• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. pungutan yang dilakukan oleh dan untuk kepentingan pribadi oknum petugas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. pungutan yang dilakukan oleh dan untuk kepentingan pribadi oknum petugas"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pungutan liar atau biasa disingkat pungli dapat diartikan sebagai pungutan yang dilakukan oleh dan untuk kepentingan pribadi oknum petugas secara tidak sah atau melanggar aturan. Pungli merupakan salah satu bentuk penyalahgunaan wewenang yang memiliki tujuan untuk memudahkan urusan atau memenuhi kepentingan dari pihak pembayar pungutan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pungli melibatkan dua pihak atau lebih, baik itu pengguna jasa ataupun oknum petugas yang biasa melakukan kontak langsung untuk melakukan transaksi rahasia maupun terang-terangan, dimana pada umumnya pungli yang terjadi pada tingkat lapangan dilakukan secara singkat dan biasanya berupa uang. 1

Banyak istilah lain yang sering dipergunakan oleh masyarakat mengenai arti kata pungli seperti uang sogok, uang pelicin, uang semir, salam tempel, uang siluman, uang jasa, uang titip, Undang-Undang 2000, ongkos administrasi, uang ikhlas, 3.S (Senang Sama Senang) dan lain sebagainya. 2

Setiap orang dapat melakukan pungli tak terkecuali pejabat negara maupun swasta, dimana adanya faktor-faktor yang mendorong dan memberikan peluang untuk terjadinya praktik pungutan liar antara lain seperti birokrasi yang berbelit-belit, pengumpulan dana yang tidak dilindungi oleh Undang-undang atau peraturan, sistem yang tidak “open management’, wewenang yang tidak

1

Samodra Wibawa, Arya Fauzy F.M, dan Ainun Habibah, ”Efektivitas Pengawasan Pungutan Liar Di Jembatan Timbang,”. Jurnal Ilmu Administrasi Negara. Vol 12 No 2, Januari 2013, hal.75

2

Soedjono D, 1983, Pungli Analisa Hukum Dan Kriminologi, CV Sinar Baru, Bandung. hal.36

(2)

2 terkendali serta motivasi kepentingan pribadi untuk memperkaya diri. 3 Salah satu sumber permasalahan terbesar sering terjadinya praktik pungli yaitu terletak pada pengawasan dan pertanggungjawaban pelaksanaan pembangunan serta pengaturan hak dan kewajiban lembaga-lembaga negara dalam urusan penyelenggaraan kepentingan perseorangan dan kepentingan masyarakat. 4

Pungutan liar menjadi salah satu bentuk tindak pidana yang sudah sangat akrab terdengar di telinga masyarakat. Walaupun sebenarnya dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) tidak satupun ditemukan pasal mengenai tindak pidana pungutan liar atau delik pungli. Pada dasarnya pungutan liar dan korupsi merupakan perbuatan yang sama dimana kedua perbuatan itu menggunakan kekuasaan untuk tujuan memperkaya diri dengan cara melawan hukum. 5 Sehingga secara tersirat dapat kita temukan di dalam rumusan korupsi pada Pasal 12 huruf e UU No. 20 Tahun 2001 berasal dari Pasal 423 KUHP yang dirujuk dalam Pasal 1 ayat (1) huruf c UU No.3 Tahun 1971, dan Pasal 12 UU No.31 Tahun 1999 sebagai Tindak Pidana Korupsi, yang Kemudian Dirumuskan ulang pada UU No. 20 Tahun 2001

Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah salah satu anggota Satuan Tugas Sapu Bersih Pungutan Liar yang dicantumkan di peraturan Presiden No 87 tahun 2016 Tentang Satuan Tugas Sapu Bersih dalam pasal 5.

Pada tahun 2016 dikeluarkanlah Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun

3

Ibid Hal.37

4

Soedjono Dirdjosisworo, 1984, Fungsi Perundang-UndanganPidana Dalam Penanggulangan Korupsi Di Indonesia, Sinar Baru, Bandung. hal.133

5

La Sina, “Dampak dan Upaya Pemberantasan serta Pengawasaan Korupsi di Indonesia”. Jurnal Hukum Pro

Justitia. Vol 26 No 21, Januari 2008, hal.40

(3)

3 2016 Tentang Satuan Tuntas Sapu Bersih Pungutan Liar, serta didukung dengan terbitnya Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi Birokrasi Nomor 5 Tahun 2016 tentang Pemberantasan Praktek Pungutan Liar (Pungli) dalam Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Instansi Pemerintah. Menurut pandangan pembentukan undang-undang suatu aturan dibuat untuk melindungi kepentingan individu maupun masyarakat. 6 Dengan diterbitkannya Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2016 ini diharapkan dapat memberantas bersih kasus pungli yang sering terjadi dimasyarakat terutama ditujukan bagi pejabat aparatur negara dalam melayani masyarakat dengan baik.

Keberhasilan pemberantasan pungli yang termasuk kedalam kategori korupsi akan membawa dampak positif yang meluas bagi rakyat, bangsa dan negara, karena praktik pungli menunjukkan suatu perbuatan yang rusak, busuk, dan bejat, tidak jujur yang disangkutpautkan dengan keuangan. 7

Bertitik tolak dari uraian di atas maka merupakan hal yang menarik untuk di angkat menjadi suatu bahan penelitian dengan judul “tinjauan yuridis sosiologis terhadap pencegahan pungutan liar dalam wilayah hukum kepolisian kota malang” dengan harapan hasil penelitian ini memberikan manfaat kepada saya dan para pembaca setelah menyelesaikan studi S-1 Hukum.

6

P.A.F.Lamintang, 1991, Delik-Delik Khusus Kejahatan Jabatan Dan Kejahatan-Kejahatan Jabatan Tertentu Sebagai Tindakan Pidana Korupsi, Pionir Jaya, Bandung. hal.6

7

Bambang Waluyo, “Optimalisasi Pemberantasan Korupsi Di Indonesia”. Jurnal Yuridis. Vol 1 No. 2, Desember 2014,

hal.171

(4)

4 B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana Bentuk Pencegahan Kepolisian Kota Malang agar tidak ada aparat pemerintah maupun aparatur negara Yang melakukan Pungutan Liar?

2. Bagaimana penyelesaian tindak pidananya jika terjadi perkara pungutan liar?

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bentuk-bentuk pencegahan Pungutan Liar yang dilakukan oleh Kepolisian Kota Malang.

2. Untuk mengetahui, mengkaji dan menganalisa bentuk penyelesaian tindak pidana Pungutan Liar.

D. Manfaat Penulisan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sebuah skripsi yang dapat ditelaah

dan dipelajari lebih lanjut dalam rangka pembangunan ilmu hukum pada

umumnya, baik oleh mahasiswa lainnya maupun masyarakat luas mengenai

Pungutan Liar

(5)

5 E. Kegunaan Penulisan

Hasil penilitian ini diharapkan mampu memberikan masukan kepada pihak yang berwajib atau menjadi pembelajaran kepada instansi lain dalam menangani kasus Pungutan Liar serta menjadi masukan dan referensi bagi para pihak yang berkepentingan dalam bidag hokum serta bagi masyarakat hokum umum.

F. Metode Penulisan a. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang dipilih oleh penulis dalam menunjang pengumpulan data adalah di Kepolisian Kota Malang mengingat Banyaknya Kasus Pungutan Liar di Kota Malang.

b. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian Yuridis Sosiologis. Penelitian hukum yuridis/empiris dilakukan dengan meneliti secara langsung ke lokasi penelitian untuk melihat secara langsung penerapan perundang-undangan serta melakukan wawancara dengan beberapa responden. Adapun informan yang dipilih yakni Tim Satuan Tugas Sapu Bersih Pungutan Liar.

c. Jenis dan Sumber Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini bersumber dari populasi, sampel, dan responden. Kemudian, sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian, data dibagi dalam dua jenis yaitu:

1) Data Primer

(6)

6 Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan pihak yang terkait sehubungan dengan penelitian skripsi ini yaitu Tim Satuan Sapu Bersih Pungutan Liar.

2) Data Sekunder adalah data yang diperoleh melalui badan-badan laporan dan dokumen lain yang telah ada sebelumnya serta mempunyai hubungan dengan masalah yang dibahas dalam penulisan skripsi ini.

d. Teknik Pengumpulan Data

Suatu karya ilmiah membutuhkan sarana untuk menemukan dan mengetahui lebih mendalam mengenai gejala-gejala tertentu yang terjadi di masyarakat. Dengan demikian kebenaran karya ilmiah tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Sebagai tindak lanjut dalam memperoleh data-data sebagaimana yang diharapkan, maka penulis melakukan pengumpulan data yang diharapkan, maka penulis melakukan pengumpulan data yang berupa :

1) Penelitian Lapangan (Field Research)

Studi lapangan adalah mengumpulkan data yang dilakukan dengan mengadakan penelitian langsung pada tempat atau objek penelitian, yaitu di Kantor Kepolisian Kota Malang, serta melakukan wawancara dengan Tim Satuan Sapu Bersih Pungutan Liar.

2) Studi Pustaka

Dalam penelitian ini penulis memperoleh data dengan membaca

berbagai buku, jurnal ilmiah, serta penelitian tedahulu yang mempunyai

keterkaitan dengan materi pembahasan.

(7)

7 3) Wawancara

Dalam Metode penulis memperoleh data dari hasil Tanya jawab antara penulis dengan IPTU Rudy Hidajanto S.H dan BRIPKA Yuda selaku tim yang menangani Pungutan Liar.

4) Studi Dokumen

Studi Dokumen Bermaksud untuk melakukan penelitian kembali dengan membaca dokumen-dokumen yang sudah ada sebelumnya maupun yang terkait dengan judul penulis

e. Analisa data

Proses analisis adalah merupakan usaha untuk menemukan jawaban atas permasalahan. Dalam proses analisis rangkaian data yang telah disusun secara sistematis, diuraikan, dianalisis secara kualitatif. Analisis kualitatif yaitu menggambarkan kenyataan yang ada dalam kalimat berdasarkan hasil penelitian. Dari hasil analisis data tersebut dilanjutkan dengan menarik kesimpulan secara induktif.

G. Sistematika Penelitian

Agar lebih mudah dalam memahami dan mempelajari hasil penelitian dan pembahasannya yang tertuang dalam skripsi ini, maka penulisan skripsi ini dibagi dengan sistematika sebagai berikut:

1. BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini diuraikan mengenai latar belakang permasalahan yang

diangkat, permasalahan yang akan dibahas, tujuan penelitian dan manfaat

(8)

8 penelitian, metode yang digunakan dalam penelitian, serta sistematika penulisan skripsi.

2. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini berisi tentang uraian yang meliputi pengertian Tindak Pidana, Pengertian Delik, Macam-macam Delik, Pengertian Pungutan Liar dan Unsur-Unsur Pungutan Liar

3. BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini didalamnya meliputi pembahasan menjabarkan tentang pungutan liar yang terjadi dan penyelesaian perkara pidana pungutan liar

4. BAB IV : PENUTUP

Bab ini merupakan bab penutup, berisi kesimpulan dari hasil pembahasan

serta saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian yang telah dilakukan

Referensi

Dokumen terkait

Data primer disini adalah sebagai data perpanjang saja terhadap bahan hukum primer yang dilakukan dengan cara wawancara dengan pihak- pihak yang terkait dengan penulisan skripsi

Dalam sistem currency basket, keranjang mata uang berkomposisikan mata uang mitra-mitra dagang utama dari negara-negara anggota kawasan (yang berada di luar kawasan

Pelaksanaan model pembelajaran kelompok di TK Kecamatan Telanai Pura Kota Jambi berdasarkan indikator settingan kelas dari hasil angket berada pada kualitas “Baik”

Area penyimpanan, persiapan, dan aplikasi harus mempunyai ventilasi yang baik , hal ini untuk mencegah pembentukan uap dengan konsentrasi tinggi yang melebihi batas limit

Sebagai perbandingan bangunan fasilitas cottage, ada beberapa kawasan wisata dengan fasilitas akomodasinya yang memanfaatkan lingkungan sekitarnya sehingga fasilitas wisata

Sebagai suatu pedoman, maka dapat dirumuskan bahwa perubahan-perubahan sosial adalah segala perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat,

Untuk ekstraksi fitur tekstur akan didapatkan nilai dari histogram fitur yang dihasilkan dan akan dilakukan pengujian dengan kuantisasi panjang histogram, sedangkan

Teknik analisis bahan hukum yang dipergunakan dalam penulisan hukum ini adalah deduksi, sebagaimana silogisme yang diajarkan oleh Aristoteles, penggunaan metode