• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. Pendidikan serta Pengembangan Karier terhadap Peningkatan Kinerja.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. Pendidikan serta Pengembangan Karier terhadap Peningkatan Kinerja."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

50

Penelitian ini menganalisis bagaimana pengaruh Motivasi, Pelatihan &

Pendidikan serta Pengembangan Karier terhadap Peningkatan Kinerja pada karyawan PT.BTPN cabang Jl. Wahidin no 12 D Jakarta Pusat. data yang diambil merupakan data hasil kuesioner kepada karyawan PT.BTPN cabang Jl.Wahidin no 12 D Jakarta Pusat tentang Pengaruh Motivasi, Pelatihan &

Pendidikan serta Pengembangan Karier terhadap Peningkatan Kinerja.

B. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian kausal. Penelitian kausal merupakan penelitian untuk mengetahui pengaruh antara satu atau lebih variable independen terhadap variable dependen. Sehingga dalam penelitian ini untuk mengetahui pengaruh Motivasi, Pelatihan & Pendidikan Serta Pengembangan Karier (Variabel Independen) terhadap Peningkatan Kinerja karyawan (Variabel Dependen)

C. Definisi Oprasional Variable

Definisi oprasional variable adalah definisi yang menunjukan ukuran pada suatu variable. Dengan diterapkannya definisi oprasional akan membantu penulisan dalam hal pengukuran variable, sehingga dapat deketahui baik dan buruknya. Adapun oprasionalisasi dari masing-masing variable terdapat pada table 3.1 di bawah ini :

(2)

1. Motivasi

Motivasi menurut Rivai (2011:837), motivasi adalah sikap dan nilai-nilai yang mempengaruhi individu untuk mencapai hal yang spesifik sesuai dengan tujuan.

2. Pendidikan & pelatihan

Menurut Andrew E.Sikula mengemukakan bahwa pelatiahan adalah suatu proses pendidikan jangka pendek yang menggunakan prosedur sistematis dan terorganisasi, pegawai non manajerial mempelajari pengetahuan dan keterampilan teknis dalam tujuan yang terbatas. (Mangkunegara, 2008:50) 3. Pengembangan karir

Pengembangan karir menurut Samsudin (2006:141) adalah suatu kondisi yang menunjukan adanya peningkatan status seseorang dalam suatu organisasi pada jalur karir yang telah di tetapkan dalam organisasi yang bersangkutan.

4. Kinerja

Menurut Richard dalam Sudarmanto (2009:9) kinerja mencangkup tindakan prilaku yang relafan dengan tujuan organisasi, kinerja buka konsekuensi atau hasil tindakan, tetapi tindakan itu sendiri

(3)

Tabel 3.1 Indikator Motivasi

Variabel Dimensi Indikator – Indikator Skala

Motivasi (X1) Kebutuhan dalam mencapai kesuksesan (Need for achievement)

1. Mencapai kesuksesan

dalam bentuk

penghargaan perusahaan 2. Menyelesaikan tugas lebih

baik dari yang lain

Ordinal

Kebutuhan dalam kekuasaan atau otoritas kerja (Need for power)

1. Bijaksana dalam tugasnya masing-masing

2. Lebih peduli dengan kebanggaan dan prestasi terhadap manusia lainnya.

Ordinal

Kebutuhan untuk berafiliasi (Need for affiliation)

1. Lebih dekat dengan rekan kerja dalam organisasi 2. Memiliki motivasi dalam

bekerja sama

Ordinal

Sumber : Sunyoto (2012:191)

Tabel 3.2 Indikator Kinerja

Variabel Dimensi Indikator- Indikator Skala

Kinerja Karyawan (Y)

Kualitas kerja karyawan

1. Tingkat kesalahan 2. Tingkat kerusakan 3. Tingkat kecermatan

Ordinal

Kuantitas kerja karyawan

1. Keefektifan kerja karyawan

2. Hasil (output) sesuai target 3. Jumlah pekerjaan yang di

hasilkan

Ordinal

Penggunaan waktu dalam kerja

1. Tingkat ketidak hadiran 2. Tingkat keterlambatan

Ordinal

Kerja sama 1. Kecepatan Bekerja sama 2. Pencapaian Kerja

Ordinal Sumber : Sudarmanto (2009:11)

(4)

Tabel 3.3

Indikator Pelatihan & Pendidikan Variable

Pelatihan &

Pendidikan

Indikator-indikator instrumen skala

Instruktur 1. Peningkatan skill 2. kualifikasi sesuai

bidangnya

3. Personal dan kompeten

Ordinal

Peserta 1. persyaratan tertentu dan kualitas

2. Semangat untuk mengikuti pelatihan

Ordinal

Materi 1. Sesuai dengan tujuan pelatihan

2. Materi dapat di pahami oleh para peserta

Ordinal

Metode 1. Pelatihan yang efektif 2. Sesuai dengan jenis materi

dan komponen peserta pelatihan

Ordinal

Tujuan 1. Penyusun rencana aksi (action play)

2. Penetapan sasaran

Ordinal

Sasaran 1. Di tentukan dengan kriteria yang terinci dan terukur

2. Sesuai dengan target tujuan perusahaan

Ordinal

Sumber : Mangkunegara(2006:46)

(5)

Tabel 3.4

Indikator Pengembangan Karier

Variabel Dimensi-Dimensi Indikator- Indikator Skala Pengembangan

Karier

Prestasi Kerja 1. meningkatkan perstasi

2. Mengejar prestasi dinas dalam bekerja

ordinal

Exposure 1. Kesempatan mencapai sasaran karir

2. Prestasi dalam bekerja

Ordinal

Permintaan berhenti

1. Untuk dapat dipromosikan pada jabatan yang sesuai

2. Kesempatan karir lebih baik pada tempat lain

ordinal

Kesetiaan pada organisasional

1. Mendapat kebebasan dalam bekerja

2. Memperoleh kejaminan dan kestabilan dalam bekerja

ordinal

Mentor dan sponsor

1. Dukungan dari semua atas dan rekan kerja

2. Membantu memperbaiki diri dalam meningkatkankan prestasi

ordinal

Kesempatan untuk berkembang

1. Mengembangkan diri sendiri sesuai dengan kemampuan yang dimiliki

2. Meningkatkan kemampuan manajerial dalam memikul tanggung jawab yang lebih besar

Ordinal

Sumber : Samsudin (2006:145) D. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi dalam penelitian ini merupakan keseluruhan obyek penelitian sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian. populasi yang di ambil adalah karyawan Pada PT.BTPN Jakarta pusat cabang Jl. Wahidin I no.12 D, yang berjumlah 130 karyawan

(6)

Populasi adalah keseluruhan jumlah yang terdiri atas obyek atau subyekyang mempunyai karekteristik dan kualitas tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk diteliti dan kemudian di tarik kesimpulannya.

(Wiratna 2014:65) b. Sampel

Sampel adalah bagian dari sejumlah karakteristik yang dimilki oleh populasi yang digunakan untuk penelitian. Ukuran sampel atau jumlah sampel yang diambil merupakan hal yang penting jika peneliti melakukan penelitian yang menggunakan analisis kuantitatif. peda penelitian yang menggunakan analisis kualitatif, ukuran sampel bukan menjadi hal yang penting, karena yang dipentingkan adalah kekayaan informasi. (Wiratna 2014:65)

Untuk menentukan ukuran sampel dapat menggunakan cara slovin sebagai berikut :

Rumus Slovin n=

( )

n = Ukuran sampel N = Populasi

e = prosentasi kelonggaran ketidakterikatan karena kesalahan pengambilan sampel yang masih diinginkan

Populasi Responden adalah seluruh karyawan pada PT BTPN Jakarta cabang Jl. Wahidin I no 12 D Jakarta Pusat berjumlah 130 orang, maka

(7)

sampel yang kita ambil sebagai penelitian jika menggunakan rumus slovin dengan tingkat kepercayaan 95%, dan tingkat eror 5% adalah

n=

( , )

= 98 orang

Jadi sampel penelitian untuk populasi 130 orang dan tingkat kepercayaan 95% adalah 98 orang. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan Convenience, mengambil sampel yang sesuai dengan ketentuan atau

persyaratan sampel dari populasi tertentu yang paling mudah dijangkau atau didapatkan.

E. Tehnik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data, teknik penelitian yang digunakan oleh peneliti, adalah tehnik survey dengan menggunakan Kuesioner (Angket).

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2014)

Di dalam melakukan penelitian, variable dependen (Y) yang digunakan adalah Kinerja Karyawan, sedangkan variable Independennya Motivasi, pelatihan dan pendidikan, serta pengembangan karier (X)

Penelitian memberikan skala untuk mengukur variable-variabel yang akan di teliti melalui anggapan responden dengan menggunakan skala likert.

Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsis sesorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.

(8)

Skala ini memiliki unit pengukuran yang sama sehingga jarak antara satu titik dengan titik yang lain dapat diketahui.

Sangat Setuju (SS) diberi nilai 5

Setuju (S) diberi nilai 4

Ragu-Ragu(RR) diberi nilai 3

Tidak Setuju (TS) diberi nilai 2

Sangat Tidak Setuju (STS) diberi nilai 1 F. Metode Analisis Data

1. Uji Validitas dan Realibitas a. Uji validitas

Seperti telah dikemukakan bahwa, analisis faktor dilakukan dengan cara mengkorelasikan jumlah skor faktor dengan skor total, bila korelasi tiap faktor tersebut positif dan besarnya 0,3 ke atas maka faktor tersebut itu dapat disimpulkan bahwa instrument tersebebut memiliki validitas konstruksi yang baik (Sugiyono,2014:208)

Dalam hal analisis item ini Masrun (1979) menyatakan “”Teknik korelasi untuk menentukan validitas item ini sampai sekarang merupakan teknik yang paling banyak digunakan”. Selanjutnya dalam memberikan interprestasi terhadap koefisien korelasi, Masrun menyatakan “item yang mempunyai korelasi positif dengan kriteria (skor total) serta korelasi yang tinggi, menunjukan bahwa item tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula, biasanya minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah kalau r=0,3”. Jadi kalau korelasi

(9)

antara butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka butir dalam instrument tersebut dinyatakan tidak valid. (Sugiyono,2014:218)

b. Uji Reliabillitas

Uji reliabilitas merupakan alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indicator dari variable atau konstruk. Karena berdasarkan uji coba instrument sudah valid dan reliabel seluruh butirnya, maka instrument dapat digunakan untuk pengukurang rangka pengumpulan data. Suatu insturmen dinyatakan reliabel bila koefisien reliabilitas minimal 0.6. (Sugiyono,2014:220).

2. Analisis Jalur a. Pengertian

Analisis Jalur digunakan untuk mengetahui apakah data mendukung teori, yang secara a-priori dihipotesiskan, yang mencakup kaitan structural antar variabel terukur. Analisis Jalur atau yang lebih dikenal luas sebagai Path Analysis merupakan suatu metode pendekomposisian korelasi kedalam bagian-bagian yang berbeda untuk menginterpretasikan suatu pengaruh (effect).

Model Path Analysis digunakan untuk menjelaskan pola hubungan antar variabel dengan tujuan mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung dari seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap variabel terikat (endogen)

(10)

b. Diagram Jalur (Path Diagram)

Langkah pertama analisis jalur adalah menterjemahkan hipotesis penelitian yang bentuknya proposisional ke dalam bentuk diagram yang disebut diagram jalur.

Pada saat menggambarkan diagram jalur ada beberapa perjanjian : 1. Hubungan antar variabel digambarkan oleh anak panah yang bisa

berkepala tunggal (→) atau single headed arrow, dan berkepala dua (↔) atau double headed arrow.

2. Panah berkepala satu menunjukkan pengaruh dari sebuah variabel eksogen terhadap sebuah variabel endogen. Misalkan :

X1 X2

3. Panah berkepala dua menggambarkan hubungan korelatif antar variabel eksogen. Misalkan :

X1 X2

4. Tidak pernah seseorang bisa mengisolasi hubungan pengaruh secara murni artinya bahwa sesuatu kejadian banyak sekali yang mempengaruhinya, tetapi pada conceptual framework hanya dapat digambarkan beberapa pengaruh yang bisa diamati. Variabel lainnya yang tidak bisa digambarkan (tidak bisa diukur) diperlihatkan oleh suatu variabel tertentu yang disebut residu dan diberi simbol dengan ε.

(11)

Diagram jalur :

ε

R12 px1y

R12 px2y

R23 px3y

Persamaan struktural :

Y = px1y + px2y + px3y + ε c. Manfaat

1. Penjelasan fenomena yang dipelajari.

2. Prediksi nilai variabel terikat berdasarkan variabel bebas (bersifat kualitatif)

3. Faktor determinan : Variabel bebas mana yang berpengaruh dominan terhadap varibel terikat

4. Pengujian Model : baik konsep yang sudah ada maupun pengembangan konsep baru

d. Tujuan

Suatu metode untuk mengukur pengaruh langsung setiap jalur yang terpisah dalam suatu sistem dan kemudian menemukan tingkat dimana variasi dari dampak ditentukan oleh setiap penyebab particular. Metode ini tergantung pada kombinasi pengetahuan tingkat korelasi diantara

X1

X2

Y

X3

(12)

variabel-variabel dalam suatu sistem dengan pengetahuan as may possessed dari hubungan sebab akibat.

e. Koefisien Jalur

Mengindikasikan besarnya pengaruh langsung dari suatu variabel yang mempengaruhi terhadap variabel yang dipengaruhi atau dari suatu variabel ekogen terhadap variabel endogen. Menurut Suci Rahayu (2013) simbol atau notasi konvesional untuk melambangkan koefisien jalur adalah Pij Lihat juga (Dillon & goldstain, juanim, 2004), dimana i mereplekasikan akibat (dependent variabel) dan j mereplekasikan sebab (independent variabel). Jika model rekrusive (model satu arah),

koefisien jalur dapat di ekspresikan menggunakan korelasi sederhana atau multiple regresi. Koefisien – koefisien jalur biasanya di cantumkan pada diagram jalur tepat pada setiap garis jalurnya yang dinyatakan dalam nilai numerik.

f. Koefisien Determinasi dan koefisien Residu

Koefisien determinasi R2 adalah besarnya pengaruh bersama-sama variabel eksogen terhadap variabel endogen yang dapat dijelaskan oleh model persamaan jalur. Nilai R2 yang makin mendekati 100%

menunjukan bahwa makin banyak keragaman variabel eksogen terhadap variabel endogen yang dapat di jelaskan dari persamaan jalur tersebut.

(13)

Dengan R2 adalah koefisien Determinasi, Pyxi adalah koefisien jalur xi terhadap y, dan ryxi adalah koefisien korelasi antar variabel endogen y dan eksogen xi.

Koefisien Residu y besarnya pengaruh variabel lain di luar model yang tidak ikut diamati. Rumus koefisien residu adalah sebagai berikut :

g. Pengujian model

Pengujian model diperlukan untuk menentukan apakah model yang di ajukan sesuai atau konsisten dengan data atau tidak. Pengujian model dilakukan dengan cara membandingkan matrik korelasi empirisnya.

Jika kedua matriks tersebut identik atau sesuai, maka model teoritis yang diajukan tersebut dapat disimpulkan diterima secara sempurna.

h. Model single stage multivariate

Model multivariate dengan satu variabel endogen atau variabel dependent. Dengan model persamaan structural di mana Y diterangkan oleh X1 dan X2.

Y = ƿ X1 Y + ƿ X2 Y + ƹ

Adapun pengujian hipotesis dari model ini terdapat dua analisis individual untuk mengetahui tingkat signifikan pengaruh X1 dan X2.

(14)

Untuk mengetahui pengaruh antara XI dan X2 dapat dilakukan dengan pengujian:

1. Uji F

Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh secara individual variabel X1 terhadap Y (X1 → Y) dan pengaruh variebel X2 terhadap Y2 (X2 → Y). dimana nilai thitung X1 dan X2 > ttabel atau nilai signifikan di bawah standart eror yang ditetapkan (0,05 atau 0,01) maka dikatakan signifikan.

2. Uji t

Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh secara keseluruhan antara X1 dan X2. Yaitu pengaruh variabel X1 dan X2 terhadap Y ( X1 dan X2→Y). Jika nilai Fhitung X > Ftabel atau nilai signifikan di bawah standar eror yang ditetapkan (0,05 atau 0,01) maka dikatakan signifikan

i. Analisis pengaruh model multivariate

Pada persamaan structural model diketahui dekomposisi pengaruh dan persamaan structural ini adalah sebagai berikut :

a) Pengaruh X1 terhadap Y

1) Pengaruh langsung atau direct effect (DEX1) X1 terhadap Y didapatkan dari nilai koefisien jalur yang dikuadratkan :

DEX1 = ƿX1Y2

2) Pengaruh tidak langsung indirect effect (IE) didapatkan dari:

IEX1 Via X3 = (ƿX1Y2

) (rX1X3) (ƿX3Y)

(15)

3) Pengaruh total dan total effect (TEX1) X1 terhadap Y adalah penjumlahan dari pengaruh langsung dan tidak langsung : DEX1 + IEX1

b) Pengaruh X2 terhadap Y

1) Pengaruh langsung atau direct effect (DEX2) X2 terhadap Y didapatkan dari nilai koefisien jalur yang dikuadratkan :

DEX2 = ƿX2Y2

2) Pengaruh tidak langsung indirect effect (IE) didapatkan dari:

IEX2 Via X2 = (ƿX2Y2

) (rX1X3) (ƿX3Y)

3) Pengaruh total dan total effect (TEX2) X2 terhadap Y adalah penjumlahan dari pengaruh langsung dan tidak langsung : DEX2 + IEX2

c) Pengaruh X3 terhadap Y

1) Pengaruh langsung atau direct effect (DEX1) X1 terhadap Y didapatkan dari nilai koefisien jalur yang dikuadratkan :

DEX3 = ƿX3Y2

2) Pengaruh tidak langsung indirect effect (IE) didapatkan dari:

IEX3 Via X2 = (ƿX2Y2

) (rX1X3) (ƿX3Y)

3) Pengaruh total dan total effect (TEX2) X2 terhadap Y adalah penjumlahan dari pengaruh langsung dan tidak langsung :

DEX3 + IEX3

Referensi

Dokumen terkait

dalam portal berita online juga tidak semestinya boleh langsung diklasifikasikan sebagai pencarian maklumat kerana adakalanya berita berkenaan disampaikan kepada dengan elemen-

Sesuai hasil penelitian, beberapa komitmen kepala sekolah yang telah dilaksanakan dengan baik di sekolah diantaranya adalah membuat bekerja serius untuk membangun karakter

Teknik analisis data yang digunakan untuk melihat pengaruh kemampuan kerja (X) terhadap motivasi kerja (Y), dan pengaruh motivasi kerja (Y) terhadap produktivitas kerja (Z)

Faktor-faktor yang dapat memengaruhi ekspor alas kaki Indonesia ke Amerika Latin dianalisis dengan menggunakan gravity model dengan variabel independen berupa variabel nilai

Untuk pembuatan kipas, pada body pesawat menggunakan CV Curve 1 maka pada kipas menggunakan CV Curve 2 caranya adalah pilih pada Command Panel sebelah kanan

Hanya asja ^eer meneioukan antara transiuisl** « dengan konsentrasl^ aedang Lambert hubungan tran sm lasl- dengan te b a l aedltos*... aampel eampeX yang kemiimiaiu^a

Tingkat kecemasan sebagian besar anak usia prasekolah yang dihospitalisasi di RSKIA PKU Muhammadiyah Kota Gede sebelum bermain mewarnai gambar pada

Perkembangan atensi belajar pada siklus I kegiatan pembelajaran yang mengacu pada RPP yang berbeda dengan menerapkan pembelajaran kooperatif model CRH dimana