• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Transduser Ultrasonik Untuk Pengembangan Kontroler Sony Playstation Yang Diterapkan Pada Game Tekken

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Implementasi Transduser Ultrasonik Untuk Pengembangan Kontroler Sony Playstation Yang Diterapkan Pada Game Tekken"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Implementasi Transduser Ultrasonik Untuk Pengembangan Kontroler Sony Playstation Yang Diterapkan Pada Game Tekken

Hendra Hermawan - 2205 100 167

Jurusan Teknik Elektro – FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS, Surabaya – 60111

Abstrak - Bermain video game dapat membuat anak menjadi pasif dan malas. Oleh karena itu, Joystick atau kontroler video game telah banyak dikembangkan dengan penambahan suatu sensor agar pemain ikut bergerak aktif dalam bermain suatu game. Pada tugas akhir ini telah dibuat suatu alat simulator game Tekken dari pengembangan kontroler Sony Playstation dengan memanfaatkan dua buah sensor ultrasonik dan limit switch.

Sensor ultrasonik digunakan sebagai deteksi berjalan maju, berjalan mundur, lompat dan jongkok dengan menggunakan metode time-of-flight yang memanfaatkan waktu tempuh (t) gelombang ultrasonik dari transmitter sampai diterima receiver. t akan semakin kecil ketika pemain bergerak mendekat dengan dinding pemantul gelombang ultrasonik. Perubahan t ini akan diproses oleh mikrokontroler dan digunakan untuk mengendalikan kontroler Sony Playstation agar karakter yang dimainkan bergerak sesuai dengan gerakkan pemain.

Sensor limit switch yang diletakkan pada setiap pergelangan tangan dan kaki digunakan sebagai deteksi gerakan memukul dan menendang. Telah dilakukan pengujian menunjukkan jarak ukur menggunakan sensor ultrasonik dari jarak 3cm sampai 2m memiliki tingkat error cukup kecil yaitu 1.762% sehingga sensor ultrasonik ini layak digunakan sebagai sensor pergerakkan pemain.

Kata kunci : kontroler Sony Playstation, transduser ultrasonik, time-of-flight, limit switch

1. PENDAHULUAN

Dalam perkembanganya, game tidak hanya sebagai sarana bermain, penghilang stress atau hanya mengisi waktu luang saja tetapi juga bisa digunakan sebagai tempat bersosialisasi. Seperti halnya game online, dalam permainannya membutuhkan kerjasama tim untuk memenangkan sebuah misi, selain itu di dalam bermain disediakan pula media komunikasi antar pemain sehingga memungkinkan pemain untuk saling berinteraksi dan menjalin hubungan sosial.

Selain untuk bersosialisasi, game sekarang juga bisa digunakan untuk sarana olahraga, seperti game Let’s Dancing dengan joystick atau kontroler yang didesain sedemikian rupa yang memungkinkan pemain dapat bergerak menari mengikuti irama lagu dalam game tersebut. Pada saat ini, kontroler game banyak dikembangkan dengan menambahkan sensor-sensor.

Contohnya, sensor gyroscope yang bekerja terhadap gravitasi bumi telah digunakan dalam pengembangan kontroler untuk mendeteksi posisi kontroler terhadap sumbu cartesian x,y dan z.

Pemain dapat bergerak aktif maka kontroler perlu menggunakan suatu sensor terhadap gerakkan pemain tersebut.

Dalam tugas akhir ini akan dirancang suatu alat simulator game

sebagai sensor deteksi gerakkan bertarung dalam game Tekken tersebut. Dengan pemanfaatan sensor ini diharapkan pemain dapat bergerak aktif menirukan gerakkan bertarung pada game tersebut dan sekaligus dapat berolahraga.

2. TEORI PENUNJANG 2.1 Karakteristik Transduser Piezo Ceramic

Gelombang ultrasonik dapat dibangkitkan dari sesuatu yang dapat bergetar dengan frekuensi getaran di atas 20.000 Hz. yang selanjutnya disebut sebagai sumber gelombang ultrasonik. Sumber gelombang ultrasonik yang bersifat alami antara lain suara gesekan kertas, suara kelelawar serta sumber suara lainnya yang bergetar di atas ambang dengar manusia. Selain sumber alami gelombang ultrasonik dapat juga dibangkitkan dengan memberikan getaran pada kristal piezo-ceramic. Kristal piezo-ceramic memiliki sifat-sifat mekanis antara lain :

a. Akan bergetar secara mekanis bila diberi beda potensial pada kedua sisinya.

b. Akan menimbulkan bedapotensial pada kedua sisinya bila diberikan getaran mekanis.

Dari sifat-sifat piezo-ceramic di atas maka kristal tersebut dapat berfungsi sebagai sumber yang dapat menghasilkan gelombang ultrasonik dan juga dapat berfungsi sebagai penerima gelombang ultrasonik. Struktur dasar tranduser ultrasonik sangat sederhana terlihat pada gambar 2.1, yaitu terdiri dari bahan kristal piezo-electric yang dilapisi oleh dua buah plat logam, dengan salah satu sisi tertanam secara mekanik dan satu sisi lainnya dihubungkan dengan diafragma vibrasi[1].

Gambar 2. 1 Struktrur dasar transduser Ultrasonik 2.2 Mengukur Jarak Dengan Ultrasonik

Mengukur jarak objek dengan tranduser ultrasonik dapat menggunakan metode time-of-flight yaitu memanfaatkan waktu tempuh pemancaran gelombang transmiter ultrasonik yang mengenai suatu benda kemudian dipantulkan kembali ke asal, sinyal kemudian diterima oleh Receiver ultrasonik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.2.

Sensor Ultrasonik mendeteksi jarak obyek dengan cara memancarkan gelombang ultrasonik (>20 kHz) selama selang waktu yang telah ditentukan kemudian mendeteksi pantulan oleh benda tersebut. Gelombang ultrasonik ini melalui udara dengan kecepatan

(2)

akan membuat output tertentu sebagai tanda bahwa gelombang sudah diterima untuk mematikan timer pengukur waktu sinyal dari transmiter sampai ke Receiver . Lama waktu tempuh gelombang ultrasonic hasil pantulan dari objek diukur, Maka jarak dapat diukur dengan persamaan 2.1 berikut ini.

2 ) ( 340 )

(s ms

Jarak t

(2.1)

Gambar 2. 2 Pantulan gelombang Ultrasonik 2.3 Kontroler Sony Playstation

Gambar 2. 3 Kontroler Sony Playtation2

Terlihat pada gambar 2.3, kontroler Sony Playstation terdiri dari tombol-tombol logika dan kontrol arah analog untuk mengkontrol suatu game yang dimainkan. Terdapat 14 tombol logika yang diberi simbol-simbol tersendiri yang semua memiliki fungsi kontrol yang berbeda- beda[2].

3. PERANCANGAN ALAT

3.1 Konfigurasi Sistem

Dari gambar 3.1 stimulus berupa gerakkan bertarung pemain akan dideteksi oleh transduser ultrasonik dan rangkaian sensor limit switch. Tranduser ultrasonik dapat mendeteksi gerakkan dengan menggunakan metode time- of-flight yaitu waktu tempuh gelombang ultrasonik yang dipancarkan dari transmitter hingga diterima oleh receiver. Perubahan waktu ini kemudian akan diproses oleh mikrokontroler ATmega8 dan digunakan sebagai acuan perubahan jarak antara tranduser ultrasonik dengan dinding pemantul. Perubahan jarak tersebut menandakan terjadi pergerakkan pemain sehingga mikrokontroler akan mengirim sinyal ke inputan IC kontroler Sony Playstation sehingga karakter dalam game Tekken akan bergerak sesuai dengan pergerakkan pemain.

Rangkain sensor limit switch digunakan sebagai deteksi gerakkan memukul dan menendang. Pada saat

pemain menendang atau memukul maka sensor limit switch akan tertekan dan memberikan inputan pada mikrokontroler logika nol atau low kemudian mikrokontroler akan mengirim sinyal pulsa high ke IC Sony Playstaion agar karakter dalam game Tekken bergerak seperti pergerakkan pemain yaitu bergerak memukul dan menendang.

Gambar 3. 1 Diagram Blok Sistem

Sedangkan peletakkan realisasi sistem secara keseluruhan dapat dilihat pada gambar 3.2 berikut.

. Gambar 3. 2 Peletakkan Realisasi Sistem

3.2 Perancangan Perangkat Keras 3.2.1 Sensor Ultrasonik

Pada perancangan alat sensor ultrasonik digunakan sebagai range finder/pengukur jarak antara pemain dengan dinding pemantul. Jarak ukur dengan transduser ultrasonik menggunakan metode time-of-flght yaitu waktu tempuh sinyal burst yang dipancarkan transmitter hingga diterima oleh receiver ultrasonik. Sinyal burst akan dihasilkan oleh mikrokontroler dengan frekuensi 40KHz yang sesuai dengan karakteristik kerja sensor ultrasonik. Sinyal burst dari mikrokontroler akan dikuat tegangannya dengan menggunakan converter max232 karena output sinyal burst dari mikrokontroler masih lemah.

Rangkaian penguat tegangan dengan converter level tegangan max232 terlihat pada gambar 3.3 berikut.

(3)

. Gambar 3. 3 Rangkaian Converter Level Tegangan Max232

Saat sinyal burst dipancarkan oleh transmitter, receiver ultrasonik siap untuk menerima sinyal burst yang telah dipantulkan oleh dinding pemantul dan jika receiver menerima sinyal burst tersebut, sensor receiver ultrasonik akan beresonansi dan bergetar membentuk sinyal sinus. Sinyal sinus yang diperoleh dari receiver kemudian dikuatkan dengan rangkaian inverting amplifier dengan penguatan dua tahap,terlihat seperti gambar 3.4 berikut.

Gambar 3. 4 Rangkaian Receiver Ultrasonik

Perhitungan gain dari rangkaian inverting amplifier adalah sebagai berikut[4].

Ri A1Rf

k A k

1 10

1

2

1 10 A

A

100 10 10

Atotal

Sinyal receiver yang telah dikuatkan akan dikomparatorkan dengan menggunakan IC LM393 agar didapat sinyal kotak sebagai sinyal stop ke mikrokontroler. Sinyal stop menandakan bahwa pada receiver ultrasonik telah menerima sinyal pantulan burst yang telah ditembakkan oleh transmitter. Output dari rangkaian komparator memerlukan pull-up karena IC op- amp LM393 bersifat open collector.

3.2.2 Rangkain Sensor Limit Switch

Gambar 3.5 Rangkain Sensor Limit Switch

Sensor limit switch digunakan untuk mendeteksi gerakkan memukul dan menendang. Dalam aplikasinya diperlukan modifikasi limit switch agar dapat mendeteksi gerakkan yaitu dengan menambahkan karet yang diikat pada tombol on/off limit switch sehingga pada saat memukul atau menendang karet akan meranggang dan menekan sensor limit switch. Terlihat pada gambar 3.5, jika limit switch ditekan maka pin input mikrokontroler akan berlogika low yang kemudian akan diproses oleh mikrokontroler dan menandakan ada gerakkan memukul. Sedangkan gerakkan menendang dibutuhkan dua buah sensor limit switch karena jika pemain berdiri maka sensor limit switch yang berada pada pergelangan kaki akan tertekan dan berlogika low, hal ini tidak dapat digunakan sebagai acuan bahwa terjadi gerakkan menendang. Oleh karena itu, dibutuhkan satu buah sensor limit switch yang diletakkan pada bagian depan paha pemain. Pada saat pemain menendang maka paha kaki pemain akan terangkat dan akan menekan sensor pada bagian depan paha kaki serta sensor yang berada pada bagian pergelangan kaki juga tertekan, kondisi ini dapat digunakan sebagai acuan bahwa terjadi gerakkan menendang. Jadi kondisi menendang terjadi jika sensor yang berada pada depan paha dan pergelangan kaki pemain berlogika low.

3.2.3 Sistem Minimum Mikrokontroler

Sistem minimum mikrokontroler terdiri dari mikrokontroler ATmega8 dengan frekuensi clock sebesar 8 MHz. Mikrokontroler ATmega8 yang digunakan adalah dalam bentuk TQFP (Thin Quad Flat Pack) karena bentuknya yang kecil sehingga keseluruhan sistem dapat dikemas dalam bentuk yang kecil dan portable[3]. Sistem mikrokontroler nantinya digunakan untuk penghasil sinyal burst 40kHz dan mengolah data inputan dari tranduser ultrasonik dan rangkain sensor limit switch.

3.3 Perancangan Perangkat Lunak

Perancangan perangkat lunak (software) ini meliputi beberapa macam fungsi dan aplikasi seperti konversi data jarak dengan tranduser ultrasonik, fungsi kontrol pada IC kontroler Sony Playstation. Perancangan software tidak lepas dari rancangan hardware dan respon sensor.

4. PENGUJIAN ALAT 4.1 Pengujian Sensor Ultrasonik

4.1.1 Pengujian Transduser Ultrasonik

Pengujian transduser transmitter maupun receiver ultrasonik harus dilakukan terlebih dahulu sehingga kita dapat mengetahui frekuensi resonansi transmitter dan receiver ultrasonik. Pengujian dilakukan dengan menempatkan receiver pada jarak 20 cm di depan s transmitter yang mengeluarkan sinyal burst secara terus-menerus dengan frekuensi diubah-ubah kemudian dicatat tegangan maksimum yang diterima receiver pada tiap frekuensi yang diberikan Data dari

(4)

hasil pengujian tersebut dimasukkan dalam bentuk grafik terlihat seperti gambar 4.1 berikut.

0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000

2 3 4 5 7 8 9 13 14 20 38 39 40 41 42 43 44 48 50 10 fre kue nsi (KHz)

Amplitudo (mV)

Gambar 4. 1 Grafik Respon Frekuensi terhadap Amplitudo 4.1.2 Pengujian Pembangkit Sinyal Burst 40 KHz

Gambar 4. 2 Sinyal 8 Cycle burst 40 Khz dari Mikrokontroler Atmega8

Sinyal burst 40 Khz didapat dari mikrokontroler ATmega8 dengan pengaturan high/low output keluaran mikrokontroler di salah satu pin. Dari gambar 4.3 terlihat hasil pengukuran Osiloskop frekuensi sinyal burst tepat 40 Khz berarti hasil yang diinginkan sesuai dengan perencanaan

4.1.3 Pengujian Rangkaian Converter Level Tegangan

Gambar 4. 3 Sinyal 8 Cycle burst 40 Khz setelah Converter Level Tegangan dengan max232

Terlihat pada gambar 4.3 output keluaran dari rangkaian converter level tegangan dengan IC max232 sebesar 17,6V dan dinilai sudah cukup besar untuk menggetarkan transduser transmitter ultrasonik.

4.1.4 Pengujian Rangkaian Receiver Ultrasonik Setelah gelombang sinyal burst 40KHz dipancarkan oleh transmitter ultrasonik jika terkena dinding pemantul maka sinyal burst akan diterima oleh receiver ultrasonik, seperti terlihat pada gambar 4.4 berikut.

Gambar 4. 4 Sinyal Burst dipancarkan oleh Transmitter dan diterima oleh Receiver Ultrasonik

Sebelum memilih besar gain dari rangkaian inverting amplifier maka diperlukan pengujian besar tegangan Vpp (tegangan puncak ke puncak) sinyal echo yang diterima oleh receiver setelah dipantulkan oleh dinding pemantul. Pengujian dilakukan dengan merubah-ubah jarak tranduser ultrasonik dengan dinding pemantul dan didapat data dalam bentuk grafik yang terlihat pada gambar 4.5 berikut.

0 50 100 150 200 250 300

0 50 100 150 200 250 300

Jara k (cm)

Vpp (mV)

Gambar 4. 5 Respon amplitudo receiver terhadap jarak dinding pemantul

Sinyal burst yang diterima oleh receiver ultrasonik kemudian dikuatkan dengan inverting amplifier. Keluaran dari rangkaian inverting amplifier terlihat pada gambar 4.6 berikut.

Gambar 4. 6 Sinyal Reciever setelah dikuatkan Inverting Amplifier Dari gambar 4.6 terlihat sinyal receiver/echo setelah dikuatkan dengan inverting amplifier menjadi positif negatif saturasi. Hal ini disebabkan jarak dinding pemantul dengan tranduser ultrasonik dekat dan nilai Vpp sinyal receiver bernilai sekitar 250mv sedangkan besar gain dari inverting amplifier 100 kali sehingga sinyal echo setelah dikuatkan menjadi positif negatif saturasi. Selain itu, pada saat receiver menerima 8 pulsa sinyal burst masih ada tersisa sinyal karena getaran Piezo-keramik dari sensor receiver ultrasonik tidak langsung berhenti.

Sinyal receiver yang telah dikuat akan dimasukkan ke rangkaian komparator guna mendapatkan sinyal stop untuk mematikan timer1 pada sistem mikrokontroler ATmega8 dan menandakan bahwa receiver telah menerima sinyal burst yang dikirim oleh transmitter. Adapun keluaran dari rangkaian komparator dapat dilihat pada gambar 4.7 berikut.

(5)

Gambar 4. 7 Sinyal Burst dari Transmitter dan Sinyal Keluaran dari Rangkaian Komparator

Terlihat dari gambar 4.7 pada saat sinyal burst dipancarkan oleh transmitter sudah terdapat sinyal yang diterima oleh receiver. Hal ini terjadi karena adanya interferensi kabel yang menghantarkan sinyal burst ke transmitter dengan kabel yang menghubungkan receiver dengan rangkaian receiver sensor ultrasonik. Akan tetapi hal ini dapat diatasi dengan manipulasi program pada sistem mikrokontroler agar tidak terjadi kesalahan dalam pembacaan jarak.

4.1.5 Pengujian Jarak Ukur Tanduser Ultrasonik Pada bagian ini akan dilakukan pengujian jarak ukur tranduser ultrasonik terhadap dinding pemantul gelombang ultrasonik. Pengujian dilakukan dengan menggeser-gerser jarak transduser ultrasonik terhadap dinding pemantul dan mengukur jarak sebenarnya. Data hasil pengujian terihat pada tabel 4.1 dan error rata-rata pada pengujian jarak ukur dengan transduser ultrasonik relatif kecil yaitu 1.762%.

Tabel 4. 1 Data Pengujian Jarak Ukur Transduser Ultrasonik Jarak

sebenarnya (cm)

Jarak terukur (cm)

Error (%)

3 4 33

5 5 0

7 7 0

10 10 0

15 15 0

20 20 0

30 30 0

40 40 0

50 50 0

60 60 0

70 70 0

80 80 0

100 100 0

120 120 0

135 135 0

150 150 0

160 160 0

170 168 1.17

180 179 0.55

190 189 0.52

200 200 0

4.2 Pengujian Rangkaian Kontroler Sony Playstation Pengujian ini dibutuhkan agar mengetahui lebar pulsa high minimum yang dikirim oleh sistem mikrokontroler ke IC kontroler Sony Playstation sebagai pengganti penekan tombol kontroler secara manual oleh tangan. Selain itu juga untuk mengetahui konfigurasi pin-pin pada IC kontroler Sony Playstation. Pengujian dilakukan dengan cara memberi lebar pulsa high yang semakin besar dan memerhatikan apakah ada respon berupa gerakkan karakter tertentu pada game Tekken melalui display televisi.

Tabel 4. 2 Data Pengujian Lebar Pulsa High untuk men-driver IC Kontroler Sony Playstation

Lebar pulsa high dari mikrokontroler(ms)

Respon gerakkan pada game Tekken

5 Tidak ada

8 Tidak ada

10 Tidak ada

14 Tidak ada

15 Tidak ada

20 Tidak ada

24 Tidak ada

26 Tidak ada

28 Tidak ada

30 ada

32 ada

34 ada

Dari tabel 4.2 terlihat lebar pulsa high minimum yang dibutuhkan agar dapat men-driver IC kontroler Sony Playstation adalah 30ms.

4.3 Pengujian Keseluruhan Sistem

Pada bagian ini dilakukan pengujian secara keseluruhan sistem yaitu untuk mendeteksi gerakkan dasar bertarung dalam game Tekken dimana transduser ultrasonik pertama untuk mendeteksi gerakan berjalan maju dan berjalan mundur, tranduser ultrasonik kedua untuk mendeteksi gerakkan lompat dan jongkok. Sedangkan untuk gerakkan memukul dan menendang dideteksi oleh rangkaian sensor limit switch yang diletakkan pada pergelangan kaki dan tangan. Pengujian dilakukan dengan cara setiap gerakkan dasar bertarung dalam game Tekken dilakukan 10 kali percobaan.

Tabel 4. 3 Data Pengujian Gerakkan Pukul Kiri dan Pukul Kanan Pengujian

ke-

Gerakkan Pukul Kiri

Gerakkan pukul kanan

1 berhasil berhasil

2 berhasil berhasil

3 berhasil berhasil

4 berhasil berhasil

5 berhasil berhasil

6 berhasil berhasil

7 berhasil berhasil

8 berhasil berhasil

9 berhasil berhasil

10 berhasil berhasil

Dari Tabel 4.3 pengujian gerakkan pukul kanan dan pukul kiri terlihat data pengujian selalu berhasil, hal ini menunjukkan bahwa scanning program pada mikrokontroler untuk inputan dari rangkaian sensor limit switch pada pergelangan tangan cukup cepat sehingga secepat-cepat gerakkan memukul selalu terdeteksi.

Tabel 4. 4 Data Pengujian Gerakkan Tendang Kiri dan Tendang Kanan

Pengujian ke- Gerakkan tendang kiri

Gerakkan tendang kanan

1 berhasil berhasil

2 berhasil berhasil

3 gagal berhasil

4 berhasil berhasil

5 gagal gagal

6 berhasil berhasil

7 berhasil berhasil

8 berhasil gagal

9 berhasil berhasil

10 berhasil berhasil

(6)

Dari tabel 4.4 terlihat pengujian gerakkan tendang kanan dan kiri tidak selalu berhasil karena kemungkinan pada saat pemain menendang sensor limit switch yang berada pada depan paha pemain tidak tertekan. Jadi kegagalan dalam gerakkan ini dikarenakan masalah mekanik bukan pada sistem mikrokontroler.

Tabel 4. 5 Data Pengujian Gerakkan Lompat dan Jongkok Pengujian

ke-

Gerakkan lompat Gerakkan jongkok

1 berhasil berhasil

2 berhasil berhasil

3 berhasil berhasil

4 berhasil berhasil

5 gagal berhasil

6 berhasil berhasil

7 berhasil berhasil

8 berhasil berhasil

9 berhasil berhasil

10 berhasil berhasil

Dari tabel 4.4 pengujian gerakkan lompat masih terdapat kesalahan dikarenakan arah dari transduser ultrasonik tidak selalu tegak lurus dengan lantai (dinding pemantul gelombang ultrasonik).

Tabel 4. 6 Data Pengujian Gerakkan berjalan maju dan mundur Pengujian

ke-

Gerakkan berjalan maju

Gerakkan berjalan mundur

1 berhasil berhasil

2 berhasil berhasil

3 berhasil gagal

4 berhasil berhasil

5 berhasil berhasil

6 berhasil berhasil

7 berhasil berhasil

8 gagal berhasil

9 berhasil gagal

10 berhasil berhasil

Dari tabel 4.6 terlihat tidak semua pengujian berhasil hal ini dikarenakan pada saat pemain bergerak mendekat atau menjauh dengan dinding pemantul pada sisi depan pemain tidak dalam arah tegak lurus atau bergerak terlalu lambat. Proses scanning pada program mikrokontroler cukup cepat jadi bila pemain bergerak lamban perubahan antara waktu tempuh gelombang ultrasonik pada scanning pertama dan scanning yang berikutnya tidak terlalu berbeda.

5. PENUTUP 5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan perencanaan dan pembuatan sistem kemudian dilakukan pengujian dan analisanya, maka dapat diambil beberapa kesimpulan dari hasil akhir pembuatan alat ini yaitu:

Pengukuran jarak transduser ultrasonik dengan metode time-of-flight yang memanfaatkan waktu tempuh gelombang ultrasonik dari transmitter sampai gelombang tersebut diterima receiver dapat digunakan untuk mendeteksi gerakkan berjalan maju, berjalan mundur, lompat dan jongkok

Kesalahan pengukuran jarak dengan tranduser ultrasonik relatif kecil yaitu 1.762%. Akan tetapi dalam implementasinya arah transduser transmitter dan receiver

ultrasonik tidak selalu tegak lurus dengan dinding pemantul pada saat pemain bergerak sehingga terjadi kesalahan dalam pendeteksian gerakkan pemain.

Terdapat banyak cara yang dapat dilakukan untuk membangun sebuah rangkaian pembangkit sinyal ultrasonik, tetapi hal yang terpenting adalah mengetahui frekuensi resonansinya terlebih dahulu sehingga tranduser tersebut dapat bekerja dengan maksimal.

Tranduser Ultrasonik bekerja pada frekuensi 40±1 KHz sesuai yang ada pada datasheet setelah dilakukan percobaan.

5.2 Saran

Adapun saran untuk penerapan maupun pengembangan lebih lanjut maka transmiter ultrasonik harus memiliki daya pancar yang besar untuk memperpanjang jarak jangkauan dengan dinding pemantul dan memikirkan agar alat lebih praktis.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Carlin, B Ultrasonics. Mac Graw – Hill. USA. 1962 [2] ______,controller.<URL:http://www.curiousinventor.com/gui

des/ ps2>. Tanggal akses: 13 Mei 2009.

[3] ______,Datasheet ATmega8.<URL:http://www.atmel.com/

dyn/ resources/prod_documents/doc2486.pdf>. Tanggal akses:

12 April 2009.

[4] Robert Boylstead dan Louis Nashelsky. Electronic Devices and Circuit Theory ,Fifth Edition. USA: Prentice-Hall International Inc. 1992.

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Penulis dilahirkan di Denpasar, 4 April 1987.

Merupakan anak kedua dari dua bersaudara pasangan bapak Suleman dan ibu Asiyah.

Penulis memulai pendidikan formal di SDN Genteng Wetan II, Banyuwangi. Kemudian di lanjutkan di SLTPN 1 Genteng, Banyuwangi.

Penulis menempuh jenjang pendidikan selanjutnya di SMAN 1 Negeri, Banyuwangi.

Pada tahun 2005 penulis mengikuti SPMB, dan akhirnya diterima di jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.

Dan akhirnya penulis memilih konsentrasi Bidang Studi Elektronika pada Jurusan Teknik Elektro ITS Surabaya sebagai pilihan terbaik.

Selain aktif sebagai asisten praktikum, penulis juga sempat mengikuti beberapa kegiatan kemahasiswaan, pelatihan dan juga seminar. Dan pada semester genap 2008/2009 penulis bertanggungjawab sebagai koordinator laboratorium B202.

e-mail : hendra_167@yahoo.com, henchu@elect-eng.its.ac.id

Referensi

Dokumen terkait

Dalam analisis data seluruh pernyataan kuesioner, Persentase bobot terbesar yang dipilih oleh responden dari kelima skala yaitu skala 4 (setuju) sebesar 46,8% yang

Perlu kita ketahui bersama bahwa materi rancangan Peraturan Daerah tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah harus sesuai dengan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor

Mahasiswa memajang pekerjaan di tempat yang telah ditentukan, (8) 2 dari anggota kelompok menjelaskan dari hasil pekerjaan yang telah dibuat, anggota yang lain

ii) apabila Klub yang bersangkutan menang pada Pertandingan dimana pelanggaran dilakukan, maka hasil Pertandingan tersebut dianulir dan Klub yang melakukan pelanggaran

Dalam rangka membantu para calon bupati dan wakil bupati dan Caleg untuk maju dalam pemilihan kepala daerah dan legislative harus membangun kompetensi dan kapasitas

Dengan kata lain, semakin partisipan merasa terlibat dalam pengam- bilan keputusan, merasa mendapat wewe- nang dalam menentukan hal-hal yang ter- kait dengan

Untuk mengatasi masalah tersebut, para pemimpin perusahaan sangat membutuhkan suatu solusi yang dapat membantu mereka untuk melihat gambaran bisnis mereka secara

Tidak hanya faktor eksternal yang menjadi penghambat pola komunikasi anak autis, faktor yang berasal dari dalam diri anak autis juga sangat berpengaruh dalam