• Tidak ada hasil yang ditemukan

S PLS 1105832 Chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S PLS 1105832 Chapter3"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Mochamad Dheri, 2015

ANALISIS KINERJA PENGELOLA PKBM DALAM MENYELENGGARAKAN LAYANAN PENDIDIKAN KESETARAAN DI MASYARAKAT DESA HANJUANG KEC. BUNGBULANG (Studi deskriptif di PKBM Winaya Bhakti)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. Daftar FIP:082/S/PLS/V/205 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian menurut Sugiyono (2013, hlm. 3) yaitu diartikan sebagai cara

ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Desain

penelitian merupakan hal penting dalam sebuah penelitian yang tidak terlepas dari

metode penelitian. John (1949) dalam Fathoni (2006, hlm. 8) mengartikan

penelitian sebagai suatu pencarian fakta menurut metode objektif yang jelas untuk

menemukan hubungan antara fakta dan menghasilkan dalil atau hukum.

Peneletian dalam skripsi ini menggunakan sebuah metode dan pendekatan dalam

penelitian. Adapun pendekatan yang peneliti gunakan pada penelitian ini yaitu

menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan metode penelitian

deskriptif. Pendekatan dalam penelitian ini penulis mengunakan pendekatan

kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2000, hlm.3) penelitian

kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa

kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

Adapun format desain penelitian yang dikemukakan oleh Menurut Bungin

(2007, hlm. 61) adalah sebagai berikut:

Secara esensial terdapat beberapa kesulitan di dalam membuat desain penelitian kualitatif dengan menggunakan model umum. Hal ini disebabkan oleh: (1)desain penelitian kualitatif itu adalah penelitinya itu sendiri,(2)masalah dan tujuan penelitian kualitatif yang amat beragam dan kasuistik sehingga sulit membuat kesamaan desain penelitian yang bersifat umum,dengan kata lain, masalah dan tujuan kualitatif bersifat kasuistik.

Berdasarkan hal di atas, dapat disimpulkan bahwa peneliti merupakan

subjek yang menentukan bagus atau tidaknya suatu desain penelitian karena

peneliti lah yang membuat desain penelitiannya. Dalam membuat desain

penelitian, peneliti harus bisa menyerasikan antara desain dengan masalah dan

(2)

Mochamad Dheri, 2015

ANALISIS KINERJA PENGELOLA PKBM DALAM MENYELENGGARAKAN LAYANAN PENDIDIKAN KESETARAAN DI MASYARAKAT DESA HANJUANG KEC. BUNGBULANG (Studi deskriptif di PKBM Winaya Bhakti)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. Daftar FIP:082/S/PLS/V/205 Pada penelitian kualitatif deskriptif peneliti merupakan kunci penting

dalam penelitian ini, hal tersebut sejalan dengan pendapat yang dikemukakan

Bungin (2007, hlm. 67) bahwa desain penelitian kualitatif itu adalah peneliti

sendiri, sehingga penelitilah yang paham pola penelitian yang akan dilakukan

artinya penulis harus mempersiapkan segala sesuatu yang akan digunakan dalam

penelitiannya dan yang terutama bagi peneliti yaitu mampu memahami tahapan

penelitian secara baik, Adapun Menurut Sugiyono (2013, hlm. 15) mendefinisikan

penelitian kualitatif deskriptif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada

filsafat postpositivisme yang biasanya digunakan untuk meneliti pada kondisi

objektif yang alamiah dimana peneliti berperan sebagai instrumen kunci, teknik

pengumpulan data dilakukan secara triangulasi(gabungan). Dalam melakukan

sebuah penelitian terdiri dari beberapa tahapan yang harus peneliti lakukan.

Tahapan-tahapan yang dilakukan oleh peneliti dalam menjawab pertanyaan terdiri

beberapa tahap, yaitu:

1. Tahap pra lapangan

Pada tahapan ini peneliti menentukan tempat penelitian terlebih dahulu,

setelah selsai menentukan lokasi penelitian peneliti melakukan identifikasi

lapangan untuk permasalahan yang akan diteliti di PKBM Winaya Bhakti. Setelah

melakukan identifikasi peneliti menyusun rancangan penelitian. Penyusunan

rancangan penelitian ini dengan membuat proposal penelitian, dalam tahap ini

peneliti menentukan lokasi penelitian, menentukan jadwal penelitian, rancangan

pengumpulan data, menentukan latar belakang, dan alasan pelaksanaan penelitian,

serta kajian kepustakaan yang dijadikan dasar dalam menentukan fokus penelitian.

Hal ini dilakasanakan agar peneliti mempunyai gambaran akan permasalahan

yang ada dalam lembaga. Seterusnya peneliti mempersiapkan perizinan kepada

pihak-pihak yang terkait dan berwenang memberikan izin mengadakan sebuah

penelitian, sehingga peneliti lebih leluasa dalam melakukan penelitian. Persiapan

yang seterusnya peneliti mempersiapkan pelengkapan penelitian yang diantaranya

yaitu pedoman observasi, pedoman wawancara, dan dokumentasi.

(3)

Mochamad Dheri, 2015

ANALISIS KINERJA PENGELOLA PKBM DALAM MENYELENGGARAKAN LAYANAN PENDIDIKAN KESETARAAN DI MASYARAKAT DESA HANJUANG KEC. BUNGBULANG (Studi deskriptif di PKBM Winaya Bhakti)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. Daftar FIP:082/S/PLS/V/205 Tahap yang harus dilakukan peneliti yaitu melakukan observasi lanjutan dari

hasil pengamatan sebelumnya. Peneliti kemudian memahami latar belakang

penelitian dan persiapan agar peneliti dapat menfokuskan subjek dan

permasalahan yang akan diteliti lebih lanjut. Selanjutnya tahap pengumpulan data,

dalam tahap ini peneliti mengumpulkan data langsung dari lapangan dengan

menggunakan macam teknik dan pedoman yang sudah sebelumnya peneliti

persiapkan, peneliti melakukan kegiatan penulisan atas data-data yang telah

ditemukan oleh peneliti yang kemudian akan diolah menjadi hasil penelitian yang

telah peneliti lakukan.

3. Tahap analisa data

Dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum dan setelah selesai

dilapangan. Dalam tahap ini peneliti agar menafsirkan data dengan benar, data

dilihat dari memulai mengumpulkan data dan informasi dari hasil wawancara,

observasi, dokumentasi. Pada saat terjun kelapangan hingga saat penulisan hasil

penelitian berlangsung, maka analisis data dalam penelitian kualitatif ini

berlangsung secara induktif dan dilakukan secara berlanjut.

4. Tahap pelaporan

Peneliti menyajikan secara menyeluruh tahapan penelitian yang berkaitan

dengan kegiatan yang dilakukan selama proses penelitian dari data yang diperoleh

dan mengumpulkan data selama penelitian berlangsung. Pada tahap ini peneliti

merancang hasil penelitian secara sistematis dan dituangkan dalam bentuk laporan

penelitian yang merupakan tahapan akhir dari hasil penelitian.

B. Partisipan Dan Tempat Penelitian

1. Partisipan

Partisipan disini merupakan orang yang ikut berperan dalam melakukan

proses kegiatan penelitian ini, sesuai dengan tujuan peneliti yaitu menganalisis

kinerja PKBM dalam menyelenggarakan layanan pendidikan kesetaraan maka

pada penelitian ini, peneliti mengambil partisipan sebanyak 5 orang yang terdiri

dari 1 orang pengelola PKBM, 2 orang tutor tutor PKBM dan 2 orang warga

(4)

Mochamad Dheri, 2015

ANALISIS KINERJA PENGELOLA PKBM DALAM MENYELENGGARAKAN LAYANAN PENDIDIKAN KESETARAAN DI MASYARAKAT DESA HANJUANG KEC. BUNGBULANG (Studi deskriptif di PKBM Winaya Bhakti)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. Daftar FIP:082/S/PLS/V/205

2. Tempat Penelitian

Tempat penelitian yang menjadi lokus peneliti dalam penelitian ini yaitu

bertempay di PKBM Winaya Bhakti yang terletak di Desa Hanjuang, Kecamatan

Bungbulang, Kabupaten Garut. PKBM ini bertepat di pelosok Kab. Garut yang

berada di wilayah selatan Garut. PKBM ini sangat.

C. Pengumpulan Data

Seorang peneliti hendaknya menggunakan teknik pengumpulan data yang

relevan supaya data dan informasi dapat dipergunakan dalam penalaran,

pengumpulan data dan informasi itu harus merupakan data yang fakta. didasarkan

atas metode serta situasi dan kondisi lapangan yang dijadikan objek dalam sebuah

penelitian. Arikunto (2002 hlm, 121) mengatakan bahwa teknik pengumpulan

data adalah alat pada waktu peneliti menggunakan suatu metode teknik

pengumpulan data dalam memecahkan masalah penelitian yang berkaitan dengan

instrument yang akan digunakan dalam rangka memperoleh data. Oleh sebab itu

perlu diadakanya pengujian-pengujian melalui cara-cara tertentu untuk

mendapatkan data semaksimal mungkin maka penulis menentukan teknik

pengumpulan data yang digunakan yaitu:

1. Wawancara

Wawancara merupakan tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara

langsung. Pewawancara disebut intervieuwer, sedangkan orang yang

diwawancarai disebut interviewee. Menurut Bungin (2007, hlm. 111) menyatakan

bahwa, Metode wawancara mendalam (in-depth interview) adalah sama seperti

metode wawancara lainnya, hanya peran pewawancara, tujuan wawancara, peran

informan, dan cara melakukan wawancara berbeda dengan wawancara pada

umumnya.

Pernyataan di atas menunjukkan bahwa wawancara ini membutuhkan waktu

yang cukup lama yang dilakukan oleh peneliti terhadap informan dengan materi

(5)

Mochamad Dheri, 2015

ANALISIS KINERJA PENGELOLA PKBM DALAM MENYELENGGARAKAN LAYANAN PENDIDIKAN KESETARAAN DI MASYARAKAT DESA HANJUANG KEC. BUNGBULANG (Studi deskriptif di PKBM Winaya Bhakti)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. Daftar FIP:082/S/PLS/V/205 terstruktur maupun tidak terstruktur. Wawancara secara struktur dapat dilakukan

melalui tatap muka (face to face) maupun dengan menggunakan telepon dan

wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas tidak mengacu pada

pedoman wawancara dan tidak baku. Penelitian ini mengkombinasi dua teknik

wawancara dengan menggabungkan teknik terstruktur dan tidak terstruktur.

Menggabungkan dua teknik wawancara ini mempermudah peneliti dalam

pengambil data terhadap lembaga PKBM Winaya Bhakti pada program

kesetaraan dimana wawancara ini peneliti lakukan kepada pengelola (R1), tutor

(R2), (R3), dan warga belajar (R4), dan (R5) yaitu dilakukan selama bulan

februari sampai dengan sesal yang bertempat di PKBM Winaya Bhakti dan

dikediaman responden.

2. Observasi

Teknik observasi adalah alat pengumpulan data yaitu peneliti pengamatan dan

pencatatan yang sistematis terhadap permasalahan yang akan diteliti. Dalam

menggunakan teknik observasi yang paling penting adalah mengandalkan

pengamatan secara teliti dan ingatan peneliti itu sendiri. Terdapat dua panca

indera yang sangat vital di dalam melakukan metode ini yaitu mata dan telinga.

Menurut Bungin (2007, hlm. 118-120), Observasi atau pengamatan adalah

kegiatan keseharian manusia dengan menggunakan pancaindra mata sebagai alat

bantu utamanya, selain panca indra lainnya seperti telinga, penciuman, mulut, dan

kulit. Metode observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk

menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan. dengan

observasi diharapkan mendapatkan data yang fakta dan alami juga benar adanya

mengenai analisis kinerja PKBM dalam menyelenggarakan layanan pendidikan

kesetaraan di Desa Hanjuang Kec. Bungbulang.

3. Studi Dokumentasi

Dalam penelitian kualitatif pada umunya data yang digunakan dari sumber

manusia melalui wawancara dan observasi, dalam tahap pengolahan ini tidak

menggunakan sumber manusia melainkan dengan dokumen. Studi dokumentasi

(6)

Mochamad Dheri, 2015

ANALISIS KINERJA PENGELOLA PKBM DALAM MENYELENGGARAKAN LAYANAN PENDIDIKAN KESETARAAN DI MASYARAKAT DESA HANJUANG KEC. BUNGBULANG (Studi deskriptif di PKBM Winaya Bhakti)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. Daftar FIP:082/S/PLS/V/205 data. Sugiyono (2009, hlm. 329) mengemukakan bahwa dokumen merupakan

catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar,

atau karya-karya monumental dari seseorang. Pada penelitian ini teknik studi

dokumentasi yaitu peneliti mendapatkan dokumen yang dimiliki PKBM Winaya

Bhakti pada program kesetaraan. Tujuan dari studi dokumentasi ini yaitu

mendapatkan data yang tertulis yang diperlukan peneliti dalam melengkapi data

penelitian yang ditemukan dengan cara membaca, menelaah, mengkaji.

4. Triangulasi

Triangulasi dikenal dengan istilah cek atau bisa kita gunakan kata sambung –

meng kalo kita sambungkan menjadi mengecek, trianggulasi merupakan

pengecekan data menggunakan beragam sumber, teknik, dan waktu. Mathinson

(1998) dalam Sugiyono (2009, hlm. 332) mengemukakan bahwa nilai dari teknik

triangulasi adalah untuk mengetahui data yang diperoleh convergent (meluas),

tidak konsisten atau kontradiksi. Penelitian trianggulasi ini merupakan penelitian

yang dilakukan secara berulang-ulang karena melihat ke,absahan dari data yang

ada guna melihat dari beberapa sumber datayang diperoleh akan lebih tuntas dan

teruji. Teknik trianggulasi yang dilakukan peneliti yaitu membandingkan data dari

hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi.

D. Analisi Data

Analisis data dalam sebuah penelitian merupakan hal yang sangat penting

karena data yang telah didapatkan kemudian diolah dan dibahas melalui tahap

analisis data. Oleh sebab itu pengolahan dan analisis data merupakan suatu bagian

terpenting dalam sebuah penelitian, karena berkaitan dengan hasil penelitian.

Menurut Bungin (2011, hlm.161), terkait analisis data yaitu :

Dilihat dari tujuan analisis, maka ada dua hal yang ingin dicapai dalam analisis sata kualitatif, yaitu: (1) menganalisis proses berlangsungnya suatu fenomena sosial dan memperoleh suatu gambaran yang tuntas terhadap proses tersebut; dan (2) menganalisis makna yang ada dibalik informasi, data, dan proses suatu fenomena sosial.

Sejalan dengan pendapat tersebut, analisis data merupakan suatu proses

(7)

Mochamad Dheri, 2015

ANALISIS KINERJA PENGELOLA PKBM DALAM MENYELENGGARAKAN LAYANAN PENDIDIKAN KESETARAAN DI MASYARAKAT DESA HANJUANG KEC. BUNGBULANG (Studi deskriptif di PKBM Winaya Bhakti)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. Daftar FIP:082/S/PLS/V/205 wawancara, dokumentasi dan sebagainya untuk kemudian dipilah dan disusun

secara rapih untuk kemudian dipelajari oleh peneliti. Dalam penelitian ini, peneliti

menganalisis data-data yang didapat dari pengelola, tutor dan warga belajar

PKBM Winaya Bakti.

Prosedur analisis data dalam penelitian ini mengikuti apa yang telah

dikemukakan oleh Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2013, hlm 91) yaitu: “(1) reduksi, (2) display, dan (3) mengambil kesimpulan dan verifikasi data.” Secara rinci prosedur kegiatan analisis data adalah sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Reduksi data dapat diartikan sebagai suatu proses pemilihan data,

pemusatan perhatian pada penyederhanaan data, pengabstrakan data, dan

transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan.

Sehingga dalam tahap reduksi data peneliti memilah dari semua data-data yang

diperoleh untuk kemudian diambil yang memamng menjadi fokus penelitian

dimana yang menjadi fokus penelitian pada skripsi ini yaitu mengenai kinerja

PKBM dalam menyelenggarakan layanan pendidikan kesetaraan paket di PKBM

Winaya Bhakti. Jadi , dalam kegiatan reduksi data dilakukan penajaman data,

penggolongan data, pengarahan data, pembuangan data yang tidak perlu,

pengorganisasian data untuk bahan menarik kesimpulan.

2. Data Display (Penyajian Data)

Penyajian data merupakan tahapan kedua yang dimana ketika peneliti telah

memilih data-data pada tahap reduksi data yang peneliti dapatkan dari hasil

wawancara, observasi dan studi dokumentasi pada pengelola, tutor dan warga

belajar kesetaraan PKBM Winaya Bhakti, maka selanjutnya peneliti menentukan

penyajian data yang akan d sajikan pada skripsi ini. Penyajian yang biasanya

digunakan adalah penyajian dalam bentuk naratif, bentuk matriks, grafik dan

bagan. Jika ada data yang bertumpuk maka data yang semakin bertumpuk-tumpuk

itu kurang dapat memberikan gambaran secara menyeluruh, maka perlu dilakukan

(8)

Mochamad Dheri, 2015

ANALISIS KINERJA PENGELOLA PKBM DALAM MENYELENGGARAKAN LAYANAN PENDIDIKAN KESETARAAN DI MASYARAKAT DESA HANJUANG KEC. BUNGBULANG (Studi deskriptif di PKBM Winaya Bhakti)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. Daftar FIP:082/S/PLS/V/205

chart, atau grafik, dan sebagainya. Dengan demikian, peneliti dapat menguasai

data dan tidak terbenam dengan setumpuk data.

3. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi

Penarikan kesimpulan atau verifikasi data yang peneliti lakukan tentunya

setelah peneliti melakukan tahap reduksi data dan tahap data display walau

demikian pengolahan pada data kualitatif tidak dapat menarik kesimpulan secara

tergesa-gesa, tetapi secara bertahap dengan tetap memperhatikan perkembangan

perolehan data, karena data yang telah didapatkan sebelumnya harus kembali

diolah agar peneliti mampu menemukan kesimpulan kredibel. Penarikan

kesimpulan dan verifikasi yang peneliti lakukan tentunya didukung oleh

bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan, maka

kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel sehingga

peneliti dapat menyimpulkan mengenai kinerja PKBM dalam menyelenggarakan

layanan pendidikan kesetaraan paket di PKBM Winaya Bhakti.

E. Definisi Operasional

1. Analisis

Analisis menurut KBBI yang tersedia pada (http://kbbi.web.id/analisis) yaitu

penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dan sebagainya)

untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya,

dan sebagainya) . Yang dimaksud analisis dalam penelitian ini yaitu sebuah upaya

dalm proses untuk menjelaskan sebuah permasalahan dan berbagai hal mengenai

kinerja PKBM dalam menyelenggarakan layanan pendidikan kesetaraan di

masyarakat Desa Hanjuang Kecamatan Bungbulang.

2. Kinerja

Menurut Mangkunegara (2006, hlm. 67) kinerja adalah hasil kerja secara

(9)

Mochamad Dheri, 2015

ANALISIS KINERJA PENGELOLA PKBM DALAM MENYELENGGARAKAN LAYANAN PENDIDIKAN KESETARAAN DI MASYARAKAT DESA HANJUANG KEC. BUNGBULANG (Studi deskriptif di PKBM Winaya Bhakti)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. Daftar FIP:082/S/PLS/V/205 tersebut, kinerja juga adalah tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana cara

mengerjakanya. Kinerja sebagai hasil atau fungsi pekerjaan atau kegiatan

seseorang juga kelompok dalam suatu organisasi yang dipenuhi oleh beberapa

faktor untuk mencapai tujuan organisasi dalam beberapa uraian diatas dapat di

simpulkan bahwa kinerja merupakan suatu faktor pendukung bagi kelangsungan

suatu lembaga agar dapat mencapai suatu tujuan dan mempunyai hasil yang

berkualitas. Kinerja bersal dari kata performace. Selain kata performance kinerja

juga sering diartikan sebagai hal kerja atau prestasi kerja. Namun sebenernya

kinerja mempunyai makna yang lebih bagus dan luas, bukan hanya hasil kerja saja

tetapi termasuk bagaimana proses pekerjaan berlangsung. Kinerja merupakan

hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dan tujuan strategi organisasi.

Yang dimaksud dengan kinerja dalam penelitian ini yaitu hasil kerja atau prestasi

kerja yang dicapai oleh pengelola, tutor dan peserta didik di PKBM Winaya

Bhakti.

3. PKBM

Menurut kamil (2011, hlm. 80) Pusat kegiatan belajar masyarakat atau dikenal

dengan sebutan PKBM, merupakan sebuah lembaga pendidikan yang lahir dari

pemikiran tentang kesadaran pentingnya kedudukan masyarakat dalam proses

pembangunan pendidikan nonformal, oleh sebab itu berdirinya PKBM ditengah

tengah masyarakat diharapkan mampu menjadi tulang punggung bagi terjadinya

proses pembangunan melalui pemberdayaan potensi-potensi yang ada di

masyarakat. Secara umum PKBM dibentuk dengan tujuan untuk memperluas

kesempatan warga masyarakat khususnya yang tidak mampu untuk meningkatkan

kemampuan, keterampilan dan sikap mental yang diperlukan untuk

mengembangkan diri dan bekerja mencari nafkah, yang dimaksud PKBM dalam

penelitian ini yaitu lembaga tempat belajar masyarakat Desa Hanjuang Kecamatan

Bungbulang yang bernama PKBM Winaya Bhakti.

4. Pendidikan Kesetaraan

Menurut Dwitantya, (2012 dalam http://aswendo2witantynov.

(10)

Mochamad Dheri, 2015

ANALISIS KINERJA PENGELOLA PKBM DALAM MENYELENGGARAKAN LAYANAN PENDIDIKAN KESETARAAN DI MASYARAKAT DESA HANJUANG KEC. BUNGBULANG (Studi deskriptif di PKBM Winaya Bhakti)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. Daftar FIP:082/S/PLS/V/205 pengertian pendidikan kesetaraan adalah jalur pendidikan nonformal dengan

standar kompetensi lulusan yang sama dengan sekolah formal. Namun kontens,

konteks, metodologi, dan pendekatan untuk mencapai standar kompetensi lulusan

tersebut lebih memberika konsep terapan, tematik, industri, yang terkait dengan

permasalahan lingkungan dan melatihkan kecakapan hidup berorientasi kerja atau

berusaha sendiri. Pendidikan kesetaraan ini meliputi Program Paket A setara

dengan SD, Program Paket B setara dengan SMP, dan Program Paket C setara

dengan SMA, yang dimaksud kesetaraan dalam penelitian ini yaitu program

Referensi

Dokumen terkait

Meningkatkan kompetensi pengelola PKBM adalah suatu upaya pembelajaran yang dilakukan dalam pelatihan dengan membahas kompetensi pengelola, guna mengembangkan

Subjek penelitian terdiri dari 5 (lima) orang, yaitu satu orang pengelola PKBM, satu orang tutor program desa vokasi dan tiga orang peserta didik program desa

mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda sengan teknik yang sama. Dalam penelitian ini sumber data yang menjadi informan triangulasi adalah.. pengelola PKBM

Pedoman Observasi Kegiatan Guru Dalam Pelaksanaan Proses Pembelajaran Kemampuan Menyimak Dengan Menggunakan Media Gambar Di TK

Pembelajaran Keterampilan Tata Rias Wajah dan Salon Dalam Program Kesetaraan Paket B di PKBM Jayagiri Lembang.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Peran Tutor Dalam Meningkatkan Motivasi Keberlanjutan Belajar Peserta Didik Kesetaraan Paket B Di Pkbm Sukabaru Desa Cigugur Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat

penelitian ini sebagai berikut: “Bagaimana Modus Belajar Mandiri Pada Pendidikan Kesetaraan Paket B Dan C di PKBM Sukamulya dan PKBM Bina.. Cipta

Setelah proposal penelitian disetujui oleh dosen pembiming untuk diteliti lebih lanjut maka peneliti melaksanakan langkah selanjutnya yaitu menghubungi pengelola PKBM