Fakultas Ilmu Komputer
Universitas Brawijaya
232
Pengembangan Sistem Informasi Akreditasi Borang Standar 3, Standar 4, dan Standar 7 berbasis Web
(Studi Kasus: Program Studi Sistem Informasi Fakultas Ilmu Komputer)
Muhammad Zulkifli
1, Faizatul Amalia
2, Djoko Pramono
3Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya Email:
1kifliar@gmial.com,
2faiz_amalia@ub.ac.id,
3djoko.jalin@ub.ac.id
Abstrak
Pengelolaan data akreditasi memerlukan waktu cukup lama untuk mempersiapkan proses penilaian.
Sejak tahun 2008, borang BAN-PT terdiri atas 7 standar. Pergantian hasil akreditasi harus diperbarui tiap enam bulan sebelum batas waktunya. Program studi yang akan melakukan akreditasi harus menyiapkan data-data sejak dini sesuai dengan syarat yang berlaku. Tabel borang yang cukup banyak membuat tim penyusun mengalami kesulitan ketika menyusun dokumen pendukung. Aplikasi berbasis sistem informasi akan dikembangkan untuk memberikan fasilitas serta membantu proses penilaian tingkat akreditasi sebuah program studi demi mendapatkan kelayakan dari program studinya. Oleh sebab itu, akan diselesaikan permasalahan tersebut dengan mengembangkan website sistem informasi akreditasi. Sistem informasi akan sangat digunakan agar data akreditasi menjadi lebih terstruktur dan menangani proses pengumpulan data. Pendekatan dilakukan menggunakan object oriented dan menggunakan metode waterfall. Pengujian kebutuhan fungsional akan menggunakan white box testing dan black box testing, pengujian kebutuhan non fungsional menerapkan pengujian compatibility dengan SortSite. Pengujian white box menghasilkan tiga unit kode program yang valid, pengujian black box menghasilkan 100% berhasil pada pengujian validasi. Pengujian non fungsional juga menghasilkan sistem yang dikembangkan mampu dijalankan pada enam browser yang diuji.
Kata kunci: akreditasi, program studi, sistem informasi, web, waterfall Abstract
Accreditation data management requires a long time to prepare the assessment process. Since 2008, the BAN-PT forms consist of 7 standards. Substitution of accreditation results must be updated every six months before the deadline. Study programs that will carry out accreditation must prepare data early in accordance with applicable requirements. The table form is quite a lot making the drafting team experienced difficulties when preparing supporting documents. Information based system applications will be developed to provide facilities and assist the process of assessing the accreditation level of a study program in order to obtain eligibility from the study program. Therefore, it will be solved by developed an accreditation information system website. The information system will be highly used so that accreditation data becomes more structured and handles the data collection process. This research will be developed with a web platform. The approach taken uses object oriented design of MVC (Model- View-Controller) using the waterfall method. Functional requirements testing will use white box testing and black box testing, while non-functional requirements testing uses compatibility testing using SortSite. White box test results produce three valid unit tests, and black box testing results in 100%
success in validation testing. Non-functional testing also resulted in a system developed that was able to run on various browsers such as Firefox, Google Chrome, Microsoft Edge, and Opera.
Keywords: accreditation, study program, information system, website, waterfall
1. PENDAHULUAN
Kegunaan internet sangat diperlukan untuk menemukan berbagai informasi dengan cukup
mudah dan cepat. Internet juga dapat menambah
wawasan tiap individu dalam mempermudah
meningkatkan pengetahuan, baik itu di bidang
sains, sosial, politik, maupun yang lain. Proses
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
penilaian areditasi memerlukan waktu yang lama, serta memiliki persiapan untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Pesatnya perkembangan teknologi terus memacu munculnya aplikasi pada bidang informasi.
Aplikasi semacam ini akan dikembangkan untuk membuka fasilitas serta membantu proses penilaian akreditasi sebuah program studi yang berasas dari mutu dan tenaga kepengajaran yang baik demi mendapatkan kelayakan dari program studinya.
Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) telah menetapkan sebuah standar dinilai dari hasil evaluasi tahap penilaian untuk menentukan mutu sebuah program studi.
Semua data program studi yang digunakan sebagai dokumen harus disesuaikan dengan borang akreditasi 3A. Borang merupakan sebuah formulir oleh BAN-PT yang digunakan tim penyusun untuk dijadikan dasar penyusunan dokumen akreditasi program studi.
Sejak tahun 2008, borang BAN-PT terdiri dari 7 standar. Periode akreditasi akan diperbarui setiap enam bulan sebelum batas waktunya.
Program studi yang akan melakukan akreditasi harus menyiapkan data-data sejak dini sesuai persyaratan yang ada pada borang. Tim penyusun seringkali mengalami kesulitan ketika harus mencari dokumen pendukung karena banyaknya isian tabel borang yang harus dipenuhi.
Dari hasil wawancara ditemukan beberapa permasalahan seperti persiapan tim penyusun menyiapkan data-data pendukung kurang terstruktur seperti data-data penelitian dan kegiatan lain dari dosen program studi Sistem Informasi, serta sulit menemukan informasi mengenai data kelulusan mahasiswa Sistem Informasi.
Pada jurnal internasional yang telah melakukan penelitian serupa dengan judul
“Developing an Accreditation System to Recognize Competence in Mathematics Education Students in Germany” (Platz and Herselman, 2018). Penelitian ini menggunakan sistem akreditasi untuk membantu proses pelaksanaan seminar pendidikan Program Studi Matematika pada Universitas Siegen, Jerman.
Jurnal ini mengatakan penggunaan sistem informasi akreditasi mampu menambah kompetensi dalam menggunakan TIK di bidang pendidikan, serta untuk menunjukkan tingkat kreativitas ke penyedia pekerjaan di masa depan.
Oleh karena itu, untuk menyelesaikan permasalahan ini akan dikembangkan sebuah
website sistem informasi akreditasi. Sistem informasi ini akan berguna untuk membantu proses akreditasi menjadi lebih terstruktur dan mampu menangani proses pengumpulan data untuk persiapan akreditasi.
2. LANDASAN KEPUSTAKAAN 2.1 Kajian Pustaka
Beberapa penelitian yang dilakukan berkaitan dengan topik sebelumnya. Penelitian dengan judul “Sistem Informasi Kegiatan Akademik Untuk Akreditasi Program Studi Berbasis Web Studi Kasus Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan - IPB”
(Nurmiati and Munandar, 2016). Metode Waterfall digunakan untuk pengembangan sistem yang dibuat, serta pemodelan terstruktur untuk memberi definisi kebutuhan yang ada di dalam program.
Penelitian selanjutnya oleh Saputro (2012), disebutkan bahwa dashboard tersebut digunakan untuk membantu stakeholder dalam memberikan keputusan program studi sebelum proses akreditasi. Oleh karena itu, sistem yang dikembangkan akan menerapkan fitur dashboard untuk proses pengelolaan data borang akreditasi, dan terpusat pada pengelolaan data borang yang berkaitan dengan data mahasiswa dan data dosen.
2.2 Akreditasi Standar BAN-PT
Akreditasi adalah salah satu penilaian dari sisi kelayakan institusi dan mutu program studi yang dilakukan sebuah instansi dari luar perguruan tinggi tersebut. Akreditasi dilakukan bersama seorang pakar dan tim penilai (asesor) dengan jabatan yang sama dan harus memahami dasar-dasar pengelolaan dari program studi untuk menjadi sebuah tim atau kelompok asesor (BAN-PT, 2011).
2.3 Waterfall Model
Alur pada waterfall model adalah searah, artinya alur menyelesaikan sistem dengan mendapatkan kebutuhan dalam satu kali proses.
Model ini digunakan ketika semua kebutuhan telah diketahui seluruhnya (Pressman, 2010).
2.4 Pemodelan Berorientasi Objek
UML mengijinkan pengelola sistem
menciptakan rancangan yang menampilkan visi
sesuai dengan standar, dapat dipahami, selain itu
UML memiliki mekanisme yang menyebar dengan baik sehingga visi yang mereka buat sampai ke tangan stakeholder (Schmuller, 2004).
2.5 White Box Testing
Sebuah metode yang digunakan untuk memperlihatkan cara kerja sebuah perangkat secara detail sesuai dengan spesifikasinya. Basis path testing digunakan pada metode pengujian unit, serta pengujian integrasi (Pressman, 2010).
2.6 Black Box Testing
Sebuah metode yang digunakan untuk menujukkan fungsi dari perangkat yang diuji telah sesuai dengan kebutuhannya. Metode pengujian validasi akan digunakan dengan menggunakan scenario based testing (Sommerville, 2011).
2.7 Compatibility Testing
Konfigurasi komputasi akan memberikan hasil yang berbeda baik dari sisi klien, resolusi kecepatan koneksi, serta tampilan. Oleh karena itu, dilakukan pengujian untuk mengetahui apakah sistem berjalan di sistem operasi, perangkat keras, maupun berbagai browser.
Aplikasi SortSite merupakan alat yang digunakan pada pengujian ini (Pressman, 2010).
3. METODOLOGI
Penelitian skripsi ini menggunakan metode yang terdiri dari beberapa tahap berdasarkan model waterfall yang digunakan, dimulai dari studi literatur hingga pengambilan kesimpulan dan saran.
1. Studi Literatur: sumber yang digunakan sebagai landasan teori dalam membantu pembuatan laporan dan akan digunakan untuk mengembangkan sistem.
2. Analisis Kebutuhan: pemodelan berorientasi objek use case diagram dan use case scenario digunakan sebagai metode analisis kebutuhan.
3. Perancangan: terdapat beberapa perancangan dalam mengembankan sistem, antara lain perancangan sequence diagram, class diagram, merancang susunan data, serta merancang algoritme.
4. Implementasi: proses menerapkan hasil perancangan sebagai acuan alur kerja.
5. Pengujian: pengujian akan memiliki dua tipe pengujian, yaitu pengujian dengan
menggunakan metode White Box, Black Box, dan pengujian compatibility.
6. Kesimpulan dan Saran: informasi yang diuatarakan di kesimpulan akan menjawab pertanyaan rumusan masalah. Penambahan saran sangat diperlukan untuk memperbaiki hasil temuan yang telah dilakukan serta berguna untuk penelitian berikutnya.
Gambar 1. Diagram Alir Metodologi Penelitian
4. ANALISIS KEBUTUHAN
Analisis dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kebutuhan yang diperlukan di dalam sistem. Selain proses ini juga akan menghasilkan pengguna yang menggunakan sistem tersebut.
Kebutuhan fungsional sistem terdiri dari 66 kebutuhan. Aktor yang dihasilkan yaitu admin, koordinator dosen, serta koordinator mahasiswa.
Tabel 1 di bawah adalah sebagian kebutuhan fungsional pada penelitian ini.
Tabel 1. Kebutuhan Fungsional
Kode Aktor Use Case Spesifikasi Kebutuhan
SIA-
F-04 Admin
Memasukkan Identitas Pengisi Borang
Sistem mampu menyediakan halaman form identitas yang akan mengisi borang akreditasi.
SIA- Koor. Melihat Data Sistem
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya F-14 Mahasiswa Evaluasi
Lulusan
mampu menampilkan daftar data evaluasi lulusan.
SIA- F-24
Koor.
Mahasiswa
Mengubah Data Karya Mahasiswa
Sistem mampu menyediakan form pengubahan data karya mahasiswa
SIA- F-49
Koor.
Dosen
Menghapus Data Peningkatan Kemampuan Dosen
Sistem mampu menghapus data peningkatan kemampuan dosen
SIA- F-60
Koor.
Dosen
Mengunduh Data Karya Ilmiah Dosen
Sistem mampu menjalankan proses mengunduh data karya ilmiah dosen.
Setelah kebutuhan definisi kebutuhan fungsional, akan dikembangkan pembuatan use case diagram, dan alurnya akan dijelaskan pada use case scenario. Gambar 2 menampilkan sebagian dari use case diagram.
Gambar 2. Use Case Diagram
5. PERANCANGAN
Perancangan dilakukan berdasarkan hasil analisis kebutuhan. Perancangan terbagi ke dalam beberapa tahapan, yaitu pemodelan arsitektur, perancangan data, algoritme, dan antarmuka.
Rangkaian proses yang dilakukan seorang aktor dalam memenuhi kebutuhan sistem dijelaskan pada Sequence diagram. Class diagram akan saling membentuk sebuah relasi satu sama lain dan dirancang untuk mendeskripsikan objek yang terbentuk. Gambar 3 pada halaman selanjutnya adalah perancangan umum dari class diagram. Perancangan algoritme memaparkan bagian terdalam dari sistem tiap rancangan perangkat lunak yang dibuat. Seluruh objek data lokal dan algoritme harus didefinisikan struktur datanya pada perancangan ini.
Perancangan data akan mendukung kinerja sistem dengan database. Perancangan menggunakan Entity Relationship Diagram (ERD). ERD menghasilkan 15 entity, yaitu Admin, Koordinator Dosen, Koordinator Mahasiswa, mhs_reguler, aktivitasmhs, evaluasi, mhs_lulusan, penelitian, pengabdian, karyailmiah, aktivitas_dt, akivitas_dtt, dosentetap, dan dosentdktetap. Perancangan ERD akan diuraikan pada gambar 4.
Perancangan antarmuka menampilkan perkiraan tampilan antarmuka sistem dan menjadi acuan pada proses implementasi.
6. IMPLEMENTASI
Imeplementasi database menggunakan
MySQL, dan framework CodeIgniter digunakan
pada proses implementasi algoritme sistem yang
dikembangkan. Berdasarkan perancangan yang
telah dibuat, dilakukan implementasi antarmuka
yang akan ditampilkan pada gambar 5 dan 6.
Gambar 3. Class Diagram
Gambar 4. ERD
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya Gambar 5. Antarmuka Memasukkan Data PkM
Dosen
Gambar 6. Antarmuka Memasukkan Data Evaluasi Lulusan
7. PENGUJIAN
Pengujian yang dilakukan terdiri dari pengujian unit, integrasi, validasi, serta pengujian compatibility. Tiap komponen yang ada akan dilakukan pengujian unit menggunakan teknik basis path dengan metode white box.
Tabel 2 adalah algoritme dari method tambahPengabdian_aksi.
Tabel 2. Algoritme Method tambahPengabdian_aksi Mulai method pengabdian
Inisialisasi form-validation dengan set rules data
IF-form-validation-==-false Mengalihkan ke halaman tambahPengabdian
ELSE
Memanggil method aktivitas_tambah Memanggil method tambah data Mengirimkan pesan melalui session flashdata berupa data berhasil disimpan Mengalihkan ke halaman Pengabdian
ENDIF Selesai
Selanjutnya flow graph dibuat berdasarkan algoritme. Gambar 7 merupakan flow graph fungsi tambahPengbadian_aksi.
Gambar 7. Flow Graph Method tambahPengabdian_aksi
Langkah berikutnya adalah menghitung cyclomatic complexity yang akan menjadi penentu jumlah independent path untuk pembuatan kasus uji.
• Cyclomatic Complexity
o V(G) = Jumlah-Region = 2
o V(G) = Edge-–-Node + 2-= 8-–-8 +-2 = 2
o V(G) = Predicate-Node + 1 =-1-+-1 =- 2
• Independent Path
o Jalur-1: 1 – 2 – 3 – 4 – 7 – 8 o Jalur-2: 1 – 2 – 3 – 5 – 6 – 7 – 8 Kasus uji yang didapatkan untuk fungsi tambahPengabdian_aksi dilihat hasilnya pada tabel 3.
Tabel 3. Pengujian Method tambahPengabdian_aksi Jalu
r
Prosedur_
Uji
Ekspekta si
Hasil Statu s 1 Menguji
method tambahPen gabdian_ak si pada class testDrive dengan nilai variabel form_valida tion bernilai false
Sistem mengirim pesan_‘da ta tidak tersimpan
’
Sistem_
mengiri m pesan-
‘data- tidak tersimpa n’
Valid
2 Menguji method Pengabdian pada class testDrive dengan nilai variabel form_valida tion bernilai true, id_user=6, sumber=2, tahun1=44, tahun2=33, dan tahun3=55
Sistem mengirim pesan
‘data berhasil disimpan’
Sistem mengiri m pesan
‘data berhasil disimpa n’
Valid
Pengujian integrasi dilakukan untuk
menguji ikatan relasi atau integrasi antar klas.
Klas controller dan model yang saling berhubungan akan diuji dengan teknik basis path. Pengujian integrasi pada tambahKaryaIlmiah_aksi di dalam klas C_KaryaIlmiahDosen memiliki hubungan integrasi antara fungsi aktivitas_tambah() dan tambah_data() dari klas m_KaryaIlmiah.
Pengujian ini menghasilkan semua kasus yang diuji telah valid.
Seluruh kebutuhan fungsional yang telah ditetapkan akan diuji pada pengujian validasi.
Pengujian ini akan menyesuaikan dengan main flow serta alternative flow yang dimiliki oleh use case scenario. Pengujian dilakukan pada 65 kebutuhan fungsional dan menghasilkan seluruh kasus yang diuji telah valid.
Tool SortSite digunakan dalam pengujian compatibility dengan cara memasukkan path url sistem yang telah dikembangkan pada masukan isian alamat web. Selanjutnya, sistem akan mengalihkan ke halaman folder struktur sistem, lalu menekan tombol check pada bagian toolbar untuk menjalankan pemeriksaan tiap halaman yang telah dibuat. Hasil pengujian tersebut ditampilkan pada gambar 8. Sistem yang dibuat dapat diakses dari berbagai website.
Gambar 8. Hasil Pengujian Compatibility
8. PENUTUP 8.1 Kesimpulan
Dari hasil pengembangan sistem yang dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Tahap analisis kebutuhan dihasilkan 66 kebutuhan fungsional serta 3 aktor berdasarkan proses wawancara dengan narasumber.
2. Perancangan arsitektur dihasilkan berdasarkan perancangan sistem yang dilakukan. Semua perancangan yang telah dibuat akan digunakan sebagai acuan pada tahap implementasi.
3. Implementasi sistem menerapkan tahap perancangan menggunakan pemodelan berorientasi objek. Implementasi algoritme menggunakan framework CodeIgniter.
Implementasi database menghasilkan physical data model, serta implementasi antramuka menghasilkan tampilan web.
4. Seluruh fungsional maupun non fungsional akan dilakukan pengujian. Pengujian unit dan integrasi pada kebutuhan fungsional menghasilkan sampel yang telah 100%
berhasil. Pengujian seluruh fungsional telah menghasilkan keluaran 100% valid.
Pengujian compatibility yang dilakukan telah berhasil berjalan pada 6 jenis browser yang berbeda.
8.2 Saran
Terdapat saran bagi pengembang sistem untuk penelitian berikutnya adalah:
1. Proses pengelolaan data akreditasi menerapkan seluruh standar borang 3A.
2. Sistem dapat mengembangkan fitur proses simulasi visitasi akreditasi.
3. Penambahan fitur perhitungan data otomatis untuk menghitung data evaluasi lulusan.
4. Pendefinisian aktor menjadi lebih spesifik untuk tiap standar borang.
9. DAFTAR PUSTAKA
BAN-PT, 2011. Buku II Standar dan Prosedur Akreditasi Program Studi Sarjana.
Jakarta, Indonesia.
Nurmiati, S. and Munandar, H., 2016. Akreditasi Program Studi Berbasis Web Studi Kasus Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan -IPB. Jurnal SISFO, [online]
5(5), pp.514–523. Available at:
<http://is.its.ac.id/pubs/oajis/index.php/h ome/detail/1614/SISTEM-INFORMASI- KEGIATAN-AKADEMIK-UNTUK- AKREDITASI-PROGRAM-STUDI- BERBASIS-WEB-STUDI-KASUS- PROGRAM-STUDI-MANAJEMEN- SUMBERDAYA-PERAIRAN-IPB>.
Platz, M. and Herselman, M., 2018. Developing an Accreditation System to Recognize Competence in Mathematics Education Students in Germany. 2018 IST-Africa Week Conference (IST-Africa), [online]
pp.1–9. Available at: <www.IST-
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya