• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PRODUKTIVITAS KERJA TERHADAP TERHADAP KESEJAHTERAAN PEGAWAI KECAMATAN MEDAN PETISAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PRODUKTIVITAS KERJA TERHADAP TERHADAP KESEJAHTERAAN PEGAWAI KECAMATAN MEDAN PETISAH"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PRODUKTIVITAS KERJA TERHADAP TERHADAP KESEJAHTERAAN PEGAWAI

KECAMATAN MEDAN PETISAH

Oleh :

Andi Sahputra, S.E., , M.M.

Politeknik Ganesha, Medan

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat produktivitas kerja pegawai terhadap kesejahteraan pegawai Kecamatan Medan Petisah. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerical (angka) yang diolah dengan metode statistika. Penelitian ini dilakukan pada Kantor Camat Medan Petisah yang beralamat di Jalan Budi Pembangunan No. 1 Medan, yang akan dilaksanakan pada bulan Juni 2018 s/d Agustus 2018. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sampling jenuh, dimana semua populasi dijadikan sebagai sampel pada penelitian ini yaitu 28 orang. Analisis data dilakukan menggunakan regresi linier sederhana.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa produktivitas pegawai pada Kantor Camat Medan Petisah masih tergolong cukup baik dan baik dan masih terdapat beberapa pegawai dengan produktivitas yang kurang baik, sehingga perlu peningkatan produktivitas pegawai.

Kesejahteraan pegawai pada Kantor Camat Medan Petisah sudah tergolong baik, tetapi masih ada beberapa pegawai dengan tingkat kesejahteraan yang kurang baik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produktivitas pegawai mempunyai pengaruh yang positif terhadap kesejahteraan pegawai, artinya apabila produktiitas pegawai meningkat maka akan diikuti oleh peningkatan kesejahteraan pegawai.

Kata kunci : produktivitas kerja dan kesejahteraan pegawai

1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

Produktivitas merupakan suatu hasil kerja pegawai, hasil kerja pegawai ini adalah proses bekerja dari seseorang yang menghasilkan suatu barang atau jasa, dan akhirnya proses kerja ini yang disebut kinerja dari karyawan itu sendiri. Maka

produktivitas sering terjadi penurunan yang disebabkan oleh beberapa faktor yaitu kemungkinan adanya ketidaknyamanan dalam bekerja dan berkurangnya motivasi kerja serta ketidakpuasan dalam bekerja.

Untuk mengetahui

produktivitas kerja dari setiap

(2)

karyawan maka perlu dilakukan sebuah pengukuran produktivitas kerja. Pengukuran produktivitas tenaga kerja menurut sistem pemasukan fisik per orang atau per jam kerja orang ialah diterima secara luas, dengan menggunakan metode pengukuran waktu tenaga kerja (jam, hari atau tahun). Pengukuran diubah ke dalam unit-unit pekerja yang diartikan sebagai jumlah kerja yang dapat dilakukan dalam satu jam oleh pekerja yang bekerja menurut pelaksanakan standar (Sinungan, 2008: 262).

Untuk mengukur suatu produktivitas perusahaan dapatlah digunakan dua jenis ukuran jam kerja manusia, yakni jam-jam kerja yang harus dibayar dan jam-jam kerja yang dipergunakan untuk bekerja.

Jam kerja yang harus dibayar meliputi semua jam-jam kerja yang harus dibayar, ditambah jam-jam yang tidak digunakan untuk bekerja namun harus dibayar, liburan, cuti, libur karena sakit, tugas luar dan sisa lainnya. Jadi bagi keperluan pengukuran umum produktivitas tenaga kerja kita memiliki unit-unit yang diperlukan, yakni: kuantitas hasil dan kuantitas penggunaan masukan tenaga kerja.

Menurut UU No. 13/2003 pasal 77 ayat 1, mewajibkan setiap pengusaha untuk melaksanakan ketentuan jam kerja. Ketentuan jam kerja ini telah diatur dalam 2 sistem, yaitu: 7 jam kerja dalam 1 hari atau 40 jam kerja dalam 1 minggu untuk 6 hari kerja dalam 1 minggu; atau 8 jam kerja dalam 1 hari atau 40 jam

kerja dalam 1 minggu untuk 5 hari kerja dalam 1 minggu. Pada kedua sistem jam kerja tersebut juga diberikan batasan jam kerja yaitu 40 (empat puluh) jam dalam 1 (satu) minggu. Apabila melebihi dari ketentuan waktu kerja tersebut, maka waktu kerja biasa dianggap masuk sebagai waktu kerja lembur sehingga pegawai berhak atas upah lembur.

Pegawai dengan

produktivitas kerja yang baik mengharapkan akan mendapatkan kontra prestasi atas apa yang dilakukannya, mereka berhak untuk mendapatkan kesejahteraan. Dengan demikian peningkatan produktivitas kerja pegawai dapat meningkatkan kesejahteraan pegawai. Pegawai dengan tingkat produktivitas kerja yang baik akan mendapatkan insentif dari organisasi yang akan meningkatkan kesejahteraan pegawai dalam instansi tersebut.

Berdasarkan uraian di atas, penulis mencoba untuk mengadakan suatu penelitian tentang "Pengaruh Tingkat Produktivitas Kerja Pegawai terhadap terhadap Kesejahteraan Pegawai Kecamatan Medan Petisah".

1.2. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat produktivitas kerja pegawai terhadap kesejahteraan pegawai Kecamatan Medan Petisah.

1.3. Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yaitu penelitian

(3)

yang menekankan analisisnya pada data-data numerical (angka) yang diolah dengan metode statistika.

Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survai. Penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Penelitian survai yang digunakan disini adalah penelitian survai yang bersifat penjelasan yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan kausal antara variable-variabel melalui pengujian hipotesa.

Penelitian ini dilakukan pada Kantor Camat Medan Petisah yang beralamat di Jalan Budi Pembangunan No. 1 Medan, yang akan dilaksanakan pada bulan April 2018 s/d Juni 2018. Populasi pada penelitian ini adalah keseluruhan pegawai yang bekerja di Kantor Camat Medan Petisah yang berjumlah 28 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sampling jenuh. Menurut Sugiyono (2014: 68), bahwa: “teknik sampling jenuh merupakan teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.” Hal ini dikarenakan populasi yang digunakan pada penelitian ini relatif kecil, kurang dari 30 orang atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Dengan jumlah populasi pegawai yang sedikit, maka keseluruhan pegawai dijadikan sebagai sampel pada penelitian ini.

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas (X) yaitu produktivitas kerja, sedangkan variabel terikat (Y) yaitu kesejahteraan pegawai. Data yang telah terkumpul kemudian diproses dan dianalisa. Analisis data dilakukan dengan analisis regresi linier sederhana.

2. Uraian Teoritis

2.1. Produktivitas Kerja Pegawai Sinungan (2008:17) menjelaskan produktivitas adalah suatu konsep yang bersifat universal yang bertujuan untuk menyediakan lebih banyak barang dan jasa untuk lebih banyak manusia, dengan menggunakan sumber-sumber riil yang makin sedikit.

Hasibuan menjelaskan bahwa produktivitas kadang-kadang dipandang sebagai penggunaan intensif terhadap sumber-sumber konversi seperti tenaga kerja dan mesin yang diukur secara tepat dan benar-benar menunjukkan suatu penampilan yang efisiensi (Sinungan, 2008 : 126).

Dari beberapa pendapat para ahli di atas penulis mengartikan produktivitas adalah suatu ukuran daripada hasil kerja atau kinerja seseorang dengan proses input sebagai masukan dan output sebagai keluarannya yang merupakan indikator daripada kinerja pegawai dalam menentukan bagaimana usaha untuk mencapai produktivitas yang tinggi dalam suatu organisasi.

Beberapa faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja

(4)

antara lain (Sinungan, 2008 : 108):

1). Pendidikan dan Pelatihan.

Pendidikan dan pelatihan membentuk dan menambah pengetahuan seseorang untuk mengerjakan sesuatu dengan terampil, cepat dan tepat.

2). Gizi dan Kesehatan

Gizi dan kesehatan yang baik meningkatkan kemampuan dan kesegaran fisik dan mental seseorang dalam melakukan sesuatu pekerjaan.

Semakin baik gizi dan kesehatan maka semakin tinggi pula tingkat produktivitas kerjanya.

3). Penghasilan dan Jaminan Sosial Penghasilan dan jaminan sosial dalam arti imbalan dan penghargaan dapat menjadi pendorong untuk lebih giat bekerja atau lebih produktif, karena hal ini ada kaitannya dengan pemenuhan langsung dan kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan pokok yang akhirnya akan meningkatkan produktivitas kerjanya.

4). Kesempatan Kerja

Tingkat produktivitas seorang pegawai sangat tergantung pada kesempatan pegawai yang terbuka padanya. Kesempatan yang sesuai dengan tingkat pendidikan dan keterampilan yang diperoleh akan sangat berpengaruh dalam mengembangkan diri.

5). Manajemen

Pada hakekatnya prinsip manajemen adalah meningkatkan efisiensi dan produktivitas.

Pencapaian tujuan dari manajemen tersebut dengan menggunakan fungsi-fungsi manajemen seperti

perencanaan, pengorganisasian, motivasi dan pengawasan.

6). Kebijakan Pemerintah

Usaha peningkatan

produktivitas sangat sensitif terhadap kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah terutama di bidang produksi, investasi, perizinan usaha, teknologi, moneter, fiskal, harga dan lain-lain. Kebijakan pemerintah mengenai hal tersebut sangat berpengaruh terhadap produktivitas kerja pegawai.

Beberapa sifat kepribadian yang mempengaruhi produktivitas antara lain :

1). Kreatif 2). Bersahabat

3). Ulet, Percaya Diri 4). Kooperatif

Kemampuan menjalin hubungan dengan individu lain pada tenaga pemasaran sangat penting karena berpengaruh pada produktivitas kerjanya. Kecakapan tenaga kerja dalam menjalin hubungan dengan orang lain sangat penting dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam aktifitas organisasi, baik dalam kelompok skala besar maupun kelompok skala kecil.

Pendidikan merupakan suatu kekuatan dinamis pada setiap individu yang mempengaruhi perkembangan fisik dan mental misalnya emosi, sosial dan etikanya.

Dengan kata lain pendidikan merupakan kekuatan yang dinamis dan mempengaruhi seluruh aspek kepribadian. Suatu keberhasilan bekerja akan dimiliki oleh individu yang bermotivasi dan terorganisasi

(5)

baik serta berwawasan luas tentang kehidupannya.

Dari defenisi yang telah dikemukakan di atas disimpulkan bahwa untuk mengukur data produktivitas adalah penting dan yang perlu juga diperhatikan adalah menggunakan data tersebut guna membangun produktivitas sebab manfaat baru akan diperoleh bila perilaku sudah diartikan sekaligus diwujudkan. Proses yang terjadi pada individu yang mendorong produktivitas diri dalam lapangan pekerjaan tidak terlepas dari karakteristik pekerjaannya, sebab tingkat keberhasilan atau kesuksesan dalam pekerjaan berkaitan dengan pelaksanaan kerja. Pelaksanaan kerja ini adalah fungsi tingkah laku individu yang terarah.

2.2. Kesejahteraan Pegawai

Untuk memelihara

kesejahteraan karyawan agar merasa betah bekerja pada perusahaan, maka perlu memperhatikan tingkat kesejahteraan karyawan. Memang sulit untuk mengetahui secara pasti mengenai pemahaman kesejahteraan itu bagi setiap karyawan. Namun demikian, kesejahteraan yang dimaksud di sini adalah suatu kondisi yang dirasakan oleh karyawan secara material cukup memenuhi kebutuhannya dan merasa aman dan tenang dalam menjalani kehidupannya. Memperhatikan tingkat kesejahteraan di sini dapat dilakukan dengan cara memberikan sesuatu yang bersifat finansial ataupun non finansial dan juga dalam

bentuk pelayanan-pelayanan dan memberikan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan karyawan (Sofyandi, 2008 : 183).

Hasibuan (2011 : 185), bahwa kesejahteraan pegawai adalah balas jasa pelengkap (material dan non material) yang diberikan berdasarkan kebijaksanaan. Tujuan untuk mempertahankan dan memperbaiki kondisi fisik dan mental karyawan agar produktivitas kerjanya meningkat. Program kesejahteraan pegawai adalah pemberian tunjangan yang harus disusun berdasarkan peraturan legal berasaskan keadilan dan kelayakan (internal dan eksternal), konsistensi dan berpedoman kepada kemampuan organisasi.

Menurut Panggabean (2004 : 96), kesejahteraan pegawai yang juga dikenal benefit mencakup semua jenis penghargaan berupa uang yang tidak dibayarkan langsung kepada karyawan. Kesejahteraan pegawai dapat peneliti simpulkan sebagai balas jasa pelengkap dalam bentuk uang dan tunjangan yang diberikan berdasarkan kebijaksanaan sesuai dengan kemampuan perusahaan

dengan tujuan untuk

mempertahankan dan memperbaiki kondisi fisik dan mental pegawai agar produktivitas kerjanya meningkat.

Tujuan pemberian

kesejahteraan menurut Hasibuan (2011 : 187) antara lain:

1) Untuk meningkatkan kesetiaan dan ketertarikan pegawai kepada organisasi.

(6)

2) Memberikan ketenangan dan pemenuhan kebutuhan bagi pegawai beserta keluarganya.

3) Memotivasi gairah kerja, disiplin dan produktivitas kerja pegawai.

4) Menurunkan tingkat absensi turnover pegawai.

5) Menciptakan lingkungan dan suasana kerja yang baik dan nyaman

6) Membantu melancarkan pelaksanaan pekerjaan untuk mencapai tujuan.

7) Memelihara kesehatan dan meningkatkan kualitas pegawai.

8) Mengefektifkan pengadaan pegawai.

9) Membantu program pelaksanaan pemerintah dalam meningkatkan kualitas manusia Indonesia.

10) Mengurangi kecelakaan dan kerusakan peralatan organisasi 11) Meningkatkan status sosial

pegawai beserta keluarganya.

3. Hasil dan Pembahasan 3.1. Hasil Penelitian

3.1.1. Persepsi Responden Mengenai Produktivitas

Kerja terhadap

Kesejahteraan Pegawai Produktivitas kerja merupakan suatu ukuran daripada hasil kerja atau kinerja seseorang dengan proses input sebagai masukan dan output sebagai keluarannya yang merupakan indikator daripada kinerja pegawai dalam menentukan bagaimana usaha untuk mencapai produktivitas yang tinggi dalam suatu organisasi.

Berdasarkan hasil penelitian, maka persepsi responden mengenai produktivitas kerja, terlihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Persepsi Responden terhadap Produktivitas Kerja Pegawai

No Pernyataan Jawaban

SS S KS TS STS

1 Pegawai memiliki kualitas kerja yang baik 6 21,43%

12 42,86%

7 25,00%

2 7,14%

1 3,57%

2 Pegawai yang bekerja memiliki kualifikasi yang baik sesuai dengan yang dibutuhkan.

8 28,57%

6 21,43%

9 32,14%

2 7,14%

3 10,71%

3 Selalu menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan tepat waktu.

13 46,43%

3 10,71%

5 17,86%

5 17,86%

2 7,14%

4 Pegawai selalu mengerjakan pekerjaan sesuai dengan kuantitas kerja.

8 28,57%

13 46,43%

4 14,29%

2 7,14%

1 3,57%

5 Selalu bekerja dengan baik walaupun sudah memenuhi kuantitas yang telah ditetapkan

6 21,43%

12 42,86%

6 21,43%

4 14,29%

0 0,00%

6 Selalu datang tepat waktu ke tempat kerja 7 25,00%

6 21,43%

8 28,57%

5 17,86%

2 7,14%

7 Selalu pulang kerja sesuai dengan waktu yang ditentukan.

8 28,57%

10 35,71%

4 14,29%

6 21,43%

0 0,00%

8 Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan standar waktu yang ditetapkan.

6 21,43%

11 39,29%

6 21,43%

5 17,86%

0 0,00%

9 Selalu dapat menyelesaikan pekerjaan dengan kondisi 5 10 6 6 1

(7)

apapun. 17,86% 35,71% 21,43% 21,43% 3,57%

10 Memiliki kemauan bekerja maksimal dengan waktu seminimal mungkin.

7 25,00%

12 42,86%

5 17,86%

4 14,29%

0 0,00%

Rata-Rata 26,43% 33,93% 21,43% 14,64% 3,57%

Keterangan : SS = Sangat Setuju, S = Setuju, CS = Cukup Setuju, TS = Tidak Setuju, STS = Sangat Tidak Setuju

Berdasarkan Tabel 1 di atas, dapat diketahui bahwa rata-rata responden menjawab dengan kateogori

”setuju”, ”sangat setuju” dan ”cukup setuju”, tetapi masih ada responden yang menjawab pada kategori ”tidak setuju” dan ”sangat tidak setuju”.

Hal ini menunjukkan bahwa persepsi pegawai terhadap produktivitas kerja di Kantor Camat Medan Petisah belum semuanya baik, sehingga masih perlu ditingkatkan.

Kesejahteraan pegawai merupakan balas jasa pelengkap

dalam bentuk uang dan tunjangan yang diberikan berdasarkan kebijaksanaan sesuai dengan kemampuan perusahaan dengan tujuan untuk mempertahankan dan memperbaiki kondisi fisik dan mental pegawai agar produktivitas kerjanya meningkat. Berdasarkan hasil penelitian, maka persepsi responden mengenai kesejahteraan kerja pegawai dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Persepsi Responden terhadap Kesejahteraan Pegawai

No Pernyataan Jawaban

SS S KS TS STS

1 Semua pegawai mendapatkan uang makan dari instansi

4 14,29%

6 21,43%

9 32,14%

8 28,57%

1 3,57%

2 Semua pegawai mendapatkan uang transportasi dari instansi

6 21,43%

7 25,00%

5 17,86%

6 21,43%

4 14,29%

3 Pegawai mendapatkan THR menjelang hari raya dari instansi.

5 17,86%

6 21,43%

8 28,57%

8 28,57%

1 3,57%

4 Jika ada kemalangan, maka pegawai mendapatkan uang duka dari instansi.

4 14,29%

2 7,14%

8 28,57%

7 25,00%

7 25,00%

5 Setiap pegawai mendapatkan pakaian dinas dari instansi.

5 17,86%

5 17,86%

8 28,57%

6 21,43%

4 14,29%

6 Setiap pegawai mendapatkan fasilitas kesehatan dari instansi.

4 14,29%

6 21,43%

7 25,00%

6 21,43%

5 17,86%

7 Setiap pegawai mendapatkan kesempatan beribadah di tempat ibadah masing-masing.

5 17,86%

7 25,00%

3 10,71%

11 39,29%

2 7,14%

8 Instansi memiliki fasilitas olahraga bagi pegawai yang melakukan aktivitas olahraga.

6 21,43%

3 10,71%

8 28,57%

9 32,14%

2 7,14%

9 Instansi mengadakan rekreasi terhadap pegawainya setiap tahun.

4 14,29%

5 17,86%

6 21,43%

10 35,71%

3 10,71%

10 Intansi memberikan kesempatan melanjutkan 4 6 9 7 2

(8)

pendidikan kepada pegawainya. 14,29% 21,43% 32,14% 25,00% 7,14%

11 Intansi memberikan cuti bagi pegawai yang membutuhkannya.

4 14,29%

9 32,14%

3 10,71%

8 28,57%

4 14,29%

12 Intansi memiliki koperasi sendiri yang beranggotakan pegawai intansi.

4 14,29%

6 21,43%

6 21,43%

8 28,57%

4 14,29%

13 Instansi memberikan izin kepada pegawai yang membutuhkannya.

10 35,71%

8 28,57%

3 10,71%

3 10,71%

4 14,29%

14 Pegawai yang mendapatkan permasalahan hukum, mendapatkan bantuan hukum dari instansi.

4 14,29%

9 32,14%

5 17,86%

4 14,29%

6 21,43%

15 Pegawai mendapatkan tanggungan asuransi dari instansi.

7 25,00%

10 35,71%

4 14,29%

5 17,86%

2 7,14%

16 Pegawai mendapatkan tanggungan kredit rumah dari instansi.

11 39,29%

4 14,29%

4 14,29%

3 10,71%

6 21,43%

Rata-Rata 19,42% 22,10% 21,43% 24,33% 12,72%

Keterangan : SS = Sangat Setuju, S = Setuju, CS = Cukup Setuju, TS = Tidak Setuju, STS = Sangat Tidak Setuju

Berdasarkan Tabel 2 di atas, dapat diketahui bahwa rata-rata responden menjawab dengan kateogori ”setuju”, ”sangat setuju”

dan ”cukup setuju”, tetapi masih ada responden yang menjawab pada kategori ”tidak setuju” dan ”sangat tidak setuju”. Hal ini menunjukkan bahwa persepsi pegawai terhadap kesejahteraan pegawai di Kantor Camat Medan Petisah belum baik, sehingga masih perlu ditingkatkan.

4.1.2. Uji Regresi Linier

Dalam penelitian ini menggunakan metode analisis regresi dengan persamaan untuk menganalisis pengaruh variabel independent produktivitas pegawai terhadap kesejahteraan pegawai.

Hasil uji regresi dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil Uji Regresi

Berdasarkan hasil tersebut maka persamaan regresi linier sederhana yang mempunyai formulasi : Y = b0 + b1X1 + , sehingga dapat diperoleh persamaan

: Y = 1,279 + 1,311 X

dengan estimasi simpangan baku peramalan sebesar 6,469.

4.1.3. Uji F

Uji F bertujuan untuk menguji signifikannya pengaruh produktivitas pegawai secara

(9)

simultan terhadap kesejahteraan pegawai. Hasil uji F terlihat pada

Tabel 4.

Tabel 4. Uji F

Berdasarkan hasil pengolahan data dengan SPSS, maka diketahui Fhitung

sebesar 48,337 dengan nilai signifikansi F-hitung sebesar 0,000

<0,05, sehingga H0 ditolak atau H1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa secara simultan produktivitas pegawai mempunyai pengaruh signifikan (nyata) meningkatkan kesejahteraan pegawai.

4.1.4. Uji t

Dari Tabel 4 di atas dapat disimpulkan bahwa nilai signifikasi t untuk variabel produktivitas pegawai

sebesar 0,00 lebih kecil dari 0,05.

sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh positif antara produktivitas pegawai dengan kesejahteraan pegawai, yang artinya dengan peningkatan produktivitas pegawai maka akan diikuti oleh peningkatan kesejaheteraan pegawai.

4.1.5. Koefisien Determinasi

Koefisien deteriminasi parsial digunakan untuk mengetahui sumbangan produktivitas pegawai terhadap naik turunnya kesejahteraan pegawai seperti terlihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Koefisisen Determinasi

Koefisien determinasi (adjusted R²) sebesar 0,637 menunjukkan bahwa kesejahteraan pegawai dapat dipengaruhi oleh variabel independen yaitu produktivitas pegawai (X) sebesar 63,70 %, yang artinya produktivitas pegawai akan

berpengaruh yang cukup kuat dalam mempengaruhi kesejahteraan pegawai. Sedangkan sisanya yaitu 36,30% dipengaruh oleh faktor lainnya.

(10)

4.2. Pembahasan

Hasil penelitian untuk variabel produktivitas pegawai menunjukkan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kesejahteraan pegawai. Hal ini ditunjukkan dari nilai t sebesar 6,952 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Nilai signifikansi dari hasil analisis data menunjukkan nilai lebih dari 0,05. Sehingga penelitian ini mendukung hipotesis yang menyatakan bahwa program kesejahteraan yang bersifat ekonomis berpengaruh terhadap motivasi kerja karyawan. Hasil ini memberikan bukti empiris bahwa dengan produktivitas pegawai yang tinggi akan meningkatkan kesejahteraan pegawai. Hal in disebabkan tingginya produktivitas akan dihargai dengan pemberian insentif oleh organisasi. Adanya peningkatan insentif akan meningkatkan tingkat pendapatan pegawai yang dapat digunakan dalam meningaktkan kesejahteraan hidupnya. Pemberian kesejahteraan terhadap pegawai akan menciptakan ketenangan, semangat kerja, dedikasi, disiplin dan sikap loyal terhadap organisasi.

Pegawai dengan

produktivitas kerja yang tinggi akan mendapatkan penghargaan (reward) dari instansi. Pegawai dengan tingkat produktivitas kerja yang baik akan mendapatkan insentif dari organisasi yang akan meningkatkan kesejahteraan pegawai dalam instansi tersebut. Disamping itu pemberian penghargaan terhadap pegawai dengan produktivitas yang tinggi

akan membuat pegawai tersebut bangga akan hasil yang telah ia capai.

Ukuran kesejahteraan pegawai juga dilihat dari non materi dalam penelitian ini dilihat dari pemberian fasilitas dan pelayanan.

Pegawai dengan produktivitas yang tinggi kemungkinan akan diberi fasilitas seperti memberi kesempatan menempuh pendidikan, rekreasi dan cuti kepada pegawai yang bersangkutan, sehingga kesejahteraannya semakin meningkat. Disamping itu pegawai dengan produktivitas yang tinggi kemungkinan juga mendapatkan pelayanan asuransi dan perkreditan rumah dari instansi tempat dia bekerja. Hal ini akan semakin meningkatkan kesejahteraan pegawai yang bersangkutan. Menurut Sinungan (2008 : 17), kesejahteraan akan lebih terjamin bila produktivitas kerja yang tinggi. Peningkatan produktivitas sama dengan meningkatkan pemasukan pegawai dimana pemasukan diartikan sebagai pendapatan, karena pendapatan dapat menghasilkan uang untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari, maka produktivitas dikatakan memiliki pengaruh langsung terhadap peningkatan kesejahteraan melalui pendapatan.

4. Kesimpulan dan Saran 4.1. Kesimpulan

1. Hasil uji Fhitung sebesar 48,337 dengan nilai signifikansi F- hitung sebesar 0,000 <0,05. Hal ini menunjukkan bahwa secara

(11)

simultan produktivitas pegawai mempunyai pengaruh signifikan (nyata) meningkatkan kesejahteraan pegawai.

2. Koefisien determinasi (adjusted R²) sebesar 0,637 menunjukkan bahwa kesejahteraan pegawai dapat dipengaruhi oleh variabel independen yaitu produktivitas pegawai (X) sebesar 63,70 %, yang artinya produktivitas pegawai akan berpengaruh yang cukup kuat dalam mempengaruhi kesejahteraan pegawai.

Sedangkan sisanya yaitu 36,30%

dipengaruh oleh faktor lainnya, atau dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak menjadi modal dalam penelitian ini.

4.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah disampaikan di atas maka dapat dikemukakan saran :

1. Bagi instansi, hendaknya dapat meningkatkan produktivitas pegawai, karena peningkatan produktivitas dapat memberikan pengaruh dalam peningkatan kesejahteraan pegawai.

2. Bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya menambah variabel lain yang mungkin dapat mempengaruhi kesejahteraan pegawai.

DAFTAR PUSTAKA

Hasibuan, Malayu. S.P. 2011.

Organisasi dan Motivasi:

Dasar Peningkatan Produktivitas. Jakarta : Bumi Aksara.

Moekijat. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung : Pionir Jaya.

Muis, Moh. Sidik Priadana Saludin.

2009. Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Panggabean, S. Mutiara. 2004.

Manajemen Sumber Daya Manusia. Bogor: Ghalia Indonesia.

Sadono Sukirno. 2008.

Mikroekonomi: Teori Pengantar. Edisi Ketiga.

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Saydam. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Gunung Agung.

Sedarmayanti. 2009. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung: CV. Mandar Maju

Sinungan, Muchdarsyah. 2008.

Produktivitas : Apa dan Bagaimana. Jakarta : Bumi Aksara.

Sofyandi H. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia.

Yogyakarta : Graha Ilmu.

Sugiyono, 2014. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabetha.

Gambar

Tabel 1. Persepsi Responden terhadap Produktivitas Kerja Pegawai
Tabel 2. Persepsi Responden terhadap Kesejahteraan Pegawai
Tabel 3. Hasil Uji Regresi
Tabel 4. Uji F

Referensi

Dokumen terkait

Namun harus diakui bahwa istilah good governance ini dalam pemakaian oleh para pengkaji lebih banyak digunakan dalam pembicaraan tata kelola pemerintahan yang baik Hal

It can be concluded that each of feedstuff with its characteristic can be used for complete feed by mixing them with consideration of their in sacco

Prav zato je še posebej pomemben prvi odziv preiskovalcev, saj pravilni pristop vpliva na pozitivno sodelovanje žrtev z organi kazenskega pregona, zdravstvenimi ustanovami in centri

Pada tahap increment kedua, aplikasi hasil dari increment pertama ditambahkan fitur baru sesuai dengan proses bisnis penentuan harga yang ada di perusahaan

Pemalsuan dapat diartikan sebagai suatu perbuatan yang mempunyai tujuan meniru, menciptakan suatu benda yang sifatnya tidak asli lagi atau membuat suatu benda

mendukung tercapainya tujuan pendidikan yang berkedudukan di perguruan tinggi. Sesuai dengan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem adalah cara atau prosedur

Pendekatan perubahan tingkah laku dalam manajemen kelas diartikan sebagai suatu proses untuk mengubah tingkah laku peserta didik di dalam kelas. Peranan guru

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dihasilkan simpulan bahwa Status hukum hak milik atas tanah yang diperoleh warga negara Indonesia yang menikah dengan warga