MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO PISUAL
PADA SISWA KELAS X A TKJ (TEKNIK KOMPUTER JARINGAN) DI SMK NEGERI 2 DEPOK TAHUN AJARAN 2012/2013
Wiratama Rahman Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2013
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi siswa kelas X A TKJ (Teknik Komputer Jaringan) di SMK Negeri 2 Depok dalam bimbingan klasikal menggunakan media audio visual. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling yang dilaksanakan secara kolaboratif dengan guru. Subjek penelitian berjumlah 32 siswa kelas X A TKJ.
Penelitian terdiri dari tiga siklus, setiap pertemuan dilakukan 1 x 45 menit. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, angket, skala kiraan sifat, wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi. Pedoman observasi digunakan setiap bimbingan berlangsung, angket digunakan setiap akhir siklus. Pedoman wawancara dan catatan lapangan digunakan setiap bimbingan berlangsung.
SERPICE THROUGH AUDIO PISUAL MEDIA ON STUDENTS OF CLASS X A NCE (NETWORK COMPUTER ENGINEERING)
AT SMK NEGERI 2 DEPOK IN 2012/2013 ACADEMIC YEAR
by
Wiratama Rahman Sanata Dharma University
Yogyakarta 2013
This research aims to increase the motivation of students class X A NCE (Network Computer Engineering) at SMK Negeri 2 Depok in joining classical guidance using audio-visual media. This study is an action research of guidance and counseling which is carried out in collaboration with the teachers. The subject of this research is 32 students of class X A NCE.
This research consists of three cycles, each meeting lasts for 1 x 45 minutes. The technique of data collection is using observation, questionnaire, the scale of nature estimation, interview, field notes, and documentation. Observation guidelines are used in every guidance, while questionnaire is used at the end of each cycle. The interview guidelines and field notes are also used during guidance.
i
DI SMK NEGERI 2 DEPOK TAHUN AJARAN 2012/2013
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Disusun oleh : Wiratama Rahman
NIM: 091114066
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
memuat karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 18 November 2013
Penulis
v
Nama : Wiratama Rahman
No Induk Mahasiswa : 091114066
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
“PENINGKATAN MOTIVASI SISWA DALAM MENGIKUTI LAYANAN
BIMBINGAN KLASIKAL MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO
VISUAL PADA SISWA KELAS X A TKJ (TEKNIK KOMPUTER
JARINGAN) DI SMK NEGERI 2 DEPOK TAHUN AJARAN 2012/2013”.
Beserta perangkat yang diperlukan bila ada. Dengan demikian saya memberikan hak kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan dalam internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin saya maupun yang memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 18 November 2013
Yang menyatakan
vi
”
Disiplin, tertib dan tanggung jawab adalah modal utama
dalam mencapai kesuksesan”
“ Hidup adalah perjuangan, berusahalah menjadi manusia
yang berguna bagi diri, sesama, bangsa serta agama”
“Awali segala sesuatu dengan berdoa, tetap semangat dan
pantang menyerah”
“Impian bagaikan semangat yang ada dalam diri, bisa
menjadi motivasi untuk mengapai mimpi”
Skripsi ini kupersembahkan untuk :
Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan kesehatan untuk menyelesaikan skripsi.
Suparno, Wahyuning Haryati, Yan, dan Ully Arta yang telah Memberikan kasih sayang dan doa sehingga dapat
Berhasil dalam studi.
Kekasihku tercinta yang telah mendukung dan Senantiasa menjadi motivasi bagiku.
vii
MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL
PADA SISWA KELAS X A TKJ (TEKNIK KOMPUTER JARINGAN) DI SMK NEGERI 2 DEPOK TAHUN AJARAN 2012/2013
Wiratama Rahman Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2013
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi siswa kelas X A TKJ (Teknik Komputer Jaringan) di SMK Negeri 2 Depok dalam bimbingan klasikal menggunakan media audio visual. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling yang dilaksanakan secara kolaboratif dengan guru. Subjek penelitian berjumlah 32 siswa kelas X A TKJ.
viii
SERVICE THROUGH AUDIO VISUAL MEDIA ON STUDENTS OF CLASS X A NCE (NETWORK COMPUTER ENGINEERING)
AT SMK NEGERI 2 DEPOK IN 2012/2013 ACADEMIC YEAR by
Wiratama Rahman Sanata Dharma University
Yogyakarta 2013
This research aims to increase the motivation of students class X A NCE (Network Computer Engineering) at SMK Negeri 2 Depok in joining classical guidance using audio-visual media. This study is an action research of guidance and counseling which is carried out in collaboration with the teachers. The subject of this research is 32 students of class X A NCE.
This research consists of three cycles, each meeting lasts for 1 x 45 minutes. The technique of data collection is using observation, questionnaire, the scale of nature estimation, interview, field notes, and documentation. Observation guidelines are used in every guidance, while questionnaire is used at the end of each cycle. The interview guidelines and field notes are also used during guidance.
ix
dan hidayah, kekuatan dan dukungan serta kasih-Nya yang begitu besar pada saya dalam proses pembuatan skripsi ini. Skripsi ini disusun sebagai tugas akhir yang menjadi syarat kelulusan dan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bimbingan dan Konseling.
Penulis sadar bahwa dalam penulisan skripsi ini, banyak pihak yang telah membantu saya, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Gendon Barus, M.Si sebagai Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Dosen Pembimbing yang tulus memberi petunjuk, bimbingan, perhatian selama proses skripsi, dan memberikan dukungannya dalam proses penyelesaian skripsi ini.
2. Segenap Dosen dan Karyawan Bimbingan dan Konseling yang telah banyak mendukung studi sehingga dapat menyelesaikan skripsi pada waktunya.
3. Drs. Aragani Mizan Zakaria sebagai Kepala Sekolah SMK Negeri 2 Depok yang telah mengizinkan pelaksanaan penelitian dan memberikan dukungan doa dalam menyelesaikan skripsi ini.
x
dan memberikan bantuan dalam pelaksanaan penelitian.
6. Orang tuaku tercinta bapak Suparno dan ibu Wahyuning Haryati yang telah memberi dukungan doa, perhatian, dan kasih sayang selama menjalani studi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
7. Kakak tercinta Ully Artha yang telah memberi semangat, doa, dan biaya selama menjalani studi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
8. Bapak Wijo Purnomo, BA dan Mama Diah Pancawati yang telah memberi dukungan doa, perhatian, dan kasih sayang.
9. Widya Wulan Hapsari yang telah mendukung dalam doa, perhatian, dan kasih sayang selama ini.
10.Teman-teman Prodi Bimbingan dan Konseling angkatan 2009 yang telah menjalin kebersamaan dan persahabatan selama saya mengikuti perkuliahan dan segala bentuk bantuan dalam penyelesaian skripsi.
11.Temen-temenku tercinta Galih, Deddy, Uut, Mas Anno, Mas Ony, Jarot, Lis Aviani, Arista dan Pokis terimakasih atas doa dan dukungan kalian.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tentu memiliki banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Namun demikian, penulis berharap semoga karya ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya.
Penulis
xi
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN... vi
ABSTRAK... vii
ABTRACT... viii
KATA PENGANTAR... ix
DAFTAR ISI... xi
DAFTAR TABEL... xv
DAFTAR GAMBAR... xvi
DAFTAR LAMPIRAN... xvii
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah... 1
B. Rumusan Masalah... 6
C.Tujuan Penelitian... 6
D.Manfaat Penelitian... 7
E. Batasan Istilah ... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Pelayanan Bimbingan di Sekolah... 10
1. Pengertian Bimbingan... 10
2. Bimbingan Klasikal... 11
B. Motivasi... 12
1. Pengertian Motivasi... 12
2. Jenis Motivasi... 14
3. Hal-hal yang Mempengaruhi Motivasi... 15
xii
2. Fungsi dan Manfaat Penggunaan Media Pembelajaran... 22
3. Klasifikasi dan Macam-macam Media Pembelajaran... 23
4. Media Bimbingan dan Konseling... 24
D. Media Audio Visual... 25
1. Pengertian Media Audio Visual... 25
2. Macam-macam Media Audio Visual... 25
3. Bentuk-bentuk Media Audio Visual... 26
4. Peran dan Keunggulan Media Audio Visual dalam Layanan Bimbingan Klasikal... 27
E. Hipotesis Tindakan... 29
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 30
B. Subjek dan Objek Penelitian... 31
C. Tempat dan Waktu Penelitian... 31
D. Jadwal Kegiatan Penelitian... 31
E. Prosedur Penelitian... 32
F. Instrumen Penelitian... 35
G. Validasi dan Reliabilitas... 40
H. Teknik Analisis Data... 42
I. Indikator Keberhasilan... 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas... 47
1. Pra tindakan... 48
a. Perencanaan... 48
b. Pelaksanaan Pra Tindakan... 50
xiii
b. Pelaksanaan Tindakan... 56
c. Data Hasil Observasi, Skala Kiraan Sifat, dan Angket Siklus I... 60
d. Refleksi... 62
3. Siklus II... 64
a. Perencanaan... 64
b. Pelaksanaan Tindakan... 64
c. Data Hasil Observasi, Skala Kiraan Sifat, dan Angket Siklus II... 66
d. Refleksi... 69
4. Siklus III... 70
a. Perencanaan... 70
b. Pelaksanaan Tindakan... 71
c. Data Hasil Observasi, Skala Kiraan Sifat, dan Angket Siklus III... 73
d. Refleksi... 76
B. Deskripsi Hasil Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling... 77
1. Hasil Angket Motivasi Siswa... 77
2. Hasil Lembar Observasi... 82
3. Hasil Skala Kiraan Sifat... 84
4. Hasil Wawancara... 85
5. Hasil Uji t Motivasi Siswa... 87
C. Pembahasan... 88
D. Keterbatasan Penelitian... 93
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 94
xv
Tabel Bab III Halaman
3. 1 : Jadwal Kegiatan Penelitian... 32
3. 2 : Kisi-kisi Panduan Observasi Siswa... 36
3. 3 : Kisi-kisi Skala Motivasi Siswa dalam Layanan Bimbingan Klasikal... 38
3. 4 : Pedoman Wawancara Guru dan Siswa... 39
3. 5 : Kriteria Hasil Presentase Skor Motivasi Siswa dalam Mengikuti Layanan Bimbingan Klasikal... 43
3. 6 : Kriteria Kategori Hasil Persentase Skor Observasi Terhadap Motivasi Siswa dalam Mengikuti Layanan Bimbingan... 45
3. 7 : Rentang Skor Penilaian Setiap Siklus Terhadap Motivasi Siswa dalam Mengikuti Layanan Bimbingan... 46
Tabel Bab IV 4. 1 : Jadwal Pelaksanaan Penelitian Kelas X A TKJ... 48
4. 2 : Analisis Hasil Observasi Motivasi Siswa Pada Pra Tindakan... 53
4. 3 : Penggolongan Motivasi Subjek dalam Lima (5) Kategori... 54
4. 4 : Analisis Hasil Observasi Motivasi Siswa Pada Siklus I... 61
4. 5 : Penggolongan Motivasi Subjek dalam Lima (5) Kategori... 62
4. 6 : Analisis Hasil Observasi Motivasi Siswa Pada Siklus II... 67
4. 7 : Penggolongan Motivasi Subjek dalam Lima (5) Kategori... 69
4. 8 : Analisis Hasil Observasi Motivasi Siswa Pada Siklus III... 74
4. 9 : Penggolongan Motivasi Subjek dalam Lima (5) Kategori... 76
4. 10 : Persentase dan Kriteria Perkembangan Motivasi Siswa dalam Mengikuti Layanan Bimbingan Klasikal... 77
4. 11 : Data Hasil Observasi Motivasi Siswa Pra Tindakan, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III... 83
xvi
1 : Grafik Hasil Skala Kiraan Sifat Pra Tindakan... 54
2 : Grafik Hasil Skala Kiraan Sifat Siklus I... 62
3 : Grafik Hasil Skala Kiraan Sifat Siklus II... 68
4 : Grafik Hasil Skala Kiraan Sifat Siklus III... 75
5 : Grafik Hasil Angket Motivasi Pra Tindakan, Siklus I, dan Siklus II... 79
6 : Grafik Hasil Angket Motivasi Siklus II dan Siklus III... 80
7 : Grafik Hasil Angket Motivasi Pra Tindakan, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III... 81
8 : Perbandingan Persentase Angket Motivasi Pra Tindakan, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III... 82
9 : Grafik Observasi Siswa Pra Tindakan, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III... 84
xvii
1. 1 SPB Pra Tindakan (Motivasi Hidup)... 100
1. 2 SPB Siklus I (Problem Solving/Pemecahan Masalah)... 107
1. 3 SPB Siklus II (Kritis dalam Bekerja)... 113
1. 4 SPB Siklus III (Konsentrasi)... 120
1. 5 Daftar Hadir Siswa... 126
LAMPIRAN 2... 127
2. 1 Lembar Observasi Motivasi Siswa... 128
2. 2 Hasil Lembar Observasi Motivasi Siswa... 129
2. 3 Analisis Hasil Lembar Observasi Motivasi Siswa... 133
LAMPIRAN 3... 134
3. 1 Lembar Skala Kiraan Sifat Motivasi Siswa... 135
3. 2 Hasil Lembar Skala Kiraan Sifat Motivasi Siswa... 136
3. 3 Analisis Hasil Lembar Skala Kiraan Sifat Motivasi Siswa... 137
LAMPIRAN 4... 139
4. 1 Lembar Angket Motivasi Siswa... 140
4. 2 Hasil Perolehan Skor Angket Motivasi Siswa... 141
4. 3 Analisis Hasil Angket Motivasi Siswa... 145
LAMPIRAN 5... 149
5. 1 Catatan Lapangan... 150
5. 2 Dokumentasi Foto-foto Penelitian... 153
LAMPIRAN 6... 155
6. 1 Validitas dan Reliabilitas... 156
LAMPIRAN 7... 157
1
Bab ini memaparkan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan batasan istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian.
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah investasi besar jangka panjang yang harus ditata, disiapkan, dan diberikan sarana maupun prasarana. Aspek kualitas, pendidikan kita memang sungguh sangat memprihatinkan dibandingkan dengan kualitas pendidikan bangsa lain. Segi pelayanan bimbingan di SMA/K terbukti selalu kurang memuaskan berbagai pihak termasuk bagi siswa.
Peningkatan mutu pendidikan sangat penting dilakukan untuk mengantisipasi perkembangan teknologi. Perkembangan pesat di bidang teknologi, informasi, dan komunikasi dewasa ini, dirasakan pengaruhnya dalam perkembangan layanan bimbingan dan konseling. Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Guru Bimbingan Konseling di sekolah memberikan pelayanan Bimbingan dan Konseling dalam memfasilitasi “Pengembangan Diri” siswa sesuai motivasi dengan mempertimbangkan tahapan tugas perkembangannya.
Menurut Winkel (2004: 29), bimbingan adalah sebuah proses pemberian bantuan kepada individu secara berkesinambungan, agar individu dapat memahami dirinya, sehingga sanggup mengarahkan diri dan dapat bertindak dengan wajar sesuai dengan tuntutan dan masyarakat sekitarnya. Moegiadi (dalam Winkel, 2004: 29) menyatakan bahwa bimbingan merupakan suatu cara pemberian pertolongan atau bantuan kepada individu untuk memahami dan mempergunakan secara efisien dan efektif segala kesempatan yang dimiliki untuk perkembangan pribadi.
Pembimbing adalah salah satu komponen penting yang menentukan arah pilihan dan tujuan siswa dalam kegiatan layanan bimbingan. Pembimbing memiliki peranan yang sangat vital dalam kegiatan bimbingan di kelas. Pengelolaan kelas yang efektif dan efisien adalah salah satu tugas seorang pembimbing dalam setiap kegiatan bimbingan di kelas.
Pembimbing sebagai fasilitator dalam kegiatan bimbingan memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas motivasi siswa terutama dalam mengikuti layanan bimbingan dan konseling. Pembimbing harus benar-benar memperhatikan, memikirkan, dan sekaligus merencanakan proses bimbingan yang menarik bagi siswa, agar siswa semangat dalam mengikuti bimbingan dan mau terlibat dalam proses bimbingan, sehingga bimbingan tersebut menjadi efektif.
siswa dalam mengikuti layanan bimbingan. Motivasi berkaitan dengan sejumlah keterlibatan siswa dalam aktivitas di kelas seperti dorongan untuk melakukan sesuatu berdasarkan tujuan tertentu, melakukan kebiasaan-kebiasaan positif, dan melakukan hasrat tertentu. Hal ini akan erat kaitannya dalam usaha untuk mencapai tujuan bimbingan, keuletan dalam mengikuti bimbingan, dan kepuasan terhadap bimbingan.
Berdasarkan observasi pada kegiatan bimbingan klasikal yang dilakukan di SMK Negeri 2 Depok, khususnya pada kelas X A TKJ (Teknik Komputer Jaringan) pada bulan Januari 2013, diketahui bahwa pada saat bimbingan klasikal berlangsung siswa kurang memperhatikan penjelasan guru pembimbing, hal tersebut terlihat ketika siswa tidak memberikan umpan balik kepada pembimbing. Pada saat guru pembimbing menjelaskan materi bimbingan di depan kelas, sebagian siswa tidak memiliki motivasi untuk mengikuti bimbingan. Mereka sibuk dengan kegiatan masing-masing. Siswa tampak asyik mengobrol dengan teman sebangkunya, melamun, tidak mendengarkan penjelasan guru, bahkan ada yang mengerjakan tugas pelajaran lain, dan terlambat datang mengikuti bimbingan.
diharapkan dapat meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti bimbingan.
Proses layanan bimbingan menggunakan media bimbingan yang tepat mampu mempengaruhi motivasi siswa. Penggunaan media bimbingan yang tepat, dapat menjadikan siswa memiliki motivasi yang tinggi dan dapat mengembangkan potensi diri. Motivasi yang tinggi mampu membuat siswa lebih tertarik, senang, tidak bosan, dan meningkatkan antusias siswa dalam mendengarkan materi bimbingan.
Salah satu media yang mampu membuat suasana bimbingan menarik, memotivasi siswa, dan menyenangkan adalah media audio visual. Menurut Daryanto (2010: 91) penggunaan suatu media dapat menyampaikan pesan lebih menarik perhatian. Unsur perhatian inilah yang penting dalam proses belajar, karena dari adanya perhatian akan timbul rangsangan/motivasi untuk belajar. Melalui penggunaan media audio visual dalam layanan bimbingan klasikal, diharapkan dapat meningkatkan motivasi siswa.
Menurut Sanjaya, (2006: 172) menyatakan bahwa pembelajaran menggunakan media audio visual dianggap lebih baik dan lebih menarik, sebab memiliki dua unsur media. Unsur pertama memiliki suara yang disebut audio. Unsur kedua memiliki gambar yang disebut visual.
Layanan Bimbingan Klasikal Melalui Penggunaan Media Audio Visual pada Siswa Kelas X A TKJ (Teknik Komputer Jaringan) Di SMK Negeri 2 Depok Tahun Ajaran 2012/2013”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian ini, dirumuskan permasalahan yang menjadi fokus PTBK ini sebagai berikut:
1. Apakah motivasi siswa dalam mengikuti layanan bimbingan klasikal dapat ditingkatkan melalui penggunaan media audio visual pada siswa kelas X A TKJ di SMK Negeri 2 Depok?
2. Seberapa tinggi kecenderungan peningkatan skor motivasi setiap antar siklus dalam mengikuti layanan bimbingan klasikal menggunakan media audio visual siswa kelas X A TKJ di SMK Negeri 2 Depok?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti layanan bimbingan klasikal dengan menggunakan media audio visual pada siswa kelas X A TKJ di SMK Negeri 2 Depok.
1. Manfaat Teoritis
Mampu memberikan sumbangan terhadap tambahan pengetahuan bidang pendidikan khususnya dalam peningkatan kualitas pelayanan Bimbingan dan Konseling (BK) dengan penerapan media audio visual yang semakin inovatif.
2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa
Penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan motivasi dan keterlibatan siswa dalam mengikuti kegiatan layanan bimbingan di kelas. Dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam mengikuti layanan bimbingan klasikal dan meningkatkan responsi positif (senang/suka, puas, gembira) terhadap kegiatan layanan BK di kelas.
b. Bagi Guru Pembimbing (sebagai Peneliti)
c. Bagi Sekolah
Penelitian ini berguna untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerja sekolah, khususnya dalam pelayanan BK dalam konteks school reform menuju kualitas pendidikan yang lebih baik. Menggerakkan suasana pembelajaran dan pembimbingan yang lebih hidup, dinamis, bergairah, dan menyenangkan.
d. Bagi Peneliti Lain
Bagi peneliti lain penelitian ini dapat memberikan inspirasi dan referensi untuk melakukan penelitian sejenisnya. Membantu peneliti lain dalam mengembangkan layanan bimbingan. Sebagai wacana baru untuk memperluas cakrawala pengetahuan tentang pemanfaatan media audio visual untuk meningkatkan motivasi siswa.
E. Batasan Istilah
1. Bimbingan Klasikal adalah salah satu pelayanan dasar bimbingan yang dirancang menuntut konselor untuk melakuka kontak langsung dengan para peserta didik dikelas secara terjadwal, konselor memberikan pelayanan bimbingan ini kepada peserta didik.
memperhatikan layanan bimbingan.
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN
Bab ini memuat mengenai bimbingan klasikal, motivasi, media audio visual,
media pembelajaran dan media bimbingan dan konseling.
A. Pelayanan Bimbingan di Sekolah 1. Pengertian Bimbingan
Bimbingan adalah sebuah proses pemberian bantuan kepada individu
secara berkesinambungan, agar individu dapat memahami dirinya,
sehingga sanggup mengarahkan diri dan dapat bertindak dengan wajar
sesuai dengan tuntutan dan masyarakat sekitarnya. Dengan demikian
individu dapat mengecap kebahagiaan hidupnya serta dapat memberikan
sumbangan yang berarti (Winkel, 2004:29).
Menurut Moegiadi (dalam Winkel, 2004: 29) bimbingan dapat berarti
(1) suatu usaha untuk melengkapi individu dengan pengetahuan,
pengalaman, dan informasi tentang dirinya sendiri. (2) Suatu cara
pemberian pertolongan atau bantuan kepada individu untuk memahami
dan mempergunakan secara efisien dan efektif segala kesempatan yang
dimiliki untuk perkembangan pribadinya. (3) Suatu proses pemberian
bantuan atau pertolongan kepada individu dalam hal memahami diri
sendiri, menentukan dan menyusun rencana sesuai dengan konsep dirinya
Berdasarkan pasal 27 Peraturan Pemerintah No 29. 1992, bimbingan
merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka untuk
menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa
depan. Bimbingan dalam menemukan pribadi dimaksudkan agar peserta
didik menemukan kekuatan dan kelemahan dirinya sendiri. Bimbingan
dalam rangka mengenal lingkungan dimaksudkan agar peserta didik
secara obyektif mengenal lingkungan, baik sosial maupun fisik.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
bimbingan adalah bantuan yang dilakukan pembimbing (konselor), bagi
individu untuk memahami dirinya melalui pengetahuan, pengalaman, dan
informasi tentang dirinya, sehingga dapat meningkatkan realisasi pribadi,
karena dengan memahami diri sendiri akan memudahkan untuk bertindak
sesuai tujuan hidup.
2. Bimbingan Klasikal
Bimbingan Klasikal adalah bimbingan yang berorientasi pada
kelompok siswa dalam jumlah yang cukup besar antara 30‐40 orang siswa (sekelas). Bimbingan klasikal lebih bersifat preventif dan
berorientasi pada pengembangan pribadi siswa yang meliputi bidang
pembelajaran, bidang sosial, dan bidang karir (Siwabessy dan Hastoeti
2008:136 dalam Lisna). Dalam bimbingan klasikal terjadi interaksi antara
sebagai sumber informasi memiliki kebutuhan untuk menyampaikan
informasi (bahan ajar) kepada siswa sebagai penerima informasi.
B. Motivasi
1. Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari kata motif (motive), yang berarti rangsangan,
dorongan, dan pembangkit tenaga, yang dimiliki seseorang sehingga orang
tersebut memperlihatkan perilaku tertentu. Dorongan atau tenaga tersebut
merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat. Motif dapat dikatakan
sebagai daya penggerak untuk melakukan aktivitas-aktivitas untuk
mencapai tujuan. Setiap tindakan yang dilakukan oleh manusia selalu di
mulai dengan motivasi (niat). Sedangkan menurut pendapat ahli :
a. Motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di
dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin
kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah kegiatan
belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar dapat
tercapai (Sardiman, 1986: 75).
b. Motivasi merupakan sejumlah proses, yang bersifat internal, atau
eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap
antusiasme dan persistensi dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan
tertentu (Gray, dalam Winardi, 2008).
c. Sartain (dalam Purwanto, 2007 : 61) mengatakan bahwa motivasi
yang mengarahkan tingkah laku terhadap suatu tujuan (goal) atau
perangsang (incentive). Tujuan adalah yang membatasi/menentukan
tingkah laku organisme itu.
Menurut Mc. Donald (dalam Sardiman, 2008: 74), motivasi adalah
perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya
feeling (perasaan) dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya
tujuan. Pengertian motivasi ini dikemukakan oleh Mc. Donald dalam tiga
elemen yakni (1) bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan
energi pada diri setiap individu manusia karena menyangkut perubahan
energi manusia, maka akan menyangkut kegiatan fisik manusia. (2)
Motivasi ditandai dengan munculnya feeling (perasaan) atau afeksi
seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan
kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.
(3) Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Motivasi dalam hal
ini sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi, yakni tujuan. Motivasi
memang muncul pada diri manusia, tetapi kemunculannya terdorong oleh
unsur lain yaitu tujuan.
Mc. Donald (dalam Djamarah, 2008: 148) mengatakan bahwa
motivasi adalah suatu perubahan energi dalam pribadi seseorang yang
ditandai dengan timbulnya afeksi (perasaan) dan reaksi untuk mencapai
tujuan. Perubahan energi dalam diri seseorang itu, berbentuk suatu
tertentu dalam aktivitasnya, maka seseorang mempunyai motivasi yang
kuat untuk mencapainya.
Motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan
kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan
sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka ia akan berusaha untuk meniadakan
perasaan tidak suka itu. Dalam kegiatan, motivasi dapat dikatakan sebagai
keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa, yang menjamin
kelangsungan diri kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada
kegiatan, sebagai tujuan yang dikehendaki oleh subjek itu dapat tercapai.
Dikatakan “keseluruhan”, karena pada umumnya ada beberapa motif yang
bersama-sama menggerakan siswa untuk belajar (Sardiman, 2008: 75).
Dari berbagai pendapat di atas mengenai motivasi dapat disimpulkan
bahwa motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seorang baik
secara sadar maupun tidak sadar untuk melakukan suatu perbuatan dengan
tujuan tertentu guna mencapai tujuan yang diinginkan.
2. Jenis Motivasi
Motivasi sebagai kekuatan mental individu, memiliki tingkat-tingkat.
Para ahli ilmu jiwa mempunyai pendapat yang berbeda tentang tingkat
kekuatan tersebut. Meskipun mereka berbeda pendapat tentang tingkat
kekuatannya, tetapi mereka umumnya sependapat bahwa motivasi tersebut
1) Motivasi Primer
Motivasi primer adalah motivasi yang berdasarkan pada motif-motif
dasar atau motif bawaan. Motif-motif dasar tersebut umumnya berasal
dari segi biologis atau jasmani manusia yang timbul akibat proses
kimiawi fisiologis yang terdapat pada setiap orang.
2) Motivasi sekunder
Motivasi sekunder adalah motivasi yang diperoleh dari belajar melalui
pengalaman. Motivasi sekunder ini, sangat bergantung pada
pengalaman individu. Menurut Handoko (1992: 25) menyatakan
bahwa semakin bertambahnya usia seseorang semakin bertambah pula
pengalamannya, makin bertambah pula hal-hal yang ia pelajari berarti
makin banyak ia mempunyai motivasi sekunder.
3. Hal-hal yang mempengaruhi motivasi
a. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ektrinsik adalah motivasi yang disebabkan faktor-faktor
ekternal individu. Peranan motivasi ekstrinsik menjadi penting sebagai
penguat dan pendorong, dengan banyak cara seperti pujian kepada
siswa, memiliki arti bahwa siswa itu dipandang memiliki kemampuan
adanya rasa kepuasan dan tidak merasa sia-sia dengan usaha
belajarnya (Slavin, 2009-103).
Menurut Sardiman (2008: 90) motivasi ekstrinsik adalah
Bentuk motivasi ekstrinsik ini merupakan suatu dorongan yang tidak
mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar, misalnya siswa rajin belajar
untuk memperoleh hadiah yang telah dijanjikan oleh orang tuanya,
peraturan atau tata tertib sekolah, teladan orang tua, dan metode guru
mengajar.
Motivasi ektrinsik bukan berarti motivasi yang tidak diperlukan
dan tidak baik dalam pendidikan. Motivasi ekstrinsik diperlukan agar
siswa mau belajar. Berbagai macam cara bisa dilakukan agar siswa
termotivasi untuk belajar. Pembimbing yang berhasil adalah guru yang
pandai membangkitkan motivasi siswa dalam menunjang proses
interaksi layanan bimbingan klasikal.
b. Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah suatu hal dan keadaan yang berasal dari
dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya untuk belajar.
Menurut Sardiman (2008: 89) motivasi intrinsik adalah motif-motif
yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar,
karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk
melakukan sesuatu. Faktor-faktor yang menimbulkan motivasi
intrinsik adalah adanya kebutuhan, memahami akan pentingnya
kemajuan akan dirinya sendiri dan adanya cita-cita atau aspirasi dalam
Motivasi intrinsik biasanya ditingkatkan dengan banyak cara,
salah satunya dengan membuat siswa merasa tertarik dan tidak jenuh
untuk melakukan proses belajar. Salah satu contohnya bisa dilakukan
dengan guru pembimbing dan pendidik untuk mengajar dengan metode
yang bervariasi, menarik, mengambil contoh kehidupan sehari-hari
sesuai perkembangan belajar siswa. Adanya hal ini, siswa merasa
selalu ingin tahu variasi belajar yang akan diberikan selanjutnya.
Motivasi intrinsik seperti adanya rasa senang, kemauan, kecerdasan,
dan kemandirian.
Djamarah (2010: 194) berpendapat bahwa motivasi itu intrinsik
bila tujuan dapat melekat dengan situasi belajar, kebutuhan, serta
tujuan siswa untuk menguasai nilai-nilai yang terkandung dalam
pelajaran bukan karena keinginan untuk mendapat pujian, nilai yang
tinggi atau hadiah.
4. Faktor-faktor yang Memotivasi Belajar
Siswa yang melakukan kegiatan belajar mengalami suatu proses yang
menghasilkan perubahan dari belum mampu menjadi mampu.
Perubahan-perubahan yang terjadi tergantung pada bermacam-macam faktor.
Faktor-faktor yang memotivasi belajar seseorang, dikumpulkan informasi.
Informasi yang diperoleh mengemukakan ada 3 faktor yang memotivasi
a. Metode Mengajar Guru
Menurut Slameto (Huda, 2007: 63) metode mengajar adalah suatu
cara/jalan yang harus dilalui dalam mengajar. Metode mengajar yang
kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula.
Guru yang biasa mengajar dengan metode ceramah saja, menyebabkan
siswa bosan, mengantuk, pasif, dan hanya mencatat saja. Guru yang
progesif berani mencoba metode-metode baru, dapat meningkatkan
kegiatan belajar mengajar dan meningkatkan motivasi siswa untuk
belajar.
b. Minat
Menurut Hurlock (1989: 114) mengungkapkan bahwa minat
menjadi sumber motivasi. Minat adalah kecenderungan yang tetap
untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Siswa yang
berminat terhadap sebuah kegiatan selalu berusaha lebih keras untuk
belajar dibanding siswa yang kurang berminat atau bosan. Jika siswa
yang kurang berminat terhadap belajar, dapat diusahakan agar ia
mempunyai minat yang lebih besar dengan cara menjelaskan hal-hal
yang menarik dan berguna bagi kehidupan.
Menurut Slameto (Huda, 2007: 17) minat adalah kecenderungan
yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan.
Kegiatan yang diamati seseorang, diperhatikan terus-menerus yang
belajar, dapat diusahakan agar ia mempunyai minat yang lebih besar
dengan cara menjelaskan hal-hal yang menarik dan berguna bagi
kehidupan serta hal yang berhubungan dengan cita-cita serta kaitannya
dengan bahan pelajaran yang dipelajarinya.
c. Kemampuan Belajar
Darsono (Huda, 2006: 20) mengemukakan bahwa dalam belajar
dibutuhkan beberapa kemampuan. Kemampuan ini meliputi beberapa
aspek psikis yang terdapat pada diri siswa, misalnya pengamatan,
ingatan, daya pikir, dan fantasi.
Orang belajar dimulai dengan mengamati bahan yang dipelajari.
Pengamatan dilakukan dengan memfungsikan panca indra. Makin baik
pengamatan seseorang, makin jelas tanggapan yang terekam dalam
dirinya dan makin mudah memproduksi atau mengingat. Siswa yang
memiliki kemampuan belajar tinggi, biasanya lebih termotivasi dalam
belajar, karena siswa seperti itu lebih sering memperoleh sukses
sehingga kesuksesan ini memperkuat motivasinya dalam belajar.
5. Peran Bimbingan dalam Memotivasi
Masalah belajar siswa memiliki bentuk yang banyak ragam, salah
satunya adalah kurangnya motivasi dalam belajar. Kurang motivasi dalam
belajar yaitu keadaan siswa yang kurang bersemangat dalam belajar,
mereka seolah-olah jera dan malas untuk belajar (Prayitno & Amti, 2004).
bimbingan tetapi sebagian siswa belum memiliki motivasi dalam
mengikuti layanan bimbingan yang kuat. Siswa yang kurang memiliki
motivasi yang kuat dapat tercermin dalam tingkah laku yang kurang
bersemangat, beraktivitas di luar bimbingan (misal berbicara dengan
teman, tidak mengerjakan tugas, dan lainnya) saat di kelas, kurang
mendengarkan pembimbing saat proses bimbingan.
Berdasarkan pada pemahaman tentang bimbingan itu sendiri, bahwa
bimbingan yang berarti menunjukkan jalan, mengarahkan, menuntun.
Bimbingan adalah sebuah bentuk bantuan, maka peran bimbingan dalam
meningkatkan motivasi sangat memberikan bantuan kepada siswa dalam
hal mengatasi beraneka masalah siswa. Siswa harus diarahkan untuk
membantu merumuskan tujuan dalam mengikuti layanan bimbingan
sehingga diharapkan siswa mulai memiliki motivasi layanan bimbingan
klasikal yang semakin kuat. Upaya membantu siswa untuk meningkatkan
motivasi layanan bimbingan dibutuhkan sebuah perencanaan yang
mengarah pada proses bimbingan bagi siswa. Proses bimbingan di sekolah
dan terlaksananya layanan bimbingan yang diharapkan dapat
meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti layanan bimbingan sesuai
C. Media Pembelajaran
1. Pengertian Media Pembelajaran
Secara umum media merupakan kata jamak dari “medium” yang
berarti perantara atau pengantar. Kata media berlaku untuk berbagai
kegiatan atau usaha, seperti media dalam penyampaian pesan, media
pengantar magnet atau panas dalam bidang teknik. Istilah media
digunakan juga dalam bidang pengajaran atau pendidikan sehingga
istilahnya menjadi media pendidikan atau media pembelajaran.
Menurut Rossi dan Bridle (dalam Sanjaya, 2006: 163) konsep atau
definisi media pendidikan atau media pembelajaran. Media pembelajaran
adalah seluruh alat dan bahan yang dapat digunkan untuk mencapai
tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran, majalah, dan
sebagainya. Radio dan televisi kalau digunakan dan diprogram untuk
pendidikan maka merupakan media pembelajaran.
Selain pengertian di atas, Arsyad (2007: 6) berpendapat bahwa media
pengajaran meliputi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak
(software). Hardware yaitu sesuatu benda yang dapat dilihat, didegar,
atau diraba dengan pencaindra. Software yaitu kandungan pesan yang
terdapat dalam perangkat keras yang merupakan isi yang ingin
2. Fungsi dan Manfaat Penggunaan Media Pembelajaran
Media pembelajaran merupakan media yang sebaiknya digunakan
oleh pembimbing dalam proses bimbingan. Media merupakan salah satu
metode untuk memperoleh kemudahan ketika proses pembelajaran
dirasakan menemui kerumitan dan kebosanan dalam pembelajaran.
Menurut Sanjaya (2006: 169), secara khusus media pembelajaran
memiliki fungsi dan peran untuk:
a. Menangkap suatu objek atau peristiwa-peristiwa tertentu
Peristiwa-peristiwa penting atau objek yang langka dapat diabadikan
dengan foto, film, atau direkam melalui video atau audio, kemudian
perstiwa itu dapat disimpan dan dapat digunakan manakala diperlukan.
b. Memanipulasi keadaan, peristiwa, atau objek tertentu
Melalui media pembelajaran, guru dapat menyajikan bahan pelajaran
yang bersifat abstrak menjadi konkret sehingga mudah dipahami dan
dapat menghilangkan verbalisme. Memanipulasi keadaan, media dapat
menampilkan suatu proses atau gerakan yang terlalu cepat yang sulit
diikuti seperti gerakan mobil, gerakan kapal terbang, gerakan-gerakan
pelari atau gerakan yang sedang berolah raga; atau sebaliknya dapat
mempercepat gerakan-gerakan yang lambat, seperti gerakan
pertumbuhan tanaman, perubahan warna suatu zat, dan lain
sebagainya.
c. Menambah gairah dan motivasi belajar siswa
Penggunaan media dapat menambah motivasi belajar siswa sehingga
perhatian siswa terhadap materi pembelajaran dapat lebih meningkat.
Sebagai contoh sebelum menjelaskan materi pelajaran tentang polusi,
untuk dapat menarik perhatian siswa terhadap topik tersebut, maka
guru memutar film terlebih dahulu tentang banjir atau tentang kotoran
limbah industri dan lain sebagainya.
3. Klasifikasi dan Macam-macam Media Pembelajaran
Sanjaya (2006: 172) mengatakan bahwa media pembelajaran dapat
diklasifikasikan menjadi beberapa klasifikasi tergantung dari sudut mana
melihatnya. Dilihat dari sifatnya, media dibagi ke dalam:
a. Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar atau media yang
hanya memiliki unsur suara, seperti radio dan rekaman suara.
b. Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak
mengandung unsur suara. Media ini adalah film slide, foto,
transparansi, lukisan, gambar, dan berbagai bentuk bahan yang dicetak
seperti media grafis dan lain sebagainya.
c. Media audiovisual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur
suara juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat, misalnya
rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara, dan lain sebagainya.
Kemampuan media ini dianggap lebih baik dan lebih menarik, sebab
4. Media Bimbingan dan Konseling
Media Bimbingan dan Konseling adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan bimbingan dan konseling yang dapat
merangsang pikiran/perasaan, perhatian, dan kemauan siswa/konseli
untuk memahami diri, mengarahkan diri, mengambil keputusan serta
memecahkan masalah yang dihadapi. Media Bimbingan dan Konseling
selalu terdiri atas dua unsur penting, yaitu unsur peralatan atau perangkat
keras (hardware) dan unsur pesan yang dibawanya message (software).
Media Bimbingan dan Konseling memerlukan peralatan untuk
menyajikan pesan, namun yang terpenting bukanlah peralatan itu, tetapi
pesan atau informasi bimbingan dan konseling yang dibawakan oleh
media.
Perangkat lunak (software) adalah informasi atau bahan Bimbingan
dan Konseling itu sendiri yang akan disampaikan kepada siswa atau
konseli, sedangkan perangkat keras (hardware) adalah sarana atau
peralatan yang digunakan untuk menyajikan pesan/bahan Bimbingan
Konseling tersebut (Nursalim, 2013: 6)
D. Media Audio Visual
1. Pengertian Media Audio Visual
Audio Visual adalah media yang menunjukkan unsur auditif
(pendengaran) maupun visual (pengelihatan), meliputi media yang dapat
dilihat maupun didengar suaranya (Anitah, 2010: 54)
Media audio visual merupakan kombinasi antara media audio dan
visual. Media audio visual adalah media yang penyampaian pesannya
dapat diterima oleh indera pendengaran dan indera penglihatan, akan
tetapi gambar yang dihasilkan adalah gambar diam atau sedikit memiliki
unsur gerak. Penggunaan media ini, maka layanan bimbingan klasikal
akan semakin lengkap dan optimal.
Media audio visual harus sesuai dengan minat, kebutuhan, dan
kondisi siswa. Siswa yang memiliki kemampuan mendengar yang kurang
baik, akan sulit memahami pelajaran pelajaran manakala digunakan media
yang bersifat auditif. Demikian juga sebaliknya, siswa yang memiliki
kemampuan pengelihatan yang kurang, akan sulit menangkap bahan
pembelajaran yang disajikan melalui media visual (Sanjaya, 2006: 174).
2. Macam-macam Media Audio Visual
Media ini dibagi dalam:
a. Audio visual murni yaitu baik unsur suara maupun unsur gambar
b. Audio visual tidak murni yaitu unsur suara dan unsur gambarnya
berasal dari sumber yang berbeda. Misalnya film bingkai suara yang
unsur gambarnya berasal dari slide proyektor dan unsur suaranya
berasal dari tape recoder. Dilihat dari daya liputnya, media terbagi
menjadi:
1) Media dengan daya liput luas dan serentak. Penggunaan media ini
tidak terbatas oleh tempat dan ruang serta dapat menjangkau
jumlah anak didik yang banyak dalam waktu yang sama seperti
radio dan televisi serta internet.
2) Media dengan daya liput terbatas oleh ruang dan tempat,
penggunaannya membutuhkan ruang dan tempat khusus seperti
film, sound slide, dan film rangkai yang harus menggunakan
tempat tertutup dan gelap.
3) Media untuk pembelajaran individual. Media ini penggunaannya
hanya untuk seorang diri termasuk modul program dan pengajaran
melalui komputer.
3. Bentuk-bentuk Media Audio Visual
Berbicara mengenai bentuk media, disini media memiliki bentuk
yang bervariasi sebagaimana dikemukakan oleh tokoh pendidikan, baik
dari segi penggunaan, sifat bendanya, pengalaman belajar siswa, dan daya
pembahasan ini akan dipaparkan sebagian dari bentuk media audio visual
yang dapat diklasifikasikan menjadi delapan kelas yaitu:
a. Media audio visual gerak contoh, televisi, video tape, film dan media
audio pada umumnya seperti kaset program, piringan, dan
sebagainya.
b. Media audio visual diam contoh, filmastip bersuara, slide bersuara,
komik dengan suara.
c. Media audio semi gerak contoh, telewriter, mouse, dan media board.
d. Media visual gerak contoh, film bisu
e. Media visual diam contoh microfon, gambar, dan grafis, peta globe,
bagan, dan sebagainya
f. Media seni gerak
g. Media audio contoh, radio, telepon, tape, disk dan sebagainya
Hal tersebut di atas adalah merupakan gambaran media sebagai
sumber belajar, memberikan suatu alternatif dalam memilih dan
menggunakan media bimbingan sesuai dengan karakteristik siswa. Media
sebagai alat bantu bimbingan, tetapi harus disesuaikan dengan rumusan
tujuan instruksional dan tentu saja dengan pembimbing itu sendiri.
4. Peran dan Keunggulan Media Audio Visual dalam Layanan
Bimbingan Klasikal
Belajar tidak selamanya hanya bersentuhan dengan hal-hal yang
belajar seringkali bersentuhan dengan hal-hal yang bersifat kompleks,
maya dan di balik realitas. Media memiliki andil untuk menjelaskan
hal-hal yang abstrak dan menunjukan hal-hal-hal-hal yang tersembunyi. Ketidak
jelasan atau kerumitan bahan ajar dapat dibantu dengan menghadirkan
media sebagai perantara. Bahkan dalam hal-hal tertentu media dapat
mewakili kekurangan guru dalam mengkomunikasikan materi pelajaran
(Sutikno, 2009: 65).
Menurut Sutikno (2009: 102 - 103) Bahwa ada beberapa fungsi
penggunaan media dalam proses belajar mengajar, di antaranya: menarik
perhatian siswa, membantu untuk mempercepat pemahaman dalam proses
pembelajaran memperjelas penyajian pesan agar tidak bersifat verbalitas
(dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan), mengatasi keterbatasan ruang,
pembelajaran lebih komunikatif dan produktif, waktu pembelajaran bisa
dikondisikan, menghilangkan kebosanan siswa dalam belajar,
meningkatkan motivasi siswa yang mempelajari sesuatu/menimbulkan
gairah belajar, melayani gaya belajar siswa yang beraneka ragam, dan
meningkatkan kadar keaktifan/keterlibatan siswa dalam kegiatan
pembelajaran. Dale (dalam Arsyad, 2007: 43) memperkirakan bahwa
pemerolehan hasil belajar melalui indra pandang berkisar 75%, melalui
indra dengar 13%, dan melalui indra lainnya sekitar 12%. Diambil dari
data-data tersebut, dapat disimpulkan bahwa proses bimbingan klasikal
hanya melalui ceramah biasa. Hal ini dilihat dari penjumlahan antara
“melalui pendengaran 75% ” + “ melalui penglihatan 13 % = 88%. Dapat
disimpulkan bahwa media audiovisual mempunyai banyak manfaat
termasuk dalam meningkatkan motivasi siswa.
E. Hipotesis Tindakan
Hipotesistindakandapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Motivasi siswa kelas X A TKJ di SMK Negeri 2 Depok dalam
mengikuti layanan bimbingan klasikal dapat ditingkatkan melalui
penggunaan media audio visual.
2. Peningkatan skor motivasi setiap antar siklus dalam mengikuti layanan
bimbingan klasikal menggunakan media audio visual siswa kelas X A
30
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini menguraikan jenis penelitian, subjek penelitian, instrumen penelitian,
rencana tindakan penelitian, validitas dan reliabilitas, prosedur pengumpulan data,
dan teknik analisis data.
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling
(PTBK). Penelitian tindakan Bimbingan dan Konseling merupakan bentuk
suatu kajian yang bersifat reflektif dengan tujuan untuk memperbaiki kondisi
praktik pembelajaran yang telah dilakukan. Penelitian ini dapat dilaksanakan
jika pembimbing sejak awal memang menyadari adanya persoalan yang
terkait dengan proses layanan bimbingan klasikal yang dihadapi di kelas.
sebagai upaya peningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti layanan
bimbingan klasikal kelas X A TKJ di SMK Negeri 2 Depok. Pada saat
memberikan bimbingan tindakan perbaikan, peneliti hanya meneliti satu kelas
dengan instrumen yang sama.
B. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X A TKJ SMK Negeri 2 Depok.
Kelas X A TKJ terdapat 32 siswa terdiri dari 14 siswa putri dan 18 siswa
putra. Objek dalam penelitian ini adalah motivasi siswa dalam mengikuti
layanan bimbingan klasikal dengan menggunakan media audio visual.
C. Tempat dan Waktu Penelitian
a. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas X A TKJ SMK Negeri 2 Depok yang
beralamatkan Mrican, Caturtunggal Depok Sleman, Yogyakarta.
b. Waktu Penelitian
Semester II tahun ajaran 2012/2013 dimulai bulan Januari 2013 sampai
dengan bulan Februari 2013.
D. Jadwal Kegiatan Penelitian
Tabel 3. 1
Jadwal Kegiatan Penelitian
No Kegiatan
Bulan
Desember Januari Februari Maret
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Penyusunan
Proposal
√ √ √
2. Persiapan Penelitian
√ √
3. Pelaksanaan Penelitian
√ √ √ √ √
4. Penyusunan Laporan
√ √ √ √ √
E. Prosedur Penelitian
Prosedur kerja dalam penelitian tindakan ini meliputi tahap perencanaan,
pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian ini, akan
dilaksanakan tiga siklus. Sebelum masuk ke siklus I, melakukan observasi
terlebih dahulu untuk mengetahui situasi kelas dan motivasi siswa mengikuti
bimbingan klasikal.
Setelah melakukan observasi dan telah menentukan kelas yang akan
dilakukan penelitian, selanjutnya secara rinci prosedur penelitian tindakan BK
tersebut dijabarkan sebagai berikut.
Siklus I
1. Perencanaan (Planing)
a. Menyiapkan Satuan Pelayanan Bimbingan (SPB) yaitu problem
sloving, motivasi dan berfikir kritis.
b. Mempersiapkan lembar observasi kegiatan bimbingan, lembar catatan
lapangan yang akan digunakan untuk mengetahui dan sebagai catatan
aktivitas siswa selama proses bimbingan berlangsung.
c. Menyiapkan lembar evaluasi untuk evaluasi siklus I.
d. Menyusun dan mempersiapkan angket dan skala kiraan sifat untuk
mungukur peningkatan motivasi siswa dalam proses bimbingan ketika
menggunakan model audio visual (film pipa dan ember, ketrampilan
manusia, kisah hidup, dan jangan pernah putus asa) diaplikasikan.
2. Pelaksanaan tindakan (Action)
Setelah dilakukan perencanaan secara memadai, selanjutnya
dilaksanakan tindakan dengan penerapan media audio visual pada layanan
bimbingan klasikal. Pada tahap tindakan ini peneliti melaksanakan
layanan bimbingan yang telah direncanakan yaitu bimbingan klasikal
menggunakan media audio visual. Tindakan yang dilakukan sifatnya
fleksibel dan terbuka terhadap perubahan-perubahan sesuai dengan apa
yang terjadi di lapangan.
3. Observasi (observation) atau pengamatan
Observasi dilakukan ketika peneliti melaksanakan tindakan. Peneliti
juga sebagai observer melakukan pengamatan terhadap tindakan yang
bimbingan. Observasi dilakukan oleh observer sesuai dengan pedoman
observasi yang telah dibuat.
4. Refleksi (reflection)
Pada tahap ini peneliti mengumpulkan dan menganalisis data yang
diperoleh selama observasi, yaitu data yang diperoleh dari lembar
observasi. Kemudian peneliti mendiskusikan dengan guru dari hasil
pengamatan yang dilakukan, baik kekurangan maupun ketercapaian
bimbingan dari siklus pertama sebagai pertimbangan perencanaan
bimbingan pada siklus selanjutnya.
Siklus II
Kegiatan yang dilaksanakan pada siklus kedua dimaksudkan sebagai
perbaikan dari siklus pertama. Tahapan pada siklus kedua identik dengan
siklus pertama yaitu diawali dengan perencanaan (planning), dilanjutkan
dengan pelaksanaan tindakan (action), observasi (observation), dan refleksi
(reflection). Jika hasil evaluasi pada akhir siklus kedua tidak terjadi
peningkatan dilaksanakan siklus ketiga yang tahap-tahapnya seperti pada
tahap siklus pertama dan kedua. Siklus ketiga, keempat, dan seterusnya tidak
diperlukan jika sudah ada peningkatan motivasi siswa sebagai tolak ukur
F. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen penelitian berupa.
1. Lembar observasi kegiatan bimbingan
Lembar observasi berupa catatan penting yang digunakan untuk
mengobservasi hal-hal yang terjadi dalam kegiatan bimbingan, seperti
keterlaksanaan SPB dan keterlaksanaan rencana tindakan. Lembar
observasi ini juga digunakan untuk mengobservasi aktivitas siswa dalam
mengikuti kegiatan bimbingan, kemampuan siswa dalam menyimpulkan
materi, dan antusias siswa dalam mengikuti bimbingan. Hasil observasi
ini juga digunakan sebagai tolak ukur tindakan berikutnya. Tabel dibawah
Tabel 3. 2
Kisi-kisi Panduan Observasi Siswa
NO Situasi Yang Diamati Kualifikasi Baik Cukup Kurang A Respon Siswa
1. Siswa mendengarkan materi yang disampaikan.
2. Partisipasi siswa dalam mengikuti bimbingan.
3. Siswa ulet dalam mengerjakan tugas yang diberikan.
4. Siswa senang saat mengikuti bimbingan.
5. Siswa menyimpulkan materi yang disampaikan
B Situasi Pelaksanaan Media Audio Visual
1. Keaktifan siswa saat mengikuti bimbingan.
2. Siswa antusias dalam mengikuti bimbingan dengan media audio visual.
3. Siswa tidak sibuk dengan hal yang lain.
4. Siswa memperhatikan saat bimbingan.
5. Siswa bertanya mengenai materi bimbingan.
Keterangan :
2. Lembar skala pengukuran motivasi
Skala penilaian digunakan untuk mengukur motivasi siswa ketika
model bimbingan menggunakan media audio visual diterapkan di dalam
kelas. Skala motivasi siswa terdiri dari 20 butir. Masing-masing
pernyataan terdapat 3 kriteria jawaban dan pedoman penskoran butir, yaitu
Setuju (S) = 3, Kurang Setuju (KS) = 2, dan Tidak Setuju (TS) = 1. Siswa
mengisi skala dengan memberikan tanda √ (check list) sesuai kondisi yang
dialami siswa terhadap setiap pernyataan.
Kisi-kisi yang digunakan sebagai pedoman untuk menyusun
pernyataan dalam skala motivasi siswa, aspek yang diamati adalah sebagai
Tabel 3. 3
Kisi-kisi Skala Motivasi Siswa dalam Layanan Bimbingan Klasikal
No Aspek Indikator No item Jumlah
Positif Negatif
1. 2. Intrinsik a. Perasaan senang b. Kemauan c. Kecerdas-an d. Kemandi-rian Extrinsik Dorongan
1. Senang terhadap layanan bimbingan. 2. Senang terhadap guru
BK
3. Senang mengikuti layanan bimbingan. 1. Kemauan siswa dalam
memahami materi Bimbingan. 2. Kemauan siswa
mengerjakan tugas. 3. Kemauan siswa
memperoleh nilai-nilai layanan
1. Siswa memahami materi yang disampaikan
2. Siswa bertanya saat bimbingan
1. Kesadaran siswa untuk serius
1. Dorongan untuk memperhatikan. 2. Dorongan untuk
memaknai. 1,2,3 4 10,11 6,9 7 13 15 17 20 18 5 8 14 16 12 19 3 1 2 3 2 2 2 1 1 2 1
3. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara disusun untuk menelusuri lebih lanjut tentang
hal-hal yang tidak dapat diketahui melalui observasi dan pengisian skala.
Selain itu pedoman wawancara juga mempermudah peneliti untuk
melakukan tanya jawab tentang bagaimana respon siswa terhadap
[image:58.595.99.504.218.648.2]bimbingan dengan menggunakan media audio visual.
Tabel 3. 4
Pedoman Wawancara Guru dan Siswa
Guru
1. Bagaimana sikap Anda terhadap bimbingan hari ini? 2. Apakah Anda merasa senang dengan bimbingan hari ini? 3. Bagaimana tanggapan Anda mengenai bimbingan
menggunakan media audio visual?
4. Manfaat apa saja yang Anda dapat jika bimbingan menggunakan media audio visual?
5. Apakah penting bimbingan menggunakan media audio visual?Jelaskan!
Siswa
1. Menurut guru BK, bimbingan menggunakan media audio visual bagus atau tidak?Jelaskan!
2. Bagaimana kondisi kelas, saat peneliti memberikan bimbingan menggunakan media audio visual? 3. Menurut guru BK, siswa yang mengikuti bimbingan
menggunakan media audio visual ada peningkatan(rasa senang, tertarik, dan hilang rasa bosan)
4. Apa saja yang harus diperbaiki untuk peneliti melakukan tindakan berikutnya saat bimbingan?
4. Catatan Lapangan
Catatan lapangan merupakan sumber informasi yang sangat penting.
Pembuatan catatan lapangan bersama mitra kolaboratif (observer)
dilakukan berdasarkan hasil observasi berbagai aspek bimbingan di kelas,
suasana kelas, pengelolaan kelas, dan interaksi siswa di kelas.
5. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu teknik untuk memperoleh gambaran
visualisasi mengenai aktivitas siswa selama proses bimbingan
berlangsung. Dokumentasi berupa hasil kerja siswa selama kegiatan
berlangsung serta foto-foto kegiatan yang dilakukan selama bimbingan
dengan menggunakan media kamera. Dokumentasi dilakukan untuk
melihat catatan-catatan yang dilakukan dalam penelitian.
G. Validasi dan Reliabilitas
Uji coba instrumen dilakukan untuk menguji keandalan instrumen dan
untuk menguji ketepatan dari segi teknik. Instrumen yang baik harus
memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel (Arikunto, 2005:
64-113). Baik tidaknya alat ukur yang digunakan harus dianalisis setelah uji
coba instrumen, untuk mengetahui validitas dan reliabilitas data.
1. Validitas butir atau item
Menurut Sugiyono, valid berarti dapat digunakan untuk mengukur
pengertian bahwa sebuah item dikatakan valid apabila mempunyai
dukungan yang besar terhadap skor total. Dengan kata lain sebuah item
memiliki validitas yang tinggi sehingga jika skor pada item mempunyai
kesejajaran dengan skor total (Arikunto, 2005: 72)
Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran digunakan
rumus korelasi product moment sebagai berikut.
r
xy= N∑
xy
-
∑
x
∑
y
√(
N∑X2 – (∑x)2)(N∑y2 – (∑y)2)
Keterangan :
rxy = koefisien validitas butir
x = skor masing-masing butir
y = skor total semua siswa
N = jumlah siswa
Setelah memperoleh harga dengan rumus korelasi product moment di
atas kemudian dikonsultasikan dengan tabel harga kritik rxy product
moment dengan menentukan taraf signifikannya lebih dahulu, jika rxy ≥
rtabel, maka item tersebut dikatakan valid sebaliknya jika rxy < rtabel, maka
item tersebut dikatakan tidak valid.
2. Reliabilitas
Reliabilitas berarti alat ukur menunjuk pada ketepatan dan
penelitian. Suatu intrumen dikatakan reliabel jika instrumen tersebut
mempunyai ketepatan hasil walaupun digunakan berulang-ulang.
Maksudnya intrumen tersebut akan memberikan hasil yang sama.
Instrumen yang akan diuji dalam penelitian ini berupa angket yang
skornya dari 1 sampai 3, maka untuk menghitung reliabilitas
menggunakan rumus alpha, yaitu :
r
ii =[
n]
(1- )
(Arikunto, 2005 :109)di mana :
r ii = koefisien reliabilitas
n = banyaknya item yang valid
= jumlah varians skor item
= jumlah varians skor total
H. Teknik Analisis Data
Data yang terkumpul berupa hasil observasi, hasil wawancara, skala,
catatan lapangan, dan dokumentasi bimbingan. Data yang diperoleh dianalisi
secara deskriptif untuk mengetahui pelaksanaan dan hambatan-hambatan yang
terjadi selama bimbingan klasikal. Analisis data dalam PTBK dilakukan
secara langsung sejak data pra tindakan diperoleh dari hasil observasi. Hal ini
bermanfaat untuk mempertimbangkan rencana perbaikan bimbingan pada
∑ѳ1 2
∑ѳ1 2
∑ѳ1 2
n-1
siklus berikutnya. Adapun secara lebih rinci analisis datanya adalah sebagai
berikut:
a. Analisis Data Skala Motivasi
Analisis data dilakukan untuk mengetahui peningkatan motivasi
siswa kelas X A TKJ SMK Negeri 2 Depok tahun ajaran 2012-2013.
Teknik analisi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
pengkategorisasian jenjang ordinal. Norma pengkategorisasian
menggunakan kriteria Azwar (2011: 108). Terdapat lima kategorisasi
yang digunakan dalam mengukur capaian motivasi dalam penelitian ini
yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah.
[image:62.595.101.520.238.625.2]Kategorisasi dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3. 5
Kriteria Hasil Presentase Skor Motivasi Siswa dalam Mengikuti Layanan Bimbingan Klasikal
Rumus Kategori
X< -1,5σ Sangat Rendah
-1,5σ < X < - 0,5σ Rendah
- 0,5σ < X < + 0,5σ Sedang
+ 0,5σ < X< +1,5σ Tinggi
+1,5σ < X Sangat Tinggi
Keterangan :
X maximum teoritik : Rata-rata skor total tertinggi
σ : Standar deviasi yaitu luas jarak
rentang skor yang dibagi dalam 6 satuan
M : Mean teoritik yaitu rata-rata teoritis
dari skor maximum dan minimum
b. Analisis Data Observasi dan Catatan Lapangan
Data hasil observasi dianalisis dengan mendeskripsikan aktivitas
siswa dalam kegiatan layanan bimbingan klasikal yaitu menggunakan
lembar observasi motivasi siswa. Penilaian dapat dilihat dari skor pada
lembar observasi yang digunakan. Persentase perolehan skor lembar
observasi dikualifikasi untuk menentukan seberapa besar motivasi siswa
dalam mengikuti layanan bimbingan klasikal. Setiap siklus persentase
diperoleh dari rata-rata persentase motivasi siswa pada tiap pertemuan
bimbingan. Berdasarkan pedoman penskoran yang telah dibuat, maka
dalam menghitung persentase skor hasil observasi digunakan cara sebagai
berikut:
q = r
x100% t
q = persentase skor hasil observasi motivasi siswa
r = jumlah keseluruhan skor yang dipeoleh
t = skor maksimal
Selanjutnya persentase skor hasil observasi motivasi siswa dianalisis
Tabel 3. 6
Kriteria Kategori Hasil Presentase Skor Observasi Terhadap Motivasi Siswa dalam Mengikuti Layanan Bimbingan
(Riduwan, 2007: 15)
q = persentase skor hasil motivasi observasi siswa
Selain pedoman observasi, digunakan juga catatan lapangan untuk
melengkapi catatan hasil observasi dalam mendiskripsikan hasil
pengamatan tentang aktivitas siswa dalam kegiatan layanan bimbingan.
c. Analisis data dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk memperkuat data yang diperoleh dari
hasil observasi, angket, wawancara dan tes. Dokumentasi dilakukan untuk
melihat catatan-catatan atau arsip-arsip yang dilakukan dalam penelitian.
Data hasil dokumentasi dianalisis dengan mendiskripsikan sesuai gambar
yang diambil.
d. Analisis data hasil wawancara
Data hasil wawancara dianalisis dengan mendiskripsikan atau
merangkum hasil wawancara dengan berpedoman pada pedoman
wawancara yang digunakan.
Persentase Yang Diperoleh Keterangan
85% ≤ ≤ 100% Sangat Tinggi
70% ≤ < 85% Tinggi
55% ≤ < 70% Sedang
40% ≤ < 55% Rendah
I. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan pencapaian peningkatan motivasi siswa dalam
mengikuti layanan bimbingan klasikal siswa kelas X A TKJ SMK Negeri 2
Depok dalam penelitian ini ditetapkan sebagai berikut :
1. Adanya peningkatan motivasi siswa dalam mengikuti bimbingan klasikal
setelah diterapkan media audio visual yang ditunjukkan dengan kenaikan
[image:65.595.96.524.230.610.2]persentase motivasi siswa dari siklus I ke siklus II dan III.
Tabel 3. 7
Rentang Skor Penilaian Setiap Siklus
Terhadap Motivasi Siswa dalam Mengikuti Layanan Bimbingan
Rentang Skor Keterangan
20-31 Sangat Rendah
31-37 Rendah
37-43 Sedang
43-49 Tinggi
49-60 Sangat Tinggi
2. Rata-rata kelas berdasarkan observasi siswa ditunjukkan dengan kenaikan
47
Bab ini memaparkan tentang deskripsi pelaksanaan tindakan, deskripsi hasil
tindakan, dan pembahasan.
A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian tindakan bimbinga