• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PEMBAHASAN Pembahasan Data Hasil Observasi Dari data hasil observasi dapat dibahas sebagai berikut:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV PEMBAHASAN Pembahasan Data Hasil Observasi Dari data hasil observasi dapat dibahas sebagai berikut:"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV PEMBAHASAN

5.1. Pembahasan Data Hasil Observasi

Dari data hasil observasi dapat dibahas sebagai berikut:

Ruang studio di kampus UPH Ruang studio di kampus UNTAR

Tabel 4.1 Perbandingan ruang studio desain interior di Universitas Pelita Harapan dengan Universitas Tarumanagara

(2)

Dari perbandingan data hasil observasi di atas, dapat disimpulkan bahwa:

Ruang studio di kampus UPH Ruang studio di kampus Untar

Dengan penuhnya siswa dalam satu ruangan studio menyebabkan tingkat kebisingan yang cukup tinggi dan lebih sulit bagi dosen untuk memperhatikan pekerjaan mahasiswa.

Dengan penuhnya siswa dalam satu ruangan studio menyebabkan tingkat kebisingan yang cukup tinggi dan lebih sulit bagi dosen untuk memperhatikan pekerjaan mahasiswa.

Kenyamanan di ruang studio cukup diperhatikan dalam hal kursi dan lingkungan luar ruang studionya.

Kenyamanan di ruang studio kurang diperhatikan dan lebih terlihat seperti “asal ada kursi” saja. Lingkungan luar ruang studio pun kurang diperhatikan baik pemandangan maupun penghijauannya.

Ruang studio memungkinkan mahasiswa untuk memiliki mejanya masing-masing.

Mereka dapat dengan bebas mengerjakan pekerjaan mereka kapan saja dan juga menyimpan karya dan barang-barangnya di atas mejanya masing-masing. Personalisasi memungkinkan.

Ruang studio tidak memungkinkan mahasiswa untuk memiliki mejanya masing- masing. Karena untuk ruang studionya pun digunakan secara bergantian dengan progran studi desain komunikasi visual. Dalam hal ini dapat terlihat bahwa pihak universitas tidak memberikan fasilitas yang memadai yang dibutuhkan oleh masing-masing program studi. Personalisasi tidak memungkinkan.

Susunan meja berbaris dan saling berdempetan. Area sirkulasi kurang.

Susunan meja berbaris secara teratur dalam format yang terkesan kaku. Ruang studio ini seperti ciri ruang kelas konvensional. Ruang studio juga bermultifungsi selain sebagai ruang studio untuk program studi desain interior dan desain komunikasi visual, juga sebagai ruang kelas untuk kuliah umum.

(3)

Belum memungkinkan bagi mahasiswa untuk mendapatkan privasi yang dibutuhkannya.

Belum memungkinkan bagi mahasiswa untuk mendapatkan privasi yang dibutuhkannya.

Suasana ruang studio terlihat informal. Suasana ruang studio terlihat formal.

Ruang studio memungkinkan mahasiswa untuk mendapat kebebasan (untuk berkarya, bereksperimen, untuk berinteraksi, untuk berpindah tempat, dan lain-lain).

Ruang studio tidak memungkinkan mahasiswanya untuk mendapat kebebasan (berpindah tempat, bereksperimen, berinteraksi, dan lain-lain).

Tabel 4.2 Perbandingan ruang studio desain interior di Universitas Pelita Harapan dengan Universitas Tarumanagara

9 Kesimpulannya: ruang studio di kampus UPH lebih sesuai dengan kebutuhan pembelajaran desain yang menuntut kreativitas. Sehingga ruang studio di kampus UPH dapat lebih dibandingkan dengan ruang studio di kampus di luar negeri.

Ruang studio DI di kampus UPH Ruang studio DI di kampus di luar negeri (sekolah desain interior Parsons)

Tabel 4.3 Perbandingan ruang studio desain interior di Universitas Pelita Harapan dengan di kampus di luar negeri (sekolah desain Parsons)

™ Ruang studio desain interior di kampus UPH tampak tidak mendapat pencahayaan alami yang cukup seperti ruang studio desain interior di kampus di luar negeri (sekolah desain interior Parsons).

(4)

™ Mahasiswa di ruang studio di sekolah desain Parsons tampak lebih memiliki kebebasan dalam menggunakan ruang studionya sehingga ruang studio tampak seperti ruang kerja di rumah. Tampaknya mahasiswa-mahasiswa tersebut berusaha membuat mejanya di ruang studio seperti ruang kerja di rumah. Dengan begitu, mereka membuat suatu keakraban dengan lingkungan studio di kampus mereka.

™ Kerapian ruangan tampaknya tidak terlalu penting untuk sebuah ruang studio

Ruang studio DI di kampus UPH

Ruang studio DI di kampus di luar negeri

(sekolah desain interior New York)

Tabel 4.4 Perbandingan ruang studio desain interior di Universitas Pelita Harapan dengan di kampus di luar negeri (sekolah desain interior New York)

™ Meja-meja mahasiswa di ruang studio desain interior di kampus UPH tampak berdempetan. Meja-meja tersebut tampaknya dipaksa masuk sampai jumlah maksimal ke dalam satu ruang studio.

™ Di sekolah desain interior New York, tampaknya mahasiswa cukup mendapatkan area untuk sirkulasi, dan juga meja yang lebih besar.

(5)

Ruang studio DI di kampus UPH Ruang kerja desainer interior di biro konsultan (PT.CDA)

Tabel 4.5 Perbandingan ruang studio desain interior di Universitas Pelita Harapan dengan studio desainer interior di PT. Citra Duta Artistry

™ Ruang studio desain interior di kampus UPH tampak demikian penuh dan berdempetan sehingga kurang area untuk sirkulasi. Sedangkan ruang kerja desainer interior di biro konsultan interior (PT.CDA) tampaknya lebih memperhatikan kenyamanan penggunanya dengan area sirkulasi yang cukup luas.

™ Ruang kerja desainer interior tampak memperhatikan privasi dan personalisasi dengan adanya meja kerja untuk masing-masing pengguna dan penyekat di antara meja kerja.

™ Kerapian ruangan tampaknya tidak terlalu penting untuk sebuah ruang studio (ruang kerja desainer interior).

5.2. Pembahasan Data Hasil Angket (Kuisioner)

1. Program studi desain interior membutuhkan kreativitas yang tinggi.

UPH UNTAR

YA 97.3 % 93.3 %

TIDAK 2.7 % 6.6 %

(6)

0.0%

20.0%

40.0%

60.0%

80.0%

100.0%

120.0%

UPH Untar

YA TIDAK

™ Kesimpulan: program studi desain interior membutuhkan kreativitas yang tinggi.

2. Mahasiswa sering terlibat di dalam proses kreatif ketika mengikuti kuliah.

UPH UNTAR

YA 93.2 % 90 %

TIDAK 6.7 % 10 %

0.0%

20.0%

40.0%

60.0%

80.0%

100.0%

UPH Untar

YA TIDAK

™ Kesimpulan: ketika kuliah (desain interior), mahasiswa sering terlibat di dalam proses berpikir kreatif

3. Mata kuliah yang dirasa paling membutuhkan pemikiran kreatif.

UPH UNTAR Studio desain interior 89.2 % 86.6 %

Desain mebel 6.7 % 26.6 % Gambar teknik 1.3 % 0 Konstruksi interior 1.3 % 0

(7)

0.0%

20.0%

40.0%

60.0%

80.0%

100.0%

UPH Untar

Studio DI D.Mebel Gbr Teknik Konstruksi Int

™ Kesimpulan: mata kuliah studio desain interior merupakan mata kuliah yang paling membutuhkan pemikiran kreatif.

4. Mahasiswa seringkali merasa kesulitan dalam berpikir kreatif ketika sedang merancang.

UPH UNTAR

YA 86.5 % 70 %

TIDAK 12.2 % 26.6 %

0.0%

20.0%

40.0%

60.0%

80.0%

100.0%

UPH Untar

YA TIDAK

™ Kesimpulan: Sebagian besar mahasiswa sering merasa kesulitan dalam berpikir kreatif.

5. Hal-hal yang membuat mahasiswa merasa kesulitan dalam berpikir secara kreatif.

UPH UNTAR Ruang studio kurang

memenuhi syarat 23 % 16.6 %

(8)

Pendidikan tidak membiasakan berpikir

kreatif

36.5 % 26.6 %

Keluarga tidak membiasakan berpikir

kreatif

20.3 % 10 %

Lainnya

-Sulit untuk memunculkan ide 14.9 %

-Tidak mood 10.8 %

-lingkugan yang sulit membuat mahasiswa utk konsentrasi 3.3 % -jenuh, stres di ruang studio 13.3 %

-terlalu dibatasi peraturan 3.3 %

-kurang referensi 3.3 % -tidak mood 13.3 %

0.0%

5.0%

10.0%

15.0%

20.0%

25.0%

30.0%

35.0%

40.0%

UPH Untar

ruang studio

pendidikan sekolah pendidikan keluarga

™ Kesimpulan: Hal yang membuat mahasiswa merasa kesulitan dalam berpikir secara kreatif yang paling utama adalah karena sejak kecil pendidikan di sekolah tidak membiasakan berpikir kreatif, lalu urutan kedua adalah ruang studio desain interior yang kurang memenuhi syarat, lalu yang ketiga adalah di dalam keluarga tidak dibiasakan berpikir kreatif.

6. Proses pembelajaran desain yang diterapkan di kelas membuat potensi kreatif mahasiswa meningkat.

UPH UNTAR

YA 81.1 % 16.6 %

TIDAK 17.6 % 83.3 %

(9)

0.0%

10.0%

20.0%

30.0%

40.0%

50.0%

60.0%

70.0%

80.0%

90.0%

UPH Untar

YA TIDAK

™ Kesimpulan: Sebagian besar mahasiswa UPH merasakan bahwa proses pembelajaran desain yang diterapkan di kelas membuat potensi kreatif mahasiswa meningkat. Tetapi sebagian besar mahasiswa Untar merasakan bahwa proses pembelajaran desain yang diterapkan di kelas tidak membuat potensi kreatif mahasiswa meningkat.

7. Hal yang dirasakan mahasiswa paling bermanfaat untuk meningkatkan potensi kreatifnya (dikaitkan dengan perolehan nilai-nilai dalam tugas perancangan yang semakin baik).

UPH UNTAR Ketersediaan fasilitas dan

desain ruang studio 14.9 % 13.3 %

Kesempatan bereksperimen 46 % 36.6 %

Dosen sbg fasilitator dan

tidak mendominasi 35.1 % 23.3 %

Lainnya

-Memberi kesempatan pada mahasiswa utk meriset 1.3 % -Bekerja di luar ruang studio 1.3 %

-diskusi dengan teman, sharing ide 36.6 %

(10)

0.0%

10.0%

20.0%

30.0%

40.0%

50.0%

UPH Untar

fasilitas &

ruang studio eksperimen

dosen sbg fasilitator

™ Kesimpulan: Kesempatan bereksperimen merupakan hal yang paling penting untuk mahasiswa meningkatkan potensi kreatifnya. Lalu yang kedua penting adalah dosen tidak mendominasi, lalu yang ketiga adalah ketersediaan fasilitas dan desain ruang studio.

8. Hal yang dirasakan mahasiswa paling menghambat potensi kreatifnya.

UPH UNTAR Situasi dan suasana kelas:

-Membosankan 2.7 %

-Kurang meningkatkan ide kreatif 1.3 % -Kurang nyaman 1.3 %

-Terlampau ramai, bising 1.3 % -Tidak ada keseriusan 4%

Situasi dan suasana kelas:

-Membosankan 3.3 %

-Kurang meningkatkan ide kreatif 3.3 % -Kurang nyaman 6.6 %

Dosen dan cara mengajar kurang sesuai 4%

Dosen dan cara mengajar kurang perhatian dan pengarahan kpd mahasiswa 60%

9. Interior ruang studio di program studi desain interior memegang peranan penting dalam meningkatkan hasrat dan keinginan belajar mahasiswa.

UPH UNTAR

YA 86.5 % 76.6 %

TIDAK 12.2 % 23.3 %

(11)

0.0%

20.0%

40.0%

60.0%

80.0%

100.0%

UPH Untar

YA TIDAK

™ Kesimpulan: Desain ruang studio memegang peranan penting dalam meningkatkan motivasi belajar mahasiswa.

10. Ruang studio yang didesain dengan baik dan menarik akan memberikan dampak positif dan peningkatan terhadap kemauan belajar dan prestasi belajar mahasiswa.

UPH UNTAR

YA 86.5 % 92.8 %

TIDAK 12.2 % 7.1 %

0.0%

20.0%

40.0%

60.0%

80.0%

100.0%

UPH Untar

YA TIDAK

™ Kesimpulan: Ruang studio yang didesain dengan baik dan menarik meningkatkan motivasi dan prestasi belajar mahasiswa.

11. Suasana kelas yang dapat membuat proses pembelajaran desain menjadi efektif.

UPH UNTAR Formal 9.4 % 10.7 %

(12)

Informal 90.5 % 85.7 %

0.0%

20.0%

40.0%

60.0%

80.0%

100.0%

UPH Untar

Informal Formal

™ Kesimpulan: Suasana kelas yang dapat membuat proses pembelajaran desain menjadi efektif adalah suasana kelas yang informal.

12. Diskusi dengan teman memegang peranan penting dalam proses pembelajaran desain di kelas.

UPH UNTAR

YA 94.5 % 96.4 %

TIDAK 5.5 % 3.6 %

0.0%

20.0%

40.0%

60.0%

80.0%

100.0%

120.0%

UPH Untar

YA TIDAK

™ Kesimpulan: Diskusi dengan teman merupakan hal penting dalam proses pembelajaran desain di kelas.

13. Hal-hal yang dilakukan ketika diskusi dengan teman.

UPH UNTAR Mencari gagasan 39 org 17 org

(13)

Mengembangkan ide

desain 56 org 23 org Mengevaluasi hasil

belajar, kritik, saran 42 org 18 org Refreshing dari

kepenatan belajar 48 org 21 org

0 10 20 30 40 50 60

UPH Untar

cari gagasan

mengembangk an ide

evaluasi

refreshing

™ Kesimpulan: Mengembangkan ide desain merupakan hal yang paling sering dilakukan mahasiswa ketika berinteraksi dengan teman. Berikutnya adalah refreshing (mengobrol ringan), lalu mengevaluasi hasil belajar, dan terakhir adalah mencari gagasan.

14. Mahasiswa merasa lebih nyaman dalam proses merancang ketika mengerjakan di:

UPH UNTAR Studio 30. 1 % 21.4 %

Rumah (kamar pribadi)

69.9 % 78.6 %

(14)

0.0%

10.0%

20.0%

30.0%

40.0%

50.0%

60.0%

70.0%

80.0%

90.0%

UPH Untar

studio

rumah(kamar pribadi)

™ Kesimpulan: Mahasiswa lebih menyukai mengerjakan proses merancang di rumah (kamar pribadi).

15. Alasan yang mendasari mahasiswa merasa lebih nyaman dalam mengerjakan proses merancang di ruang studio:

UPH UNTAR Suasana interior

ruang studio nyaman

1.4 % 0

Bisa sering bertanya

pada dosen 16.4 % 7.1 %

Lebih mendapat ide dgn brainstorming

dgn teman

19.2 % 21.4 %

Lainnya

-bisa lebih serius bekerja 2.74 %

-meja di ruang studio lebih besar 4.1 %

-meja di ruang studio lebih besar 3.3 %

(15)

0.00%

5.00%

10.00%

15.00%

20.00%

25.00%

UPH Untar

ruang studio nyaman

bs sering bertanya pd dosen

brainstorming dg teman

™ Kesimpulan: yang membuat mahasiswa mau mengerjakan proses merancang di studio adalah karena bisa bertemu dengan teman untuk bertukar pendapat (brainstorming) dan bisa langsung bertanya kepada dosen jika memerlukan.

Sedangkan suasana interior ruang studio tidak dirasa cukup nyaman. Hal ini membuat mahasiswa tidak betah berada di studio untuk waktu yang lama (apalagi untuk mengerjakan proses merancang yang memang membutuhkan waktu yang lama).

16. Alasan yang mendasari mahasiswa merasa lebih nyaman dalam mengerjakan proses merancang di rumah (kamar pribadi):

UPH UNTAR Suasana kamar

tenang (tidak gaduh)

26 org 16 org

Suasana kamar

personal 45 org 18 org

Lainnya

-sendirian sehingga bebas dan santai

-ketika sendirian, dapat menjadi diri sendiri dan lebih maksimal dlm berpikir -lebih nuaman dan privasi -banyak bahan utk referensi, spt majalah, dll

-peralatan yang dibutuhkan semua tersedia sehingga tdk perlu takut ketinggalan

-sendirian sehingga lebih bebas dan santai

-lebih nyaman dan privasi -peralatan yang dibutuhkan semua tersedia di rumah 5 org

(16)

0 10 20 30 40 50

UPH Untar

tenang personal

™ Kesimpulan: Personalisasi merupakan hal penting yang bisa membuat mahasiswa menjadi lebih betah dan merasa nyaman dengan lingkungannya.

Suasana yang tenang juga merupakan hal penting untuk kenyamanan dan kelancaran proses merancang.

17. Pada saat merancang (baik di studio kampus maupun ketika di rumah), mahasiswa seringkali berpindah-pindah tempat.

UPH UNTAR

YA 49.3 % 46.4 %

TIDAK 50.7 % 53.6 %

42.0%

44.0%

46.0%

48.0%

50.0%

52.0%

54.0%

56.0%

UPH Untar

YA TIDAK

™ Kesimpulan: Mahasiswa lebih banyak yang tidak berpindah tempat ketika sedang merancang. Tetapi terdapat perbandingan yang tidak berbeda jauh antara mahasiswa yang berpindah tempat dan yang tidak suka berpindah tempat.

(17)

18. Tujuan mahasiswa ketika berpindah-pindah tempat:

UPH UNTAR Mencari udara segar,

lihat pepohonan 27 org 20 org

Meregangkan badan 23 org 16 org

Mencari informasi

dari dosen dan perpus 17 org 7 org

Membeli makanan

ringan 14 org 6 org

Mengobrol dengan

teman 17 org 13 org

Lainnya

Berganti-ganti suasana utk mencari inspirasi

0 5 10 15 20 25 30

UPH Untar

udara

segar&pepoho nan

meregangkan badan

informasi dari perpus dan dosen membeli makanan ringan mengobrol dg teman

™ Kesimpulan: Kebutuhan akan udara segar dan pepohonan merupakan hal yang cukup penting untuk mendukung suasana belajar. Meregangkan badan juga sering dilakukan mahasiswa. Lalu mengobrol dengan teman, mencari informasi dari dosen dan dari perpustakaan, yang terakhir adalah membeli makanan ringan untuk dimakan ketika sedang bekerja di ruang studio.

(18)

19. Mahasiswa membutuhkan privasi ketika sedang merancang agar lebih bebas bereksplorasi ide.

UPH UNTAR

YA 74 % 75 %

TIDAK 26 % 25 %

0.0%

10.0%

20.0%

30.0%

40.0%

50.0%

60.0%

70.0%

80.0%

UPH Untar

YA TIDAK

™ Kesimpulan: Privasi merupakan hal penting ketika dalam proses perancangan.

20. Pada saat merancang, mahasiswa membutuhkan suasana:

UPH UNTAR Tenang dan ada

musik sayup-sayup 67.1 % 67.8 %

Sunyi sepi bebas suara 23.3 % 17.8 %

Ramai dengan

obrolan teman-teman 5.5 % 14.3 %

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

80.00%

UPH Untar

tenang ada musik sayup2

sunyi sepi bebas suara

ramai dg obrolan teman

™ Kesimpulan: Suasana yang tenang dan ada musik sayup-sayup merupakan suasana yang dirasakan mahasiswa paling sesuai ketika pada saat merancang.

(19)

21. Fasilitas yang terdapat di program studi desain interior dan ruang studio di kampus sudah dapat memenuhi kebutuhan pembelajaran desain.

UPH UNTAR

YA 54.8 % 3.6 %

TIDAK 45.2 % 96.4 %

0.0%

20.0%

40.0%

60.0%

80.0%

100.0%

120.0%

UPH Untar

YA TIDAK

™ Kesimpulan: Mahasiswa UPH merasakan bahwa cukup puas dengan fasilitas dan ruang studio di kampusnya. Tetapi UPH yang sudah terkenal di masyarakat sebagai universitas yang fasilitasnya lengkap dan cukup nyaman, hampir setengah dari sampel masih belum merasa puas dengan fasilitas dan ruang studio di kampusnya. Kemungkinan hal ini berarti fasilitas dan ruang studio masih memiliki kekurangan-kekurangan yang cukup menganggu.

™ Sedangkan mahasiswa Untar sebagian besar tidak merasa puas dengan fasilitas dan ruang studionya. Kemungkinan hal ini berarti fasilitas dan ruang studio di Untar tidak memperhatikan dan tidak memenuhi kebutuhan mahasiswanya sehingga bisa diperkirakan bahwa ruang studio di Untar tidak memenuhi syarat untuk pembelajaran desain yang membutuhkan kemampuan dan kelancaran berpikir kreatif.

22. Fasilitas yang dirasa mahasiswa perlu ditambahkan untuk memenuhi kebutuhan pembelajaran desain interior.

Jml

org UPH Jml

org UNTAR

1 Kemampuan komputer ditingkatkan 9 Fasilitas komputer dan internet 9 Ruang kelas lebih besar, nyaman, bagus, 8 Ruang kelas yang lebih nyaman

(20)

modern, rapi, warna dinding lebih semangat 9 Jumlah meja gambar diperbanyak, meja lebih

bagus, bersih, ukuran meja diperbesar, lampu meja

5 Kursi yang nyaman dan ada sandaran, meja gambar yang bagus

5 Buku-buku yang lengkap di perpustakaan 4 Area kerja per orang yang layak dan cukup

privasi 2 Pengadaan data-data material yang lebih

lengkap

4 Pengadaan data-data material yang lengkap

3 Area untuk bersantai yang jauh dari suasana formal

2 Musik di dalam ruang studio

9 Pengadaan loker

9 Kesimpulan secara keseluruhan:

Tabel 4.6 Kesimpulan keseluruhan

NO Kesimpulan dari angket Implementasi terhadap ruang

1

program studi desain interior membutuhkan kreativitas yang tinggi.

2

ketika kuliah (desain interior), mahasiswa sering terlibat di dalam proses berpikir kreatif

3

mata kuliah studio desain interior merupakan mata kuliah yang paling membutuhkan pemikiran kreatif.

Ruang studio desain interior merupakan ruang yang paling penting bagi proses belajar perancangan bagi mahasiswa desain interior karena merupakan ruangan tempat kuliah studio yang merupakan mata kuliah yang paling membutuhkan kreativitas. Selain itu karena proses perancangan membutuhkan waktu yang lama sehingga mahasiswa berada di studio dalam waktu yang lama pula. Karena demikian pentingnya ruang studio, maka sudah sewajarnya jika desain ruangan studio desain interior diperhatikan agar ruang studio dapat memenuhi kebutuhan pembelajaran desain dan mampu memenuhi kebutuhan mahasiswanya dalam rangka kelancaran berpikir kreatif.

4

Sebagian besar mahasiswa sering merasa kesulitan dalam berpikir kreatif.

Desain ruang studio yang kurang memenuhi kebutuhan mahasiswa memberi peranan dalam

(21)

5

Hal yang membuat mahasiswa merasa kesulitan dalam berpikir secara kreatif yang paling utama adalah karena sejak kecil pendidikan di sekolah tidak membiasakan berpikir kreatif, lalu urutan kedua adalah ruang studio desain interior yang kurang memenuhi syarat, lalu yang ketiga adalah di dalam keluarga tidak dibiasakan berpikir kreatif.

terhambatnya berpikir kreatif mahasiswa, karena itu hendaknya ruang studio didesain dengan baik agar ruang studio tidak menjadi penghambat kreativitas mahasiswa tetapi justru meningkatkan kreativitas mahasiswanya.

6

Sebagian besar mahasiswa desain interior UPH merasakan bahwa proses pembelajaran desain yang diterapkan di kelas membuat potensi kreatif mahasiswa meningkat. Tetapi sebagian besar mahasiswa desain interior Untar merasakan bahwa proses pembelajaran desain yang diterapkan di kelas tidak membuat potensi kreatif mahasiswa meningkat.

Perbedaan ini disebabkan karena:

-mahasiswa desain interior UPH merasakan kemudahan untuk bertanya dan asistensi dengan dosen. Sedangkan mahasiswa desain interior Untar merasakan bahwa dosen tidak mengarahkan dan memberi bimbingan yang cukup kepada mahasiswanya. Mahasiswa merasa bahwa mereka dibiarkan begitu saja tanpa diberi pengarahan dan bimbingan yang mereka butuhkan.

7

Kesempatan bereksperimen merupakan hal yang paling penting untuk mahasiswa meningkatkan potensi kreatifnya.

Lalu yang kedua penting adalah dosen tidak mendominasi, lalu yang ketiga adalah ketersediaan fasilitas dan desain ruang studio.

Fasilitas dan ruang studio bukan merupakan hal yang utama dalam kebutuhan mahasiswa untuk meningkatkan kreativitasnya. Tetapi fasilitas dan ruang studio tetap memberikan peranan dan menjadi penunjang dalam meningkatkan kreativitas mahasiswa.

9 Desain ruang studio memegang Ruang studio harus didesain dengan baik

(22)

peranan penting dalam meningkatkan motivasi belajar mahasiswa

10

Ruang studio yang didesain dengan baik dan menarik meningkatkan motivasi dan prestasi belajar mahasiswa.

sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar mahasiswa. Peningkatan motivasi belajar mahasiswa secara tidak langsung meningkatkan kreativitas mahasiswa juga karena motivasi belajar merupakan salah satu aspek dalam kreativitas. Kreativitas yang semakin meningkat secara langsung meningkatkan prestasi belajar yang dalam hal ini berkaitan dengan peningkatan nilai-nilai tugas desain yang semakin baik (karena desain

membutuhkan kreativitas).

11

Suasana kelas yang dapat membuat proses pembelajaran desain menjadi efektif adalah suasana kelas yang informal.

Suasana studio desain interior dibuat agar informal.

12

Diskusi dengan teman merupakan hal penting dalam proses pembelajaran desain di kelas.

13

Mengembangkan ide desain merupakan hal yang paling sering dilakukan mahasiswa ketika berinteraksi dengan teman.

Berikutnya adalah refreshing (mengobrol ringan), lalu mengevaluasi hasil belajar, dan terakhir adalah mencari gagasan

Berinteraksi dengan teman merupakan hal yang penting, terutama dalam pengembangan ide desain. Karena itu ruang studio sebaiknya memungkinkan untuk mahasiswa tetap dapat berinteraksi dengan teman-temannya.

15

Yang membuat mahasiswa mau mengerjakan proses merancang di studio adalah karena bisa bertemu dengan teman untuk bertukar pendapat (brainstorming) dan bisa langsung bertanya kepada dosen

Ruang studio harus didesain dengan baik, agar mahasiswa merasa betah berada di ruang studio meskipun untuk waktu lama (terutama dalam proses merancang). Kenyamanan merupakan hal penting yang dapat membuat mahasiswa merasa betah. Karena itu desain ruang studio

(23)

jika memerlukan. Sedangkan suasana interior ruang studio tidak dirasa cukup nyaman. Hal ini membuat mahasiswa tidak betah berada di studio untuk waktu yang lama (apalagi untuk mengerjakan proses merancang yang memang membutuhkan waktu yang lama).

harus memperhatikan kenyamanan mahasiswa.

Bertanya kepada dosen juga diperlukan oleh mahasiswa. Hal ini tidak terbatas hanya satu kali saja, tetapi bisa berkali-kali bertanya kepada dosen, karena itu ruang dosen

hendaknya letaknya berdekatan dengan ruang studio.

16

Personalisasi merupakan hal penting yang bisa membuat mahasiswa menjadi lebih betah dan merasa nyaman dengan lingkungannya. Suasana yang tenang juga merupakan hal penting untuk kenyamanan dan kelancaran proses merancang.

Ketika dalam proses merancang, personalisasi dan ketenangan menjadi hal yang penting.

Karena itu meskipun di dalam ruang studio mahasiswa memerlukan interaksi dengan teman untuk mengembangkan ide desain, tetapi dibatasi agar tidak menganggu ketenangan ruang studio. Cara membatasi ini bisa dengan membatasi mahasiswa secara visual dengan penyekat (seperti model meja kerja) agar mahasiswa masih tetap dapat berinteraksi dengan yang lain, tetapi tidak berlebihan karena merasa ada pembagian teritorial antara dirinya dengan yang lain yang menyebabkan mahasiswa merasa ada keseriusan dalam suasana bekerja di ruang studio. Penyekat ini juga memberikan area personal yang jelas bagi masing-masing mahasiswa. Karena

personalisasi merupakan hal yang penting, bahkan dirasa oleh mahasiswa lebih penting daripada ketenangan, maka meja dan kursi mahasiswa sebaiknya tidak digunakan secara bergantian sehingga mahasiswa dapat

menggunakan meja dan kursinya secara lebih bebas dan hal ini memungkinkan mahasiswa

(24)

untuk memberi tanda khas atau menyimpan barang-barang pribadi pada mejanya masing- masing. Dengan mempersonalisasikan meja dan kursinya, mahasiswa akan merasa lebih nyaman dan hal itu membuat betah mahasiswa untuk berada di ruang studio. Karena

mahasiswa merasa nyaman dan betah, maka proses perancangan menjadi lebih lancar.

17

Mahasiswa lebih banyak yang tidak berpindah tempat ketika sedang merancang. Tetapi terdapat perbandingan yang tidak berbeda jauh antara mahasiswa yang berpindah tempat dan yang tidak suka berpindah tempat.

18

Kebutuhan akan udara segar dan pepohonan merupakan hal yang cukup penting untuk mendukung suasana belajar. Meregangkan badan juga sering dilakukan mahasiswa. Lalu mengobrol dengan teman, mencari informasi dari dosen dan dari perpustakaan, yang terakhir adalah membeli makanan ringan.

Ketika sedang merancang, lebih banyak

mahasiswa yang tidak berpindah tempat. Tetapi sebagian mahasiswa seringkali berpindah tempat. Tujuan mereka berpindah tempat yang terutama adalah untuk mencari udara segar dan melihat pemandangan hijau (pepohonan) di luar. Hal ini berarti lingkungan di luar ruang studio sebaiknya terdapat tumbuh-tumbuhan hijau dan diperhatikan kebersihannya. Lalu yang kedua yang dilakukan mahasiswa ketika berpindah tempat adalah meregangkan badan.

Hal ini berarti sebaiknya di dalam ruang studio terdapat area untuk meregangkan badan dan berjalan-jalan (area sirkulasi yang cukup).

Mengobrol dengan teman juga sering dilakukan mahasiswa. Hal ini sebaiknya tidak menganggu mahasiswa lain yang sedang bekerja di ruang studio. Maka sebaiknya disediakan area untuk mengobrol di luar ruang studio. Mencari informasi dari dosen dan mencari referensi di perpustakaan merupakan hal yang juga sering dilakukan mahasiswa. Karena itu, ruang dosen dan ruang perpustakaan sebaiknya letaknya tidak jauh daru ruang studio.Yang terakhir adalah membeli makanan ringan. Karena itu,

(25)

area mengobrol di luar ruang studio juga bisa dilengkapi dengan fasilitas yang menjual makanan ringan sehingga area tersebut dapat digunakan sebagai area istirahat.

19 Privasi merupakan hal penting ketika dalam proses perancangan.

Privasi bisa dengan penghalang visual (penyekat) seperti model meja kerja. Privasi dalam hal ini juga menunjukkan metode pembelajaran perancangan lebih cenderung secara individual.

20

Suasana yang tenang dan ada musik sayup-sayup merupakan suasana yang dirasakan mahasiswa paling sesuai ketika pada saat merancang.

Suasana yang tenang berhubungan dengan jumlah mahasiswa yang berada dalam satu ruang studio. Jika jumlah mahasiswa terlalu banyak, suasana yang tenang akan lebih sulit diperoleh jika dibandingkan dengan jumlah mahasiswa yang sedikit di dalam satu ruang.

Karena itu suasana yang tenang bisa diusahakan dengan membatasi jumlah mahasiswa per satu ruang studio.

22

Fasilitas yang paling banyak diminta oleh mahasiswa adalah komputer dan internet (bagi universitas yang program studi desain interiornya belum memiliki fasilitas komputer yang lengkap dan internet). Lalu pengadaan loker untuk menyimpan peralatan keperluan pembelajaran.

Mungkin fasilitas-fasilitas ini dapat ditambahkan yaitu komputer, pengadaan internet, dan pengadaan loker.

Tabel 4.6 Kesimpulan keseluruhan

Fasilitas dan ruang studio bukan merupakan hal yang utama dalam kebutuhan mahasiswa untuk meningkatkan kreativitasnya. Tetapi fasilitas dan ruang studio tetap memberikan peranan dan menjadi penunjang dalam meningkatkan kreativitas mahasiswa. Ruang studio harus didesain dengan baik sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar mahasiswa.

(26)

Peningkatan motivasi belajar mahasiswa secara tidak langsung meningkatkan kreativitas mahasiswa juga karena motivasi belajar merupakan salah satu aspek dalam kreativitas.

Kreativitas yang semakin meningkat berdampak terhadap peningkatan prestasi belajar yang dalam hal ini berkaitan dengan peningkatan nilai-nilai tugas desain yang semakin baik (karena desain membutuhkan kreativitas).

Hal-hal yang diperoleh dari hasil penelitian dengan metode angket (kuisioner) adalah:

• Suasana studio desain interior dibuat agar informal.

• Ruang studio sebaiknya memungkinkan untuk mahasiswa tetap dapat berinteraksi dengan teman-temannya.

• Tetapi meskipun di dalam ruang studio mahasiswa memerlukan interaksi dengan teman untuk mengembangkan ide desain, tetapi dibatasi agar tidak menganggu ketenangan ruang studio. Cara membatasi ini bisa dengan membatasi mahasiswa secara visual dengan penyekat (seperti model meja kerja). Penyekat ini juga memberikan area personal yang jelas bagi masing-masing mahasiswa.

• Privasi dengan penghalang visual (penyekat) seperti model meja kerja. Dengan demikian, metode pembelajaran perancangan lebih cenderung secara individual.

• Membatasi jumlah mahasiswa per satu ruang studio.

• Musik bisa ditambahkan sebagai background.

• Meja dan kursi mahasiswa sebaiknya tidak digunakan secara bergantian agar mahasiswa dapat menggunakan meja dan kursinya secara lebih bebas dan hal ini memungkinkan mahasiswa untuk memberi tanda khas atau menyimpan barang-barang pribadi pada mejanya masing-masing.

• Desain ruang studio harus memperhatikan kenyamanan mahasiswa.

• Ruang dosen hendaknya letaknya berdekatan dengan ruang studio agar memudahkan siswa dalam bertanya dan asistensi. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun metode pembelajaran perancangan lebih cenderung secara individual, tetapi tetap membutuhkan pengarahan dan bimbingan dari dosen.

• Ruang dosen dan ruang perpustakaan sebaiknya letaknya tidak jauh dari ruang studio.

• Lingkungan di luar ruang studio sebaiknya terdapat tumbuh-tumbuhan hijau dan diperhatikan kebersihannya.

• Di dalam ruang studio terdapat area untuk meregangkan badan dan berjalan-jalan (area sirkulasi yang cukup).

(27)

• Disediakan area untuk mengobrol di luar ruang studio.

• Area mengobrol di luar ruang studio juga bisa dilengkapi dengan fasilitas yang menjual makanan ringan sehingga area tersebut dapat digunakan sebagai area istirahat.

• (Fasilitas komputer dan internet)

• (Pengadaan loker)

5.3. Pembahasan Data Hasil Wawancara (Interview)

Kesimpulan yang dapat diambil dari wawancara yang telah dilakukan dengan mahasiswa UPH, mahasiswa Untar, maupun dengan desainer interior yaitu:

• Kenyamanan penting untuk meningkatkan konsentrasi dan kelancaran berpikir.

Kelancaran berpikir ini termasuk kelancaran dalam berimajinasi maupun mengeluarkan ide-ide kreatif hasil dari berimajinasi. Selain itu kenyamanan juga penting agar pengguna merasa betah berada di dalam ruang studio.

• Kenyamanan dalam hal ini yaitu: furniture yang nyaman digunakan, suhu udara, lingkungan luar ruang studio yang memungkinkan pengguna ruang untuk melihat pemandangan di luar.

• Ketenangan adalah hal penting yang harus ada pada saat perancangan karena pada saat perancangan tersebut membutuhkan konsentrasi. Suasana yang tenang dapat meningkatkan konsentrasi.

• Ruang studio tidak terlalu penuh dan dibatasi jumlahnya agar jangan sampai lebih dari 20 orang untuk satu ruang studio.

• Adanya area sirkulasi yang cukup untuk masing-masing mahasiswa.

• Suasana yang informal, santai, yang lebih memberi kebebasan kepada mahasiswa.

• Pencahayaan di dalam ruang studio harus terang dan merata baik dengan pencahayaan alami (lebih baik) maupun dengan pencahayaan buatan.

• Ruang studio memungkinkan mahasiswa untuk mendapat kebebasan (terutama untuk bereksperimen).

• Privasi merupakan hal yang penting karena membuat seseorang lebih bebas dan lebih berani dalam bereksperimen maupun berimajinasi.

• Personalisasi juga merupakan hal yang penting karena membuat seseorang merasa akrab dengan lingkungan tersebut. Keakraban ini membuat seseorang lebih mudah

(28)

untuk menjadi diri sendiri, lebih mudah untuk berimajinasi, lebih mudah untuk berkonsentrasi dan dengan demikian lebih mudah untuk menghasilkan ide-ide kreatif.

• Meja dan kursi tidak digunakan secara bergantian.

• Mahasiswa mengharapkan dosen mudah untuk ditemui sehingga mereka mudah untuk bertanya dan asistensi tugas.

5.4. Pengujian Hipotesis Berdasarkan Hasil Penelitian Hipotesis awal:

1. Ada hubungan antara metode pembelajaran dengan kreativitas mahasiswa desain interior.

Pengujian hipotesis:

Memang terdapat hubungan antara metode pembelajaran dengan kreativitas mahasiswa desain interior. Kebutuhan mahasiswa desain untuk meningkatkan kelancaran dalam berpikir, berimajinasi, menghasilkan ide-ide kreatif adalah dengan diberikannya kebebasan. Kebebasan tersebut mencakup kebebasan dalam bereksperimen, kebebasan untuk bertindak, kebebasan untuk berpikir, dan lain-lain. Agar mahasiswa merasa lebih bebas (dan demikian lebih nyaman untuk bereksplorasi ide), mahasiswa membutuhkan suatu privasi dan juga personalisasi dalam area kerjanya. Karena itu, maka metode pembelajaran pada proses perancangan lebih cenderung kepada metode pembelajaran individual. Tetapi pembelajaran secara individual juga tidak bisa dengan cara membiarkan mahasiswa begitu saja tanpa diberi pengarahan dan bimbingan. Mahasiswa tetap membutuhkan pengarahan dan bimbingan dari dosen.

Hipotesis awal:

2. Ada hubungan antara metode pembelajaran dan fasilitas ruang pendidikan. Fasilitas ruang pendidikan hendaknya mampu mengakomodasi kebutuhan yang lahir dari metode pembelajaran. Metode pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan kreativitas mahasiswa desain interior sehingga fasilitas ruang pendidikan pun bertujuan untuk meningkatkan kreativitas mahasiswa desain interior.

Pengujian hipotesis:

Metode pembelajaran perancangan yang cenderung kepada metode pembelajaran individual ini mengakibatkan timbulnya kebutuhan-kebutuhan yang seharusnya ada di dalam ruang studio. Kebutuhan-kebutuhan itu di antaranya adalah:

(29)

• Suasana studio desain interior dibuat agar informal karena mahasiswa membutuhkan kebebasan ketika bekerja di ruang studio.

• Privasi dengan penghalang visual (penyekat) seperti model meja kerja.

• Meja dan kursi mahasiswa sebaiknya tidak digunakan secara bergantian agar mahasiswa dapat menggunakan meja dan kursinya secara lebih bebas dan hal ini memungkinkan mahasiswa untuk menyimpan barang-barang pribadi pada mejanya masing-masing.

• Ruang dosen hendaknya letaknya berdekatan dengan ruang studio agar memudahkan siswa dalam bertanya dan asistensi. Hal ini karena meskipun metode pembelajaran perancangan cenderung individual tetapi mahasiswa tetap membutuhkan pengarahan dan bimbingan dari dosen.

Hipotesis awal:

3. Ada hubungan antara stimulasi yang ditimbulkan oleh ruang dan aspek-aspeknya terhadap panca indera yang lalu disalurkan ke otak manusia sehingga menimbulkan rangsangan pada bagian otak yang terdapat unsur-unsur penunjang kreativitas (seperti imajinasi, intuisi, dan lain-lain pada bagian otak kanan). Sehingga ruang dan aspek- aspeknya secara tidak langsung menstimulasi kreativitas manusia. Dalam hal ini, ruang yaitu ruang studio desain interior dan manusia yaitu mahasiswa desain interior.

Pengujian hipotesis:

• Kenyamanan penting untuk meningkatkan konsentrasi dan kelancaran berpikir.

Kelancaran berpikir ini termasuk kelancaran dalam berimajinasi maupun mengeluarkan ide-ide kreatif hasil dari berimajinasi. Selain itu kenyamanan juga penting agar pengguna merasa betah berada di dalam ruang studio. Kenyamanan dalam hal ini yaitu: furniture yang nyaman digunakan, suhu udara, lingkungan luar ruang studio yang memungkinkan pengguna ruang untuk melihat pemandangan di luar.

• Ruang studio tidak terlalu penuh dan dibatasi jumlahnya agar jangan sampai lebih dari 20 orang untuk satu ruang studio. Hal ini agar udara yang berada dalam ruang studio menjadi tidak sumpek. Kebutuhan akan oksigen yang cukup merupakan salah satu syarat agar otak dapat bekerja secara baik. Alasan lainnya yaitu agar ketenangan di dalam ruang studio dapat terjaga.

(30)

• Ketenangan adalah hal penting yang harus ada pada saat perancangan karena pada saat perancangan tersebut membutuhkan konsentrasi. Suasana yang tenang dapat meningkatkan konsentrasi. Konsentrasi dan fokus dibutuhkan untuk kelancaran berpikir kreatif dalam proses perancangan.

• Adanya musik yang terdengar sayup-sayup di dalam ruang studio dapat meredam rasa ngantuk, rasa bosan, jenuh, dan pengguna (mahasiswa desain interior) ruang studio menjadi lebih santai serta tidak tegang.

• Kebutuhan akan oksigen yang cukup dan peregangan badan untuk mengistirahatkan dan menjernihkan pikiran sebelum bekerja kembali menimbulkan kebutuhan akan area sirkulasi yang cukup di dalam ruang studio.

• Kebutuhan akan oksigen yang cukup juga menimbulkan kebutuhan akan sirkulasi udara yang baik di dalam ruang studio misalnya dengan bukaan jendela yang cukup besar. Karena itu lingkungan luar ruang studio harus diperhatikan kebersihannya (dan juga keindahannya agar bisa sedap dipandang mata).

Gambar

Tabel 4.1 Perbandingan ruang studio desain interior di Universitas Pelita Harapan dengan  Universitas Tarumanagara
Tabel 4.3 Perbandingan ruang studio desain interior di Universitas Pelita Harapan dengan  di kampus di luar negeri (sekolah desain Parsons)
Tabel 4.4 Perbandingan ruang studio desain interior di Universitas Pelita Harapan dengan  di kampus di luar negeri (sekolah desain interior New York)
Tabel 4.5 Perbandingan ruang studio desain interior di Universitas Pelita Harapan dengan  studio desainer interior di PT
+3

Referensi

Dokumen terkait

Pemberian ekstrak daun kemuning dalam air minum pada puyuh layer malon tidak mempengaruhi kualitas fisik telur (persentase bobot kuning telur, persentase

kan media gambar/foto. Pertama, pene- litian tentang kemampuan siswa mengem- bangkan teks prosedur dengan menggun- akan media gambar/foto belum diteliti sebelumnya,

permukiman. b) Pusat ini ditandai dengan adanya pampatan agung/persimpangan jalan (catus patha) sebagai simbol kultural secara spasial. c) Pola ruang desa adat yang berorientasi

Iklan dapat diartikan sebagai berbagai bentuk presenteasi nonpersonal atas ide, produk atau jasa yang dibiayai oleh pihak sponsor (perusahaan), sedangkan word of mouth

Dari hasil analisis observasi tersebut menjelaskan bahwa guru melaksanakan pembelajaran belum maksimal. Oleh karena itu, diperlukan perbaikan pada siklus

Dati penjelasan di atas bahwa hadis ini merupakan seruan kepada hamba Allah yang saat berpuasa manusia tidak hanya sekedar berpuasa dari makan dan minum saja, “ tapi

Berdasarkan kriteria tingkat kesuburan dengan metode indeks Nygaard, TSI, dan TRIX (Tabel 1), diketahui bahwa tingkat kesuburan Danau Lido yang dikaji menurut ketiga indeks

c) Dari hasil uji t diperoleh thitung untuk variabel Karakteristik Kepribadian sebesar 4,872 sedangkan ttabel sebesar 1,991, maka Ho ditolak sehingga