• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

40 BAB III

METODE PENELITIAN

Diagram alir penelitian metode perbaikan tanah dengan metode stone column untuk memperkuat konstruksi badan jalan sirkuit internasional MotoGP Mandalika sebagai mitigasi potensi likuifaksi disajikan pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian Studi Literatur

Mulai

Data Teknis Proyek

Data Gempa Historis Data Penyelidikan

Geoteknik

Analisis Kuantitatif

Metode Simplified Seed

Metode LPI

Batasan Perbaikan Tanah

Desain Stone Column

Analisis RAB

Selesai Kontrol Stabilitas Berpotensi Likuifaksi

Tidak Aman Tidak

Ya

Aman

(2)

3.1. Studi Literatur

Sebagai persiapan dalam menganalisa perbaikan tanah dengan metode stone column, terdapat beberapa hal yang perlu dipelajari dan dipahami yaitu, teori pembebanan pada tanah timbunan, teori likuifaksi, dan teori perbaikan tanah yang digunakan, dalam studi kasus ini yaitu metode stone column. Studi literatur dilakukan melalui pengumpulan data yang digunakan dalam pengembangan solusi.

Studi literatur dilakukan dengan mengumpulkan dan membaca dari berbagai sumber referensi baik berupa buku, skripsi, jurnal, karya ilmiah dan terkait.

3.2. Data Teknis Proyek

Dalam penyusunan tugas akhir ini, dilakukan pengumpulan data teknis proyek sebagai berikut:

1. Data lokasi dan layout proyek.

Pengumpulan data lokasi diperoleh dengan penelurusan pribadi penulis menggunakan software Google Earth dan melalui observasi langsung ke lokasi proyek. Adapun data layout proyek diperoleh langsung dari pelaksana PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk – PT. Bunga Raya Lestari KSO.

2. Informasi umum proyek.

Data mengenai informasi umum proyek diperoleh langsung dari pelaksana PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk – PT. Bunga Raya Lestari KSO.

3. Gambar Detail Engineering Drawing (DED).

Data DED diperoleh langsung dari pelaksana PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk – PT. Bunga Raya Lestari KSO.

4. Data penyelidikan geoteknik tanah setempat.

Penyelidikan geoteknik dilaksanakan oleh Geo Engineering Research Group Universitas Mataram dan PT Erka Konsultan Enjiniring, adapun ketersediaan data diperoleh melalui pelaksana PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk – PT. Bunga Raya Lestari KSO.

Selanjutnya data teknis yang telah diperoleh dijabarkan dan diolah lebih lanjut melalui sub-bab di bawah ini.

(3)

3.2.1. Lokasi dan Layout Proyek

Lokasi proyek Sirkuit Internasional Moto GP Mandalika berada di Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika Kabupaten Lombok Tengah yang berjarak 49 km dari Kota Mataram. Perjalanan menuju lokasi proyek dari Kota Mataram dapat ditempuh melalui perjalanan darat selama ± 58 menit. Adapun full layout sirkuit internasional Moto GP Mandalika disajikan pada Gambar 3.2 dan citra satelit lokasi proyek dan rute perjalanan darat disajikan pada Gambar 3.3.

Gambar 3.2 Layout sirkuit internasional MotoGP Mandalika (Sumber: PT Wijaya Karya)

Gambar 3.3 Lokasi proyek sirkuit Internasional MotoGP Mandalika (Sumber: Google Earth, 2020)

(4)

3.2.2. Informasi Umum Proyek

Data mengenai informasi proyek Pekerjaan Konstruksi Infrastruktur Jalan, Jaringan Utilitas Air Bersih, Air Kotor, Air Irigasi dan Jaringan Listrik Kawasan Mandalika 2018 disajikan dalam Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Data informasi proyek

Nama Proyek : Konstruksi Infrastruktur Jalan, Jaringan Utilitas Air Bersih, Air Kotor, Air Irigasi dan Jaringan Listrik Kawasan Mandalika 2018

Pemilik Proyek : PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) / ITDC Jenis Kontrak : Harga Satuan (Unit Price)

Nomor & Tanggal Kontrak : 110/SPK/Dir/ITDC/V/2019 tanggal 10 Mei 2019 Nomor & Tanggal SPMK : 001/SPMK/Dir/ITDC/V/2019 tanggal 17 Mei 2019 Masa Pelaksanaan : 540 hari kalender sejak SPMK

Masa Pemeliharaan : 180 hari kalender

Nilai Kontrak : Rp 325.908.410.000,- setelah PPN Sumber Dana : NIA (National Interest Account)

Konsultan Pengawas : PT Yodya Karya (Persero) – PT Parama Karya Mandiri KSO Penyedia Jasa : PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. – PT Bunga Raya Lestari,

KSO (WIKA-BRL, KSO) Sumber: PT Wijaya Karya

Pekerjaan Penyiapan Badan Sirkuit Internasional Moto GP Mandalika termasuk dalam lingkup pekerjaan tanah. Gambar Penyiapan Badan Sirkuit STA 3+800 – 4+100 disajikan pada Gambar 3.4 dan Gambar 3.5.

Gambar 3.4 Cross Section STA 3+800 (Sumber: PT Wijaya Karya)

Gambar 3.5 Cross Section STA 4+100 (Sumber: PT Wijaya Karya)

(5)

3.2.3. Data Penyelidikan Geoteknik

Pada pekerjaan Penyiapan Badan Sirkuit Internasional Moto GP Mandalika, dilakukan penyelidikan geoteknik melalui pengujian Standart Penetration Test (SPT) dan pengujian Cone Penetration Test (CPT) pada beberapa titik Badan Sirkuit. Untuk menentukan zona potensi likuifaksi menggunakan hasil dari pengujian tanah CPT. Rangkuman karakteristik tanah berdasarkan pengujian tanah disajikan pada Tabel 3.2 dan Tabel 3.3.

Tabel 3.2 Data tanah pada STA 4+000 Depth

(m) Konsistensi N-SPT E (kN/m2)

C

(kN/m2) غ Ksat

(m/day) 𝜇 eo G

0,0–

6,6 Loose Sand 7 7000 8 25 0,0043 0,3 0,8 2692,3 6,6–

7,4

Medium

Dense 11 11000 5 35 0,086 0,3 0,8 4230,8

7,4–

10,8 Medium 11 11000 18 16 0,0045 0,3 0,8 4122,9

10,8–

12,8 Loose Sand 8 8500 8 16 0,0043 0,3 0,8 3269,2

12,8–

17,4

Medium

Dense 21 21140 5 35 0,086 0,3 0,8 8130,8

17,4–

18,4 Dense 35 35500 2 40 0,086 0,3 0,6 13653,8

Sumber: Geo Engineering Research Group Universitas Mataram

Tabel 3.3 Analisa tegangan tanah pada STA 4+000

Depth

(m) Konsistensi qc (kN/m2)

γn (kN/m3)

γsat (kN/m3)

γ' (kN/m3)

t (m)

σv (kg/

cm2)

σ'v (kg/

cm2) 0,0 –

6,6 Loose Sand 3000 15 16,5 6,5 6,6 0,54 0,21

6,6 – 7,4

Medium

Dense 4500 17,125 188,38 8,84 0,8 1,16 0,46

7,4 –

10,8 Medium 2235 204,277 244,705 12,47 3,4 1,62 0,71 10,8 –

12,8 Loose Sand 3450 15,45 16,995 7 2 2,17 0,99

12,8 – 17,4

Medium

Dense 8456 18,144 199,254 9,93 4,6 2,8 1,29

17,4 –

18,4 Dense 14200 20,275 233,025 12,3 1 3,37 1,58

Sumber: Erka Konsultan Enjiniring

Data tanah di atas digunakan untuk mendapatkan parameter–parameter yang dibutuhkan dalam menghitung dan menganalisa potensi likuifaksi dan metode perbaikan tanah yang akan digunakan.

(6)

3.2.3.1. Nilai N-SPT Koreksi (N1)60

Perlu dilakukan koreksi nilai N-SPT untuk mendapatkan hasil yang mendekati rencana, hal ini dikarenakan dalam pengerjaan pengujian N-SPT di lapangan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang bersifat prosedural seperti, panjang rod, kekuatan hammer, detail penyampel, ukuran borehole, dan faktor koreksi overburden. Nilai N-SPT koreksi dihitung sebagaimana Persamaan 2.14.

Contoh hitungan pada lapisan pertama dengan kedalaman 0.0 – 6.6 m, sebagai berikut:

● CE adalah faktor koreksi energi pukulan hammer. Menurut Youd dan Idriss, besar nilai CE untuk jenis automatic hammer adalah 0.8 – 1.3, sehingga dalam perencanaan ini digunakan nilai 1.

● CR adalahfaktor koreksi panjang batang bor, di sesuaikan terhadap tebal lapisan tanah yang dikoreksi.

● CB adalah faktor koreksi diameter borehole. Pada pengujian borehole di lapangan digunakan diameter borehole 50 mm, sehingga nilai CB yang digunakan adalah 0,95.

● CS adalah koreksi metode sampling, untuk tanah pasir atau lempung umumnya digunakan pelapis (liner), sehingga nilai CS = 1

● CN adalah faktor koreksi overburden, Contoh perhitungan CN sebagaimana Persamaan 2.16.

𝐶𝑁= 2,2

1,2+(𝜎′𝑣𝑃𝑎) ≤ 1,7 𝐶𝑁= 2,2

1,2+(0,21 × 98,07

100 ) ≤ 1,7 ; nilai 98,07 adalah konversi 𝑘𝑔

𝑐𝑚2 ke kPa 𝐶𝑁= 1,56 ≤ 1,7

Sehingga nilai N-SPT koreksi pada lapisan pertama dengan kedalaman 0.0 – 6.6 m, sebagai berikut.

(𝑁1)60= 𝐶𝐸 𝐶𝑅 𝐶𝐵 𝐶𝑆 𝐶𝑁 𝑁𝑀 (Persamaan 2.14) (𝑁1)60= 1 × 0,95 × 1 × 1 × 1,56 × 7 (𝑁1)60= 9,9

Rangkuman perhitungan nilai N-SPT koreksi disajikan pada Tabel 3.4.

(7)

Tabel 3.4 Rekapitulasi perhitungan N-SPT koreksi Depth

(m)

Z

(m) Konsistensi N-SPT CE CR CB CS CN (N1)60

0,0 – 6,6 6,6 Loose Sand 7 1 0,95 0,95 1 1,56 9,9

6,6 – 7,4 0,8 Medium Dense 11 1 0,75 0,95 1 1,33 10,4

7,4 – 10,8 3,4 Medium 11 1 0,8 0,95 1 1,16 9,7

10,8 – 12,8 2 Loose Sand 8 1 0,75 0,95 1 1,01 5,8

12,8 – 17,4 4,6 Medium Dense 21 1 0,85 0,95 1 1,00 17,0

17,4 – 18,4 1 Dense 35 1 0,75 0,95 1 1,00 24,9

3.2.3.2. Klasifikasi Tanah

Klasifikasi tanah digunakan untuk pengelompokan jenis tanah setelah itu digunakan sebagai parameter untuk menghitung kebutuhan data gempa di lokasi yang studi. Klasifikasi tanah dapat dihitung dengan menggunakan nilai N-SPT tanah. Berikut analisis perhitungan klasifikasi situs tanah disajikan pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5 Analisa perhitungan klasifikasi situs tanah Depth

(m) Konsistensi di

(m) N1 di/N1

0,0 – 6,6 Loose Sand 6,6 9,9 0,67

6,6 – 7,4 Medium Dense 0,8 10,4 0,08

7,4 – 10,8 Medium 3,4 9,7 0,35

10,8 – 12,8 Loose Sand 2 5,8 0,35

12,8 – 17,4 Medium Dense 4,6 17,0 0,27

17,4 – 18,4 Dense 1 24,9 0,04

Total 18,4 1,75

Penentuan klasifikasi situs tanah diselesaikan dengan Persamaan 2.2 dan disesuaikan berdasarkan klasifikasi yang disajikan pada Tabel 2.1.

𝑁̅ = ∑𝑛𝑖=1 𝑑𝑖

∑ 𝑑𝑖 𝑁𝑖

𝑛𝑖=1

𝑁̅ = 18,40 1,75 𝑁̅ = 10,5

Maka, 𝑁 senilai 10,5 diklasifikasikan dalam kelas situs SE (tanah lunak).

(8)

3.3. Data Historis Gempa

Untuk mengetahui potensi likuifaksi dari wilayah yang ditinjau, data gempa dibutuhkan sebagai acuan untuk analisis. Data gempa diperoleh dari laman IRIS Earthquake Browser (ds.iris.edu/ieb), dengan filtrasi data historis selama kurun waktu 100 tahun terakhir. dengan radius 250 km dari lokasi studi sebagaimana yang disajikan pada Gambar 3.6 dan titik lokasi gempa historis dapat dilihat pada Gambar 3.7.

Gambar 3.6 Radius lokasi gempa historis hingga 250 km dari lokasi studi (Sumber: Google Earth, 2020)

Gambar 3.7 Data historis episenter gempa radius 250 km dari lokasi studi (Sumber: IRIS Earthquake Browser, 2020)

(9)

Dari penyelidikan gempa historis melalui IRIS Earthquake Browser, dapat diketahui bahwa dalam kurun waktu 100 tahun terakhir telah terjadi 1.001 kasus gempa di sekitar lokasi studi (radius 250 km) dengan kekuatan gempa yang terbesar adalah 6,9 M pada tanggal 5 dan 19 Agustus 2018. Rangkuman 20 (dua puluh) data gempa berdaya rusak tinggi dengan radius hingga 250 km dari lokasi studi disajikan pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6 Data gempa historis 100 tahun terakhir dengan radius hingga 250 km dari lokasi studi

No Date Time Latitude Longitude Depth (km)

Magnitude

(M) Region

1 19/08/2018 14:56:27 -8.319 116.627 21 6.9 Belanting

2 05/08/2018 11:46:38 -8.258 116.438 34 6.9 Loloan

3 10/03/2011 17:08:36 -6.873 116.720 510.6 6.5 Bali

4 25/11/2007 16:02:15 -8.292 118.370 20 6.5 Sumbawa

5 28/07/2018 22:47:38 -8.240 116.508 14 6.4 Obelobel 6 19/08/2018 04:10:22 -8.337 116.599 16 6.3 Belanting

7 06/10/2002 15:46:33 -8.197 118.341 10 6.3 Sumbawa

8 13/10/2011 03:16:30 -9.350 114.587 39 6.1 Bali

9 16/02/2001 05:59:09 -7.161 117.488 521 6.1 Bali

10 10/10/2018 18:44:55 -7.453 114.455 9 6.0 Cungapmimbo 11 03/10/2002 19:05:10 -7.526 115.663 315.8 6.0 Bali 12 09/08/2018 05:25:32 -8.307 116.230 15 5.9 Lokokrangan 13 08/05/2010 03:22:09 -8.085 118.259 12 5.9 Sumbawa 14 06/08/2008 22:41:03 -8.131 117.665 30.7 5.9 Sumbawa 15 19/08/2018 15:16:35 -8.351 116.557 10 5.8 Sembalun 16 28/11/2011 09:13:11 -7.019 116.983 616.5 5.8 Bali 17 01/01/2004 20:59:31 -8.310 115.788 44.5 5.8 Bali 18 03/06/2020 15:54:04 -7.006 116.928 639.9 5.7 Obelobel 19 16/07/2019 00:18:36 -8.821 114.487 80 5.7 Kendalrejo 20 30/10/2014 12:11:35 -6.988 117.589 535 5.7 Kananga Sumber: IRIS Earthquake Browser, 2020

Selain itu diperlukan juga data percepatan puncak gempa di lokasi studi.

Percepatan tanah puncak merupakan percepatan tertinggi saat gempa terjadi di permukaan tanah. Perambatan gelombang dari pusat gempa akan mengalami amplifikasi saat melewati lapisan-lapisan tanah sehingga nilai percepatan di pusat gempa dan di permukaan akan berbeda (Borcherdt, 1994). Data percepatan puncak gempa dapat diperoleh dari peta percepatan puncak SNI 1726-2019 yang disajikan pada Gambar 3.8.

(10)

Gambar 3.8 Data percepatan puncak gempa di lokasi studi (Sumber: SNI 1726-2019)

Dari peta tersebut diketahui bahwa Pulau Lombok memiliki nilai percepatan puncak gempa berkisar antara 0.4g sampai 0.5g. Selanjutnya nilai percepatan puncak gempa pada batuan dasar di lokasi studi diperoleh dengan bantuan software PGA Calculator (https://pgacal.pusair-pu.go.id), dengan hasil disajikan pada Tabel 3.7. Dari perhitungan laman tersebut diperoleh nilai percepatan puncak tanah pada batuan dasar untuk kelas tanah lunak (SE) adalah 0.419g. Perhitungan dilakukan untuk periode ulang 2500 tahun, untuk kemungkinan gempa besar terjadi.

Tabel 3.7 Nilai percepatan puncak di permukaan tanah untuk periode ulang 2500 tahun

Jenis Tanah Periode Ulang 2500 Tahun

PGA FPGA PSA

SB (Batuan) 0,419 1 0,419

SC (Tanah keras, sangat padat dan batuan lunak) 0,419 1 0,419

SD (Tanah sedang) 0,419 1,081 0,453

SE (Tanah lunak) 0,419 0,9 0,378

Sumber: PGA Calculator, 2020

3.4. Analisa Metode Perbaikan

Analisa metode perbaikan yang optimal menggunakan beberapa metode kuantitatif. Metode ini digunakan untuk mencari angka keamanan (FS) dari perbandingan metode tersebut terhadap likuifaksi. Angka keamanan didapatkan dengan membandingkan Cyclic Resistance Ratio (CRR) dengan Cyclic Stress Ratio (CSR) pada lapisan tanah yang memiliki potensi terjadi likuifaksi sebelum dan setelah dilakukan perbaikan tanah. Apabila nilai FS < 1 maka tanah tersebut

(11)

berpotensi likuifaksi. Tahap analisa sesuai diagram alir penelitian yang disajikan pada Gambar 3.1.

3.4.1. Analisa Cyclic Stress Ratio (CSR)

CSR merupakan nilai perbandingan antara tegangan geser rata-rata yang diakibatkan oleh gempa dengan tegangan vertikal efektif di tiap lapisan. Nilai CSR pada suatu lapisan tanah sangat dipengaruhi oleh nilai percepatan gempa (a).

Metode ini digagas oleh Seed dan Idriss (1971) yang mengusulkan suatu prosedur untuk mengevaluasi ketahanan tanah terhadap likuifaksi dengan menggunakan pendekatan tegangan. Merujuk pada sub-bab 2.2.3.1.1, proses perhitungan analisa CSR selanjutnya dapat dirangkum ke dalam bentuk diagram alir yang disajikan pada Gambar 3.9.

Gambar 3.9 Diagram alir perhitungan cyclic stress ratio (CSR)

Mulai

Input Data

Penentuan PGA Lokasi Studi Kasus Berdasarkan Peta PGA SNI 1726-1029

Persamaan rd untuk z ≤ 34 m

Perhitungan Nilai CSR

Selesai

z ≤ 34 m Menentukan Kelas Situs Tanah dan Faktor

Amplifikasi PGA (fPGA)

Menghitung Nilai PGAM

Nilai a maksimum

Perhitungan Stress Reduction Factor, rd

Persamaan rd untuk z ≥ 34 m

Nilai rd

Input Data:

1. Data Penyelidikan Geoteknik 2. Data Gempa 3. Peta PGA SNI

1726-2019

(12)

3.4.2. Analisa Cyclic Resistance Ratio (CRR)

Nilai Cyclic Resistance Ratio (CRR) merupakan nilai ketahanan suatu lapisan tanah/daya tahan tanah terhadap tegangan cyclic. Nilai CRR dapat diperoleh melalui hasil pengujian lapangan yaitu hasil pengujian Standard Penetration Test (SPT). Pada perhitungan nilai CRR, nilai SPT yang digunakan adalah nilai SPT untuk setiap hammer dengan efisiensi 60% atau dinotasikan dengan (N1)60

sebagaimana yang diusulkan oleh Youd (2001). Persamaan untuk memperoleh nilai CRR kembali dijelaskan oleh Boulanger dan Idriss (2014) sebagaimana Persamaan 2.19. Merujuk pada sub-bab 2.2.3.1.2, proses perhitungan analisa CRR selanjutnya dapat dirangkum ke dalam bentuk diagram alir yang disajikan pada Gambar 3.10.

Gambar 3.10 Diagram alir perhitungan cyclic resistance ratio (CRR)

Mulai

Data Gempa

Menghitung Nilai N-SPT Terkoreksi, (N1)60

Selesai

Data Tanah:

1. N-SPT 2. Penelitian

Laboratorium Data Tanah

Menghitung (N1)60cs

Perhitungan Nilai CRRM=7,5;σ’v =1

Menghitung Nilai Magnitude Scaling Factor (MSF)

Menghitung Nilai Faktor Koreksi Overburden, Kσ

Menghitung Nilai CRR Terkoreksi

(13)

3.4.3. Evaluasi Metode Baez and Martin (1993)

Pada metode ini asumsi dasar yang digunakan mengenai evaluasi terhadap distribusi tegangan berdasarkan kekakuan dari masing-masing elemen, shear strains antara material yang diperbaiki dan material isi sama (Baez dan Martin 1993). Pembebanan pada stone column tidak akan menyebabkan displacement atau perpindahan pada arah tertentu selain dari pergerakan tanah. Tegangan akan terkonsentrasi pada stone column dengan proporsional terhadap rasio modulus geser antara tanah dan stone column. Maka akan didapat tegangan pada stone column akan lebih kaku, sedangkan tegangan geser tanah akan lebih kecil tanpa adanya stone column. Merujuk pada sub-bab 2.3.5.1, proses evaluasi metode Baez dan Martin (1993) selanjutnya dapat dirangkum ke dalam bentuk diagram alir yang disajikan pada Gambar 3.11.

Gambar 3.11 Diagram alir evaluasi metode Baez dan Martin (1993)

Mulai

Data Nilai CSR Kriteria Desain

Stone Column (SC)

Menghitung Nilai Modulus Geser, Gr

Selesai

∑IL ≤ 3,7 FS1 ≥ 1

Tidak

Ya Data Tanah

Menghitung Nilai Ar, dengan S 1,5 – 2,5 m

Menghitung Nilai KG

Menghitung Nilai CSR Baru, CSR1

Menghitung Nilai FS Baru, FS1

Evaluasi Kondisi Tanah Setelah Instalasi SC

Ya Tidak

(14)

3.4.4. Evaluasi Metode Priebe (1995)

Hasil perbaikan tanah yang diharapkan dengan pemasangan stone column dengan mengasumsikan bahwa material kolom bergeser pada kondisi awal sementara tanah di sekelilingnya bereaksi secara elastik. Didapatkan nilai no yang merupakan notasi dari faktor perbaikan yang diusulkan oleh Priebe (1995).

Pemampatan terhadap struktur akan tetap terjadi meski material pengisi kolom sudah padat. Merujuk pada sub-bab 2.3.5.2, proses evaluasi metode Priebe (1995) selanjutnya dapat dirangkum ke dalam bentuk diagram alir yang disajikan pada Gambar 3.12.

Gambar 3.12 Diagram alir evaluasi metode Priebe (1995)

Mulai

Data Nilai CSR Kriteria Desain

Stone Column (SC)

Menghitung Koefisien Tekanan Tanah Aktif, Kac

Selesai

∑IL ≤ 3,7 FS1 ≥ 1

Tidak

Ya Data Tanah

Menghitung Nilai Ar, dengan S 1,5 – 2,5 m

Menghitung Nilai Initial Improvement, n0

Menghitung Rasio Kolom

& Luas Sel, (Ac/A)1

Menghitung Faktor Reduksi Perbaikan, n1

Evaluasi Kondisi Tanah Setelah Instalasi SC

Ya Tidak

Menghitung Faktor Koreksi CSR, α

Menghitung Nilai CSR Baru, CSR1

Menghitung Nilai FS Baru, FS1

(15)

3.4.5. Evaluasi Metode Baez (1995)

Baez (1995) mengusulkan metode evaluasi yang menitikberatkan pada perhitungan pengaruh stone column terhadap perubahan kepadatan tanah yang mengakibatkan perubahan nilai SPT dan nilai CRR. Nilai CRR diperoleh dari perhitungan nilai SPT dalam proses analisis likuifaksi secara kuantitatif. Merujuk pada sub-bab 2.3.5.3, proses evaluasi metode Baez (1995) selanjutnya dapat dirangkum ke dalam bentuk diagram alir yang disajikan pada Gambar 3.13.

Gambar 3.13 Diagram alir evaluasi metode Baez (1995)

Mulai

Data Nilai CSR Kriteria Desain

Stone Column (SC)

Menghitung Post-SPT, (N1)60

Selesai

∑IL ≤ 3,7 FS1 ≥ 1

Tidak

Ya Data Tanah

Menghitung Nilai Ar, dengan S 1,5 – 2,5 m

Menghitung (N1)60CS

Menghitung Nilai CRRM=7,5;σ’v=1

Evaluasi Kondisi Tanah Setelah Instalasi SC

Ya Tidak

Menghitung Nilai MSF

Menghitung Faktor Koreks Overburden, Kσ

Menghitung Nilai CRR Baru, CRR1

Menghitung Nilai FS Baru, FS1

N-SPT Koreksi Baru, (N1)60

(16)

3.5. Estimasi Rencana Anggaran Biaya (RAB)

Setelah mendapatkan analisa perencanaan yang aman dari perbaikan tanah dengan metode stone column, selanjutnya dilakukan perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB). Perhitungan RAB yang dilakukan hanya berdasarkan harga pokok bahan tanpa memperhitungkan faktor pelaksanaan. Adapun proses estimasi RAB bahan dapat dirangkum ke dalam bentuk diagram alir yang disajikan pada Gambar 3.14.

Gambar 3.14 Diagram alir estimasi RAB

Mulai

Standar Satuan Harga Dasar (SSHD) Spesifikasi Teknis

Proyek

Selesai Volume Pekerjaan

Analisis Harga Satuan Dasar Alat dan Bahan (HSD)

Pengumpulan Data Sekunder

Dokumen Harga Satuan Pokok Kegiatan (HSPK)

Rencana Anggaran Biaya (RAB)

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, hukum semakin penting peranannya sebagai sarana untuk mewujudkan kebijakan-kebijakan pemerintah, Suatu kebijakan akan menjadi efektif apabila dilaksanakan

Kelas S3 : Lahan mempuyai faktor pembatas yang sedang, lebih dari satu faktor dan faktor pembatas ini akan sangat berpengaruh terhadap produktivitasnya, faktor pembatas

juga merupakan akhir dari penelitian ini, maka ada peningkatan yang sangat signifikan mengenai keterampilan berbicara siswa mencapai 82,58 yang berada pada level

Hasil penelitian adalah: (1) terdapat dua jenis peternak di Kecamatan Tenggarang yaitu peternak modern dan peternak tradisional, (2) daerah yang tergolong sektor

Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dapat memberikan dampak yang luas untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar walaupun dalam masa pandemi ini. Pengelolaan proses

Dosen pembimbing Kerja Praktik adalah dosen Program Studi Matematika yang mendapat tugas dari Departemen Pendidikan Matematika atas usulan Ketua Program Studi

Kesimpulan sementara mengenai turunnya prestise atau gengsi bahasa Jawa atau menurunnya sikap bangga atas bahasa Jawa di atas dapat diperkuat dengan melakukan survei