• Tidak ada hasil yang ditemukan

S IND 1102363 Chapter5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S IND 1102363 Chapter5"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

M. Bunga Paulina, 2015

KAMPANYE HITAM CALON PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DALAM PEMILIHAN PRESIDEN 2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

5.1 Simpulan

Bagian ini akan menguraikan simpulan dari setiap hasil analisis. Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa penelitian ini memiliki tiga pertanyaan penelitian, yaitu pertama tentang analisis validitas tuturan performatif, kedua tentang analisis daya tutur, dan ketiga tentang analisis jenis tutur kampanye hitam yang ditujukan kepada Capres Jokowi dan Prabowo pada saat Pilpres 2014 melalui Suara Rakyat online.

Hasil analisis pertanyaan penelitian pertama ditemukan 3 temuan, diantaranya; (1) tuturan yang disampaikan penutur dalam data penelitian ini ialah data yang tidak sahih atau data yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya, (2) dari setiap data yang dianalisis ditemukan tuturan yang mendiskreditkan atau menyudutkan objek, dan (3) setelah dilakukan analisis validitas tuturan performatif terhadap setiap data tuturan kampanye hitam, peneliti menemukan beberapa penyebab masalah yang dijadikan alasan oleh setiap penutur kampanye hitam untuk mendiskreditkan objek, yaitu berdasarkan program yang dianggap tidak memuaskan masyarakat, tindakan yang dianggap tidak sesuai, kemampuan yang dianggap tidak mumpuni untuk menjadi presiden Indonesia, latar belakang pekerjaan yang dianggap kurang baik untuk menjadi seorang pemimpin, dan persepsi buruk yang berlebihan dari penutur terhadap objek. Hasil analisis validitas tuturan performatif menunjukan bahwa kampanye hitam sesuai dengan pengertiannya yaitu tuturan yang tidak sahih dan mendiskreditkan objek kampanye hitam.

Hasil dari pertanyaan penelitian kedua ditemukan beberapa tindak ilokusi yang digunakan setiap penutur dalam data kampanye hitam penelitian ini. Tindak ilokusi tersebut ialah ilokusi representatif hipotesis, ilokusi representatif menyarankan, ilokusi direktif memerintah, ilokusi ekspresif mengucapkan selamat, dan ilokusi ekspresif berterimakasih. Namun dari setiap tindak ilokusi yang ditemukan, ilokusi representatif hipotesis lebih banyak digunakan penutur untuk menuturkan kampanye hitam dalam data penelitian ini dibandingkan dengan temuan tindak ilokusi yang lain.

(2)

108

M. Bunga Paulina, 2015

KAMPANYE HITAM CALON PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DALAM PEMILIHAN PRESIDEN 2014

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Namun jenis tutur tidak literal ditemukan lebih banyak dibandingkan temuan jenis tutur yang lain. Jenis tutur tidak literal ialah kalimat berita yang tidak sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya.

5.2 Implikasi dan Rekomendasi

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penulis memilih game edukasi untuk memperkenalkan rumah adat yang ada di Indonesia karena dengan game edukasi maka remaja pun tidak akan merasa bosan karena game

- Pengalaman kerja diutamakan dibidangnya - Familiar dengan bidang pemasaran property - Memiliki kemampuan negosiasi/presentasi - Networking luas, berpenampilan menarik,

Adapun konsep diri dari aspek fisik yang dirasakan oleh responden 2 sesuai dengan hasil wawancara adalah :Bahwa Septi merasa kalau ia berjilbab mode, ia akan terlihat

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui unjuk kerja sistem pengaman pintu ber-password, serta menganalisis kemampuan kerja dari beberapa komponen penggerak

Berdasarkan SNI 19-6724-2002 tentang Jaring Kontrol Horisontal (2002), pengertian jaring kontrol horisontal merupakan kumpulan titik kontrol horisontal yang saling

Pelanggaran prinsip kerja sama yang paling banyak ditemukan pada tuturan dalam status facebook adalah maksim relevansi sebanyak 22 tuturan dengan persentase 47%, lalu

Menunjukkan bahwa terdapat 13 responden yang mengalami beban berat dan memiliki kemampuan tidak baik dalam merawat pasien perilaku kekerasan.. Hasil uji

bahwa dengan telah dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler