NTT Membangun 10

EDISI II/TAHUN 2014

10

D

emikian saripati pandangan Gubernur NTT dalam sambutannya yang dibacakan oleh Drs. Mikhael Fernandez pada Puncak Acara Perayaan Hari Ulang Tahun Kota Kefamenanu yang ke-92 di Kefamenanu. Sejatinya, Timor Tengah Utara (TTU) memang adalah Ume Naek - Ume Mese. Rumah Besar, hasil rajutan persaudaraan antara Biboki, Insana dan Miomaffo (BIINMAFO) yang bersatu. Tetaplah Sehati Sejiwa Membangun TTU, Nekaf Mese Ansaof Mese, Tafen Pah TTU,” lanjut pesan Gubernur NTT yang dibacakan Staf Ahli Bidang Politik dan Pemerintahan itu. Nampak hadir dalam acara

TTU

_{= Ume Naek - Ume Mese.}

Cerita dari Puncak Perayaan HUT Kota Kefamenanu

Oleh : Lucius W. Luly

“Sebagai entitas yang hidup, Timor Tengah Utara hanya akan disegani dan dipandang jika

mampu menanggalkan semua perbedaan yang berujung konlik. Mari tanggalkan sentimen

negatif kedaerahan, tidak boleh lagi ada pembeda antara Biboki, Insana maupun Miomaffo.”

Wakil Bupati TTU, Aloysius Kobes, S.Sos foto bersama Unsur Forkompinda Kabupaten TTU seusai Upacara Bendera memperingati HUT Kota Kefamenanu ke-92 di halama Kantor Bupati TTU.

tersebut Wakil Bupati TTU, Sekretaris Daerah kabupaten TTU hingga perangkat Kelurahan/ Desa dan para pejabat dari Unsur Forkompinda Kabupaten TTU. Turut hadir, Direktur Promosi Pariwisata Dalam Negeri Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Tazbir, SH, M.Hum.

Malam itu, (Senin/22/9/2014) Puncak Perayaan Hari Ulang Tahun Kota Kefamenanu berlangsung sangat meriah. Jadwal pelaksanaan puncak acara yang sedianya diagendakan tepat pukul 18:00 Wita di Lapangan Oemanu itu, terpaksa harus molor karena tingginya

antusiasme warga. Peristiwa itu terjadi karena membludaknya rombongan peserta karnaval budaya. Sesuai agenda, karnaval budaya dijadwalkan berlangsung pukul 14:00 Wita, tetapi bergeser hingga lewat pukul 15:00 Wita. Berbagai etnis yang ada di Kota Kefamenanu, turut berpartisipasi dalam rangkaian panjang rombongan pejalan kaki, dengan mengambil garis start di alun-alun Rumah Jabatan Bupati lama.

Dalam momentum itu, Mikhael Fernandez menyampaikan jika Pemerintah Provinsi NTT tetap mengharapkan peran serta seluruh pemangku kepentingan pembangunan termasuk

21

21

Mandiri serta berwawasan Global “. “Perkembangan perpustakaan di Nusa Tenggara Timur dewasa ini dari waktu kewaktu, telah mengalami kemajuan seiring dengan tuntutan kebutuhan pemustaka (masyarakat) akan berbagai informasi, ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal tersebut terjadi karena adanya kerja keras kita semua, mulai tingkat pusat dalam hal ini Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, sampai Tingkat Daerah, yaitu Badan Perpustakaan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur, badan/kantor Perpustakaan daerah kabupaten/kota

serta didukung dari berbagai elemen masyarakat, budaya membaca juga harus ditanamkan sejak usia dini,” demikian sambutan Gubernur Nusa Tenggara Timur yang dibacakan oleh Asisten Administrasi Umum Setda Provinsi Nusa Tenggara Timur, Drs. Klemens Meba,MM saat membuka kegiatan Pameran buku, lomba minat baca dan promosi minat baca dalam bentuk road show Tingkat Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2014. Penyelenggaraan kegiatan ini berkaitan dengan momentum Hari Kunjung Perpustakaan dan Bulan Gemar Membaca tanggal 14 September. Kegiatan ini di selenggarakan di Badan

Perpustakaan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Sesuai data terakhir perpustakaan di Nusa Tenggara Timur saat ini berjumlah 6.724 perpustakaan yang terdiri dari: Perpustakaan Umum berjumlah 21 perpustakaan, Perpustakaan khusus berjumlah 232 perpustakaan, Perpustakaan PT berjumlah 39 perpustakaan, Perpustakaan Sekolah berjumlah 2.968 perpustakaan, Perpustakaan Desa/Kel berjumlah 1.057 perpustakaan, Perpustakaan Komunitas berjumlah 2.173 perpustakaan, Perpustakaan Puskesmas berjumlah 10 perpustakaan, TBM berjumlah 224 perpustakaan. Selain jumlah perpustakaan, juga tercatat Anggota perpustakaan sebanyak 3.612 orang, Pengunjung sebanyak 7.190 orang, Jumlah buku 22.778 judul atau 45.464 eksemplar. Jika kita cermati dengan seksama maka ada beberapa aspek yang mempengaruhi terhambatnya perkembangan perpustakaan dan budaya baca di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Beberap aspek dimakud, antara lain : Budaya baca masyarakat masih rendah sehingga mempengaruhi indeks pembangunan sumber daya manusia di Nusa Tenggara Timur, Sumber daya perpustakaan belum memadai serta terbatasnya sarana dan prasarana perpustakaan. Dalam prakteknya, layanan perpustakaan terus dikembangkan menuju layanan berbasis teknologi dan informasi (E- library). Sehubungan dengan itu maka upaya untuk mendukung percepatan pengembangan perpustakaan dan minat baca, diperlukan berbagai kegiatan seperti lomba minat baca, promosi minat baca dalam bentuk road show, pameran buku. Yang tak kalah pentingnya adalah pelaksanaan bimtek pengelola perpustakaan serta peningkatan sarana dan prasarana teknologi informasi dan komunikasi menuju era perpustakaan digital. Dengan demikian pelayanan berbasis kompetensi dan profesional dapat mempercepat proses pengembangan perpustakaan dan minat baca sebagai salah satu upaya meningkatkatkan relevansi pendidikan yang berdaya saing dalam percaturan global. “Sebagaimana kita ketahui bahwa sebagian dari masyarakat kita telah berupaya sendiri untuk memenuhi Mandiri serta berwawasan Global “.

“Perkembangan perpustakaan di Nusa