• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini penulis menetapkan SMP Negeri 4 Kotamobagu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini penulis menetapkan SMP Negeri 4 Kotamobagu"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penetapan lokasi penelitian merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan agar penelitian yang dilakukan lebih terarah pada sasaran yang diinginkan.

Dalam penelitian ini penulis menetapkan ”SMP Negeri 4 Kotamobagu sebagai tempat penelitian”. Penetapan tempat ini didasarkan pada beberapa pertimbangan sebagai berikut:

1. Objek dianggap dapat memberikan keterangan yang berupa data yang diperlukan dalam hal yang berkaitan dengan meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika melalui pendekatan pembelajaran pemecahan masalah berbasis multimedia pada materi persamaan linier satu variabel (PLSV) di SMP Negeri 4 Kotamobagu.

2. Dilihat dari segi waktu, biaya dan tenaga yang dibutuhkan masih dalam taraf kesanggupan penulis, dapat menjamin peneliti untuk menyelesaikan penelitian.

3. Sarana dan prasarana yang dimiliki SMP Negeri 4 Kotamobagu dapat mendukung proses penelitian.

Penelitian ini berlangsung selama minimal 2 bulan mulai dari tahap persiapan hingga pelaksanaan penelitian sampai dengan penyusunan laporan.

(2)

3.2 Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu, Randomized Subject, Pretes-Postes Grup control (Sukardi, 2012 : 186). Desain penelitian dapat digambarkan dalam tabel berikut ini:

Tabel 3.1 Pretes-Postes Grup control

Kelompok Pre-Test Perlakuan Post-Test

Eksperimen O1 X1 O2

Kontrol O1 X2 O2

Keterangan :

O1: adalah tes awal (Pre-test) untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol O2 : adalah tes akhir (Post-Test) untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol

X1: adalah perlakuan dengan menggunakan pendekatan problem solving berbasis multimedia

X2: adalah perlakuan dengan menggunakan pembelajaran konvensional

3.3 Variabel Penelitian 3.3.1 Variabel Bebas a. Variabel Perlakuan

Untuk kelas eksperimen pembelajarannya diberikan perlakuan dengan menggunakan pendekatan problem solving berbasis multimedia dan kelas kontrol diberikan perlakuan dengan menggunakan pembelajaran konvensional.

b. Variabel Kovariat

Variabel kovariat dalam penelitian ini adalah kemampuan awal yang dimiliki siswa yang ditunjukan oleh nilai pre-test.

(3)

3.3.2 Variabel Terikat

Dalam penelitian ini yang merupakan variabel terikat adalah kemampuan pemecahann masalah matematik siswa pada pokok bahasan persamaan linier satu variabel. Dengan indikator pemecahan masalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi masalah : Mengidentifikasi apa yang diketahui dan ditanyakan dari masalah/ soal matematika

2. Merencanakan Penyelesaian Masalah : Menetapkan/menuliskan rumus yang dapat digunakan dalam memecahkan masalah/soal matematika 3. Menyelesaikan Masalah :Melakukan perhitungan atau menyelesaikan

masalah dari soal matematika dengan benar, lengkap dan sistematis

4. Menafsirkan Solusi : Membuat kesimpulan akhir dengan menjawab apa yang ditanyakan dari masalah/soal matematika.

3.4 Populasi dan Sampel 3.4.1 Populasi

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa pada mata pelajaran matematika SMP Negeri 4 Kotamobagu pada kelas VII, yang berjumlah 284 orang.

3.4 2 Sampel

Sampel pada penelitian ini sejumlah 80 orang yaitu pada kelas VII A 40 orang dan VII B 40 orang.

(4)

3.5 Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian 3.5.1 Teknik Pengumpulan Data

1. Data aktivitas siswa diperoleh melalui pengamatan terhadap siswa dengan memperhatikan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung pada kelas eksperimen. Pengamatan aktivitas siswa dilakukan oleh 1 orang pengamat dalam setiap kali pertemuan.

Pengamatan ditujukan pada 1 kelompok yang dipilih secara acak. Hal ini dimungkinkan karena antara kelompok yang satu dengan yang lainnya dibuat setara dalam kemampuan rata-ratanya. Pengamat mengamati 6 orang siswa, terdiri dari: 2 orang siswa dari kelompok atas, 2 orang siswa dari kelompok tengah dan 2 orang dari kelompok bawah.

2. Data kemampuan pemecahan masalah diperoleh melalui pemberian tes, yakni pretes diberikan sebelum proses pembelajaran berlangsung dan postes diberikan sesudah proses pembelajaran berlangsung. Tes diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Sebelum instrument ini digunakan maka diteliti dulu kualitasnya melalui uji coba. Kualitas instrumen ditunjukan oleh kesahihan (validitas) dan keterandalannya (reliabilitas) dalam mengungkapkan apa yang di ukur. Untuk mengetahui kelayakan instrumen yang digunakan maka perlu dilakukan uji kelayakan instrumen tes sebagai berikut :

(5)

1. Uji Validitas Tes

Suatu soal dikatakan valid apabila soal itu dapat mengukur apa yang hendak diukur. Adapun untuk pengujian validitas butir soal digunakan formulai korelasi product moment dari pearson, yaitu korelasi antara skor butir tes dengan skor total tes. Rumus yang digunakan adalah:

  

      

2 2 2 2

y y

N x x

N

y x xy

rxy N

(Arikunto, 2010: 213) Dimana:

= koefisien korelasi product moment ∑ = Jumlah skor untuk setiap item

∑ = Jumlah skor total untu keseluruhan item = Jumlah responden

2. Uji Reliabilitas Tes

Reliabilitas merupakan ketepatan suatu test apabila dilakukan kepada subjek yang sama.Pengujian reliabilitas tes menggunakan teknik korelasi alfa Cronbach dengan rumus sebagai berikut:

[ ] [ ]

(Arikunto, 2010 : 239) Dimana :

r11 : reliabilitas tes k : banyaknya soal

: jumlah varians skor tiap-tiap item : varians total

Sedangkan untuk mencari varians butir dan varians total menggunakan rumus varians sebagai berikut:

(6)

N N Y Y

N N X X

2 2

2 1 2

2 2

1

) ( )

(

  

 

(Arikunto, 2002 : 160) Dimana :

X = Butir Soal Y = Total Butir Soal

Tabel 3.2

Klasifikasi Derajat Reliabilitas

3. Data respon siswa diperoleh dengan menggunakan angket yang diberikan kepada siswa pada kelas eksperimen

4. Data kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran diperoleh dengan menggunakan lembar observasi selama kegiatan pembelajaran berlangsung pada kelas eksperimen. Pengamatan dilakukan oleh 1 orang pengamat mulai dari guru membuka pelajaran sampai guru menutup pelajaran.

3.5.2 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

Nilai r11 Interpretasi

r11 ≤ 0,20 Derajat reliabilitas sangat rendah 0,20 < r11 ≤ 0,40 Derajat reliabilitas rendah

0,40 < r11 ≤ 0,60 Derajat reliabilitas sedang 0,60 < r11 ≤ 0,80 Derajat reliabilitas tinggi 0,80 < r11 ≤ 1.00 Derajat reliabilitas sangat tinggi

(7)

1. Perangkat Pembelajaran

2. Lembar pengamatan aktivitas siswa,

3. Lembar pengamatan aktivitas guru selama proses pembelajaran, 4. Tes kemampuan pemecahan masalah,

5. Angket respon guru & siswa terhadap pembelajaran dengan pendekatan problem solving berbasis multimedia

3.6 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini digunakan dua teknik analisis data yaitu analisis statistik inferensial dan analisis statistik deskriptif. Data aktivitas siswa , data respon siswa dan data kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistik deskriptif. Teknik analisis tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Analisis statistik deskriptif

1.1 Data kemampuan pemecahan masalah matematik

Analisis data kemampuan pemecahan masalah matematik siswa secara deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah matematik siswa. Data yang dianalisis adalah data post-tes. Setiap siswa dikatakan kemampuan pemecahan masalah matematiknya baik (ketuntasan individu) jika proporsi jawaban benar  65% dan suatu kelas dikatakan baik kemampuan pemecahan masalah matematik (ketuntasan klasikal) jika dalam kelas tersebut terdapat  85% siswa baik kemampuan pemecahan masalah matematiknya.

(8)

1.2 Data aktivitas siswa

Hasil pengamatan aktivitas siswa oleh dua pengamat setiap indikator selama empat kali pertemuan ditentukan frekuensinya. Kemudian dihitung persentase frekuensi setiap indikator. Efektivitas aktivitas siswa diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu:

1) Aktivitas aktif, jika siswa melakukan aktivitas dengan indikator sebagai berikut :

a) Berdiskusi atau bertanya antar siswa.

b) Berdiskusi atau bertanya antar siswa dan guru.

c) Menyelesaikan tugas atau mengerjakan tugas.

2) Aktivitas pasif, jika siswa melakukan aktivitas dengan indikator sebagai berikut :

a) Mendengarkan atau memperhatikan penjelasan guru atau teman b) Membaca buku pegangan atau penunjang.

c) Menulis yang relevan dengan kegiatan pembelajaran

d) Berperilaku yang tidak relevan dalam kegiatan pembelajaran, seperti percakapan, mengerjakan sesuatu, mengganggu teman atau melamun

Dalam penelitian ini, siswa dikatakan aktif pada suatu pembelajaran bila jumlah persentase frekuensi aktivitas aktif (butir 1) lebih besar dibanding dengan jumlah persentase frekuensi aktivitas pasif (butir 2). Bila siswa terlibat aktif dalam suatu pertemuan pembelajaran, maka pembelajaran tersebut dikatakan efektif.

Dalam pembelajaran secara keseluruhan terhadap pokok bahasan persamaan linier

(9)

satu variabel, pembelajaran dengan pendekatan problem solving berbasis multimedia dikatakan efektif bila paling sedikit 75% dari total pertemuan tersebut efektif.

1.3 Data respon siswa

Respon siswa terhadap komponen kegiatan pembelajaran dikelompokkan dalam kategori senang, tidak senang, baru dan tidak baru, berminat dan tidak berminat. Angket respon siswa terlebih dahulu divalidasi secara konstruktif.

Rumus yang digunakan untuk menghitung persentase setiap respon yaitu :

Persentase respon siswa =

x 100 %

Respon siswa dikatakan positif jika 70 % atau lebih, siswa merespon dalam kategori positif (Sangat senang, senang, sangat baru, baru,sangat berminat, berminat, sangat jelas, jelas, sangat tertarik, tertarik) untuk setiap aspek yang direspon. Hasil persentasi dengan kriteria positif menurut Khabibah (2006 : 97) dalam Panawar (2012 : 24), yaitu :

RS ≥ 85% = sangat positif 70% ≤ RS < 85% = positif

50% ≤ RS < 70% = kurang positif RS < 50% = tidak positif

RS = respon siswa terhadap kriteria tertentu 1.4 Data kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran

Data keterampilan guru mengelola pembelajaran dengan pendekatan problem solving berbasis multimedia dianalisis dengan mencari rata-rata nilai

(10)

kemampuan guru mengelola pembelajaran dari keseluruhan pertemuan pembelajaran. Kriteria tingkat kemampuan guru (TKG) mengelola pembelajaran adalah:

1,00  TKG < 1,50 tidak baik 1,50  TKG < 2,50 kurang baik 2,50  TKG < 3,50 cukup baik 3,50  TKG < 4,50 baik 4,50  TKG  5,00 sangat baik

Kemampuan guru mengelola pembelajaran dikatakan efektif apabila rata- rata nilai setiap aspek yang diamati dalam mengelola pembelajaran dari keseluruhan pertemuan termasuk dalam kategori cukup baik atau sangat baik.

2. Analisis statistik inferensial.

Analisis statistik inferensial diterapkan untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini. Data yang akan dianalisis adalah data hasil pretes kemampuan awal siswa sebagai variabel penyerta (kovariat) dan data hasil post tes sebagai variabel terikat (hasil kemampuan pemecahan masalah), data ini akan dianalisis dengan teknik statistik analisis kovarian (Anakova).

Agung (dalam Abbas, 2000: 119) mengatakan bahwa analisis kovarians menggunakan sebuah variabel tak bebas dan sekurang-kurangnya sebuah variabel bebas yang dapat dipandang atau dinyatakan sebagai kovariabel (variabel penyerta). Kovariat ini tidak terpengaruh oleh perlakuan tetapi mempengaruhi variabel tak bebas (kriteria). Anakova merupakan modifikasi analisis varians dengan meninjau jarak antara garis regresi pada tiap-tiap kelompok, maka uji

(11)

persyaratan analisis sama dengan uji persyaratan untuk penelitian komparatif yaitu data berdistribusi normal dan homogeny serta uji persyaratan regresi.

Neter (dalam Abbas, 2000: 119) mengatakan bahwa ada dua syarat utama yang harus dipenuhi dalam melakukan analisis kovarians yaitu:

1. Model regresi antara variable tak bebas (terikat) dan variable penyerta memenuhi hubungan linier sederhana dalam setiap kategori atau tingkat faktor yang diperhatikan

2. Semua model linier dalam syarat (1) harus sejajar.

Untuk point (1) maka perlu diuji apakah ada pengaruh hasil uji awal terhadap hasil uji akhir dan uji kecocokkan model regresi linier yang diberikan untuk masing-masing kelompok perlakuan. Setelah syarat-syarat diatas telah terpenuhi maka akan dilanjutkan dengan uji ANAKOVA, adapun langkah- langkah analisis dengan anakova sebagai berikut:

a. Menentukan Model Regresi

Model regresi linier dibutuhkan karena kita ingin melihat bentuk hubungan antara 2 variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Selain itu model regresi linier sebagai aproksimasi untuk model yang tidak linier.

Misalkan O1= kemampuan awal siswa (variabel kovariat)

O2 = Kemampuan pemecahan masalah post-test (variabel terikat) n = banyak siswa

Model regresi linier O2 atas O1 adalah Y = a + bX

a dan b estimasi untuk  1 dan2 dari persamaan Y =  1 +2 X

(12)

Untuk mencari nilai a dan b digunakan rumus:

) X b Y n(

a 1

i

i

  

 

n ) X X (

n X Y Y

X

b 2

2 i i

i i i

i

(Netter, 1974:39)

b. Uji independensi/uji keberartian

Uji independensi bertujuan untuk menguji keberartian koefisien model regresi atau menguji apakah ada pengaruh kemampuan awal siswa terhadap hasil belajar siswa. Untuk menguji koefisien model regresi dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H0 : 2 = 0 (koefisien regresi tidak berarti, artinya tidak ada pengaruh kemampuan awal siswa dengan hasil belajar siswa)

HA : 2  0 (koefisien regresi berarti, artinya ada pengaruh kemampuan awal siswa dengan hasil belajar siswa)

Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan analisis varians dengan menggunakan statistik-F, dengan rumus sebagai berikut:

F* =M SE

M SR (Netter, 1974:81)

Keterangan:

SSTO = total sum of squares

n Yi Yi

2

2 ( )

(13)

SSR = regression sum of squares



 

  

n Y Y X

X

b i i i i

SSE = error sum of squares = SSTO – SSR MSR = regression mean squares =

1

SSR = SSR

MSE = error mean square = 2 n SSE

Kriteria tolak H0 jika F*  F (1-, 1, n-2) dengan  = 5 % c. Uji linieritas model regresi

Uji linieritas model regresi bertujuan untuk menguji apakah kemampuan awal siswa dan hasil belajar siswa berhubungan secara linier. Untuk menguji linieritas model regresi dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

Ho : model regresi linier HA : Model regresi tidak linier

Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan analisis varians menggunakan statistik-F dengan rumus sebagai berikut.

F* =

M SPE M SLF

(Netter, 1974:119) Keterangan:

SSPE = pure error sum of square 2

c

1 j

m

1 i

ij Y)

Y



(

MSPE = pure error mean square = c n SSPE

SSLF = lack of fit sum of square = SSPE – MSPE

(14)

MSLF = lack of fit mean square = 2 c SSLF

c = banyaknya data X yang berbeda

Kriteria tolak H0 jika F*  F (1-, c-2, n - c) dengan  = 5 % d. Uji homogenitas Gradien Model Regresi

Uji kesejajaran dua model regresi bertujuan untuk menguji kesejajaran model regresi kelas eksperimen dan model regresi kelas kontrol. Menguji homogenitas model regresi linier kelas eksperimen ̂ dan model regresi linier kelas komtrol ̂ digunakan analisis varians dengan menggunakan statistik-F. Untuk keperluan ini dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H0 : = (kedua model regresi sejajar) HA : ≠ (kedua model regresi tidak sejajar)

Untuk menguji hipotesis H0 statistik yang digunakan adalah statistik – F dengan rumus sebagai berikut:

F* =

( )

Dengan

A= SSTX(adj) B = SSTY - ( ) e. Uji ANAKOVA

Selanjutnya jika ketiga syarat dipenuhi, maka dilanjutkan dengan menguji ada tidaknya perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematik siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Untuk itu dirumuskan dipotesis sebagai berikut:

H0 : µ1 ≤ µ2 H1 : µ1 > µ2

(15)

Untuk menguji hipotesis digunakan rumus sebagai berikut:

RJKYRes (A) RJKYRes (D) Keterangan:

RJK = rata-rata jumlah kuadrat

A = antar kelompok (varians antar kelompok) D = dalam kelompok (varians dalam kelompok)

Dengan kriteria pengujian tolak H0 jika F0 =Fhitung ≥ Ftabel pada taraf signifikansi α yang dipilih dengan derajat bebas pembilang a – 1 dan db penyebut nt – m – a, dan pada keadaan lain teriman H0.

F0 = (Abbas, 2000:120)

Gambar

Tabel 3.1 Pretes-Postes Grup control

Referensi

Dokumen terkait

Konflik antar umat be- ragama seperti yang terjadi di Ambon dan Ketapang tidak pernah terjadi walaupun ma- syarakatnya terdiri dari agama yang berbeda yaitu kelompok masyarakat

Simple Pay 0% untuk 3, 6 &amp; 12 bulan Minimum transaksi Rp.1.000.000,- Berlaku di seluruh outlet ORISKIN Berlaku untuk PermataKartuKredit Berlaku hingga 31 Mei 2018 Moira Beauty

Misalnya dikecamatan Merbau ada beberapa faktor yang mungkin mempengaruhi minat masyarakat untuk mendaftarkan tanahnya, adalah karena adanya sanksi yang dikenakan

Hasil pengolahan analisis regresi data panel dengan menggunakan pendekatan fixed effect bertujuan untuk mengetahui besarnya koefisien regresi dari pengaruh

Hal ini dapat terjadi melalui dua mekanisme yaitu diawali dengan terjadinya hipertrofi ventrikel kiri yang menyebabkan kepayahan otot jantung dalam memompa, maupun

Tajuk pohon yang banyak dan berlapis-lapis pada tanaman yang ada di hutan akan sangat membantu untuk menahan energi potensial air hujan yang jatuh sehingga aliran air

hipertrofi atau peningkatan isi sekuncup NOC :  Cardiac Pump effectiveness  Circulation Status  Vital Sign Status Kriteria Hasil: o Tanda Vital dalam rentang normal (Tekanan