• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN KELOMPOK DI TK KECAMATAN TELANAI PURA KOTA JAMBI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN KELOMPOK DI TK KECAMATAN TELANAI PURA KOTA JAMBI"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN KELOMPOK DI TK KECAMATAN TELANAI PURA KOTA JAMBI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

OLEH : MIRNAWATI NIM. A1F113040

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI

(2)

ABSTRAK

Mirnawati. A1F113040. 2017. “Pelaksanaan Model Pembelajaran Kelompok di TK Kecamatan Telanai Pura Kota Jambi”. Skripsi Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Jurusan Ilmu Pendidikan, FKIP Universitas Jambi, Pembimbing (1) Dr. Drs. H. Hendra Sofyan, M.Si (2) Nyimas Mu’azzomi, S.Ag., M.Pd.I

Kata kunci : Model Pembelajaran Kelompok

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan model pembelajaran kelompok di TK Kecamatan Telanai Pura Kota Jambi secara umum, serta mendeskripsikan pelaksanaan model pembelajaran kelompok di TK Kecamatan Telanai Pura Kota jambi yang berhubungan dengan settingan kelas. Mendeskripsikan pelaksanaan model pembelajaran kelompok di TK Kecamatan Telanai Pura Kota jambi yang berhubungan dengan persiapan mengajar. Mendeskripsikan pelaksanaan model pembelajaran kelompok di TK Kecamatan Telanai Pura Kota jambi yang berhubungan dengan proses pelaksanaan.

Jenis penelitian ini bersifat deskriptif melalui pendekatan kuantitatif dan Kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah guru yang mengajar di TK Kecamatan Telanai Pura yang menggunakan model pembelajaran kelompok. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan 4 cara yaitu angket, observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data angket dan observasi menggunakan teknik statistik, analisis wawancara menggunakan analisis interaktif.

Hasil penelitian dari angket menunjukkan bahwa pelaksanaan model pembelajaran kelompok di TK Kecamatan Telanai Pura Kota Jambi berada pada kualitas “Baik” terbukti dari hasil rata-rata bobot 87%. Pada indikator settingan kelas berada pada kualitas “Baik” (85%), pada indikator persiapan mengajar berada pada kualitas “Baik” (84%), pada indikator proses pelaksanaan berada pada kualitas “Sangat Baik” (94%). Sedangkan dari hasil observasi menunjukkan bahwa pelaksanaan model pembelajaran kelompok berada pada kualitas “Baik” dengan hasil persentase 77%. Pada indikator settingan kelas berada pada kualitas “Baik” (81%). Pada indikator persiapan mengajar berada pada kualitas “Sedang” (59%). Pada indikator proses pelaksanaannya berada pada kualitas “Sangat Baik” (93%). hasil wawancara bahwa sekolah sudah menerapkan pelaksanaan model pembelajaran kelompok dengan baik. settingan kelas terlihat bahwa sebagian besar sudah memadai untuk pembelajaran yang menyenangkan bagi anak. persiapan mengajar sebagian besar guru melaksanakan pembelajaran kelompok sudah menggunakan kurikulum terbaru (K13), menggunakan standar kurikulum, Program tahunan dan semester, RPPM dan RPPH. proses pelaksanaan terlihat guru juga sudah melaksanakan langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang utama, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, istirahat, dan kegiatan penutup.

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan informasi yang dapat dipergunakan sebagai bahan acuan bagi sekolah yang menggunakan model pembelajaran kelompok.

(3)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan ditingkat taman kanak-kanak merupakan salah satu bentuk pendidikan anak usia dini, yaitu anak yang berumur 0 – 6 tahun. Menurut Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 angka 14 menyebutkan bahwa pendidikan anak usia dini merupakan upaya pembinaan yang ditunjukkan kepada anak sejak lahir hingga usia enam tahun yang dilakukan dengan pemberian stimulus pendidikan agar membantu perkembangan, pertumbuhan baik jasmani maupun rohani sehingga anak memiliki kesiapan memasuki pendidikan yang lebih lanjut.

Dalam perkembanganya, masyarakat telah menunjukkan kepedulian terhadapat masalah pendidikan, pengasuhan dan perlindungan anak usia 0 sampai dengan 6 tahun dengan berbagai jenis layanan sesuai dengan kondisi dan kemampuanya yang ada, baik jalur pendidikan formal maupun non formal. Penyelenggaraan PAUD jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-Kanak (TK)/Raudhatul Atfal (RA) dan bentuk lain yang sederajat, yang menggunakan program untuk anak usia 4 – 6 tahun. Sedangkan penyelenggaraan PAUD jalur pendidikan nonformal berbentuk Taman Penitipan Anak (TPA) dan berbentuk lain yang sederajat (PERMENDIKNAS Nomor 58 Tahun 2009).

Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Khususnya di Kecamatan Telanai Pura Kota Jambi, terdapat 60 Lembaga Pendidkian Anak Usia Dini baik formal maupun nonformal. Data ini di dapat dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, daftar satuan pendidikan (sekolah) anak usia dini per kec. Telanai

(4)

pura diakses tanggal 3 september 2016 (http://referensi.data.kemdikbud.go.id) Dari 60 lembaga PAUD yang ada di Kecamatan Telanai Pura Kota Jambi Yaitu terdiri dari KB (Kelompok Bermain), RA (Raudhatul Athfal), TK (Taman Kanak-Kanak), TPA (Taman Pengasuhan Anak), dan SPS (Satuan Paud Sederajat). Peneliti memfokuskan penelitiannya pada Taman Kanak-kanak (TK) dengan jumlah 25 Sekolah.

Pada lembaga-lembaga tersebut saat ini telah banyak berkembang Model Pembelajaran untuk anak usia dini. Menurut Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (2015 : 66) menyatakan bahwa terdapat beberapa model pembelajaran yang digunakan untuk proses Pendidikan Anak Usia Dini, diantaranya model pembelajaran kelompok berdasarkan sudut-sudut kegiatan, model pembelajaran kelompok berdasarkan kegiatan pengaman, model pembelajaran berdasarkan area (minat) dan model pembelajaran berdasarkan sentra.

Dari kurikulum di atas yang awalnya hanya model pembelajaran berdasarkan sudut-sudut kegiatan, beralih ke model pembelajaran kelompok lalu ada model area dan yang terakhir yang sangat digalakkan khususnya di PAUD yang sudah maju yaitu model pembelajaran sentra karna dianggap model pembelajaran ini paling baik dari model-model pembelajaran sebelumnya. Dalam memilih model pembelajaran guru harus dapat menyesuaikan antara model yang dipilihnya dengan kondisi siswa, materi pelajaran, dan sarana yang ada. Oleh karena itu, guru harus menguasai beberapa jenis model pembelajaran yang ada agar proses belajar mengajar berjalan lancar dan tujuan yang ingin dicapai dapat

(5)

terwujud. Menurut Pangastuti (2014 : 39 ) penyusunan model pembelajaran di Taman Kanak-kanak (TK) didasarkan pada silabus yang dikembangkan menjadi program tahunan (prota), program-program semester (prosem), rencana kegiatan mingguan (RKM), dan rencana kegiatan harian (RKH).

Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti di beberapa TK di kecamatan Telanai Pura Kota Jambi dari ke empat model pembelajaran untuk anak usia dini yaitu model pembelajaran klasikal, model pembelajaran kelompok, model pembelajaran area dan model pembelajaran sentra. Peneliti lebih memfokuskan pada model pembelajaran kelompok.

Dalam menerapkan model pembelajaran kelompok tersebut kenyataannya dilapangan sangat sulit mencari literatur atau referensi tentang model pembelajaran tersebut. Sehingga dalam pelaksanaan model pembelajaran kelompok di TK kecamatan telanai pura kota Jambi yang terlihat di lapangan masih banyak yang belum menerapkan teori yang sesuai dengan model pembelajaran kelompok yang sebenarnya sehingga pembelajaran tidak berjalan dengan optimal. Selain itu didalam proses pelaksanaan model pembelajaran kelompok tersebut, masih banyak terjadi kendala-kendala yang dialami. Misalnya guru tidak menerapkan kegiatan pengaman sehingga setelah anak menyelesaikan kegiatan dikelompok dan akan berpindah ke kelompok lain anak dibiarkan berkeliaran, guru juga kurang memahami bagaimana model pembelajaran kelompok yang sebenarnya, sarana yang kurang memadai dalam kelas tersebut, dan malasnya guru dalam membuat media dan alat permainan yang menyenangkan bagi anak didik sehingga guru mengajar yang seharusnya tidak

(6)

boleh diajarkan disekolah seperti menulis angka atau huruf, kemudian membaca, dan menghitung. Lalu guru juga masih memberikan PR (Pekerjaan Rumah) kepada anak.

Dengan diterapkannya model pembelajaran kelompok ini sehingga dapat mengurangi kejenuhan anak dalam belajar. Dimana anak bisa lebih aktif dan kreatif dalam menuangkan gagasan atau ide-idenya tersebut.selain itu Model pembelajaran kelompok banyak digunakan pada pembelajaran anak usia dini, karena dapat melatih kemampuan kerjasama, perkembangan sosial anak, dapat melatih rasa tanggung jawab terhadap pekerjaan yang menjadi tugasnya, membangun kemampuan berinteraksi, berbagi ide, pendapat, mampu mengendalikan emosi, bersedia memberi dan menerima.

Menurut Elaine B.Johnson (dalam Asmani 2016) menyebutkan bahwa “belajar dengan bekerja sama melebihi cara otak manusia berfungsi memungkinkan para siswa untuk mendengarkan suara anggota kelompok lain. Melalui kerja sama para anak didik diharapkan bisa menyerap kebijaksanaan orang lain sehingga mereka dapat belajar bertoleransi, menghargai dan mengasihi teman-temannya.

Oleh sebab itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran informasi yang akurat tentang model pembelajaran kelompok dikecamatan telanai pura kota Jambi. Secara khusus tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui: seperti apa settingan kelas model pembelajaran kelompok, persiapan mengajar model pembelajaran kelompok dan bagaimana proses pelaksanaan model pembelajaran kelompok.

(7)

Kekhawatiran terbesar jika penelitian ini tidak dilakukan adalah akan adanya kesenjangan yang berkepanjangan dari beberapa TK yang ada di kecamatan telanai pura yang menerapkan pelaksanaan model pembelajaran kelompok namun kurang memiliki acuan atau bahan untuk proses pembelajaran yang benar. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik mengadakan penelitian mengenai PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN KELOMPOK DI TK KECAMATAN TELANAI PURA KOTA JAMBI.

B. Batasan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang masalah diatas, dan sesuai dengan kemampuan peneliti, maka dirasa perlu untuk membatasi permasalahan dalam penelitian ini yaitu:

1. Pelaksanaan model pembelajaran kelompok di TK yang dimaksud dalam penelitian ini adalah yang berhubungan dengan settingan kelas, persiapan mengajar serta proses pelaksanaannya.

2. Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah TK di Kecamatan Telanai Pura yang menggunakan model pembelajaran kelompok

C. Pertanyaan Penelitian

Dari uraian latar belakang diatas, maka pertanyaan dari peneliti adalah sebagai berikut:

1. Pertanyaan Penelitian Secara Umum:

Bagaimana kualitas pelaksanaan model pembelajaran kelompok di TK Kecamatan Telanai Pura Kota Jambi?

(8)

a. Bagaimanakah kualitas settingan kelas pada model pembelajaran kelompok di TK Kecamatan Telanai Pura Kota Jambi?

b. Bagaimanakah kualitas persiapan mengajar model pembelajaran kelompok di TK Kecamatan Telanai Pura Kota Jambi?

c. Bagaimanakah kualitas proses pelaksanaan dalam pelaksanaan model pembelajaran kelompok di TK Kecamatan Telanai Pura Kota jambi?

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahannya adalah sebagai berikut:

1. Rumusan Masalah Umum:

Bagaimanakah kualitas pelaksanaan model pembelajaran kelompok di TK Kecamatan Telanai Pura Kota Jambi?

2. Rumusan Masalah Khusus:

a. Bagaimanakah kualitas settingan kelas pada model pembelajaran kelompok?

b. Bagaimanakah kualitas persiapan mengajar model pembelajaran kelompok?

c. Bagaimanakah kualitas proses pelaksanaan dalam pelaksanaan model pembelajaran kelompok?

(9)

Dari rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tujuan Penelitian Umum

Untuk mendeskripsikan pelaksanaan model pembelajaran kelompok di TK Kecamatan Telanai Pura Kota Jambi

2. Tujuan Penelitian Khusus untuk:

a. Mendeskripsikan pelaksanaan model pembelajaran kelompok di TK Kecamatan Telanai Pura Kota jambi yang berhubungan dengan settingan kelas.

b. Mendeskripsikan pelaksanaan model pembelajaran kelompok di TK Kecamatan Telanai Pura Kota jambi yang berhubungan dengan persiapan mengajar.

c. Mendeskripsikan pelaksanaan model pembelajaran kelompok di TK Kecamatan Telanai Pura Kota jambi yang berhubungan dengan proses pelaksanaan.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini, antara lain: 1. Secara Teoritis

Memberikan informasi tentang model pembelajaran kelompok yaitu settingan kelasnya, persiapan mengajar seperti RKM (Rencana Kegiatan Mingguan), RKH (Rencana Kegiatan Harian), dan proses pelaksanaannya. Serta dapat digunakan sebagai acuan untuk melakukan penelitian yang relevan pada masa yang akan datang.

(10)

2. Secara Praktis, memberikan manfaat bagi: a. Sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan informasi yang dapat dipergunakan sebagai bahan acuan bagi sekolah sehingga dapat diterapkan dalam proses belajar mengajar dalam menggunakan model pembelajaran kelompok.

b. Bagi Pendidik

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dan informasi yang dapat dijadikan sebagai pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran pada model pembelajaran kelompok.

c. Bagi Mahasiswa PG-PAUD

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kemudahan kepada mahasiswa untuk mendapatkan literatur dan pemahaman pada model pembelajaran kelompok.

d. Bagi Peneliti

Menambah pengalaman, wawasan dan pemahaman didalam melakukan penelitian dan menambah pengetahuan tentang model pembelajaran kelompok.

G. Anggapan Dasar

1. Pelaksanaan model pembelajaran kelompok sangat dipengaruhi oleh pengetahuan dan pengalaman yang dialami oleh lembaga sekolah dan guru.

(11)

2. Lembaga sekolah dan guru mempunyai anggapan yang berbeda terhadap pelaksanaan model pembelajaran kelompok.

H. Definisi Operasional

Definisi operasional dimaksudkan untuk menghindari kesalahan pemahaman dan perbedaan penafsiran yang berkaitan dengan istilah-istilah dalam judul proposal skripsi. Sesuai dengan judul penelitian yaitu “Pelaksanaan model pembelajaran kelompok di TK Kecamatan Telanai Pura Kota Jambi’ maka, definisi operasional yang perlu dijelaskan adalah:

1. Model pembelajaran kelompok adalah pola pembelajaran dimana anak-anak dibagi menjadi beberapa kelompok, biasanya anak dibagi menjadi (tiga) kelompok dan masing-masing kelompok melakukan kegiatan yang berbeda-beda.

2. Setting kelas adalah penataan ruangan maupun pengorganisasian peserta didik yang sesuai dengan kebutuhan dan program yang direncanakan akan membantu pencapaian pembelajaran yang optimal. 3. Persiapan Mengajar adalah dimana penyusunan model pembelajaran

di TK dikembangkan dari kurikulum kemudian standar kurikulum lalu dilanjutkan dengan program tahunan, program semester, RPPM dan RPPH.

4. Proses pelaksanaan kelompok adalah keadaan dimana saat pembelajaran berlangsung dari awal hingga akhir yang didalmnya terdapat kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, istirahat dan kegiatan penutup.

(12)

I. Kerangka Konseptual

Sesuai dengan judul penelitian yang telah dikemukakan maka dapat disusun suatu kerangka konseptual sebagai berikut:

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual

Sumber: Teori Mulyasa dalam Suyadi dan Dahlia (2014:44-46)

KAJIAN PUSTAKA

A. Definisi Model Pembelajaran Kelompok

Menurut Mulyasa dalam Suyadi dan Dahlia (2014 : 44) model pembelajaran kelompok (cooperative learning) merupakan model pembelajaran di mana anak didik dibagi dalam beberapa kelompok dengan kegiatan yang berbeda-beda. Strategi pelaksanaan model pembelajaran kelompok ini dibagi dalam 3 tahapan, yaitu pengelolaan kelas, langkah-langkah kegiatan, dan penilaian.

Menurut Isjoni dalam Asmani (2016 : 37) Kata cooperative berarti mengerjakan sesuatu secara bersama-sama, yaitu dengan saling membantu satu sama lain sebagi sebuah tim. Jadi, pembelajaran kooperatif dapat diartikan sebagai

Pelaksanaan Model Pembelajaran Kelompok

Settingan Kelas Persiapan Mengajar Proses Pelaksanaan

(13)

belajar bersama-sama, saling membantu antara satu dengan yang lain, dan memastikan bahwa setiap orang dalam kelompok mampu mencapai tujuan atau menyelesaikan tugas yang telah ditentukan.

Dalam belajar kooperatif, siswa dibentuk dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari empat atau lima orang untuk bekerja sama dalam menguasai materi yang diberikan guru (Slavin, 1995; Eggen & Kauchak dalam al-Tabany 2014: 108).

Menurut Suyadi dan Dahlia (2014 : 45) Model Pembelajaran dengan Pendekatan Kelompok, Pembelajaran berdasarkan kelompok dengan kegiatan pengaman, adalah pola pembelajaran dimana anak-anak dibagi menjadi beberapa kelompok, biasanya anak dibagi menjadi (tiga) kelompok dan masing-masing kelompok melakukan kegiatan yang berbeda-beda. Dalam satu kali pertemuan, anak harus menyelesaikan 2-3 kegiatan dalam kelompok secara bergantian dengan tuntas.

Apabila dalam pergantian kelompok, terdapat anak-anak yang sudah menyelesaikan tugasnya lebih cepat dari pada temannya, maka anak tersebut dapat menentukan kegiatan lain sejauh kelompok lain tersedia tempat. Namun apabila tidak tersedia tempat, maka anak tersebut dapat bermain pada tempat tertentu di dalam kelas yang telah disediakan guru yang disebut dengan kegiatan pengaman. Pada kegiatan pengaman sebaiknya disediakan alat-alat yang lebih bervariasi dan sering diganti disesuaikan dengan tema atau sub tema yang dibahas.

B. Settingan Kelas Kelompok

Menurut Suyadi dan Dahlia (2014:45) Settingan kelas yang meliputi penataan ruangan maupun pengorganisasian peserta didik yang sesuai dengan kebutuhan dan program yang direncanakan akan membantu pencapaian pembelajaran yang optimal. Untuk itu hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan kelas adalah:

1) Penataan perabot di ruangan harus disesuaikan dengan kegiatan yang akan dilaksanakan.

(14)

2) Pengelompokan meja dan kursi anak disesuaikan dengan kebutuhan sehingga ruang gerak peserta didik leluasa. Susunan meja kursi dapat berubah-ubah. Pada waktu mengikuti kegiatan, anak tidak selalu duduk di kursi, tetapi dapat juga duduk di tikar/karpet.

3) Dinding dapat digunakan untuk menempelkan informasi yang dipergunakan sebagai sumber belajar dan hasil kegiatan anak, tetapi jangan terlalu banyak sehingga dapat mengganggu perhatian anak.

4) Peletakan dan penyimpanan alat bermain diatur sedemikian rupa sesuai dengan fungsinya sehingga dapat melatih anak untuk pembiasaan yang ingin dicapai seperti kemandirian, tanggung jawab, membuat keputusan, kebiasaan mengatur kembali peralatan dan sebagainya.

5) Alat bermain untuk kegiatan pengaman diatur dalam ruangan, sehingga dapat berfungsi apabila diperlukan oleh peserta didik.

Gambar 2.1, Pengelolaan Kelas Model Pembelajaran Kelompok (Suyadi dan Dahlia 2014 :45)

Model pembelajaran kelompok

Kegiatan Papan tulis Kelompok I Kelompok II Kelompok III Pintu Masuk

(15)

Menurut Fadlillah (2014 : 148) pembentukan kelas lain dari model pembelajaran kelompok sangat baik bila diterapkan untuk pembelajaran yang sifatnya diskusi atau menyelesaikan masalah dengan cara pembagian kelompok. Kelebihan bentuk ini ialah peserta didik dalam satu kelompiok dapat saling berinteraksi lebih dekat dan dapat memupuk rasa kerja sama.

Berikut contoh pembentukan kelas model kelompok:

Gambar 2.2, pengelolaan kelas (Fadlillah 2014:14)

C. Proses Pelaksanaan Model Pembelajaran Kelompok

Menurut Suyadi dan Dahlia (2014 : 45-46) langkah-langkah Kegiatan atau proses belajar mengajar model pembelajaran kelompok dengan kegiatan pengaman dibagi dalam 4 kegiatan, yaitu kegiatan pendahuluan atau awal, kegiatan inti, istirahat, dan kegiatan penutup. menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :

Kegiatan pendahuluan/awal dilaksanakan secara klasikal artinya kegiatan yang dilakukan oleh seluruh anak dalam satu kelas, dalam satu satuan waktu dengan kegiatan yang sama. dan sifatnya pemanasan, misalnya berdoa, presensi, bernyanyi sesuai tema, bertepuk tangan, berdiskusi dan tanya jawab tentang tema dan sub tema atau pengalaman yang dialami anak. Jika pada waktu diskusi terjadi kejenuhan diharapkan pendidik membuat variasi kegiatan, misalnya dilanjutkan dengan kegiatan fisik/motorik kasar atau permainan yang melatih pendengaran anak.

Pada kegiatan inti, guru lebih memusatkan pada kemampuan sosial dan emosional anak. Sifat dari kegiatan ini adalah kegiatan yang mengaktifkan perhatian, kemampuan dan sosial emosi anak. Kegiatan terdiri dari bermacam-macam kegiatan bermain yang dipilih dan disukai anak agar dapat bereksplorasi, bereksperimen, meningkatkan pengertian-pengertian,

(16)

konsentrasi, memunculkan inisiatif, kemandirian dan kreativitasnya serta dapat membantu dan mengembangkan kebiasaan bekerja yang baik.

Pada kegiatan ini anak terbagi beberapa kegiatan kelompok, artinya dalam satu satuan waktu tertentu terdapat beberapa kelompok anak melakukan kegiatan yang berbeda-beda. Pengorganisasian anak saat kegiatan pada umumnya dengan kegiatan kelompok, namun adakalanya diperlukan menggunakan kegiatan klasikal maupun individual.

Sebelum anak dibagi menjadi kelompok, pendidik menjelaskan kegiatan atau hal-hal yang berkaitan dengan tugas masing-masing kelompok secara klasikal. Pada kegiatan inti dalam satu kelas dibagi menjadi beberapa kelompok.

Pendidik bersama anak dapat memberi nama masing-masing kelompok. Anak diberi kebebasan untuk memilih kegiatan yang ada pada kelompok yang diminatinya dan tempat yang disediakan. Semua anak hendaknya secara bergantian mengikuti kegiatan-kegiatan yang direncanakan oleh pendidik. Setelah anak dapat mengikuti secara teratur, maka anak boleh memilih kegiatan sendiri dengan tertib.

Anak-anak yang sudah menyelesaikan tugasnya lebih cepat dari pada temannya dapat meneruskan kegiatan di kelompok lain. Jika tidak tersedia tempat, anak tersebut dapat melakukan kegiatan di kegiatan pengaman. Fungsi kegiatan pengaman adalah:

1) Sebagai tempat kegiatan anak yang telah menyelesaikan tugasnya lebih cepat sehingga tidak mengganggu teman lain.

2) Untuk memotivasi anak agar cepat menyelesaikan tugasnya.

3) Untuk mengembangkan aspek emosional, sosial, kemandirian, kerjasama dan kreativitas anak.

4) Sebagai alat peraga

Sebaiknya alat-alat yang disediakan pada kegiatan pengaman lebih bervariasi dan sering diganti disesuaikan dengan tema atau sub tema yang dibahas. Dan pada waktu kegiatan kelompok berlangsung, pendidik tidak berada di satu kelompok saja melainkan juga memberikan bimbingan kepada peserta didik yang mengalami kesulitan walaupun peserta didik tersebut berada di kelompok lain.

Kemudian dilanjutkan dengan istirahat/makan Kegiatan ini kadang-kadang dapat digunakan untuk mengisi indikator/kemampuan yang hendak dicapai yang berkaitan dengan kegiatan makan, misalnya tata tertib makan, jenis makanan bergizi, rasa sosial dan kerjasama. Setelah kegiatan makan

(17)

selesai, waktu yang tersedia dapat digunakan untuk bermain dengan alat permainan di luar kelas yang bertujuan mengembangkan fisik/motorik.

Kegiatan terakhir adalah penutup. Kegiatan yang dilaksanakan pada kegiatan penutup bersifat menenangkan anak dan diberikan secara klasikal, misalnya membaca cerita dari buku, pantomim, menyanyi, atau apresiasi musik dari berbagai daerah. Kegiatan ini diakhiri dengan tanya jawab mengenai kegiatan yang berlangsung, sehingga anak mengingat dan memaknai kegiatan yang dilaksanakan dan kemudian dilanjutkan dengan pesan-pesan dan doa pulang.

Didalam proses pelaksanaan model pembelajaran kelompok tersebut, masih banyak terjadi kendala-kendala yang dialami. Misalnya guru tidak menerapkan kegiatan pengaman sehingga setelah anak menyelesaikan kegiatan dikelompok dan akan berpindah ke kelompok lain anak dibiarkan berkeliaran, guru juga kurang memahami bagaimana model pembelajaran kelompok yang sebenarnya, sarana yang kurang memadai dalam kelas tersebut, dan malasnya guru dalam membuat media dan alat permainan yang menyenangkan bagi anak didik sehingga guru mengajar yang seharusnya tidak boleh diajarkan disekolah seperti menulis angka atau huruf, kemudian membaca, dan menghitung. Lalu guru juga masih memberikan PR (Pekerjaan Rumah) kepada anak.

D. Persiapan Mengajar Model Pembelajaran Kelompok 1. Kurikulum

Dalam dunia kependidikan sudah tak asing lagi dengan istilah Kurikulum, karna kurikulum adalah acuan dasar atau pondasi awal untuk dapat melaksanakannya proses pembelajaran. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Latif dkk (2013:41) menyatakan bahwa kurikulum adalah perangkat mata pelajaran yang diajarkan pada lembaga pendidikan.

(18)

Sedangkan menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 dalam Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (2015:10) tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa : “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan”.

Suyadi dan Dahlia pun (2014:3) berpendapat bahwa: kurikulum merupakan seperangkat rencana pembelajaran yang di dalamnya memuat tujuan, isi, bahan ajar, dan metode pembelajaran yang semuanya itu di gunakan untuk membina siswa kearah prilaku yang diinginkan dan menilai sejauh mana perubahan perilaku tersebut telah terjadi pada siswa.

Jadi, kurikulum merupakan elemen penting dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Mengapa demikian? karna jika dilihat dalam pengertian kurikulum diatas, maka kurikulum berfungsi untuk memberikan arah, langkah-langkah dan tujuan pelaksanaan pendidikan agar mencapai tujuan dari pendidikan. Proses pembelajaran dapat dikatakan akan optimal jika mengikuti kurikulum yang ada. Oleh karenanya di dalam suatu pendidikan sangat dibutuhkan yang namanya kurikulum.

Adapun yang dimaksud dengan Kurikulum TK adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, bidang pengembangan, dan penilaian serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu. KEMENDIKNAS (2010:3)

Pada Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 146 Tahun 2014 pasal 3 ayat1, 2, dalam (2015 : 3), meyatakan bahwa:

Ayat 1 Kurikulum PAUD disebut Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini, dilanjutkan dengan ayat 2 Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini Mengacu Pada Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini, Dari penjelasan diatas, maka bisa ditarik kesimpulan bahwa Kurikulum 2013 merupakan kurikulum pendidikan anak usia dini dikarnakan sudah mengacu pada Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini.

Kerangka dasar pengembangan kurikulum 2013 PAUD menetapkan 5 landasan pengembangan kurikulum, yaitu :

(19)

a. Landasan filosofis

Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini dikembangkan dengan sejumlah landasan filosofis yang memberikan dasar bagi pengembangan seluruh potensi anak agar menjadi indonesia berkualitas sebagaimana yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.

berdasarkan hal tersebut, Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini dikembangkan dengan menggunakan landasan filosofis sebagai berikut.

1) pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa masa kini dan masa mendatang. pandangan ini menjadikan kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang beragam dengan prinsip Bhineka Tunggal Eka, sehingga pendidikan diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini, dan untuk membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik dimasa depan.

2) anak adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. menurut pandangan filosofis ini, prestasi bangsa diberbagai bidang kehidupan di masa lampau adalah sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum untuk memberi inspirasi dan rasa bangga pada anak.

3) dalam proses pendidikan, anak usia dini membutuhkan keteladanan, motivasi, pengayoman/perlindungan, dan pengawasan secara berkesinambungan sebagaimana dicontohkan Ki Hajar Dewantara.

4) anak usia dini adalah masa ketika anak menghabiskan sebagian besar waktu untuk bermain. karenanya pembelajaran pada PAUD dilaksanakan melalui bermain dan kegiatan-kegiatan yang mengandung prinsip bermain.

(20)

masyarakat indonesia adalah masyarakat yang sangat beragam. satuan PAUD merupakan representasi dari masyarakat yang beragam baik dari aspek strata sosial ekonomi, budaya, etnis, agama, kondisi fisik maupun mental. untuk mengakomodasi keberagaman itu, kurikulum 2013 pendidikan anak usia dini dikembangkan secara inklusif untuk memberik berdasar terbentuknya sikap saling menghargai dan tidak membeda-bedakan.

c. landasan psiko-pedagogis

kurikulum 2013 pendidikan anak usia dini dikembangkan dengan mengacu pada cara mendidik anak sebagai individu yang unik, memiliki kecepatan perkembangan yang berbeda, dan belum mencapai masa operasional kongkret, dan karenanya digunakan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan tahapan perkembangan dan potensi setiap anak.

d. landasan teoritis

kurikulum 2013 pendidikan anak usia dini dikembangkan dengan mengacu pada teori pendidikan berbasis standar dan kurikulum berbasis kompetensi. proses pengembangan kurikulkum secara lansung berlandaskan pada empat standar yakni standar tingkat pencapaian perkembangan anak, standar isi, standar proses, dan standar penilaian pendidikan. kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya bagi anak untuk mengembangkan kemampuan yang berupa sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.

e. landasan yuridis

landasan yuridis kurikulum 2013 pendidikan ank usian dini adalah : 1) undang-undang dasar negara republik indonesia tahun 1995;

2) undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional

3) undang-undang nomor 17 tahun 2005 tentang rencana pembangunan jangka panjang nasional, beserta segala ketentuan yang dituangkan kedalam rencana pembangunan jangka menengah nasional

4) peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan sebagaimans telah diubah dengan peraturan pemerintahan nomor 32 tahun 2013 tentang pengubahan atas

(21)

peraturan pemerintahan nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan; dan

5) peraturan presiden nomor 60 tahun 2013 tentang pengembangan anak usia dini holistig-integratif.

Adapun Struktur Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini merupakan pengorganisasian muatan kurikulum, kopetensi inti, kopetensi dasar dan lama belajar.

a. Muatan kurikulum

Muatan Kurikulum Pendidikana Anak Usia Dini berisi program-program pengembangan yang terdiri dari :

1) Program pengembangan nilai agama dan moral dan moral mencangkup perwujudan suasana belajar untuk berkembangnya prilaku baik bersumber dari nilai agama dan moral serta kehidupan bermasyarakat dalam konten bermain.

2) Program pengembangan fisik mencangkup perwujudan suasana untuk berkembangnya kematangan kinestetik dalam konteks bermain.

3) Program pengembangan kognitif mencangkup perwujudan suasana untuk berkembangnya kematangan proses berfikir dalam konteks bermain.

4) Program pengembangan bahasa

5) Program pengembangan sosial emosional mencangkup perwujudan suasana untuk berkembangannya kepekaan, sikap, dan ketrampilan sosial serta kematangan emosi dalam konteks bermain.

6) Program pengembangan seni mencangkup perwujudan suasana untuk berkembangnya eksplorasi, ekspresi, dan apresiasi seni dalam konteks bermain.

b. Kompetensi Inti

Kompetensi inti kurikulum 2013 pendidikan anak usia dini merupakan gambaran pencapaian standar tingkat pencapaian perkembangan anak

(22)

pada akhir layanan PAUD Usia 6 (enam) tahun. Kompetensi mencangkup :

1) kompetensi inti-1 (KI_1) untuk kompetensi ini sikap spiritual. 2) kompetensi inti-2 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap sosial. 3) kompetensi inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan 4) kompetensi inti-4 KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan. c. Kompetensi Dasar

Kompetensi dasar merupakan tingkat kemampuan dalam konteks muatan pembelajaran, tema pembelajaran, dan pengalaman belajar yang mengacu pada kompetensi inti.

Rumusan kompetensi dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik dan kemampuan awal anak serta tujuan setiap program pengembangan.

Kompetensi dasar dibagi menjadi empat kelompok sesuai dengan pengelompokan kompetensi inti yaitu :

1) Kelompok 1 : kelompok kompetensi dasar sikap spiritual dalam rangka menjabarkan KI-1

2) Kelompok 2 : kelompok kompetensi dasar sikap sosial dalam rangka menjabarkan KI-2

3) Kelompok 3 : kelompok kompetensi dasar pengetahuan dalam rangka menjabarkan KI-3, dan

4) Kelompok 4 : kelompok kompetensi dasar keterampilan dalam rangka menjabarkan KI-4

2. Lama belajar

1) Lama belajar merupakan keseluruhan waktu untuk memperoleh pengalaman belajar yang harus diikuti anak dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun. lama belajar pada PAUD dilaksanakan melalui pembelajaran tatap muka.

2) kegiatan tatap muka di PAUD dengan lama belajar sebagai berikut :

a) kelompok usia lahir sampai 2 (dua) tahun dengan lama belajar paling sedikit 120 menit per minggu

b) kelompok usia 2 (dua) tahun sampai 4 (empat) tahun dengan lama belajar paling sedikit 360 menit per minggu.

c) kelompok usia 4 (empat) tahun sampai 6 (enam) tahun dengan lama belajar paling sedikit 900 menit per minggu.

(23)

Satuan PAUD untuk kelompok usia 4-6 tahun yang tidak dapat melakukan pembelajaran 900 menit per minggu wajib melaksanakan pembelajaran 540 menit dan ditambah 360 menit pengasuhan terprogram.

Program pengembangan kompotensi Lahir-2 tahun 2-4 tahun 4-6 tahun 1. nilai agama dan moral 2. fisik motorik 3. kognitif 4. bahasa 5. sosial emosional 6. seni A. sikap spiritual B. sikap sosial C. pengetahuan keterampilan 120 menit per minggu 360 menit per minggu 900 menit per minggu terdiri atas 540 menit tatap muka dan 360 menit pengasuhan terprogram 900 menit per minggu 150 menit untuk 6 pertemuan per minggu atau 180 menit untuk 5 pertemuan per minggu

Penjelasan diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwa :

a. Kurikulum PAUD diartikan sebagai seperangkat rencana dan pengaturan tentang tujuan pembelajaran serta sebagai pedoman dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan PAUD. Jadi menekankan pada fungsi, artinya kurikulum dipandang sebagai suatu perencanaan pembelajaran bagi siswa.

b. Dalam kurikulum sekurang-kurangnya mengandung empat komponen utama, yaitu tujuan, isi/materi, proses dan evaluasi.

c. Kerangka dasar kurikulum PAUD memuat tentang 5 landasan, yakni landasan filosofis, sosiologis, psiko-pedagogis, teoritis dan yuridis.

d. Struktur kurikulum 2013 PAUD memuat tentang muatan kurikulum, kopetensi inti (KI), Kopetensi Dasar (KD), serta lama belajar dan bahan belajar berdasarkan kelompok.

(24)

Standar kurikulum adalah kesepakatan - kesepakatan yang telah didokumentasikan. Didalam bawah kurikulum terdapat standar kurikulum. Standar Pendidikan Anak Usia menurut PERMENDIKBUD (2015 : 3-4) terdiri beberapa komponen yang diatur, antara lain :

a. Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini selanjutnya disebut Standar PAUD adalah kriteria tentang pengelolaan dan penyelenggaraan PAUD diseluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.

b. Standar tingkat pencapaian perkembangan anak usia dini selanjutnya disebut STPPA adalah kriteria tentang kemampuan yang dicapai anak pada seluruh aspek perkembanhan dan pertumbuhan, mencangkup aspek nilai agama dan moral, fisik-motorik, kognitif bahasa, sosial-emosional, serta seni.

c. Standar isi adalah kriteria tentang lingkup materi dan kompetensi menuju tingkat pencapaian perkembangan yang sesuai dengan tingkat usia anak.

d. Standar proses adalah kriteria tentang pelaksanaan pembelajaran pada satuan atau program PAUD dalam rangka membantu pemenuhan tingkat pencapaian perkembangan yang sesuai dengan tingkat usia anak.

e. Standar penilaian adalah kriteria tentang penilaian proses dan hasil pembelajaran dalam rangka mengetahui tingkat pencapaian yang sesuai dengan tingkat usia anak.

f. Standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah kriteria tentang kualifikasi akademik dan kompetensi yang dipersyaratkan bagi pendidik dan tenaga kependidikan PAUD.

g. Standar sarana dan prasarana adalah kriteria tentang persyaratan pendukung penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan anak usia dini secara holistik dan integratif yang memanfaatkan potensi lokal.

(25)

h. Standar pengelolaan adalah kriteria tentang perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan atau program PAUD.

i. Standar pembiayaan adalah kriteria tentang komponen dan besaran biaya personal serta operasional pada satuan atau program PAUD. j. Pendidikan anak usia dini adalah upaya pembinaan yang ditujukan

kepada anak sejak lahir sampai usia 6 (enam) tahun yang dilakukan melalui pemberian rancangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

k. Satuan atau program PAUD adalah layanan PAUD yang dilaksanakan pada suatu lembaga pendidikan dalam bentuk taman kanak-kanak (TK) Raudatul athfal (RA)/bustanul athfal (BA), kelompok bermain (KB), taman penitipan anak (TPA), dan satuan PAUD sejenis (SPS).

3. Program

Untuk dapat menyusun program pembelajaran, maka diperlukan deteksi terlebih dahulu. Manfaat dari deteksi itu adalah untuk mengetahui apakah seorang anak tumbuh dan berkembang sesuai usianya.

Pengertian dari deteksi dini sendiri adalah kegiatan untuk menemukan secara dini adanya potensi dan hambatan pertumbuhan dan perkembangan pada anak usia dini. (Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2015 : 50)

Lalu setelah adanya deteksi dini tumbuh kembangan anak, menjadi dasar untuk memberikan stimulus dan intervensi yang tepat sesuai dengan kebutuhan. Stimulasi dan intervensi tersebut dituangkan kedalam program-program kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan di TK tersebut.

Menurut Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, ( 2015 : 51) strategi deteksi dapat dilakukan dengan cara mengamati ataupun dengan wawancara orang tua calon peserta didik. Adapun pengamatan yang dilakukan meliputi fisik, sikap dan prilaku anak. Sedangkan untuk wawancara dilakukan saat orang tua mendaftarkan anaknya. Baru seorang guru dapat menyusun program pembelajran.

(26)

Ada Beberapa Prinsip Pengembangan Program Pembelajaran PAUD Yang Harus Di Perhatikan Menurut KEMENDIKNAS Dalam Suyadi Dan Dahlia (2014 : 30-31), Sebagai Berikut :

1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungan.

Peserta didik memiliki potensi sentral untuk mengembangkan potensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga yang demokratis, serta bertanggung jawab.

2. Beragam dan terpadu

Program pembelajaran memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, dan jenis pendidikan tanpa membedakan agama, suku, budaya, adat istiadat, serta status sosial, ekonomi, dan gender.

3. Tanggapan terhadap ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

Program pembelajaran didasarkan pada kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni berkembanga secara dinamis.

4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan

Program pembelajaran melibatkan Stakeholders untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk didalamnyakehidupan masyarakat, dunia usaha dan dunia kerja. 5. Menyeluruh dan berkesinambungan

Program pembelajaran mencangkup keseluruhdimensi perkembangan, bidang kajian keilmuan, dan bidang pengembangan yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan.

6. Belajar sepanjang hayat

Hal ini mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, non formal, maupun informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang, serta arah pengembangan manusia seutuhnya.

7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah

Program pembelajaran memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan derah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Jadi dalam penyusunan program pembelajaran sebaiknya memperhtikan prinsip yang ada sehingga nantinya program yang dibuat dapat semaksimal mungkin di terapkan dalam proses pembelajaran.

(27)

Setelah adanya deteksi dini dan memperhatikan prinsip, guru langsung dapat menyusun program pembelajaran. Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk meyususn program pembelajaran menurut KEMENDIKNAS, (2010 : 21) adalah :

a. Melakukan analisis konteks :

1) mempelajari dan mencermati standar nasional PAUD

2) Menganalisis kondisi yang ada di TK meliputi peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, sarana prasarana, biaya,dan program-program

3) Menganalisis peluang dan tantangan yang ada dimasyarakat dan lingkungan sekitar TK misalnya peran komite TK, sumber daya alam, nilai-nilai budaya yang relevan dengan nilai-nilai agama dan moral.

b. Menetapkan visi dan misi dan tujuan lembaga serta mengembangkannya menjadi program kegiatan nyata dalam rangka mengelola dan meningkatkan kualitas lembaga.

c. Menentukan isi program pembelajaran TK/program unggulan

d. Menentukan lokasi waktu program pembelajaran (Menentukan alokasi belajar sesuai dengan kalender pendidikan yang sudah disusun dan kondisi masing-masing.

e. Mengembangkan perencanaan kegiatan pembelajaran sebagai persiapan proses kegiatan yang meliputi semester, Rencana kegaiatan Mingguan dan rencana kegiatan harian.

Sedangkan menurut KEMENDIKNAS (2015 : 58-59) penyusunan program pembelajaran sebagai berikut :

a. Membuat daftar tema dalam satu semester b. Menentukan alokasi waktu untuk setiap tema c. Menentukan KD pada setiap tema

d. Memilih, menata, dan mengurutkan tema berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut :

1) tema yang dipilih dari lingkungan yang terdekat dengan anak kehidupan anak

2) tema dimulai dari hal yang sederhana menuju hal yang lenbih rumit bagi anak.

3) tema ditentukan dengan mempertimbangkan minat anak 4) ruang lingkup tema mencangkup semua aspek perkembangan

(28)

e. Menjabarkan tema kedalam sub tema dan dapat dikembangkan lebih rinci lagi menjadi sub-sub tema untuk setiap semester. Dalam menyusun program semester, di berikan keleluasaan dalam menentukan format.

4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan

Menurut Kementrian Pendidikan Nasional (2010: 19), Perencanaan mingguan disusun dalam bentuk rencana kegiatan mingguan (RKM). RKM merupakan penjabaran dari perencanaan semester yang berisi kegiatan-kegiatan dalam rangka mencapai indikator yang telah direncanakan dalam satu minggu sesuai dengan keluasan pembahasan tema dan sub tema.

Perencanaan Mingguan dapat disusun dalam bentuk Model Pembelajaran kelompok dengan kegiatan pengaman.

1. Komponen RKM model pembelajaran kelompok dengan kegiatan pengaman adalah sebagai berikut:

a) Tema dan sub tema. b) Alokasi waktu.

c) TK Kelompok A atau B. d) Bidang Pengembangan.

e) Kegiatan per bidang pengembangan

2. Langkah-langkah pengembangan RKM model pembelajaran kelompok dengan kegiatan pengaman adalah sebagai berikut:

a) Memilih tema dan merinci sub tema.

b) Menentukan kegiatan sesuai dengan bidang pengembangan, yaitu: Nilai –nilai agama dan Moral; Sosial Emosional; Bahasa; Kognitif; dan Fisik. Untuk mempermudah bisa menggunakan kalimat tanya 5W1H.

c) Membuat matrik hubungan antara tema, bidang pengembangan dan kegiatan.

d) Menentukan pelaksanaan kegiatan dalam satu minggu dari hari Senin sampai Jum’at atau Sabtu.

(29)

Contoh RKM model pembelajaran kelompok dengan kegiatan pengaman

RENCANA KEGIATAN MINGGUAN

Tema: Binatang, Sub Tema: Binatang di dalam Kolam (ikan mas dan katak)

Kelompok/Semester/Minggu: Kelompok: A/Semester II/1 Kognitif

 Membilang “ikan dan berudu di kolam” (K)

 Menunjukkan lebih banyak dan lebih sedikit “ikan didalam kolam” (K)

 Meniru urutan pola “ikan mas, katak, berudu, batu...” (K)  Mengelompok berdasarkan warna

dan ukuran “ikan mas dan katak buatan-ku” (K)

 Mengukur panjang dengan korek api “ikan mas dan katak

buatanku”(K)

 Mengamati “ikan mas di kolam dan di toples kecil”(K)

 Mengamati perkembangbiakan katak”(K)

 Meraba “sisik ikan” mencium “bau ikan” (K)

 Membedakan rasa “ikan mas bakar dan ikan mas goreng”(K)

Nilai-nilai Agama dan Moral  Menceritakan “ikan mas dan katak

ciptaan Tuhan” (NAM)

Menyanyi “Ciptaan Tuhan” (NAM)  Melaksanakan Ibadah untuk

“Mensyukuri Ciptaan Tuhan” (NAM)

Bahasa  Mendengar dan

menceritakan kembali “ikan mas dan katak” (B)  Mengurutkan dan

menceritakan gambar seri “perkembangbiakan katak” (B)

 Menarik garis lengkung “sisik ikan” (B)

 Menebalkan huruf “b” (B)  Bermain peran “ikan dan

berudu dikolam” (B)  Syair “ikan mas” (B)  Mengelompokkan kartu

kata “kata berhuruf awal b” (B)  Menggambar dan menceritakan “membakar ikan” (B)

Binatang di

dalam Kolam:

Ikan Mas dan

Katak

Fisik/Kesehatan Fisik  Makan makanan

bergizi “ikan mas goreng/bakar” (F)  Mengukur tinggi

badan “anak yang suka ikan dan yang

(30)

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan RPPM menurut Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2015 adalah:

1. komponen RPPM antara lain KD (Kompetensi Dasar), Materi Pembelajaran dan Uraian Kegiatan Perhari.

2. Materi pembelajaran diambil dari hasil analisis setiap KD, contoh materi terssebut adalah:

Kelompok : B (5-6) Semester/Minggu : I / 2

TEMA/SUB TEMA : Diriku / Tubuhku

Kompetensi Dasar MATERI PEMBELAJARAN 3.6-4.6 3.7-4.7 3.9-4.9 3.11-4.11 3.12-4.12 3.15-4.15

Warna, ukuran, tekstur Anggota keluarga, teman Nama benda

Mengungkapkan bahasa secara verbal dan non verbal Hubungan bunyi/gambar dan huruf

Karya seni gambar/lukis, karya tangan

3. Uraian kegiatan dan RPPM berusia 5-6 untuk kegiatan pelaksanaan pembelajaran perhari, uraian kegiatan pembelajaran ini dibuat secara utuh Fisik/Motorik Kasar:

 Berjalan dipapan titian “di atas kolam” (F)

Melompat “katak melompak”(F) Menangkap “ikan mas” (F) Berjalan zig-zag “ikan berenang”

Fisik/Motorik Halus:

Melipat dan menggunting “ikan dan katak”(F)  Membentuk dari koran bekas “ikan mas,

berudu,” (F)

Membentuk pasir basah “kolam ikan” (F)  Membuat berbagai bentuk dengan balok

“kolam” (F)

Merobek karton “rumput dipinggir kolam”(F)  Bermain dengan alat perkusi “botol dan

aquarium”(F)

 Membuat deorama/maket “ikan dan katak di dalam kolam (F)

(31)

dalam bentuk misalnya permainan, senam, gerak dan lagu, menari, menyanyi, syair, mencipta berbagi bentuk kreativitas Uraian kegiatan pelaksanaan pembelajaran ini dapat menjadi bahan utama penyususnan RPPH. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat contoh rencana pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM) model pembelajaran kelompok berikut:

(32)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MINGGUAN (RPPM)

Usia : 5-6 Tahun

Semester/Minggu : I/2

Tema/Subtema/subsubtema : Diriku/Tubuhk Materi Pembelajaran :

Nama dan fungsi anggota tubuh, seni suara, Syair, Warna, ukuran, tekstur, karya tangan

Karya seni gambar KUAMATI TUBUHKU DICERMIN

a. Mengamati dan Tanya jawab tubuhku b. Mengucap syair “Tubuhku”

c. Membuat boneka orang dari kertas koran d. Melengkapi gambar “Orang”

e. Finger Painting “Orang”

WAJAHKU

a. Mengamati dan bercakap-cakap “Wajahku”. b. Melengkapi gambar wajah

c. Mewarnai “Wajahku”

d. Bermain kartu kata awalan “Ma” e. Bermain eksprsi wajah.

TANGAN DAN KAKIKU

a. Bercakap-cakap tentang tangan dan kaki b. Bernyayi “Tepuk tangan”

c. Berlomba memasang kaos kaki

d. Membuat boneka kaos tangan dan boneka kaos kaki e. Meronce “Gelang” dari manik-manikdengan pola

aabb,aabb

f. Mengelompokkan kaos kaki berdasarkan ukuran dan warna

PANCA INDERA

a. Bercakap-cakap tentang panca indera dan kegunaanya

b. Ritmik terpimpin

c. Mengambar benda-benda berbau (misal: wangi, busuk)

d. Bermain kotak ajaib (kegiatan ini dapat dilakukan dengan cara “menebak, melihat, meraba, mengecap, menghidu, benda-benda yang ada didalam kotak”) e. Mengelompokkan benda berdasarkan kasar,halus f. Bernyayi “Guna panca indera”

MANDI

a. Mengamati dan Tanya jawab “alat-alat mandi dan cara mandi”

b. Bernyayi lagu “Mandi” c. Demonstrasi mandi

d. Membuat bak mandi dari balok e. Berkreasi dengan playdough

f. Memasangkan bilangan dengan lambing bilangan g. Bermain kartu huruf

KEGIATAN UNTUK MENCAPAI KD 1.1, 2.1, 2.2, 2.5,2.8, 2.12,

3.3-4.3,3.7-4.7,3.15-4.15, 3.11-4.11, 3.14-4.14, 3.9-4.9, 3.6-4.6, 3.12-4.12

TUBUHKU

(33)
(34)

47

5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian

Menurut Kementrian Pendidikan Nasional (2010: 25), Perencanaan harian disusun dalam bentuk rencana kegiatan harian (RKH). RKH merupakan penjabaran dari rencana kegiatan mingguan (RKM). RKH memuat kegiatan-kegiatan pembelajaran, baik yang dilaksanakan secara individual, kelompok, maupun klasikal dalam satu hari. RKH terdiri atas kegiatan pembukaan, kegiatan inti, istirahat/makan, dan kegiatan penutup.

Rencana kegiatan harian (RKH) dapat disusun dalam bentuk model pembelajaran kelompok dengan kegiatan pengaman

a. Komponen RKH model pembelajaran kelompok sebagai berikut: a) Hari, tanggal, waktu.

b) Indikator

c) Kegiatan pembelajaran. d) Alat/sumber belajar

e) Penilaian perkembangan anak didik.

b. Langkah-langkah penyusunan RKH model pembelajaran kelompok dengan kegiatan pengaman adalah sebagai berikut:

a) Memilih indikator yang sesuai dalam RKM untuk dimasukkan kedalam RKH. Penulisan indikator dalam RKH diberi keterangan bidang pengembangan.

b) Memilih kegiatan yang sesuai dalam RKM untuk mencapi indikator yang dipilih dalam RKH.

(35)

48

c) Memilah kegiatan ke dalam kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatn akhir. Pada kegiatan inti, kegiatan pembelajaran dibagi kedalam kelompok sesuai program yang direncanakan.

d) Memilih metode yang sesuai dengan kegiatan yang dipilih.

e) Memilih alat/sumber belajar yang dapat menunjang kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.

f) Memilih dan menyusun alat penilaian yang dapat mengukur ketercapaian indikator.

g) Merencanakan penataan lingkungan belajar dan bermain.

Contoh RKH Model Pembelajaran Kelompok dengan Kegiatan pengaman

RENCANA KEGIATAN HARIAN

KELOMPOK : A

SEMESTER/MINGGU : II/1

TEMA/SUB TEMA : Binatang/Binatang di dalam Kolam (ikan mas dan katak

HARI, TANGGAL : Senin, 12 januari 2010 WAKTU : 07.30 – 10.15 INDIKATOR KEGIATAN PEMBELAJARAN ALAT/ SUMBER BELAJAR PENILAIAN PERKEMBANGAN PESERTA Alat Hasil - Mengikuti aturan (NAM) - Berdoa sebelum melakukan kegiatan (NAM) - Mendengarkan cerita

Upacara bendera ±15 menit

I. KEGIATAN AWAL ± 30 MENIT (KLASIKAL)

- Bernyanyi, salam dan berdoa - Menceritakan “ikan Tiang bendera dan bendera Peserta langsung Buku cerita Observasi Observasi Percakapan

(36)

49

sederhana (B)

- Berjalan-jalan diatas papan titian(F)

- Menceritakan

kembali isi cerita yang pernah didengar (B) - Membilang dengan menunjuk benda sampai 10 (K) - Menunjukkan dua kumpulan benda yang sama jumlahnya, lebih banyak dan lebih sedikit (K) - Menunjukkan sebanyak-banyaknya hewan menurut ciri-ciri tertentu (K) - Menyanyi 15 lagu anak-anak (F) - Bermain dengan alat

perkusi sederhana (F)

mas dan katak ciptaan Tuhan”

- Pemberian tugas: berjalan di atas papan titian “ diatas kolam”

II. KEGIATAN INTI ± 60 MENIT (IND/KEL)

- Pemberian tugas: Mendengar dan menceritakan kembali “ikan mas dan katak” - Pemberian tugas:

membilang “ikan dan berudu di kolam/di toples”

- Pemberian tugas: menunjukkan lebih banyak dan lebih sedikit “ikan didalam kolam” - Pemberian tugas:

mengamati “ikan mas dikolam dan toples kecil” (K)

- Pemberian tugas: bermain dengan alat perkusi “ botol dan aquarium” (F)

III. ISTIRAHAT/MAKAN ± 30 MENIT

- Mencuci tangan, berdoa sebelum dan sesudah makan

- Bermain

IV. KEGIATAN AKHIR ±

Papan titian di atas kolam atau bak air

Buku cerita, kertas A4 dan krayon Kolam atau toples berisi ikan dan berudu -idem- -idem- Botol dan aquarium berisi air Unjuk kerja Percakapan Penugasan Penugasan hasil karya Unjuk kerja Observasi Unjuk kerja

(37)

50

- Menyanyi 15 lagu anak-anak (F)

30 MENIT (KELOMPOK)

- Menyanyi lagu “ikan di dalam kolam”

- Diskusi tentang kegiatan satu hari - Doa pulang dan salam

Air, serbet, bekal anak Alat bermain diluar kelas Gambar Jakarta,...

Mengetahui Kepala TK, Guru Kelas,

... ...

Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) Model pembelajaran kelompok menurut Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2015.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH)

Kompetensi Dasar (KD):

1.1,2.9,3.5,4.5,3.7,4.7,3.8,4.8,3.9,4.9,3.11,4.11,3.13,4.13,3.15,4.15 Indikator Pencapaian Pembelajaran:

Beberapa indikator pencapaian pembelajaran pada kegiatan antara lain:

Usia : 5-6 tahun

Semester / minggu : I / 13

Tema / sub tema / sub sub tema : Binatang /Binatang di air / Ikan

(38)

51

 Anak berdoa

 Anak menyebutkan ciptaan Tuhan

 Anak menyayangi sesama mahluk

 Anak mau membantu temannya

 Anak memancing, menangkap ikan dengan alat

 Anak dapat mengambil makanan ikan dengan tidak tumpah

Media / sumber belajar:

 Kolam ikan, alat pancing, jala ikan, orang memancing dan menjala ikan, makanan ikan

Langkah Kegiatan: I. Pembukaan

- Berdoa, Salam

- Bercakap-cakap sesuai tema, misalnya jenis-jenis binatang di air (ikan, katak, ular, buaya, kura-kura, udang, kepiting)

II. Inti

a. Mengamati

 Pergi kekolam ikan

 Anak mengamati langsung orang yang sedang memancing, menangkap ikan dan/atau memberi makan ikan di kolam

b. Menanya

 Anak didorong untuk bertanya tentang objek yang diamati. Salah satu cara untuk mendorong anak bertanya adalah dengan bertanya “anak-anak apa yang ingin kamu ketahui tentang ikan dikolam ini?”, kemungkinan respon yang muncul dari pertanyaan ini adalah “itu ikan apa?” untuk menjawab pertanyaan itu guru mendorong anak lain untuk menjawb, misalnya pertanyaan yang diajukan “bagaimana cara memancing”, “alat apa yang dipakai untuk memancing”

(39)

52

 Guru merespons pertanyaan anak dan menyiapkan berbagai kegiatan yang bisa menjawab pertanyaan anak.

Kegiatan 1 : memancing, menangkap dan memberi makan ikan

 Anak menyiapkan alat memancing dan melakukan percobaan untuk memancing ikan, menangkap ikan dengan jala dan mencoba memberi makan ikan.

 Anak yang telah mendapat ikan memasukkannya ke dalam wadah yang telah disediakan.

 Anak yang tealah mendapatkan ikan memasukkannya ke dalam wadah yang disediakan dan menghitungnya.

 Anak menceritakan pengalaman melakukan kegiatan memancing, menjala atau memberi makan ikan.

 Anak mengamati langsung orag yang sedang memancing, menangkap ikan dan/atau memberimakan ikan di kolam.

Kegiatan 2: menghitung kartu gambar ikan sesuai lambang bilangan

 Anak bermain kartu-kartu gambar dan kartu bilangan untuk melakukan kegiatan menghitung benda

Anak menyampaikan hasil kegiatan menghitung benda

Kegiatan 3: Membedakan benda ciptaan Tuhan dan buatan manusia serta menggambar bebas

 Anak menyebutkan benda-benda yang diciptakan Tuhan dan yang buatan manusia berdasarkan hasil kunjungan ke kolam ikan.

 Anak menggambar bebas sesuai dengan pengalaman kunjungan ke kolam ikan

Anak menceritakan isi gambar yang dibuatnya.

III. Istirahat, makan, bermain IV. Penutup

(40)

53

 Membicarakan mengenai kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan selama satu hari

Berdoa, salam

E. Penelitian yang Relevan

Pelaksanaan model pembelajaran kelompok di tunjukkan dalam beberapa penelitian, yaitu:

1. Rosalina Hipi 2014, skripsi yang berjudul “Peranan Guru Dalam Menerapkan Model Pembelajaran Kelompok Di Kelompok B TK Negeri Pembina Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif, dengan prosedur pengumpulan data berupa observasi, wawancara dan dokumentasi. Sumber data adalah guru. Analisis data dimulai dengan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu peran guru dalam menerapkan model pembelajaran kelompok di kelompok B TK Negeri Pembina Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo telah dijalankan namun belum maksimal.

Kegiatan Pengaman:

Bermain Puzzle, pasir, membaca buku pengetahuan “Ikan”

(41)

54

2. Catur Dinarti 2014 Skripsi yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Kemampuan Kognitif Anak Dalam Mengklasifikasikan Benda Kelompok B di TK Permata Bangsa Sukolilo Kota Surabaya”. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen, teknik pengumpulan data menggunaka tes dan observasi. Teknik analisis data menggunakan satistik non-parametris. Dari penelitian tersebut, berdasarkan analisa data disimpulkan hasil penelitian adalah adanya pengaruh yang signifikan pada penerapan model pembelajaran kooperatif terhadap kemampuan kognitif anak dalam mengklasifikasikan benda kelompok B di TK Permata Bangsa Sukolillo Kota Surabaya.

3. Nuri Rachmawati 2013 skripsi yang berjudul “Pengaruh Model pembelajaran Kooperatif Terhadap Perkembangan Sosial Anak Usia Dini Pada Kelompok B di TK Pertiwi 1, Karangmojo, Tasikmadu, Karanganyar. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis metode pre eksperimental design yaitu one-group-pretest-posttest design. Subjek penelitian ini adalah anak kelompok B di TK Pertiwi Karangmojo, Tasikmadu, Karanganyar. Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian ini adalah dengan uji paired sample t test dengan bantuan SPSS 16.0 for windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh pembelajaran kooperatif terhadap perkembangan sosial pada anak kelompok B di TK Pertiwi I Karangmojo, Tasikmadu, Karanganyar tahun ajaran 2013.

(42)

55

Dari penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa banyak metode penelitian yang dapat digunakan, ada yang menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, ada yang menggunakan pendekatan eksperimen. Teknik pengumpulan datanya juga bermacam-macam, ada yang menggunakan teknik wawancara, observasi, tes dan dokumentasi.

Sementara penelitian yang akan penulis lakukan adalah penelitian deskriptif dengan metode kuantitatif dan kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan model pembelajaran kelompok di TK Kecamatan Telanai Pura Kota Jambi dalam bentuk persentatif.teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket, observasi, wawancara dan dokumentasi. Sumber data dalam penelitian ini adalah guru yang mengajar di 7 sekolah ada 14 kelas dan 23 guru di TK Kecamatan Telanai Pura Kota Jambi yang menerapkan model pembelajaran kelompok.

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif. Menurut Arikunto (2013:3) menyatakan bahwa istilah deskriptif berasal dari bahasa inggris to describe yang berarti memaparkan atau menggambarkan suatu hal, misalnya keadaan, kondisi, situasi, peristiwa, kegiatan dan lain-lain. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal-hal lain berkaitan dengan topik penelitian, yang nantinya hasil penelitian dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian.

(43)

56

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Menurut Sugiyono (2013:26-27) “metode penelitian kuantitatif dan kualitatif keberadaannya tidak perlu dipertentangkan karena justru keduanya saling dipertentangkan karena keduanya justru saling melengkapi (complement each other). Metode penelitian kuantitatif cocok digunakan untuk penelitian yang masalahnya sudah jelas, dan umumnya dilakukan pada populasi yang luas sehingga hasil penelitian kurang mendalam. Sementara itu penelitian kualitatif cocok digunakan untuk meneliti dimana masalahnya belum jelas, dilakukan pada situasi sosial yang tidak luas, sehingga hasil penelitian lebih mendalam dan bermakna.

Penelitian kuantitatif dapat menggabungkan penggunaan teknik pengumpulan data (bukan metodenya), sepertinya penggunaan triangulasi dalam penelitian kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif misalnya, teknik pengumpulan data yang utama misalnya menggunakan kuesioner, data yang diperoleh adalah data kuantitatif. Untuk memperkuat data hasil kuesioner tersebut, maka dapat dilengkapi dengan observasi atau wawancara kepada responden yang telah memberikan angket tersebut, atau orang lain yang memahami terhadap masalah yang diteliti.

Dengan demikian, penelitian ini akan menggambarkan keadaan yang sebenarnya tentang pelaksanaan model pembelajaran kelompok di TK Kecamatan Telanai Pura Kota Jambi dengan pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif dan kualitatif, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generelisasi yang terdiri atas objek, subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013 : 80).

(44)

57

Menurut Arikunto (2013 : 173) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi.

Berdasarkan hasil survei peneliti dikantor UPTD Pendidikan Kecamatan Telanai Pura Kota Jambi terdapat 25 Lembaga Taman Kanak-kanak. Adapun populasi penelitian ini adalah seluruh TK di Kecamatan Telanai Pura Kota Jambi sebagaimana yang tercantum dibawah ini:

Tabel 3.1 Populasi sekolah yang ada di Kecamatan Telanai Pura Kota Jambi

No Nama Tk Alamat

1. Tk Al-Aqsha Jln. MT.Haryono No.04

2. Tk Adhyaksa Jl. Jend. Urip Sumoharjo No 33 3. Tk Aisyiah III Jl. Kapten A.Bakarudin Lrg. Nusa

Indah II Rt.32/16

4. Tk Al Fatih Kids Jl. Parluhutan Lubis No. 06 5. Tk Al Hidayah Jl. Depati Purbo

6. Tk An-Nahl Jl. Kaktus Rt 16

7. Tk Buah Hati Jl. Kol. Amir Hamzah Lrg. Kenanga 2 No. 37 Rt.05

8. Tk Bustanul Athfal Aisyiyah Wilayah Jambi

Jl. Kapten Pattimura Rt 15 9. Tk Golden Kids Simp IV Sipin

10. Tk Harapan Bunda Jl. Perumnas Aurduri No 70 11. Tk Islam Al Amal H. Kasim Alamlah Rt. 17 No 03 12. Tk Islam An Nizham Jln. Inu Kertapati Komp. DPRD 13. Tk Islam An Nur Jln Yulius Usman

(45)

58

14. Tk Islam Azzahra Jl. A. Thalib No 05

15. Tk Islam Fatmawati Arif Rahman Hakim Rt. 34 16. Tk Islam Terpadu Cahaya

Hati

Perumnas Aurduri Blok. E No 343 17. Tk Islam Terpadu Nurul Ilmi Jl. Julius Usman Rt. 18 Kel.

Pematang Sulur 18. Tk Islam Uswatun Hasanah Golf II No. 49 RT 12 19. Tk Magali Jl. RE. Martadinata Rt 04 20. Tk Mentari Pagi Jln Lintas Timur Aur duri Rt 12 21. Tk Pertiwi II Letjen Soeprapto No. 63

22. Tk Rosana Jl RE Martadinata Rt 04 23. Tk Al Fadhl Jl RD Suhur

24. Tk Kasih Ibu Perumahan Aurduri Blok B No 76

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2013:81) Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Menurut Arikunto (2013:174) Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.

Sampel dalam penelitian ini adalah guru yang mengajar di 7 sekolah dengan jumlah total semua 23 guru TK Kecamatan Telanai Pura yang menggunakan model pembelajaran kelompok yaitu dapat dilihat pada tabel 3.2 sebagai berikut:

(46)

59

Tabel 3.2 Sampel Penelitian

No Nama TK Jumlah

Guru Alamat

1 Tk Kasih Ibu 2 Perumahan Aurduri Blok B No 76 2 Tk Harapan Bunda 3 Jl. Perumnas Aurduri No 70 3 Tk Al Hidayah 3 Jl. Depati Purbo

4 Tk Islam Al Amal 2 H. Kasim Alamlah Rt. 17 No 03 5 Tk Islam An Nur 4 Jln Yulius Usman

6 Tk Islam Azzahra 7 Jl. A. Thalib No 05

7 Tk Mentari Pagi 2 Jln Lintas Timur Aur duri Rt 12

Jumlah 23

C. Sumber Data

Sumber data menurut Riduwan (2013:69) di bagi menjadi 2 yaitu:

1. Sumber data primer adalah cara pengambilan data yang dihimpun langsung oleh peneliti (langsung ke subjek).

2. Sumber data sekunder apabila cara pengambilan data melalui tangan kedua (melalui laporan, ataupun berkas-berkas serta pendokumentasian). Jadi sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder, yaitu data yang diperoleh dari subyek penelitian langsung berupa data angket yang disebarkan kepada subjek penelitian, observasi, wawancara dan pendokumentasian berupa foto-foto.

Gambar

Gambar  2.1,  Pengelolaan Kelas Model Pembelajaran Kelompok  (Suyadi  dan Dahlia 2014 :45)
Gambar 2.2, pengelolaan kelas (Fadlillah 2014:14)
Tabel 3.2 Sampel Penelitian
Tabel  4.4  Deskripsi  Data  Pelaksanaan  Model  Pembelajaran  Kelompok  Di TK Kecamatan Telanai Pura Kota Jambi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk 1) mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran sains melalui metode bermain pada anak kelompok B di TK Aisyiyah Tunggulsari

Hasil penelitian adalah terdapat perbedaan kemampuan berhitung ditinjau dari gaya belajar anak pada TK kelompok B TK Aisiyah, Desa Kaligentong, Kecamatan

Hasil pengamatan lapangan yang dilakukan peneliti pada tanggal 3 sampai 27 Februari 2014, pada anak TK Kelompok B di tujuh TK Kelompok B Se- Kecamatan

Secara keseluruhan dari 10 indikator dapat dilihat bahwa tingkat pencapaian perkembangan motorik halus anak kelompok B di TK ABA se-Kecamatan Minggir dari 223 anak tidak ada

Kelompok “Hidup Baru” merupakan sebuah kelompok nelayan tradisional yang berada di KelurahanWaetuwo, Kecamatan Tanete Riattang Timur, Kota Watampone, Provinsi

Para guru yang berada di TK Ikal Dolog kelompok B1 Chik Pineung Raya Banda Aceh dalam kiat untuk meningkatkan interaksi sosial anak-anak di TK tersebut

Peningkatan kemampuan bahasa verbal anak kelompok A TK Plus At Taqwa kecamatan Brondong, kabupaten Lamongan dengan indikator (B.1) Menjawab pertanyaan tentang

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa “Pelaksanaan Model Pembelajaran Make A Match dalam Mengembangkan Kognitif Anak Usia Dini Kelompok A di TK Wonoharjo I Wonogiri