• Tidak ada hasil yang ditemukan

EKSPERIMENTAL TRANSMISI GELOMBANG MELALUI BREAKWATER TIPE KUBUS BERONGGA THE EKSPERIMENTATIONOF WAVE TRANSMISSION TROUGH BREAKWATER TYPE OFHOLLOWCUBE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EKSPERIMENTAL TRANSMISI GELOMBANG MELALUI BREAKWATER TIPE KUBUS BERONGGA THE EKSPERIMENTATIONOF WAVE TRANSMISSION TROUGH BREAKWATER TYPE OFHOLLOWCUBE"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

EKSPERIMENTAL TRANSMISI GELOMBANG MELALUI

BREAKWATER TIPE KUBUS BERONGGA

THE EKSPERIMENTATIONOF WAVE TRANSMISSION

TROUGH BREAKWATER TYPE OFHOLLOWCUBE

Daniel, M. Arsyad Thaha, Mukhsan Putra Hatta

Jurusan Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin, Makassar

Alamat Korespondensi

Daniel

Fakultas Teknik Jurusan Sipil

Universitas Hasanuddin Makassar, 90245

Hp : 082399959044

(2)

Abstrak

Erosi yang terjadi pada breakwater olehgelombang dan arus adalah masalah serius disepanjang pesisir pantai dan pedalaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh tinggi model (Hm) dan kerapatan ( ) tiang pada model terhadap pengurangan tinggi gelombang dan mendapatkan hubungan parameter tak berdimensi.Penelitian ini bersifat eksperimental dengan uji fisik yang dilakukan di saluran gelombang 2-D pada Laboratorium Teknik Kelautan, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin dengan membuat beberapa konfigurasi model breakwater tipe berongga dengan kerapatan dan tinggi model yang berbeda. Skala model digunakan adalah 1 : 10, untuk tiga variasi model (M1KB, M2KB, dan M3KB) dengan variasi periode dan tinggi gelombang pada kedalaman 0,25 m.Hasil penelitian menujukkan bahwa parameter yangberpengaruh secara signifikan yaitu tinggi model dan kerapatan model, dimana koefisien transmisi (Kt) yang terjadi cenderung menurun dengan semakin besar nilai

kerapatan dan tinggi model bertambah. Nilai (Kr) juga menunjukkan respon yang meningkat dengan semakin meningkatnya nilai . Hal ini sesuai dengan teori dimana semakin rapat rangkaian penampang struktur yang dikenai gelombang datang, maka respon tinggi gelombang refleksi semakin meningkat pula dan menghasilkan

persamaan nonregresi yang menunjukkan hubungan parameter tak berdimensi antara dengan Ktdan Krdari

penelitian ini, diperoleh = . dan = . + dimana = . ; m dan n masing-masing 0,6882

dan -4,818; p dan q masing-masing 0,046 dan 0,3493.

kata kunci : Breakwater, Non-dimentionalParameter (NDP), koefisien transmisi (Kt)

Abstract

Erosion that occurs in break water by wave sand currents is a serious problem along coastal and inland shore. The aims of the study are to assess the effect of the model height (Hm) and the pole densityon the model toget are duction in wave heigh tandget a non dimensional parameter of the relationship. The research is an experimental research with 2D physical model simulation, conducted in the laboratory of Marine Engineering Faculty, Hasanuddin University with some configurations of Type of Hollow Cube breakwater configuration with high densityanddifferent models. The model scale was 1:10 with three variations for models ((M1KB, M2KB, and M3KB) with variations of period and wave height, on water depth of 0,25 m. The results of the research indicated that the parameters found in significantly influence are models height and density, where transmission coefficient (Kt) that occurstends to decrease with greater value and high density models in creases. Value(Kr) also show edan increase dresponseto the increasing value ofψ. This is consistent with the theory that the more meeting sare subject to a series of cross-sectionalstructure of the incoming wave, then there sponse of the reflection wave heigh tis increasing as well and produces non regression equation that shows the relationship between the dimensionless parameter with Kt and Kr, obtained = . and = . +

where = . ; m and n respectively 0,6882and -4,818; p and q respectively 0,046and0,3493.

(3)

PENDAHULUAN

Wilayah pantai merupakan salah satu sumber kekayaan alam. Secara ekonomis

daerah pantai dapat memberikan manfaat bagi wilayah dan penduduk disekitarnya, karena

wilayah pantai merupakan daerah yang sangat intensif dimanfaatkan untuk kegiatan manusia

sebagai kawasan pusat pemerintahan, perdagangan, permukiman, industri, pelabuhan,

pertambakan, pertanian, pariwisata dan sebagainya. Namun permasalahan yang muncul

seiring dengan perkembangan daerah pantai adalah terjadinya erosi pantai. Terjadinya erosi

pantai dipengaruhi oleh faktor alami dan faktor non alami. Faktor alami disebabkan pengaruh

air laut berupa serangan gelombang. Faktor non alami lebih disebabkan oleh adanya aktivitas

manusia seperti penebangan mangrove, pengambilan coral reef, pembangunan pelabuhan dan

bangunan pantai tanpa memperhatikan wilayah sempadan pantai (Triatmodjo, 1999).

Agar kerusakan pantai tidak semakin parah diperlukan adanya penanganan yang

salah satunya dengan membuat breakwater yang bertujuan untuk mereduksi energi

gelombang agar terjadi pengurangan energi sehingga tidak menimbulkan kerusakan ketika

gelombang tiba di daratan pantai, (Sorensen, 2006). Bangunan pemecah gelombang dibuat

untuk melindungi pantai dari serangan gelombang yang berpotensi menimbulkan erosi juga

melindungi daerah tertentu agar tidak mengalami fluktuasi muka air laut dengan periode

pendek.Pemecah gelombang tumpukan batu (Rubble mound) merupakan konstruksi yang

fleksibel dimana lapisan paling luarnya disebut lapis lindung (armour layer) yang berguna

untuk melindungi pemecah gelombang dari serangan gelombang.Penggunaan peredam ombak

tumpukan batu (rubble mound breakwater) pada perairan dalam tentu akan menghabiskan

biaya yang sangat tinggi (tidak ekonomis), (Defiana, 2006)

Berbagai penelitian model fisik skala laboratorium telah dilakukan sebelumnya

dalam perlindungan pantai. Ariyarathne (2007), menguji model perforated breakwater,

dimana struktur yang dibuat merupakan struktur masif mulai dari dasar hingga ke bagian atas

breakwater dengan bagian perforasi berada pada bagian atas. Dari penelitian yang dilakukan

diperoleh informasi bahwa refleksi, transmisi dan energi disipasi tergantung pada parameter

B/L, dimana B adalah lebar struktur dan L adalah panjang gelombang. Untuk kondisi

gelombang yang diuji, energi disipasi berkisar antara 56-78%, dan lebih dari 75% kasus yang

diuji, energi disipasinya diatas 69%. Laju dkk., (2007), meneliti pile supported skirt

breakwater. Model pemecah gelombang terdiri dari penghalang gelombang impermeable

yang dipasang mulai diatas permukaan air dan diperpanjang hingga beberapa jarak dibawah

permukaan air. Penelitian dilakukan secara numerik dan eksperimental tentang karakteristik

hidrodinamik dari jenis breakwater tersebut. Hasil penelitian menunjukkan transmisi

(4)

gelombang bergantung pada kedalaman penghalang baik pada bagian depan maupun belakang

breakwater. Refleksi gelombang tergantung pada kedalaman penghalang pada bagian depan

breakwater. Rekomendasi jarak relatif B/d≈1, dimana B adalah jarak antar penghalang dan d

adalah kedalaman air. Rageh dan Koraim (2009), meneliti breakwater bentuk dinding

vertikal dengan celah horisontal. Dari hasil penelitiannya model breakwater dapat

mendisipasi gelombang datang hingga 50% dengan penempatan breakwater pada

h/L=0,25-0,35 dengan h adalah kedalaman perairan dan L adalah panjang gelombang. Wurjanto dkk.,

(2010), meneliti tingkat efektivitas perforated skirt breakwater (PSB) pada kategori

gelombang panjang dan mendapatkan bahwa semakin besar nilai draft breakwater (s), maka

nilai koefisien transmisi semakin kecil (K

t

) atau semakin besar energi disipasi yang terjadi.

Suh dkk., (2006), mengembangkan model numerik untuk menghitung refleksi dari gelombang

irreguler untuk breakwater kaison dengan perforasi pada sebagian dindingnya. Mereka

memodifikasi penelitian sebelumnya tentang model numerik dari refleksi gelombang reguler

pada breakwater kaison dengan perforasi penuh pada dindingnya.Dari pengujian model

kaison dengan perforasi pada sebagian dindingnya (partially perforated-wall caisson

breakwater) diperoleh bahwa, koefisien refleksi bernilai minimum baik untuk gelombang

regular dan irregular pada saat B/Lc dan B/Lcs adalah sekitar 0,2 dimana B adalah lebar wave

chamber, Lc adalah panjang gelombang didalam wave chamber dan Lcs adalah panjang

gelombang signifikan didalam wave chamber. Dean dkk., (1992), Jika gelombang progresif

maupun berdiri merambat melalui suatu media yang poros, maka amplitude gelombang akan

berkurang secara eksponensial

Hal tersebut diatas menjadi acuan untuk melakukan penelitian tentang perlindungan

pantai agar tetap aman dengan menggunakan konstruksi breakwater berupa peredam ombak

tipe kubus berongga.Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh tinggi model dan

kerapatantiang pada model terhadap pengurangan tinggi gelombang sertamendapatkan

hubungan parameter tak berdimensi.

BAHAN DAN METODE

Penelitian yang dilakukan menggunakanmetode eksperimental, yaitu observasi

dibawah kondisi buatan (Program Pascasarjana Universitas Hasanuddin, 2006). Ekperimen ini

merupakan uji fisik di saluran gelombang 2-D pada Laboratorium Teknik Kelautan Fakultas

Teknik Universitas Hasanuddin dengan waktu penelitian bulan Maret sampai dengan bulan

Mei 2013.

(5)

Bahan dan peralatan yang digunakan adalah saluran gelombang 2-D yang dilengkapi

penggerak gelombang dengan panjang flume18,45 m, lebar 1,22 dan tinggi 1,22 m,

breakwater tipe kubus berongga dari cetakan beton dengan variasi tinggi masing-masing

0,125 m, 0,25 m, dan 0,375 m, dan variasi kerapatan masing-masing 0,68, 0,64 dan 0,59 serta

alat ukur untuk mengukur tinggi gelombang.

Rangkaian simulasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan

menempatkan model breakwater tipe kubus beronggaditengah flume yang dilengkapi alat

ukur di depan dan di belakang modelkemudian gelombang dibangkitkan. Parameter simulasi

terdiri dari kerapatan( ), tinggi model(Hm), kedalaman air (d). Sedangkan parameter yang

diamati adalah tinggi gelombang datang (Hi), refleksi gelombang (K

r

), panjang gelombang

(L), kerapatan masing-masing model( ), tinggi model (Hm) dan transmisi gelombang (K

t

)

Data-data yang diperoleh dari penelitian iniakan diolah menggunakan analisa

dimensi untuk memperoleh hubungan antar parameter yang akan menghasilkan bilangan tak

berdimensi, dengan demikian hasil penelitian tersebut dapat digeneralisir (Yuwono, 1996).

Metode analisa dimensi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Langhaar.

HASIL PENELITIAN

Tinggi dan panjang gelombang

Untuk mendapatkan tinggi gelombang datang dan tinggi gelombang refleksi dilakukan

pengukuran tinggi gelombang di depan dan di belakang model sedangkan penentuan panjang

gelombang (L) berdasarkan periode gelombang (T) dan kedalaman air (d) yang diperoleh

dariwaktu putaran piringan penggerak pengatur stroke pembangkit gelombang. Hasil

perhitungan tinggi dan panjang gelombang dirincikan pada lampiran Tabel1.

Tinggi gelombangtransmisi(H

t

) dan Refleksi(H

r

)

Hasil eksperimen dan pencatatan tinggi gelombang di tiap titik pengamatan diambil

nilai maksimum Hmax dan tinggi gelombang minimum Hmin. Tinggi gelombang transmisi

(H

t

) besarnya sama halnya dengan tinggi gelombang datang (H

i

) namun gelombang transmisi

terjadi di belakang model. Gelombang datang yang mengenai/membentur suatu rintangan

akan dipantulkan sebagian yang disebut tinggi gelombang refleksi (H

r

). Hasil perhitungan H

t

,

dan H

r

dirincikan pada lampiran Tabel 2.

Koefisien gelombang transmisi (K

t

) dan Koefisien refleksi (K

r

)

Perbandingan antara tinggi gelombang transmisi (H

t

) dengan tinggi gelombang datang

(H

i

) disebut koefisien transmisi (K

t

). Serta perbandingan antara tinggi gelombang refleksi (H

r

)

(6)

dengan tinggi gelombang datang (H

i

) disebut koefisien refleksi (K

r

). Hasil perhitungan nilai

K

t

dan K

r

dirincikan pada lampiran Tabel 3.

Analisa dimensi

Pengujian hipotesis pada penelitian ini dilakukan dengan analisa dimensi yaitu

menentukanbilangan tak berdimensi dari parameter tak bebas dan parameter bebasyang

diteliti

dengan

menggunakan

metode

Langhaar.

Dengan

menggunakan

metode

Langhaarparameter tersebut dapat disusunbesaran dasarnya menjadi besaran turunan,

sehingga menjadi bilangan tak berdimensi. Hasil dari analisa dimensi menunjukkan hubungan

koefisien transmisi (K

t

) dengan koefisien refleksi (K

r

dengan melakukan berbagai tinjauan

kerapatan relatif dan tinggi model untuk mengetahui efektifitas dan pengaruh dari

karakteristik model yang dibuat.

PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian beberapa Parameter yang berpengaruh pada transmisi gelombang

terdiri dari kerapatan tiang pada model ( ), tinggi model (Hm), tinggi gelombang depan

struktur (H), panjang gelombang (L) dan kedalaman air (d). Tinggi model berpengaruh

signifikan terhadap koefisien transmisi (K

t

) dan koefisien refleksi (K

r

), semakin besar nilai

Hmatau semakin tinggi model maka semakin kecil nilai Kt

dan semakin besar nilai K

r

. Begitu

pula kerapatan tiang pada model ( )berpengaruhterhadap K

t

danKr, dimana semakin rapat

tiang-tiang pada model maka koefisien transmisi (K

t

) semakin kecil dan koefisien refleksi (K

r

)

semakin besar.

Dari hasil analisa dimensi diperoleh hubungan ψ dengan koefisien transmisi (K

t

) dan

koefisien refleksi (K

r

), dimana ψ =

. . Jika koefisien transmisi (K

t

) diplot dalam bentuk

kurva dengan mengambil nilai

. sebagai variabel sumbu X dan K

t

dan K

r

sebagai variabel

sumbu Y untuk setiap jenis model maka akan dihasilkan sebuah kurva yang merupakan kurva

eksponensial seperti pada lampiran Gambar 1 dan Gambar 2dan menghasilkan persamaan

yang menunjukkan hubungan parameter tak berdimensi antara

dengan K

t

dan K

r

dari

penelitian ini, diperoleh

=

.

dan

= .

+ dimana

= .

; m dan n

masing-masing 0,6882 dan -4,818; p dan q masing-masing 0,046 dan 0,3493.

Hubungan tak berdimensi antara parameter gesek (ψ) terhadap koefisien transmisi (Kt)

dan koefisien refleksi (Kr), dimana semakin tinggi nilai ψ maka semakin menurun nilai K

t

dan semakin meningkat nilai K

r

.Secara mendetail dapat diuraikan bahwa semakin besar nilai

Hi/L (gelombang semakin curam) yang mengenai model maka nilai Kt

cenderung mengalami

(7)

penurunan, tinggi model(Hm) juga berpengaruh terhadap pengurangan tinggi gelombang

melalui koefisien transmisi, dimana semakin tinggi model, maka cenderung semakin kecil

nilai Kt. Demikian juga, pengaruh kerapatan tiang pada model kubus berongga ( ), dimana

semakin rapat tiang-tiang kubus terhadap panjang gelombang maka semakin kecil nilai

Kt

.Tingkat efektivitas perforated skirt breakwater (PSB) pada kategori gelombang panjang

menunjukkan semakin besar nilai draft breakwater (s), maka nilai koefisien transmisi(K

t

)

semakin kecil.

Sedangkan dengan meningkatnya nilai ψ maka nilai K

r

juga meningkat dengan

gradient peningkatan yang signifikan. Hal ini sesuai dengan teori, dimana tinggi gelombang

yang melewati suatu rintangan akan berkurang secara non linier (eksponensial) dengan nilai

pengurangan tinggi gelombang yang semakin kecil.Suatu struktur peredam gelombang juga

dapat dikatakan baik jika gelombang refleksi yang ditimbulkannya cukup kecil sehingga tidak

menimbulkan gangguan pada daerah di depannya (Triatmodjo, 1999).Hal yang sama

diungkapkan Dean dkk., (1992), Jika gelombang progresif maupun berdiri merambat melalui

suatu media yang poros, maka amplitude gelombang akan berkurang secara eksponensial.

Transmisi gelombang bergantung pada kedalaman penghalang baik pada bagian depan

maupun belakang breakwater sedangkan refleksi gelombang tergantung pada kedalaman

penghalang pada bagian depan breakwater (Laju dkk., (2007).

Model pemecah gelombang tipe kubus berongga yang diteliti masih memiliki

kelemahan karena penelitian tidak dilakukan validasi numerik tentang karakteristik

hidrodinamik dari jenis breakwater tersebut.

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa parameter yang berpengaruh secara

signifikan yaitu tinggi model dan kerapatan model, dimana koefisien transmisi (K

t

) yang

terjadi cenderung menurun dengan semakin besar nilai kerapatan dan tinggi model bertambah.

Nilai (K

r

) juga menunjukkan respon yang meningkat dengan semakin meningkatnya nilai .

Hal ini sesuai dengan teori dimana semakin rapat rangkaian pena mpang struktur yang dikenai

gelombang datang, maka respon tinggi gelombang refleksi semakin meningkat pula dan

menghasilkan persamaan nonregresi yang menunjukkan hubungan parameter tak berdimensi

antara

dengan K

t

dan K

r

dari penelitian ini, diperoleh

=

.

dan

= .

+

dimana

= . ; m dan n masing-masing 0,6882 dan -4,818; p dan q masing-masing

0,046 dan 0,3493.Dalam penelitian ini tidak dilakukan validasi numerik tentang karakteristik

(8)

hidrodinamik dari jenis breakwater tersebut, sehingga memungkinkan dilakukan penelitian

lanjutan.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis menyampaikan terima kasih kepada Dr. Ir. M. Arsyad Thaha, MT sebagai

Ketua Komisi Penasihat dan Dr. Eng. Mukhsan Putra Hatta, ST., MT sebagai Anggota

Komisi Penasihat, yang telah meluangkan waktunya dalam membimbing penulis dalam

penyelesaian tesis ini serta para Dosen Penguji atas saran dan masukannyasehingga

penulisaan tesis ini selesai, serta semua pihak yang namanya tidak tercantum telah membantu

penulis.

DAFTAR PUSTAKA

Ariyarathne, H.A.K.S. (2007).Efficiency of Perforated Breakwater and Associated Energy

Dissipation.Tesis dalam format elektronik.Office of Graduate Studies of Texas A&M

University. USA.

Dean dan Dalrymple. (1992). Water Waves Mechanics for Engineers and Scientists.World

Scientific Publishing. Singapore.

Defiana, Yanti. (2006). Transmisi Gelombang Melalui Beton Ringan Styrofoam

SebagaiPemecahGelombangTerapung.Tesistidakditerbitkan.Yogyakarta:

Program

Pascasarjana UGM.

Laju, Kottalil. Sundar, Vallam. dan Sundaravadivelu, R. (2005). Studies on Pile Supported

Skirt Breakwater. Paper disajikan pada 1

st

International Conference on Coastal Zone

Management and Engineering in the Middle East (Arabian Coast), Habtoor Grand

Jumeirah Beach, Dubai, Uni Emirat Arab 27-29 November 2005.

Program Pascasarjana Universitas Hasanuddin. (2006). Pedoman Penulisan Tesis dan

Disertasi Edisi 4.Makassar.

Rageh, O.S. dan Koraim, A.S. (2009). The Use of Vertical Walls with Horizontal Slots as

Breakwaters.Paper disajikan pada Thirteenth International Water Technology

Conference, IWTC 13 2009, Hurghada, Mesir 12-15 Maret 2009.

Sorensen, R.M. (2006). Basic Coastal Engineering, Third Edition. Springer Science+Business

Media, Inc. New York.

Suh, Kyung-Duck. Park, Jae Kil. dan Park, Woo Sun. (2006). Wave Reflection from Partially

Perforated-Wall Caisson Breakwater.Ocean Engineering, (Online), Vol. 33,

(http://coasteng.snu.ac.kr /thesis/ij06a.pdf, diakses 12 Maret 2011).

Triatmodjo, B. (1999). Teknik Pantai. Beta Offset, Yogyakarta.

Yuwono, Nur. (1996). Perencanaan Model Hidraulik. Laboratorium Hidraulik dan Hidrologi .

Yogyakarta: Pusat Antar Univeristas Ilmu Teknik Univeristas Gadjah Mada.

(9)

LAMPIRAN 1

Tabel 1. Perhitungan Tinggi dan Panjang Gelombang

Pulley Tipe model

tinggi model (hm) Hi Ht Hr Pjg Gel. (L) (cm) H d H/d d/L Kategori kecil KB1D, T= 1,003 12,5 0,68 8,25 4,75 2,75 130,928711 5,50 25 0,22 0,190944 Transisi KB1D, T= 1,025 12,5 0,68 7,00 4,50 1,50 134,909991 3,00 25 0,12 0,185309 Transisi KB1D, T= 1,048 12,5 0,68 6,25 4,00 1,75 139,052187 3,50 25 0,14 0,179789 Transisi sedang KB1D, T= 1,63 12,5 0,68 6,00 4,00 1,50 239,088162 3,00 25 0,12 0,104564 Transisi KB1D, T= 1,64 12,5 0,68 5,00 3,50 1,00 240,753203 2,00 25 0,08 0,103841 Transisi KB1D, T= 1,67 12,5 0,68 4,50 3,25 0,50 245,741244 1,00 25 0,04 0,101733 Transisi besar KB1D, T= 2,07 12,5 0,68 3,75 2,50 0,75 311,446117 1,50 25 0,06 0,080271 Transisi KB1D, T= 2,09 12,5 0,68 3,63 2,50 0,63 314,700534 1,25 25 0,05 0,079441 Transisi KB1D, T= 2,1 12,5 0,68 3,40 2,50 0,60 316,326867 1,20 25 0,048 0,079032 Transisi kecil KB1D, T= 1,003 25 0,68 7,75 4,25 2,25 130,928711 4,50 25 0,18 0,190944 Transisi KB1D, T= 1,025 25 0,68 6,50 4,00 1,50 134,909991 3,00 25 0,12 0,185309 Transisi KB1D, T= 1,048 25 0,68 6,50 4,00 1,50 139,052187 3,00 25 0,12 0,179789 Transisi sedang KB1D, T= 1,63 25 0,68 5,50 3,25 0,50 239,088162 1,00 25 0,04 0,104564 Transisi KB1D, T= 1,64 25 0,68 5,00 3,00 1,00 240,753203 2,00 25 0,08 0,103841 Transisi KB1D, T= 1,67 25 0,68 4,50 3,00 0,50 245,741244 1,00 25 0,04 0,101733 Transisi besar KB1D, T= 2,07 25 0,68 4,50 3,00 0,50 311,446117 1,00 25 0,04 0,080271 Transisi KB1D, T= 2,09 25 0,68 3,50 2,50 0,50 314,700534 1,00 25 0,04 0,079441 Transisi KB1D, T= 2,1 25 0,68 3,50 2,50 0,50 316,326867 1,00 25 0,04 0,079032 Transisi

(10)

Tabel 2. Perhitungan Tinggi gelombangtransmisi(H

t

) dan Refleksi(H

r

)

Pulley Tipe model

Perc. St tinggi model (hm) Pjg Gel. (L) (cm) panjang model Hi (cm) Ht (cm) Hr (cm) Hi/L Kt Kr Kd kecil KB1D, T= 1,003 1 St1 0,68 12,5 130,928711 25 8,25 4,75 2,75 0,063 0,58 0,33 0,09 KB1D, T= 1,025 2 St2 0,68 12,5 134,909991 25 7,00 4,50 1,50 0,052 0,64 0,21 0,14 KB1D, T= 1,048 3 St3 0,68 12,5 139,052187 25 6,25 4,00 1,75 0,045 0,64 0,28 0,08 sedang KB1D, T= 1,63 4 St1 0,68 12,5 239,088162 25 6,00 4,00 1,50 0,025 0,67 0,25 0,08 KB1D, T= 1,64 5 St2 0,68 12,5 240,753203 25 5,00 3,50 1,00 0,021 0,70 0,20 0,10 KB1D, T= 1,67 6 St3 0,68 12,5 245,741244 25 4,50 3,25 0,50 0,018 0,72 0,11 0,17 besar KB1D, T= 2,07 7 St1 0,68 12,5 311,446117 25 3,75 2,50 0,75 0,012 0,67 0,20 0,13 KB1D, T= 2,09 8 St2 0,68 12,5 314,700534 25 3,63 2,50 0,63 0,012 0,69 0,17 0,14 KB1D, T= 2,1 9 St3 0,68 12,5 316,326867 25 3,40 2,50 0,60 0,011 0,74 0,18 0,09 kecil KB1D, T= 1,003 10 St1 0,68 25 130,928711 25 7,75 4,25 2,25 0,059 0,55 0,29 0,16 KB1D, T= 1,025 11 St2 0,68 25 134,909991 25 6,50 4,00 1,50 0,048 0,62 0,23 0,15 KB1D, T= 1,048 12 St3 0,68 25 139,052187 25 6,50 4,00 1,50 0,047 0,62 0,23 0,15 sedang KB1D, T= 1,63 13 St1 0,68 25 239,088162 25 5,50 3,25 0,50 0,023 0,59 0,09 0,32 KB1D, T= 1,64 14 St2 0,68 25 240,753203 25 5,00 3,00 1,00 0,021 0,60 0,20 0,20 KB1D, T= 1,67 15 St3 0,68 25 245,741244 25 4,50 3,00 0,50 0,018 0,67 0,11 0,22 besar KB1D, T= 2,07 16 St1 0,68 25 311,446117 25 4,50 3,00 0,50 0,014 0,67 0,11 0,22 KB1D, T= 2,09 17 St2 0,68 25 314,700534 25 3,50 2,50 0,50 0,011 0,71 0,14 0,14 KB1D, T= 2,1 18 St3 0,68 25 316,326867 25 3,50 2,50 0,50 0,011 0,71 0,14 0,14 kecil KB1D, T= 1,003 19 St1 0,68 37,5 130,928711 25 8,75 4,75 1,75 0,067 0,54 0,20 0,26 KB1D, T= 1,025 20 St2 0,68 37,5 134,909991 25 8,25 4,75 1,75 0,061 0,58 0,21 0,21 KB1D, T= 1,048 21 St3 0,68 37,5 139,052187 25 7,50 4,00 1,50 0,054 0,53 0,20 0,27 sedang KB1D, T= 1,63 22 St1 0,68 37,5 239,088162 25 6,75 3,75 1,25 0,028 0,56 0,19 0,26 KB1D, T= 1,64 23 St2 0,68 37,5 240,753203 25 5,75 3,25 0,75 0,024 0,57 0,13 0,30 KB1D, T= 1,67 24 St3 0,68 37,5 245,741244 25 4,75 2,75 0,75 0,019 0,58 0,16 0,26 besar KB1D, T= 2,07 25 St1 0,68 37,5 311,446117 25 4,50 2,75 0,50 0,014 0,61 0,11 0,28 KB1D, T= 2,09 26 St2 0,68 37,5 314,700534 25 3,75 2,50 0,25 0,012 0,67 0,07 0,27 KB1D, T= 2,1 27 St3 0,68 37,5 316,326867 25 3,75 2,50 0,25 0,012 0,67 0,07 0,27

(11)

Tabel 3. PerhitunganKoefisien gelombang transmisi (K

t

) dan Koefisien refleksi (K

r

)

Pulley Tipe model Pjg Gel. (L)

(cm) Hi/L Kt Kr Kd

xm/L

hm/L

Hi/L.

Hm/L.

kecil KB1D, T= 1,003 0,68 130,928711 0,065 0,53 0,29 0,18 0,005194 0,095472 0,042848 0,064921 KB1D, T= 1,025 0,68 134,909991 0,059 0,53 0,31 0,16 0,00504 0,092654 0,035283 0,063005 KB1D, T= 1,048 0,68 139,052187 0,052 0,57 0,31 0,12 0,00489 0,089894 0,030564 0,061128 sedang KB1D, T= 1,63 0,68 239,088162 0,024 0,67 0,24 0,09 0,002844 0,052282 0,017065 0,035552 KB1D, T= 1,64 0,68 240,753203 0,021 0,66 0,17 0,17 0,002824 0,05192 0,014122 0,035306 KB1D, T= 1,67 0,68 245,741244 0,019 0,68 0,16 0,16 0,002767 0,050867 0,012452 0,034589 besar KB1D, T= 2,07 0,68 311,446117 0,012 0,67 0,20 0,13 0,002183 0,040135 0,008188 0,027292 KB1D, T= 2,09 0,68 314,700534 0,012 0,69 0,17 0,14 0,002161 0,03972 0,007833 0,02701 KB1D, T= 2,1 0,68 316,326867 0,011 0,64 0,14 0,21 0,00215 0,039516 0,007309 0,026871 kecil KB1D, T= 1,003 0,68 130,928711 0,065 0,47 0,24 0,29 0,005194 0,103841 0,040251 0,070612 KB1D, T= 1,025 0,68 134,909991 0,059 0,50 0,25 0,25 0,00504 0,080271 0,032763 0,054584 KB1D, T= 1,048 0,68 139,052187 0,052 0,52 0,31 0,17 0,00489 0,079032 0,031787 0,053742 sedang KB1D, T= 1,63 0,68 239,088162 0,026 0,57 0,15 0,29 0,002844 0,104564 0,015643 0,071103 KB1D, T= 1,64 0,68 240,753203 0,024 0,57 0,13 0,30 0,002824 0,103841 0,014122 0,070612 KB1D, T= 1,67 0,68 245,741244 0,023 0,52 0,13 0,35 0,002767 0,101733 0,012452 0,069178 besar KB1D, T= 2,07 0,68 311,446117 0,018 0,60 0,09 0,31 0,002183 0,080271 0,009825 0,054584 KB1D, T= 2,09 0,68 314,700534 0,016 0,60 0,10 0,30 0,002161 0,079441 0,007563 0,05402 KB1D, T= 2,1 0,68 316,326867 0,015 0,60 0,16 0,24 0,00215 0,079032 0,007524 0,053742 kecil KB1D, T= 1,003 0,68 130,928711 0,069 0,39 0,22 0,39 0,005194 0,155761 0,045445 0,105918 KB1D, T= 1,025 0,68 134,909991 0,063 0,35 0,24 0,41 0,00504 0,156846 0,041583 0,106655 KB1D, T= 1,048 0,68 139,052187 0,058 0,38 0,25 0,38 0,00489 0,118548 0,036677 0,080613 sedang KB1D, T= 1,63 0,68 239,088162 0,025 0,48 0,17 0,35 0,002844 0,156846 0,019198 0,106655 KB1D, T= 1,64 0,68 240,753203 0,023 0,53 0,18 0,29 0,002824 0,155761 0,016241 0,105918 KB1D, T= 1,67 0,68 245,741244 0,018 0,50 0,11 0,39 0,002767 0,1526 0,013144 0,103768 besar KB1D, T= 2,07 0,68 311,446117 0,014 0,53 0,06 0,41 0,002183 0,120406 0,009825 0,081876 KB1D, T= 2,09 0,68 314,700534 0,014 0,53 0,06 0,41 0,002161 0,119161 0,008103 0,081029 KB1D, T= 2,1 0,68 316,326867 0,012 0,57 0,07 0,36 0,00215 0,118548 0,008061 0,080613

(12)

Gambar

Tabel 1. Perhitungan Tinggi dan Panjang Gelombang
Tabel 2. Perhitungan Tinggi gelombangtransmisi(H t ) dan Refleksi(H r )
Tabel 3. PerhitunganKoefisien gelombang transmisi (K t ) dan Koefisien refleksi (K r )

Referensi

Dokumen terkait

Diameter bunga berkisar 3,85 – 6,43 cm dan berdasarkan parameter lama kesegaran bunga marigold merespon lebih lama dengan perbandingan media tanam 75% limbah

Availability adalah probabilitas suatu komponen atau sistem dapat beroperasi sesuai dengan fungsi yang telah ditetapkan dalam waktu tertentu ketika digunakan pada kondisi operasi

Dalam penelitian ini yang dihitung adalah koefisien refleksi dan koefisien transmisi gelombang dari model fisik floating breakwater berbahan dasar eceng gondok,

Penelitian ini bertujuan untuk redaman dan refleksi gelombang dari berbagai konfigursi PGT tipe pancang dan tambat, dengan melakukan uji model fisik PGT di laboraturium wave

Pembuatan sediaan salep mata dilakukan dengan menambahkan bahan obat sebagai larutan steril atau sebagai serbuk steril termikronisasi pada dasar salep steril, dan

Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa rasio albedo semangka dan daging buah nangka berpengaruh nyata terhadap tekstur selai yang dihasilkan.Rata-rata pengamatan

Namun dalam kendala upaya pelaksanaan diversi pada tingkat penyidikan di Polres Sukabumi yang berdasarkan Undang-Undang No 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan

CONTOH SOAL LATIHAN UJIAN PSIKOTES PT ASTRA INTERNATIONAL TAHUN 2018 DAN WAWANCARA KERJA Soal psikotes Latihan