• Tidak ada hasil yang ditemukan

;REKONSTRUKSI KEWENANGAN PENYIDIKAN TINDAK PIDANA NARKOTIKA SEBAGAI UPAYA MEWUJUDKAN KEPASTIAN HUKUM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan ";REKONSTRUKSI KEWENANGAN PENYIDIKAN TINDAK PIDANA NARKOTIKA SEBAGAI UPAYA MEWUJUDKAN KEPASTIAN HUKUM"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

i

;REKONSTRUKSI KEWENANGAN PENYIDIKAN TINDAK PIDANA NARKOTIKA SEBAGAI UPAYA MEWUJUDKAN KEPASTIAN HUKUM

MELALUI PENDEKATAN SISTEM PERADILAN PIDANA TERPADU DISERTASI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Doktor Ilmu Hukum

Disusun Oleh : ARI SUMARWONO

NIM

.

T311608004

PROGRAM DOKTOR ILMU HUKUM PASCASARJANA FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2021 commit to user

(2)

iii commit to user

(3)

iv commit to user

(4)

iv commit to user

(5)

v ABSTRAK

Ari Sumarwono, 2020, Rekonstruksi Kewenangan Penyidikan Tindak Pidana Narkotika Sebagai Upaya Mewujudkan Kepastian Hukum Melalui Pendekatan Sistem Peradilan Pidana Terpadu

.

Promotor: Prof

.

Dr

.

Supanto, S

.

H

.

, M

.

Hum

.

, Co Promotor: Dr

.

Widodo Tresno Novianto, S

.

H

.

, M

.

Hum

.

, Disertasi, Surakarta: Program Doktor Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret

.

Surakarta

.

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis implementasi kewenangan penyidikan tindak pidana narkotika saat ini untuk mengusulkan rekonstruksi kewenangan penyidikan tindak pidana narkotika sesuai dengan sistem peradilan pidana terpadu demi mewujudkan kepastian hukum

.

Penelitian ini merupakan penelitian non dokrinal

.

Analisis data menggunakan metode kualitatif, menganalisis data yang didasarkan pada peraturan perundang- undangan secara sistematis

.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyidikan tindak pidana narkotika saat ini perlu direkonstruksi dimana kewenangan penyidikan tindak pidana narkotika yang sebelumnya hanya dilakukan oleh lembaga Kepolisian, tetapi saat ini melalui Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika, Badan Narkotika Nasional diberikan kewenangan yang baru yaitu kewenangan penyidikan tindak pidana narkotika meskipun lembaga ini tidak termasuk dalam subsistem peradilan pidana di Indonesia

.

Hal ini berimplikasi menimbulkan masalah masalah baru dalam penyidikan tindak pidana narkotika antara lain dualisme penegakkan hukum, tumpang tindih kewenangan, dan masalah kepastian hukum terkait upaya penyidikan tindak pidana narkotika

.

Dalam penelitian ini juga menganalisis faktor-faktor hambatan untuk mewujudkan sistem peradilan pidana terpadu dari aspek hambatan substansi hukum berupa permasalahan pada Undang-Undang Narkotika, lalu aspek hambatan struktur hukum berupa permasalahan terkait lemahnya koordinasi antara BNN dengan POLRI dalam penyidikan tindak pidana narkotika, dan aspek hambatan budaya hukum berupa egosektoral yang terjadi antar POLRI dengan BNN

.

Berdasarkan permasalahan tersebut, penelitian ini memberikan rekomendasi model penyidikan tindak pidana narkotika dengan Negara Singapura menjadi role model yang sesuai dengan sistem peradilan pidana terpadu di Indonesia yaitu mengembalikan kewenangan penyidikan tindak pidana narkotika kembali kepada marwahnya semula yaitu Kepolisian sebagai pihak yang berwenang dalam melakukan penyelidikan dan penyidikan sesuai hukum formil yang telah berlaku di Indonesia selama ini, selanjutnya Badan Narkotika Nasional merupakan lembaga yang bewenang dalam melaksanakan fungsi preventif, advokasi, dan rehabilitasi bagi pecandu narkotika

.

Kata kunci : Penyidikan, Tindak Pidana Narkotika, Peradilan Pidana Terpadu, kepastian hukum commit to user

(6)

vi ABSTRACT

Ari Sumarwono, 2020, Reconstruction of Narcotics Criminal Investigation Authority as an Effort to Realize Legal Certainty Trough Integrated Criminal Justice System Approach

.

Promoter: Prof

.

Dr

.

Supanto, S

.

H

.

, M

.

Hum

.

, Co Promoter: Dr

.

Widodo Tresno Novianto, S

.

H

.

, M

.

Hum

.

, Dissertation, Surakarta:

Law Doctoral Program, Faculty of Law, Universitas Sebelas Maret

.

Surakarta The purpose of this study is to investigate and analyze the implementation of the current narcotics crime investigation model to propose a reconstruction of the narcotics crime investigation authority in accordance with the integrated criminal justice system in order to realize legal certainty

.

This research is a non-doctrinal research

.

Data analysis using qualitative methods, analyzing data based on statutory regulations systematically

.

The results show that the current narcotics crime investigation needs to be reconstructed where the authority to investigate narcotic crime which was previously only carried out by the police agency, but currently through Law Number 35 of 2009 Concerning Narcotics, the National Narcotics Agency is given a new authority that is the authority of investigation narcotics crime even though this institution is not included in the criminal justice subsystem in Indonesia

.

This has implications for new problems in investigating narcotic crimes, including dualism of law enforcement, overlapping authority, and legal certainty issues related to efforts to investigate narcotic crimes

.

In this study also analyzed the factors of obstacles to realizing an integrated criminal justice system from the aspect of legal substance obstacles in the form of problems in the Narcotics Act, then aspects of the legal structure obstacles in the form of problems related to the weak coordination between the National Narcotics Agency and the National Police in the investigation of narcotics crime, and aspects legal culture in the form of egosectoral barriers that occur between POLRI and BNN

.

Based on these problems, this research recommends a model of investigation of narcotics crime with the State of Singapore to become a role model in accordance with the integrated criminal justice system in Indonesia, namely returning the authority to investigate narcotics crime back to its original spirit, namely the Police as the authorized party in conducting investigations in accordance with the law formal that has been in force in Indonesia so far, the National Narcotics Agency is an institution that is authorized to carry out the functions of prevention, advocacy, and rehabilitation for drug addicts

.

Keywords: Investigations, Narcotics Crimes, Integrated Criminal Justice, legal certainty

commit to user

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta'alla yang telah memberikan rahmat dan hidayanya mulai dari awal perkuliahan hingga sampai ke tahap ujian terbuka yang merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Doktor Ilmu Hukum Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret

.

Penulis menyadari bahwa disertasi dengan judul “Rekonstruksi Kewenangan Penyidikan Tindak Pidana Narkotika Sebagai Upaya Mewujudkan Kepastian Hukum Melalui Pendekatan Sistem Peradilan Pidana Terpadu” ini masih jauh dari persyaratan karya ilmiah yang berkualitas, akan tetapi penulis berharap penulisan ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu hukum yang terkait pemberantasan narkotika di Indonesia

.

Alasan penulis mengkaji mengenai model penyidikan tindak pidana narkotika adalah karena perkembangan tingkat penyalahgunaan narkotika yang semakin meningkat sehingga perlunya penanganan yang efektif dalam hal penyidikan, akan tetapi terdapat permasalahan terkait penyidikan tersebut, karena terdapat dua lembaga yang diberi kewenangan untuk melakukan penyidikan tindak pidana narkotika, yaitu lembaga kepolisian dan badan narkotika nasional

.

Permasalahan muncul dikarenakan adanya tumpang tindih kewenangan antara kedua lembaga tersebut semenjak Badan Narkotika Nasional yang bukan termasuk dalam subsistem peradilan pidana diberi kewenangan oleh Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika

.

Selain itu pemberian kewenangan melakukan

commit to user

(8)

viii

penyidikan dianggap juga tidak sesuai dengan hukum formil yang selama ini berlaku di Indonesia, yaitu Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana

.

Inti dari penelitian ini adalah untuk mengkaji tentang konsep model penyidikan tindak pidana narkotika, sejauh mana negara konsisten terhadap kepastian hukum, sebab negara wajib memberikan kepastian hukum supaya peraturan perundang-undangan tidak saling bertolak belakang terkait peraturannya

.

Oleh karena itu penelitian ini berusaha mengkaji tentang model penyidikan tindak pidana agar pemberantasan narkotika dapat dilakukan lebih efektif dan tidak terjadi tumpang tindih antar lembaga negara

.

Penulisan disertasi ini merupakan hasil kerjasama dengan berbagai pihak, oleh karena itu perkenankan saya menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. Prof

.

Dr

.

Jamal Wiwoho, S

.

H

.

, M

.

Hum

.

, selaku Rektor Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta ;

2. Prof

.

Drs

.

Sutarno, M

.

Sc

.

, Ph

.

D

.

, selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta ;

3. Prof

.

Dr

.

Hj

.

I G

.

Ayu Ketut Rachmi H

.

, S

.

H

.

, M

.

M

.

, selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta;

4. Prof

.

Dr

.

Hartiwiningsih,S

.

H

.

, M

.

Hum

.

, selaku Ketua Program Doktor Ilmu Hukum Pasca Sarjana Fakultas Hukum Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta sekaligus penguji disertasi;

commit to user

(9)

ix

5. Prof

.

Dr

.

Supanto, S

.

H

.

, M

.

Hum

.

, selaku Promotor yang telah banyak mengarahkan penulisan disertasi ini, serta memberikan pemikiran, tenaga dan bimbingan serta segala dukungannya;

6. Dr

.

Widodo Tresno Novianto selaku co-promotor yang memberikan banyak masukan dan pengarahan dalam disertasi ini;

7. Seluruh Dosen Pasca Sarjana Fakultas Hukum Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan banyak ilmu guna membuka wawasan Penulis;

8. Seluruh staf Pasca Sarjana Fakultas Hukum Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta;

9. Hj

.

Yoyoh Kodariah, istri yang selalu memberikan dukungan, kasih sayang, dan semangat dalam penulisan disertasi ini;

10. dr

.

Anggi Setyorini, M

.

Sc

.

dan dr

.

Ardian Risky Cambodia, anak-anak yang memberikan dukungan moril terhadap penulisan disertasi ini;

11. dr

.

Bara Suprayitno, Sp

.

Tht dan Dian Candra Dewi, S

.

Gz

.

, mantu yang juga memberikan support dan moril terhadap penulisan disertasi ini;

12. RA. Chritiana Novida, yang selama ini telah memberikan support dan semangat baik moril maupun materil dalam menjalankan perkuliahan program doktor hingga selesai memperoleh gelar doktor;

13. Kompol Dwi Budiono, S

.

H

.

, M

.

H

.

dari Badan Narkotika Nasional Provinsi yang memberikan motivasi dan dukungan terhadap penelitian ini;

commit to user

(10)

x

14. IPTU Warseno, S

.

H

.

, M

.

H

.

, PANIT 1 Satuan Narkoba Polresta Surakarta yang memberikan motivasi dan dukungan terhadap penelitian ini;

15. Semua anggota kepolisian di Mapolsek Laweyan Surakarta

Akhirnya kritik dan saran untuk penyempurnaan Disertasi ini sangat diharapkan dan mohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan dalam penulisan Disertasi ini

.

Surakarta, 4 Februari 2021 Penulis,

Ari Sumarwono

commit to user

(11)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR TABEL ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Permasalahan... 19

C. Tujuan Penelitian ... 20

D. Manfaat Penelitian... 20

1. Manfaat Teoritis ... 20

2. Manfaat Praktis ... 20

BAB II LANDASAN TEORI & TINJAUAN PUSTAKA ... 21

A. Landasan Teori ... 21

1. Teori Bekerjanya Hukum ... 21

2. Teori Relasi Kekuasaan dengan Pengetahuan ... 26

3. Teori Kepastian Hukum ... 31

4. Teori Kewenangan ... 35

5. Teori Kebijakan Hukum Pidana (Penal Policy) ... 42

6. Teori Rekonstruksi Hukum ... 56

B. Kajian Pustaka ... 58

1. Sistem Peradilan Pidana (Criminal Justice System) ... 58 2. Sistem Peradilan Pidana Terpadu ... commit to user 77

(12)

xii

3. Pengertian Tentang Narkotika ... 78

a. Penyalahgunaan Narkotika di Indonesia ... 81

b. Narkotika Sebagai Kejahatan Luar Biasa (Extra Ordinary Crime)... 85

4. Penyidik Kepolisian dalam KUHAP ... 89

5. Struktur Organisasi Badan Narkotika Nasional (BNN) ... 94

6. Sejarah Badan Narkotika Nasional (BNN) ... 109

7. Komparasi Terhadap Lembaga Pemberantasan Tindak Pidana Narkotika di Luar Negeri ... 115

a. Amerika Serikat... 115

1) Penegakkan Hukum (Law Enforcement)... 118

a) El-Paso Inteligence Center (EPIC) ... 118

b) Diversion Control Division ... 119

c) Forensic Sciences ... 120

d) Intelligence Program ... 121

e) DEA Office of Training... 124

2) Edukasi dan Pencegahan (Education and Prevention) 127

a) Community Outreach ... 127

b) Red Ribbon Campaign ... 130

c) National Precription Drug Take Back Day ... 130

d) DEA 360 Strategy ... 131

e) Campus Drug Prevention ... 132

f) Operation Prevention ... 132

b. Singapura ... 133

1) School Talk and Exhibitions ... 136

2) Drug Buster Academy (DBA) ... 138

3) Anti-Drug Workplace Talk ... 139

4) Skit for Primary Schools ... 141

5) Skit for Secondary Schools ... 141

6) Anti-Drugs Ambassador Activity ... 142 7) After School Engagement Programme ... 143commit to user

(13)

xiii

8) Collaboration ... 143

C. Penelitian yang Relevan ... 145

D. Kerangka Pemikiran ... 148

BAB III METODE PENELITIAN ... 149

A. Jenis Penelitian ... 150

B. Bentuk Penelitian ... 155

C. Sifat Penelitian ... 156

D. Lokasi Penelitian ... 157

E. Pendekatan Penelitian ... 158

1. Pendekatan Perundang-Undangan (Statute Approach) ... 159

2. Pendekatan Konseptual ... 160

F. Pemilihan Responden dan Informan ... 160

G. Sumber dan Jenis Data ... 161

1. Data Primer ... 161

a. Wawancara ... 161

b. Forum Group Discussion ... 162

2. Data Sekunder ... 163

a. Bahan Hukum Primer ... 163

b. Bahan Hukum Sekunder... 163

H. Teknik Pengumpulan Data ... 164

I. Teknik Analisis Data ... 165

1. Reduksi Data ... 168

2. Penyajian Data... 169

3. Penarikan Kesimpulan/ Verifikasi ... 170

BAB IV KEWENANGAN PENYIDIKAN TINDAK PIDANA NARKOTIKA DALAM SISTEM PERADILAN PIDANA YANG BERLAKU SAAT INI ... 171

A. Urgensi Rekonstruksi dan Kondisi Kewenangan Penyidikan Tindak Pidana Narkotika yang Berlaku Saat Ini ... 171

1. Hambatan Aspek Substansi Hukum ... 177 commit to user

(14)

xiv

2. Hambatan Aspek Struktur Hukum ... 188

3. Hambatan Aspek Budaya Hukum ... 199

B. Data Penyelesaian Penyidikan Narkotika Oleh Kepolisian dan Badan Narkotika Nasional Propinsi ... 205

1. Penyelesaian Penyidikan Tindak Pidana Narkotika Oleh Kepolisian Polresta Surakarta ... 205

a. Data Ungkap Kasus Narkotika Tahun 2016 – 2019 Penyidik Polresta Surakarta... 207

b. Data Ungkap Kasus dari Golongan Tindak Pidana Tahun 2016- 2019 ... 208

c. Data Ungkap Perkara Narkotika dari Kelompok Umur ... 211

d. Data Ungkap Perkara dilihat dari Kelompok Pendidikan ... 213

e. Data Ungkap Perkara dilihat dari Jenis Pekerjaan ... 215

f. Data Ungkap Perkara dilihat dari Klasifikasi Tersangka ... 216

2. Penyelesaian Penyidikan Tindak Pidana Narkotika Oleh Kepolisian Direktorat Narkoba Polda Jateng ... 218

3. Penyelesaian Penyidikan Tindak Pidana Narkotika Oleh Badan Narkotika Nasional Propinsi Jawa Tengah ... 234

a. Data Ungkap Perkara Narkotika Oleh BNNP Jawa Tengah Tahun 2016 ... 236

b. Data Ungkap Perkara Narkotika Oleh BNNP Jawa Tengah Tahun 2017 ... 237

c. Data Ungkap Perkara Narkotika Oleh BNNP Jawa Tengah Tahun 2018 ... 237

d. Data Ungkap Perkara Narkotika Oleh BNNP Jawa Tengah Tahun 2019 ... 239

commit to user

(15)

xv

BAB V REKONSTRUKSI KEWENANGAN PENYIDIKAN TINDAK PIDANA NARKOTIKA SEBAGAI UPAYA MEWUJUDKAN KEPASTIAN HUKUM MELALUI SISTEM PERADILAN

PIDANA TERPADU ... 245

A. Rekomendasi Fungsi dan Kewenangan Badan Narkotika Nasional ... ... 254

1. Pencegahan (Preventive) ... 255

2. Advokasi... 258

3. Rehabilitasi ... 259

a. Rehabilitasi Medis ... 261

b. Rehabilitasi Sosial ... 261

B. Rekomendasi Fungsi dan Kewenangan Kepolisian ... 262

1. Sub Sistem Kepolisian ... 263

2. Sub Sistem Kejaksaan ... 264

3. Sub Sistem Pengadilan ... 267

4. Sub Sistem Pemasyarakatan ... 268

a. Proses Penyidikan Tindak Pidana ... 270

b. Kegiatan Penyidikan Tindak Pidana ... 272

c. Kegiatan dalam Penindakan Tindak Pidana ... 273

BAB VII PENUTUP ... 299

A. Simpulan ... 299

B. Implikasi ... 302

C. Rekomendasi ... 303 DAFTAR PUSTAKA

commit to user

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

TABEL 1

.

Data Ungkap Kasus Narkotika di Indonesia ... 15 TABEL 2. Data Ungkap Kasus Narkotika di Singapura ... 18 TABEL 3

.

Relevansi Penelitian ... 145 TABEL 4

.

Data Ungkap Kasus Narkotika Tahun 2016-2019 Penyidik Polresta Surakarta ... 207 TABEL 5

.

Data Ungkap Kasus dari Golongan Tindak Pidana Narkotika Tahu 2016-2019 ... 208 TABEL 6

.

Data Ungkap Perkara Narkotika dari Kelompok Umur ... 211 TABEL 7

.

Data Ungkap Perkara dilihat dari Kelompok Pendidikan ... 213 TABEL 8

.

Data Ungkap Perkara dilihat dari Jenis Pekerjaan ... 215 TABEL 9

.

Data Ungkap Perkara dilihat dari Klasifikasi Tersangka .... 216 TABEL 10

.

Tabel Data Klasifikasi Pelaku Tindak Pidana Narkotika Tahun 2016 Direktorat Narkoba POLDA JATENG ... 223 TABEL 11

.

Data Ungkap Perkara Narkotika Oleh BNNP Jawa Tengah Tahun 2016 ... 236 TABEL 12

.

Data Ungkap Perkara Narkotika Oleh BNNP Jawa Tengah Tahun 2017 ... 237 TABEL 13

.

Data Ungkap Perkara Narkotika Oleh BNNP Jawa Tengah Tahun 2018 ... 238 TABEL 14

.

Data Ungkap Perkara Narkotika Oleh BNNP Jawa Tengah Tahun 2019 ... 239

commit to user

(17)

xvii

TABEL 15

.

Data Ungkap Perkara Narkotika Oleh BNNP Jawa Tengah Tahun 2019 ... 253 TABEL 16

.

Rekomendasi Model Kebijakan Penyidikan Tindak Pidana Narkotika Sesuai Sistem Peradilan Pidana Terpadu ... 284

DAFTAR BAGAN

BAGAN 1

.

Kerangka Pemikiran ... 148 BAGAN 2

.

Model Penyidikan Tindak Pidana Narkotika Saat ini ... 289 BAGAN 3

.

Rekomendasi Rekonstruksi Model Penyidikan Tindak Pidana Narkotika Sebagai Upaya Mewujudkan Kepastian Hukum Dalam Penegakan Sistem Peradilan Pidana Terpadu ... 291 BAGAN 4

.

Rekomendasi Rekonstruksi Model Penyidikan Tindak Pidana Narkotika Sebagai Upaya Mewujudkan Kepastian Hukum Dalam Penegakan Sistem Peradilan Pidana Terpadu ... 295

commit to user

Gambar

TABEL 1 .  Data Ungkap Kasus Narkotika di Indonesia ..........................      15  TABEL 2
TABEL  15 .   Data  Ungkap  Perkara  Narkotika  Oleh  BNNP  Jawa  Tengah  Tahun 2019 .......................................................................................

Referensi

Dokumen terkait

PERANAN LABORATORIUM FORENSIK POLRI DALAM PENYIDIKAN TINDAK PIDANA PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA (STUDI KASUS DI LABORATORIUM FORENSIK POLRI CABANG SEMARANG). Jurusan

PERANAN LABORATORIUM FORENSIK POLRI DALAM PENYIDIKAN TINDAK PIDANA PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA (STUDI KASUS DI LABORATORIUM FORENSIK POLRI CABANG SEMARANG). Jurusan Hukum Pidana

Hasil penelitian : Terhadap pengawasan penyidikan tindak pidana narkotika di Kota Bengkulu berdasarkan Peraturan Kepala Kepolisian Nomor 14 tahun 2012 tentang

Permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini adalah mengenai Tindak Pidana Pencucian Uang yang berkaitan dengan Tindak Pidana Narkotika sebagai tindak pidana asalnya, hal

Penanganan pada tahap penyidikan terhadap tindak pidana penyalahgunaan narkotika di wilayah Hukum Kepolisian Resor Boyolali yaitu : menerima Laporan dari masyarakat

Permasalahan yang dilihat adalah bagaimana pelaksanaan kewenangan penyidik Dir Resnarkoba dalam proses penyidikan tindak pidana narkotika terkait perlindungan hak

Teknik penyadapan dalam penyelidikan dan penyidikan tindak pidana narkotika dilakukan setelah terdapat bukti awal dengan cara menggunakan alat-alat elektronik sesuai

Kata Kunci: Penyelidkan Dan Penyidikan, Tindak Pidana Narkotika, BNN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketentuan hukum Badan Narkotika Nasional dalam pemberantasan tindak