• Tidak ada hasil yang ditemukan

ARTIKEL ILMIAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ARTIKEL ILMIAH"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENANGANAN PASIEN GANGGUAN JIWA DI KELURAHAN

WONOKROMO SURABAYA MELALUI KADER

KESEHATAN JIWA

Alfi Nur Hanifah, S1 Keperawatan, Fakultas Keperawatan dan Kebidanan, Email : alfnrh.ns14@unusa.ac.id

Thariqatul Jannah ,S1 Keperawatan, Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Email : thariqa.ns14@unusa.ac.id

Shobibatur Rohmah, S1 Keperawatan, Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Email : shobiba.ns14@student.unusa.ac.id

Annisatul Arum Pridasari , S1 Keperawatan, Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Email : annisatularum@gmail.com

Diana Safitri, S1 Keperawatan, Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Email : didiana@gmail.com

Abstrak

Wonokromo merupakan sebuah Kelurahan di Kota Surabaya, Jawa Timur, Indonesia. Kondisi gangguan jiwa terjadi pada Kelurahan Wonokromo dimana wilayah puskesmas Wonokromo yang terletak di kota Surabaya Provinsi Jawa Timur memiliki sekitar 99 kasus disabilitas (termasuk gangguan jiwa) dari 42.620 penduduk pada akhir september 2016 (Kelurahan Wonokromo, 2016). Kelurahan Wonokromo belum memiliki manajemen pelayanan kesehatan jiwa dimasyarakat sedangkan jumlah penderita gangguan jiwa cukup tinggi. Bentuk pendekatan manajemen pelayanan kesehatan jiwa ini salah satunya peran masyarakat (kader) dalam meningkatkan kesadaran kesehaan jiwa masyarakat kelurahan Wonokromo. Target luaran dalam pelaksanaan program pengabdian masyarakat ini yaitu membentuk KARSEWA dengan peran masyarakat serta meningkatkan pengetahuan masyarakat kelurahan Wonokromo mengenai kesehatan jiwa. Pendekatan yang dilakukan untuk realisasi program KARSEWA ini adalah model pemberdayaan dengan langkah-langkah yang telah dilakukan sebagai berikut tahap observasi, tahap persiapan, tahap pelaksanaan kegiatan, tahap terminasi, serta pelaksanaan program keberhasilan KARSEWA. Metode penyampaian materi dalam pelatihan KARSEWA ini yaitu ceramah, diskusi, demonstrasi dan Role play. Evaluasi materi dilakukan dengan memberikan soal pre dan post test. Rencana tahap berikutnya untuk program KARSEWA antara lain : Melaksanakan deteksi dini keluarga di Kelurahan Wonokromo, melaksanakan kunjungan rumah, Melaksanakan program posyandu jiwa, melakukan pendampingan rujukan kasus, mengadakan pembukuan posyandu jiwa.

Kata kunci : KARSEWA, Kesehatan Jiwa, Kelurahan Wonokromo.

Abstract

(2)

delivering material in the KARSEWA training is lectures, discussions, demonstrations and Role play. Material evaluation is done by giving pre and post test questions. The next phase plan for the KARSEWA program is Implementing early detection of family in Wonokromo Village, carrying out house visit, Implementing posyandu soul program, conducting mentoring of case referral, holding posyandu bookkeeping of soul.

Keywords: KARSEWA, Mental Health, Kelurahan Wonokromo.

PENDAHULUAN

Visi pembangunan kesehatan Indonesia antara lain menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat, meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan yang berkualitas, meningkatkan surveyor, monitoring dan informasi kesehatan serta meningkatkan pemberdayaan masyarakat. Kesehatan jiwa merupakan salah satu arah dari visi kesehatan tersebut. Masalah kesehatan jiwa terutama gangguan jiwa secara tidak langsung dapat menurunkan produktifitas, apalagi jika onset gangguan jiwa dimulai pada usia produktif, sehingga gangguan jiwa merupakan masalah kesehatan yang harus diperhatikan dalam masyarakat.

Gangguan jiwa dimasyarakat terus meningkat, hal ini sesuai dengan data Depkes tahun 2014 pada hasil Riset Kesehatan Dasar (2013), Ada peningkatan jumlah rumah tangga yang didalamnya ada anggota rumah tangga yang mengalami gangguan mental. Sebanyak 1,4% dari tahun 2007 ke tahun 2013 atau secara absolut sebanyak 1.427.610 rumah tangga. Di tahun 2013 terdapat bebas ganngguan mental sebesar 88,8% rumah tangga, padahal di tahun 2007 terdapat rumah tangga bebas gangguan mental sebesar 90,2% sehingga terjadi penurunan. Secara absolut di tahun 2007 terdapat 90,2 % rumah tangga bebas gangguan mental atau sebesar 9,8% rumah tangga ada gangguan mental atau sebanyak 5.528.233 rumah tangga. Sedangkan di tahun 2013 terdapat 88,8% rumah tangga bebas gangguan mental atau sebesar11,12% rumah tangga ada gangguan mental atau sebanyak 6.955.843 rumah tangga.

Kondisi gangguan jiwa juga terjadi pada Kelurahan Wonokromo dimana wilayah puskesmas Wonokromo yang terletak di kota Surabaya Provinsi Jawa Timur memiliki sekitar 99 kasus disabilitas (termasuk gangguan jiwa) dari 42.620 penduduk pada akhir september 2016 (Kelurahan Wonokromo, 2016). Di Wilayah Puskesmas Wonokromo sudah ada kebijakan dari pihak Puskesmas dalam upaya menangani keadaan terebut. Yaitu dengan melakukan kunjungan rumah oleh perawat kesehatan jiwa komunitas serta kunjungan pasien gangguan jiwa ke puskesmas tiap bulannya. Puskesmas Wonokromo memiliki 1 psikolog dan 2 perawat kesehatan jiwa komunitas. Namun Kelurahan Wonokromo belum memiliki manajemen pelayanan kesehatan jiwa dimasyarakat sedangkan jumlah penderita gangguan jiwa cukup tinggi.

(3)

METODE

Dalam melaksanakan pelatihana dilakukan secara bertahap diantaranya yaitu : 1. Tahap Observasi

Melakukan observasi terhadap warga kelurahan Wonokromo mengenai kondisi kesehatan masyarakat khususnya kesehatan jiwa melalui puskesmas Wonokromo serta mendatangi pihak kelurahan Wonokromo untuk memperoleh data kependudukan.

2. Tahap Persiapan

Tahap persiapan dilakukan dengan memulai koordinasi dengan puskesmas Wonokromo dan perangkat kelurahan Wonokromo. Koordinasi lintas sektor juga dilaksanakan yaitu dengan Kelurahan Wonokromo, Puskesmas Wonokromo, Dinas Kesehatan Kota Surabaya dan Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat. Koordinasi dilakukan menjelaskan pentingnya keterlibatan dan dukungan masyarakat dalam ikut memelihara lingkungan dengan berperan serta meningkatkan kesadaran kesehatan jiwa masyarakat. Selain itu, persiapan kajian terkait KARSEWA juga dilakukan meliputi pembuatan perlengkapan pelatihan, seminar kit, modul, materi dan per & post test.

Pada tahap persiapan ini menjelaskan kepada perangkat kelurahan bentuk kegiatan yang akan dilakukan yaitu membuat KARSEWA (Kader kesehatan jiwa) sebagai tempat pelayanan primer untuk pasien yang telah dinyatakan sembuh dari rumah sakit jiwa yang bertempat di masyarakat. Selanjutnya tim pengabdian juga akan menjelaskan apa saja kegiatan yang akan dilakukan, struktur organisasi dan tugas dari tim pengabdian dan tugas masyarakat.

Setelah dicapai kesepakatan, masih pada tahap persiapan, tim pengabdian bersama kepala kelurahan, kepala puskesmas beserta perangkatnya mengidentifikasi kelompok masayarakat target (kelompok kader kesehatan jiwa), mendata, mendaftar, untuk diikutsertakan dalam kegiatan KARSEWA, mengurus perijinan kegiatan dan menyiapkan keperluan yang dibutuhkan dalam pelatihan.

3. Pelaksanaan Kegiatan

Pada tahap pelaksanaan kegiatan tim pengabdian menyusun rencana kegiatan yang akan diaplikasikan pada 2 mitra. Pelaksanaan kader kesehatan jiwa yang berada di kelurahan Wonokromo meliputi penjelasan urian kegiatan, penjelasan pengorganisasian posyandu , pelatihan kader dan pembentukan kader. Metode penyampaian informasi/ koordinasi dengan masyarakat tentang kader kesehatan jiwa menggunakan metode ceramah, diskusi, role play dan demonstrasi. Fasilitas pelatihan di dibuat modul psiko-edukasi kader posyandu keswa. Modul ini dibagikan dan dipelajari selama proses pelatihan. Evaluasi dilakukan melalui pre-test dan post-test menggunakan soal pilihan ganda. Pelatihan kader dilaksanakan selama 4 hari sekaligus dengan pelantikan kader di wilayah kelurahan Wonokromo, tepatnya di puskesmas Wonokromo. Jadwal kegiatan (Terlampir)

4. Tahap Terminasi

Pada tahap ini dilakukan penyusunan jadwal antara KARSEWA dan tim PKM untuk program KARSEWA selanjutnya, sehingga didapatkan kesepakatan jadwal kegiatan KARSEWA. Kegiatan yang dilaksanakan antara lain praktek tentang deteksi dini pada masyarakat serta dilanjutkan diskusi yang membahas tentang komunikasi terapeutik kepada penderita gangguan jiwa, memberikan penyuluhan terhadap masyarakat mengenai gangguan jiwa, serta kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan oleh penderita gangguan jiwa. 5. Tahap pelaksanaan program KARSEWA

Setelah terbentuknya kader kesehatan jiwa di kelurahan Wonokromo, para kader sudah bisa mengaplikasikan kegiatan di homebase KARSEWA secara mandiri, tapi tetap didampingi oleh pihak puskesmas Wonokromo dan tim PKM. Pelaksanaan program KARSEWA dilakukan secara periodik sesuai dengan jadwal yang ditentukan.

(4)

puskesmas. Setelah melakukan koordinasi dan mencapai kesepakatan, pelatihan KARSEWA dapat dilaksanakan pada bulan Juni 2017. Langkah selanjutnya adalah melakukan perijinan serta konsultasi kepada berbagai pihak terutama kepada pihak kelurahan dan kepala Puskesmas Wonokromo. Respon dari pihak-pihak tersebut sangat baik dan mendukung adanya program karena di kota Surabaya sendiri masih terdapat 2 posyandu jiwa, Kelurahan Wonokromo akan menjadi posyandu jiwa ketiga jika kegiatan ini berhasil terlaksana. Program KARSEWA diharapkan pula dapat berkembang dan diikuti masyarakat dengan antusias. Koordinasi lintas sektor juga dilakukan pada Dinas Kesehatan Kota Surabaya dan Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat untuk mengurus perijinan.

Sebelum pelaksanaan kegiatan, tim PKM melakukan berbagai persiapan seperti pembuatan modul KARSEWA, Seminar kit, tempat dan perlengkapan, serta kebutuhan lain yang diperlukan. Pelatihan KARSEWA dilaksanakan selama 4 hari yaitu mulai tanggal 10, 12 hingga 14 Juni 2016 tepatnya di Puskesmas Wonokromo. Pelatihan diikuti oleh 22 calon kader dan beberapa tamu undangan. KARSEWA (Kader kesehatan Jiwa) dilantik pada tanggal 14 Juni 2014. Metode penyampaian materi dalam pelatihan KARSEWA ini yaitu ceramah, diskusi, demonstrasi dan Role play. Evaluasi materi dilakukan dengan memberikan soal pre dan post test. Narasumber dalam pelatihan ini yaitu tim PKM dengan materi yang sudah disiapkan dan konsul kepada dosen pembimbing. Tim PKM juga mengundang pihak DKK Surabaya untuk mengisi materi namun karena ada halangan sehingga hal tersebut tidak terlaksana.

Calon kader diberi tugas untuk melakukan deteksi dini keluarga dan kunjungan rumah sesuai dengan materi yang disampaikan, serta hasilnya dipresentasikan di hari berikutnya. Konsep pelatihan dibuat menarik agar peserta pelatihan tidak bosan, di sela-sela waktu pelatihan juga ditayangkan video dan diberikan games agar kegiatan lebih menarik. Pelatihan KARSEWA memiliki jargon “Sehat jiwaku, sehat ragaku, Yes!!”. Tim PKM juga memberikan rewards kepada peserta pelatihan yang aktif dan memiliki nilai yang terbaik. Peserta terbaik diambil 3 orang dan diumumkan di akhir kegiatan setelah pelantikan.

Pada hari terakhir dibentuk kepengurusan kader, pengurus inti terdiri dari ketua, sekretaris dan bendahara. Kader yang dilantik berjumlah 20 orang dan dilantik oleh perwakilan Puskesmas Wonokromo, kelurahan Wonokromo dan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya. Setelah pelantikan dilakukan diskusi antara tim PKM, kader, pihak puskesmas dan kelurahan guna membahas keberlanjutan program dan agenda bulan berikutnya. Sehingga disepakati pertemuan selanjutnya KARSEWA dilaksanakan tanggal 24 Juli 2017 di wilayah kelurahan Wonokromo Surabaya. Nama kader kesehatan jiwa di kelurahan Wonokromo yaitu “KARSEWA Wonokromo”.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dari pelatihan pada kader kesehatan jiwa adalah kader, menyadari adanya masalah kesehatan jiwa, kader mampu menjelaskan tentang kesehatan jiwa itu sendiri dan cara penanganannya, mampu melakukan deteksi dini, menggerakkan masyarakat untuk ikut serta dalam penyuluhan kelompok sehat, resiko dan gangguan. Penggerakan masyarakat yang mengalami gangguan jiwa untuk mengikuti TAK. Kader juga mampu melakukan perujukan kasus dan pelaporan.

(5)

Pilar III Kemitraan Lintas Program dan Sektoral, kolaborasi dengan dokter dan program rujukan bolak-balik. Dalam hal lintas sektor Puskesmas Wonokromo sudah koordinasi dengan dinas kesehatan kota Surabaya. Kerjasama lintas program dilakukan dengan cara penemuan kasus baru dengan bekerjasama dengan tenaga kesehatan yang lain. Pilar IV Manajemen Kasus Keperawatan sehat jiwa yang meliputi pemberian asuhan keperawatan jiwa, pemberian pendidikan kesehatan pada kelompok sehat, resiko dan gangguan.

Dari hasil kegiatan pelatihan dan pembentukan KARSEWA (Kader kesehatan jiwa) didapatkan :

Tabel 1. Karakteristik kader berdasar jenis kelamin

Jenis kelamin n = 20 Prosentase

Laki-laki 1 5

Perempuan 19 95

Tabel 1. diatas menggambarkan bahwa hampir seluruhnya kader mempunyai jenis kelamin perempuan, hal ini dikarenakan hampir seluruh laki laki di kelurahan Wonokromo tidak berminat untuk menjadi kader jiwa. Menurut Stuart dan Laraia (2005) dalam Rosianah (2015) bahwa aspek intelektual merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya gangguan jiwa karena berhubungan dengan kemampuan seseorang dalam menyampaikan ide atau pendapatnya, selanjutnya akan berpengaruh kemampuan seseorang untuk memenuhi harapan dan keinginan yang ingin dicapai dalam hidupnya.

Tabel 2. Pengetahuan Kader tentang kesehatan Jiwa

Pengetahuan kader n = 20 Prosentase

Konsep sehat jiwa dan gangguan jiwa

20 100

Deteksi dini dan Kunjungan rumah

18 90

Pergerakan masyarakat dan rujukan kasus

19 95

Desa Siaga Sehat jiwa dan pendokumentasian

20 100

Tabel 2. menggambarkan Pengetahuan kader tentang kesehatan jiwa dibagi menjadi 4 komponen, dimana komponen Konsep sehat jiwa dan gangguan jiwa 100% kader memahami, deteksi dini dan Kunjungan rumah 90% dipahami oleh kader, pergerakan masyarakat dan rujukan kasus 95% dipahami oleh kader, dan desa Siaga Sehat jiwa dan pendokumentasian dipahami 100% oleh kader. Adanya variasi pengetahuan untuk menunjukkan pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain : pendidikan, paparan media (media massa, media elektronik), buku petunjuk, petugas kesehatan, poster, ekonomi, hubungan sosial, dan pengalaman, pengetahuan ini dapat membentuk keyakinan tertentu sehingga seseorang berperilaku sesuai keyakinan tersebut (Notoatmodjo, 2007 ).

(6)

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2007).

Tabel 3. Jumlah kunjungan ODGJ ke Puskesmas Wonokromo

Bulan Jumlah ODGJ

April 24

Mei 29

Juni 37

Tabel 3. Menunjukkan angka kunjungan ODGJ (orang dengan gangguan jiwa) ke puskesmas selama 3 bulan terakhir. Data tersebut menunjukkan adanya peningkatan kunjungan ODGJ dari bulan sebelumnya. Peningkatan kunjungan ODGJ juga dipengaruhi oleh peran kader dalam masyarakat sehingga kesadaran keluarga dalam elakukan pengobatan terhadap anggota keluarga yang gangguan jiwa semakin meningkat.

KESIMPULAN

Adapun Kesimpulan dalam Artikel Ilmiah ini sebagai berikut :

1. Terbentuknya Kader Kesehatan Jiwa sebagai penanganan pasien gangguan jiwa di kelurahan wonokromo Surabaya

2. Pelaksanaan Pelatihan Kader Kesehatan Jiwa terdiri dari beberapa tahap, diantaranya tahap observasi, tahap persiapan, Pelaksanaan Kegiatan, Tahap terminasi, Tahap pelaksaan program KARSEWA

3. KARSEWA mampu mengaplikasikan kegiatan di homebase KARSEWA secara mandiri

Daftar Pustaka

Keliat, Budi, dkk. (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas: CMHN (Basic Course). Jakarta: Buku Kedokteran EGC

Keliat, Budi, dkk. (2011). Managemen Keperawatan Psikososial dan Kader Kesehatan Jiwa: CMHN (Intermediet Course). Jakarta: Buku Kedokteran EGC

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2013). Jakarta : Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Notoatmodjo. (2007). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: PT Rineka Cipta

Gambar

Tabel 2. Pengetahuan Kader  tentang kesehatan Jiwa Pengetahuan kader n = 20
Tabel 3. Jumlah kunjungan ODGJ ke Puskesmas Wonokromo Bulan Jumlah ODGJ

Referensi

Dokumen terkait

Jika hal ini tidak memungkinkan pada saat debridemen primer, fraktur harus distabilkan sementara dengan spanning external fixator atau plat sementara melalui defek

Dalam 1 ton tandan buah segar (TBS) yang diolah dihasilkan limbah padat organik berupa tandan kosong kelapa sawit (TKKS), serat dan cangkang biji dalam jumlah masing-masing 23%,

Dalam rangka kegiatan Sertifikasi Guru dalam Jabatan untuk guru-guru di lingkungan Departemen Agama (Depag), Panitia Sertifikasi Guru Rayon 15 telah melaksanakan Pendidikan dan

Untuk operasional kegiatan peran dan fungsi TKPK provinsi, maka tim teknis TKPK Provinsi telah melakukan fasilitasi, koordinasi dan pengendalian terhadap TKPK Provinsi dan

Pemeritahan sekitar sangat mendukung dengan adanya pondok pesantren subulul huda, karena secara langsung pondok pesantren subulul huda ikut serta dalam proses

Pancasila secara terminologis menurut Asmoro Achmadi ialah lima sila/ aturan yang menjadi ideologi bangsa dan negara, pedoman bermasyarakat, dan pandangan

Pada umumnya akad ija>rah terhadap tanah hanya untuk ditanami saja, tetapi di desa Ngerowo kecamatan Bangsal kabupaten Mojokerto sewa tanah yang dilakukan penyewa

Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh plasmodium ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles sp betina yang mengandung plasmodium. Pemukiman masyarakat