• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA 1440 H/2019 M

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA 1440 H/2019 M"

Copied!
114
0
0

Teks penuh

(1)

DESTINASI WISATA SITU GINTUNG DAN PERKEMBANGAN EKONOMI MASYARAKAT LOKAL DITINJAU DARI

PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi sastra satu (S1) Program Studi Manajemen Perbankan Syariah

Disusun Oleh:

Nama :DIRGA HERDIAN SYAPUTRA NPM : 2015570063

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

1440 H/2019 M

(2)

i

(3)

ii

(4)

iii

(5)

iv 2015570063

DESTINASI WISATA SITU GINTUNG DAN PERKEMBANGAN EKONOMI MASYARAKAT LOKAL DITINJAU DARI PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM

11 + 64 halaman + 7 tabel + 1 gambar + lampiran ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Destinasi Wisata Situ Gintung dan Perkembangan Ekonomi Masyarakat Lokal yang ditinjau dari perspektif ekonomi islam, destinasi wisata situ gintung memiliki potensi wisata yang sangat besar, melihat dari pemanfaatan yang dilakukan warga baik untuk rekreasi ataupun berniaga jual beli, hal ini menunjukkan bahwa banyak masyarakat yang tertarik dengan adanya destinasi wisata itu sendiri.

Penelitian ini dilakukan di wilayah sekitar situ gintung kelurahan cirendeu.. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Januari sampai Agustus 2019.

Sampel dalam penelitian ini terdiri dari beberapa aspek mulai dari pedagang kaki lima, warung, cafe & resto sekitar situ gintung, warga sekitaran situ gintung, maupun beberapa data dari kelurahan dan wawancara kepada lurah. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.

Instrument yang digunakan berupa instrument untuk wawancara.

Berdasarkan analisis yang diperoleh dari data hasil penemuan penelitian, Dapat disimpulkan bahwa destinasi wisata situ gintung memiliki keterkaitan atau peranan dalam perkembangan ekonomi masyarakat lokal ditinjau dari perspektif ekonomi islam. Dalam hal ini pemanfaatan yang dilakukan masyarakat sudah sangat berkembang dan menunjang perekonomian mereka.

Kata Kunci : Wisata Situ Gintung, Perekonomian Masyarakat,Rancangan Analisis Deskriptif.

(6)

v sesuai dengan waktu yang ditentukan.

Skripsi ini ditulis dalam upaya memenuhi salah satu tugas akhir dalam memperoleh gelar Strata Satu (S.1) pada program studi Manajemen Perbankan Syariah Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Jakarta, tahun 2019.

Tidak sedikit kendala yang dihadapi penulis di dalam proses penyelesaiannya, namun karena bimbingan dan arahan, dan bantuan dari berbagai hak baik moral maupun materil, sehingga kendala itu menjadi tidak terlalu berarti.

Oleh karena itu, pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada pihak-pihak tersebut:

1. Prof. Dr. Syaiful Bahri, S.H., M.H., Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta.

2. Rini Fatma Kartika S.Ag., M.H., Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Jakarta.

3. Nurhidayat, S.Ag., M.H., Ketua Program Studi Manajemen Perbankan Syariah Universitas Muhammadiyah Jakarta.

4. Drs. Fakhrurazi, M.A., Dosen Pembimbing Skripsi, yang telah mengorbankan waktu, tenaga, pikirannya dalam proses bimbingan.

5. Bapak Win Fadlianta selaku kepala lurah Kelurahan Ciredeu yang telah sangat membantu selama proses penelitian ini berlangsung

(7)

vi untuk menyelesaikan studi S1

8. Seluruh dosen Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah, yang telah mengamalkan ilmunya kepada penulis. Tak lupa pula kepada seluruh civitas akademik Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Jakarta, tanpa mereka penulis tidak bisa sampai pada titik ini.

9. Kedua orang tua tercinta Ayah Yully Hendra dan Ibu Lili Haryati, penyemangat hidup sekaligus motivator terbaik yang selalu memberi semangat, serta do’a tanpa henti, nasehat dan kasih sayang, dan pengorbanan yang sangat luar biasa.

Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan karena keterbatasan yang penulis miliki serta kesulitas dalam melaksanakan penelitian dan penulisan. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini sehingga dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, dan umumnya bagi Fakultas Agama Islam.

Jakarta, 1 Shafar 1441 H 2 Oktober 2019 M

Penulis

(8)

vii

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Fokus dan Sub Fokus Penelitian ... 6

C. Rumusan Masalah ... 7

D. Kegunaan Penelitian ... 7

E. Sistemastika Penulisan ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Konseptual Fokus dan Sub Fokus Penelitian ... 9

1. Situ Gintung ... 9

2. Pengembangan Wisata Alam ... 10

3. Ekonomi Masyarakat Lokal ... 12

(9)

viii

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 27

C. Latar Penelitian ... 27

D. Metode dan Prosedur Penelitian ... 28

E. Data dan Sumber Data... 28

F. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data ... 29

G. Teknik Analisis Data ... 31

H. Validitas Data ... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Latar Penelitian ... 34

1. Situ Gintung ... 34

2. Kelurahan Cirendeu ... 35

B. Temuan Penelitian ... 53

1. Pembugaran Destinasi Wisata Situ Gintung ... 53

2. Perekonomian Masyarakat Sekitar Wisata Situ Gintung ... 54

3. Perekonomian Masyarakat Dari Sudut Ekonomi Islam………….59

C. Pembahasan Temuan Penelitian ... 59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 62

B. Saran ... 63

(10)

ix

Tabel 4.3 Jumlah Rumah Tangga, Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin 2017 . 39 Tabel 4.4 Data Pekerjaan Pokok Masyarakat kel. Cirendeu 2018 ... 40 Tabel 4.5 Data Tingkat Pendidikan Masyarakat kel. Cirendeu 2018 ... 40 Tabel 4. 6 Perekonomian Masyarakat kel. Cirendeu2017 ... 42

(11)

x

Gambar 4.2 Denah Lokasi kel. Cirendeu ... 53

(12)

xi

Lampiran 2 Surat Permohonan Riset/Penelitian Lampiran 3 Pedoman Wawancara Penelitian Lampiran 4 Hasil Wawancara Penelitian Lampiran 5 Dokumentasi

(13)

1 A. Latar Belakang

Pada hakikatnya manusia adalah makhluk sosial, punya naluri untuk berhubungan dengan orang lain. Dalam peradaban modern seperti saat ini, pesatnya arus informasi, perkembangan teknologi dan kominikasi, ilmu pengetahuan dan seni menyebabkan orang tergerak untuk melakukan perjalanan wisata keluar daerahnya bahkan keluar negaranya. Kegiatan pariwisata yang identik dengan rekreasi merupakan salah satu dari berbagai aktifitas manusia. Michaell chubb dkk dalam A. Hari karyono mengklarifikasikan kegiatan manusia menjadi lima yaitu rekreasi, kebutuhan fisik, kebutuhan spiritual, pekerjaan dan pendidikan, sertatugas tugas keluarga dan masyarakat.1

Perkembangan destinasi wisata di tanah air bukan lagi hal yang baru, bahkan sampai sekarang ini pariwisata merupakan salah satu sumber pendapatan bagi negara dari para wisatawan domestik maupun mancanegara.

Disisi lain destinasi wisata juga menjadi ajang untuk berbisnis atau tempat bertemunya para pelaku ekonomi dengan alasan berwisata seperti yang terjadi dipulau bali dan lombok serta obyek-obyek wisata lainnya.2

1 Sari, Permata.A. Pengembangan obyek wisata goa tabuhan dan pengaruhnya terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat sekitar. (Surakarta, 2011) h.1

2 Rusdin. Dampak pengembangan wisata bahari pantai toronipa terhadap perekonomian masyarakat di kelurahan toronipa kecamatan soropia kabupaten konawe. (Kendari, 2016) h.1

(14)

Situ Gintung merupakan salah satu destinasi wisata dalam negeri.

Tepatnya berada di Situ Gintung, Cirendeu, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, Banten. dilokasi inilah dapat ditemukan wisata yang dikelola langsung oleh Kelurahan Cirendeu yang berkoordinasi denga pemerintah kota tangerang selatan. Adanya wisata ini juga sudah berperan dalam perubahan kegiatan perekonomian masyarakat.

Pada 22 Januari 2007, Rapat Peripurna DPRD Kabupaten Tangerang yang dipimpin oleh ketua DPRD, Endang Sujana menetapkan Kecamatan Ciputat sebagai pusat pemerintah Kota Tangerang Selatan secara aklamasi.3 Kota Tangerang Selatan sendiri merupakan pemekaran dari Kabupaten Tangerang saat itu.

Situ Gintung merupakan danau buatan yang pada awalnya berfungsi sebagai waduk tempat penampungan air. Pada awal tahun 2009 pada masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Presiden RI dan Jusuf Kalla sebagai wakil Presiden RI, tepatnya bulan Maret 2009, Situ Gintung mengalami bencana berupa jebolnya tanggul Situ Gintung. Pasca bencana ini pemerintah Kota Tangerang Selatan mulai kembali membangun lokasi Situ Gintung. Sekarang Situ Gintung sudah menjadi lokasi wisata untuk masyarakat melakukan aktivitas seperti berekreasi, lari pagi, hingga berjualan yang dimanfaatkan oleh warga sekitar.

Perubahan ekonomi terjadi bila kehidupan secara ekonomi mengalami perubahan. Adanya perbedaan dari beberapa jenis pekerjaan juga akan

3Zaenudin, H.M. Asal usul kota di Indonesia tempo doeloe. (Jakarta, PT. Zaytuna Ufuk Abadi, 2014) h. 535

(15)

berdampak pada pendapatan ekonomi pada masyarakat. Perubahan kerja yang lebih baik dan pendapatan yang lebih besar, hal inilah yang akan membawa pada perubahan ekonomi”.4

Pemanfaatan destinasi wisata sebagai tambahan dalam segi ekonomi telah dilakukan oleh masyarakat sekitar dalam mengelola wisata Situ Gintung, pemerintah setempat yaitu kelurahan cirendeu berkoordinasi denga pemerintah Kota Tangerang selatan turut memberdayakan dan melibatkan masyarakat sekitar seperti yang tercantum dalam Perda Kota Tangerang Selatan No.5 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Pariwisata Kota Tangerang Selatan, tepatnya pada Bab III pasal 5 bulir C dan E mengatakan:

i. Memberi manfaat untuk kesejahteraan rakyat keadilan, kesetaraan dan kearifan lokal.

ii. Memberdayakan masyarakat setempat

Menurut KBBI Memberdayakan diambil dari kata daya /da-ya/ yang berarti kemampuan melakukan sesuatu atau kemampuan bertindak: kekuatan; tenaga (yang menyebabkan sesuatu bergerak dan sebagainya).5

Memberdayakan masyarakat dapat membantu perkembangan ekonomi masyarakat itu sendiri, termasuk pendapatan Daerah, yang perlahan dapat mendorong pendapatan Nasional. Hutomo mengatakan bahwa konsep pemberdayaan mulai menjadi diskursus pembangunan, ketika orang mulai mempertanyakan pembangunan. Di eropa, wacana pemberdayaan muncul ketika industri alisasi menciptakan masyarakat bernuasa faktor produksi dan

4Sari, Permata.A. op.cit. h.19

5Kemendikbud. Kamus besar Bahasa indonesia. (https://kbbi.web.id/daya). 2018.

(16)

masyarakat pekerja yang dikuasai. Di negara berkembang, wacana pemberdayaan muncul ketika pembangunan menimbulkan disinteraksi sosial, kesenjangan ekonomi, degradasi sumber daya alam, dan alenasi masyarakat dari faktor-faktor produksi oleh penguasa6.

Hutomo juga menyimpulkan Pemberdayaan ekonomi masyarakat adalah penguatan pemilikan faktor-faktor produksi, penguatan penguasaan distribusi dan pemasaran, penguatan masyarakat untuk mendapatkan gaji/upah yang memadai, dan penguatan masyarakat untuk memperoleh informasi, pengetahuan dan keterampilan, yang harus dilakukan secara multi aspek, baik dari aspek masyarakatnya sendiri maupun aspek kebijakannya7.

Berdasarkan data statistik yang dirilis oleh pemerintah Kota Tangerang Selatan melalui website resminya, memberikan data Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Tangerang Selatan Menurut Lapangan Usaha 2014-2016, dalam bidang Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebagai berikut:

Gambar 1.18

6 Hutumo, Mardi.Y. Pemberdayaan Masyarakat Dalam Bidang Ekonomi: Tinjauan teoritik dan Implementasi (2000) . h.1

7 Hutomo, Mardi.Y. Ibid, h. 3

8 https://www.tangerangselatankota.go.id/main/statistik/bidang_statistik/1

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

2014 7,75%

2015 6,47%

2016 7,61%

(17)

Dari data diatas menyatakan bahwa bidang penyediaan akomodasi dan makan minum mengalami peningkatan meskipun sempat turun pada tahun 2015. Hal ini tidak lepas dari peran masyarakat yang berwirausaha sebagai penyedia akomodasi dan makan minum, salah satunya adalah masyarakat sekitar lokasi wisata di Kota Tangerang Selatan, termasuk Destinasi Wisata Situ Gintung.

Agama islam merupakan agama yang diturunkan oleh Allah SWT kemuka bumi untuk menjadi Rahmatan lil alamin (Rahmat bagi seluruh alam), islam tidak hanya sekedar mengatur masalah ibadah seorang hamba kepada tuhan-nya, tetapi juga mampu menjawab berbagai macam bentuk tantangan pada setiap zaman, termasuk dalam persoalan ekonomi, yang dikenal pada saat ini dengan istilah ekonomi islam.9

Ekonomi islam dibangun atas dasar agama islam, karenanya ia merupakan bagian tak terpisahkan (integral) dari agama islam. Sebagai derivasi dari agama islam, ekonomi islam akan mengikuti agama islam dalam berbagai aspeknya.10

Ekonomi Islam sebenarnya telah muncul sejak islam itu dilahirkan.

Ekonomi islam lahir bukanlah sebagai suatu disiplin ilmu tersendiri melainkan

9 Ly Fairuzah Aisyah. Tinjauan Ekonomi Islam Terhadap Usaha Bisnis Busana Muslim.

(Jakarta, 2011). h. 1

10 Pusat pengkajian dan pengembangan ekonomi islam (P3EI) Universitas Islam Indonesia Yogyakarta atas kerja sama dengan Bank Indonesia. Ekonomi Islam (Jakarta, PT RajaGrafindo Persada, 2008). h. 13

(18)

bagian integral dari agama islam. Sebagai ajaran hidup yang lengkap, islam memberikan petunjuk terhadap semua aktivitas manusia, termasuk ekonomi.11

Pada intinya Ekonomi Islam adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang berupaya untuk memandang, menganalisis, dan akhirnya menyelesaikan permasalahan-permasalahan ekonomi dengan cara-cara yang islami.12 Dalam penelitian ini penulis ingin menganalisis mengenai perkembangan ekonomi masyarakat lokal terhadap Destinasi wisata Situ Gintung ditinjau dari perspektif ekonomi islam.

Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengambil penelitian yang berjudul: “Destinasi Wisata Situ Gintung dan Perkembangan Ekonomi Masyarakat Lokal Ditinjau Dari Perspektif Ekonomi Islam”.

B. Fokus dan Subfokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, untuk mempermudah penelitian dalam menganalisis hasil penelitian maka fokus penelitian adalah destinasi wisata Situ Gintung dan perkembangan ekonomi masyarakat lokal ditinjau dari perspektif ekonomi islam, dan subfokus penelitian adalah sebagai berikut:

1. Perkembangan ekonomi masyarakat kelurahan cirendeu sekitar destinasi wisata Situ Gintung ditinjau dari perspektif ekonomi islam

11 Pusat pengkajian dan pengembangan ekonomi islam (P3EI) Universitas Islam Indonesia Yogyakarta atas kerja sama dengan Bank Indonesia. Ekonomi Islam (Jakarta, PT RajaGrafindo Persada, 2008). h. 16

12 Pusat pengkajian dan pengembangan ekonomi islam (P3EI) Universitas Islam Indonesia Yogyakarta atas kerja sama dengan Bank Indonesia. Ekonomi Islam (Jakarta, PT RajaGrafindo Persada, 2008). h. 17

(19)

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan fokus dan subfokus yang telah penulis paparkan diatas, maka perumusan masalah yang akan dibahas yaitu, Bagaimana Pengaruh Destinasi Wisata Situ Gintung terhadap Perkembangan Ekonomi Masyarakat Lokal ?

D. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat terutama bagi:

1. Pemerintah daerah, khususnya Dinas Pariwisata Kota Tangerang Selatan dalam mengambil langkah untuk mengembangkan Destinasi Wisata Situ Gintung.

2. Bagi masyarakat, guna mengetahui dampak apa saja dari adanya pengembangan Wisata Situ Gintung sehingga dapat mendorong kegiatan dan pertumbuhan serta pendapatan perekonomian sekitarnya.

3. Menambah khasanah ilmu pengetahuan mengenai masalah perkembangan ekonomi di wilayah Tangerang Selatan, khususnya wilayah Situ Gintung.

E. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah penyusunan skripsi, maka peneliti membagi skripsi ini menjadi lima bab dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini, peneliti menguraikan latar belakang masalah, fokus dan subfokus penelitian, perumusan masalah, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan.

(20)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini membahas tentang tinjauan pustaka yang berkaitan dengan pembahasan mengenai destinasi wisata, ekonomi masyarakat lokal, dan ekonomi islam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini membahas tentang tujuan penelitian, tempat dan waktu penelitian, latar penelitian, metode dan prosedur penelitian, data dan sumber data, teknik dan prosedur pengumpulan data dan teknik analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini, membahas tentang Destinasi wisata Situ Gintung, serta perkembangan ekonomi yang terjadi pada amsyarakat sekitar lokasi destinasi wisata Situ Gintung.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini, membahas tentang kesimpulan yang berisi tentang ringaksan hasil penelitian secara menyeluruh tentang destinasi wisata Situ Gintung dan perkembangan ekonomi masyarakat lokal ditinjau dari perspektif ekonomi islam.

(21)

9 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Konseptual Fokus dan Subfokus Penelitian 1. Situ Gintung

a. Situ Gintung

Situ Gintung adalah danau kecil buatan yang terletak di Kecamatan ciputat timur, kota tangerang selatan, Provinsi Banten.

Lokasi danau ini berada di sebelah barat daya kota jakarta. Danau seluas 21,4 Ha (2008) ini telah berubah fungsi, dimanfaatkan sebagai tempat wisata taman.1

Awal pembentukan situ (danau) ini adalah sebagai waduk yang berfungsi sebagai tempat penampungan air hujan dan untuk perairan ladang pertanian di sekitarnya, dibuat antara tahun 1932- 1933 dengan luas awal 31 Ha. Kapasitas penyimpanannya mencapai 2,1 juta meter kubik. Situ ini adalah bagian dari daerah aliran ci sadane merupakan salah satu sungai utama provinsi banten dan jawa barat. Di tengah-tengah situ terdapat sebuah pulau kecil yang menyambung sampai ke tepi daratan seluas kurang lebih 1,5 Ha yang bernama Pulau Situ Gintung beserta hutan tanaman yang berada disekitarnya.2

1 https://id.m.wikipedia.org/wiki/Situ_Gintung

2 Wikipedia, Ibid.

(22)

Mulai pada tanggal 27 Maret 2009, wilayah Situ Gintung mengalami hujan deras yang menyebabkan pihak keamanan memberikan peringatan bahaya banjir sekitar pukul 02.00, hingga terjadi kebobolan tanggul selebar 30m dengan ketinggian 6m pada sekitar pukul 04.00 WIB dan sekitar 2,1 Juta meter kubik air melanda pemukiman yang terletak di bawah tanggul.3

2. Pengembangan Wisata Alam a. Jenis-jenis Pariwisata

Menurut Yoeti jenis-jenis pariwisata adalah sebagai berikut:

(1) Pariwisata untuk menikmati perjalanan. Bentuk pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang yang meninggalkan tempat tinggal untuk berlibur, untuk memenuhi kehendak keinginannya mengenai sesuatu yang baru, menikmati keindahan alam, ingin mengetahui hikayat rakyat setempat, untuk mendapatkan ketenangan dan kedamaian di daerah luar kota atau sebaliknya ingin menikmati libur di kota-kota besar ataupun ikut serta dalam keramaian pusat-pusat wisatawan. (2) Pariwisata untuk rekreasi. Pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang yang menghendaki pemanfaatan hari liburnya untuk istrahat, untuk memulihkan kembali kesegaran jasmani dan rohani, dan lain-lain.

Biasanya mereka tinggal selama mungkin di tempat-tempat yang dianggap benar-benar menjamin tujuan rekreasi. (3) Pariwisata untuk kebudayaan. Jenis ini ditandai oleh adanya rangkaian motivasi seperti

3 Wikipedia, Ibid

(23)

keinginan untuk belajar dipusat-pusat pengajaran riset, untuk mempelajari adat istiadat kelembagaan cara hidup rakyat negara lain, moment bersejarah, peninggalan peradaban masa lalu atau sebaliknya penemuan-penemuan besar masa kini, pusat kesenian, keagamaan dan lain-lain. (4) Pariwisata untuk olahraga. Pariwisata olahraga yaitu pariwisata bagi mereka yang ingin berlatih dan mempraktekan sendiri seperti mendaki gunung, memancing dan lain-lain. (5) Pariwisata untuk usaha bisnis. Jenis ini dalam bentuk perjalanan profesional karena ada kaitannya dengan perjalanan atau jabatan yang tidak memberikan pelakunya baik pilihan daerah tujuan maupun pilihan waktu perjalanan tetapi juga mencakup semua kunjungan ke pameran, kunjungan ke instansi teknis dan lain-lain. (6) Pariwisata untuk berkonferensi. Jenis ini misalnya dalam mengikuti konferensi internasional pada berbagai badan-badan atau organisasi internasional yang dihadiri oleh ribuan orang dan biasanya tinggal beberapa hari di kota atau negara penyelenggara.4

b. Destinasi Wisata

Wisata adalah kegiatan yang dilakukan perorangan, kelompok dari satu tempat ke tempat lain untuk menemukan kepuasan dan menikmati suatu ciptaan tuhan. Pariwisata adalah perjalanan dari satu tempat ke tempat lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan

4 Rusdin. Dampak Pengembangan Wisata Bahari Pantai Toronipa Terhadap Perekonomian Masyarakat di Kelurahan Toronipa Kecamatan Soropia Kabupaten Konawe, (Kendari, 2016). h. 9-11

(24)

maupun kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam deminsi sosial, budaya, alam, dan ilmu.5

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) kata destinasi memiliki makna Tempat tujuan6. Berdasarkan Undang- undang RI nomor 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan pada BAB IV yang mengatur tentang Pembangunan Kepariwisataan. Pada pasal 8 ayat (1) bahwa pembanguna kepariwisataan dilakukan berdasarkan rencana induk pembangunan kepariwisataan yang terdiri dari rencana induk pembangunan kepariwisataan nasional, rencana induk pembangunan kepariwisataan provinsi, dan rencana induk pembangunan kepariwisataan kabupaten/kota. (2) Pembangunan kepariwisataan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan bagian integral dari rencana pembangunan jangka panjang nasional.7 3. Ekonomi Masyarakat Lokal

a. Ekonomi

Ekonomi merupakan bagian dari ilmu sosial yang berada di sekitar masyarakat. Ekonomi adalah ilmu sosial yang melibatkan studi untuk menentukan pilihan-pilihan dan mempertimbangkan hal-hal apa saja yang diperlukan dalam pemilihan tersebut.8 Pengertian Ekonomi

5 James J. Spillane, Ekonomi Pariwisata Sejarah dan Prospeknya, (Kanisius, 1991). h. 21

6 https://kbbi.web.id/destinasi

7 Menteri Hukum dan HAM, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009, (Jakarta, 2009) h. 8

8 Kurniawan, P. & Budi, M.K.S. Pengantar Ekonomi Mikro dan Makro (Yogyakarta: CV Andi Offset, 2015), h. 1

(25)

berdasarkan perspektif islam adalah perilaku ekonomi manusia yang perilakunya diatur berdasarkan aturan Agama Islam dan didasari dengan tauhid sebagaimana dirangkum dalam rukun iman dan rukun islam.9

Secara fundamental dan historis, ilmu ekonomi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu ilmu ekonomi positif dan normatif. Ilmu ekonomi positif hanya membahas deskripsi mengenai fakta, situasi, dan hubungan yang terjadi dalam ekonomi. Ilmu ekonomi normatif membahas pertimbangan nilai dan etika, serta sistem perpajakan harus diarahkan pada kaidah mengambil dari yang kaya untuk menolong yang miskin atau tidak.10

1) Ekonomi Mikro

Dalam kajian keilmuan bidang ekonomi dapat dibagi menjadi dua yaitu ekonomi mikro (mikroekonomi) dan ekonomi makro (makroekonomi). Ekonomi Mikro mempelajari bagaimana perilaku konsumen, pekerja, investor, pemilik tanah atau resources yang lain, ataupun perilaku dari sebuah industri.11 Teori ekonomi mikro, sesuai dengan namanya (mikro), dapat diartikan sebagai “ilmu ekonomi kecil”. Berdasar pada corak dan ruang lingkup analisisnya, teori ekonomi mikro diartikan sebagai

9 Mahasiswa Ekonomi Islam Semester Dua Universitas yudharta Pasuruan. Pengantar Ekonomi Islam. (Pasuruan: Kurnia Advertising, 2012) h.1

10 Fatoni, Nur.S. Pengantar Ilmu Ekonomi. (Bandung: CV Pustaka Setia, 2014). h.19

11 Karim, Adiwarman. Ekonomi Mikro Islam. (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2012). h.1

(26)

Bagian dari ilmu ekonomi yang menganalisis mengenai bagian bagian kecil dari keseluruhan kegiatan perekonomian.12

Ada 3 aspek penting yang dianalisis ekonomi mikro, diantaranya sebagai berikut: (1) Interaksi Dipasar Barang. Dilihat dari pandangan ekonomi mikro, suatu perekonomian merupakan penggabungan dari berbagai jenis pasar barang. Oleh sebab itu untuk mengenal corak kegiatan suatu perekonomian kita antara lain perlu memperhatikan corak operasi suatu pasar. Pasar dalam pengertian ekonomi tidak berwujud secara fisik. Pasar merupakan pertemuan antara permintaan (demand) dan penawaran (supply), atau mempertemukan penjual dan pembeli suatu barang. (2) Tingkah laku pembeli dan penjual. Dalam analisis ini teori ekonomi mikro bertitik tolak dari dua asumsi.

Asumsi pertama: para pembeli dan penjual menjalankan kegiatan ekonomi mereka secara rasional. Asumsi kedua: para pembeli berusaha memaksimumkan keuntungan yang akan diperolehnya dari kendala kendala yang dimilikinya. Berdasarkan asumsi- asumsi tersebut, teori ekonomi mikro menunjukkan (a) bagaimana seorang pembeli menggunakan sejumlah pendapatan untuk membeli berbagai jenis barang yang dibutuhkannya, dan (b) bagaimana seorang penjual atau produsen menentukan tingkat produksi yang akan dilakukannya. (3) Interaksi di pasar faktor

12Raharja, Prathama & Manurung, Mandala. Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikroekonomi &

Makroekonomi). (Jakarta: Lembaga penerbit fakultas ekonomi universitas Indonesia, 2014). h. 11

(27)

produksi. Individu individu dalam perekonomian adalah pemilik faktor-faktor produksi. Mereka menawarkan faktor-faktor produksi tersebut untuk memperoleh pendapatan. Pendapatan tersebut untuk selanjutnya akan digunakan guna membeli barang dan jasa yang mereka butuhkan. Sebaliknya, penjual-penjual membutuhkan faktor-faktor produksi untuk memproduksikan barang dan jasa.13

2) Ekonomi Makro

Teori ekonomi mikro lahir dari kritik Keynes terhadap teori ekonomi klasik. sebaliknya, kritik Keynes mendapat tanggapan dari kaum klasik sehingga melahirkan aliran pemikiran yang dikenal sebagai moneteris (monetarism).

Perbedaan mendasar antara klasik dan Keynesian sebenarnya hanya terletak pada perbedaan pandangan mereka tentang pasar dan fungsi uang14. Sesuai dengan namanya pula, “makro” berarti besar. Dengan demikian teori ekonomi makro menganalisis keseluruhan kegiatan perekonomian. Dalam menganalisis mengenai kegiatan pembeli misalnya yang dianalisis bukanlah mengenai tingkah laku seorang pembeli, melainkan keseluruhan pembeli yang ada di pasar. Kita juga tidak lagi memperhatikan permintaan dan penawaran terhadap suatu barang (misalnya

13 Raharja, Prathama & Manurung, Mandala, Ibid., h. 11-12

14 Ekawarna & Fachruddiansyah, Pengantar Teori Ekonomi Makro. (Jakarta: Gaung Persada, 2010). h. 4

(28)

permintaan terhadap mobil, atau penawaran kopi), melainkan permintaan dan penawaran barang-barang secara keseluruhan (agregat).15

Ada beberapa aspek yang dianalisis dalam ekonomi makro, antara lain adalah: (1) Penentuan Tingkat Kegiatan Perekonomian Negara. Dalam hal ini teori ekonomi makro menganalisis sampai sejauh mana suatu perekonomian akan menghasilkan barang dan jasa. Tingkat kegiatan perekonomian ini ditentukan oleh pengeluaran agregat dalam perekonomian, yang meliputi: (1) Pengeluaran rumah tangga atau konsumsi rumah tangga, (2) Pengeluaran pemerintah, (3) Pengeluaran perusahaan atau investasi, serta (4) Ekspor dan Impor. (2) Pengeluaran Agregat. Masalah akan timbul bila pengeluaran agregat tidak mencapai tingkat yang ideal. Idealnya, pengeluaran agregat mencapai tingkat yang diperlukan untuk mewujudkan kesempatan kerja penuh (full employment) tanpa menimbulkan inflasi, meskipun dalam praktiknya tujuan ini sulit dicapai. (3) Mengatasi Pengangguran dan Inflasi. Perekonomian tidak dapat secara otomatis mengatasi masalah pengangguran dan inflasi.

Tindakan pemerintah diperlukan untuk mengatasi kedua masalah itu, yaitu melalui serangkaian kebijakan, berupa kebijakan moneter dan kebijakan fiskal. Kebijakan moneter adalah langkah

15 Raharja, Prathama & Manurung, Mandala. Op. Cit, h. 12

(29)

langkah pemerintah dalam mepengaruhi jumlah uang beredar (money supply) dalam perekonomian atau mengubah suku bunga dengan tujuan untuk mengatasi masalah perekonomian yang dihadapi. Sedangkan kebijakan fiskal adalah langkah langkah pemerintah mengubah struktur dan jumlah pajak serta pengeluarannya dengan maksud untuk memengaruhi tingkat kegiatan perekonomian.16

b. Masyarakat Lokal

Masyarakat sebagai terjemahan dari kata Society adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu- individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata “Masyarakat”

sendiri berakar dari kata dalam bahasa arab, Musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan hubungan antar etnis-etnis. 17

Hidup bermasyarakat adalah syarat mutlak bagi manusia supaya dia dapat menjadi manusia dalam arti sesungguhnya, yakni sebagai human being, bukan sekedar dalam pengertian biologis tapi benar-benar dia dapat berfungsi sebagai manusia yang mampu bermasyarakat dan berkebudayaan. Kehidupan bersama bermasyarakat merupakan keperluan mutlak.18

16Raharja, Prathama & Manurung, Mandala, Ibid., h.12-13

17 https://id.m.wikipedia.org/wiki/Masyarakat

18 Sari, Anggi. P. Pengembangan Obyek Wisata Goa Tabuhan dan Pengaruhnya Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Sekitar. (Surakarta, 2011). h.13

(30)

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia masyarakat dapat dibedakan menjadi tujuh macam, antara lain: (1) Masyarakat desa yaitu suatu masyarakat yang anggota masyarakatnya mempunyai mata pencaharian utama dalam sektor bercocok tanam, perikanan, peternakan atau gabungan dari semuanya itu. Sedangkan sistem budaya dan sosialnya juga mendukung mata pencaharian tersebut. (2) Masyarakat kota yaitu masyarakat yang penduduknya mempunyai mata pencaharian dalam sektor perdagangan dan industri atau yang bekerja dalam sektor administrasi. (3) Masyarakat majemuk yaitu masyarakat yang terbagi dalam kelompok persatuan yang sering memiliki budaya yang berbeda beda. (4) Masyarakat modern yaitu masyarakat yang perekonomiannya berdasarkan pasar secara luas, spesialisasi dalam bidang industri dan pemakaian teknologi canggih.

(5) Masyarakat pedesaan adalah masyarakat desa. (6) Masyarakat primitif ialah maayarakat yang mempunyai sistem perekonomian sederhana. (7) Masyarakat tradisional yaitu masyarakat yang lebih banyak dikuasai oleh adat istiadat yang lama.19

4. Ekonomi Islam

a. Pengertian Ekonomi Islam

Ekonomi islam adalah perilaku ekonomi manusia yang perilakunya diatur berdasarkan aturan agama islam dan didasari denga

19 Sari, Anggi. P., Ibid,. h.14

(31)

tauhid sebagaimana dirangkum dalam rukun iman dan rukun islam.20 Ekonomi islam sebenarnya telah muncul sejak islam itu dilahirkan.

Ekonomi islam lahir bukanlah sebagai suatu disiplin ilmu tersendiri melainkan bagian integral dari agam islam.sebagai ajaran hidup yang lengkap, islam memberikan petunjuk terhadap semua aktivitas manusia, termasuk ekonomi.21

Pengertian ekonomi islam menurut pemikir ekonomi sebagai berikut:

1) Muhammad Abdul Mannan dalam “Islamic economics: theory and practice”

Islamic economics a social science which studies the economics problems if a people imbued with the values of islam. (Ekonomi islam adalah ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari masalah masalah ekonomi masyarakat yang diilhami oleh nilai-nilai islam).22

b. Prinsip Ekonomi Islam

Menurut Metwally (dalam Zaenal Arifin, 2002) prinsip prinsip ekonomi islam secara garis besar dapat dijabarkan sebagai berikut.

1) Sumber daya dipandang sebagai amanah Allah kepada manusia.

20 Mahasiswa Ekonomi Islam semester dua Universitas Yudharta Pasuruan. Pengantar ekonomi Islam. (Pasuruan, Kurnia Advertising 2012). h. 1

21 Pusat pengkajian dan pengembangan ekonomi islam (P3EI) Universitas Islam Indonesia Yogyakarta atas kerja sama dengan Bank Indonesia. Ekonomi Islam (Jakarta, PT RajaGrafindo Persada, 2008). h. 16

22 Fauzia, Ika Yunia. Dan Riyadi, Abdul Kadir. Prinsip dasar ekonomi islam perspektif maqashid al-syari‟ah. (Jakarta, Kencana Prenadamedia Group, 2014). h. 6

(32)

2) Kepemilikan pribadi diakui dalam batasan-batasan tertentu yang berhubungan dengan kepentingan masyarakat dan tidak mengakui pendapatan yang diperoleh secara tidak sah.

3) Bekerja adalah kekuatan penggerak utama kegiatan ekonomi islam.

4) Kepemilikan kekayaan tidak boleh hanya dimiliki oleh segelintir orang-orang kaya dan harus berperan sebagai kapital produktif.

5) Islam menjamin kepemilikan masyarakat dan penggunaannya dialokasikan untuk kepentingan orang banyak.

6) Seorang muslim harus tunduk kepada Allah dan hari pertanggung jawaban di akhirat.

7) Zakat harus dibayarkan atas kekayaan yang telah memenuhi batas (nisab).

8) Islam melarang Riba dalam segala bentuknya.23 c. Jual Beli dalam ekonomi Islam

Dalam kitab Kifayatul Akhyar karangan Imam Taqiyuddin Abu Bakar bin Muhammad al-Husaini diterangkan lafaz Bai‟

menurut Lughat artinya: memberikan sesuatu dengan imbalan sesuatu yang lain. Bai‟ menurut syara’ jual beli artinya: membalas suatu harta benda seimbang dengan harta benda yang lain, yang keduanya boleh dikendalikan dengan ijab qabul menurut cara yang dihalalkan oleh syara’.

23 Suprayitno, Eko. Ekonomi Islam Pendekatan ekonomi Makro Islam dan Konvensional.

(Yogyakarta, Graha Ilmu, 2005) h. 2-3.

(33)

Menurut kitab Fathul mu‟in karangan Syekh Zainuddin bin Abdul Aziz dijelaskan: menurut bahasanya, jual beli adalah menukarkan sesuatu dengan sesuatu yang lain. Sedangkan menurut syara’ ialah menukarkan harta dengan harta pada wajah tertentu.24 1) Hukum Jual beli

Jual beli pada dasarnya merupakan akad yang diperbolehkan, hal ini berdasarkan atas dalil-dalil yang terdapat dalam al-Qur’an, Hadits dan Ijma’ Ulama. Diantara dalil yang membolehkan praktik akad jual beli adalah sebagai berikut:

Artinya : dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.25

Ayat tersebut menjelaskan tentang dasar kehalalan (kebolehan) hukum jual beli dan keharaman (menolak) riba. Allah SWT adalah dzat yang maha mengetahui atas hakikat persoalan kehidupan. Maka, jika dalam suatu perkara terdapat kemaslahatan, maka akan diperintahkan untuk dilaksanakan. Sebaliknya jika menyebabkan kemudharatan, maka Allah SWT akan melarangnya.26 Dan dalam ayat lain yang artinya: Artinya:

bukanlah suatu dosa bagimu mencari karunia dari tuhanmu.

24 Siswadi. Jual Beli Dalam Perspektif Islam, Jurnal Ummul Quro Vol III, No.2, Agustus 2013. h.60

25 al-Qur’an, 2 (al-Baqarah) : 275.

26 Siswadi. Jual Beli Dalam Perspektif Islam, Jurnal Ummul Quro Vol III, No.2, Agustus 2013. h.61

(34)

Ayat di atas menunjukkan keabsahan menjalankan usaha guna mendapatkan anugerah Allah SWT. dan dalam konteks jual beli, ia merupakan akad antara dua pihak guna menjalankan usaha dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup, karena pada dasarnya manusia saling membutuhkan. Dengan demikian legalitas operationalnya mendapatkan pengakuan dari syara’.

Para ulama juga sepakat (ijma‟) atas kebolehan akad jual beli. Ijma’ ini memberikan hikmah bahwa kebutuhan manusia sering berhubungan dengan sesuatu yang ada dalam kepemilikan orang lain, dan kepemilikan tersebut tidak akan diberikan begitu saja tanpa adanya kompensasi yang harus diberikan. Maka, dengan di syariatkan-nya jual beli merupakan cara mewujudkan pemenuhan kebutuhan manusia tersebut. Karena pada dasarnya, manusia tidak akan bisa hidup tanpa bantuan dari orang lain. Dan berdasarkan dalil- dalil tersebut, maka jelas sekali bahwa pada dasarnya praktik/akad jual beli mendapatkan pengakuan syara’

dan sah untuk dilaksanakan dalam kehidupan manusia.27 2) Jual Beli yang dilarang

Jual beli batil adalah akad yang salah satu rukun dan syaratnya tidak terpenuhi dengan sempurna, seperti penjual yang bukan berkompeten, barang yang tidak bisa diserahterimakan dan sebagainya. Sedangkan jual beli yang fasid adalah akad yang

27 Siswadi. Jual Beli Dalam Perspektif Islam, Jurnal Ummul Quro Vol III, No.2, Agustus 2013. h.62

(35)

secara syarat rukun terpenuhi, namun terdapat masalah atas sifat akad tersebut, seperti jual beli majhul yaitu jual beli atas barang yang spesifikasinya tidak jelas. Menurut mayoritas ulama, kedua akad ini dilarang serta tidak diakui adanya perpindahan kepemilikan.28

3) Rukun Jual Beli

Menurut mazhab Hanafi rukun jual beli hanya satu, yaitu:

Shighat atau ijab kabul yang menunjukkan aktifitas jual beli atau tindakan yang menunjukkan kerelaan (keridhaan) masing-masing pihak dalam jual beli untuk suatu pertukaran kepemilikan, baik berupa perkataan ataupun perbuatan.29

i. Rukun Pertama, Shighat (lafazh ijab dan qabul). Dalam hal ini, Shighat bisa didefinisikan sebagai “Sesuatu yang berasal dari kedua belah pihak yang berakad, yang menunjukkan keinginan keduanya untuk melakukan akad dan merealisasikan kandungannya, yang biasanya diungkapkan dengan istilah ijab dan qabul.30

ii. Rukun Kedua, aqidani (dua pihak yang berakad). Apabila kata aqid (pihak yang berakad) disebut, maka maksudnya adalah penjual dan pembeli, karena keduanya mempunyai andil dalam terjadinya pemilikkan barang dengan memakai

28 Siswadi. Jual Beli Dalam Perspektif Islam, Jurnal Ummul Quro Vol III, No.2, Agustus 2013. h.64

29 Ikit,H. Ariyanto,M. Saleh, Jual Beli Dalam Perspektif Islam. (Yogyakarta, Penerbit Gava Media, 2018) h.81

30 Ikit,H. Ariyanto,M. Saleh, ibid.h.82

(36)

dhamir tatsniyyah (kata yang menunjukkan dua), yaitu aqidani atau dua pihak yang berakad.31

iii. Rukun Ketiga, ma‟qud „alaih (barang yang diakadkan).

Dalam hal ini ma‟qud „alaih didefinisikan sebagai “harta yang akan dipindah tangankan dari salah seorang yang berakad kepada pihak lain, baik harga atau barang berharga”.32

4) Etika Jual Beli

Perilaku ekonomi harus memiliki etika, dengan etika akan terjadi keadilan dalam ekonomi. Etika merupakan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Etika dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban motal (akhlak). Begitu juga dengan jaul beli harus dilaksanakan dan dipraktekan dengan nilai- nilai etika. Adapun etika jual beli diantaranya adalah (a) jujur, (b) Transparan, (c) Menghindari penipuan, sumpah, riba, penimbunan.33 Seperti dalam surah Al-an’am (6):152 yang artinya:

Artinya: dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat, hingga sampai ia dewasa.

Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekadar kesanggupannya. Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah

31 Ikit,H. Ariyanto,M. Saleh,ibid. h.87

32 Ikit,H. Ariyanto,M. Saleh, ibid. h.92-92

33 Ikit,H. Ariyanto,M. Saleh, ibid,h.76-77

(37)

kamu berlaku adil, kendatipun ia adalah kerabat(mu), dan penuhilah janji allah. Yang demikian itu diperintahkan allah kepadamu agar kamu ingat.34

B. Hasil Penelitian yang Relevan

1. Rusdin dalam skripsinya yang berjudul “Dampak Pengembangan Wisata Bahari Pantai Toronipa Terhadap Perekonomian Masyarakat di Kelurahan Toronipa Kecamatan Soropia Kabupaten Konawe”

Mengungkapkan dalam penelitiannya bahwa Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai dampak pengembangan wisata bahari pantai Toronipa terhadap perekonomian masyarakat di Kelurahan Toronipa Kecamatan Soropia Kabupaten Konawe dapat disimpulkan sebagai berikut: Pengembangan obyek wisata pantai Toronipa memberikan dampak positif terhadap aktivitas perekonomian masyarakat. Sebelum pengembangan wisata pantai Toronipa, sebagian besar masyarakat bekerja sebagai petani dan nelayan, namun sesudah pengembangan obyek wisata pantai aktivitas ekonomi meningkat.

Masyarakat mendapat pekerjaan tambahan sebagai pedagang makanan dan minuman serta penyedia jasa berupa fasilitas yang di sewakan untuk wisatawan seperti gazebo, ruang bilas, ban pelampung, banana boat dan penginapan. Pengembangan obyek wisata pantai juga berdampak pada pendapatan masyarakat, dimana sebelum pengembangan obyek wisata pantai tingkat pendapatan responden

34 Mardani, Ayat-ayat dan Hadis Ekonomi Syariah. (Jakarta, PT Rajagrafindo persada, 2011) h.10

(38)

masih tergolong rendah yaitu sebanyak 4 kepala keluarga atau 17,39 persen berpendapatan > Rp. 1.000.000,-/bulan. Sesudah adanya pengembangan obyek wisata pantai pendapatan responden mengalami peningkatan yakni sebanyak 19 kepala keluarga atau 82,61 persen memiliki pendapatan > Rp. 1.000.000,-/bulan. Jadi secara keseluruhan persentase rata-rata pendapatan adalah 178%.35

2. Sari (2011) dalam skripsinya yang berjudul “Pengembangan Obyek Wisata Goa Tabuhan dan Pengaruhnya Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Sekitar.” Menyimpulkan bahwa: Obyek wisata Goa Tabuhan sangat berpengaruh terhadap bidang sosial, yakni mengubah status sosial masyarakat yang tadinya pengangguran menjadi tidak pengangguran membuka peluang usaha bagi masyarakat.

Pengaruh ekonomi masyarakat salah satunya adalah membawa peluang kerja bagi masyarakat sekitar. Banyak tenaga kerja di sekitar Goa Tabuhan yang berasal dari masyarakat sekitar. Ada yang bekerja sebagai tukang parkir, penjaga karcis, petugas kebersihan, tukang foto, dan beberapa orang sebagai pedagang dan menempati kios-kios di lokasi Goa Tabuhan. Selain itu juga seseorang yang bekerja sebagai juru kunci dan sekaligus petugas keamanan dan dibantu 3 orang rekannya yang masih keturunan dari penemu Goa Tabuhan.36

35 Rusdin. Dampak Pengembangan Wisata Bahari Pantai Toronipa Terhadap Perekonomian Masyarakat di Kelurahan Toronipa Kecamatan Soropia Kabupaten Konawe, (Kendari, 2016). h.69

36 Sari, Anggi. P. Pengembangan obyek wisata goa tabuhan dan pengaruhnya terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat sekitar. (Surakarta, 2011). h. 65

(39)

27

BAB III

METEDOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

Menganalisis bagaimana peranan dari destinasi Wisata Situ Gintung terhadap perkembangan ekonomi masyarakat lokal ditinjau dari perspektif ekonomi islam.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat yang menjadi objek penelitian penulis adalah kawasan Situ Gintung. Waktu pelaksanaan penelitian adalah 14 Januari 2019 s/d 21 agustus 2019.

C. Latar Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis destinasi wisata situ gintung terhadap perkembangan ekonomi masyarakat lokal ditinjau dari perspektif ekonomi islam, setelah diteliti dilakukan pendeskripsian hasil temuan penelitian dengan pendekatan kualitatif guna mengungkapkan data yang ada dilapangan, dan menghubungkan sebab akibat terhadap sesuatu yang terjadi pada saat penelitian, dengan tujuan memperoleh gambaran realita mengenai Destinasi wisata situ gintung dan perkembangan ekonomi masyarakat lokal ditinjau dari perspektif ekonomi islam.

(40)

D. Metode dan Prosedur Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang fenomena penting, menarik, dan unik yang sedang dieksplorasi dalam suatu penelitian, partisipan penelitian, dan lokasi suatu penelitian untuk menguraikan suatu fenomena sedalam mungkin melalui pengumpulan data secara mendalam pula. 1

Jenis pelaporan yang digunakan adalah metode deskriptif analisis, yaitu penulis menggambarkan permasalahan dengan didasari pada data yang ada lalu dianalisis lebih lanjut untuk kemudian diambil suatu kesimpulan. Adapun langkah yang penulis lakukan yaitu sebagai berikut:

1. Tahap deskripsi atau tahap orientasi

Pada tahap ini penulis mendeskripsikan penelitian yang dibuat dari observasi yang penulis lakukan.

2. Tahap reduksi

Pada tahap ini penulis akan memfokuskan permasalahan.

3. Tahap seleksi

Penelitian dilakukan dengan wawancara dengan memilih narasumber yang dibutuhkan dalam penelitian.

E. Data dan Sumber Data

Data adalah segala bentuk informasi, fakta, dan realitas yang terkait dengan apa yang diteliti atau dikaji. Sedangkan sumber data adalah orang,

1 Kurniawan, Asep. Metodologi Penelitian Pendidikan. (Bandung, PT REMAJA ROSDAKARYA, 2018). h. 29

(41)

benda, atau objek yang dapat memberikan data, informasi, fakta, dan realitas yang terkait/relevan dengan apa yang dikaji atau diteliti.

1. Data Primer

Menurut Lofland sumber data utama (data Primer) adalah sumber utama yang dapat memberikan informasi, fakta, dan gambaran peristiwa yang diinginkan dalam penelitian, atau sumber pertama dimana sebuah data dihasilkan. Dalam penelitian kualitatif, sumber data utama itu adalah kata kata dan tindakan orang yang diamati atau diwawancarai.

2. Data Sekunder

Dalam penelitian data sekunder, yaitu merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (Literatur kepustakaan, koran, internet, dll) dan dijelaskan dalam bentuk tulisan ilmiah sebagai bahan referensi.2

F. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data 1. Observasi

Observasi adalah pengamatan terhadap suatu objek yang diteliti baik secara langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data yang harus dikumpulkan dalam penelitian. Secara langsung adalah terjun ke lapangan terlibat seluruh pancaindra. Secara tidak langsung adalah

2 Ilham, Dermawan. Strategi pemasaran produk simpanan pelajar baitul maal wa tamwil al;jibaal cirendeu tangerang selatan. (Jakarta, Universitas Muhammadiyah Jakarta FAI, 2019). h. 57-58

(42)

pengamatan yang dibantu melalui media visual/audiovisual, misalnya teleskop, handycam, dll.3 Pengertian dari Earl Babbie (Prijana,2005) dapat digunakan untuk memahami sample yang cukup relevan digunakan untuk penelitian kualitatif yaitu:”Sampling is the process of selecting observations” (Sampling adalah proses seleksi dalam kegiatan observasi). Proses sleksi yang dimaksud di sini adalah proses untuk mendapatkan orang, situasi, kegiatan/aktivitas, dokumen yang diperoleh dari sejumlah orang yang dapat mengungkapkannya atau dokumen yang banyak lalu dipilih berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dan untuk memilih orang bergulir sesuai permasalahan.4

Adapun yang menjadi objek observasi adalah pedagang yang berada di kawasan destinasi situ gintung. Hal yang diobservasi adalah kegiatan ekonomi masyarakat sekitar yaitu pedagang.

2. Wawancara

Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan informasi yang digali dari sumber data langsung melalui percakapan atau tanya jawab.5

Adapun orang yang peneliti wawancara adalah Lurah dari Kelurahan Cirendeu, dan juga pedagang disekitar kawasan destinasi wisata situ gintung.

3 Satori, Djam’an. dan Komariah, Aan. Metodologi penelitian kualitatif.

(Bandung, ALFABETA, cv.,2011). h. 105

4Satori, Djam’an. dan Komariah, Aan, Ibid. h.47

5Satori, Djam’an. dan Komariah, Aan, Ibid. h.130

(43)

3. Studi Dokumen

Studi dokumen merupakan teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditunjukkan kepada subjek penelitian untuk memperoleh informasi terkait objek penelitian. Maka dari itu peneliti memperoleh beberapa dokumen untuk meengkapat data-data yang diperlukan.

Adapun dokumen dalam penelitian ini adalah dokumen-dokumen yang peneliti peroleh seperti buku profil kelurahan, papan monografi kelurahan.

G. Teknik Analisis Data

Adapun data yang dianalisis dengan tujuan bahwa data yang diperoleh sudah pasti data rill dan dapat dipertanggung jawabkan hasilnya. Maka prosedur yang dilakukan yaitu:

1. Pengumpulan data yang diambil dari wawancara, observasi, dan studi dokumen

2. Pemeriksaan kejelasan dan kelengkapan instrumen (editing), guna data yang telah dikumpulkan dapat menjadi daya yang dapat dipercaya.

3. Proses identifikasi dan klarifikasi dari setiap pertanyaan, yang mana pertanyaan yang telah ada dalam permasalahan dapat terjawab setelah diperolehnya hasil penelitian yang telah dilakukan.

4. Pengujian validitas instrumen dari pengumpulan data. Data atau informasi yang diperoleh dalam penelitian ini akan disajikan secara kualitatif dengan pendekatan yang bersifat deskriptif analisis, yaitu metode untuk memberikan pemecahan masalah dengan mengumpulkan data, menyusun

(44)

atau mengklarifikasi, menganalisis, dan menginterpretasikan dengan tujuan memberikan gambaran yang sistematis, faktual, dan akurat.

H. Validitas Data

Peneliti menjelaskan dan memproses teknik yang digunakanuntuk keabsahan data yang mencangkup kredibilitas, dependabilitas, transferabilitas, dan konfirmabilitas.6

1. Kredibilitas

Menurut penulis penelitian ini dapat dikatakan kredibel. Sebab penulis melakukan pengambilan informasi atau data dari narasumber yang terpercaya yaitu Lurah Kelurahan Cirendeu yang mana kawasan situ gintung masuk ke dalam kelurahan Cirendeu, dan juga dari masyarakat khususnya warga sekitar lokasi destinasi wisata situ gintung. Selain itu penulis juga melakukan observasi atau pengamatan secara langsung sehingga data yang penulis dapatkan benar adanya dan apa adanya. Untuk meningkatkan Kredibilitas data, penulis menggunakan cara perpanjangan pengamatan dan meningkatkan ketekunan. Perpanjang pengamatan berarti peneliti kembali ke lapangan, melakukan pengamatan, wawancara terhadap narasumber yang sama ataupun yang baru dan memiliki kaitan dengan penelitian. Meningkatkan ketekunan berarti meningkatkan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan.

2. Transferabilitas

6 Ilham, Dermawan. Strategi pemasaran produk simpanan pelajar baitul maal wa tamwil al;jibaal cirendeu tangerang selatan. (Jakarta, Universitas Muhammadiyah Jakarta FAI, 2019). h. 60

(45)

Dari hasil penelitian yang penulis lakukan, maka penulis akan mentransfer atau memaparkan hasil penelitian ke dalam konteks yang lain berupa asumsi penulis terhadap hasil dari penelitian dengan penjelasan secara rinci atas hasil penelitian yang penulis lakukan. Terincinya hasil penelitian yang penulis paparkan meliputi hasil jawaban dari nara sumber, hasil observasi, dan hasil dari studi dokumen. Kemudian penulis jelaskan dengan menarik kesimpulan yang menjadi garis besar dari jawaban yang diperoleh, dan data yang didapat.

3. Dependabilitas

Adapun kemungkinan konteks yang dapat berubah-ubah dalam penelitian. Maka penulis akan memastikan penelitian yang dilakukan dengan hasil yang diperoleh tetap pada konteks yang sama dengan melakukan pemeriksaan dari dosen yang menjadi pembimbing penulis dalam penelitian ini.

4. Konfirmabilitas

Dalam konfirmasi hasil penelitian yang penulis lakukan, maka penulis akan membuatnya dalam bukti yang konkrit terkait penelitian tersebut. Dengan menyertakan dokumentasi pada saat melakukan wawancara, dan observasi. Sehingga keabsahan penelitian yang penulis lakukan dapat terlihat dari dokumentasi yang terlampir.

(46)

34

A. Gambaran Umum Tentang Latar Penelitian 1. Situ Gintung

a. Sejarah Situ Gintung

Awal pembentukan situ (danau) ini adalah sebagai waduk yang berfungsi sebagai tempat penampungan air hujan dan untuk perairan ladang pertanian di sekitarnya, dibuat antara tahun 1932- 1933 dengan luas awal 31 ha. Kapasitas penyimpanannya mencapai 2,1 juta meter kubik. Situ ini adalah bagian dari Daerah Aliran Ci Sadane merupakan salah satu sungai utama Provinsi Banten dan Jawa Barat sumber berasal dari Gunung Salak dan Gunung Pangrango di (Kabupaten Bogor, sebelah selatan Kabupaten Tangerang) yang mengalir ke Laut Jawa panjang sungai ini sekitar 80 km dan bendungan aliran Kali Pesanggrahan. Di tengah-tengah situ terdapat sebuah pulau kecil yang menyambung sampai ke tepi daratan seluas kurang lebih 1,5 ha yang bernama Pulau Situ Gintung beserta hutan tanaman yang berada sekitarnya.

Semenjak tahun 1970-an kawasan pulau dan salah satu tepi Situ Gintung dimanfaatkan sebagai tempat wisata alam dan perairan di mana terdapat restoran, kolam renang, dan outbond.

(47)

Terhitung tahun 2011 Situ Gintung berubah nama menjadi Bendungan Gintung (sesuai dengan PP No. 37 Tentang Bendungan Tahun 2010).1

Pada tanggal 27 Maret 2009 dini hari, wilayah Situ Gintung mengalami hujan deras yang menyebabkan pihak keamanan memberikan peringatan bahaya banjir sekitar pukul 02.00. Namun, tidak ada tindakan lanjut pengamanan, sehingga terjadi keruntuhan pada tanggul selebar 30m dengan ketinggian 6m pada sekitar pukul 04.00 WIB dan sekitar 2,1 juta meter kubik air melanda pemukiman yang terletak di bawah tanggul.2

2. Kelurahan Cirendeu

a. Visi misi kelurahan cirendeu

Kelurahan adalah wilayah kerja lurah sebagai perangkat daerah kabupaten atau kota dibawah kecamatan. Dengan begitu, maka tidak bisa terlepas dari kebijakan-kebijakan yang diambil oleh pemerintah kabupaten/kota (termasuk pembinaan dan pengawasan aparatnya). Konsekuensi dari hal tersebut pemerintah kelurahan dituntut memiliki kemampuan yang semakin tinggi untuk menjawab tantangan tugas yang semakin berat. Karena itu, diperlukan upaya untuk meningkatkan kemampuan pemerintah kelurahan baik kemempuan dalam mengambil inisiatif, prakarsa, perencanaan,

1 https://id.m.wikipedia.org/wiki/Situ_Gintung

2 https://id.m.wikipedia.org/wiki/Situ_Gintung, ibid.

(48)

pelaksanaan maupun pengawasan sehingga diperoleh kinerja pemerintah yang baik.

Untuk mewujudkan pemerintah yang baik bagi sebuah organisasi pemerintahan seperti kelurahan, maka fondasi utama adalah ketajaman dari visi dan misi sebuah organisasi sebagai akhir sebuah tujuan. Visi adalah pandangan ideal masa depan yang ingin diwujudkan, dan secara potensi untuk terwujud menuju kemana dan apa yang diwujudkan suatu organisasi dimasa depan.

Visi haruslah visi bersama yang mampu menarik dan menggerakkan anggota organisasinya untuk komitmen terhadap visi tersebut dan harus konsisten, tetap eksis, antisipatif, inovatif serta produktif. Karena itu, perumusan pernyataan visi perlu secara intensif dikomunikasikan kepada segenap anggota organisasi sehingga semuanya merasa memiliki visi tersebut.

Dalam upaya mewujudkan harapan dan aspirasi masyarakat serta melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, maka pernyataan visi Kelurahan Cireundeu adalah:

“ Mewujudkan pelayanan yang prima serta tertib administrasi dalam rangka menjadikan masyarakat yang partisipatif dalam pembangunan” .3

Adapun makna dari visi tersebut untuk mewujudkan pelayanan yang cepat, professional dan bertanggungjawab dengan

3 Buku Profil Kelurahan Cirendeu (2017), h.18

(49)

maksud agar tercipta penghargaan dari masyarakat kepada pemerintah kelurahan sehingga dapat menumbuhkan partisipaaasi masyarakat dalam pembangunan daerah.

Misi merupakan pernyataan yang mentapkan tujuan instansi pemerintah dan sasaran yang ingin dicapai. Pernyataan misi membawa organisasi kepada suatu fokus. Adapun misi Kelurahan Cireundeu adalah sebagai berikut :

1) Memberikan pelayanan yang cepat, tepat, efektif dan efisien kepada masyarakat.

2) Meningkatkan SDM sebagai penunjang keberhasilan program kerja.

3) Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan.4 b. Sosial Budaya Masyarakat

Menurut data monografi kelurahan tahun 2018, Kelurahan Cirendeu memiliki penduduk sebanyak 24.705 dimana terdiri dari 12.297 jiwa laki-laki, dan 12.408 jiwa perempuan, 7.967 Kepala keluarga, dengan presentase usia 0-15 tahun sebanyak 5.308 jiwa, usia 15-65 tahun sebanyak 17.992 jiwa, usia 65 keatas sebanyak 1.405 jiwa.

5

4 Ibid, h.19

5 Papan Monografi Kelurahan yang terpasang di dinding kantor kelurahan (Cirendeu, 20 Agustus 2019)

(50)

Tabel 4.1

Data Kependudukan tahun 2018

No. KETERANGAN JUMLAH

1. Laki-laki 12.297 Jiwa

2. Perempuan 12.408 Jiwa

TOTAL PENDUDUK 24.705 Jiwa

1. Kepala Keluarga 7.967 KK

2. Usia 0-15 Tahun 5.308 Jiwa

3. Usia 15-65 Tahun 17.992 Jiwa

4. Usia 65 keatas 1.405 Jiwa

Sumber: Buku Profil Kelurahan Cirendeu

Jika dibandingkan dengan Jumlah penduduk kelurahan Cirendeu pada tahun 2017, maka total penduduknya saat ini cenderung mengalami kenaikan sampai dengan 1.957 Jiwa.6

Tabel 4.2

Data Kependudukan 2017

Jumlah laki-laki 10.847 orang

Jumlah perempuan 11.901 orang

Jumlah total 22.748 orang

Jumlah kepala keluarga 7.827 KK

Sumber: Buku Profil Kelurahan Cirendeu

Berikut ini adalah perbandingan jumlah penduduk di kota tangerang selatang berdasarkan kecamatan pada tahun 2017, dan kelurahan cirendeu masuk kedalam kecamatan Ciputat Timur.

6 Buku Profil Kelurahan Cirendeu (2017). h.28

(51)

Tabel 4.3

Jumlah Rumah Tangga, Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin Kota Tangerang Selatan Menurut Kecamatan, Tahun 2017

Kecamatan Rumah Tangga

Penduduk (orang)

Laki-laki Perempuan Jumlah

Rasio Jenis Kelamin

[1] [2] [3] [4] [5] [6]

1 Setu 22.039 44.329 42.454 86.783 104,42

2 Serpong 46.744 91.552 93.209 184.761 98,22

3 Pamulang 89.969 176.996 173.927 350.923 101,76

4 Ciputat 61.183 121.483 117.669 239.152 103,24

5 Ciputat Timur 54.389 106.161 104.842 211.003 101,26 6 Pondok Aren 99.805 198.317 193.967 392.284 102,24 7 Serpong Utara 45.184 89.554 90.439 179.993 99,02

Jumlah 419.313 828.392 816.507 1.644.899 101,46 Sumber : BPS Kota Tangerang Selatan (Proyeksi)

7

Sedangkan untuk pekerjaan atau mata pencaharian warga kelurahan Cirendeu pada tahun 2018 bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil sebanyak 377 orang, ABRI sebanyak 25 orang, pegawai swasta sebanyak 6.810 orang, wiraswasta atau pedagang sebanyak 1.981 orang, petani sebanyak 15 orang, pensiunan sebanyak 257 orang, dan jasa sebanyak 19 orang.8

7 Data dan Statistik Bidang Sosial Kota Tangerang Selatan Tahun 2018, h.16

8 Papan Monografi Kelurahan yang terpasang di dinding kantor kelurahan, ibid.

(52)

Tabel 4.4

Data Pekerjaan Pokok Masyarakat Kel-Cirendeu 2018

No. KETERANGAN JUMLAH

1. Pegawai Negeri Sipil 377 Orang

2. ABRI 25 Orang

3. Pegawai Swasta 6.810 Orang

4. Wiraswasta/pedagang 1.981 Orang

5. Tani 15 Orang

6. Pensiunan 257 Orang

7. Jasa 19 Orang

Sumber: Buku Profil Kelurahan Cirendeu

Dari segi pendidikan pada tahun 2018, lulusan taman kanak- kanak sebanyak 557 orang, pendidikan sekolah dasar sebanyak 2.648 orang, SMP sebanyak 2.809 orang, tingkat SMA atau SMU sebanyak 9.593 orang, Akademi D1 sampai dengan D3 sebanyak 829 orang, sarjana S1 sebanyak 2.589 orang, dan pascasarjana sebanyak 374 orang, dan untuk lulusan pendidikan khusus yaitu Pesantren sebanyak 25 orang, dan sekolah luar biasa sebanyak 2 orang.9

Tabel 4.5

Data Tingkatan Pendidikan Masyarakat Kelurahan Cirendeu 2018

No. KETERANGAN JUMLAH

1. Taman Kanak-kanak 557 Orang

2. Sekolah Dasar (SD) 2.648 Orang

3. SMP 2.809 Orang

4. SMA/SMU 9.593 Orang

5. Akademi/D1-D3 829 Orang

6. Sarjana 2.589 Orang

9 Papan Monografi Kelurahan yang terpasang di dinding kantor kelurahan, Ibid.

Gambar

Gambar 4.1 Denah Lokasi Kel-Cirendeu

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Ditinjau dari Perspektif Pendidikan Agama Islam. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan

19 Danang Sunyoto, Manajemen Pemasaran, (Pendekatan Konsep, Kasus, dan Psikologi Bsinis), (Yogyakarta: CAPS (Center Of Academic Publishing Service), 2013), h.55.. ditempuh

Rescheduling (Penjadwalan kembali), Reconditioning (Persyaratan kembali), Restructuring (Pemataan kembali). Dari ketiga sistem ini nasabah yang baik akan mengajukan

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana persepsi Pengajar Sekolah Islam Tariq Pittayapat Phuket terhadap Bank Syariah beserta faktor yang mempengaruhi

Jadi Peneliti harus melanjutkan ke siklus berikutnya karena syarat pembelajaran tuntas pada penelitian ini adalah (1) kinerja Peneliti harus 100% artinya sesuai

“Analisis Peran Ekonomi Kreatif dalam Peningkatan Pendapatan Pengrajin Ditinjau dari Perspektif Ekonomi Islam.” Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Raden

Umumnya digunakan untuk penerbitan L/C (Letter of Credit), akan tetapi juga dapat digunakan untuk mentransfer dana nasabah ke pihak lain.. 3) Kafalah, merupakan akad

(3) Pelaksanaan kurikulum di Maahad mesbah el-ulum dilaksanakan dua puluh empat jam, dimana proses belajar mengajar yang mengedepankan aspek akademis baik di bidang agama