• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH DALAM MENGEMBANGKAN KOGNITIF ANAK USIA DINI KELOMPOK A DI TK WONOHARJO I WONOGIRI TAHUN 2022/2023

N/A
N/A
Gemilang Makmur .P

Academic year: 2023

Membagikan "PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH DALAM MENGEMBANGKAN KOGNITIF ANAK USIA DINI KELOMPOK A DI TK WONOHARJO I WONOGIRI TAHUN 2022/2023"

Copied!
151
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Identifikasi Masalah

Pembatasan Masalah

Taman Kanak-kanak di Desa Wonoharjo kecuali TK Wonoharjo I Wonogiri belum mengetahui model pembelajaran make a match. Berdasarkan identifikasi yang telah dijelaskan di atas, penelitian ini dibatasi pada kognitif yang mengacu pada Permendikbud no. 136 Tahun 2014 tentang standar tingkat prestasi perkembangan anak yaitu pada aspek menghitung benda satu sampai sepuluh, mengenal konsep bilangan dan mengenal lambang bilangan melalui kegiatan model pembelajaran kooperatif tipe make-type. kelompok PAUD A di TK I Wonoharjo Wonogiri Tahun 2022/2023.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Berdasarkan identifikasi yang telah dijelaskan di atas, maka penelitian ini dibatasi pada kognitif yang mengacu pada Permendikbud No. 136 Tahun 2014 tentang standar tingkat kinerja perkembangan anak yaitu pada aspek menghitung benda satu sampai sepuluh, mengenal konsep bilangan dan mengenal lambang bilangan. melalui pembuatan model pembelajaran kooperatif tipe aktivitas permainan pada anak usia dini kelompok A di TK Wonoharjo I Wonogiri dalam Manfaat Praktis a.

LANDASAN TEORI

Model Pembelajaran Make A Match

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok. Make a match yang artinya mencari pasangan merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif (Rusman, 2011:223).

Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa teori mengenai perkembangan kognitif pada anak usia dini. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perkembangan kognitif harus dirangsang agar dapat berkembang secara maksimal atau sesuai dengan yang diharapkan.

Pelaksanaan Model Pembelajaran Make A Match dalam

Anak mudah meniru apa yang dilihat, didengar disekelilingnya, sehingga anak memahami dan meniru apa yang didengar dan dilihat anak tanpa anak memfilter apa yang boleh ditiru atau tidak. Penerapan model learning-to-make-a-match dapat memberikan peningkatan bagi anak, misalnya pada keterampilan numerik awal anak. Teori belajar Vygotsky merupakan teori pembelajaran sosial sehingga konsisten dengan model pembelajaran kooperatif karena dalam model pembelajaran kooperatif ini anak berinteraksi antara guru dan anak dalam memecahkan masalah dan mendefinisikan konsep.

Guru dan orang tua harus mempunyai hubungan yang baik agar dapat mencapai tujuan yang ingin dicapai. Guru dan orang tua harus bersabar dalam menghadapi perubahan situasi dan perasaan anak, dan orang tua harus memahami perbedaan anak. Dengan diterapkannya model pembelajaran match-making dapat meningkatkan aspek kognitif anak usia 4 sampai 5 tahun dalam aktivitas mencocokkan simbol bilangan dengan pembelajaran match-making, serta pada kemampuan anak mengasosiasikan gambar dengan bilangan. simbol dan kecepatan anak dalam mencari pasangan kartu (Purwasih, 2015:139).

Kajian Hasil Penelitian Terdahulu

Sedangkan peneliti akan mempelajari penerapan model pembelajaran make a match untuk perkembangan kognitif berdasarkan subjek penelitian, lokasi penelitian dan tujuan penelitian yang berbeda. Ditulis oleh Olica Edwita, 2020 Universitas Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru dengan judul skripsi “Optimalisasi Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini Melalui Pembelajaran Kolaboratif Make A Match”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif make-a-pair dapat mengoptimalkan perkembangan anak usia dini.

Kesimpulan penelitian ini adalah pembelajaran kooperatif tipe make-a-match dapat mengoptimalkan perkembangan kognitif anak usia dini. Relevansi penelitian di atas dengan penelitian yang diteliti adalah sama-sama membahas tentang perkembangan kognitif dan membuat model pembelajaran yang serasi. Perbedaan penelitian diatas dengan penelitian yang diteliti adalah penelitian diatas menggunakan penelitian kepustakaan, sedangkan penelitian yang diteliti menggunakan penelitian deskriptif kualitatif dan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana implementasi model pembelajaran make a match pada siswa. perkembangan kemampuan kognitif anak kelompok A.

Kerangka Berpikir

Anak juga memerlukan proses belajar yang menyenangkan, karena jika pembelajaran tidak menyenangkan bagi anak maka anak akan bosan dan tidak dapat menerima pembelajaran yang disampaikan guru secara maksimal. Berdasarkan hal tersebut, dalam rangka mengembangkan aspek perkembangan kognitif, lembaga pendidikan TK Wonoharjo I menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe make a match. Apabila pembelajarannya menyenangkan, dapat menggunakan kartu atau media buatan dan menggunakan media nyata.

Aktiviti seperti memadankan kad nombor dengan roti, kad nombor dengan penutup botol, kad nombor dengan gambar objek yang berkaitan dengan konsep yang serupa, seperti gambar yang sama atau nombor yang sama. Keunikan aktiviti ini adalah untuk memadankan nombor bukan sahaja dengan menggunakan lembaran kerja padanan simbol nombor untuk kanak-kanak dengan konsep yang sama atau jumlah simbol nombor yang sama.

METODOLOGI PENELITIAN

Setting Penelitian

Oleh karena itu peneliti memfokuskan pada penerapan kegiatan model pembelajaran mencocokkan untuk mengembangkan kemampuan kognitif pada kelompok A atau usia 4-5 tahun. Teknik observasi digunakan untuk mengetahui gambaran data informasi lain sebagai pelengkap penelitian ini dan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran make a match dalam perkembangan perkembangan kognitif anak usia dini kelompok A di TK Wonoharjo I Wonogiri. Deskripsi data penerapan model pembelajaran Make A Match dalam perkembangan kognisi Anak Usia Dini Kelompok A di TK Wonoharjo I Wonogiri.

Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan dokumentasi yang dilakukan di TK Wonoharjo 1 Wonogiri, diperoleh hasil penelitian yang berkaitan dengan penerapan model pembelajaran make a match dalam perkembangan perkembangan kognitif anak usia dini kelompok A. Hal ini dibenarkan melalui wawancara dengan Ibu Sri Rahayu S.Pd AUD kegiatan membuat model pembelajaran permainan dalam pengembangan perkembangan kognitif anak dan kegiatan lainnya dimulai pada pukul 07.30 WIB. Sesuai dengan hasil observasi dan wawancara di TK Wonoharjo I Wonogiri bahwa kegiatan membuat permainan membuat anak senang.

“Pengaruh Model Pembelajaran Make A Match Terhadap Kemampuan Berhitung Awal Pada Anak Kelompok A.” Jurnal Sains Mimbar 24(2). Pagi ini di TK Wonoharjo Wonogiri ada kegiatan make a match untuk perkembangan kognitif anak yang dilaksanakan di kelas A1. Maka ijin saya mewawancarai bapak/ibu apabila ada waktu luang mengenai judul skripsi saya yaitu penerapan model pembelajaran make a match untuk mengembangkan perkembangan kognitif anak usia dini kelompok A di TK Wonoharjo Wonogiri.”

Judul : Wawancara terkait kegiatan pembelajaran menjodohkan Informan : Callysta Putri Adelina (siswa kelompok A1) Tempat : Kelas A1 TK Wonoharjo I Wonogiri.

Gambar 3.1 Analisis Data Kualitatif Model Interaktif (Milles &
Gambar 3.1 Analisis Data Kualitatif Model Interaktif (Milles &

Subyek dan Informan Penelitian

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama penelitian adalah memperoleh data. Sedangkan Sukmadinata (2005) dalam (Hardana) menyatakan bahwa observasi adalah salah satu cara atau teknik pengumpulan data dengan cara mengamati kegiatan yang sedang berlangsung.Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa observasi adalah observasi dan pelaksanaan pengumpulan data dalam bidang.

Oleh karena itu peneliti ingin melakukan observasi mengenai proses pelaksanaan pembelajaran, media yang digunakan, langkah-langkah mencocokkan di TK Wonoharjo I Kecamatan Wonogiri Kabupaten Wonogiri. Wawancara terstruktur digunakan untuk mengumpulkan data, dalam teknik ini peneliti atau pengumpul data mengetahui secara pasti informasi apa yang akan diperolehnya. Dokumentasi dalam penelitian ini dapat berupa profil, visi dan misi TK I Wonoharjo, data kepegawaian, kegiatan belajar mengajar kelompok A, kurikulum, RPPM (Rencana Pelaksanaan Program Mingguan), RPPH (Rencana Pelaksanaan Program Harian), foto , video, terkait dengan masalah tersebut. Penerapan model pembelajaran make a match dalam perkembangan perkembangan kognitif anak kelompok A PAUD di TK Wonoharjo I Wonogiri Tahun 2022/2023 diteliti.

Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara memeriksa data yang diperoleh dari berbagai sumber. Triangulasi ini dilakukan dengan cara memeriksa keabsahan dan membandingkan informasi yang diperoleh dari wawancara antara subjek dan informan. Subyek dalam penelitian disini adalah guru kelompok A dan informasinya akan dibandingkan melalui informan yaitu kepala sekolah, guru dan siswa.

Teknik triangulasi untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data terhadap sumber yang sama dengan menggunakan teknik yang berbeda. Tujuannya untuk memeriksa keabsahan data dan membandingkan data yang diperoleh melalui observasi, wawancara dan dokumentasi dengan tujuan agar data yang diperoleh tidak saling bertentangan.

Teknik Analisis Data

Penggunaan kondensasi akan membuat data menjadi lebih kuat (Miles, Huberman dan Saldana, 2014:12) Peneliti akan menyajikan data dalam bentuk deskripsi untuk menggambarkan hasil observasi, wawancara dan dokumentasi mengenai penerapan model pembelajaran make a match pada siswa. perkembangan perkembangan kognitif anak usia dini kelompok A di TK Wonoharjo Wonogiri Wonogiri Tahun I Tahun 2022. Penerapan model pembelajaran Make A Match dan peningkatan kemampuan kognitif anak usia dini di Raudhatul Athfal Al-Farabi Tanjung Selatan Sunggal.” Islami Pendidikan Anak Usia Dini 3(2) Penerapan model pembelajaran Make A Match untuk meningkatkan perkembangan kognitif pengenalan simbol bilangan.” Jurnal Ilmiah Pendidikan Profesi Guru 1(3).

Setelah anak menyelesaikan kedua kegiatan tersebut, maka kegiatan selanjutnya adalah menjodohkan. Disini anak akan mencocokkan suatu konsep banyak dan sedikit melalui gambar geometri, dan mencocokkan kartu-kartu yang dimiliki. Bu Ambar mereview kembali tema setelah itu diperkuat dengan pengenalan angka, guru mengajak semua anak mengikuti atau menyebutkan angka yang dibawakan oleh Bu Ambar, anak harus mengikutinya agar nantinya anak dapat memahami simbol-simbol tersebut. angka melalui permainan untuk mempelajari pertandingan. Ibu Sri Rahayu : “Kegiatan make a match adalah kegiatan matchmaking jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, apa adanya.

Peneliti : “Bisakah kamu berhitung dan mengenal angka dengan menggunakan model pencocokan ini?

HASL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Gambaran umum

Deskripsi Data Pelaksanaan Model Pembelajaran Make A

Hasil Interpretasi Data

PENUTUP

Saran

Peneliti menemui Kepala TK Wonoharjo I yang berada di ruang guru bernama Ibu Sri Rahayu, S.Pd.AUD dan memberitahukan bahwa peneliti akan melakukan penelitian mengenai penerapan model pembelajaran make a match. dalam pengembangan perkembangan kognitif anak usia dini kelompok A, dan untuk surat izin penelitian menyusul. Pagi ini Bu Ambar memberikan materi dengan tema rekreasi. Guru mula-mula menyapa anak dengan menanyakan kabar, ikut serta. Dalam kegiatan tersebut terdapat kegiatan menjodohkan memasangkan suatu konsep dengan menggunakan kartu atau benda nyata lainnya. Kegiatan make a match dilakukan dengan langkah awal, guru membagi menjadi beberapa kelompok, kelompok beranggotakan 3-5 anak.

Ibu Sri Rahayu : “Banyak hal, seperti permainan puzzle, membaca dongeng, cerita berseri, cerita berseri, permainan rumah pohon yang mendidik, lalu ada yang menjodohkannya.” Ibu Sri Rahayu: “Karena namanya terdengar aneh dan tidak banyak orang yang mengetahuinya, para guru saat itu mengetahui kegiatan 'menjodohkan' tersebut melalui buku harian.” Ibu Ambar : “Make a match merupakan model pembelajaran kooperatif yang artinya kegiatan dilakukan secara berkelompok untuk menyelesaikan masalah dengan cara mencocokkan yang benar atau sama dengan menggunakan media kartu MBK.”

Setelah selesai kegiatan pembelajaran make a match dalam perkembangan perkembangan kognitif anak dilanjutkan dengan istirahat, sedangkan peneliti mewawancarai adik Adelia yang merupakan salah satu siswa kelompok A1. Peneliti : “Namanya mbak Nuraini mbak, mbak, saya ingin bertanya bagaimana perasaan mbak ketika mengikuti pelajaran make-a-match.

Gambar

Tabel 3.1  No   Nama
Gambar 3.1 Analisis Data Kualitatif Model Interaktif (Milles &
Tabel 4.1  Daftar Guru

Referensi

Dokumen terkait

LAILIYATUL QADARIA Ilmu Administrasi Publik 20 155030900111013 SAKINATUL AFIFAH Administrasi Pendidikan 21 155030800111007 RACHEL NUR APRILIYANTI Pariwisata 22 155030200111025 ARIES