68
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
Berakhirnya Liga Inggris musim 2018-2019 menandakan berakhirnya kontrak Bein Sport sebagai pemilik hak siar Liga Inggris di Indonesia. Memasuki musim 2019-2020, Mola TV hadir sebagai pemegang hak siar Liga Inggris di Indonesia untuk tiga musim kedepan yaitu hingga musim 2021-2022. Tidak hanya di Indonesia, Mola TV juga memegang hak siar Liga Inggris di Timor Leste.
Sumber : Mola TV
Gambar 3.1 Logo Mola TV
Untuk menyaksikan Liga Inggris dengan menggunakan Mola TV, Mola TV menyediakan beberapa media / produk yang dapat digunakan oleh masyarakat Indonesia untuk menyaksikan Liga Inggris. Terdapat dua jenis produk yang disediakan Mola TV untuk menonton Liga Inggris, yaitu gratis dan berbayar. Untuk produk gratis, masyarakat Indonesia dapat menonton Liga Inggris dengan media televisi nasional yaitu TVRI dan juga
69 menggunakan Mola Mobile Apps ataupun website. Untuk produk berbayar, masyarakat Indonesia dapat menggunakan Mola Matrix dan Mola Polytron Streaming Device untuk menyaksikan pertandingan-pertandingan Liga Inggris.
Sumber : Facebook Page Mola TV
Gambar 3.2 Produk Dari Mola TV
Yang pertama, Mola TV melakukan kerjasama dengan stasiun televisi nasional yaitu TVRI untuk menayangkan pertandingan Liga Inggris secara gratis. Kerjasama Mola TV dengan TVRI menyajikan 2 pertandingan dari total 10 pertandingan Liga Inggris setiap minggunya. Pertandingan yang ditayangkan di TVRI bersifat acak setiap pekannya.
Yang kedua, aplikasi dan website dari Mola TV. Masyarakat Indonesia dapat menyaksikan Liga Inggris dengan menggunduh aplikasi dari Mola TV atau juga melalui website resmi dari Mola TV.
70 Sumber : Dokumentasi Pribadi
Gambar 3.3 Tampilan Aplikasi Mola TV
Aplikasi Mola TV dan website Mola TV dapat diakses secara gratis. Untuk dapat menonton pertandingan menggunakan aplikasi dan website dari Mola TV tersebut hanya cukup melakukan register berupa membuat username berupa e-mail dan password untuk login dengan aplikasi ataupun website tersebut. Aplikasi dan website Mola TV menyajikan 4 pertandingan dari total 10 pertandingan Liga Inggris setiap minggunya.
Yang ketiga adalah Mola Matrix, Mola TV bekerjasama dengan Matrix TV (televisi kabel) dengan menyediakan channel khusus Mola TV yang dapat diakses dengan Matrix TV.
71 Mola Matrix menyediakan 6 pertandingan Liga Inggris dari 10 pertandingan Liga Inggris setiap pekannya. Berbeda dari kedua produk yang telah dijelaskan sebelumnya, untuk dapat menikmati pertandingan Liga Inggris dengan Mola Matrix masyarakat Indonesia harus membayar biaya langganan sebesar Rp 150.000 per bulannya (diluar biaya pemasangan parabola).
Sumber : Matrix Shop
Gambar 3.4 Mola Matrix
Yang keempat dan merupakan produk utama dari Mola TV, masyarakat Indonesia dapat menyaksikan Liga Inggris dengan Mola Polytron Streaming Device. Mola Polytron Streaming Device menyediakan seluruh 10 pertandingan Liga Inggris setiap pekannya. Sama seperti Mola Matrix, masyarakat Indonesia dapat menggunakan Mola Polytron Streaming
72 Device secara berbayar yaitu sebesar Rp 1.200.000 untuk berlangganan selama satu musim yaitu musim 2019-2020 dan untuk musim selanjutnya pengguna yang telah memiliki Mola Polytron Streaming Device dikenakan biaya berlangganan sebesar Rp 90.000 per bulannya.
Sumber : Detik Inet
Gambar 3.5 Mola Polytron Streaming Device
Mola Polytron Streaming Device merupakan device box dengan cara penggunaannya dihubungkan dengan televisi dan disambungkan dengan jaringan internet (LAN dan Wi-Fi) untuk dapat menonton Liga Inggris. Selain menayangkan Liga Inggris, Mola Polytron Streaming Device juga menayangkan Carabao Cup, kompetisi balap mobil, dan juga
73 beberapa olahraga lainnya. Terdapat juga beberapa tayangan seperti Mola Movie, Mola Kids, dan juga youtube. Untuk menyaksikan tayangan-tayangan yang disediakan Mola Polytron Streaming Device dengan lancar dibutuhkan kecepatan internet LAN maupun Wi-Fi minimal 6 Mbps.
Sumber : Instaram Mola TV
Gambar 3.6 Pembagian Tayangan Pertandingan Pekan Pertama Liga Inggris
Saat ini Mola TV sudah menyatakan akan menayangkan pertandingan Euro 2020 mulai dari babak kualifikasi sampai putaran final Euro 2020. Mola TV juga bekerjasama dengan PSSI sehingga berbagai pertandingan Timnas Indonesia ditayangkan di Mola TV.
74 Kedepannya Mola TV berencana akan memperbanyak tayangan-tayangan mulai dari olahraga hingga tayangan-tayangan lainnya.
3.2 Desain Penelitian
Malhotra (2012) menjelaskan bahwa desain penelitian merupakan sebuah kerangka ataupun blueprint dalam melakukan riset pemasaran yang menerangkan prosedur-prosedur yang harus dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan guna menyelesaikan suatu masalah dalam sebuah riset pemasaran.
Sumber: Malhotra, 2012
Gambar 3.7 Research Design
75 Berdasarkan bagan diatas menjelaskan bahwa terdapat dua jenis penelitian, yaitu : 1. Exploratory Research Design
Merupakan suatu jenis desain penelitian yang tujuan utamanya adalah memberikan wawasan dan juga pemahaman terhadap situasi masalah yang sedang dihadapi peneliti (Malhotra, 2012). Penelitian ini fleksibel dan tidak terstruktur dan juga hasil dari penelitian ini bersifat tentatif dan dapat digunakan sebagai dasar untuk penelitian kedepannya (Malhotra, 2012). Beberapa teknik untuk mengumpulkan data pada exploratory research design adalah In Depth Interview dan Focus Group Discussion (FGD).
2. Conclusive Research Design
Merupakan penelitian yang disusun untuk membantu peneliti / pembuat keputusan untuk menentukan, mengevaluasi, dan memilih aksi terbaik untuk sebuah situasi tertentu (Malhotra, 2012). Penelitian ini berdasarkan asumsi bahwa seorang peneliti memiliki pemahaman yang dalam dan akurat terkait masalah yang diteliti dan tujuan dari penelitian ini adalah menguji hipotesis dan sebuah hubungan secara spesifik (Malhotra, 2012).
Salah satu teknik untuk mengumpulkan data pada conclusive research design adalah dengan kuisioner.
Pada penelitian ini, penulis menggunakan conclusive research design karena penulis ingin menguji hipotesis-hipotesis yang ada untuk melihat apakah ada pengaruh atau
76 keterkaitan antar variabel yang diteliti (Malhotra, 2012). Terkait dengan penelitian ini, penulis ingin mengetahui apakah ada pengaruh atau keterkaitan antara variabel perceived usefulness, perceived enjoyment, technicality, perceived fee, perceived value, ethical self- efficacy for online piracy, dan purchase intention.
Kemudian Malhotra (2012) menjelaskan bahwa conclusive research design dibagi menjadi dua jenis penelitian yaitu :
1. Descriptive Research
Merupakan penelitian yang tujuan utamanya adalah mendeskripsikan suatu karakteristik ataupun fungsi suatu pasar (Malhotra, 2012). Metode pengumpulan data yang dapat digunakan adalah analisis kuantitatif, panel, observasi, dan survey (Malhotra, 2012).
2. Causal Research
Merupakan penelitian yang bertujuan untuk melihat suatu hubungan sebab-akibat terkait suatu penelitian dengan metode utamanya adalah eksperimen (Malhotra, 2012).
Pada penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian descriptive research yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan suatu karakteristik atau fungsi suatu pasar dan metode pengumpulan data yang digunakan adalah survey (Malhotra, 2012). Penulis ingin mendeskripsikan pengaruh dari perceived usefulness, perceived enjoyment, technicality, perceived fee, dan ethical self-efficacy for online piracy terhadap perceived value serta implikasinya terhadap purchase intention dari Mola Polytron Streaming Device.
77 Kemudian Malhotra (2012) menerangkan bahwa descriptive research diklasifikasikan menjadi dua metode yaitu cross-sectional design dan longitudinal design.
Cross-sectional design atau sample survey merupakan penelitian yang pengambilan informasi terkait penelitian dari suatu populasi hanya diambil satu kali dan longitudinal design merupakan penelitian yang melibatkan sampel yang sudah ditetapkan dari sebuah elemen populasi diukur berulang kali. Kemudian cross-sectional design terdiri dari dua jenis yaitu single cross-sectional design dan multiple cross-sectional design. Single cross- sectional design merupakan metode pengambilan data dari satu orang dari target populasi dan pengambilan data dilakukan satu kali dari sebuah sampel sedangkan multiple cross- sectional design merupakan metode pengambilan data yang diambil dari sebuah kelompok sampel responden dan pengambilan data tetap dilakukan satu kali dari sebuah sampel. Pada penelitian ini penulis menggunakan metode cross-sectional design dimana pengambilan data hanya dilakukan satu kali dengan teknik single cross-sectional design dengan mengambil data dari orang-orang yang mengikuti Liga Inggris musim ini (2019-2020) dan pernah menggunakan Mola Apps ataupun Web dan streaming ilegal untuk menonton Liga Inggris musim ini (2019-2020).
Penelitian ini akan meneliti pengaruh dari perceived usefulness, perceived enjoyment, technicality, perceived fee, perceived value, dan ethical self-efficacy for online piracy terhadap purchase intention Mola Polytron Streaming Device. Oleh karena itu, peneliti menggunakan conclusive research design dengan jenis penelitian descriptive research dan pengambilan data menggunakan cross-sectional design yaitu berupa survey. Penulis
78 menggunakan conlusive research design karena penelitian ini ingin menguji hipotesis- hipotesis yang ada untuk melihat apakah ada pengaruh atau keterkaitan antar variabel yang diteliti. Kemudian menggunakan descriptive research dengan teknik pengumpulan data dengan survey dengan metode cross-sectional design yaitu pengambilan data hanya dilakukan satu kali dari suatu populasi dengan teknik single cross-sectional design dengan mengambil data dari orang-orang yang mengikuti Liga Inggris musim ini (2019-2020) dan pernah menggunakan Mola Apps ataupun Web dan streaming ilegal untuk menonton Liga Inggris musim ini (2019-2020).
3.3 Research Approach
Berikut perbandingan terkait exploratory research dengan confirmatory research yang tertuang pada Tabel 3.1:
Tabel 3.1 Research Approach
Exploratory Research Confirmatory Research Tujuan Memberikan wawasan dan
pemahaman terhadap situasi yang sedang dihadapi peneliti
Menguji suatu hipotesis terhadap hubungan secara spesifik
Karakteristik - Dapat mendefinisikan informasi yang dibutuhkan secara bebas
- Informasi yang dibutuhkan telah didefinisikan secara jelas
- Proses penelitian lebih fleksibel, tidak terstruktur, dan dapat dikembangkan
- Proses penelitian formal dan terstruktur
- Sampel berukuran kecil - Sampel cenderung berukuran besar untuk dijadikan sebagai wakil
79 Exploratory Research Confirmatory Research - Dalam menganalisis data dapat
menggunakan kualitatif dan kuantitatif
- Dalam menganalisis data lebih bersifat kuantitatif
Temuan - Dapat dimasukkan kedalam penelitian konklusif
- Dapat dimasukkan kedalam penelitian eksplorasi
- Dapat digunakan untuk mendukung temuan konklusif yang spesifik
- Dapat dirunakan untuk menetapkan konteks untuk temuan eksplorasi
- Dapat digunakan dengan hak sendiri
- Dapat digunakan dengan hak sendiri
Metode - Data sekunder
- Wawancara kualitatif - Observasi acak - Survey ahli - Data sekunder
- Wawancara multivariat eksplorasi kuantitatif
- Survey
- Data sekunder - Database - Panel diskusi
- Observasi terstruktur - Eksperimen
Sumber: Malhotra, 2012
3.4 Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengumpulkan literatur dan jurnal terkait yang mendukung penelitian ini dan menyusun kerangka penelitian.
80 2. Menyusun daftar kuisioner dengan pemilihan kata sedemikian rupa agar dapat dimengerti oleh responden ketika menjawab sehingga jawaban responden sesuai dengan tujuan dari penelitian.
3. Membagikan kuisioner online kepada responden. Penulis menyebarkan kuisioner online kepada forum-forum diskusi Liga Inggris seperti grup whatsapp, facebook, dan juga teman-teman penggemar Liga Inggris di media sosial lainnya.
4. Melakukan pre-test kepada 40 responden dengan pembagian 20 responden online dan 20 responden offline. Tujuan dari pre-test ini untuk menguji kualitas dari survey yang dilakukan dan juga untuk menguji hasil dari olah data survey sebelum membagikan kepada responden yang lebih luas.
5. Data pre-test yang diperoleh dianalisis menggunakan program IBM SPSS Statistics versi 24. Setelah data hasil pre-test diolah dan memenuhi syarat (uji validitas dan reliabilitas) kemudian lanjut ke tahap pengambilan data besar yang lebih luas yang sudah ditentukan yaitu indikator (n) x 5 observasi hingga n x 10. Pada penelitian ini terdapat 37, sehingga membutuhkan minimal 185 responden
6. Data yang diperoleh setelah melakukan survey kepara responden yang lebih luas selanjutnya dianalisis menggunakan program Smart PLS versi 3.2.8.
3.5 Ruang Lingkup Penelitian
Malhotra (2012) menjelaskan terdapat lima tahapan dalam penelitian:
81 Sumber: Malhotra, 2012
Gambar 3.8 Sampling Design Process
3.5.1 Menentukan Target Populasi
Malhotra (2012) menjelaskan bahwa target populasi merupakan keseluruhan elemen atau obyek yang memiliki pengetahuan / informasi yang dibutuhkan peneliti dan sesuatu yang akan dijadikan peneliti sebagai kesimpulan. Target populasi dalam penelitian ini adalah
82 para penggemar Liga Inggris di Indonesia. Terdapat beberapa aspek yang digunakan untuk bisa mendefinisikan target populasi yaitu, element, sampling unit, extent, dan time frame.
3.5.1.1 Element
Element merupakan objek yang dibutuhkan peneliti yang bisa memberitahu informasi yang dibutuhkan peneliti (Malhotra, 2012). Element pada penelitian ini adalah para pecinta sepakbola luar negeri di Indonesia.
3.5.1.2 Sampling Unit
Sampling unit merupakan objek ataupun orang-orang yang memiliki informasi dan kriteria yang sesuai dengan elemen yang akan dijadikan sampel dalam penelitian (Malhotra, 2012). Sampling unit pada penelitian ini adalah pria maupun wanita dengan usia minimal 18 tahun yang sedang mengikuti Liga Inggris musim ini (2019-2020), tergabung atau mem- follow komunitas fanbase tim Liga Inggris, pernah menonton Liga Inggris menggunakan streaming ilegal, pernah menggunakan Mola Apps ataupun Mola Web, mengetahui Mola Polytron Streaming Device dan informasi terkait Mola Polytron Streaming Device, dan belum pernah menggunakan Mola Polytron Streaming Device.
3.5.1.3 Extent
Extent merupakan batas geografi dalam sebuah penelitian (Malhotra, 2012). Extent pada penelitian ini adalah seluruh wilayah Indonesia dikarenakan pecinta Liga Inggris tersebar di seluruh Indonesia.
83 3.5.1.4 Time Frame
Time frame merupakan periode atau jangka waktu dalam mengumpulkan dan mengolah data oleh peneliti (Malhotra, 2012). Pengambilan data pada penelitian ini dilakukan pada bulan November 2019 dan keseluruhan penelitian ini dilaksanakan sejak September 2019 hingga Januari 2019.
3.5.2 Menentukan Sampling Frame
Sampling frame merupakan sebuah representasi dari elemen-elemen yang ada di dalam sebuah target populasi (Malhotra, 2012). Menyusun sebuah elemen populasi sering menghasilkan sampling frame error dikarenakan proses dalam menysun elemen populasi yang terkadang sulit dan tidak sempurna, olehkarena itu terdapat 3 opsi ketika menghadapi sampling frame error yaitu:
1. Mendefinisikan ulang populasi yang ada dalam sampling frame
2. Memverifikasi keterwakilan kerankan penelitian ketika proses pengumpulan data 3. Menyesuaikan data secara statistik untuk memperoleh sampel yang lebih
representatif yaitu dengan membuat penilaian terhadap segmen yang kurang ataupun yang terlalu diwakilkan
Ketika sebuah penelitian terdapat sampling frame maka penelitian tersebut dapat menggunakan teknik probability sampling. Jika tidak terdapat sampling frame maka penelitian tersebut menggunakan teknik nonprobability sampling. Pada penelitian ini tidak terdapat sampling frame karena penulis tidak memiliki list data terkait orang-orang yang mengikuti Liga Inggris musim ini (2019-2020), orang-orang yang tergabung ataupun
84 mengikuti fanbase Liga Inggris, orang-orang yang menggunakan streaming ilegal dalam menonton Liga Inggris, orang-orang yang pernah menggunakan Mola Apps maupun Web, orang-orang yang mengetahui Mola Polytron Streaming Device, dan juga orang-orang yang belum pernah menggunakan Mola Polytron Streaming Device. Oleh karena itu penelitian ini menggunakan metode nonprobability sampling karena tidak terdapat sampling frame pada penelitian ini.
3.5.3 Memilih Teknik Pengambilan Sampel
Menurut Malhotra (2012)Sampling techniques terdiri dari dua yaitu:
1. Probability Sampling
Merupakan sebuah teknik sampling dimana semua bagian dari populasi memiliki peluang yang sama untuk dijadikan sampel. Syarat utama untuk menggunakan probability sampling adalah dengan memiliki sampling frame.
2. Nonprobability Sampling
Merupakan sebuah teknik sampling dimana semua bagian dari populasi tidak memiliki peluang yang sama untuk dijadikan sampel yang dimana responden dipilih berdasarkan aspek kemudahan, penilaian pribadi, dan kenyamanan peneliti dalam mengambil sampel. Nonprobability sampling dapat digunakan ketika dalam sebuah penelitian tidak terdapat sampling frame.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tektik nonprobability sampling karena seluruh bagian dari populasi yang diteliti tidak memiliki peluang yang sama untuk dijadikan
85 sampel dan responden dipilih berdasarkan aspek kemudahan, penilaian pribadi, dan kenyamanan penulis dalam mengambil sampel dan juga penulis tidak memiliki sampling frame.
Malhotra (2012) menjelaskan bahwa nonprobability sampling terdiri dari beberapa teknik yaitu:
1. Convinience Sampling
Merupakan teknik pengambilan sampel yang pemilihan unit sampel diserahkan berdasarkan kenyamanan peneliti dalam mengambil sampel.
2. Purposive Sampling
Merupakan bentuk dari teknik pengambilan sampel convenience yang dimana kriteria populasi yang dijadikan sampel ditentukan berdasarkan kebutuhan peneliti.
3. Quota Sampling
Merupakan teknik pengambilan sampel yang terdiri dari dua tahap. Tahap pertama penentuan kuota dalam elemen populasi dan tahap kedua elemen sampel dipilih berdasarkan teknik convenience maupun jugmental.
4. Snowball Sampling
Merupakan teknik pengambilan sampel berdasarkan informasi dan referensi yang diberikan oleh responden sebelumnya yang telah dimintai referensi oleh peneliti untuk mereferensikan orang lain sebagai responden selanjutnya setelah melakukan referensi.
86 Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik nonprobability sampling jenis purposive sampling yang didasarkan dengan kriteria responden yang dibutuhkan (screening) untuk dijadikan sampel penelitian. Kriteria screening responden yang dibutuhkan adalah pria atau wanita dengan usia minimal 18 tahun yang mengikuti Liga Inggris musim 2019-2020, masuk ke dalam atau mengikuti komunitas fans sepakbola, pernah menggunakan Mola Mobile Apps / Web untuk menonton Liga Inggris, pernah menggunakan streaming ilegal untuk menonton Liga Inggris, serta belum pernah menggunakan dan mengetahui informasi dasar terkait Mola Polytron Streaming Device.
3.5.4 Menentukan Ukuran Sampling
Hair et al. (2010) menjelaskan bahwa ukuran sampel yang ditetapkan harus disesuaikan berdasarkan jumlah indikator pertanyaan dengan asumsi n x 5 observasi hingga n x 10 observasi. Kemudian Hair et al. (2010) menjelaskan terdapat beberapa aturan dasar dalam menentukan ukuran sampling, yaitu:
1. Jumlah sampel harus lebih banyak daripada variabel yang ada
2. Keseluruhan sampel paling sedikit yang harus diteliti adalah sebanyak n=50 pengamatan atau observasi
3. Keseluruhan sampel paling sedikit dalam sebuah variabel adalah 5 observasi. Pada penelitian ini terdapat 37 indikator x 5 observasi sehinggal jumlah sampel adalah 185 sampel.
87 3.5.5 Menjalankan Proses Pengambilan Sampel
3.5.5.1 Sumber dan Cara Pengumpulan Data
Terdapat dua jenis data dalam sebuah penelitian, yaitu data primer dan data sekunder (Malhotra, 2012).
1. Data Primer, merupakan sebuah data yang berasal dari peneliti yang diperoleh untuk mengatasi masalah penelitian
2. Data Sekunder, merupakan sebuah data yang dikumpulkan oleh peneliti untuk suatu tujuan tertentu. Biasanya untuk menyelesaikan suatu masalah penelitian ataupun mendukung suatu penelitian yang diteliti.
Terkait dengan penelitian ini, penulis menggunakan sumber data utama yaitu data primer yang didapatkan dari kuisioner yang disebar dengan teknik nonprobability sampling dan juga berdasarkan screening responden yang dilakukan. Penulis juga menggunakan data sekunder untuk memperkuat teori-teori dan pernyataan-pernyataan dalam penelitian ini yang diperoleh melalui artikel, buku pengetahuan, dan juga jurnal penelitian yang sudah ada sebelumya.
3.5.5.2 Prosedur Pengumpulan Data
Pada pengumpulan data yang menggunakan jenis pengumpulan data primer, penulis mengumpulkan data dengan metode online. Dalam mengumpulkan data menggunakan metode online, penulis membuat kuisioner online dengan Google Forms yang kemudian link dari kuisioner tersebut disebar melalui pesan personal melalui berbagai sosial media dan
88 dengan mem-posting link tersebut di dalam komunitas-komunitas sepakbola Liga Inggris (komunitas fans, dan komunitas jersey original).
3.6 Periode Penelitian
Periode penelitian ini adalah sekitar 4 bulan yaitu tepatnya dimulai tanggal 6 September 2019 hingga 2 Januari 2020. Diawali dengan menentukan topik atau objek penelitian, membuat latar belakang dan rumusan masalah. Menyusun teori-teori yang memiliki keterkaitan dengan penelitian dan menghubungkan penelitian ini dengan penelitian-penelitian terdahulu dari jurnal-jurnal penelitian. Menyusun pertanyaan- pertanyaan kuisioner untuk dilakukan pre-test untuk menghitung apakah variabel yang diteliti valid dan reliabel. Setelah itu melakukan penyebaran kuisioner inti dengan minimal 200 responden. Mengolah data yang diperoleh dan menganalisa hasil dari olahan data tersebut. Hingga membuat kesimpulan dan saran penelitian dari penelitian yang dilakukan penulis.
3.7 Identifikasi Variabel Penelitian 3.7.1 Variabel Eksogen
Variabel eksogen merupakan variabel variabel bebas yang ada pada semua persamaan di dalam suatu model penelitian (Hair et al., 2010). Pada penelitian ini variabel eksogen adalah perceived usefulness, perceived enjoyment, technicality, perceived fee, dan ethical self-efficacy for online piracy.
89 3.7.2 Variabel Endogen
Variabel endogen merupakan variabel memiliki keterikatan paling minimal dengan satu variabel lain dan ciri-ciri dari variabel endogen adalan memiliki minimal satu anak panah yang mengarah ke variabel tersebut (Hair et al., 2010). Variabel endogen pada penelitian ini adalah perceived value dan purchase intention.
3.7.3 Variabel Teramati
Variabel teramati merupakan variabel yang dapat diamati atau diukur secara empiris, biasanya dalam sebuah penelitian variabel teramati disebut sebagai indikator. Variabel teramati bisa disebut juga sebagai observer variable ataupun variabel terukur atau measured variable. Dalam metode pengumpulan data survey dengan kuisioner, pertanyaan-pertanyaan tersebut mewakili variabel teramati (Hair et al., 2010). Pada penelitian ini terdapat 37 pertanyaan inti pada kuisioner (diluar pertanyaan profiling dan screening), sehingga terdapat 37 indikator sebagai jumlah dari variabel teramati.
90 3.8 Definisi Operasional Variabel
Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel No Variabel Definisi
Operasional Variabel
Definisi Operasional Variabel Original
Kode Measurement Measurement Original
Jurnal Referensi
Skala Likert
1 Perceived Usefulness
Sejauh mana seorang konsumen percaya bahwa ketika
menggunakan sebuah produk atau layanan akan memenuhi suatu tujuan tertentu (Wang et al., 2013)
The extent to which a consumer believes that using an online content service would fulfill his / her certain purpose (Wang et al., 2013)
PU1 Menurut saya jika saya menggunakan Mola Polytron Streaming Device,
saya akan
memperoleh pertandingan Liga Inggris yang saya butuhkan dengan lebih cepat (Wang et al., 2013)
Using online music services enables me to acquire the music files that I need more quickly (Wang et al., 2013)
Wang et al. (2013)
1-7
PU2 Menurut saya menggunakan Mola Polytron
Using online music services enchances
my music
91 No Variabel Definisi
Operasional Variabel
Definisi Operasional Variabel Original
Kode Measurement Measurement Original
Jurnal Referensi
Skala Likert
Streaming Device akan
meningkatkan apresiasi saya terhadap Liga Inggris (Wang et al., 2013)
appreciation (Wang et al., 2013)
PU3 Menurut saya jika saya menggunakan Mola Polytron Streaming Device
saya akan
memperoleh informasi terkait Liga Inggris
Using online music services makes it easier to get the music information (Wang et al., 2013)
92 No Variabel Definisi
Operasional Variabel
Definisi Operasional Variabel Original
Kode Measurement Measurement Original
Jurnal Referensi
Skala Likert
dengan mudah (Wang et al., 2013) PU4 Menurut saya Mola
Polytron
Streaming Device menyediakan berbagai
pertandingan Liga Inggris yang beragam yang memudahkan saya dalam menonton pertandingan Liga Inggris yang saya butuhkan (Wang et al., 2013)
Online music services provide a variety of music (Wang et al., 2013)
93 No Variabel Definisi
Operasional Variabel
Definisi Operasional Variabel Original
Kode Measurement Measurement Original
Jurnal Referensi
Skala Likert
2 Perceived Enjoyment
Sejauh mana kegiatan
menggunakan suatu produk atau layanan dianggap memberikan kesenangan dan kegembiraan dalam dirinya sendiri, terlepas dari konsekuensi kinerja (Davis et al., (1992) dalam Wang et al., 2012)
The extent to which the activity of using an online content service is perceived to be enjoyable in its own right, apart
from any
performance consequences that
may be
anticipated (Davis et al., (1992) dalam Wang et al., 2012)
PE1 Menurut saya, saya akan memiliki interaksi yang menyenangkan ketika menonton Liga Inggris menggunakan Mola Polytron Streaming Device (Wang et al., 2012)
I have fun interacting with online music services (Wang et al., 2012)
Wang et al. (2013)
1-7
PE2 Menurut saya, saya akan memperoleh kesenangan
tersendiri jika saya menonton Liga Inggris
Using online music services provides me with a lot of enjoyment (Wang et al., 2012)
94 No Variabel Definisi
Operasional Variabel
Definisi Operasional Variabel Original
Kode Measurement Measurement Original
Jurnal Referensi
Skala Likert
menggunakan Mola Polytron Streaming Device (Wang et al., 2012) PE3 Menurut saya, saya
menikmati
pertandingan Liga Inggris jika saya menggunakan Mola Polytron Streaming Device (Wang et al., 2012)
I enjoy using online music services (Wang et al., 2012)
PE4 Menurut saya, menonton
pertandingan Liga Inggris dengan
Using online music services is interesting to me (Wang et al., 2012)
95 No Variabel Definisi
Operasional Variabel
Definisi Operasional Variabel Original
Kode Measurement Measurement Original
Jurnal Referensi
Skala Likert
menggunakan Mola Polytron Streaming Device akan
menyenangkan (Wang et al., 2012)
3 Technicalit y
Kepercayaan ketika
menggunakan suatu produk / layanan akan membuat
pengguna mengeluarkan upaya berlebih
The extent to which a customer believes that using an online content service would suffer from physical, mental and learning
TE1 Menurut saya, tidak mudah (sulit) untuk
menggunakan Mola Polytron Streaming Device (Wang et al., 2013)
It is not easy to use online music services (Wang et al., 2013)
Wang et al. (2013)
1-7
TE2 Menurut saya, tidak mudah (sulit)
Online music service can be
96 No Variabel Definisi
Operasional Variabel
Definisi Operasional Variabel Original
Kode Measurement Measurement Original
Jurnal Referensi
Skala Likert
untuk bisa
menggunakannya (Wang et al., 2013)
effort (Wang et al., 2013)
untuk
menghubungkan Mola Polytron Streaming Device dengan perangkat / televisi yang saya miliki (Wang et al., 2013)
connected instantly (Reversed) (Wang et al., 2013)
TE3 Menurut saya, Mola Polytron Streaming Device memiliki waktu respon / loading yang lama ketika ingin atau sedang
Online music services take a long time to respond (Wang et al., 2013)
97 No Variabel Definisi
Operasional Variabel
Definisi Operasional Variabel Original
Kode Measurement Measurement Original
Jurnal Referensi
Skala Likert
digunakan (Wang et al., 2013)
TE4 Menurut saya, tidak mudah (sulit) untuk
mendapatkan apa yang saya inginkan (pertandingan Liga Inggris) dengan menggunakan Mola Polytron Streaming Device (Wang et al., 2013)
It is not easy to get online music services to do what I want to do (Wang et al., 2013)
4 Perceived Fee
Keyakinan
konsumen bahwa ketika
The extent to which a customer believes that using
PF1 Menurut saya, harga yang harus saya bayarkan
The fee that I have to pay for the use of online music
Wang et al. (2013) dan Chu
1-7
98 No Variabel Definisi
Operasional Variabel
Definisi Operasional Variabel Original
Kode Measurement Measurement Original
Jurnal Referensi
Skala Likert
menggunakan suatu produk / layanan harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit (mahal) (Wang et al., 2013)
an online content service is expensive (Wang et al., 2013)
untuk bisa
menggunakan Mola Polytron Streaming Device tidak terlalu tinggi (reversed) (Wang et al., 2013)
services is too high (Wang et al., 2013)
dan Lu (2007)
PF2 Menurut saya, harga yang harus saya bayarkan untuk membeli Mola Polytron Streaming Device masuk akal (wajar) (reversed) (Wang et al., 2013)
The fee that I have to pay for the use of online music service is not reasonable (Wang et al., 2013)
99 No Variabel Definisi
Operasional Variabel
Definisi Operasional Variabel Original
Kode Measurement Measurement Original
Jurnal Referensi
Skala Likert
PF3 Menurut saya, harga untuk berlangganan Liga Inggris dengan Mola Polytron Streaming Device sesuai dengan harapan saya (reversed) (Chu dan Lu, 2007) PF4 Menurut saya,
harga untuk
menonton /
berlangganan Liga Inggris dengan Mola Polytron
100 No Variabel Definisi
Operasional Variabel
Definisi Operasional Variabel Original
Kode Measurement Measurement Original
Jurnal Referensi
Skala Likert
Streaming Device tidak
menghabiskan banyak uang (harga standar) (reversed) (Chu dan Lu, 2007)
PF5 Saya senang
dengan harga yang
harus saya
keluarkan jika saya akan membeli Mola Polytron Streaming Device (reversed) (Wang et al., 2013)
I am not pleased with the fee that I have to pay for the use of online music services Wang et al., 2013)
101 No Variabel Definisi
Operasional Variabel
Definisi Operasional Variabel Original
Kode Measurement Measurement Original
Jurnal Referensi
Skala Likert
5 Perceived Value
Keseluruhan penilaian yang dilakukan
konsumen terkait manfaat dan pengorbanan untuk memperoleh atau menggunakan suatu produk / layanan (Wang et al., 2013)
Consumer’s overall perception of online content service based on the considerations of its benefits and sacrifices needed to acquire and / or use it (Wang et al., 2013)
PV1 Menurut saya dibandingkan dengan biaya yang
harus saya
bayarkan (Rp 1.200.000),
menggunakan Mola Polytron Streaming Device akan memudahkan
saya untuk
menonton
pertandingan Liga Inggris sesuai dengan biaya yang
Compared to the fee I need to pay, the use of online music services offers value for money (Wang et al., 2013)
1-7
102 No Variabel Definisi
Operasional Variabel
Definisi Operasional Variabel Original
Kode Measurement Measurement Original
Jurnal Referensi
Skala Likert
saya bayarkan (Wang et al., 2013) PV2 Menurut saya
dibandingkan dengan upaya yang saya lakukan, menonton Liga Inggris
menggunakan Mola Polytron Streaming Device akan bermanfaat bagi saya (Wang et al., 2013)
Compared the effort I need to put in, the use of online music services is beneficial for me (Wang et al., 2013)
PV3 Menurut saya dibandingkan
Compared to the time I need to spend,
103 No Variabel Definisi
Operasional Variabel
Definisi Operasional Variabel Original
Kode Measurement Measurement Original
Jurnal Referensi
Skala Likert
dengan waktu yang saya habiskan, menonton Liga Inggris
menggunakan Mola Polytron Streaming Device akan bermanfaat bagi saya (Wang et al., 2013)
the use of online music services is worthwhile to me (Wang et al., 2013)
6 Ethical Self- Efficacy For Online Piracy
Kecenderungan perilaku individu terkait penggunaan konten-konten online secara etis (Wang et al., 2013)
Individual’s propensity of ethical usage of online content (Wang et al., 2013)
ESEOP 1
Ketika saya sangat membutuhkan tayangan Liga Inggris yang hanya ditayangkan di Mola Polytron
When you badly need a music file but feel it is too expensiv, how confident are you to refuse to have an
Wang et al. (2013)
1-7
104 No Variabel Definisi
Operasional Variabel
Definisi Operasional Variabel Original
Kode Measurement Measurement Original
Jurnal Referensi
Skala Likert
Streaming Device dan merasa biaya
yang harus
dikeluarkan terlalu mahal, saya yakin saya akan menolak untuk
menggunakan situs streaming ilegal yang menyediakan tayangan
pertandingan tersebut (Wang et al., 2013)
illegal copy of that music (Wang et al., 2013)
ESEOP 2
Ketika saya ingin menonton Liga
When you badly need a music file but
105 No Variabel Definisi
Operasional Variabel
Definisi Operasional Variabel Original
Kode Measurement Measurement Original
Jurnal Referensi
Skala Likert
Inggris dan tidak memiliki waktu untuk membeli Mola Polytron Streaming Device, saya yakin bahwa saya akan menolak menggunakan situs streaming ilegal untuk menonton Liga Inggris (Wang et al., 2013)
do not have time to purchase a copy, how confident are you to refuse to have an illegal copy of that music (Wang et al., 2013)
ESEOP 3
Ketika ada
kesempatan untuk memperoleh situs streaming ilegal
When you badly need a music file and have the opportunity to
106 No Variabel Definisi
Operasional Variabel
Definisi Operasional Variabel Original
Kode Measurement Measurement Original
Jurnal Referensi
Skala Likert
untuk menonton Liga Inggris tanpa diketahui orang lain, saya yakin bahwa saya tidak akan
memanfaatkan situs streaming ilegal tersebut (Wang et al., 2013)
obtain an illegal copy without anybody else’s knowing, how confident are you not to take advantage of it (Wang et al., 2013)
ESEOP 4
Ketika saya ingin menonton Liga Inggris dan teman saya menggunakan situs streaming ilegal, saya yakin
When you badly need a music file and have seen other colleagues us an illegal copy, how confident are you
107 No Variabel Definisi
Operasional Variabel
Definisi Operasional Variabel Original
Kode Measurement Measurement Original
Jurnal Referensi
Skala Likert
bahwa saya tidak akan
memanfaatkannya
untuk bisa
menonton Liga Inggris (Wang et al., 2013)
not to take advantage of it (Wang et al., 2013)
ESEOP 5
Ketika saya membutuhkan situs streaming ilegal Liga Inggris untuk memberikan manfaat bagi kehidupan saya, saya yakin bahwa saya tidak akan
When you badly need an illegal copy of music file to benefit your life, how confident are you not to take advantage of it (Wang et al., 2013)
108 No Variabel Definisi
Operasional Variabel
Definisi Operasional Variabel Original
Kode Measurement Measurement Original
Jurnal Referensi
Skala Likert
memanfaatkannya (Wang et al., 2013) ESEOP
6
Jika teman saya memiliki situs streaming ilegal suatu pertandingan Liga Inggris yang saya butuhkan, saya yakin bahwa saya tidak akan meminta situs tersebut kepada teman saya (Wang et al., 2013)
If a colleague has a music file that you like very much, how confident are you not to ask for an illegal copy of it (Wang et al., 2013)
ESEOP 7
Jika teman baik saya membutuhkan
If a good friend badly needs a music
109 No Variabel Definisi
Operasional Variabel
Definisi Operasional Variabel Original
Kode Measurement Measurement Original
Jurnal Referensi
Skala Likert
media atau sarana untuk menonton Liga Inggris, saya yakin bahwa saya
tidak akan
memberikan situs streaming ilegal kepadanya (Wang et al., 2013)
file, how confident are you not to make an illegal copy for him or her (Wang et al., 2013)
ESEOP 8
Jika teman baik saya membutuhkan situs streaming ilegal untuk menonton Liga Inggris dan meminta bantuan
If a good friend badly needs a music file and is asking for your help for obtain an illegal copy, how confident are you to refuse to accept that
110 No Variabel Definisi
Operasional Variabel
Definisi Operasional Variabel Original
Kode Measurement Measurement Original
Jurnal Referensi
Skala Likert
saya untuk
mencarikan situs streaming ilegal, saya yakin bahwa saya akan menolak permintaan teman saya tersebut (Wang et al., 2013)
request (Wang et al., 2013)
ESEOP 9
Jika teman baik saya membutuhkan tayangan Liga Inggris yang saya miliki (dalam kasus ini saya memiliki Mola Polytron
If a good friend badly needs a music file that you own and is asking you for a copy, how confident are you to refuse to grant the
111 No Variabel Definisi
Operasional Variabel
Definisi Operasional Variabel Original
Kode Measurement Measurement Original
Jurnal Referensi
Skala Likert
Streaming Device) dan meminta saya untuk membuat salinan / membajak tayangan tersebut, saya yakin bahwa saya akan menolak permintaan teman saya tersebut (Wang et al., 2013)
request (Wang et al., 2013)
ESEOP 10
Jika saya melihat atau mengetahui
teman saya
menggunakan streaming ilegal untuk menonton
If you see colleagues using an illegal copy of music file, how confident are you to try to dissuade the
112 No Variabel Definisi
Operasional Variabel
Definisi Operasional Variabel Original
Kode Measurement Measurement Original
Jurnal Referensi
Skala Likert
Liga Inggris, saya yakin bahwa saya akan melarang teman saya untuk menggunakan situs streaming ilegal (Wang et al., 2013)
from using it (Wang et al., 2013)
ESEOP 11
Jika teman saya menyebarkan situs streaming ilegal dan mendapatkan keuntungan dari menyebarkan situs streaming ilegal tersebut, saya yakin bahwa saya
If you see a colleague selling an ilegal copy of a music file for profit, how confident are you to try to talk him or her to give it up (Wang et al., 2013)
113 No Variabel Definisi
Operasional Variabel
Definisi Operasional Variabel Original
Kode Measurement Measurement Original
Jurnal Referensi
Skala Likert
akan menegur teman saya (Wang et al., 2013)
ESEOP 12
Jika saya melihat
teman saya
melakukan pembajakan
tayangan Liga Inggris, saya yakin bahwa saya akan berbicara dan memperingati
teman saya
tersebut (Wang et al., 2013)
If you see a colleague
attempting to make an illegal copy of a music file, how confident are you to try to talk him or her out of it (Wang et al., 2013)
114 No Variabel Definisi
Operasional Variabel
Definisi Operasional Variabel Original
Kode Measurement Measurement Original
Jurnal Referensi
Skala Likert
7 Purchase Intention
Kemungkinan seseorang akan membeli suatu barang atau jasa (Hsiao dan Chen, 2017)
The likelihood that one will purchase a smartwatch (Hsiao dan Chen, 2017)
PI1 Keinginan saya untuk membeli Mola Polytron Streaming Device sangat tinggi (Chu dan Lu, 2007)
My willingness to buy online music is very high (Chu dan Lu, 2007)
Hsiao dan Chen (2017) dan Chu dan Lu (2007)
1-7
PI2 Saya rasa sangat mungkin bagi saya untuk membeli Mola Polytron Streaming Device (Hsiao dan Chen, 2017)
I am very likely to buy the Apple Watch (Hsiao dan Chen, 2017)
PI3 Saya rasa dalam waktu dekat saya akan
In near future, I would consider purchasing online
115 No Variabel Definisi
Operasional Variabel
Definisi Operasional Variabel Original
Kode Measurement Measurement Original
Jurnal Referensi
Skala Likert
mempertimbangka n untuk membeli Mola Polytron Streaming Device (Chu dan Lu, 2007)
music (Chu dan Lu, 2007)
PI4 Saya rasa saya akan
memperkirakan bahwa saya akan rela membayar untuk menonton Liga Inggris dengan Mola Polytron
Streaming Device dimasa depan
I predict that I would pay for the Apple Watch in the future (Hsiao dan Chen, 2017)
116 No Variabel Definisi
Operasional Variabel
Definisi Operasional Variabel Original
Kode Measurement Measurement Original
Jurnal Referensi
Skala Likert
(Hsiao dan Chen, 2017)
PI5 Saya rasa saya memiliki niat untuk membeli Mola Polytron Streaming Device dimasa depan (Hsiao dan Chen, 2017)
I intend to purchase the Apple Watch in the future (Hsiao dan Chen, 2017)
117 3.9 Teknik Pengolahan Analisis Data
3.9.1 Uji Pre-Test
Malhotra (2012) menyatakan bahwa aturan umum untuk melakukan survey dengan kuisioner secara luas adalah dengan melakukan pretesting. Karena dengan melakukan pretesting seorang peneliti dapat mengidentifikasi sebuah masalah potensial dan dapat dihilangkan. Pretesting biasanya dilakukan dengan menyebarkan kuisioner kepada 15-30 responden (ukuran sampel kecil). Ketika melakukan pretesting seluruh komponen dari kuisioner seperti daftar pertanyaan, susunan kata dan kalimat, urutan pertanyaan, dan bentuk kuisioner harus diuji. Tidak lupa responden pretesting harus sesuai dengan target sampel yang ingin diteliti. Ketika dalam melakukan pretesting sebaiknya dilakukan secara langsung seperti wawancara tatap muka (pribadi), telepon, maupun e-mail. Hal tersebut berguna untuk peneliti agar bisa melihat langsung reaksi dari para responden dan dapat meminta komentar atau pandangan dari para responden sebagai bahan perbaikan untuk kedepannya (kuisioner utama).
3.9.2 Metode Analisis Menggunakan Faktor Analisis 3.9.2.1 Uji Validitas
Validitas merupakan skala yang diartikan sejauh mana perbedaan skor skala yang diamati berarti mencerminkan perbedaan nyata diantara objek pada karakteristik yang sedang diukur (Malhotra, 2010). Ketika suatu indikator mendekati valid sempurna, maka menandakan tidak terdapat kesalahan dalam pengukuran (Malhotra, 2010). Untuk mengukur valid tidaknya suatu indikator dapat menggunakan 3 caya yaitu dengan convergent validity
118 dan discriminant validity. Convergent validity merupakan sejauh mana indikator-indikator dari sebuah variabel saling berbagi proporsi varians secara umum (Hair et al., 2010).
Convergent validity diukur dengan outer loadings dan average variance extracted (AVE).
Discriminant validity merupakan sejauh mana sebuah variabel berbeda dari variabel lain dalam konteks seberapa banyak variabel tersebut berkorelasi dengan variabel lain dan bagaimana variabel tersebut dapat diukur dengan jelas dan hanya mewakili variabel tunggal tersebut (Hair et al., 2010). Discriminant validity diukur dengan cross loading factor dan fornell-lecker criterion. Pada penelitian ini penulis menggunakan convergent validity dan discriminant validity untuk mengukur valid atau tidaknya sebuah variabel dengan syarat factor analysis sebagai berikut:
Tabel 3.3 Uji Validitas PLS SEM
No Kategori Kriteria Kriteria Diterima
1 Convergent Validity Outer Loadings Outer Loadings ≥ 0,7 Average Variance Extracted
(AVE)
AVE > 0,5
2 Discriminant Validity Cross Loading Factor Cross Loading ≥ 0,7 terhadap variabelnya dan diharapkan lebih besar terhadap variabel lain
119
No Kategori Kriteria Kriteria Diterima
Fornell-Lecker Criterion √AVE harus lebih tinggi dari korelasi antar konstruk laten
3.9.2.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas mengarah kepada tingkat konsistensi skala ketika diukur berkali-kali (Malhotra, 2012). Sehingga dalam penelitian ini uji reliabilitas ingin melihar seberapa konsisten jawaban para responden ketika menjawab pertanyaan yang diberikan peneliti.
Tingkat reliabel suatu variabel atau konstruk dapat diukur dengan cronbach’s alpha, composite reliability, dan rho_A. Pada penelitian dengan PLS SEM nilai uji reliabilitas digambarkan dalam Tabel 3.3:
Tabel 3.4 Tabel Uji Reliabilitas PLS SEM
No Kategori Indeks Kriteria Diterima
1 Cronbach’s Aplha Cronbach’s Alpha Cronbach’s Alpha >
0,7
2 Composite Reliability CR CR > 0,7
3 rho_A rho_A rho_A > 0,7
120 3.9.3 Structural Equation Model (SEM)
Data pada penelitian ini akan diolah dan dianalisis dengan menggunakan metode Structural Equation Modeling (SEM). Menurut Hair et al. (2010) Structural Equation Modeling (SEM) bagian dari model statistik yang menjelaskan hubungan diantara beberapa variabel yang meneliti sebuah struktur hubungan timbal balik dengan dinyatakan dalam serangkaian persamaan dan mirip dengan persamaan regresi berganda. Persamaan tersebut menggambarkan seluruh hubungan antara konstruk (variabel dependen dan independen) yang terlibat di dalam suatu analisis.
Dalam menggunakan metode SEM, terdapat dua pendekatan yaitu dengan Covariance Based SEM (CB-SEM) dan Variance Based SEM atau biasa dikenal dengan Partial Least Square (PLS). CB-SEM lebih mengacu kepada building models yang bermaksud untuk menjelaskan covariance dari indikator konstruk. Kemudian untuk PLS lebih mengacu kepada menganalisa sebuah konstruk dengan tipe formatif dan reflektif.
Selain itu juga PLS dapat digunakan untuk melihat ada tidaknya hubungan antara variabel moderator dan pengaruhnya dengan hubungan dari variabel lain.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keterkaitan antara Perceived Usefulness, Perceived Enjoyment, Technicality, Perceived Fee, Perceived Value, Ethical Self-Efficacy For Online Piracy, dan Purchase Intention dengan menggunakan metode partial least square (PLS) dan menggunakan software SmartPLS versi 3.2.8. Penelitian ini menggunakan metode SEM karena terdapat lebih dari satu variabel dependen dan pada penelitian ini terdapat variabel moderator yaitu Ethical Self-Efficacy For Online Piracy.
121 3.9.3.1 Tahapan Prosedur PLS-SEM
Tahapan pengolahan PLS-SEM adalah sebagai berikut:
1. Model Specification
Tahapan pertama adalah dengan menentukan tipe indikator dari sebuah variabel yang dimana terdapat dua tipe indikator yaitu reflektif dan formatif. Model indikator reflektif berdasarkan kepada asumsi bahwa variabel laten dibentuk dari true score plus error atau dalam kata lain konstruk yang mempengaruhi variasi pengukuran dari indikator. Hipotesis yang diajukan berupa perubahan pada variabel laten akan mempengaruhi perubahan pada indikator. Kemudian untuk model indikator formatif mengarah kepada perubahan pada indikator yang telah dihipotesiskan akan mempengaruhi perubahan dalam konstruk. Arah dari hubungan kausal mengalir dari indikator ke konstruk.
2. Outer Model Evaluation
Outer model merupakan model yang mendefinisikan bagaimana indikator dapat berhubungan dengan variabel laten. Outer model juga dapat disebut sebagai measurement model. Untuk menginterpretasikan outer model adalah dengan melihat convergent validity, discriminant validity, dan reliability. Convergent validity merupakan sejauh mana indikator-indikator dari sebuah variabel saling berbagi proporsi varians secara umum (Hair et al., 2010). Convergent validity diukur dengan outer loading dan average variance extracted (AVE). Discriminant validity merupakan sejauh mana sebauh variabel berbeda dari variabel lain dalam konteks
122 seberapa banyak variabel tersebut berkorelasi dengan variabel lain dan bagaimana variabel tersebut dapat diukur dengan jelas dan hanya mewakili variabel tunggal tersebut (Hair et al., 2010). Discriminant validity diukur dengan cross loading factor dan fornell-larcker criterion. Reliabilitas mengarah kepada tingat konsistensi skala ketika diukur berkali-kali (Malhotra, 2012). Uji reliabilitas diukur dengan cronbach’s alpha, composite reliability, dan rho_A.
3. Inner Model Evaluation
Inner model atau model struktural berfungsi untuk menguji hubungan antar variabel laten. Inner model dapat menunjukkan adanya direct effect, indirect effect, dan moderating effect dari variabel-variabel yang diteliti.
3.9.3.2 Kecocokan Model Pengukuran (Outer Model) 1. Convergent Validity
Convergent validity berguna untuk mengukur bersarnya outer loading dan average variance extracted (AVE) untuk setiap variabel laten. Nilai outer loading yang direkomendasikan yaitu diatas 0,70, tetapi nilai 0,60 masih bisa dimaklumi jika model berada dalam tahap pengembangan (Ghozali dan Latan, 2015). Kemudian nilai average variance extracted yang dikeromendasikan yaitu AVE > 0,5 (Ghozali dan Latan, 2015).
2. Discriminat Validity
Discriminant validity berguna untuk menilai apakah sebuah variabel memiliki nilai discriminant validity yang memadai. Caranya dengan membandingkan korelasi
123 indikator dengan konstruk yang dituju harus lebih besar jika dibandingkan dengan korelasi dengan konstruk lain. Untuk mengetahui nilai korelasi antar indikator dapat dilihat dengan nilai cross loading factor dan fornell-lacker criterion. Nilai cross loading factor yang diterima adalah ≥ 0,7 (Ghozali dan Latan, 2015). Kemudian fornell-larcker criterion atau √AVE harus lebih tinggi dari korelasi antar setiap konstruk laten (Ghozali dan Latan, 2015).
3. Reliability
Reliability menandakan adanya konsistensi dari setiap indikator dalam variabel laten yang mengukur variabel tersebut. Nilai ketika variabel memiliki tingkat konsistensi yang baik diukur berdasarkan cronbach’s alhpha, composite reliability, dan rho_A.
Nilai cronbach’s alpha, composite reliability, dan rho_A yang diterima adalah > 0,7 (Ghozali dan Latan, 2015).
3.9.3.3 Kecocokan Model Struktural (Inner Model) 1. T-Statistics
T-Statistics befungsi untuk menguji seberapa signifikan hipotesis dalam penelitian.
Penelitian ini menggunakan taraf alpha sebesar 5% yang menjadikan nilai kritis untuk penelitian ini adalah 1,65 (Lind et al., 2012). Jika memperoleh nilai pada rentan -1,65
< t-stat < 1,65 maka uji yang dilakukan dinyatakan tidak signifikan. Jika nilai t- statistics berada pada rentan < -1,65 ataupun > 1,65 maka uji yang dilakukan dinyatakan signifikan (Hair et al., 2010). Selain itu juga dengan melihat nilai p-value
< 0,05 (Hair et al, 2010).
124 2. R2 (coefficient of determination)
R2 merupakan ukuran hasil modifikasi dari koefisien determinasi yang mengkalkulasikan jumlah variabel independen yang masuk kedalam persamaan dan ukuran sampel (Hait et al., 2010). Artinya R2 menyatakan seberapa besar pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen (Ghozali dan Latan, 2015).
3. Q2 (cross validated redundancy)
Q2 merupakan sarana untuk menilai relevansi prediktif dari inner model (Ghozali dan Latan, 2015).
4. f2 (effect size)
Effect size (f2) merupakan ukuran efek untuk setiap jalur yang ditentukan dengan menghitung Cohen’s f2. Nilai f2 dibagi menjadi tiga yaitu small effect = 0,02, medium effect = 0,15, dan large effect = 0,35 (Ghozali dan Latan, 2015). Cara menghitung f2 adalah dengan melihat perubahan para R2 ketika konstruk dihilangkan dari dalam model (Ghozali dan Latan, 2015). Tingkat effect akan tinggi ketika variabel eksogen berkontribusi dalam variabel endogen (Ghozali dan Latan, 2015).
5. Godness of Fit (GoF)
Goodness of Fit merupakan sebuah tolak ukur yang menunjukkan seberapa baik suatu model dapat mereproduksi kovarians di antara variabel-variabel indikator (Hair et al., 2010). Dalam kata lain GoF berguna untuk memvalidasi suatu model struktural secara menyeluruh. Dalam SEM PLS, nilai GoF dapat diperoleh dengan rumus sebagai berikut:
125 GoF = √(rata-rata AVE) x rata-rata R2
Untuk memperoleh nilai GoF menggunakan akar dari rata-rata average variance extracted (AVE) dikali dengan rata-rata koefisien determinasi atau R2 (Ghozali dan Latan, 2015). Berikut interpretasi terhadap nilai-nilai GoF, 0,1 = GoF kecil, 0,25 = GoF moderate, dan 0,36 = GoF besar (Ghozali dan Latan, 2015).
3.9.4 Model Keseluruhan Penelitian
Sumber: Olah Data Primer, 2019
Gambar 3.9 Model Keseluruhan Penelitian
126 3.9.5 Testing Structural Relationship
Model teoritis dianggap valid jika memenuhi syarat sebagai berikut:
1. Nilai standar koefisien ≥ 0 yang artinya menandakan adanya hubungan positif, jika nilai sebaliknya maka menandakan adanya hubungan negatif.
2. Nilai dari p-values < 0,05. Ketika nilai p-values sebesar < 0,05 artinya terdapat pengaruh yang signifikan yang menandakan hipotesis yang telah disusun dalam penelitian ini didukung oleh data (Malhotra, 2012).
3. Nilai dari t-value > 1,65 (Lind et al., 2012).