• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN BUKU BERGAMBAR TENTANG KECERDASAN LOGIKA MATEMATIKA BERBASIS BUDAYA JAMBI PADA ANAK KELOMPOK B DI TK NURUL KHOIR KOTA JAMBI SKRIPSI OLEH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN BUKU BERGAMBAR TENTANG KECERDASAN LOGIKA MATEMATIKA BERBASIS BUDAYA JAMBI PADA ANAK KELOMPOK B DI TK NURUL KHOIR KOTA JAMBI SKRIPSI OLEH"

Copied!
203
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN BUKU BERGAMBAR TENTANG KECERDASAN

LOGIKA MATEMATIKA BERBASIS BUDAYA JAMBI PADA ANAK

KELOMPOK B DI TK NURUL KHOIR KOTA JAMBI

SKRIPSI

OLEH

INDAH ABDIANA

NIM RRA1F116027

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

(2)

i

HALAMAN JUDUL

PENGEMBANGAN BUKU BERGAMBAR TENTANG KECERDASAN

LOGIKA MATEMATIKA BERBASIS BUDAYA JAMBI PADA ANAK

KELOMPOK B DI TK NURUL KHOIR KOTA JAMBI

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Jambi

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan

Program Sarjana Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

OLEH

INDAH ABDIANA

NIM RRA1F116027

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

(3)

ii

(4)

iii

(5)

iv

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama : INDAH ABDIANA

NIM : RRA1F116027

Program Studi : Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Dengan ini menyatakan Skripsi dengan judul “Pengembangan Buku Bergambar

Tentang Kecerdasan Logika Matematika Berbasis Budaya Jambi Pada Anak Kelompok B Di TK Nurul Khoir Kota Jambi” bahwa skripsi ini benar-benar karya sendiri dan bukan merupakan jiplakan dari hasil penelitian pihak lain. Apabila di

kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa skripsi ini merupakan

jiplakan atau plagiat, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang

berlaku.

Demikianlah pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab.

Jambi, 30 November 2020

Yang membuat pernyataan,

Indah Abdiana RRA1F116027

(6)

v ABSTRAK

Abdiana, Indah. 2020. Pengembangan Buku Bergambar Tentang Kecerdasan Logika

Matematika Berbasis Budaya Jambi Pada Anak Kelompok B Di TK Nurul Khoir Kota Jambi: Skripsi, Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jambi. Pembimbing: (I) Dr. Drs. H. Hendra Sofyan, M.Si, (II) Nyimas Muazzomi, S.Ag., M.Pd.I.

Kata Kunci: Buku Bergambar, Logika Matematika, Budaya Jambi.

Kecerdasan logika matematika pada anak adalah kecerdasan yang dimiliki anak dalam memahami angka-angka sesuai dengan rentang usia yang dimiliki anak. Kecerdasan logika matematika pada anak adalah kecerdasan yang memperlihatkan pemahaman anak dalam mengenal bilangan atau angka-angka yang menghubungkan contoh benda konkret berdasarkan pada kenyataan atau kehidupan sehari-hari anak. Sehingga anak dapat menujukkan benda-benda apa saja yang bisa dihubungkan dengan lambang bilangan. Berdasarkan hasil wawancara pada salah satu guru kelas B1 di Taman Kanak-Kanak (TK) Nurul Khoir Kota Jambi mengatakan bahwa dalam mengenal konsep bilangan masih ada beberapa anak yang kesulitan dan belum menguasai bilangan. Dan pada saat proses kegiatan pembelajaran dikelas, guru jarang mengajarkan unsur budaya Jambi pada anak karena kuangnya media pembelajaran atau buku tentang budaya Jambi. Maka dari itu perlu buku bergambar tentang kecerdasan logika matematika berbasis budaya Jambi

Penelitian ini betujuan untuk mengetahui proses pengembangan buku bergambar tentang kecerdasan logika matematika berbasis budaya Jambi, untuk mengetahui kelayakan produk pengembangan buku bergambar tentang kecerdasan logika matematika berbasis budaya Jambi dari segi kevalidan dan kepraktisan, dan untuk mengetahui respon anak terhadap buku bergambar tentang kecerdasan logika matematika berbasis budaya Jambi.

Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Proses pengembangan menggunakan model ADDIE. Adapun langkah-langkahnya (1) tahap analisis mencakup; analisis karakteristik anak, analisis materi, (2) tahap desain meliputi; persiapan pembuatan produk, membuat flowchart dan story board, serta penyusunan instrumen penilaian, (3) tahap pengembangan; validasi ahli materi dan ahli media pembelajaran, (4) implementasi meliputi; ujicoba praktisi dan ujicoba kelompok kecil, (5) tahap evaluasi meliputi perbaikan dari setiap tahap ADDIE.

Hasil penelitian pengembangan yang telah dilaksanakan menunjukkan bahwa buku bergambar tentang kecerdasan logika matematika berbasis budaya Jambi pada anak kelompok B di TK Nurul Khoir kota Jambi yang di kembangkan dikategorikan sangat baik atau ”valid” dengan penilaian dari ahli materi dengan persentase 85,34% dan ahli media dengan persentase 84,09%. Penilaian praktisi dengan presentase 98% yang dikategorikan sangat baik atau “praktis” sehingga layak untuk diujicoba pada kelompok kecil. Pada ujicoba kelompok kecil respon anak terhadap buku bergambar tentang kecerdasan logika matematika berbasis budaya Jambi diperoleh presentase 92,78% yang dikategorikan “sangat baik”.

Kesimpulan dari penelitian ini bahwa pengembangan buku bergambar tentang kecerdasan logika matematika berbasis budaya Jambi layak digunakan oleh anak kelompok B dalam mengenalkan lambang bilangan melalui objek budaya Jambi.

(7)

vi

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur penulis panjatkan Kepada ALLAH

SWT. Yang Telah Melimpahkan Rahmat, Hidayah Serta Karunia-Nya Kepada

Penulis, Sehingga Penulis Berhasil Menyelesaikan Skripsi yang Berjudul “Pengembangan Buku Bergambar Tentang Kecerdasan Logika Matematika Berbasis Budaya Jambi Pada Anak Kelompok B Di TK Nurul Khoir Kota

Jambi” Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd) di Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia

Dini, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi.

Selama penyusunan dan penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan

bantuan, dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada

kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terimakasih kepada Bapak Dr. Drs. H.

Hendra Sofyan, M.Si. selaku pembimbing I dan Ibu Nyimas Muazzomi, S.Ag.,

M.Pd.I. selaku pembimbing II yang selalu memberikan bimbingan kepada penulis

dalam menyusun skripsi ini. Selain itu, penulis juga menyampaikan rasa

terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Sutrisno M.Sc, Ph.D selaku Rektor Universitas Jambi.

2. Bapak Prof. Dr. rer. nat. Asrial, M.Si selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Jambi.

3. Bapak Dr. Yantoro, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini

dan Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi.

4. Bapak Dr. Drs. H. Hendra Sofyan, M.Si selaku Ketua Program Studi

(8)

vii

5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak

Usia Dini Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi yang

telah memberikan ilmu kepada penulis selama perkuliahan.

6. Ibu Dr. Indryani, S.Pd., M.Pd.I selaku validator materi dan Bapak Dr. K.A.

Rahman, S.Ag., M.Pd.I selaku validator media pembelajaran.

7. Ibu Dra. Tinur selaku kepala TK Nurul Khoir Kota Jambi yang memberikan

izin peneliti untuk melakukan penelitian di TK Nurul Khoir Kota jambi.

8. Ibu Aziadah, S.Pd, Ibu Suarsini, dan Bapak Adi Pangestu Harahap, S.Pd

selaku praktisi yang memberikan masukan, waktu dan kerjasamanya dalam mengembangkan produk yang dikembangkan penulis.

9. Terkhusus kepada orang tua tersayang Ibu Darihan, Ayah Hardiyanto, serta

abang dan kakak terhebat abang Noer Wandi Saputra, abang Handik Bratha, kakak Sri Yuliya yang selalu memberikan do’a, motivasi, bantuan serta

dukungan penuh kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.

10. Seluruh keluarga besar Darun-Karimin yang telah mendo’akan penulis dan

memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi.

11. Sahabat seperjuangan Halima Tussadiyah, Lusiana, dan Eka Khusnawati,

teman-teman kelas H reguler mandiri angkatan 2016 selama menuntut ilmu

di kampus Universitas Jambi, teman-teman pengurus BEM KBM UNJA

2018-2019 terkhusus kementerian kominfo integrasi dan teman-teman

dekorasi squad yang selalu menyemangati penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini.

12. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi yang tidak

(9)

viii

Untuk para pembaca, kritik dan saran yang membangun sangat penulis

harapkan guna membangun kesempurnaan dimasa yang akan datang. Demikianlah semoga skripsi ini bermanfaat.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Jambi, November 2020

Penulis

(10)

ix DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Pengembangan ... 7

1.4 Spesifikasi Pengembangan ... 8

1.5 Pentingnya Pengembangan ... 9

1.6 Asumsi dan Batasan Pengembangan ... 9

1.7 Definisi Istilah ... 10

BAB IIKAJIAN TEORITIK 2.1 Teori Penelitian dan Pengembangan ... 11

2.1.1 Pengertian Penelitian dan Pengembangan ... 11

(11)

x

2.1.3 Dasar-Dasar Pengetahuan Desain dan Pengembangan ... 13

2.1.4 Tahap-Tahap Penelitian dan Pengembangan ... 13

2.1.5 Model-Model Penelitian dan Pengembangan ... 15

2.1.6 Metode Penelitian dan Pengembangan ... 19

2.2 Buku Bergambar ... 20

2.2.1 Pengertian Media Pembelajaran ... 20

2.2.2 Manfaat Media Pembelajaran ... 21

2.2.3 Pengertian Buku Bergambar ... 22

2.2.4 Jenis Buku Bergambar ... 23

2.2.5 Fungsi Buku Bergambar ... 26

2.2.6 Karakteristik Buku Bergambar ... 27

2.3 Logika Matematika ... 28

2.3.1 Pengertian Logika Matematika ... 28

2.3.2 Tahapan-Tahapan Pembelajaran Matematika ... 29

2.3.3 Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Logika Matematika .. 29

2.3.4 Mengembangkan Kecerdasan Logika Matematika ... 30

2.3.5 Strategi Mengajar Kecerdasan Logika Matematika... 33

2.3.6 Permainan Dengan Angka ... 34

2.3.7 Indikator Kecerdasan Logika Matematika ... 35

2.4 Budaya Jambi ... 36

2.4.1 Pengertian Budaya Jambi ... 37

2.4.2 Tari Daerah Jambi ... 38

2.4.3 Alat Musik Daerah Jambi ... 40

2.4.4 Rumah Adat Jambi ... 41

2.4.5 Pakaian Budaya Jambi ... 42

2.4.6 Gentala Arasy ... 43

2.4.7 Candi Muaro Jambi ... 43

2.5 Penelitian Yang Relevan ... 43

(12)

xi

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Model Pengembangan ... 48 3.2 Prosedur Pengembangan ... 48 3.2.1 Analysis (Analisis) ... 48 3.2.2 Design (Perancangan) ... 50 3.2.3 Development (Pengembangan) ... 53 3.2.4 Implementation (Pelaksanaan) ... 55 3.2.5 Evaluation (Evaluasi) ... 55

3.3 Subjek Uji Coba ... 56

3.4 Jenis Data dan Sumber Data ... 56

3.5 Instrumen Pengumpul Data ... 58

3.6 Teknik Analisis Data ... 64

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengembangan ... 68 4.1.1 Analysis (Analisis)... 68 4.1.2 Design (Perancangan) ... 69 4.1.3 Development (Pengembangan) ... 86 4.1.4 Implementation (Pelaksanaan) ... 98 4.1.5 Evaluation (Evaluasi) ... 101 4.2 Pembahasan ... 101 4.3 Keterbatasan Penelitian ... 104

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 106

5.1.1 Proses Pengembangan Buku Bergambar ... 106

5.1.2 Kelayakan Produk Buku Bergambar ... 107

5.1.3 Respon Anak Terhadap Produk Buku Bergambar ... 107

5.2 Saran ... 107

(13)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 3.1 Story Board Desain Pengembangan Produk ... 51

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen untuk Ahli Materi ... 58

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen untuk Ahli Media ... 61

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen untuk Guru ... 62

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Instrumen untuk Peserta Didik ... 63

Tabel 3.6 Persentase Kriteria Penilaian ... 67

Tabel 4.1 Story Board Desain Pengembangan Produk ... 72

Tabel 4.2 Hasil Validasi Angket Ahli Materi ... 91

Tabel 4.3 Hasil Validasi Angket Ahli Media ... 97

Tabel 4.4 Presentase Kriteria Penilaian ... 98

(14)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1 Model Dick & Carey ... 16

Gambar 2.2 Model Jolly & Bolitho ... 16

Gambar 2.3 Model ADDIE ... 18

Gambar 3.1 Tahap Pelaksanaan ... 49

Gambar 3.2 Flowchart Buku Bergambar ... 50

Gambar 3.3 Tahap Pengembangan Produk ... 54

Gambar 3.4 Pengolahan data Kualitatif ... 65

Gambar 4.1 Flowchart Buku Bergambar ... 71

Gambar 4.2 Tampilan Cover Depan ... 75

Gambar 4.3 Tampilan Kata Pengantar ... 76

Gambar 4.4 Tampilan Daftar Isi ... 77

Gambar 4.5 Tampilan Materi Awal Angka dan Gambar ... 78

Gambar 4.6 Tampilan Lembar Latihan Menghubungkan Angka dan Gambar .... 79

Gambar 4.7 Tampilan Lembar Latihan Menulis Angka ... 80

Gambar 4.8 Tampilan Materi Desain Buku Bergambar ... 81

Gambar 4.9 Tampilan Lembar Latihan Menghubungkan Angka dan Gambar .... 82

Gambar 4.10 Tampilan Lembar Latihan Menulis Angka ... 83

Gambar 4.11 Tampilan Mengenal serta Menempel bentuk Gambar ... 84

Gambar 4.12 Tampilan Mengenal serta Menempel bentuk Gambar ... 84

Gambar 4.13 Desain Tampilan Tentang Penulis... 85

Gambar 4.14 Tampilan Cover Belakang ... 86

Gambar 4.15 Pengolahan data Kualitatif ... 87

Gambar 4.16 Komentar dan Ssaran Umum Ahli Materi ... 88

Gambar 4.17 Perubahan ukuran buku bergambar sebelum dan setelah revisi ... 89

Gambar 4.18 Penambahan materi mengenal bentuk setelsh direvisi ... 90

Gambar 4.19 Pengolahan data Kualitatif ... 93

Gambar 4.20 Komentar dan Saran Umum Ahli Media... 94

Gambar 4.21 Revisi Cover depan buku bergambar ... 95

(15)

xiv

(16)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran 1 Panduan Wawancara... 114

Lampiran 2 Lembar Hasil Wawancara Guru ... 116

Lampiran 3 Angket Ahli Materi ... 118

Lampiran 4 Angket Ahli Media ... 128

Lampiran 5 Angket Praktisi ... 135

Lampiran 6 Angket Kelompok Kecil ... 153

Lampiran 7 Data Hasil Angket Tanggapan Anak ... 171

Lampiran 8 Surat Validasi Ahli Materi ... 173

Lampiran 9 Surat Validasi Ahli Media ... 174

Lampiran 10 Surat Izin Penelitian... 175

Lampiran 11 Surat Balasan Penelitian ... 176

Lampiran 12 Dokumentasi ... 177

Lampiran 13 Lembar Hasil Latihan Anak ... 182

(17)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik

Indonesia Nomor 137 Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini tertulis pada pasal 1 ayat 10 yang berbunyi “Pendidikan Anak Usia Dini

adalah upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6

(enam) tahun yang dilakukan melalui pemberian rancangan pendidikan untuk

membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut”.

Menurut Wiyani (2016: 1) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah

suatu usaha yang sudah terencana untuk mewujudkan suasana kegiatan proses

belajar secara aktif dan kreatif kepada anak. Menurut Mursid (2015: 46)

Pendidikan Anak Usia Dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan

pendidikan yang menitikberatkan pada peletakkan dasar ke arah pertumbuhan dan

perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir,

daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan

perilaku serta beragama), Bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan

tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.

Menurut Sofyan (2015: 70) proses kegiatan pembelajaran merupakan

bentuk perlakuan yang diberikan kepada anak serta memperhatikan karakteristik

yang dimiliki setiap tahapan perkembangan anak. Melalui pendidikan anak usia

(18)

anak agar lebih optimal.

Menurut Sofyan (2016: 30) guru menjadi salah satu faktor penting dalam

keberhasilan pendidikan anak usia dini. Maka dari itu guru harus mengerti cara

berpikir anak, memahami apa yang dibutuhkan oleh anak dan guru harus bisa

mengembangkan kemampuan kecerdasan majemuk anak usia dini melalui proses

kegiatan pembelajaran. Kecerdasan majemuk pada anak adalah sebuah proses

bagaimana seorang anak dalam memecahkan permasalahan yang dihadapinya

baik itu dalam proses belajar di kelas maupun diluar kelas yang dapat

menghubungkan benda-benda konkret yang ada di lingkungan sekitar dalam

kegiatan pembelajaran. Salah satu jenis kecerdasan majemuk yaitu kecerdasan

logika matematika.

Kecerdasan logika matematika pada anak adalah kecerdasan yang dimiliki

anak dalam memahami angka-angka sesuai dengan rentang usia yang dimiliki

anak. Hal ini sejalan dengan pendapat Mursid (2015: 56) proses pembelajaran

pada anak usia dini harus dilakukan untuk memberikan konsep dasar tentang

pendidikan yang berarti dalam kehidupan matematika (logika) sangat berperan

penting dalam kurikulum anak usia dini, untuk mengembangkan kemampuan

kognitif yang membuat mereka berpikir dan bernalar tentang bilangan-bilangan

dan kuantitas. Karena sangat efektif mengenalkan anak pada kegiatan yang sesuai

dengan perkembangan daya pikir mereka.

Guru perlu memberikan kesempatan kepada anak untuk menggunakan

matematika dalam berkomunikasi dengan memperlihatkan dan menceritakan

sesuatu kegiatan yang mereka alami di lingkungan keluarga maupun di

(19)

bangunan tempat wisata yang ada di lingkungan mereka tinggal. Matematika

berfungsi untuk mengatur cara mengembangkan kemampuan berfikir anak.

Berbagai kegiatan matematika dapat mengembangkan kemampuan anak untuk

berfikir logis dan matematis. Dimana tahap awal anak belajar tentang bilangan

berasal dari benda-benda konkret. Kemudian anak dilatih untuk belajar tentang

angka sebagai simbol bilangan. Setelah anak dapat menghubungkan atau

mengenal benda-benda konkret dalam berfikir matematis, maka kecerdasan logika

anak akan meningkat.

Kecerdasan logika matematika pada anak adalah kecerdasan yang

memperlihatkan pemahaman anak dalam mengenal bilangan atau angka-angka

yang menghubungkan contoh benda konkret berdasarkan pada kenyataan atau

kehidupan sehari-hari anak. Sehingga anak dapat menujukkan benda-benda apa

saja yang bisa dihubungkan dengan lambang bilangan. Dan pengembangan

kecerdasan logika matematika bertujuan untuk melibatkan dalam keterampilan

logika, mengolah angka dan mengenal bilangan. Hal ini sejalan dengan pendapat

Suyadi (2015: 127) yang menyatakan bahwa matematis logis atau logika

matematika adalah kecerdasan tentang kemampuan untuk menangani bilangan

dan perhitungan, pola berpikir logis dan ilmiah. Kecerdasan logika matematika

adalah kecerdasan dalam hal angka dan logika dalam Sujiono (2013: 187)

kecerdasan ini melibatkan keterampilan mengolah angka dan melibatkan

kemahiran menggunakan logika atau akal sehat. Kecerdasan logika matematika

pada dasarnya melibatkan kemampuan-kemampuan menganalisis masalah secara

logis, menemukan atau menciptakan rumus-rumus atau pola matematika dan

(20)

Berdasarkan hasil wawancara pada salah satu guru kelas B1 di Taman

Kanak-Kanak (TK) Nurul Khoir Kota Jambi mengatakan bahwa dalam mengenal

konsep bilangan masih ada beberapa anak yang kesulitan dan belum menguasai

bilangan. Saat anak memasangkan gambar sesuai dengan urutan bilangan, masih

ada anak yang belum bisa memasangkan gambar sesuai dengan pasangan

gambarnya. Anak juga ada yang belum bisa menyebutkan kesesuaian angka

dengan gambar nyata. Dalam membedakan bentuk, seperti bentuk bulat, kotak,

lonjong, segitiga dan yang lain ada anak yang bisa dan ada juga anak yang tidak

bisa. Kurikulum yang digunakan pada tahun ajaran 2019/2020 di TK Nurul Khoir

Kota Jambi pada saat ini adalah kurikulum 2013. Sumber belajar yang digunakan

oleh guru dalam proses kegiatan belajar yaitu alat permainan edukatif (APE),

puzzle, boneka jari, kartu huruf dan buku, namun belum ada buku tentang

pengenalan angka yang berkaitan dengan unsur budaya Jambi. Media

pembelajaran yang guru gunakan dalam proses kegiatan belajar adalah media

berupa APE dan buku.

Kurangnya media pembelajaran yang ada disekolah yang menjadi hambatan

pada saat guru mengajar dikelas. Dan pada saat proses kegiatan pembelajaran

dikelas, guru jarang mengajarkan unsur budaya Jambi pada anak dan hanya

mengajarkan seperti lagu Jambi pada anak, namun mengenalkan bilangan dengan

unsur budaya Jambi belum pernah. Dengan mengenal benda-benda konkret yang

ada disekitar anak, maka kegiatan pembelajaran akan berkesan dan bermakna bagi

anak. Agar anak lebih mengenal lingkungan sekitar, guru hendaknya mengenalkan

budaya yang ada didaerah tempat mereka tinggal terutama budaya Jambi dalam

(21)

tentang kecerdasan logika matematika berbasis budaya Jambi yang akan peneliti

kembangkan merasa sangat membantu dalam mengenalkan budaya Jambi pada

anak dan dijadikan referensi dalam media Pembelajaran bagi guru di sekolah.

Karakteristik anak terhadap bahan ajar buku bergambar yaitu anak akan sangat

antusias karena anak menyukai benda-benda yang berwarna dan banyak media

yang ada disekitar mereka.

Dengan mengenalkan budaya Jambi dalam kegiatan pembelajaran, maka

akan membantu anak lebih memahami tentang logika matematika yang berkaitan

dengan lingkungan sekitar. Anak diajak mengenalkan budaya Jambi dengan

mengunjungi langsung tempat-tempat bersejarah yang ada di Jambi atau melalui

gambar-gambar benda apa saja yang menjadi objek daerah Jambi. Sehubungan

dengan hal tersebut guru hendaknya memberikan media pembelajaran yang

menarik agar anak dapat tertarik dan memahami kegiatan pembelajaran. Salah

satu media pembelajaran dalam meningkatkan kecerdasan logika matematika

yaitu media pembelajaran berbentuk buku bergambar. Media buku bergambar

yang dikaitkan dengan budaya Jambi, akan memudahkan anak dalam mengingat

bentuk-bentuk bilangan secara konkret. Buku berfungsi sebagai alat bantu guru

dalam proses kegiatan pembelajaran dan sebagai sarana anak dalam meningkatkan

kecerdasan logika matematika.

Menurut Sujiono (2013: 187-188) ada beberapa cara mengembangkan

kecerdasan logika matematika pada anak melalui bermain puzzle, mengenal

bentuk geometri, mengenalkan sajak berirama atau lagu, eksplorasi pikiran

(22)

memperkaya pengalaman berinteraksi dengan konsep matematika, Games penuh

strategi dan eksperimen.

Games penuh strategi dan eksperimen untuk anak usia dari lahir sampai 5

tahun seperti mengelompokkan benda, mengucapkan syair dan lagu dengan

mengenalkan bilangan, mengukur besar kaki, membaca buku bergambar

pengenalan bilangan, menyeimbangkan batang kayu dan gantungan pakaian,

mengenal dan mempelajari bilangan, bermain kartu angka, mengeksplorasi benda

menggunakan kaca pembesar, menemuka konsep udara, dan mengisolasi es batu.

Salah satu permainan yang bisa dilakukan anak melalui membaca buku bergambar

pengenalan bilangan.

Buku bergambar merupakan salah satu media pembelajaran bagi guru

sebagai alat bantu guru dalam proses kegiatan pembelajaran dan membantu

sebagai sarana anak dalam meningkatkan kecerdasan logika matematika. Buku

bergambar juga berguna bagi anak agar anak bisa mengembangkan

pengetahuannya dan bisa mengetahui benda-benda disekitarnya juga. Anak juga

harus dikenalkan dengan budaya Jambi agar budaya yang ada di Jambi tetap

dilestarikan dan dikenal sepanjang masa oleh genersi-generasi muda, maka dari

itu guru harus mengenalkan budaya Jambi kepada anak sejak dini agar anak bisa

mengenal dan mengetahui tentang budayanya sendiri.

Dengan buku bergambar berbasis budaya Jambi, anak diharapkan dapat

mengenal konsep bilangan dan mengingat bentuk-bentuk bilangan secara konkret.

Melalui budaya Jambi secara langsung atau tidak langsung anak akan mendapat

pengetahuan baru mengenai benda konkret yang sebelumnya belum diketahuinya

(23)

Berdasarkan dari uraian diatas, maka penulis mengambil judul “Pengembangan Buku Bergambar Tentang Kecerdasan Logika Matematika

Berbasis Budaya Jambi Pada Anak Kelompok B Di TK Nurul Khoir Kota Jambi”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan hasil latar belakang masalah diatas maka permasalahan yang

penulis rumuskan adalah sebagai berikut:

1.2.1 Bagaimana proses pengembangan buku bergambar tentang kecerdasan

logika matematika berbasis budaya Jambi?

1.2.2 Bagaimana kelayakan produk pengembangan buku bergambar tentang

kecerdasan logika matematika berbasis budaya Jambi dari segi kevalidan

dan kepraktisan?

1.2.3 Bagaimana respon anak terhadap buku bergambar tentang kecerdasan logika

matematika berbasis budaya Jambi?

1.3 Tujuan Pengembangan

Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan, maka tujuan

pengembangan ini adalah:

1.3.1 Untuk mengetahui proses pengembangan buku bergambar tentang

kecerdasan logika matematika berbasis budaya Jambi

1.3.2 Untuk mengetahui kelayakan produk pengembangan buku bergambar

tentang kecerdasan logika matematika berbasis budaya Jambi dari segi

kevalidan dan kepraktisan

1.3.3 Untuk mengetahui respon anak terhadap buku bergambar tentang

(24)

1.4 Spesifikasi Pengembangan

Adapun spesifikasi produk pengembangan buku bergambar bergambar

tentang kecerdasan logika matematika berbasis budaya Jambi adalah sebagai

berikut:

1.4.1 Bentuk produk yang dikembangkan adalah sebuah buku bergambar tentang

kecerdasan logika matematika berbasis budaya Jambi sebagai alternatif

media pembelajaran dalam mengenal bilangan pada anak usia dini secara

konkret melalui gambar atau objek budaya Jambi.

1.4.2 Pembuatan desain buku bergambar menggunakan software CorelDRAW X7.

Dan kertas yang digunakan dalam mencetak buku bergambar ini adalah

kertas Brief Card Bandung Putih 160 GSM ukuran A4.

1.4.3 Buku bergambar dilengkapi dengan cover berwarna merah muda, hijau, dan

biru. Diawal halaman terdapat kata pengantar dari pembuat buku dan juga

tidak lupa di buat daftar isi.

Materi yang terdapat didalam buku bergambar sesuai dengan indikator

kecerdasan logika matematika pada anak usia 5-6 tahun. Dibagian pertama,

materi yang akan di sampaikan yaitu tentang bilangan, pada setiap halaman

di sisi kiri terdapat angka dan sisi kanan terdapat benda konkret berupa

budaya Jambi yang menggambarkan bentuk dari angka tersebut. Pada

bagian kedua materi terdapat gambar berupa gentala arasy, seni tari, pakaian

adat, alat musik, candi muaro Jambi, dan rumah adat Jambi. Dan di bawah

gambar terdapat keterangan nama objek budaya Jambi.

Pada bagian buku berikutnya terdapat lembar latihan untuk anak seperti

(25)

gambar, latihan kedua yaitu menulis angka, dan latihan ketiga yaitu

menempel gambar. Kegunaan buku bergambar ini, untuk digunakan oleh

guru dalam kegiatan pembelajaran di Taman Kanak-Kanak ataupun bisa

digunakan orangtua dirumah untuk mengenal bilangan pada anaknya.

1.4.4 Tingkat penggunaan buku bergambar yaitu: anak usia dini usia 5-6 tahun.

1.5 Pentingnya Pengembangan

Pentingnya penelitian pengembangan ini diharapkan dapat bermanfaat

sebagai berikut:

1.5.1 Bagi Anak

Dapat membantu meningkatkan pemahaman dan pengetahuan anak dalam

mengenal konsep bilangan dan memudahkan anak dalam mengingat

bentuk-bentuk bilangan secara konkret di lingkungan sekitar terutama tentang

budaya Jambi.

1.5.2 Bagi Guru

Dapat dijadikan sebagai salah satu media pembelajaran bagi guru terutama

saat di sekolah dalam kegiatan pembelajaran untuk mengenalkan bilangan

secara konkret kepada anak.

1.5.3 Bagi Peneliti Lain

Menambah wawasan atau referensi bagi peneliti lain untuk mengembangkan

berbagai media pembelajaran yang menarik khususnya digunakan untuk

pengenalan bilangan pada anak.

1.6 Asumsi dan Batasan Pengembangan

(26)

1.6.1 Asumsi Pengembangan

Asumsi pengembangan dalam penelitian ini adalah pengembangan buku

bergambar tentang kecerdasan logika matematika berbasis budaya Jambi

pada anak agar dapat membantu guru dalam mengenalkan bilangan secara

konkret pada anak dalam kegiatan pembelajaran di sekolah.

1.6.2 Batasan Pengembangan

Peneliti membatasi tentang penelitian ini yaitu pengembangan buku

bergambar berbasis budaya Jambi pada anak yang dikembangkan dengan

model ADDIE dan setelah itu diuji cobakan pada anak kelas B1 di TK

Nurul Khoir Kota Jambi. Materi pada buku bergambar adalah tentang

pengenalan bilangan.

1.7 Definisi Istilah

Berikut beberapa definisi istilah mengenai pengembangan buku bergambar

berbasis budaya Jambi:

1.7.1 Buku bergambar adalah lembaran yang berisi informasi tentang

pengetahuan yang disususun secara terstruktur dan dilengkapi dengan

tulisan dan gambar yang berkaitan dengan informasi yang akan dituju.

1.7.2 Kecerdasan Logika Matematika adalah salah satu kecerdasan yang

memperlihatkan pemahaman tentang mengolah angka maupun berpikir

logika dan berpikir secara efektif dan efisien.

1.7.3 Budaya Jambi adalah suatu kebiasaan yang sering dilakukan dalam

kehidupan sehari-hari yang menjadi ciri khas dari daerah Jambi, karena

budaya merupakan kesatuan utuh dan menyeluruh yang berlaku dalam suatu

(27)

11 BAB II

KAJIAN TEORITIK

2.1 Teori Penelitian dan Pengembangan

2.1.1 Pengertian Penelitian dan Pengembangan

Menurut Putra (2015: 67) penelitian dan pengembangan adalah metode

penelitian yang secara sengaja, sistematis, bertujuan, merumuskan, memperbaiki,

menghasilkan, menguji keefektifan produk, model, metode/strategi/cara, prosedur

tertentu yang baru dan bermakna.

Menurut Sukmadinata (2015: 164) penelitian dan pengembangan adalah

suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan produk baru maupun

menyempurnakan produk yang sudah ada, yang bisa dipertanggungjawabkan.

Menurut Richey dan Klein dalam Emzir (2015: 264) penelitian dan

pengembangan adalah satu jenis penelitian yang menawarkan suatu cara untuk

menguji teori dan memvalidasi praktik yang terus-menerus dilakukan secara inti.

Maka dari itu penelitian dan pengembangan adalah suatu jenis penelitian

yang bisa mengembangkan atau menghasilkan suatu produk maupun

menyempurnakan suatu produk yang sudah ada lalu dikembangkan lagi agar dapat

dilakukan serta diterapkan kedalam model atau sistem dalam pembelajaran di

sekolah untuk dalam kehidupan sehari-hari.

2.1.2 Tujuan Penelitian dan Pengembangan

Menurut Ali dan Asrori (2014: 109) penelitian dan pengembangan bertujuan

untuk:

(28)

2) Memperbaiki teori atau konsep pendidikan yang sudah ada

3) Menguji atau memverifikasi aplikasi dari berbagai teori atau konsep

pendidikan dalam praktik dilapangan

4) Merumuskan sejarah pendidikan

5) Menguji keefektifan pada saat pelaksanaan suatu konsep atau perangkat

pendidikan

6) Menemukan berbagai kelemahan dari berbagai teori, konsep maupun praktik

pendidikan dan mencari segala cara untuk memperbaikinya.

Menurut Rusdi (2018: 258) tujuan penelitian dan pengembangan sebagai

berikut:

1) Mendeskripsikan (Description)

Mendeskripsikan diawali dengan kegiatan observasi secara hati-hati tentang

fakta dan perilaku yang menunjukkan bahwa dibutuhkannya penyelesaian

dalam penggunaan peralatan atau perangkat-perangkat pembelajaran.

2) Memprediksi (Prediction)

Memprediksi dilakukan untuk mengetahui bagaimana prediksi maupun

rencana yang akan diperoleh nantinya saat dilakukan pengujian penggunaan

produk agar produk menjadi bagus.

3) Menjelaskan (Explanation)

Menjelaskan tentang perilaku yang dapat dilakukan setelah perancang dan

pengembang melakukan uji coba kelompok kecil dan uji coba lapangan

(29)

2.1.3 Dasar-Dasar Pengetahuan Desain dan Pengembangan

Menurut Richey dan Klein dalam Emzir (2015: 266) dasar-dasar

pengetahuan desain dan pengembangan memiliki enam komponen yaitu: o Siswa dan bagaimana mereka belajar

o Konteks tempat belajar dan performasi yang muncul

o Hakikat isi pembelajaran dan bagaimana ia diurutkan

o Strategi dan aktivitas pembelajaran yang dilaksanakan

o Media dan sistem penyampaian yang digunakan

o Perancang itu sendiri dan proses yang mereka ikuti

2.1.4 Tahap-Tahap Penelitian dan Pengembangan

Tahap-tahap penelitian dan pengembangan menurut Borg dan Gall dalam

Mulyatiningsih (2014: 164-165) mempunyai 10 tahapan yaitu:

1) Penelitian dan pengumpulan data (Research and Information Collection)

Digunakan oleh peneliti dalam skala kecil untuk mengumpul data setelah itu

mengidentifikasi faktor yang menjadi permasalahan dalam penelitian dan

pengembangan.

2) Perencanaan (Planning)

Peneliti mulai menetapkan rancangan model untuk memecahkan masalah yang

telah ditemukan dan menguji kelayakan model dalam cakupan wilayah

terbatas.

3) Pengembangan Draf Produk (Develop Preliminary Form of Product)

Mulai disusun bentuk awal model dan perangkat yang dibutuhkan serta

membuat desain penelitian. Dan membuat instrumen alat pengumpul data.

(30)

Setelah model dan perangkat selesai selanjutnya dilakukan uji coba rancangan

model dengan skala kecil.

5) Merevisi Hasil Uji Coba (Main Product Revision)

Revisi produk dilakukan berdasarkan hasil uji coba lapangan awal. Dengan

melihat apa saja kekurangan yang ditemui dan kekurangan tersebut bisa

secepatnya diperbaiki.

6) Uji Coba Lapangan (Main Field Testing)

Setelah memperbaiki dan direvisi produk selanjutnya dilakukan uji coba

lapangan dengan skala besar.

7) Penyempurnaan Produk Hasil Uji Lapangan (Operasional Product Revision)

Setelah produk di uji coba ke lapangan, maka tahap yang selanjutnya yaitu

menyempurnakan produk.

8) Uji Pelaksanaan Lapangan (Operasional Field Testing)

Setelah melakukan pengujian dua kali dan revisi produk dilakukan dua kali

maka dapat dilakukan uji lapangan yang lebih luas lagi. Pengujian dilakukan

dengan berbagai pengumpul data seperti melalui angket, wawancara, dan

observasi.

9) Penyempurnaan Produk Akhir (Final Product Revision)

Model sudah benar-benar terbebas dari kekurangan dan layak digunakan dari

uji pelaksanaan lapangan.

10) Diseminasi dan Implementasi (Dissemination and Implementation)

Melaporkan hasil melalui seminar dan mempublikasi dalam jurnal ilmiah. Dan

(31)

2.1.5 Model-Model Penelitian dan Pengembangan

Model-model penelitian dan pengembangan adalah sebagai berikut:

1) Model Dick & Carey

Model Dick & Carey dalam Emzir (2015: 275-277) adalah model

pendekatan sistem yang dirancang oleh Walter Dick dan Lou Carey, yang

diperlihatkan dalam gambar 2.1. Pada langkah 1 melibatkan pendefinisian tujuan

untuk program pembelajaran atau produk yang sering memasukkan suatu analisis

kebutuhan. Langkah 2 dan 3 dapat muncul berurutan atau bersamaan. Dalam

langkah 2 analisis instruksional dilakukan untuk mengidentifikasi

keterampilan-keterampilan khusus, prosedur dan tugas-tugas belajar yang dilibatkan dalam

pencapaian tujuan-tujuan pembelajaran. Langkah 3 dirancang untuk

mengidentifikasi keterampilan dan sikap siswa. Langkah 4 melibatkan

penerjemahan kebutuhan dan tujuan pembelajaran kedalam tujuan perilaku

spesifik. Tujuan perilaku menyediakan dasar-dasar untuk perencanaan item-item

tes yang persis, bahan-bahan ajar, dan sistem penyampaian pembelajaran.

Selama langkah 5, instrumen penilaian dikembangkan dan dihubungkan

secara langsung dengan pengetahuan dan keterampilan yang dikhususkan dalam

tujuan perilaku. Langkah 6 strategi pembelajaran khusus dikembangkan untuk

membantu siswa dengan upaya mereka memperoleh setiap tujuan perilaku.

Langkah 7 melibatkan materi pembelajaran.

Langkah 8, 9, dan 10 dari model Dick & Carey melibatkan pembedaan

antara evaluasi formatif sebagai pengganti yang dapat mengarah pada suatu

(32)

evaluasi summative dilakukan untuk menentukan efektivitas program akhir,

khususnya bila dibandingkan dengan program lain yang sejenis.

Gambar 2.1 Model Dick & Carey

2) Model Jolly & Bolitho

Menurut Emzir (2015: 277-278) berbagai langkah yang dilibatkan dalam

proses penulisan materi ajar khusus Bahasa dalam bentuk sebuah flowchart

berikut:

Gambar 2.2 Model Jolly & Bolitho

Exploration Contextual Realisation Pedagogical Realisation Indentification Evaluation Use Physical Production

(33)

3) Model ADDIE

Menurut Mulyatiningsih (2014: 199-201) Model ADDIE merupakan

singkatan dari Analysis, Design, Development or Production, Implementation or

Delivery and Evaluations. Menurut langkah-langkah pengembangan produk, model penelitian dan pengembangan ini lebih rasional dan lebih lengkap daripada

model lain. Model ini dapat digunakan untuk berbagai macam bentuk

pengembangan produk seperti model pembelajaran, strategi pembelajaran, metode

pembelajaran, serta media dan bahan ajar.

Model ADDIE dikembangkan oleh Branch untuk merancang sistem

pembelajaran agar saat kegiatan pengembangan produk akan lebih lengkap saat

pelaksanaannya. Berikut contoh setiap tahap kegiatan pengembangan dalam

model atau metode pembelajaran, yaitu;

a. Analysis

Pada tahap ini, kegiatan utama dalam analisis adalah menganalisis apa yang

diperlukan pada saat pengembangan model atau metode pembelajaran yang

akan diterapkan seperti menganalisis materi serta menganalisis karakterisitik

anak, dan setelah itu menganalisis kelayakan dan syarat-syarat dalam

pengembangan model atau metode pembelajaran baru.

b. Design

Tahap desain memiliki kemiripan dengan merancang kegiatan belajar

mengajar. Kegiatan ini merupakan proses sistematik yang dimulai dari

menetapkan tujuan belajar, merancang skenario atau kegiatan belajar

mengajar, merancang perangkat pembelajaran, merancang materi

(34)

c. Development

Development dalam model ADDIE berisi kegiatan realisasi rancangan produk. Dalam tahap desain telah disusun kerangka konseptual penerapan model atau

metode pembelajaran baru. Dalam tahap pengembangan, kerangka yang masih

konseptual tersebut diwujudkan menjadi produk yang siap diterapkan.

d. Implementation

Pada tahap ini diimplementasikan rancangan dan metode yang telah

dikembangkan pada situasi yang nyata yaitu dikelas. Materi disampaikan

sesuai dengan model atau metode baru yang sudah dikembangkan. Setelah

penerapan metode kemudian dilakukan evaluasi awal untuk memberi umpan

balik pada penerapan model atau metode berikutnya.

e. Evaluation

Evaluasi dilakukan dalam dua bentuk yaitu evaluasi formatif dan sumatif.

Evaluasi formatif dilaksanakan pada setiap akhir tatap muka (mingguan)

sedangkan evaluasi sumatif dilakukan setelah kegiatan berakhir secara

keseluruhan (semester). Hasil evaluasi digunakan untuk memberi umpan balik

kepada pihak pengguna model atau metode. Revisi dibuat sesuai dengan hasil

evaluasi atau kebutuhan uang belum dapat dipenuhi oleh model atau metode.

(35)

Berdasarkan tiga model-model pengembangan diatas, penulis memilih

model ADDIE karena model ini mudah dipahami serta terstruktur secara lengkap

pada setiap tahap-tahapnya, model ini dipakai karena sering digunakan untuk

penelitian dan pengembangan, sehingga penulis menggunakan model ADDIE

untuk membuat sebuah produk media pembelajaran yaitu buku bergambar tentang

kecerdasan logika matematika berbasis budaya Jambi.

2.1.6 Metode Penelitian dan Pengembangan

Menurut Sukmadinata (2015: 167) dalam melaksanakana penelitian dan

pengembangan terlebih dahulu harus menggunakan metode agar saat diterapkan

ke lapangan maka akan menghasilkan produk yang bagus. Metode yang dimaksud

adalah metode deskriptif, metode evaluatif, dan metode eksperimen. Berikut

penjelasan dari beberapa metode yang digunakan dalam penelitian dan

pengembangan:

1) Metode Deskriptif

Digunakan untuk penelitian awal dalam mengelompokkan data tentang

kondisi produk, kondisi di lapangan, serta kondisi faktor pendukung dan

penghambat dari produk yang akan dihasilkan.

2) Metode Evaluatif

Digunakan untuk mengevaluasi pengembangan suatu produk yang sudah

melalui proses uji coba untuk menyempurnakan hasil produk tersebut.

3) Metode Eksperimen

Digunakan untuk menguji tingkat keefektifan dari produk yang akan

(36)

2.2 Buku Bergambar

Buku bergambar merupakan bagian dari suatu media pembelajaran, dalam

media pembelajaran dapat meningkatkan efektifitas belajar anak di sekolah

sehingga jika di sekolah terdapat banyak media pembelajaran maka akan

tercapainya proses belajar yang menyenangkan. Buku bergambar merupakan salah

satu media yang menyenangkan karena didalam buku terdapat banyak gambar

yang sangat disukai oleh anak.

2.2.1 Pengertian Media Pembelajaran

Menurut Mursid (2017: 40-41) media adalah manusia, materi, atau kejadian

yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan,

keterampilan, atau sikap. Media dalam proses pembelajaran dapat mempertinggi

proses belajar siswa dalam pembelajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat

mempertinggi hasil belajar yang dicapainya.

Menurut Asyhar (2010: 7) media pembelajaran dapat dipahami sebagai

segala sesuatu yang dapat menyampaikan atau menyalurkan pesan dari sumber

secara terencana sehingga terjadi lingkungan belajar yang kondusif dimana

penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efesien dan efektif.

Menurut Mursid (2015: 46) media pembelajaran pendidikan dapat diartikan

sebagai sarana atau prasarana yang dipergunakan untuk membantu tercapainya

tujuan pembelajaran, secara khusus media pembelajaran sebagai alat, metode dan

teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan

interaksi antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran dan pengajaran

(37)

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa media

pembelajaran adalah suatu alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam proses

pembelajaran untuk menyampaikan informasi secara terencana agar pesan atau

materi dalam pembelajaran dapat tersampaikan dengan baik dan lebih efektif.

2.2.2 Manfaat Media Pembelajaran

Manfaat media pembelajaran menurut Asyhar (2010: 46-47) adalah sebagai

berikut:

1) Dengan media pembelajaran yang bervariasi dapat memperluas cakrawala

sajian materi pembelajaran yang diberikan dikelas seperti buku, foto-foto

dan narasumber. Para peserta didik akan memiliki banyak pilihan sesuai

kebutuhan dan karakteristik masing-masing.

2) Peserta didik akan memperoleh berbagai pengalaman yang menarik selama

proses pembelajaran. Berbagai pengalaman akan berguna bagi peserta didik

dalam menghadapi lingkungan disekitarnya.

3) Media pembelajaran dapat memberikan pengalaman belajar secara konkret

dan langsung kepada peserta didik, seperti kegiatan karyawisata, kebun

binatang dan sebagainya.

4) Media pembelajaran dapat memberikan informasi yang akurat dan terbaru,

misalnya penggunaan buku teks, majalah, dan orang sebagai sumber

informasi.

5) Dapat menambah kemenarikan tampilan materi sehingga meningkatkan

motivasi dan minat serta mengambil perhatian peserta didik untuk fokus

mengikuti materi yang disajikan, sehingga efektivitas pembelajaran akan

(38)

6) Media pembelajaran dapat merangsang peserta didik untuk berfikir kritis,

menggunakan kemampuan imajinasinya, bersikap dan berkembang lebih

lanjut, sehingga melahirkan kreativitas dan karya-karya inovatif.

7) Penggunaan media dapat meningkatkan efisiensi proses pembelajaran,

karena dengan menggunakan media dapat menjangkau peserta didik

ditempat yang berbeda-beda, dan di dalam ruang lingkup yang tak terbatas

pada suatu waktu tertentu. Dengan media guru tidak perlu memerlukan

waktu yang lama untuk menjelaskan satu topik, dengan bantuan media

materinya sudah bisa atau mudah dipahami oleh peserta didik.

8) Media pembelajaran dapat memecahkan masalah pendidikan atau

pengajaran baik dalam lingkup mikro maupun makro.

Dengan adanya media pembelajaran disekolah maka akan memudahkan

guru dalam mengajarkan materi pelajaran yang akan diterapkan kepada anak

disekolah. Dan dengan adanya media pelajaran yang inovatif maka akan menarik

perhatian anak untuk mengikuti arahan guru didalam kelas dan anak akan

menyimak kedepan melihat gurunya.

2.2.3 Pengertian Buku Bergambar

Menurut Prastowo (2011: 168) buku adalah bahan tertulis dalam bentuk

lembaran-lembaran kertas yang dijilid dan diberi kulit (cover), yang menyajikan

ilmu pengetahuan yang disusun secara sistematis oleh pengarangnya.

Menurut Lestari (2013: 6) buku adalah bahan tertulis berupa lembaran yang

dijilid dan berisi tentang ilmu pengetahuan yang diturunkan dari kompetensi dasar

(39)

Menurut Sitepu (2012: 13) buku adalah kumpulan kertas berisi informasi,

tercetak, disusun secara sistematis, dijilid serta bagian luarnya diberi pelindung

terbuat dari kertas tebal, karton atau bahan lain.

Menurut Nurgiyantoro (2013: 152) buku bergambar adalah buku bacaan

untuk anak yang isi didalamnya berupa banyak gambar-gambarnya.

Menurut Burmeilisza (2016: 22) buku bergambar adalah alat untuk

memberitahu informasi tentang isi cerita dari gambar tersebut dan di desain

sebagus mungkin supaya bisa menarik minat para pembaca.

Jadi buku bergambar adalah bahan tertulis dalam bentuk lembaran-lembaran

kertas yang berisi informasi dan di tuangkan ide melalui lambang-lambang dari

hasil peniruan benda, pemandangan yang bertujuan untuk memotivasi anak agar

anak tertarik untuk melihat atau membacanya dan terdapat banyak gambar di

dalamnya.

2.2.4 Jenis Buku Bergambar

Menurut Sitepu (2012: 14-15) jenis buku dikelompokkan menurut isi,

sasaran pembaca, tampilan dan peruntukkannya yaitu sebagai berikut:

1) Dilihat dari kebenaran isinya, buku dapat dibedakan ke dalam buku fiksi,

nonfiksi, dan buku fiksi ilmu pengetahuan.

2) Dilihat dari sasaran pembacanya, buku dapat dibedakan untuk buku

anak-anak dari usia 3 sampai 12 tahun, buku remaja dari usia 13 sampai 17 tahun,

dan buku dewasa berisi informasi yang cocok untuk orang dewasa dilihat dari

isi, bahasa, dan penyajian.

3) Dilihat dari tampilan fisiknya, buku dibedakan menjadi buku teks, buku

(40)

isinya merupakan informasi yang didominasi oleh teks. Buku bergambar

isinya merupakan informasi yang disampaikan dalam bentuk teks dan

gambar, pada buku bergambar diberikan penjelasan dengan kata-kata atau

teks singkat terlebih dahulu kemudian dijelaskan dengan gambar. Buku

gambar dalam penyampaian isi di dalam buku seluruh informasi yang

disampaikan lebih didominasi dalam bentuk gambar.

4) Dilihat dari kepentingan pendidikannya, buku dibedakan sebagai buku

pelajaran dan buku bacaan. Buku pelajaran berisi informasi yang dapat

dijadikan sumber belajar berdasarkan kurikulum pendidikan. Buku bacaan

merupakan buku umum yang tidak terkait dengan kurikulum pendidikan.

Menurut jenis buku diatas, buku teks pelajaran merupakan jenis buku

nonfiksi, dan buku teks pelajaran termasuk ke dalam buku anak-anak, remaja, dan

orang dewasa. Dalam tampilan fisiknya buku teks pelajaran dapat dikategorikan

menjadi buku teks atau buku bergambar dan buku teks pelajaran merupakan buku

pelajaran.

Menurut Susanto (2011: 80) jenis-jenis buku bergambar terdiri dari

beberapa jenis yaitu:

1) Buku yang mengandalkan gambar atau ilustrasi dan teks hanya berfungsi

sebagai penjelasan gambar

2) Buku yang mengandalkan gambar atau ilustrasi sebagai penjelas teks.

Gambar atau ilustrasi hanya berfungsi sebagai tambahan

3) Buku yang gambar atau ilustrasinya hanya merupakan dekorasi atau hanya

(41)

Berdasarkan jenis-jenis buku bergambar diatas, buku bergambar tentang

kecerdasan logika matematika berbasis budaya Jambi yang dikembangkan masuk

kedalam kategori jenis buku bergambar yang pertama yaitu buku yang

mengandalkan gambar atau ilustrasi dan teks hanya berfungsi sebagai penjelasan

gambar.

Menurut Nurgiyantoro (2013: 123-142) bahwa pada buku bergambar dapat

diklasifikasikan menjadi 5 macam yaitu:

1) Buku alfabet yaitu buku yang dipergunakan untuk memperkenalkan,

mengajarkan, dan mengidentifikasi huruf secara sendiri-sendiri lewat gambar-

gambar tertentu misalnya berbagai jenis hewan atau objek yang telah dikenal

anak.

2) Buku berhitung (counting books) adalah buku yang dipakai anak untuk

mengenal angka-angka dan belajar sesuatu melalui gambar-gambar yang

sesuai, jelas, dan menarik.

3) Buku konsep adalah buku yang dipergunakan untuk mendeskripsikan

berbagai dimensi dan jenis objek atau berbagai konsep yang abstrak kepada

anak.

Berdasarkan tiga klasifikasi tersebut buku bergambar tentang kecerdasan

logika matematika berbasis budaya Jambi termasuk kedalam buku berhitung.

Dalam buku bergambar tentang kecerdasan logika matematika berbasis budaya

Jambi terdapat beberapa materi tentang gambar berupa alat musik, seni tari, dan

rumah adat Jambi. Pada tiap halaman di sisi kiri terdapat angka dan sisi kanan

terdapat benda konkret berupa budaya Jambi yang menggambarkan bentuk dari

(42)

2.2.5 Fungsi Buku Bergambar

Menurut Sitepu (2012: 21) buku teks pelajaran berfungsi sebagai pedoman

manual bagi anak dalam belajar dan bagi guru untuk mengajarkan anak kedalam

materi pelajaran tertentu.

Menurut Nasution dalam Prastowo (2011: 169) fungsi buku teks pelajaran

yaitu sebagai berikut:

1) Berfungsi untuk bahan referensi atau sebagai bahan rujukan oleh peserta

didik.

2) Berfungsi untuk bahan evaluasi sesudah kegiatan belajar.

3) Berfungsi sebagai alat bantu guru untuk melaksanakan kurikulum.

4) Berfungsi untuk penentu metode atau teknik pengajaran yang di gunakan oleh

guru.

5) Berfungsi untuk sarana dalam meningkatkan karier atau jabatan.

Menurut Mitchell dalam Nurgiyantoro (2013: 159-161) fungsi buku

bergambar bagi anak sebagai berikut:

1) Buku bergambar berfungsi membantu anak untuk mengekspresikan dalam

perkembangan emosi.

2) Buku bergambar berfungsi membantu anak untuk belajar tentang kehidupan

masyarakat dan alam disekitar.

3) Buku bergambar berfungsi untuk membantu anak dalam belajar tentang

kehidupan secara nyata lewat kata-kata dan gambar ilustrasi.

4) Buku bergambar berfungsi untuk membantu anak mendapatkan kebahagiaan

(43)

5) Buku bergambar berfungsi membantu anak untuk menghargai keindahan

pada objek yang terdapat didalam buku.

6) Buku bergambar berfungsi untuk membantu anak dalam mengembangkan

imajinasi anak.

2.2.6 Karakteristik Buku Bergambar

Menurut Nurgiyantoro (2013: 147) juga menyatakan bahwa buku yang tepat

untuk anak seharusnya memenuhi persyaratan berikut:

1) Tujuan pengarang dan illustrator menulis buku harus jelas, yaitu ingin

mengajarkan angka dan anak usia berapa yang mau di tuju sebagai calon

pembacanya.

2) Gambar objek yang ditampilkan harus jelas menunjukkan identitasnya dan

gambar yang ditujukan kepada anak pada tiap halaman hanya berisi satu atau

dua gambar.

3) Gambar objek yang ditampilkan harus yang mudah dikenali oleh anak

sehingga mudah diidentifikasi oleh anak.

4) Gambar yang ditampilkan digunakan untuk ilustrasi amgka dan kata-kata

yang menyertai gambar harus sesuai dengan angka yang ingin diperkenalkan.

5) Jika memakai angka untuk menggambarkan sebuah topik, informasi yang

ingin disampaikan harus akurat dan dapat diketahui oleh anak.

6) Format harus konsisten dan pola serta tata letak penulisan huruf, angka dan

kata-kata yang ada harus mudah dipahami oleh pembaca anak.

Berdasarkan paparan diatas disimpulkan bahwa buku bergambar yang tepat

untuk anak adalah harus memenuhi karakteristik seperti yang telah disebutkan

(44)

Jambi dilengkapi dengan gambar berupa alat musik, seni tari, dan rumah adat

Jambi sehingga anak dapat mengenal benda-benda konkret yang ada disekitarnya

dan materinya tentang pengenalan bilangan bisa mudah dipahami oleh anak.

2.3 Logika Matematika

2.3.1 Pengertian Logika Matematika

Menurut Sujiono (2013: 187) kecerdasan logis matematis atau bisa disebut

dengan kecerdasan logika matematika adalah kecerdasan dalam hal angka dan

logika. Kecerdasan ini melibatkan keterampilan mengolah angka dan atau

kemahiran menggunakan logika atau akal sehat.

Menurut Suyadi (2015: 127) kecerdasan logis matematis adalah suatu

kemampuan untuk menangani bilangan dan perhitungan, pola berpikir logis dan

ilmiah. Kecerdasan logika matematika mempunyai dua unsur yakni matematika

dan logika. Hal ini sejalan dengan pendapat Amstrong dalam Sujiono (2013: 58)

bahwa kecerdasan logis matematis adalah kecerdasan dalam hal angka dan logika

atau akal sehat.

Kecerdasan logis matematis atau kecerdasan logika matematika adalah

kecerdasan dalam hal angka dan logika. Melibatkan keterampilan mengenal

lambang bilangan yang terkait dalam kecerdasan kognitif yaitu berpikir matematis

logis. Kecerdasan ini memperlihatkan pemahaman yang menghubungkan contoh

berdasarkan pada kenyataan atau kehidupan sehari-hari anak. Sehingga anak dapat

(45)

2.3.2 Tahapan-Tahapan Pembelajaran Matematika

Menurut Niyati dkk (2016: 79) kemampuan matematika pada anak adalah

kemampuan dalam berhitung, dimana kemampuan berhitung dibagi menjadi tiga

tahapan yaitu tahapan pemahaman konsep, tahapan transisi dan tahapan lambang

bilangan.

Menurut Mufarizuddin (2017: 64) tahapan-tahapan pembelajaran

matematika antara lain yaitu:

1) Tingkat pemahaman konsep

Tingkat pemahaman konsep adalah anak akan memahami suatu konsep

melalui kegiatan pengalaman pada aktivitas bermain anak dengan

benda-benda konkret atau nyata.

2) Tingkat transisi

Tingkat transisi adalah tahapan proses berpikir yang merupakan masa

peralihan dari pemahaman konkret menuju pengenalan lambang yang konkret,

dimana benda konkret yang ada dan mulai dikenalkan dalam bentuk

lambangnya.

3) Tingkat lambang bilangan

Tingkat lambang bilangan adalah tahap terakhir dimana anak diberi

kesempatan untuk mengenal dan menggambarkan lambang bilangan secara

langsung atas konsep konkret yang sudah mereka pahami.

2.3.3 Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Logika Matematika

Menurut Mufarizuddin (2017: 64) terdapat empat faktor yang dapat

mempengaruhi kecerdasan logika matematika yaitu faktor herediter (faktor

(46)

aspek kejiwaan. Berikut penjelasan dari setiap faktor yang mempengaruhi

kecerdasan:

1) Faktor Herediter (faktor bawaan dari keturunan)

Semua anak mempunyai gen pembawa kecerdasan dengan ukuran atau takaran

yang bisa berbeda-beda.

2) Faktor Lingkungan

Semenjak lahir anak mulai berinteraksi dengan lingkungan tempat hidupnya.

Saat panca indera mulai berfungsi anak akan semakin banyak berhubungan

dengan lingkungan karena lingkungan berpengaruh besar pada kecerdasan

anak.

3) Asupan Nutrisi pada zat makanan

Nutrisi merupakan salah satu faktor yang mendukung pada proses

perkembangan kecerdasan anak. Jumlah nutrisi yang di berikan kepada anak

harus memenuhi batas kemampuan tubuh, pada saat tubuh menyerapnya

dalam keadaan yang berlebihan, maka nutrisi tersebut tidak dapat diserap

bagaimana fungsinya. Bahkan dapat menimbulkan efek samping yang kurang

baik. Maka dari itu asupan nutrisi yang diberikan kepada anak haruslah cukup

dan terpenuhi agar kecerdasan anak akan berkembang secara optimal.

4) Aspek Kejiwaan

Kondisi emosi bernilai penting dalam menumbuhkan bakat dan minat anak

sehingga nantinya akan sangat berpengaruh pada tingkat kecerdasan anak.

2.3.4 Mengembangkan Kecerdasan Logika Matematika

Anak usia dini berada pada fase perkembangan pra-operasional menuju

(47)

orangtua dan guru harus dapat mengenalkan bilangan pada anak melalui benda

yang ada di sekitar anak. Berikut ada beberapa cara mengembangkan kecerdasan

logika matematika pada anak menurut pendapat ahli seperti Sujiono dan Mursid.

Menurut Sujiono (2013: 187-188) cara mengembangkan kecerdasan logika

matematika pada anak seperti berikut:

1) Bermain puzzle, dapat juga dengan permainan lain seperti ular tangga dan

domino. Permainan ini membantu anak dalam belajar memecahkan masalah

dan logika.

2) Mengenal bentuk geometri, dimulai dengan kegiatan sederhana saat anak

masih bayi misalnya dengan menggantung bermacam bentuk geometri

berbagai warna. Untuk anak yang lebih besar, 2-3 tahun yang sudah mahir

bicara ajak anak membandingkan beberapa perbedaan yang mencolok seperti

bentuk oval, trapesium, segiempat, dan lingkaran. Atau bisa dengan permainan

mengelompokkan.

3) Mengenalkan bilangan melalui sajak berirama dan lagu, pengenalan bilangan

melalui nyanyian atau bisa juga membuat sajak berirama dan lagu tentang

pengenalan bilangan dan konsep berhitung versi sendiri.

4) Eksplorasi pikiran melalui diskusi ringan, dengan perbincangan yang ringan

misalnya dengan mengkaitkan pola hubungan sebab-akibat perbandingan atau

pengenalan bilangan dengan topik yang menarik bagi anak, bermain

tebak-tebakan dapat berupa teka-teki atau tebak kata.

5) Pengenalan pola, permainan menyusun pola tertentu menggunakan kancing

warna-warni pengamatan atas kejadian sehari-hari, agar anak dapat mencerna

(48)

6) Eksperimen di alam, membawa anak-anak berjalan ke luar rumah, biarkan

anak bereksplorasi dengan alam, seperti out bond.

7) Memperkaya pengalaman berinteraksi dengan konsep matematika, dapat

dengan cara mengikutsertakan anak belanja, membantu mengecek barang

yang sudah masuk belanjaan, mengamati berat ukuran barang yang kita beli,

memilih dan mengelompokkan sayur mayor maupun buah yang akan dimasak.

8) Games penuh strategi dan eksperimen untuk anak lahir sampai 5 tahun seperti

mengelompokkan benda, mengucapkan syair dan lagu dengan mengenalkan

bilangan, menyeimbangkan batang kayu dan gantungan pakaian, mengenal

dan mempelajari bilangan, mengukur besar kaki, membaca buku bergambar

pengenalan bilangan, bermain kartu angka, mengeksplorasi benda

menggunakan kaca pembesar, menemukan konsep udara, dan mengisolasi es

batu.

Menurut Mursid (2017: 73) cara mengembangkan kecerdasan logika

matematika pada anak seperti berikut: o Bermain puzzle

o Mengenal bentuk geometri

o Mengenalkan bilangan melalui sajak berirama dan lagu

o Eksplorasi pikiran melalui diskusi dan olah pikir ringan

o Pengenalan pola

o Eksperimen di alam

o Memperkaya pengalaman berinteraksi dengan konsep matematika

(49)

2.3.5 Strategi Mengajar Kecerdasan Logika Matematika

Menurut Said dan Budimanjaya (2015: 115-156) strategi dalam

mengajarkan logika matematika pada anak sebagai berikut:

1) Pengamatan

Dalam mengawasi aktivitas belajar anak saat proses kegiatan yang sedang

berlangsung seperti aktivitas di luar ruangan yang melibatkan lingkungan

alam, sehingga anak yang menyukai pengamatan memiliki gaya belajar logika

matematika.

2) Pemecahan masalah

Pembelajaran berbasis masalah yang menggunakan masalah sebagai fokus

untuk mengembangkan keterampilan pemecahan masalah agar anak dengan

cara mengidentifikasi, menjelajahi, sampai akhirnya menemukan solusi yang

tepat.

3) Prosedural teks

Prosedural teks merupakan prosedur yang tertulis dan menjadi acuan atau

patokan dalam kegiatan sehingga membuat aktivitas pembelajaran

demonstrasi menjadi ramai dan penuh dengan tantangan, contohnya seperti

kegiatan membuat sop buah dikelas. Anak pasti akan sangat antusias dalam

kegiatan itu karena terjalin juga kerjasama dengan temannya yang lain.

4) Tebak angka

Tebak angka merupakan permainan dengan menebak beberapa angka dengan

menggunakan media sehingga saat kegiatan bermain anak akan turut serta

berperan aktif terhadap permainan tersebut dan secara langsung juga dapat

(50)

5) Eksperimen

Eksperimen merupakan proses kegiatan percobaan terhadap suatu benda atau

mengamati suatu objek agar menjadi sebuah pengetahuan baru yang akan

dimiliki oleh anak.

2.3.6 Permainan Dengan Angka

Permainan dengan angka menurut Mutiah (2010: 161-162) yaitu belajar

huruf dan angka merupakan pembelajaran yang sangat penting bagi keberhasilan

anak dimasa yang akan datang. Kelompok matematika yang sudah dapat

diperkenalkan mulai dari usia tiga tahun adalah kelompok bilangan (aritmetika,

berhitung), pola dan fungsinya, geometri, ukuran-ukuran, grafik, estimasi,

probabilitas, dan pemecahan masalah.

Penguasaan masing-masing kelompok melalui tiga tahapan yaitu tingkat

pemahaman konsep, tingkat menghubungkan konsep konkret dengan lambang

bilangan dan tingkat lambang bilangan. Berikut maksud dari setiap tahapan yang

ada:

1) Tingkat pemahaman konsep.

Anak akan dapat memahami konsep saat melakukan kegiatan dalam

pengalaman anak saat bekerja maupun pengalaman saat anak bermain dengan

benda konkret.

2) Tingkat menghubungkan konsep konkret dengan lambang bilangan.

Setelah anak dapat memahami konsep dipahami oleh anak, selanjutnya guru

mengenalkan lambang konsep kepada anak. Maksudnya adalah kejelasan

(51)

tahapan ini tugas guru sangat penting agar saat mengajarkan pada anak tidak

tergesa-gesa.

3) Tingkat lambang bilangan

Anak diberi kesempatan untuk menulis lambang bilangan atas konsep konkret

yang sudah mereka pahami. Berilah kesempatan yang cukup untuk

menggunakan alat konkret hingga mereka melepaskannya sendiri.

Ketiga proses tersebut dapat membantu anak dalam memahami matematika.

Bahkan bisa mencegah terjadinya ketakutan terhadap pembelajaran matematika.

2.3.7 Indikator Kecerdasan Logika Matematika

Indikator kecerdasan logika matematika anak usia 5-6 tahun dalam Yus

(2011: 24) sebagai berikut:

1) Mengidentifikasi warna benda-benda sekitarnya (perabot, daun, batang, dan

lain-lain)

2) Memasangkan gambar benda dengan fungsi/kegunaannya

3) Mengidentifikasi tubuh manusia

4) Mengidentifikasi arah

5) Memberi perhatian terhadap sesuatu di sekitarnya

6) Pemahaman konsep objek yang telah ditetapkan

7) Pemahaman konsep persahabatan

8) Menjelaskan waktu dalam rentang seminggu

9) Merencanakan masa depan

10) Membedakan bentuk, seperti bentuk bulat, kotak, lonjong, segitiga dan yang

(52)

11) Mengurutkan benda berdasarkan ukuran, warna jenis permukaan dengan pola

tertentu

12) Menghitung angka satuan

13) Mengidentifikasi bentuk-bentuk geometri dalam satu benda

14) Mengidentifikasi perubahan benda dari tawar menjadi manis, asin, asam, dan

lain-lain

15) Menentukan ukuran benda yang ada di sekitarnya, seperti ukuran besar, kecil,

sedang.

Dari indikator-indikator diatas, penulis hanya akan memilih indikator

sebagai berikut yaitu mengidentifikasikan warna benda-benda disekitarnya,

memasangkan gambar benda dengan fungsi atau kegunaannya, pemahaman

konsep objek yang telah ditetapkan, membedakan bentuk, dan menghitung angka

satuan. Dengan alasan lebih sesuai dan dapat dipenuhi melalui buku bergambar

tentang kecerdasan logika matematika berbasis budaya Jambi yang menjadi

bidang penelitian penulis, karena tidak semua indikator dapat dipenuhi dalam

materi pengenalan lambang bilangan yang penulis buat.

2.4 Budaya Jambi

Budaya daerah Jambi berasal dari nilai-nilai peninggalan para leluhur

terdahulu yang sampai sekarang masih tetap dijaga dan dilestarikan oleh

masyarakatnya. Maka dari itu hendaknya mengenalkan budaya Jambi sejak dini

agar saat generasi mendatang tetap menjaga dan mengingat apa yang sudah

Gambar

Gambar 2.1 Model Dick & Carey
Gambar 2.3 Model ADDIE
Gambar 3.1 Tahap Pelaksanaan Design
Gambar 3.2 Flowchart Buku Bergambar
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini membuktikan bahwa model pembelajaran dengan menggunakan permainan memancing dapat dikatakan efektif dan berhasil meningkatkan kecerdasan logika matematika anak kelompok B

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan dan mengetahui manfaat dari implementasi pembelajaran sains dan kecerdasan logika matematika pada anak kelompok A

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian kegiatan pengembangan ini adalah mengembangkan kecerdasan logika matematika pada anak kelompok B

Fakta yang terjadi di TK Pertiwi Sidowarno II Wonosari Klaten masih dijumpai kecerdasan logika matematika anak kurang berkembang dengan optimal, hal tersebut

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan perkembangan kecerdasan logika anak pada anak kelompok B TK Muslimat 2 Kemiri Kunduran Blora melalui 2

Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mendeskripsikan pengembangan kecerdasan logika matematika anak usia dini pada pembelajaran sentra balok di TK IT Putra

Analisis data menggunakan data kuantitatif dan kualitatif Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kecerdasan logika matematika melalui discovery learning, dapat

Kesimpulan dari penelitian ini bahwa melalui media celemek hitung dapat mengembangkan kecerdasan logika matematika pada anak kelompok B di TK Pertiwi Sidowarno