan bila diberi kesempatan

cukup luas untuk berkreasi. Sebaliknya, bagi anak yang pasif peran guru pengarah

dan fasilitator sangat dibutuhkan untuk menumbuhkan kepercayaan dirinya dalam

(3)

saling menghargai, terbuka, memberi dan menerima perlu ditumbuhkembangkan

termasuk dalam proses belajar mengajar di sekolah. Kondisi seperti ini

memungkinkan terjadinya proses learning to live together (belajar untuk

menjalani kehidupan bersama).

Dalam sistem pembelajaran modern saat ini, siswa tidak hanya berperan

sebagai penerima pesan, tapi siswa juga bertindak sebagai komunikator atau

penyampai pesan. Dalam kondisi seperti itu, maka terjadi apa yang disebut dengan

komunikasi dua arah bahkan komunikasi banyak arah. Dalam komunikasi

pembelajaran media pembelajaran sangat dibutuhkan untuk meningkatkan

efektifitas pencapaian tujuan pembelajaran. Artinya, proses pembelajaran akan

terjadi apabila ada komunikasi antara penerima pesan dengan sumber/penyalur

pesan lewat media tersebut. Dunia pendidikan masa sekarang memasuki era dunia

media, di mana kegiatan pembelajaran menuntut dikuranginya metode ceramah

dan diganti dengan pemakaian banyak media. Lebih-lebih pada kegiatan

pembelajaran saat ini yang menekankan pada keterampilan proses dan active

learning, maka kiranya peranan media pembelajaran, menjadi semakin penting.

Media merupakan perantara untuk menyampaikan pesan kepada penerima pesan

(Azahra, 2013:3). Semakin menarik media maka akan membawa pengaruh positif

terhadap penerima pesan.

Disamping itu, pada masa sekarang ini perkembangan teknologi informasi

dan dunia hiburan semakin pesat, sehingga anak-anak lebih suka melihat sinetron,

film, main game, internet yang akan menjadi “guru” mereka, dan mereka akan lebih memilih mendengarkan “guru” mereka dirumah daripada mendengarkan

(4)

pelajaran guru mereka di kelas. Oleh karena itu guru zaman sekarang dituntut

untuk menciptakan aktivitas pembelajaran yang menarik sekaligus menghibur

agar tidak kalah dengan teknologi informasi dan dunia hiburan yang semakin

canggih. Sesuai dengan kemajuan Teknologi Pendidikan (Educational

Technology), maupun Teknologi Pembelajaran (Instructional Technology)

menuntut digunakannya berbagai media pembelajaran (Instructional Media) serta

peralatan-peralatan yang semakin canggih (Sophisticated) (Sudarwan, 2010:6).

Di era globalisasi seperti saat ini, segala aspek kehidupan dituntut untuk

semakin maju dan berkembang. Hal tersebut juga disesuaikan dengan kemajuan

teknologi yang semakin berkembang pesat. Memasuki abad ke-21 ini

pemanfaatan teknologi sudah tidak asing lagi bahkan menjadi sesuatu yang wajib

dalam semua aspek kehidupan, salah satunya pada aspek pendidikan dan

ekonomi. Pada abad 21 ini, teknologi informasi dan komunikasi bisa dikatakan

sebagai kebutuhan primer. Dimana teknologi informasi dan komunikasi itu sudah

menjadi konsumsi masyarakat umum dari berbagai kalangan dan jenjang usia.

Pergerakan teknologi yang semakin berkembang memang memberikan pengaruh

kepada manusia untuk merubah gaya hidupnya agar lebih dapat menyesuaikan

dengan keadaan teknologi yang ada. Hal tersebut juga berdampak dalam dunia

pendidikan. Dimana pemanfaatan perangkat teknologi (elektronik) saat ini

menjadi hal penting, salah satunya diteapkan dalam pembelajaran yang dikenal

dengan istilah E-learning. Oleh karena itu, sistem pembelajaran menggunakan

elektronik pun semakin dikembangkan, hal tersebut dilakukan agar dapat

(5)

Salah satu pemanfaatan teknologi adalah pemanfaatan telepon genggam

atau yang biasa dikenal dengan istilah handphone. Mengapa handphone?

Handphone merupakan perangkat teknologi yang paling praktis dan bisa dibawa

kemana saja, dan tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini hampir semua orang dari

berbagai usia memilikinya. Handphone merupakan sebuah alat komunikasi yang

bisa dimanfaatkan untuk pendidikan, khususnya dalam proses pembelajaran.

Handphone atau telepon genggam bisa dijadikan sebagai media pembelajaran

sederhana. Hal tersebut mungkin akan memunculkan pertanyaan, Handphone

sebagai media pembelajaran? Seperti apa? Bagi sebagian orang mungkin hal

tersebut akan menjadi pertanyaan yang dilontarkan. Karena sebagian dari mereka

beranggapan bahwa handphone atau telepon genggam hanyalah sebuah alat yang

digunakan untuk keperluan komunikasi saja. Jadi, bagaimana bisa sebuah

handphone bisa dijadikan sebagai media pembelajaran? Pertanyaan itu akan bisa

dijawab, jika kita melihat kembali akan fungsi dari handphone itu sendiri.

Handphone berfungsi sebagai alat atau media komunikasi, sehingga dari

fungsinya tersebut bisa kita manfaatkan sebagai media pembelajaran (Zulkifli,

2012).

Kemajuan teknologi menjadi salah satu pemicu utama semakin banyaknya

inovasi yang diciptakan dalam dunia pendidikan. Salah satunya, dengan

dimanfaatkannya perangkat teknologi seperti handphone ini, kegiatan

pembelajaran tidak hanya bersifat konvensional saja. Hal tersebut sejalan dengan

konsep pembelajaran yang memanfaatkan perangkat elektronik atau e-learning

(6)

dilakukan kapan dan dimana saja. Dalam hal ini, handphone berperan sebagai

media pembelajaran. Seperti yang kita tahu, bahwa media merupakan sebuah alat

atau perantara. Kata media bahasa latin yaitu jamak dari kata medium yang secara

harfiah berarti perantara atau pengantar. Media pembelajaran merupakan alat atau

perantara yang membantu dalam proses belajar mengajar dalam hal

menyampaikan sebuah informasi. Media dirancang dan diciptakan untuk

mempermudah proses belajar, baik bagi guru maupun siswa. Dimana handphone

atau telepon genggam merupakan salah satu perangkat teknologi yang paling

praktis dan bisa digunakan untuk membantu proses belajar. Handphone memang

sebuah alat komunikasi, akan tetapi dalam sebuah proses komunikasi bisa

memunculkan sebuah informasi.

Alasan praktis namun bermanfaat itulah yang membuat sebuah handphone

disebut media pembelajaran sederhana. Dalam sistem pembelajaran

memanfaatkan perangkat teknologi berupa handphone biasa disebut dengan istilah

mobile learning. Mobile learning (M-Learning) merupakan suatu model atau

metode pembelajaran yang memanfaatkan media “mobile” atau handphone

sebagai alat bantunya (Deni,2012:15). Mobile learning bisa dikatakan sebagai

bagian dari e-learning, karena pada dasarnya sama yaitu menggunakan perangkat

elektronik sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran. Lalu, bagaimana

pemanfaatan handphone sebagai media pembelajaran sederhana tersebut? Saat ini,

perkembangan teknologi seperti handphone sudah semakin berkembang. Hampir

semua jenis handphone sudah memiliki fitur dan layanan yang cukup memadai

(7)

Apalagi untuk tingkatan pelajar yang notabene menyenangi hal yang praktis,

adanya layanan handphone yang bisa terkoneksi dengan internet bisa mereka

manfaatkan untuk browsing, sehingga mereka dapat mendapatkan informasi

dengan mudah dan cepat serta bisa dilakukan kapan pun dan dimana pun. Selain

itu, bisa dimanfaatkan untuk sharing pengetahuan sehingga mereka bisa saling

bertukar pikiran dengan memanfaatkan perangkat elektronik tersebut.

Dengan dimanfaatkannya handphone sebagai media pembelajaran siswa

dapat mengakses materi atau bahkan mencari segala bentuk informasi mengenai

pendidikan. Selain itu, pembelajaran dengan memanfaatkan perangkat teknologi

seperti handphone dapat dirasakan lebih praktis lagi, karena kita bisa

memanfaatkan Short Message Service atau SMS sebagai media untuk saling

bertukar informasi (sharing pengetahuan). Itulah salah satu alasan yang menjadi

handphone sebagai media pembelajaran sederhana, selain praktis dengan

memanfaatkan fitur atau layanan yang terdapat di dalamnya kita bisa memperoleh

materi pelajaran bahkan pengetahuan secara global, karena belajar dengan system

mobile learning bisa dilakukan kapan pun dan dimana pun tanpa harus terikat

jarak dan waktu (Zulkifli, 2012).

Berdasarkan studi pendahuluan di kelas XI IPA 3 SMAN Tanjungsari guru

menggunakan handphone sebagai media pembelajaran. Ketika guru mengajar

dengan menggunakan handphone sebagai media pembelajaran, sebagian besar

siswa siswi menunjukan semangat dan keseriusannya pada mata pelajaran PAI.

Akan tetapi masih terdapat siswa yang kurang semangat dan tidak serius dalam

(8)

mengerjakan tugas dan tidak memperhatikan materi pelajaran PAI ketika proses

belajar mengajar di kelas. Maka peneliti ingin mengetahui bagaimana tanggapan

siswa terhadap penggunaan handphone sebagai media pembelajaran.

Padahal semestinya penggunaan alat dan media yang tepat dapat

meningkatkan minat belajar siswa. Karena menurut Slameto (2010:67) dengan

penggunaan alat dan media yang tepat maka akan mempermudah siswa dalam

penerimaan bahan plajaran. Karena pada umumnya ada siswa yang lebih giat

belajarnya oleh sebab mdia yang digunakan oleh gurunya, terlebih lagi jika siswa

tersebut diikut sertakan dalam pengoperasian media itu.

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti merasa terdorong untuk

melakukan penelitian lebih lanjut. Oleh karena itu, penulis mengangkat judul

penelitian: “TANGGAPAN SISWA TERHADAP PENGGUNAAN

HANDPHONE SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN HUBUNGANNYA

DENGAN MINAT BELAJAR MEREKA PADA MATA PELAJARAN PAI”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, dapat dirumuskan beberapa

permasalah diantaranya:

1. Bagaimana tanggapan siswa terhadap penggunaan handphone sebagai

media pembelajaran pada mata pelajaran PAI?

2. Bagaimana minat belajar siswa pada mata pelajaran PAI?

3. Bagaimana hubungan antara tanggapan siswa terhadap penggunaan

handphone sebagai media pembelajaran dengan minat belajar mereka

(9)

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam

penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap penggunaan handphone

sebagai media pembelajaran pada mata pelajaran PAI.

2. Untuk mengetahui minat belajar siswa pada mata pelajaran PAI.

3. Untuk mengetahui hubungan antara tanggapan siswa terhadap

penggunaan handphone sebagai media pembelajaran dengan minat

belajar mereka pada mata pelajaran PAI.

D. Manfaat Penelitian

1. Hasil penelitian diharapkan dapat berguna bagi pengembangan ilmu

pendidikan, khususnya mengenai hubungan handphone sebagai media

pembelajaran dengan minat belajar siswa pada mata pelajaran PAI.

2. Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk mengukur sejauh mana

hubungan antara penggunaan handphone sebagai media pembelajaran

dengan minat belajar siswa pada mata pelajaran PAI.

3. Simpulan hasil penelitian diharapkan dapat berguna sebagai refleksi

bagi pelaksana pendidikan khususnya pada mata pelajaran PAI.

E. Kerangka Pemikiran

Menurut Wasty Soemanto (2006:25) bahwa tanggapan dapat didefinisikan

sebagai bayangan yang menjadi kesan yang dihasilkan dari pengamatan. Dalam

menanggapi seseorang tidak hanya menghidupkan kembali apa yang telah diamati

(10)

demikian terdapat beberapa tanggapan yaitu: Tanggapan positif dan tanggapan

negatif.

Pada tanggapan positif, kecendrungan tingkah laku adalah mendekati,

menyayangi, menyukai, meraih objek yang ada di depannya. Sedangkan

tanggapan negatif akan terdapat kecendrungan tingkah laku berupa membenci,

penolakan, menghiraukan, tidak menyetujui dan melaksanakan.

AECT (1977) sebuah organisasi yang bergerak dalam teknologi

pendidikan dan komunikasi, mengartikan media sebagai segala bentuk yang

digunakan untuk peroses penyaluran informasi. Demikian juga Robert Hanick,

Dkk (1986) mendefinisikan media adalah sesuatu yang membawa informasi

antara sumber (source) dan penerima (receiver) informasi (Wina, 2012:57).

Dari beberapa pengertian diatas dapat kita garis bawahi bahwa media

adalah perantara dari sumber informasi ke penerima informasi, contohnya video,

televise komputer dan lain sebagainya. Alat-alat tersebut merupakan media

manakala digunakan untuk menyalurkan informasi yang akan disampaikan.

Rossi dan Breidle (1966) mengemukakan bahwa media pembelajaran

adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk tujuan pendidikan seperti

radio, televise, buku, koran, majalah dan sebagainya. Menurut Rossi alat-alat

semacam radio dan televise kalua digunakan dan deprogram untuk pendidikan

maka merupakan media pembelajaran. Bagi Rossi media itu sama dengan alat-alat

fisik yang mengandung informasi dan pesan pendidikan. Pendapat Rossi itu juga

dikemukakan oleh AECT (1977) yang menjelaskan media sebagai segala bentuk

(11)

Dari konsep di atas, maka bedanya antara media dan media pembelajaran

terletak pada pesan atau isi yang ingin disampaikan. Artinya alat apa pun itu asal

berisi tentang pesan-pesan pendidikan termasuk ke dalam media pendidikan atau

media pembelajaran.

Dalam kamus besar bahasa indonsia Handphone atau Telepon Genggam

adalah telepon dengan antena tanpa kabel yang dapat dibawa ke mana-mana.

Sedangkan Handphone atau biasa disebut Telepon Genggam atau yang sering

dikenal dengan nama Ponsel secara umum merupakan perangkat telekomunikasi

elektronik yang mempunyai kemampuan dasar yang sama dengan telepon

konvensional saluran tetap, namun dapat dibawa ke mana-mana (portabel, mobile)

dan tidak perlu disambungkan dengan jaringan telepon menggunakan kabel

(nirkabel; wireless). Selain itu, handphone juga dapat didefinisikan sebagai suatu

alat elektronik yang digunakan untuk telekomunikasi radio dua arah melalui

jaringan seluler BTS yang dikenal sebagai situs selo. Ponsel berbeda dari telepon

tanpa kabel, yang hanya menawarkan layanan telepon dalam jangkauan terbatas

melalui system pangkal tunggal menempel pada garis tanah tetap, misalnya di

dalam rumah atau kantor (Endi, 2014).

Manfaat Handphone sebagai media pembelajaran diantaranya dapat

digunakan sebagai berikut (Endi, 2014):

1. Bimbingan siswa (sms, chat dll untuk informasi penting, tanya jawab,

konsultasi, dan lain-lain).

2. Pengambil gambar, foto, juga perekam video dalam jangka waktu tertentu.

(12)

4. Pencarian online tentang materi pembelajaran/e-book, bahkan dapat pula

untuk m-learning (pembelajaran online).

5. Membuka/membuat blog, posting artikel, respon artikel dll.

6. Posting tugas guru berupa gambar, foto, maupun teks.

Dalam kamus besar bahasa indonsia minat berarti kecenderungan hati

yang tinggi terhadap sesuatu, atau keinginan. Minat adalah kesadaran seseorang,

bahwa suatu objek seseorang, suatu soal atau suatu situasi mengandung

sangkutpaut dengan dirinya. Menurut istilah psikologi, minat berarti

kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap

sesuatu.

Ada beberapa indikator dari minat yang dapat diketahui dari proses belajar

dikelas, diantaranya:

1. Keinginan

Keinginan itu datangnya dari nafsu/dorongan. Apabila sesuatu yang dituju

itu sesuatu yang nyata/ konkret, maka nafsu itu disebut keinginan. Sabri

(1993:122) menyatakan bahwa dari nafsu aktif timbul keinginan untuk

mengerjakan sesuatu pekerjaan.

2. Perasaan senang

Menurut Akyas (2004:149) perasaan termasuk gejala jiwa yang dimiliki

oleh setiap orang, hanya corak dan tingkah lakunya saja yang berbeda. Perasaan

lebih erat hubungannya dengan pribadi seseorang, oleh sebab itu perasaan antara

seseorang dengan orang lain terhadap hal yang sama pastilah berbeda-beda.

(13)

3. Pengetahuan

Pengetahuan atau informasi tentang seseorang atau suatu objek pasti harus

lebih dahulu daripada minat terhadap orang atau objek tadi.

4. Kebiasaan

Menurut Witherington dalam Buchori (1978:129) Kebiasaan adalah cara

brtindak atau berbuat yang seragam. Pada umumnya kebiasaan berlangsung

dengan cara agak otomatis dan hanya membutuhkan kesadaran yang kecil saja

atau tidak membutuhkannya sama skali tentang aktivitas yang sedang terjadi.

5. Perhatian

Menurut sabri (1999) Perhatian adalah suatu aktivitas jiwa yang bertugas

selektif terhadap rangsangan-rangsangan yang sampai kepada kita.

Secara ringkasnya kerangka pemikiran di atas, penulis merangkainya

secara sistematis di antaranya sebagai berikut:

Tanggapan Siswa Terhadap Penggunaan Handphone sebagai Media Pembelajaran

(Variabel X) 1. Positif 2. Negatif Minat Belajar Siswa (Variabel Y) 1) Keinginan 2) Perasaan senang 3) Pengetahuan 4) Kebiasaan 5) Perhatian KORELASIONER SISWA SEBAGAI RESPONDENT

(14)

F. Hipotesis

Pada penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel X

(Tanggapan Siswa Terhadap Penggunaan Handphone sebagai Media

Pembelajaran) dan variabel Y (minat belajar mereka pada mata pelajaran PAI).

Untuk merumuskan hipotesisnya penulis merumuskan bahwa “terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara tanggapan siswa terhadap penggunaan

Handphone sebagai Media Pembelajaran dengan minat siswa mengikuti mata

pelajaran PAI”. Dan semakin positif tanggapan siswa terhadap Terhadap

Penggunaan Handphone sebagai Media Pembelajaran, maka akan semakin tinggi

minat belajar mereka pada mata pelajaran PAI.

G. Langkah-langkah Penelitian

Terdapat empat langkah pada penelitian ini. Pada langkah-langkah

penelitian ini akan dijelaskan tahapan yang akan dilakukan, di antaranya yaitu:

1. Menentuakan Metode Dan Teknik Pengumpulan Data a. Menentukan metode

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,

Alasan digunakan metode ini dimaksudkan agar dalam penelitian tertuju pada

masalah sehingga potensial antara kedua variabel dapat diidentifikasi.

Masalah yang diteliti melalui metode ini diharapkan diperoleh gambaran

tentang tanggapan siwa Terhadap Penggunaan Handphone sebagai Media

Pembelajaran hubungannya dengan minat belajar mereka pada mata pelajaran

(15)

b. Teknik pengumpulan data

1) Angket

Angket bertujuan untuk mengumpulkan data utama tentang tanggapan

siswa terhadap penggunaan Handphone sebagai media pembelajaran pada

mata plajaran PAI dan minat belajar pada siswa.

2) Observasi

Observasi dalam penelitian ini dengan cara terlibat langsung dalam

proses pembelajaran. Proses pengamatan dilakukan dengan cara peneliti

mengikuti masuk kelas dan mengajarkan materi yang akan disampaikan.

Tujuannya untuk menambah keterangan data yang ada sehingga membentu

peneliti memperoleh data yang akurat dan objektif.

3) Wawancara

Wawancara ini digunakan untuk memperoleh informasi tentang proses

belajar mengajar serta untuk mengetahuiaktivitas belajar siswa pada pelajaran

PAI.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara tidak

terstruktur, yaitu peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang

telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.

Pedoman wawancara yang digunakan hanya garis besarnya saja dari

permasalahan yang ditanyakan.

4) Studi kepustakaan

Studi kepustakaan merupakan aktivitas dalam penelitian sebagai

(16)

yang sebanyak-banyaknya. Teknik ini digunakan untuk memperoleh landasan

teoritik tentang teori dan konsep yang berhubungan antara penggunaan

Handphone sebagai media pembelajaran dengan minat belajar mereka pada

mata pelajaran PAI.

2. Menentukan Jenis Data

Jenis data yang diperoleh dalam penelitian ini mencakup data

kuantitatif dan data kualitatif. Dimana data kuantitatif merupakan data yang

berbentuk analisis siswa terhadap Terhadap Penggunaan Handphone sebagai

Media Pembelajaran dengan minat belajar siswa pada mata pelajaran PAI.

Sedangkan data kualitatif merupakan hasil dari pengumpulan data angket,

observasi, wawancara, dan studi pustaka.

3. Menentukan Sumber Data

Pada penelitian ini terdapat dua poin utama dalam menentukan

sumber data, di antaranya yaitu:

a. Lokasi penelitian

Pada pelitian ini penulis memilih SMAN Tanjungsari sebagai lokasi yang

akan dijadikan tempat pelaksanaan penelitian. Penulis beralasan dengan

beberapa pertimbangan, di antaranya yaitu terdapat permasalahan di lokasi

tersebut. Serta lokasi terjangkau oleh peneliti, sehingga dalam proses

(17)

b. Objek penelitian

Untuk memudahkan dan berdasarkan rumusan di atas maka dalam penelitian

ini, penulis mengambil objek penelitian pada siswa kelas XI IPA 3 SMAN

Tanjungsari sebanyak 38 orang yang terdiri dari laki-laki dan perempuan.

4. Analisis Data

Analisis data yang digunakan adalah analisis kuantitatif yang akan

diperoleh melalui pendekatan statistik dan analisis kualitatif yang akan

diperoleh melalui pendekatan logika (non-statistika).

Prosedur analisis data secara statistik yang akan penulis gunakan

adalah analisis parsial, analisis korelasional, uji hipotesis dan uji pengaruh.

a. Analisis Parsial tiap Variabel (X dan Y)

1) Mencari nilai rata-rata tiap variabel secara terpisah. Adapun prosedurnya

sebagai berikut :

a) Menghitung jumlah skor jawaban yang diperoleh dari tiap item berikut

rata-ratanya dengan rumus:

(Anas Sudjiono, 2009:85)

b) Menghitung skor rata-rata jawaban dari tiap indikator.

c) Menghitung skor rata-rata jawaban responden dari seluruh item dalam satu

variabel berikut interpretasinya. Untuk menginterpretasikan tinggi rendahnya

jawaban responden tiap variabel, maka:

 Interpretasivariabel X dan Y sebagai berikut: 1,00 – 1,79 = Sangat rendah

(18)

2,60 – 3,39 = Sedang

3,40 – 4,19 = Tinggi

4,20 – 5,00 = Sangat tinggi

(SambasAli Muhidin , 2009:146)

2) Mengukur tendensi sentral dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Menentukan rentang skor (R) dengan rumus:

R = xmaks-xmin (Subana, 2000:38)

b) Mencari jumlah kelas interval dengan rumus:

K = 1+3.3 log n (Subana, 2000:39)

c) Menentukan panjang kelas interval dengan rumus:

(Subana, 2000:40)

d) Membuat tabel distribusi tendensi sentral

e) Mencari mean dengan rumus:

̅ ∑ (Sudjana, 2005:67)

f) Menghitung Median dengan rumus:

( )(Sudjana, 2005:79)

g) Mencari Modus dengan rumus:

(

) (Sudjana, 2005:77)

Sebagai kriteria interpretasi dari kecendrungan pemusatan di atas adalah

sebagai berikut:

 Jika Mean > Median > Modus. Ini berarti data mempunyai kecendrungan kearah positif.

(19)

 Jika Mean < Median < Modus. Ini berarti data mempunyai kecendrungan kearah negatif.

h) Mencari Standar Deviasi :

√ ∑ (∑ )

( ) (Sudjana, 2005:95)

3) Uji normalitas data Variabel

Untuk menguji normalitas akan ditempuh langkah-langkah sebagai berikut:

a) Menentukan Zhitung dengan Rumus:

Zhitung = ̅

(Subana, 2000:97)

b) Membuat tabel distribusi frekuensi

c) Menghitung chi kuadrat dengan rumus:

∑( ) (Sudjana, 2005:273)

d) Menentukan derajat kebebasan dengan rumus:

dk = K-3 (Sudjana, 2005:293)

e) Menentukan nilai x2 tabel dengan taraf signifikansi 5% (0.05)

f) Interpretasi normalitas dengan ketentuan:

 Jika x2hitung <x2tabel maka distribusi normal.  Jika x2hitung >x2tabel maka distribusi tidak normal. b. Analisis Korelasi

Tahapan ini yaitu suatu analisis terhadap data yang telah dianalisis

secara parsial, baik variabel X maupun variabel Y dan telah diketahui

kenormalannya. Prosedur yang ditempuh dalam analisis ini adalah sebagai

(20)

1) Menentukan persamaan regresi linier, dengan rumus: ̂ (Sudjana, 2005:315) (∑ )(∑ ) (∑ )(∑ ) ∑ (∑ ) (Sudjana, 2005:315) ∑ (∑ )(∑ ) ∑ (∑ ) (Sudjana, 2005:315)

2) Menguji Linieritas Regresi dengan Langkah-langkah sebagai berikut:

a) Menghitung jumlah kuadrat regresi a (Jka) dengan rumus:

(∑ ) (Subana, 2000:162)

b) Menghitung jumlah kuadrat regresi b terhadap a (JKba) dengan rumus:

{∑ (∑ )(∑ )} (Subana, 2000:162)

c) Menghitung jumlah kuadrat residu (JKr) dengan rumus:

(Subana, 2000:163)

d) Menghitung jumlah kuadrat kekeliruan dengan rumus (JKKK):

∑ {∑ (∑ ) } (Subana, 2000:163)

e) Menghitung derajat kebebasan kekeliruan (dbKK) dengan rumus:

Dbkk = n – K (Subana, 2000:163)

f) Menghitung derajat kebebasan ketidakcocokan (dbTC) dengan rumus:

dbTC = K – 2 (Subana, 2000:163)

g) Menghitung kuadrat ketidakcocokan (JKTC) dengan rumus:

JKTC = JKr – JKKK (Subana, 2000: 163)

h) Menghitung rata-rata kudrat kekeliruan (RKKK) dengan rumus:

(21)

i) Menghitung rata-rata ketidakcocokan (RKTC), dengan rumus:

(Subana, 2000: 163)

j) Menghitung nilai F ketidakcocokan (FTC) dengan rumus:

(Subana, 2000: 164)

k) Menentukan nilai F Tabel, dengan taraf signifikansi 5%.

( ) (Subana, 2000: 164)

l) Menghitung linearitas regresi dengan ketentuan sebagai berikut:

 Jika FTC<T Tabel maka regresi linear, dan

 Jika FTC>FTabel maka regresi tidak linear. (Subana, 2000: 164) 3) Menguji koefisien korelasi

a) Apabila dari hasil perhitungan di atas diketahui datanya berdistribusi normal

dan berregresi linier, maka rumus korelasi yang digunakan adalah:

∑ (∑ )(∑ )

√* ∑ (∑ ) +* ∑ (∑ ) + (Sudjana, 2005: 328)

b) Jika salah satu atau kedua variabel tidak berdistribusi normal

dan regresinya tidak linier, maka digunakan rumus korelasi rank yang

dikembangkan oleh Spearman dengan rumus:

( )( )

4) Uji Hipotesis

Yaitu dengan menguji signifikansi koefisien korelasi dengan

(22)

a) Mencari nilai t hitung dengan rumus:

√ ( )

b) Mencari t tabel dengan tarap signifikansi 5%

c) Mencari derajat kebebasan dengan rumus:

(Subana, 2000:118)

d) Pengujian hipotesis dengan ketentuan:

 thitung lebih > ttabel maka hipotesis nol di tolak  thitung lebih <ttabel maka hipotesis nol diterima

5) Menentukan tinggi rendahnya koefisien korelasi dengan interpretasi sebagai

berikut:

Tabel 1

Interprestasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,000 Sangat Kuat (Sugiyono, 2009:231)

(23)

6) Menghitung pengaruh variabel X terhadap variabel Y, dengan langkah

sebagai berikut: Menentukan derajat tidak adanya korelasi dengan rumus:

√ (Sudjana, 2005:369)

Keterangan:

K = Tidak ada korelasi

1 = Angka konstan

Referensi

Dokumen terkait

Dalam kegiatan yang berbentuk kelompok pengembangan menurut Mikkelsen (2003: 97), memiliki beberapa tujuan antara lain: (1) tujuan utama kegiatan partisipasi adalah agar

As an alternative to SIFT we can use the SURF operator (Bay et al., 2008) and the normalized cross correlation (NCC) method. In the next step outliers are filtered through a

A first approach (Federici &amp; Sguerso, 2007; Marzocchi et al. 2009) is the use of a GIS module in order to create perifluvial flood maps, having as prerequisites (i)

Penyajian pengungkapan secara penuh ( full disclosure ) 1 Keterangan: Tujuan penyajian temuan yang hanya didukung oleh satu partisipan adalah untuk menunjukkan bahwa keputusan

walidayn). Dengan menunjukkan dedikasi dan akhlak-akhlak yang baik, dapat membahagiakan dan menentramkan hatinya. Diantara hal-hal yang harus dilakukan kepada kedua orang tua

Puji syukur atas berkat rahmat yang dikaruniakan Tuhan Yang Maha Esa sehingga skripsi yang berjudul “Pengaruh Fraksi N-Heksan Estrak Etanol Kulit Buah Salak

qishaash itu tidak dilakukan, bila yang membunuh mendapat kema'afan dari ahli waris yang terbunuh Yaitu dengan membayar diat (ganti rugi) yang wajar. pembayaran diat diminta

Mitra 1 dan mitra 2 sanggup mengikuti seluruh proses Program Kemitraan Masyarakat (PKM) dimulai dari merumuskan permasalahan, mencari solusi, merencanakan dan