DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Kelompok Kompetensi H MODUL PELA TIHAN GURU GURU PEMBELAJAR
MODUL PELATIHAN GURU
Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMA
Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMA
Kelompok Kompetensi H Profesional:
Pedagogik:
Penilaian dan Evaluasi Penilaian dan Evaluasi Penilaian dan Evaluasi Proses dan Hasil Belajar Proses dan Hasil Belajar Proses dan Hasil Belajar
Berkarya Seni Rupa Tiga Dimensi
Modifikasi dan Kreasi
Berkarya Seni Rupa Tiga Dimensi Modifikasi dan Kreasi
Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMA
DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2016
GURU PEMBELAJAR MODUL PELATIHAN GURU
KOMPETENSI PROFESIONAL KELOMPOK KOMPETENSI H
Dr. Hajar Pamadhi, M.A. (Horns)
Copyright 2016
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan
Pendidik dan Tenaga Kependidikan Seni dan Budaya, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan.
c
Penulis: Dr. Hajar Pamadhi, M.A. (Horns)
Editor Substansi: Dr. AAK. Suryahadi, M.Ed.CA Editor Bahasa: Drs. Noor Widijantoro, M.Pd.
KOMPETENSI PROFESIONAL KELOMPOK KOMPETENSI H
Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMA
GURU PEMBELAJAR MODUL PELATIHAN GURU
Berkarya Seni Rupa Tiga Dimensi
Modifikasi dan Kreasi
iii
v
KATA PENGANTAR
vii
Halaman
HALAMAN FRANCHISE ………. ii
SAMBUTAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN ………. iii
KATA PENGANTAR ……… v
DAFTAR ISI ……….. vii
DAFTAR GAMBAR ……….. ix
PENDAHULUAN ……….. 1
A. Latar Belakang ……… 1
B. Tujuan ……….. 4
C. Peta Kompetensi ……… 4
D. Ruang Lingkup ……… 6
E. Saran Cara Penggunaan Modul ……….. 10
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1. SENI RUPA TIGA DIMENSI …………... 13
A. Tujuan ……….. 13
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ……….. 13
C. Uraian Materi ……….. 14
D. Aktivitas Pembelajaran ……….. 28
E. Latihan/ Kasus/ Tugas ………... 32
F. Rangkuman ………. 37
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ……… 39
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2. PRINSIP PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA TIGA DIMENSI ………. 41
A. Tujuan ……….. 41
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ……….. 42
C. Uraian Materi ……….. 42
DAFTAR ISI
D. Aktivitas Pembelajaran ……….. 66
E. Latihan/ Kasus/ Tugas ………... 69
F. Rangkuman ………. 70
G. Evaluasi ………... 71
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3. TEKNIK DAN BAHAN SENI RUPA TIGA DIMENSI ……… 73
A. Tujuan ……….. 73
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ……….. 73
C. Uraian Materi ……….. 73
D. Aktivitas Pembelajaran ……….. 94
E. Latihan/ Kasus/ Tugas ………... 95
F. Rangkuman ………. 97
PENUTUP ………. 101
SOAL LATIHAN ……… 103
DAFTAR PUSTAKA ………. 111
LAMPIRAN 1. Kunci Jawaban Kegiatan Pembelajaran 2 (Prinsip Penciptaan Karya Seni) ……….. 113
2. Kunci Jawaban Evaluasi ……… 114
ix
Halaman
Gambar 1 Patung Instalasi Seni Kontemporer 3
Gambar 2 Presentasi Dua Dimensi Bulat dan Segi Empat Menjadi
Tiga Dimensi Silinder 18
Gambar 3 Presentasi Dua Dimensi Segi Empat dan Segi Tiga
Menjadi Tiga Dimensi Atap 18
Gambar 4 Patung Instalasi (aliran Seni Kontemporer) 20 Gambar 5 Patung Religi Budha Tidur di Trowulan Jawa Timur 22
Gambar 6 Patung Monumen 22
Gambar 7 Patung arsitek pada Katedral 23
Gambar 8 Patung Hiasan untuk Taman Kota 23
Gambar 9 Patung Karya Seni Kontemporer 24
Gambar 10 Patung Ra wajah raja Kufu – Mesir 24
Gambar 11 Patung Figuratif 25
Gambar 12 Contoh Arca 26
Gambar 13 Karya Patung Nonfiguratif karya Paul Cahan 28
Gambar 14 Patung Prajnaparamita 29
Gambar 15 Gambar 15 Patung Kuda Dari Limbah Kertas Diremas Dan
Diselesaikan Dengan Sobekan Kertas 31
Gambar 16 Susunan Lidi Pencukil Kotoran Gigi 31
Gambar 17 Kinetic Sculpture karya Lyman Whitaker 35 Gambar 18 Rangkaian Kinetic Sculpture Terbuat Dari Bahan Biji Salak 37 Gambar 19 Patung Seni (Kreasi Dengan Teknik Kerangka Kawat) 41 Gambar 20 Patung Per-akasara: Venus of Dolní Věstonice 45 Gambar 21 Dewa Apollo, Sebagai Dewa Cahaya, Musik, Pemanah 48
Gambar 22 Patung di Candi Jawa Timur 49
Gambar 23 Bass Relief pada Candi Prambanan 50
Gambar 24 Kupido Membuat Busurnya Dari Gada Herkules, oleh
Edmé Bouchardon 51
DAFTAR GAMBAR
Gambar 25 The Thinker Patung karya David 52
Gambar 26 Patung Hias Taman 53
Gambar 27 Patung Seni Kontemporer Judul: Patung Domba 54
Gambar 28 Patung yang dibuat oleh suku Asmat 57
Gambar 29 Patung Binatang Melata di pulau Samosir-Suku Batak 58 Gambar 30 Patung Prajna Paramita (ibu Ken Dedes) 59
Gambar 31 Contoh Patung Budha di Borobudur 60
Gambar 32 Patung hias (ornamen) Dwi Nogo Rasa Tunggal, di
Keraton Yogyakarta 60
Gambar 33 Patung Dewa Indra di Bali 61
Gambar 34 Patung Kop Sri Sultan Hamengku Buwono ke IX, di
Museum Keraton Yogyakarta, karya Yusman 62 Gambar 35 Patung Kop Panjang, Garuda Wisnu Kencana- Bali Karya
Nyoman Nuarta 63
Gambar 36 Patung Dirgantara di Jakarta, karya Edhi Sunarso 64 Gambar 37 Tangisan Dewi Bathari karya G. Sidgarta 65 Gambar 38 Patung Taman Asala Usul Kota Surabaya 66
Gambar 39 Patung Seni Kontemporer 67
Gambar 40 Jembatan Sendok Dan Cherry di Minnesota-USA 68 Gambar 41 Contoh Patung Kop Raja Amenhotep III terletak di
Komplek Sphinx Tanis 76
Gambar 42 Patung Kop Hasanudin –Makasar 76
Gambar 43 Patung Kop Jendral Soedirman, karya Hendra Gunawan 77
Gambar 44 Contoh Patung Torso 78
Gambar 45 Contoh Patung Torso 78
Gambar 46 Patung Utuh Bung Karno, Sebagai Monumen 79 Gambar 47 Sekelompok Patung Perintis Kemerdekaan RI 80 Gambar 48 Contoh Diorama di Ruang Tugu Monas – Jakarta 81
Gambar 49 Contoh Diorama di luar ruang 82
Gambar 50 Contoh Relief Tinggi 83
Gambar 51 Contoh Relief Cekung di dinding Piramide Mesir Kuno 83 Gambar 52 Contoh Relief Datar Pada Dinding Piramid 84
Gambar 53 Contoh Teknik Pemahatan pada Batu 85
xi
Gambar 54 Contoh Teknik Pemahatan pada kayu 86
Gambar 55 Contoh Alat Pahat Kayu 86
Gambar 56 Contoh Teknik Pembutsiran dengan Bahan Plastisin 87 Gambar 57 Contoh Teknik Pembutsiran dengan Bahan Tanah Liat 88 Gambar 58 Contoh Alat Butsir intuk Bahan Lunak 88 Gambar 59 a, b, c, d, e, f, g Prosedur Pengecoran Klise Patung 91
Gambar 60 Teknik Pilin Dari Bahan Tanah Liat 92
Gambar 61 Teknik Remas Kertas Dan Pembungkusan Dengan
Sobekan Kertas 93
Gambar 62 Cetak Tuang (cor) Fiber Glas 94
Pendahuluan
1
A. Latar Belakang
Salah satu peran utama pendidikan seni rupa adalah melatih dan membangun kecerdasan visual spasial (lihat Gardner dalam Paulus Suparna) peserta didik agar mampu membedakan bentuk serta perluasannya, baik berupa gambar (dua dimensi) maupun tata susun alamiah (tiga dimensi).
Kecerdasan spasial ini nantinya akan berguna sebagai kemampuan membedakan ruang, jarak maupun bentuk sehingga memudahkan belajar Ilmu Pengetahuan Alam yang membutuhkan dasar pemahaman bentuk.
Pengetahuan semacam ini diajarkan melalui berkarya seni rupa baik dalam arti seni rupa menggambar atau membentuk (tiga dimensi), berupa patung, konstruksi interior maupun desain pakajing (packaging design).
Dalam sejarah perkembangan ‘cara memahami seni rupa’ bentuk tiga dimensi, terjadi pola berbeda pada setiap masa maupun daerah. Beberapa daerah memahami karya seni rupa tiga dimensi bergantung pada tata aturan (tradisi) daerah setempat. Tradisi tersebut merupakan bentuk dengan berlandaskan kepercayaan atau agama. Beberapa patung peninggalan zaman primitif yang ditemukan merupakan hasil karya seni rupa yang bertautan dengan masalah kepercayaan. Patung dijadikan media berkonsentrasi membayangkan kehadiran dewa sesembahannya sebagai manifestasi dari kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa.
Bentuk patung-patung ini kemudian berkembang manakala suatu agama membutuhkan figur ideal yang dianggap mampu memberi penguatan terhadap keyakinan atas keberadaan dewa. Para pemeluknya kemudian menciptakan idealisme sesembahannya berdasarkan beberapa persyaratan yaitu dewa yang mempunyai idealisme ketugasan, penampilan, serta kekuasaan. Dalam hal ini diciptakan pula simbol-simbol keyakinan sesuai
PENDAHULUAN
Modul Guru Pembelajar Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMA
dengan persyaratan di atas. Pemeluknya kemudian melakukan penyembahan dengan berkonsentrasi terhadap patung tersebut, agar dipertemukan dengan kekuatan melalui simbol ketugasan dewa.
Dalam perkembangannya, patung-patung tersebut diciptakan tidak saja untuk kebutuhan kepercayaan atau penyembahan kepada dewa, melainkan untuk:
(1) ekspresi jiwa, (2) kebutuhan praktis seperti perlengkapan rumah tangga, (3) sebagai kebutuhan sekunder seperti: benda hias, serta (4) benda perabot upacara. Keanekaragaman peran patung tersebut akhirnya dapat memberi inspirasi seniman menciptakan maupun memodifikasi serta memproduksi (reproducing). Sebagai karya personal, sekarang seni patung tidak lagi terikat oleh tata aturan tradisi, awalnya bentuk yang dikerjakan dengan halus dan mencapai titik realitasnya yang tinggi, kini berubah. Seniman menciptakan karya patung berdasarkan keinginan seniman sendiri (ekspresi pribadi) bukan atas perintah agama, sehingga mengembangkan visi baru sebagai seni rupa konstruksif. Seni rupa konstruktif berupa karya seni rupa yang menggunakan teknik ‘mengonstruksi’ (menyusun atau menstrukturkan) benda atau unsur tiga dimensi seni rupa. Dalam pustaka seni kontemporer disebut dengan teknik kolase.
Teknik kolase pada prinsipnya adalah menyusun benda menjadi: (1) kesan bentuk, (2) menjadikan bentuk baru dan fungsi baru, (3) dengan menambah dan mengurangi beberapa prinsip akan menjadikan sebagai karya seni rupa tiga dimensi yang baru (tagging). Berangkat dari perkembangan mutakhir bentuk, fungsi dan peran seni rupa tiga dimensi maka titik utama yang diajarkan kepada peserfta didik adalah kemampuan memahami benda sebagai bentuk, unsur bentuk maupun materi yang akan dibentuk. Karya- karya seni rupa kontemporer dapat memberikan gambaran teknik konstruksi yang di kolase kan dengan bentuk lain. Di bawah ini terdapat karya seni rupa tiga dimensi, dapat dikatakan sebagai patung maupun seni instalasi.
Pengerjaan dengan teknik kolase, yaitu: menempel, mengelas dan mengelem.
Pendahuluan
3
Gambar 1. Patung Instalasi Seni Kontemporer (Sumber: Dokumen foto IVAA-Yogyakarta)
Modul ‘Berkarya Tiga Dimensi’ ini merupakan modul praktek menciptakan karya seni rupa tiga dimensi, yaitu karya yang bervolume, ruang, dan bentuk solid. Tujuan pembuatan karya seni rupa tiga dimensi ini adalah melatih kemampuan penginderaan melalui sentuhan (tactile) sehingga mempunyai kemampuan dasar membedakan ruang, volume serta struktur bentuk. Teknik pengerjaan berupa: melipat dan membentuk, menempel dan membentuk tiga dimensi, melipat dan menempel sehingga menjadi karya tiga dimensi, mengontruksi (menyusun), mengelem, membutsir, membentuk memahat serta menatah (mengukir) berdasarkan bahan yang ada di lingkungan di daerah setempat, seperti: lunak, keras, padat liat maupun cetak tuang keras maupun tuang lunak. Cetak tuang sebagai teknik membentuk memberi pengetahuan tentang teknik reproduksi karya seni.
Modul Guru Pembelajar Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMA
Penciptaan karya seni rupa tiga dimensi ini disertai teori praktis yang mendukung. Teori praktis tersebut terintegrasi dengan pembelajaran praktik penciptaan karya seni, oleh karenanya teori tersebut dalam praktik pembelajaran menyatu dan dijelaskan bersamaan dengan proses penciptaan karya seni rupa tiga dimensi. Untuk mengetahui tingkat penguasaan teknik penciptaan karya disediakan lembar kerja yang berfungsi untuk memantau penguasaan keterampilan. Lembar kerja ini hendaknya diisi dengan kesungguhan agar dapat digunakan untuk memberi remidiasi maupun penguatan materi serta keterampilan berdasarkan potensi loka.
B. Tujuan
Setelah memahami modul ini pembelajar modul mampu:
1. mendeskripsikan arti, fungsi, jenis serta penampilan karya seni rupa tiga dimensi dari sudut pandang: jenis, prinsip, teknik, medium, bahan, konsep penciptaan dan tujuan penciptaan karya seni rupa tiga dimensi dengan jelas;
2. mendeskripsikan perkembangan seni rupa tiga dimensi dilihat dari: jenis, prinsip penciptaan, teknik dan tujuan penciptaan karya seni rupa tiga dimensi;
3. mendesdkripsikan cara mengungkapkan dan menciptakan simbol bentuk serta makna karya;
4. menciptakan karya seni rupa tiga dimensi dengan berbagai teknik, bahan dan tujuan penciptraannya; dan
5. memilih, merancang dan melaksanakan pembelajaran seni rupa tiga dimensi di sekolah, sesuai dengan kemampuan peserta didik.
C. Peta Kompetensi
Secara garis besar kompetensi berkarya seni rupa tiga dimensi ini terikat dengan visi pembelajaran, tujuan serta kenyataan perkembangan seni rupa tiga dimensi. Di bawah ini peta kompetensi pembelajaran modul berkarya seni rupa tiga dimensi dapat dilihat pada skema di bawah ini. Peta ini mengacu konsensus yang telah ditetapkan:
Pendahuluan
5 Kompetensi Inti Kompetensi Guru
Mapel Indikator Esensial
Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran seni budaya (seni rupa)
Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan (mencakup materi yang bersifat konsepsi, apresiasi, dan kreasi/rekreasi) yang mendukung
pelaksanaan pembelajaran seni budaya (seni rupa)
1. Mengapresiasi karya seni rupa tiga dimensi (seni patung) 2. Menelaah unsur-unsur rupa tiga
dimensi
3. Mengapresiasi karya seni rupa tiga dimensi (patung)
4. Melakukan eksplorasi unsur- unsur rupa tiga dimensi 5. Membuat karya tiga dimensi
(patung) berdasarkan prinsip- prinsip penyusunan unsur-unsur seni rupa
6. Mengevaluasi jenis, simbol dan nilai estetis dalam karya seni rupa tiga dimensi
Dalam penerapan pengembangan modul ini akan dilakukan keterpaduan antara wawasan seni, dan wawasan seni rupa tiga dimensi agar lebih memberikan pengetahuan utuh tentang seni rupa tiga dimensi. Sedangkan untuk pengembangan wawasan seni rupa tiga dimensi di Indonesia akan dimulai dengan mengeksplorasi perkembangan seni patung maupun seni arca. Pada kesempatan ini arti seni patung dan seni arca disamakan agar memudahkan pemahaman secara terintegrasi tentang budaya nusantara.
Selanjutnya, untuk mendeskripsikan perkembangan patung nusantara akan dilakukan pendekatan strategis terhadap hasil karya seni patung dari masing- masing daerah.
Sebagai konsekuensi logis pendekatan strategis tersebut untuk memudahakan memahami daerah, misalnya: seni primitif ke arah suku- suku di Papua (lembah Baliyem) dengan konsep seni patung Totem. Kesenian ini masih dilestarikan sehubungan terkait dengan perilaku budaya masyarakat pendukungnya. Demikian pula untuk membahas kesenian Primitif ‘batak, Toraja, Leang-lea’ dan ‘Timor’ serta masih banyak lagi hanya diambil hasil karya secara expost facto. Dokumen yang ada dibahas sebagai hasil karya masa lalu. Tujuan utama pengambilan dokumen ini agar dapat djadikan
Modul Guru Pembelajar Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMA
inspirasi berkarya seni rupa tiga dimensi dan di sisi lain sebagai kajian politis:
‘kesatuan bangsa’.
Pengembangan dalam pembelajaran seni rupa pada mata pelajaran Seni Budaya digunakan model kontemplatif, yaitu memahami keseluruhan untuk memahami bagian (totum pro parte). Strategi ini untuk menjelaskan prinsip budaya daerah sebagai budaya nusantara yang mempunyai latar penciptaan seni yang bervariasi.
D. Ruang Lingkup
Penciptaan karya seni rupa dapat dilihat dari sudut pandang bentuk atau material yang digunakan dalam penciptaan karya seni rupa. Penciptaan seni rupa tiga dimensi ini menghendaki keterampilan khas, yaitu dengan proses kerja: menatah, mencukil (carving), membutsir yaitu membentuk dengan medium lunak, menyusun berupa konstruksi sehingga menjadi bentuk baru, memodifikasi bentuk. Membentuk berupa konstruksi dengan teknik mengelem, mengeklem, melipat dan menggunting, melubang atau yang lain sehingga menghasilkan bentuk baru sebuah karya seni rupa tiga dimensi.
Medium seni rupa tiga dimensi bervariasi, berupa medium lunak, keras, setengah keras, dengan khas medium itu sendiri. Medium lunak seperti membentuk keramik; keramik berbahan tanah liat mulai dari kode umum sampaiu kepada kode khusus untuk pemesanan luar negeri. Medium keras dapat diselesaikan dengan teknik: carving; yaitu mengolah dan membentuk tanah liat yang ada di sekitar rumah untuk keperluan sehari-hari, sehingga, diharapkan lebih banyak adalah kekhasan keramik missal; penemuan keramik atau gerabah gaya Surakarta, Madura, Jepara, Yogyakarta, Mataram atau yang lain dijadikan bahan apresisi.
Perjalanan memahami seni dengan menelusuri sejarah tradisi membuat patung serta visinya. Hal seperti ini berbeda dengan seniman masa Modernisme maupun masa sekarang (postmodernism). Sebagai contoh:
pada masa Seni Klasik di Eropa, seni patung menjadi karya penting karena
Pendahuluan
7 difungsikan dalam upacara keagamaan; patung menjadi alat atau media upacara keagamaan serta bergantung kepada keinginan masing-masing penganut. Patung di dunia Barat maupun dunia Timur ternyata mengalami masa dengan prinsip penciptaan yang sama; bermula dari kebutuhan agama kemudian berkembang menjadi kebutuhan masyarakat pendukungnya.
Karya seni rupa tiga dimensi sebagai karya seni murni atau sering disebut seni murni (seni patung) dan karya seni terapan (applied art) terpisah didasarkan atas kebutuhan penciptaannya. Karya seni murni, patung dijadikan media berekspresi bagi senimannya. Bentuk dan gagasan penciptaan tidak bergantung oleh agama atau pengaruh yang lain, melainkan sebagai ungkapan bebas. Sedangkan, karya seni rupa tiga dimensi terapan diciptakan untuk kebutuhan praktis, bisa berkait dengan agama (peralatan upacara) dan juga berdasarkan kebutuhan hidup sehari-hari. Adakalanya, potensi lokal berupa bahan dasar (medium) yang tersedia menyebabkan penciptaan menyesuaikannya, baik bentuk dan teknologinya. Potensi lokal yang dimaksudkan bisa juga berangkat dari etika dan tradisi yang mengikat kebebasan mencipta. Akhirnya, tujuan modul ini adalah usaha mengangkat bahan, teknologi serta visi lokal untuk dikembangkan menjadi karya seni ruopa tiga dimensi. Diharapkan pengangkatan potensi lokal akan menemukan ide p;enciptaan, kreativitas pengolahan bahan dan material secara khas, dan menginovasikan karya serta teknik yang sudah sebagai teknologi tradisional.
Berangkat dari teori penciptaan posmoderen, penciptaan karya seni rupa tiga dimensi mengalami perkembangan yang pesat, setelah ditemukan beberapa medium pengembang, teknologi dijital, teknologi mesin serta kebutuhan seni dalam seluruh faset kehidupan. Selera orang pada masa kini semakin bervariasi, oleh karenanya merupakan kesempatan membina penciptaan seni rupa tiga dimensi dalam konteks tradisi maupun sebagai kreasi dan inovasi.
Pembelajaran kreativitas melalui seni rupa tiga dimensi sangat banyak variasinya, bergantung pada mediumnya. Setelah ditemukan peralatan mesin serta teknologi pengolahan maka semakin mudah mengerjakan dan mengkreasikan bahan yang ada.
Modul Guru Pembelajar Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMA
Berangkat dari kondisi lokal, potensi alami budaya daerah, prinsip perkembangan teknologi dan peralatan, maka pembelajaran seni rupa tiga dimensi dalam lingkup pembelajaran Seni Budaya di sekolah semakin mudah. Di samping itu peserta didik mampu mengomunikasikan lewat lisan maupun tertulis yang berisi konsep penciptaan karya seni rupa tiga dimensi.
Perkembangan peralatan dijital ini memudahkan komunikasi, maka disamping peserta didik membuat karya dapat mempresentasikan secara audio visual (AV) dengan mengemukakan ide penciptaan, teknik penciptaan maupun langkah presentasi akan terasa lebih ekonomis dan efisien.
Pengetahuan yang luas tentang seni rupa tiga dimensi ini dapat rekonstruksi menjadi peta modul seni rupa tiga dimensi. Bertolak dari pemahaman peta ini pembelajar dapat mempersiapkan bahan maupun pengayaan berdasarkan potensi lokal. Seperti telah diungkapkan dalam uraian sebelumnya, arah dan tujuan modul ini adalah memahami objek berbentuk sebagai unsur pengembangan penciptaan. Diharapkan, penguasaan peta ini dapat memberikan wawasan kerja penciptaan karya seni rupa tiga dimensi, maupun cara memahami teknik berkarya.
Pendahuluan
9 Secara keseluruhan digambarkan seperti skema di bawah ini:
BERKARYA SENI RUPA TIGA DIMENSI
BERKARYA SENI
DUA DIMENSI MIXED MEDIA TIGA DIMENSI DILIHAT DARI CARA BEREKSPRESI
KONVENSIONAL NON KONVENSIONAL
DILIHAT DARI SEGI TEKNIK PENGERJAAN DENGAN MEMBENTUK/
KONSTRUKSI
MEMAHAT/
CARVING
MENGECOR
DILIHAT PENGORGANISASI KINERJA, SECARA:
KELOMPOK PERORANGAN
DILIHAT DARI PENAMPILAN BERBENTUK
SOLID KOLASE
DILIHAT DARI LANGGAM PENAMPILAN: GAYA TEMATIS/KLASIK BEBAS/EKSPRESIF PENAMPILAN/ PRESENTATION SECARA KESELURUHAN IN DOOR PRESENTATION OUT DOOR PRESENTATION
PRAKTEK BERKARYA
DILIHAT DARI TUJUAN PENCIPTAAN
KREASI‐EKSPRESI HIASAN TUJUAN KHUSUS Skema Peta Modul Belajar
MENGELEM, MENGELAS,
MELIPAT, MEREMAS
MEMAHAT, MENATAH, MEMBUTSIR
MENCETAK
Modul Guru Pembelajar Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMA
E. Saran Cara Penggunaan Modul
Peserta didik diharapkan dapat memahami isi modul secara umum, terutama perihal kompetensi, tujuan dan indikator terlebih dahulu, kemudian mencari hubungan masing-masing indikator dengan materi pelajaran. Peserta didik mencari gambar terlebih dahulu dan mencocokkan dengan isi atau materi modul ini. Untuk itu disarankan menanyakan kerpada guru perihal yang tidak dipahami. Untuk mengawali materi selanjutnya disediakan pertanyaan yang bersifat mengungkap pengetahuan yang telah diterima peserta didik denganmembaca modul ini. Jika peserta didik dengan serius membaca dan mencari pengetahuan tambahan (referensi) akan menemukan konsep penciptaan seni Barat maupun Timur. Konsep penciptaan berisi ide serta pengetahuan yang mendasari penciptaan atau konsep yang berisi gagasan, ide, tujuan serta teknik penciptaan. Masing-masing daerah atau lokasi suatu daerah mempunyai kekhasan dalam berseni, karena pengaruh pandangan hidup kedaerahan. Artinya, setiap daerah mempunyai cara pandang tentang dunia serta lingkungan, oleh karenanya gaya dan penampilannya akan berbeda di antaranya. Kesamaan gaya tersebut juga ditemukan pada cara mengobjektivikasi lingkungan. Objektivikasi adalah cara pandang seorang seniman terhadap lingkungan dan idenya sehingga mempengaruhi hasil karyanya.
Kegiatan Pembelajaran 1:
Seni Rupa Tiga Dimensi
13
SENI RUPA TIGA DIMENSI
A. Tujuan
Setelah membaca kegiatan pembelajaran 1 modul Berkarya Seni Rupa Tiga Dimensi ini pembelajar mampu:
1. memahami wilayah seni rupa tiga dimensi berdasarkan teknik, medium, serta prinsip penciptaannya;
2. mengevaluasi karya seni rupa tiga dimensi, baik seni murni maupun seni terap berdasarkan prinsip penciptaan masing-masing karya; dan 3. menguasai bentuk formal dan nonformal melalui kegiatan praktek
mencipta.
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Mendeskripsikan struktur seni rupa tiga dimensi berdasarkan teknik, medium, serta prinsip penciptaannya.
a. Mendeskripsikan teknik, media, prinsip serta tujuan penciptaan karya seni rupa tiga dimensi.
b. Menunjukkan perbedaan struktur bentuk dan medium medium yang digunakan seniman mencipta karya seni rupa tiga dimensi.
2. Mendeskripsikan prinsip penciptaan seni rupa tiga dimensi berdasarkan gaya, tujuan serta ide yang diungkapkan oleh seniman seni rupa tiga dimensi.
3. Mendemonstrasikan mencipta karya bentuk-bentuk dasar seni rupa tiga dimensi
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1
Modul Guru Pembelajar Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMA
C. Uraian Materi
Materi 11.
Pengertian Seni Rupa Tiga dimensiSecara nalar istilah seni rupa tiga dimensi adalah seni rupa yang berbentuk atau berujud secara plastis. Plastis yang dimaksudkan adalah dapat dilihat diraba dan dinikmati melalui pandangan mata secara fisik.
Karya seni rupa ini termasuk kategori seni rupa yang memanfaatkan benda berujud dan dibentuk menjadi fungsi baru. Di dalam mewujudkan terdapat simbol dan kesan yang dimunculkan pada karya seni rupa.
Sebagai contoh simbol orang menangis, dapat diwujudkan berupa foto tiga dimensi orang sedih, bentuk-bentuk komposisi nonformal yang cenderung ke arah bawah. Arah bawah ini mengesankan layu tidak berdaya dan merujuk posisi menangis karena kesedihan. Pembacaan simbol seni rupa tiga dimensi mengandung perdebatan atau diskusi, karena untuk mengartikan kadangkala terjadi mis-interpretasi.
Selanjutnya untuk memahami bentuk seni rupa tiga dimensi akan dijelaskan melalui gambar dan peragaan yang dilakukan oleh pembelajar sendiri. Hal ini perlu diutarakan, karena biasanya seorang guru mengajarkan seni rupa tiga dimensi melalui teori dan jarang dilakukan penjelasan secara material.
Karya seni rupa tiga dimensi jika dilihat dari Ilmu Ukur Ruang (stereometri) adalah karya seni rupa yang mempunyai ruang; ruang sendiri dibatasi oleh dinding dengan tiga ukuran: ukuran atap identik dengan ukuran dasar atau lantai. Ukuran samping kanan dan samping kiri berasosiasi diantaranya, serta ukuran depan dan belakang untuk menunjukkan ruang yang berperspektif. Selain ukuran tersebut juga dapat disebutkan melalui penjelasan tiga ukuran: panjang, lebar dan tinggi.
Ruang bervolume ini menunjukkan soliditas (utuh dan penuh) maupun ruang berdasarkan konstruksi maka yang melihat ruang berasal dari dalam ruang itu sendiri. Kondisi ini menjadikan seni rupa tiga dimensi merupakan seni rupa yang komplek pembahasannya. Namun sampai saat ini karya seni rupa tiga dimensi hanya identik dengan karya patung.
Kegiatan Pembelajaran 1:
Seni Rupa Tiga Dimensi
15 Pemahaman ini tidak salah, karena seni rupa tiga dimensi yang pertamakali sebagai ungkapan ekspresi dan mempunyai simbol serta kesan adalah patung. Dalam patung biomorfisme, berupa patung penggambaran manusia dari hasil imajinasi tentang makhluk hidup ideal yang diidentikan (dianalogkan) dengan dewa. Makhluk hidup tersebut berasal dari sebuah keyakinan dari masyarakat pendukungnya.
Perkembangan bentuk tersebut seiring dengan perkembangan visi dan prinsip penciptaan, sebagai contoh: masyarakat pra aksara (pra sejarah) menyatakan makhluk idea adalah hewan, karena hewan tersebut menjadi tulang punggung dalam bermatapencaharian. Kondisi ini menyebabkan masyarakat pendukung masuk dalam sistem penciptaan patung. Oleh karenanya, kehadiran patung atau seni rupa tiga dimensi ini merujuk menjadi dewa penyelamat.
Beberapa diskusi kemudian muncul, seni rupa tiga dimensi termasuk karya seni murni maupun seni terapan; seni murni berujud patung ataupun arca sedangkan seni terapan berupa meja, kursi dan benda berujud yang fungsional. Penciptaan karya seni rupa terapan tiga dimensi ini mengikuti asas: form-follow-function. Prinsip ini menunjukkan bahwa karya seni rupa terapan tiga dimensi terkait dengan nilai ekonomis serta reprodukif. Berdasarkan kesepakatan karya rupa tiga dimensi yang berjenis seperti tersebut di atas dimasukkan ke dalam pembahasan seni kriya, atau desain interior khususnya desain furniture. Pembahasan seni rupa tiga dimensi dalam modul ini adalah karya seni yang masih mementingkan estetika murni, bukan estetika ergonomis. Namun sering timbul pertanyaan. Apakah seni rupa murni tiga dimensi tidak bisa digunakan sebagai karya seni rupa terapan tiga dimensi?
Pertanyaan ini perlu dituntaskan penjelasannya, karena biasanya pertanyaan ini muncul dari para peserta didik yang aktif mengikuti perjalanan perkembangan bentuk atau seni rupa.
a. Karya seni rupa murni tiga dimensi difungsikan sebagai karya seni rupa terapan tiga dimensi, namun akan berubah arti dan fungsi. Istilah seni murni yang dimaksud adalah karya seni rupa yang bertujuan
Modul Guru Pembelajar Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMA
sebagai media mengungkapan perasaan, pikiran serta harapan tanpa didasari faktor komersial.
Jika karya seni rupa murni tiga dimensi ini dimanfaatkan maka karya hasil imajinasi menjadi seni rupa murni tiga dimensi ini tetap sebagai karya seni murni. Namun ketika dimanfaatkan sebagai karya terapan, maka akan disebutkan seni rupa murni tiga dimensi yang difungsikan sebagai seni terapan, mungkin karya patung wanita tidur difungsikan sebagai kursi atau bangku. Perkembangan seperti ini merupakan hal yang biasa. Oleh karenanya, jika terjadi diskusi atau pertanyaan dari peserta didik maka seorang guru dapat menjelaskan dengan tegas menjawab pertanyaan ini.
b. Salah satu jenis karya seni rupa tiga dimensi jika dilihat dari prinsip ekspresi adalah tata ruang dan interior. Karya tata ruang dan interior pada saat ini akan dijelaskan tersendiri, karena karya seni rupa tiga dimensi ini bersifat lebih luas dan memenuhi persyaratan khusus, oleh karenanya dibahas lewat modul tersendiri.
Perkembangan seni posmoderen memanfaatkan karya-karya seni rupa terapan tiga dimensi (furnitur) ditata sebagai kesatuan seni instalasi, dianggap sebagai seni murni. Hal ini menjadi suatu perkecualian, karena konsep seni kontemporer adalah meninggalkan asa keteraturan atau keajegan yang diidentikkan seperti seni tradisional. Seni kontemporer ini ‘mempertanyakan metafisika kehadiran’ bentuk dan makna; artinya: selalu menanyakan fungsi dan kedudukan karya terhadap arti simbolisnya berdasarkan kefungsiannya. Sebagai contoh: apakah fungsi kursi? Jika menggunakan teori tradisional, kursi adalah tempat duduk. Namun pada suatu ketika peserta didik melihat sebuah kursi tidak digunakan untuk tempat duduk melainkan sebagai meja, karena menginginkan kefungsian sesaat. Pertanyaan rasional seperti ini hendaknya dapat dijawab oleh seorang guru dengan mendudukkan prinsip dan konsep penciptaan seni rupa kontemporer.
Kegiatan Pembelajaran 1:
Seni Rupa Tiga Dimensi
17 c. Seni rupa tiga dimensi adalah segala macam hasil karya seni rupa
yang berujud atau bervolume, baik solid maupun ber-ruang namun taktil (dapat disentuh dan diraba). Karya ini memberikan kesan utuh dan tiga dimensional dengan prinsip: (1) mempunyai 3 sisi ukuran:
depan-belakang, samping kanan-kiri, serta atas-bawah; (2) sebagai karya yang menyatakan ekspresi bermakna simbolis karena mempunyai ide dan gagasan dibalik karya yang ada; (3) Karya seni rupa tiga dimensi dapat diciptakan secara langsung secara manual maupun tidak langsung karena harus mengubah medium untuk dapat dibentuk; (4) tidak sebagai karya terap yang langsung dapat dimanfaatkan, melainkan tujuan utama bisa karya kreasi- nonkomersial, namun dapat juga dipakai atau diterapkan.
2. Penampilan Seni Rupa Tiga Dimensi
Dilihat dari penampilan karya seni rupa tiga dimensi ini berujud, dan ujud ini dimulai dari bentuk dasar dua dimensi, seperti bujur sangkar menjadi kubus (tiga dimensi), segitiga menjadi kerucut (tiga dimensi), empat persegi panjang dan bulat menjadi silindris (tiga dimensi). Perkembangan bentuk dasar menjadi bentuk formal tiga dimensi melalui pemahaman khas, karena sampai saat ini pembelajaran seni rupa tiga dimensi belum mampu mewujudkan ekspresi secara nyata bagi anak (peserta didik). Hal ini disebabkan fungsi perabaan jarang diajarkan kepada anak. Kebiasaan mengajarkan secara konseptual atau teoritis seni rupa lebih mudah dengan berkarya dua dimensi.
Dalam uraian yang terdahulu, prinsip ini selalu dilakukan oleh pendahulu kita. Justru pada masa pra aksara, karya-karya nenek moyang pertama kali membuat adalah seni rupa nonformal. Baik bentuk manusia maupun membentuk yang lain. Karya seni rupa tiga dimensi masa lalu memberikan gambaran bahwa pertamakali yang harus dipelajari adalah mengungkapkan secara spontan bentuk-bentuk tersebut.
Selanjutnya, di bawah ini adalah uraian tentang ujud karya tiga dimensi dilihat dari penampilan; bentuk-bentuk yang dihasilkan antara lain:
Modul Guru Pembelajar Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMA
a. Bentuk Formal
Bentuk formal artinya bentuk tersebut mempunyai ukuran dengan jelas serta membentuk sesuai dengan nama: kubus, kotak memanjang (persegi panjang), bulat, bulat memanjang, kerucut, silindris, piramid atau yang yang lain. Bentuk-bentuk ini mempunyai ukuran yang pasti, sehingga mempunyai nama. Ukuran yang pasti ini untuk menyebutkan nama kerucut, kubus atau yang telah disebutkan di atas.
Beberapa pakar menyebut bentuk formal ini sama dengan bentuk geometris. Kata ini berasal dari geo berarti bumi dan metris atau meter yaitu alat ukur atau terukur. Rangkaian kata tersebut memberi arti bentuk-bentuk yang ada di bumi terukur atau teratur, seperti:
matahari - bulat - bundar, merupakan kesatuan dari garis lengkung, gunung merupakan kesan segitiga merupakan kesatuan titik garis lurus membentuk bidang dan tersusun menjadi kerucut.
Gambar 2. Presentasi Dua Dimensi Bulat dan Segi Empat Menjadi Tiga Dimensi Silinder
Gambar 3. Presentasi Dua Dimensi Segi Empat dan Segi Tiga Menjadi Tiga Dimensi Atap
Kegiatan Pembelajaran 1:
Seni Rupa Tiga Dimensi
19 b. Bentuk Nonformal
Sebenarnya bentuk nonformal untuk menyebutkan bentuk yang tidak beraturan, dalam arti bentuk yang tidak memerlukan ukuran ketepatan. Ukuran yang diajukan adalah volume, yaitu susunan benda atau barang apa saja yang arahnya menjadi bentuk, namun tidak memerlukan ukuran garis. Kemungkinan patung abstrak sebagai salah satu bentuk patung non figuratif. Patung non figuratif juga disebut sebagai patung nonformal.
Selanjutnya, patung nonformal juga disebut patung ekspresif imajinatif. Yang dipahami adalah simbol atau kesan dari sebuah patung, sebagai contoh patung instalasi di bawah ini. Jenis seni patung ini merupakan kolase (susunan dengan menempel dan membentuk). Sedangkan jika diamati secara serius patung ini merupakan kesan atau simbol seorang manusia dengan badan tegak.
Silakan mengamati dengan seksama; untuk mengamati jangan terpengaruh oleh susunan, namun melihat kesan secara keseluruhan.
Patung yang terdiri atas susunan benda bekas (rongsok) dengan teknik mengelas dan menyusunya menjadi kesan manusia atau robot manusia. Prinsip ini yang semula menjadi bahan pertimbangan salah satu ujud seni rupa kontemporer. Pembahasan seni patung akan dibicarakan tersendiri pada penggalan selanjutnya.
Gambar 4. Patung Instalasi (aliran Seni Kontemporer)
Modul Guru Pembelajar Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMA
Materi 2
1. Patung dan Arca
Istilah patung sering pula disebut dalam literatur Barat plastic art, dan arca sering dijadikan pertanyaan pertama ketika akan mengajarkan seni rupa tiga dimensi. Pertanyaan ini berupa berangkat dari istilah, namun jika dilihat dari penampilan kedua istilah (patung dan arca) sama.
Pandangan latar belakang penciptaan, antara patung dan arca berbeda.
Sebagai pembeda diajukan dengan pendekatan: fungsi. Seni patung atau sculpture (bhs Inggris) menunjukkan segala macam karya yang berujud dan mempunyai prinsip penyimbolan atau kesan dan bertujuan untuk mewujudkan idea berukuran tiga dimensi (trimatra).
Seni patung pada zaman dahulu disebut arca; karya seni rupa tiga dimensi ini dirancang untuk keperluan keagamaan (media konsentrasi).
Dalam kamus wikipedia dijelaskan pengertian seni arca (arca), sebagai berikut:
“ Arca adalah patung yang dibuat dengan tujuan utama sebagai media keagamaan, yaitu sarana dalam memuja Tuhan atau dewa- dewinya. Arca berbeda dengan patung pada umumnya, yang merupakan hasil seni yang dimaksudkan sebagai sebuah keindahan. Oleh karena itu, membuat sebuah arca tidaklah sesederhana membuat sebuah patung.”
(id.wikipedia.org/wiki/Arca)
Sebagai contoh, pembuatan arca pada zaman kejayaan Hindu maupun Budha di Indonesia; fungsi arca ini untuk: (1) media konsentrasi bersembahyang; (2) sebagai penghormatan terhadap dewa yang direpresentasikan dalam ujud arca; (3) sebagai bahasa kedua, yaitu dimanfaatkan sebagai teks penyemahan gunanya untuk pembelajaran.
Contoh: telinga Shiwa dibuat panjang dan besar, ini menunjukkan bahwa Shiwa itu Maha Mendengar, demikian pula terdapat mata ketiga yang diletakkan ditengah-tengah dahi wajah. Tujuan memunculkan dahi tersebut sebenarnya sebagai menunjuk bahwa Shiwa Maha Melihat, dan seterusnya.
Kegiatan Pembelajaran 1:
Seni Rupa Tiga Dimensi
21 Perkembangan saat ini patung dirancang untuk pengisian monume, serta fungsi monumen tersebut adalah untuk mengenang kembali jasa pahlawan. Monumen atau tugu peringatan ini berfungsi sebagai peringatan suatu peristiwa yang dialami. Bentuk susunan patung, bisa berdiri sendiri atau kelompok. Peran seni patung menjadi lebih dominan, maka digunakan untuk mengekspresikan diri pencipta lebih bebas dan bervariasi.
Secara garis besar patung sebagai karya seni rupa tiga dimensi ini mempunyai fungsi variatif, diantaranya:
a. Patung religi, selain dapat dinikmati keindahannya tujuan utama dari pembuatan patung ini adalah sebagai sarana beribadah, bermakna relijius.
b. Patung monumen, keindahan dan bentuk petung yang dibuat sebagai peringatan peristiwa bersejarah atau jasa seorang pahlawan.
c. Patung arsitektur, keindahan patung dapat dinikmati dari tujuan utama patung yang ikut aktif berfungsi dalam kontruksi bangunan.
d. Patung dekorasi, untuk menghias bangunan atau lingkungan taman.
e. Patung seni, patung seni untuk dinikmati keindahan bentuknya.
f. Patung kerajinan, hasil dari para pengrajin. Keindahan patung yang dibuat selain untuk dinikmati juga sengaja untuk dijual.
(http://eprints.uny.ac.id/9271/3/bab%202-06206241029.pdf)
Modul Guru Pembelajar Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMA
Gambar 5. Patung Religi Budha Tidur di Trowulan Jawa Timur Sumber: www.esokharinanti.com/2015/06/patung-budha-tidur-trowulan.html
Gambar 6. Patung Monumen Sumber: ariesaksono.wordpress.com
Kegiatan Pembelajaran 1:
Seni Rupa Tiga Dimensi
23
Gambar 7. Patung arsitek pada Katedral
Sumber: http://www.athenapub.com/14gothic-sculpture.htm
Gambar 8. Patung Hiasan untuk Taman Kota Sumber: ariesaksono.wordpress.com
Modul Guru Pembelajar Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMA
Di samping jenis patung di atas dan patung kerajinan, terdapat patung makam. Patung ini berfungsi sebagai pengganti (substansi) raja yang meninggal. Patung Ra diletakkan di depan piramid Mesir Kafra ini menggantikan wajah raja yang meninggal. Posisi ini hanya ada pada beberapa daerah.
Gambar 9. Patung Karya Seni Kontemporer Sumber: ariesaksono.wordpress.com
Gambar 10. Patung Ra wajah raja Kufu – Mesir Sumber: www.guardians.net/egypt/pyramids/GreatPyramid.htm
Kegiatan Pembelajaran 1:
Seni Rupa Tiga Dimensi
25 Memahami uraian di atas, bentuk patung jika dilihat dari segi penampilan terbagi ke dalam dua kelompok yakni: patung figuratif dan non figuratif.
a. Figuratif
Patung figuratif untuk menyatakan bentuk patung yang dibuat dengan meniru bentuk-bentuk secara alami. Sejarah seni rupa menunjukkan bahwa terdapat prinsip penciptaan secara mimesis yang dikemukakan oleh Plato. Prinsip yang bermula dengan meniru benda-benda alami seperti semboyan Ars Immitatur Naturam-seni merupakan peniruan bentuk alam. Bentuk yang dimaksud misalnya: manusia, binatang dst.
Bentuk ini mendapatkan dukungan dari pemahaman terhadap objek yang dilihat. Oleh karenanya bentuk ini dimulai dari melihat kenyataan yang ada. Lalu bagaimana arca? Arca juga bisa disebut dengan patung, karena arca sebenarnya adalah bentuk yang divisualkan dengan aturan keyakinan (agama) sehingga arca tersebut menjadi bagian dari prosesi upacara keagamaan. Misalnya: arca Shiwa Maha Dewa, atau arca Budha di India. Patung ini selain sebagai perwujudan ide dan gagasan seniman pada saat itu, juga berfungsi sebagai media konsentrasi ketika sedang berdoa. Prinsip inilah yang nantinya akan menjadi bagian pembicaraan dikemudian. Patung maupun arca dibentuk dengan melalui fragmentasi atau disederhanakan dan stilasi atau digayakan.
Gambar 11. Patung Figuratif Sumber: seputarpengetahuan.com
Modul Guru Pembelajar Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMA
Dua buah patung di atas menunjukkan perbedaan visi atau latar belakang penciptaan. Pada gambar no 12 merupakan patung tokoh manusia dan dipresentasikan selayangkan karya seni yang lain, diapresiasi dan dapat diletakkankan pada tempat terbuka sebagai bagian dari rekreasi atau tujuan ilmiah. Sedangkan, patung pada gambar 13 adalah arca Shiwa Mahadewa sebagai perwujudan dewa yang tertinggi untuk mengonsentrasikan pikiran ke arah persembahan dan penyembahan.
b. Nonfiguratif
Istilah patung nonfiguratif untuk menunjukkan karya seni rupa tiga dimensi yang mendasarkan penciptaannya secara bebas. Bebas
Gambar 12. Contoh Arca Sumber: id.wikipedia.org/wiki/Prambanan
Kegiatan Pembelajaran 1:
Seni Rupa Tiga Dimensi
27 berati melakukan kreasi dan deformasi. Kreasi atau kreatifitas adalah usaha untuk menemukan sesuatu yang baru sedangkan deformasi adalah mengubah, menstilir atau memodifikasi bentuk yang ada menjadi bentuk baru dengan visi baru serta tujuan baru. Dalam Oxford Dictionary istilah non figuratif mempunyai makna “works which appeared to be non-figurative often did in fact recall the visible world”
(http://www.oxforddictionaries.com/definition/english/non-figurative).
Prinsip ini sering dilakukan oleh para seniman masa kini (seni kontemporer). Perkembangan seperti ini memberikan gambaran bahwa seni patung nonfiguratif bebas memilih bahan, teknik, serta modifikasi.
Para seniman kontemporer, yang meninggalkan aturan main mencipta seni patung dengan kanon atau ukuran serta tata aturan yang sudah ada. Tujuannya membentuk adalah mengemukakan simbol-simbol dan kesan, sehingga meninggalkan bentuk realis atau figuratif. Menurut Mikke Susanto (2011: 98) bentuk patung nonfiguratif merupakan patung deformatif, yaitu usaha melakukan perubahan susunan bentuk untuk kepentingan ekspresi seninya. Situasi ini sengaja diciptakan untuk membuat kesan serta mencari ujud simbol sehingga tidak berwujud (nonfigure). Namun patung tersebut tetap harus mempunyai karakter atau kesan secara global.
Adapun cara mengubah bentuk antara lain dengan cara simplifikasi (penyederhanaan), distorsi (pembiasan), distruksi (perusakan), stilisasi (penggayaan) atau kombinasi di antara semua susunan bentuk (mix). Kesemuanya ini untuk menyampaikan ide dan gagasan melalui karyanya. Karya tersebut akan mewakili pikiran sang seniman melalui makna bentuk dan akhirnya diharapkan karya tersebut memiliki tema seputar lingkungan yang ada pada diri seniman.
Persoalannya sekarang adalah mengungkapkan sebagai gaya pribadi seorang seniman patung. Istilah gaya atau style menurut Myers dalam
Modul Guru Pembelajar Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMA
The Liang Gie (1996: 10) adalah cara untuk melahirkan sesuatu yang khas bagi penciptanya sebagaimana dikemukakan rasa penciptaan.
Sedangkan L H Chapman dalam Salinig ( 1993 ; 40 ) mendefinisikan style atau idiom adalah gaya yang mengacu kepada pengertian karya seni individual atau kelompok yang dihasilkan oleh periode tertentu.
Di bawah ini terdapat beberapa contoh patung nonfiguratif sebagai hasil deformasi bentuk manusia:
D. Aktifitas Pembelajaran
Materi 1
Untuk mengetahui lebih banyak, pembelajar mengidentifikasi beberapa bentuk alami (yang ada di sekitar tempat tinggal) yang merupakan tiruan bentuk-bentuk alami tersebut. Untuk itu pembelajar mulai dengan menunjukkan bentuk silindris, bundar, bulat, segi empat kesemuanya ini berasal dari bentuk alami seperti apa? Selanjutnya, pembelajar diminta membuat atau berlatih menirukan dengan bahan dasar dan teknik khas.
Gambar 13. Karya Patung Nonfiguratif karya Paul Cahan Sumber: http://www.paulcahan.com/non_figurative.shtml
Kegiatan Pembelajaran 1:
Seni Rupa Tiga Dimensi
29 Langkah Kerja
No Bentuk dasar Teknik Pengerjaan Hasil 1 Segi empat Melipat dan
mengelem
Kotak Roti (kue)
2 Silindris Melipat dan mengelem
Kaleng Minuman
Dst.
Sebelum membahas lebih banyak, silakan mengidentifikasi bentuk patung di bawah ini?
Gambar 14. Patung Prajnaparamita Sumber: id.wikipedia.org/wiki/Prajnaparamita
Modul Guru Pembelajar Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMA
Patung di atas adalah patung Prajnaparamita yang ditemukan di daerah Jawa Timur (Malang). Patung tersebut merupakan peninggalan masa kejayaan agama Hindu di Jawa Timur. Sekarang Anda menganalisis patung tersebut sesuai dengan arahan di bawah ini.
1. Temasuk bentuk formal atau nonformal? (jika dilihat dari penampilan) 2. Apakah fungsi patung Prajnaparamita?
3. Bagaimana teknik pengerjaannya?
4. Termasuk patung solid atau berongga?
5. Bahan atau material medium ini apa?
Materi 2
Setelah Anda sudah menyelesaikan bacaan dengan memahami bentuk seni rupa tiga dimensi, sebaiknya mencari beberapa contoh penerapan patung tersebut; sebagai arah pembelajaran apresiasi seni rupa tiga dimensi kepada peserta didik. Silakan mencari contoh dari internet atau buku terkait:
1. patung religi;
2. patung monument;
3. patung arsitektur;
4. patung dekorasi;
5. patung seni; dan 6. patung kerajinan.
Kemudian pembelajar dapat mendiskusikan bentuk seni rupa tiga dimensi di bawah ini: jenis dan teknik apa saja yang digunakan untuk membuat karya seni rupa tiga dimensi.
Kegiatan Pembelajaran 1:
Seni Rupa Tiga Dimensi
31
Gambar 15 Patung kuda dari dimbah kertas diremas dan diselesaikan dengan dobekan kertas
Sumber: Koleksi Pribadi
Gambar 16. Susunan lidi pencukil kotoran gigi Sumber: koleksi pribadi
Modul Guru Pembelajar Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMA
Sebaiknya Anda juga melakukan hal yang sama mencipta dengan medium atau bahan serta teknik yang berbeda.
Mencipta seni rupa tiga dimensi kinetik
Berkarya seni rupa tiga dimensi harus selalu dilakukan setiap saat, karena pemahaman bentuk tidak saja harus menunggu gilirannya setelah belajar yang lain. Pelatihan tersebut dapat berupa menyusun perabot rumah tangga maupun peralatan lain sehingga ide menciptakan sesuatu yang baru (inovatif) dan kreasi selalu terjaga. Untuk menguatkan keterampilan menyusun, silakan Anda mencari kertas untuk membuat bentuk dari kertas dilipat dan disusun dengan teknik origami.
Teknik ini sangat terkenal di Jepang, karya origami sebenarnya merupakan tradisi bangsa Jepang ketika sedang berdiam tidak mempunyai pekerjaan, sehingga berfungsi sebagai ungkapan jiwa. Jika pembelajaran tentang menggambar ekspresi dikenal dengan jenis ilustrasi dodle art, maka origami mempunyai peran seperti di atas. Silakan mencoba; bagaimana seandainya bentuk-bentuk yang sudah dihasilkan melalui origami ini disusun ulang dengan origami yang lain akan menemukan seni rupa tiga dimensi dengan teknik konstruksi.
E. Latihan/Kasus/Tugas
Materi 1
1. Bentuk Formal
Setelah memahami proses penciptaan dengan teknik melipat, kemudian dikembangkan dengan teknik membentuk medium berbahan tanah liat serta yang lain, maka sudah saatnya Anda mencoba memikirkan materi pembelajaran yang akan di sampaikan kepada peserta didik. Amati dan pamahi tips di bawah ini, dan silakan berlatih membuat bentuk formal.
Latihan merancang pembelajaran di kelas
Mohon dirasakan, ketika Anda mencoba membuat bentuk itu atau setidaknya menunjukkan objek atau benda yang mirip dengan bentuk
Kegiatan Pembelajaran 1:
Seni Rupa Tiga Dimensi
33 kerucut, piramid, kubus atau yang lain, apa manfaat prinsipial bagi perkembangan penglihatan anak (peserta didik)?
Keterampilan apa saja sekiranya Anda mengajarkan dan membentuk secara formal: seandainya peserta didik diminta membuat bentuk bola dari bahan tanah liat dengan teknik membutsir dan memijit?
Peserta didik diminta membuat bentuk dasar dan kemudian akan dijadikan bentuk tiga dimensi, ilmu apa yang harus dikuasai?
Untuk jawaban yang pertama dan kedua Anda coba terlebih dahulu untuk mengetahui kesulitan. Sedangkan untuk jawaban yang terakhir; ilmu yang dapat membantu melatih visi bentuk untuk pengembangan intelegensi visual yaitu Menggambar Proyeksi–perspekstif. Proyeksi sebenarnya adalah perspektif rebahan; ilmu ini mengajarkan pemahaman struktur bentuk dengan mengurai sisi: atas, bawah dan samping, sehingga mewujudkan bentuk yang nyata. Sedangkan untuk perspektif adalah ilmu yang memberikan wawasan tentang ujud dan ke ruangan, yaitu ujud yang mempunyai pandangan jarak jauhnya posisi benda. Dengan ilmu ini peserta didik akan mudah menangkap benda tiga dimensi.
Ilmu bahan adalah pengetahuan tentang material (medium) yang digunakan dan dijadikan media berekspresi; ilmu ini mempelajari asal bahan, bentuk bahan, karakteristik bahan serta cara pengolahannya.
Dari presentasi ini, silakan merangkum pengertian:
1. Apakah yang disebut dengan bentuk formal?
2. Bagaimana langkah membuat bentuk formal dari bahan lembaran kertas kemudian dibentuk sesuai dengan deskripsi yang dibuat?
3. Dari bentuk dan teknik pengerjaan, mana yang paling sulit dikerjakan?
Mengapa?
4. Bagaimana jalan keluar menjelaskan pengertian dan membuat karya seni rupa tiga dimensi dengan berbagai bahan dan teknik?
Modul Guru Pembelajar Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMA
Setelah Anda mencoba dan memahami penjelasan dalam tips di atas, kini disilakan untuk belajar memahami secara praktek berkarya. Melalui pendekatan pertisipatif seperti ini peserta didik sudah mulai memahami pentingnya menguasai ilmu di atas. Tugas Anda adalah melihat meja di dalam tumah (apa saja); bentuk tersebut dibulatkan menjadi bentuk dasar seperti apa? Silakan memotret benda/objek di rumah dan membuat bentuk dasar.
SELAMAT MENCOBA
2. Bentuk Non Formal
Buatlah patung manusia dengan bahan lilin dengan teknik pahatan Catatan
a. Langkah: carilah lilin untuk penerang sebanyak 20 batang, silakan dipanaskan dalam suatu tempat yang panas agar meleleh.
Pemanasan dapat dilakukan secara langsung di atas bara api, namun dapat juga dengan cara merendam dalam air yang mendidih, kemudian tuangkan pada tempat yang berbentuk segi empat panjang.
b. Sebelum dituang lilin dinding dituangkan ke dalam tempat tersebut harus dilapisi dengan kertas atau minyak agar mudah diambil dari cetakan tersebut. Tempat tersebut berfungsi sebagai alat cetak.
c. Sekarang Anda dapat mengukir atau memahat dengan peralatan sederhana, lidi pengungkit kotoran gigi, atau pisau yang tidak terlalu tajam.
d. Tampilkan setelah jadi dengan uraian cara membuat dan menjelaskan kesulitan mengerjakan.
e. Jika pada suatu saat sulit mencairkan lilin dan kebetulan Anda sebagai guru harus membentuk dengan membutsir atau memahat dengan bahan seni lunak, maka gunakan sabun wangi. Hasilnya dapat dipajang di kamar kerja atau kamar tidur.
SILAKAN MENCOBA BEREKSPERIMEN
Kegiatan Pembelajaran 1:
Seni Rupa Tiga Dimensi
35 Materi 2
Latihan berkarya seni rupa tiga dimensi
1. Buatlah eksperimentasi Karya Tiga Dimensi dari bahan kertas bekas kemudian di remas hingga menemukan bentuk dasar. Langkah selanjutnya bentuk dasar tersebut mengesankan posisi wanita yang sedang berdiri dan bentuknya hanya badan (tanpa kepala). Setelah menemukan bentuk dasar lakukan penutupan dengan kertas terlebih dahulu disobek memanjang dan kemudian bungkus bentuk dasar tadi dengan sobekan kertas hingga rapi agar tidak terlalu kasar.
2. Carilan ide selain meremas kertas dan membentuk dengan menyusun benda jadi sehingga mengesan menjadi patung badan wanita.
Selamat Mengerjakan
Amati pula karya di bawah ini?
Karya seni rupa tiga dimensi ini adalah kinetic sculpture berbentuk Mobile Design. Kinerja patung gambar no: 17 ini berputar sehingga mengesankan
Gambar 17. Kinetic Sculpture karya Lyman Whitaker Sumber: www. Marcusashlev.com/vman-whitaker
Modul Guru Pembelajar Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMA
bentuk solid ketika sedang berputar. Prinsip berputar ini disebut dengan mobile. Kata mobile berasal dari bahasa Inggris berarti:
“ is a kinetic sculpture invented by Alexander Calder in the late 1920s.
Rumor has it that that prankster, Marcel Duchamp, actually coined the term as a sort of French pun to denote both motion and motive.
A mobile's components are suspended from (usually wire) arms and carefully balanced so that the slightest movement of air sets the entire construction into motion. ( arthistory.about.com)
Silakan cari pengertian sejenis karya kinetic sculpture atau mobile ini dan carilah contoh yang ada di Indonesia. Kata ini juga disebut dengan karya seni momental art, jika dilihat dari bentuk yang tidak tetap, karena berputar dan bergerak tersebut menjadikan setiap putaran mempunyai bentuk khasnya.
Karya bentuk tiga dimensi yang momental adalah karya air terjun, yang dikaitkan dengan lagu, sehingga jalannya air seperti menari dan membentuk susunan khas. Karya ini juga disebut dengan momental art, yaitu terletak pada posisi membentuk ketika sedang switch on dan tergantung oleh waktu.
Misalnya karya air mancur atau air terjun yang dapat dibuat bentuknya mirip dengan perulangan ornamen. Karya ini disebut patung dekorasi dan berfungsi sebagai hiasan murni.
Cobalah Anda membuat karya seni rupa tiga dimensi dan mencoba membuat kinetic sculpture dari bahan sederhana, berupa biji-bijian buah yang kuat dimana karya tersebut digerakkan secara manual namun bertahan lama.
Perhatikan instruksi di bawah ini, kemudian silakan Anda mencoba!
Berkresi dari bahan bekas
Carilah buah salak, ambil isinya setelah dimakan daging salaknya. Susunlah biji salak yang berwarna cokelat tersebut satu dengan yang lain, diharapkan mempunyai kaitan berbentuk segi tiga. Susunan ini sudah termasuk seni rupa tiga dimensi.
Kegiatan Pembelajaran 1:
Seni Rupa Tiga Dimensi
37 Karya yang sudah berbentuk utama segitiga dapat disentuh untuk digerakkan. Jika sudah bisa bergerak maka akan menemukan teknik kinetic
F. Rangkuman
Materi 1
Selanjutnya, aspek utama di dalam patung yang tidak dapat dilepaskan adalah aspek “material”. Karya patung dihadirkan melalui material atau bahan. Di dalam khazanah penciptaan patung, material selalu menjadi bagian yang tak terpisahkan dari aspek lainnya, bahkan seringkali merupakan bagian dari ide karya. Selain memiliki sifat fisik yang khas, masing-masing material juga mengandung narasi tersendiri, sehingga pemilihan sebuah material oleh pematung dimaksudkan sebagai artikulasi dari gagasan tertentu. Sebagai contoh adalah penggunaan barang-barang bekas sebagai material sebuah karya. Tanpa memandang bentuk visualnya sekalipun, material tersebut sudah menyiratkan persoalan budaya masyarakat yang konsumtif serta isu-isu lingkungan. Dengan demikian, pemilihan material alami atau material industrial dalam sebuah karya, tentu didasarkan atas pertimbangan kesesuaiannya dengan konsep karya, bukan sekadar pertimbangan teknis saja.
Berkaitan dengan material adalah “teknik”, dalam hal ini penguasaan pengetahuan atas material dan perlakuannya serta keterampilan di dalam mengolah dan memanipulasi media sehingga menghasilkan wujud visual
Sumbu Biji salak
Kawat penghubung
Digoyang
Gambar 18. Rangkaian Kinetic Sculpture Terbuat Dari Bahan Biji Salak
Modul Guru Pembelajar Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMA
yang sesuai dengan kehendaknya. Kepiawaian seorang perupa dalam mengolah medianya ini sering disebut sebagai craftsmanship. Namun demikian, craftsmanship sebenarnya bukan sekadar keterampilan teknis semata, melainkan kapasitas personal seorang seniman di dalam mengembangkan dan mewujudkan ide seninya ke dalam wujud visual.
Materi 2
1. Setelah membaca uraian di atas, seni patung dan seni arca mempunyai ujud yang sama, yaitu karya seni rupa tiga dimensi.
2. Pengerjaan mematung juga dapat dikatakan sangat memperhatikan kaidah, khususnya pematungan pada masa klasik.
3. Bertolak dari fungsi atau peran penampilannya seni rupa tiga dimensi ini berbeda-beda. Perbedaan tersebut merupakan variasi; maka terdapat jenis patung religi, dekorasi, monumen, arsitektur, kriya dan patung makam. Karya tersebut mempunyai spesifikasi tujuan penciptaannya.
4. Dilihat dari bentuk terdapat karya seni rupa tiga dimensi yang statis maupun dinamis, figuratif maupun nonfiguratif serta berbentuk utuh dan relief.
5. Perkembangan mutakhir, seni patung kembali sebagai karya seni rupa tiga dimensi dengan latar belakang penciptaan adalah kebutuhan praktis, hiasan maupun konstruktif.
6. Anda dapat memilih jenis patung untuk dikuasai secara formal sesuai dengan minat kreasinya, misalnya: patung taman, patung konstruktif dan masih banyak lagi.
7. Seni rupa tiga dimensi sebagai pengembangan ide merupakan usaha pendidikan visi ruang dan bentuk; pelatihan yang dilakukan adalah pengenalan ruang serta bentuk solid.
Kegiatan Pembelajaran 1:
Seni Rupa Tiga Dimensi
39
G. Umpan Balik
Laporkan Hasil Temuan Patung Kinetik sederhana dari susunan biji salak:
No Jenis kegiatan Kesulitan Temuan Saran bagi orang lain
Silakan simpulkan, bagaimana cara membuat patung kinetis dari bahan biji salak, dan saran pembuatan secara permanen dengan memanfaatkan listrik tenaga surya, angin atau air, sehingga menimbulkan efek suara.
Modul Guru Pembelajar Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMA
Kegiatan Pembelajaran 2:
Prinsip Penciptaan Karya Seni Rupa Tiga Dimensi
41
PRINSIP PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA TIGA DIMENSI
Gambar 19. Patung Seni (Kreasi Dengan Teknik Kerangka Kawat)
A. Tujuan
Setelah membaca mnodul Berkarya Seni Rupa Tiga Dimensi ini peserta didik mampu:
1. mendeskripsikan wilayah seni rupa tiga dimensi berdasarkan teknik, medium, serta prinsip penciptaannya;
2. menunjukkan perbedaan teknik, jenis serta medium yang digunakan seniman dalam mencipta seni rupa tiga dimensi dengan didasarkan pengetahuan yang diperoleh membaca buku, bertanya kepada guru dan pengetahuan yang diakses melalui internet; dan
3. mengevaluasi karya seni rupa tiga dimensi, baik seni murni maupun seni terap berdasarkan prinsip penciptaan masing-masing karya.
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2
Modul Guru Pembelajar Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMA
B.
Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Menyebutkan wilayah seni rupa tiga dimensi bergaya murni maupun terapan.
2. Mendeskripsikan teknik, medium serta prinsip (tujuan) penciptaan karya seni rupa tiga dimensi.
3. Mendeskripsikan prinsip penciptaan seni rupa tiga dimensi berdasarkan gaya, tujuan serta ide yang diungkapkan oleh seniman seni rupa tiga dimensi.
C. Uraian Materi
Bacalah dengan seksama
Langkah Awal Mempelajari Modul Ini
Sebelum membahas lebih banyak tentang wawasan seni rupa tiga dimensi, sebaiknya pembelajar modul mencari tahu tentang pengertian seni rupa tiga dimensi melalui internet atau bertanya kepada para ahli, seniman maupun guru di kelas. Pengetahuan yang diterima dimplementasikan untuk mempelajari modul ini.
Lebih diutamakan Anda mengoleksi gambar seni rupa tiga dimensi yang beraneka ragam bentuk, medium serta tujuan atau fungsinya.
1. Visi Penciptaan
Mempelajari ‘praktek penciptaan karya seni rupa, khususnya seni rupa tiga dimensi harus mengetahui 3 visi penciptaan atau prinsip penciptaan: (1) tujuan penciptaan, (2) sejarah dan perkembangan penciptaan, dan (3) makna apa yang akan diujudkan dalam peniptaan ini. Melalui dasar ini, seorang seniman atau pencipta seni rupa tiga dimensi (selanjutnya disebut dengan perupa) akan mudah mengayunkan gagasannya ke dalam konsep penciptaan. Setelah menemukan konsep berdasarkan visi penciptaan, biasanya perupa melanjutkan memikirkan: teknik, bahan, penyelesaian dan penampilan akhir (finishing touch).
Kegiatan Pembelajaran 2:
Prinsip Penciptaan Karya Seni Rupa Tiga Dimensi
43 a. Tujuan Penciptaan
Seorang seniman ketika akan menciptakan karya seni rupa tiga dimensi harus memahami tujuan penciptaan, ‘untuk apa sebuah karya ini diciptakan’. Mengingat cakupan seni rupa tiga dimensi ini luas sekali maka dengan tujuan penciptaan akan diperoleh arah mencipta. Apakah untuk karya seni, untuk model atau contoh (dammi) sebuah model karya, ataukah sebuah karya seni rupa terap (applied art). Tujuan sangat menentukan model serta menentukan langkah selanjutnya.
Sebagai contoh:
Seorang perupa akan menerima pesanan membuat karya patung meja, dengan tujuan memberikan daya tarik suatu ruangan. Kebetulan ruangan yang akan diisi dengan patung adalah ruang makan sebuah restoran bernuansa etnik (tradisional). Disini perupa perlu menentukan corak atau gaya patung, untuk menentukan jenis karya yang akan ditampilkan.
Catatan : patung meja adalah karya seni rupa tiga dimensi yang berperan sebagai hiasan meja, namun tetap memperhatikan asas estetika murni dan prinsip ekspresi bebas. Karya tersebut memuat simbol-simbol ide dan gagasan secara padat dan dapat dipajang pada meja kerja.
Peran tujuan penciptaan ini nantinya akan menentukan model karya seni rupa tiga dimensi sebagai penghias rumah makan yang berkaitan dengan kenikmatan makan, minum serta memberikan kesejukan ruangan agar santai dan memberi kesempatan penikmat tenang.
Sebuah karya patung klasik kemungkinan besar memberikan gambaran yang lebih tepat karena suasana etnik dengan ruangan terbuka mengingatkan hal yang bernuansa gembira dan tenang. Jika contoh di atas merupakan patung hias, yang berfungsi menghias meja kini terdapat patung yang ditempatkan pada lokasi tertentu yang berfungsi sebagai medium konsentrasi bersembahyang. Oleh