Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Saga (Abrus Precatorius L.) … (Anto Sugiharto, dkk) PRAEPARANDI Vol. 5, No.1, Juli 2021 Hal 60 – 74
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN SAGA (Abrus precatorius L.) DAN HERBA MENIRAN (Phyllanthus
niruri L.)
SERTA KOMBINASINYA TERHADAP BAKTERI Streptococcus mutans
SAGA LEAF EXTRACT ANTIBACTERIAL ACTIVITY TEST (Abrus precatorius L.) AND MENIRAN HERBS (Phyllanthus
niruri L.)
AND THE COMBINATION OF Streptococcus mutans bacteria
1Anto Sugiharto, 2Siti Pandanwangi TW
(1,2)Sekolah Tinggi Farmasi YPIB Cirebon
Submitted: 2 Juli 2021 Reviewed: 8 Juli 2021 Accepted: 25 September 2021
ABSTRAK
Dikenal di masyarakat daun tanaman Saga (AbrusprecatoriusL.) bersifat antibakteri dan berkhasiat sebagai obat sariawan, obat batuk dan obat radang tenggorokan sedangkan tanaman Meniran (Phyllanthus niruri L.) secara klinis terbukti bersifat immunostimulan, dan berkhasiat sebagai obat kencing manis, herpes dan batu empedu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak daun Saga dan ekstrak herba Meniran serta kombinasinya terhadap bakteri Streptococcus mutans.
Ekstraksi dilakukan dengan maserasi 2 tahap, pertama menggunakan pelarut etanol 96%, ampasnya diekstrak lagi menggunakan pelarut heksana. Uji antibakteri menggunakan metode Difusi Agar, yaitu dengan meletakan kertas cakram yang telah mengandung ekstrak tanaman diatas lempeng agar darah yang telah diinokulasi dengan bakteri Streptococcus mutans. Perlakuan terdiri dari 5 macam, yaitu X1 (ekstrak daun Saga), X2 (kombinasi ekstrak daun Saga dan
Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Saga (Abrus Precatorius L.) … (Anto Sugiharto, dkk) PRAEPARANDI Vol. 5, No.1, Juli 2021 Hal 60 – 74
ekstrak herba Meniran dengan perbandingan 1:1), X3 (kombinasi ekstrak daun Saga dan ekstrak herba Meniran dengan perbandingan 2:1), X4 (kombinasi ekstrak daun Saga dan ekstrak herba Meniran dengan perbandingan 1:2), X5 (ekstrak herba Meniran). Kontrol positif yaitu Ampicillin Sulbactam, dan Kontrol negatif Carboxymethyl Sellulose (CMC) 1 %.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun Saga dan ekstrak herba Meniran serta kombinasinya memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteriStreptococcus mutans yang ditunjukan dengan hasil uji annova dimana F hitung Treatmen sebesar 11,82 berpengaruh nyata pada level 5%.Daya antibakteri kombinasi ektrak daun Saga dan ekstrak herba Meniran terhadap bakteri Streptococcus mutans pada komposisi 2:1 adalah yang paling tingi diantara komposisi ekstrak yang lainnya, ditunjukan dengan hasil uji LSD dengan nilai rata rata daya hambat 12,70 mm. Seluruh komposisi ekstrak yang diteliti, daya antibakterinya lebih rendah dari Kontrol Positif sebesar 23,38 mm.
Kata kunci : ekstrak daun saga, ekstrak herba meniran, Streptococcus mutans.
ABSTRACT
Known in the society, the leaves of the Saga plant (Abrus precatorius L.) are antibacterial and efficacious as thrush medicine, cough medicine and sore throat medicine, while the Meniran plant (Phyllanthus niruri L.) has been clinically proven to be immunostimulant, and efficacious as a urinary tract infection drug, herpes and sore throat. This study aimed to determine the antibacterial activity of Saga leaf extract (Abrus precatorius L.) and Meniran herb extract (Phyllanthus niruri L.) and their combination against Streptococcus mutans bacteria.
Extraction was carried out by maceration in 2 stages, first using 96%
alcohol solvent, the pulp was extracted again using hexane as solvent. Antibacterial test using the Agar Diffusion method, namely by placing a paper disc containing plant extracts on a blood agar plate that has been inoculated with Streotococcus mutans bacteria. The treatments consisted of 5 types, namely X1 (Saga leaf extract), X2 (combination of Saga leaf extract and Meniran herb extract in a ratio of 1: 1), X3 (combination of Saga leaf extract and Meniran herb extract in a ratio of 2: 1), X4 ( a combination of Saga leaf extract and Meniran herbal extract in a ratio of 1:
2), X5 (Meniran herb extract). The positive control was Ampicillin Sulbactam, and the negative control was Carboxymethyl Sellulose (CMC) 1%.
The results showed that Saga leaf extract and Meniran herb extract and their combination had antibacterial activity against Streptococcus mutans bacteria as indicated by the ANOVA test results where F count of Treatment is 11.82 had a significant effect at the 5% level. The antibacterial activity of the combination of Saga leaf extract and Meniran herb extract against Streptococcus mutans bacteria at 2: 1 composition was the highest among other extract compositions, as indicated by the results of the LSD test with an average value of inhibition is 12.70 mm. All
Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Saga (Abrus Precatorius L.) … (Anto Sugiharto, dkk) PRAEPARANDI Vol. 5, No.1, Juli 2021 Hal 60 – 74
of the extract compositions studied had lower antibacterial activity than the Positive Control is 23.38 mm.
Key word : saga leaf extract, meniran herbal extract, Streptococcus mutans
Korespondensi Penulis Anto Sugiharto
Prodi S1 Farmasi
Jl. Perjuangan – Mejasem – Cirebon e-mail : [email protected]
PENDAHULUAN
Perkembangan penggunaan obat-obatantradisional khususnya daritumbuh-tumbuhansudah cukup meluas, tujuannya adalahuntuk
membantu meningkatkan
derajatkesehatan masya- rakat.Teknologi farmasi yang ditawar-kannyaharuslah dapat memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat, dapat berfungsi efektif menekan pertumbuhan penyakit, efisien dari segi ekonomi dan dapat memberikan rasa aman dengan efek samping yang sekecil mungkin. Salah satu teknologi farmasi yang sedang berkembang saat iniadalah pembuatanobatberbahan herbal.
Penyakit yang masih sering diderita masyarakat adalah sakit gigi,
salah satu bakteri penyebabnya dan yang dominan menyebabkan kerusakan gigi adalahStreptococcus mutans.Bakteri ini adalah bakteriGram positif yang tumbuh dalam suasana anaerob fakultatif dan merupakan bakteri yag paling dominan menyebabkan kerusakan email gigi (Ari, 2008).Salah satu kebiasaan masyarakat kita di Indonesia dalam memanfaatkan obat tradisional untuk mengatasi sakit gigi dan menjaga kesehatan mulut.adalah dengan cara berkumur dengan larutan herbal tertentu.
Tanaman yang diduga dapat mengendalikan perkembangan bakteri Streptococcus mutans adalah Saga(Abrus precatorius L.). Menurut penelitian Wuri H. (2011)
Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Saga (Abrus Precatorius L.) … (Anto Sugiharto, dkk) PRAEPARANDI Vol. 5, No.1, Juli 2021 Hal 60 – 74
dinyatakanbahwa ekstrak metanol daun saga 10% mempunyai aktivitas antibakteri terhadap Streptococcus mutan. MenurutAndayani, dkk, (2012) daun Saga mengadung senyawa alkaloid, flavonoid, saponin dan steroid.
Tanaman lain yang dinyatakan berkhasiat antibakteri adalah Meniran (Phyllanthus niruri L.). Hasil penelitian Dewangga, dkk (2019) menyatakan bahwa ekstrak herba meniran efektif mengendalikan bakteri Staphylococcus aureus, yang bersama dengan Streptococcus mutans menjadi penyebab kerusakan email gigi. Menurut Harrizul, dkk (2013) herba meniran mengandung flavonoid,tanin, alkaloid, saponin,steroid, dan terpenoid, yang berkhasiat untuk mengatasi infeksi saluran kencing, penyakit herpes, dan sebagai immunostimulan.
Adanya beberapa kandungan senyawa yang terdapat pada meniran tetapi tidak terdapat pada saga dan begitu pula sebaliknya, maka diduga apa bila kedua tanaman ini dipadukan dalam sebuah obat herbal akan menghasilkan daya antibakteri yang lebih kuat jika dibandingkan dengan
dalam keadaan tunggal.Senyawa metabolit skunder yang terdapat pada daun saga adalah senyawa alkaloid, flavonoid, saponin dan steroid.
Sedangkan pada meniran adalah flavonoid, tanin, alkaloid, saponin, steroid, dan terpenoid. Menurut Septyaningsih (2010) bahwa steroid dan terpenoid bersifat nonpolar sehingga kelarutannya baik pada pelarut non polar, sedangkan senyawa alkaloid, saponin, dan tannin bersifat polar.
Memperhatikan beberapa pertimba-ngan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Saga (Abrus Precatorius L.) dan Herba Meniran (Phyllanthus niruri L.) Serta Kombinasinya Terhadap Bakteri Streptococcusmutans”, dengan asumsi bahwa dengan adanya variasi dosis dan perpaduan dua macam ekstrak antibakteri ini daya hambatnya terhadap pertumbuhan bakteri akan lebih kuat sehingga dapat memberikan hasil yang lebih memuaskan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktifitas antibakteri
Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Saga (Abrus Precatorius L.) … (Anto Sugiharto, dkk) PRAEPARANDI Vol. 5, No.1, Juli 2021 Hal 60 – 74
ekstrak daun saga dan herba meniran terhadap bakteri Streptococcus mutans L ; untuk mengetahui apakah gabungan dua jenis ekstrak tanaman akan memberikan hasil yang lebih baik; serta untuk mengetahui komposisi campuran ekstrak yang lebih baik dari kontrol positif sehingga dapat direkomendasikan sebagai bahan obat.
METODELOGI PENELITIAN Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain laboratorik nonfaktorial eksperimental dengan metode CRD (Completity Randomized Design).
Bentuk percobaan adalah percobaan 1 faktor dengan 5 taraf, serta terdapat kontrol positif dan kontrol negatif.
Alat dan Bahan
Alat alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :Cawan petri diameter 14 cm, cawan petri kecil ukuran diameter 9 cm, tabung reaksi, pinset, lidi kapas steril, autoklaf, inkubator, botol semprot, pipet steril, api bunsen, obyek glass, mikroskoop, jangka sorong, sendok, timbangan, tabung erlemeyer, kertas label, alat ekstraksi, kertas saring, pengaduk,
corong, kaki tiga, gelas ukur, kertas payung, lakban transparan, spidol, rotary evaporator, dan cawan penangas.
Bahan bahan yang diperlukan terdiri dari; tanaman meniran (Phyllanthus niruri L.), daun saga (Abrus precatorius L.),isolat bakteri Streptococcus mutans, larutan NaCL 0,9 %,kristal violet, lugol, safranin, etanol 96 %, heksana, agar darah base, darah domba segar, nutrient broth, aqua dest, pereaksi lieberman – burchard, kertas cakram kosong steril, kertas cakram antibiotik, ampicillin sulbaktam Carboxymethyl Cellulose (CMC).
Determinasi Tanaman
Penelitian dimulai dengan melakukan determinasi tanaman, yaitu memastikan bahwa sampel yang digunakanadalahbenar benar dari jenis tanaman yang dikehendaki.Cara pelaksanaan determinasi sesuaiprosedur yang dikemukakan oleh Dr. C.G.G.J. van Steenis.
Pembuatan Simplisia
Masing-masing bahan yanitu herba Meniran dan daun Saga segar diambil dari tanaman yang sehat, tidak
mengandung hama dan
Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Saga (Abrus Precatorius L.) … (Anto Sugiharto, dkk) PRAEPARANDI Vol. 5, No.1, Juli 2021 Hal 60 – 74
penyakit.Timbang dan catat bobotnya. Kemudian dicuci dengan air bersih, lalu dikeringkan dengan sinar matahari selama lebih kurang 5 hari sampai kadar air sekitar 10%.
Selama pengeringan dinaungi kain hitam agar tidak terkena sinar matahari langsung. Setelah kering dihaluskan sampai menjadi serbuk
dengan menggunakan
blender.Timbang lagi catat bobotnya.
Ekstraksi Simplisia
Ekstraksi dilakukan secara maserasi. Namun sebagaimana disampaikan diatas bahwa.
Dikarenakan adanya beberapa senyawa yang tingkat kepolarannya berbeda beda maka ekstraksi dilakukan dua (2) tahap. Tahap pertama dengan menggunakan pelarut polar etanol 96 % dan tahap ke2 dengan pelarut non polar n- heksana. Rendemen ekstrak dihitung berdasarkan perbandingan ekstrak yang diperoleh terhadap berat serbuk simplisia yang ditimbang.
Untuk dapat mengatur konsentrasi larutan ekstrak maka perlu pengenceran dengan air suling.
Supaya senyawa polar dan non polar ketika dicampurkan dapat
membentuk larutan yang stabil, maka dipandang perlu untukditambahkan bahan suspension agent.
Skrining Fitokimia
Untuk memastikan kandungan senyawa zat aktif pada ekstrak kental maka dilakukan skrining fitokimia.
Skrining fitokimia dilakukan untuk mengetahui kandungan alkaloid, saponin, tanin, triterpenoid dan steroid.
Uji Aktivitas Antibakteri
Uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan menggunakan cawan petri dengan media mengunakan Nutrien Agar Darah (NAD). 60 mL agardarah cair masukan kedalamcawan petri masing-masing dan barkanmemadat dan dingin Usapkan suspensi bakteri Streptococcus mutans ke permukaan media agar darah pada cawan petri dengan menggunakan lidi kapas steril secara merata dan dalam keadaan aseptis. Rendam kertas cakram kosong dalam larutan ekstrak daun saga, dalam ekstrak meniran, dalam ekstrak kombinasi saga dan meniran sesuai perlakuan, letakkan kertas cakram dengan menggunakan pinset di atas media agar yang telah
Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Saga (Abrus Precatorius L.) … (Anto Sugiharto, dkk) PRAEPARANDI Vol. 5, No.1, Juli 2021 Hal 60 – 74
diinokulasi dengan bakteri Streptococcus mutan spade tempatnya sesuai perlakuan masing masing. Inkubasikan selama 48 jam pada suhu 30 – 37oC. Diamati aktivitas daya hambat terhadap bakteri Streptococcus mutans dengan adanya zona bening disekitar cakram.
Ukur diameter zona bening untuk mengetahui seberapa besar daya antibakterinya.
PEMBAHASAN Hasil Determinasi
Determinasi dilaksanakan dengan prosedur yang dikemukakan oleh Dr. C.G.G.J. van Steenis. Hasil determinasi menunjukkan bahwa sampel yang digunakan adalah benar tanaman Saga dan tanaman Meniran Hasil Pembuatan Simplisia
Daun saga segar yang berasal dari daerah Brebes Jawa Tengah, dipilih yang sehat, tidak mengandung hama dan penyakit.Timbang sebanyak 1,2 kg dan diperoleh hasil pengeringan sebanyak 384 gram.Setelah kering dihaluskan sampai menjadi serbuk menggunakan blender. Diperoleh serbuk halus daun saga sebanyak 370 gram.
Tanaman Meniran lengkap dengan akarnya diambil dari lahan di daerah Brebes Jawa Tengah sebanyak 1,2 kg dan diperoleh hasil pengeringan sebanyak 332 gram.Setelah kering lalu dihaluskan menggunakan blender sampai menjadi serbuk. Diperoleh hasil simplisia serbuk meniran sebanyak 321 gram.
Hasil ekstraksi sebanyak 300 gram simplisia herba meniran diperoleh ekstrak kental herba meniran sebanyak 21,10 gram.
Hasil Ekstraksi Simplisia
Sebanyak 300 gram serbuk simplisa Daun Saga direndam dalam ethanol 96% selama 5 hari. Setelah 5 hari diambil ekstraknya dan ampasnya direndam lagi dalam n- heksana biarkan selama 3 hari.
Setelah 3 hari disaring, diambil ekstraknya lalu diuapkan dengan alat Rotary Evaporator. Kemudian ekstrak hasil ekstraksi tahap 1 dan tahap 2 dicampurkan Kemudian dikentalkan dengan penangas. Diperoleh ekstrak kental daun saga sebanyak 25,45 gram. Rendemen = 8,48 %.
Hasil penelitian Juniarti, dkk (2009) menunjukkan rendemen
Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Saga (Abrus Precatorius L.) … (Anto Sugiharto, dkk) PRAEPARANDI Vol. 5, No.1, Juli 2021 Hal 60 – 74
ekstrak daun saga dengan pelarut n- heksan, etil asetat dan metanol menghasilkan ekstrak dengan rendemen masing-masing 2,73%;
4,08% dan 18,10% terhadap berat kering.
Sebanyak 300 gram simplisia herba meniran dan diperlakukan seperti pada daun saga diatas.
Diperoleh ekstrak kental herba meniran sebanyak 21,10 gram.
Rendemen = 7,03 %.
Hasil penelitian Sukmayati A, dkk (2015) memperoleh rendemen ekstrak etanol meniran sebesar 8,04%. Sementara hasil penelitian Atiek Soemiati, dkk., (2010) melakukan maserasi herba meniran dengan pelarut n-heksana memperoleh ekstrak kental dengan rendemen 0,49 % dari berat serbuk.
Perbedaan lokasi tumbuh tanaman akan menyebabkan perbedaan nutrisi yang diterima tanaman. Hal ini dapat pula menyebabkan perbedaan pada komposisi senyawa metabolit yang
terkandung didalam tanaman tersebut. Maka hal ini akan menyebabkan perbedaan pada besarnya rendemen ekstrak yang dihasilkan.
Ekstrak kental daun saga dan meniran yang diperoleh masing masing diencerkan dengan aquades agar dapat diatur konsentrasinya yaitu pada konsentrasi 30% (b/v).
Hasil Identifikasi Fitokimia
Hasil identifikasi fitokimia diperoleh data seperti pada tabel 1.
Tabel 1. Hasil Uji Fitokimia Ekstrak Daun Saga (Abrus precatorius L.) dan Herba Meniran (Phyllanthus niruri L.).
No Senyawa Yang Diidentifikasi
Ekatrak Yang Diuji
Daun Saga
Herba Meniran
1 Alkaloid + +
2 Saponin + -
3 Tanin - +
4 Triterpenoid - +
5 Steroid + -
Ket.: + = Positif mengandung senyawa yang diidentifikasi
- = Tidak mengandung senyawa yang diidentifikasi.
Hasil Pengukuran Diameter zona bening
Diameter zona bening hasil pengukuran terdapat pada tabel 2 berikut :
Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Saga (Abrus Precatorius L.) … (Anto Sugiharto, dkk) PRAEPARANDI Vol. 5, No.1, Juli 2021 Hal 60 – 74
Tabel 2. Angka rata rata Hasil Pengukuran Diameter Zona Bening Uji Aktifitas Antibakteri
Ket.: Pada perlakuan X1 ulangan 3 dan X4 ulangan 4 data diameter zona bening tidak dapat diambil datanya.
Ket :
X1= Ekstrak tunggal Daun Saga) X2= Daun Saga : Meniran (1 : 1) X3= Daun Saga : Meniran (2 : 1) X4= Daun Saga : Meniran (1 : 2) X5= Ekstrak tunggal Herba Meniran K+ = K positif (Ampicillin Sulbactam)
Disampaikan diatas bahwa
ekstrak saga dan meniran efektif sebagai antibakteri terhadap Streptococcus mutans. Namun dalam hal ini senyawa yang manakah yang sesungguhnya berperan sebagai antibakteri tersebut. Berdasarkan informasi yang disampaikan oleh Brooks, et al (2007) bahwa
triterpenoid, tanin, steroid dan flavonoid dan saponin menghambat pertumbuhan bakteri dengan cara mengganggu permeabilitas membran sel, sedangkan flafonoid dan fenol dengann cara mendenaturasi protein sel.
Senyawa alkaloid sebagai antibakteri bekerja dengan cara memanfaatkan sifat reaktif gugus basa pada senyawa tersebut yang mengandung nitrogen. Gugus basa ini saat berkontak dengan penyusun dinding sel bakteriakan mengakibatkan perubahan keseimbangan pada penyusun dinding sel bakteri terutama DNA yang merupakan penyusun utama inti sel. Akibatnya inti sel bakteri mengalami kerusakan dan lisis sehingga bakteri akan mati (Fauzia 2008 dan Gunawan,2009).
Saponin juga memiliki peran dalam menghambat pertumbuhan Streptococcus mutans dengan cara mengganggu sistim permeabilitas membran sel bakteri. Saponin bekerja dengan cara berikatan dengan protein dan lipid yang terdapatpada membran sel dan menimbulkan lisis pada membran
Sampel Cp1 (mm)
Cp2 (mm)
Cp3 (mm)
Cp4 (mm)
(mm)
X1 5,20 6,00 0,00 2,00 4,40
X2 4,10 2,00 13,00 4,00 5,78
X3 5,50 12,60 13,50 19,20 12,70
X4 9,00 7,50 2,00 0,00 6,17
X5 12,60 15,10 2,00 13,10 10,70 K+ 20,10 24,30 24,10 25,00 23,40
K- 2,00 2,20 2,00 2,10 2,10
Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Saga (Abrus Precatorius L.) … (Anto Sugiharto, dkk) PRAEPARANDI Vol. 5, No.1, Juli 2021 Hal 60 – 74
sel. Kerusakan membrane sel menyebabkan terganggunya transport senyawa dan ion (nutrisi) melalui membran sel sehingga sel bakteri mengalami kekurangan nutrisi yang diperlukan bagi pertumbuhannya (Nursal, dkk, 2006).
Mekanisme penghambatan tanin yaitu dengan cara mengkoagulase protoplasma sel dari bakteriStreptococcus mutans.
Senyawa tanin masuk kedalam sel bakteri melalui dinding sel bakteri yang telah lisis akibat senyawa alkaloid(Yudha, dkk, 2013).
Mekanisme kerja triterpenoid sebagai senyawa antibakteri adalah dengan menyebabkan penurunan permeabilitas membran sel bakteri.
Senyawa triterpenoid bereaksi dengan protein transmembran yaitu porin yang terdapat pada membran luar dinding sel bakteri,mereka membentuk ikatan polimer yang kuat sehingga mengakibatkan terganggunyafungsi porin yang merupakan pintu keluar masuk senyawa sehingga permeabilitas membran sel bakteri berkurang atau terganggu (Rachmawati, 2009).
Mekanisme senyawa steroid sebagai antibakteri adalah dengan menggangu permeabilitas membran sel bakteri (Brooks et. Al, 2007). Hal ini disebabkan oleh kemampuan steroid yang dapat berinteraksi dengan membran fosfolipidsel yang bersifat permeabel terhadap senyawa-senyawa lipofilik. Interaksi senyawa steroid dengan membran fosfolipid sel menyebabkan penurunan dari integritas membran serta menyebabkan perubahan morfologi membran sel yang menyebabkan terjadinya lisis (Ahmed, 2007). Adanya kerusakan pada membra maka permeabilitasnya menjadi terganggu sehingga transportasi nitrisi kedalam sel terhambat. Hal ini menyebabkan kematian sel bakteri.
Berdasarkan pembahasan diatas diketahui bahwa seluruh senyawa metabolit skunder yang teridentifikasi pada penelitian ini yaitu Alkaloid, Saponin, Tanin, Triterpenoid, dan Steroid memiliki akvitas antibakteri.
Selanjutnya untuk mengetahui perlakuan mana yang terbaik diantara
Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Saga (Abrus Precatorius L.) … (Anto Sugiharto, dkk) PRAEPARANDI Vol. 5, No.1, Juli 2021 Hal 60 – 74
X1, X2, X3, X4 dan X5 perlu dilakukan uji perbandingan.
Setelah dilakukan uji anova analisis data dilanjutkan dengan uji pembandingan. Dalam hal ini uji perbandingan yang kami gunakan
adalah uji Least Significan Different (LSD). Hasilnya dirangkum dalam bentuk notifikasi sebagaimana tebel 3 berikut .
Tabel 3.Notifikasi hasil Uji LSD Diameter Zona Hambat Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Saga dan Herba Meniran Serta Kombinasinya Terhadap Bakteri Streptococcus mutans.
No Perlakuan Nilai Rata-rata Notasi
1 X1 4,40 a b
2 X2 5,78 a b
3 X3 12,70 c
4 X4 6,17 a b c
5 X5 10,70 b c
6 K+ 23,38 d
7 K- 2,08 a
Pada Tabel 3. terlihat bahwa diantara nilai rata-rata komposisi ekstrak, perlakuan X3 menduduki rangking tertinggi (c), disusul oleh X5, X4, X2 dan X1 yang mempunyai tingkat yang sama (b). Sedangkan secara keseluruhan tertinggi adalah Kontrol positif dengan notasi (d) dan terendah adalah Kontrol negative dengan notasi (a). Hasil uji LSD menunjukan pula bahwa perlakuan ekstrak tunggal daun saga X1 dan ekstrak tunggal herba meniran X5
daya antibakterinya berada dibawah X3 dimana perlakuan X3 adalah kombinasi ekstrak daun saga dengan ekstrak herba meniran dengan perbandingan 2 : 1. Hal ini
membuktikan bahwa
dikombinasikannya ekstrak daun saga dengan ekstrak herba meniran dapat meningkatkan daya antibakteri ekstrak.Hal ini dapat dipahami karena dengan adanya kombinasi maka jenis senyawa yang terdapat pada suspensi ekstrak tidak hanya alkaloid, saponin
Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Saga (Abrus Precatorius L.) … (Anto Sugiharto, dkk) PRAEPARANDI Vol. 5, No.1, Juli 2021 Hal 60 – 74
dan steroid yang berasal dari daun saga tetapi juga ada tanin dan triterpenoid yang bersal dari herba meniran.
Seluruh perlakuan ektrak dari X1 sampai dengan X5 hanya mencapai notasi (a), (b) dan (c) sedangkan kontrol positif adalah (d).
Dari kondisi ini dapat diartikan bahwa seluruh perlakuan / treatmen ekstrak efektif terhadap Streptococcus mutans akan tetapi daya
antibakterinya berada
dibawahAmpicillin sulbactam (kontrol positif). Maka dari hasil penelitian ini tidak ditemukan komposisi ekstrak / campuran ekstrak yang layak untuk direkomendasikan sebagai bahan obat, karena kekuatan dari seluruh komposisi ekstrak daya hambatnyamasih berada dibawah Ampicillin sulbactam.
Hal ini terjadi diduga karena konsentrasi ekstrak yang terlalu
rendah. Konsentrasi ekstrak dalam campuran ektrak pada penelitian iniadalah 30% (b/v). Ekstrak daun saga dan herba meniran terbukti memiliki efektifitas antibakteri terhadap Streptococcus mutas akan tetapi efektivitasnya lemah.
Memperhatikan hal diatas patut kiranya dilakukan penelitian serupa dengan konsentrasi ekstrak yang lebih tinggi.
Ada satu hal yang mungkin dapat dipertimbangkan kembali bagi penelitian selanjutnya yaitu dalam pemilihan suspension agent.
Suspension agent yang terlalu banyak dan atau terlalu pekat akan mengganggu peresapan zat aktif kedalam kertas cakram saat perendaman.Selain Carboxymethyl Cellulose (CMC) perlu dicari suspension agent lain yang lebih tepat.
PENUTUP
Penelitian“Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Saga (Abrus Precatorius L.) dan Herba Meniran (Phyllanthus niruri L.) Serta
Kombinasinya Terhadap Bakteri Streptococcusmutans” menghasilkan kesimpulan bahwa Ekstrak daun Saga (Abrus precatorius L.) dan ekstrak herba meniran (Phyllanthus niruri L.) memiliki aktivitas antibakteri
Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Saga (Abrus Precatorius L.) … (Anto Sugiharto, dkk) PRAEPARANDI Vol. 5, No.1, Juli 2021 Hal 60 – 74
terhadap bakteri Streptococcus mutans, kombinasi ektrak daun saga (Abrus precatorius L.) dan ekstrak herba meniran (Phyllanthus niruri L.)yaitu pada komposisi Saga : Meniran (2 : 1) memberikan hasil tertinggi, dan lebih baik efektivitas antibakterinya terhadap bakteri Streptococcus mutans dibandingkan dengan komposisi tunggal.
Sedangkan komposisi campuran ekstrak yang lebih baik dari kontrol positif, tidak didapatkan dalam penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA.
1. Agus Kardinan dan F.R. Kusuma.
(2004). Hidup sehat secara Alami.
Dalam: Meniran Penambah Daya Tahan Tubuh Alami. Cet.1.
Jakarta: Agro Media Pustaka.
2. Ahmed, Bahar. (2007). Chemistry Of Natural Products. New Delhi:
Department of Pharmaceutical Chemistry Faculty of Science Jamia Hamdard.
3. Andayani, R., Basri, A,G., Wury, H. (2012).Uji Daya Hambat Ekstrak Metanol DaunSaga (AbrusprecatoriusLinn) Terhadap
Pertumbuhan Streptococcus mutans. Cakradonya Dental, Vol 4, 427.2085-456x.
4. Ari,W. N. (2008). Streptococcus Mutans, Si Plak Dimana-mana,
Available from :
http://mikrobia.files.wordpress.co m/2008/05/streptococcus-mutans 31.pdf.
5. Atiek Soemiati, Dwi Astuti, Berna Elya, (2010). Isolasi Dan Identifikasi Senyawa Kimia Ekstrak Herba Meniran (Phylanthus niruri L.) Departemen Farmasi FMIPA-UI.
6. Journal litbang kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Volume 3, No. 1, Desember 2010 7. Brooks, Geo F; Janet S. Butel, Stephen A. Morse. Jawetz Melnick dan Adelberg. (2007).
Mikrobiologi Kedokteran Edisi 23.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
8. Depkes RI. (1995). Farmakope Indone-sia. DepartemenKesehatan RI. Edisi IV. Jakarta: p: 7.
9. Depkes RI. (2009). Farmakope Herbal Indonesia. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
10. Dewangga S, dkk. (2019).
Potensi Antibakteri Ekstrak Etanol
Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Saga (Abrus Precatorius L.) … (Anto Sugiharto, dkk) PRAEPARANDI Vol. 5, No.1, Juli 2021 Hal 60 – 74
Herba Meniran Hijau
(Phyllanthus niruri Linn.) dalam Menghambat Pertumbuhan Staphylococcus aureus, Program Studi D-IV Teknologi Laboratorium Medis Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nasional, Jurnal Kesehatan Kusuma Husada – Juli 2019.
11. Fauzia, L. A. 2008. Uji Efek Ekstrak Air Daun Avokad (Persea
gratissima) terhadap
Streptococcus mutans dari Saliva dengan Kromatografi Lapisan Tipis (TLC) dan konsentrasi Hambat Minimum (MIC).
Majalah Kedokteran
Nusantara.41 (3): 173-178.
12. Gunawan, I. W. A. (2009).
Potensi
BuahPare(MomordicacharantiaL.)Se bagaiAntibakteriSalmonellatyphimur ium. Denpasar: Program StudiPendidikanBiologiFakultasKegur uandanIlmuPendidikanUniversitasM ahasaraswati.
13. Harizul R, Refilia S, Agusri B.
(2013). Karakterisasi Ekstrak Herba Meniran(Phyllanthus niruri Linn) Dengan Analisa Fluoresensi.
Padang: Fakultas Farmasi Universitas Andalas (UNAND) Padang, Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi (STIFARM). Jurnal
Farmasi Higea, Vol. 5, No. 2, 2013.
14. Juniarti, Delvi Osmeli, dan Yuhernita. (2009). Kandungan Senyawa Kimia, Uji Toksisitas (Brine Shrimp Lethality Test) Dan Antioksidan (1,1-diphenyl-2- pikrilhydrazyl) Dari Ekstrak Daun Saga (Abrus precatorius L.) Bagian Kimia, Fakultas Kedokteran, Universitas YARSI, Jakarta 10510, Indonesia. Jurnal Makara, Sains, Vol. 13, No. 1, April 2009: 50-54.
15. Nursal., Wulandari, S., Juwita, W. S. (2006). Bioaktvitas
Ekstrak Jahe
(ZingiberofficinaleRoxb.)DalamM enghambatPertumbuhanKoloni BakteriEscherichia coli danBacillussubtilis.JurnalBiogene sis.2 (2) :64-66.
16. Rachmawaty, Farida Juliantina et al. (2009). Manfaat Sirih Merah (Piper crocatum) Sebagai Agen Anti Bakterial Terhadap Bakteri Gram Positif dan Gram Negatif. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Indonesia.
17. Septyaningsih, D. (2010).
Isolasi dan Identifikasi Komponen
Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Saga (Abrus Precatorius L.) … (Anto Sugiharto, dkk) PRAEPARANDI Vol. 5, No.1, Juli 2021 Hal 60 – 74
Ekstrak Biji Buah Merah (Pandanus conoideus lanik).
Surakarta : FMIPA UNS.
18. Sukmayati Alegantina, Herni Asih Setyorini, Triwahyuni.
(2015). Pengujian Mutu Dan Penetapan Kadar Filantin Pada Ekstrak Etanol Herba Meniran (Phyllanthus Niruri Linn), Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan, Jakarta 10560 Indonesia. Bul. Penelit. Kesehat, Vol. 43, No. 1, Maret 2015.
19. Syamsuhidayat, S.S., Hutapea, J.R. (2000). Inventaris Tanaman Obat Indonesia (I). Jilid 1. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan, Departemen Kesehatan RI.
20. Yudha, C., I. Muslimin dan T.
Guntur. (2013). Aktivitas Antibakteri Ekstrak Herbal Krokot (Portulaca oleracea L.) terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. LenteraBio. 2 (1): 87-93.