• Tidak ada hasil yang ditemukan

commit to user BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "commit to user BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

51 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini masuk ke dalam penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang pemecahan masalahnya dengan menggunakan data empiris. (Masyhuri dan Zainuddin, 2008: 15). Penelitian kualitatif biasanya tidak dimaksudkan untuk memberi penjelasan-penjelasan (explanations), mengontrol gejala-gejala komunikasi, mengemukakan prediksi-prediksi, atau untuk menguji teori apapun, tetapi lebih dimaksudkan untuk mengemukakan gambaran dan/ atau pemahaman (understanding) mengenai bagaimana dan mengapa suatu gejala atau realitas komunikasi terjadi. (Pawito, 2007: 35). Sebagaimana pertanyaan dalam penelitian ini berkenaan dengan how dan why, maka peneliti menggunakan pendekatan dengan metode studi kasus.

Penelitian studi kasus adalah pendekatan kualitatif yang penelitinya mengeksplorasi kehidupan nyata, sistem terbatas kontemporer (kasus) atau beragam sistem terbatas (berbagai kasus), melalui pengumpulan data yang detail dan mendalam yang melibatkan beragam sumber informasi atau sumber informasi majemuk (misalnya, pengamatan, wawancara, bahan audiovisual, dan dokumen dan berbagai laporan), dan melaporkan deskripsi kasus dan tema kasus. (Creswell, 2014: 136). Menurut Mooney (dalam Salim, 2001 : 95) menyebutkan bahwasanya studi kasus dapat dilihat sebagai empat macam model pengembangan yang terkait dengan model analisisnya, yaitu :

1. Studi kasus tunggal dengan single level analysis : studi kasus yang menyoroti perilaku individu atau kelompok individu dengan satu masalah penting

2. Studi kasus tunggal dengan multi level analysis : studi kasus yang menyoroti perilaku individu atau kelompok individu dengan berbagai tingkatan masalah penting

(2)

commit to user

3. Studi kasus jamak dengan single level analysis : studi kasus yang menyoroti perilaku kehidupan dari kelompok individu dengan satu masalah penting

4. Studi kasus jamak dengan multi level analysis : studi kasus yang menyoroti perilaku kehidupan dari kelompok individu dengan berbagai tingkatan masalah penting.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan studi kasus tunggal dengan single level analysis, fenomena yang dikaji adalah sebuah kasus tunggal mengenai pola komunikasi yang terjadi dalam tahapan adopsi inovasi di Kampung Sambirejo Kota Surakarta tanpa memberikan perbandingan terhadap kasus-kasus lainnya.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di Kampung Iklim Sambirejo, tepatnya terletak di Kampung Sambirejo atau RW IX Kelurahan Kadipiro Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta. Ada beberapa alasan kenapa Kampung Sambirejo dipilih penulis sebagai Obyek penelitian, antara lain:

1. Kampung Sambirejo merupakan wilayah pertama di Kota Surakarta yang menerapkan program kampung iklim, dan saat ini menjadi wilayah percontohan bagi kelurahan lain di Kota Surakarta untuk menerapkan program yang sama. Namun yang menarik adalah, penerapan program kampung iklim di kelurahan lain dinilai tidak berjalan dengan baik, sebagaimana yang berjalan di Kampung Sambirejo.

2. Sejak menjadi kampung iklim pada tahun 2012, Kampung Sambirejo telah meraih beberapa prestasi baik di tingkat lokal maupun nasional.

Pada tahun 2014, Kampung Sambirejo mewakili kota Surakarta sebagai calon penerima penghargaan kampung iklim di tingkat provinsi dan meraih predikat harapan II. Pada tahun yang sama, program kampung iklim di Kampung Sambirejo menjadi salah satu program unggulan Kelurahan Kadipiro Kota Surakarta yang diajukan dalam Lomba

(3)

commit to user

Evaluasi Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (EPMK) tingkat Kota hingga nasional, dan akhirnya Kota Surakarta yang diwakili Kelurahan Kadipiro berhasil meraih juara II tingkat nasional. Dan pada tahun 2015, Kampung Sambirejo terpilih kembali untuk menjadi calon penerima penghargaan kampung iklim di tingkat Nasional.

3. Berkat prestasi yang diraih, berbagai kunjungan studi banding pun datang dari berbagai daerah, selain untuk melihat program pemberdayaan masyarakat di Kelurahan Kadipiro, juga secara khusus melihat pelaksanaan program Kampung iklim di Kampung Sambirejo.

Untuk periode pelaksanaan penelitian kurang lebih dilaksanakan selama kurang lebih dua bulan, yakni pada bulan September hingga bulan Oktober 2015.

C. Sumber Data

Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan informasi mengenai data. Berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder.

1. Data Primer

Data yang dibuat oleh peneliti untuk maksud khusus menyelesaikan permasalahan yang sedang ditanganinya. Data dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama atau tempat objek penelitian dilakukan. Semua data primer ini diperoleh melalui sejumlah teknik pengumpulan data langsung, seperti: wawancara mendalam serta observasi yang dilakukan selama penelitian. Pengumpulan data primer melalui wawncara dilakukan kepada sejumlah informan, yakni personel dari BLH Kota Surakarta, Pengurus Pokja Pengelola Kampung Iklim dan warga Kampung Sambirejo. Selain wawancara, data primer juga didapatkan lewat observasi tidak berpartisipasi terhadap kegiatan-kegiatan pertemuan warga yang menjadi sarana penyebaran dan penrimaan program kampung iklim, dan kegiatan adaptasi serta mitigasi perubahan iklim yang dilakukan, baik dalam skala kelompok ataupun skala rumah tangga.

(4)

commit to user

2. Data Sekunder

Data yang telah dikumpulkan untuk maksud selain menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Data ini dapat ditemukan dengan cepat. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah literatur, artikel, jurnal serta situs di internet yang berkenaan dengan program kampung iklim, pola komunikasi serta teori difusi adopsi dan inovasi.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penulisan ini dilakukan dalam tiga cara, yaitu :

1. Wawancara Mendalam (in-depth interview))

Agar didapat data yang lengkap jujur dan terjabarkan, maka wawancara mendalam (in-depth interview) dilakukan kepada beberapa informan.

Adapun karakter wawancara mendalam memungkinkan responden mengungkapkan diri dan motif secara detail, serta fleksibel untuk disesuaikan dengan pengetahuan responden, teknik ini tepat untuk digunakan mengungkap nilai-nilai, kepercayaan, ingatan, perasaan, opini dan pengalaman kultural responden. Wawancara dilakukan dengan pertanyaan yang bersifat terbuka dan mengarah pada kedalaman informasi, serta dilakukan dengan cara yang tidak secara formal tersturktur guna menggali pandangan subjek yang diteliti tentang banyak hal yang sangat bermanfaat untuk menjadi dasar penggalian informasinya secara lebih jauh, lengkap, dan mendalam. Wawancara dihentikan apabila data yang didapatkan dapat memenuhi kebutuhan informasi yang diperlukan.

Wawancara dilakukan kepada 15 informan. 2 orang informan merupakan innovator dari Badan Lingkungan Hidup Kota Surakarta, 4 orang merupakan ketua dan anggota Pokja Pengelola Kampung Iklim Sambirejo dan 9 orang dari warga Kampung Sambirejo.

2. Observasi Tidak Berpartisipasi

Observasi menurut Slamet (2006 : 85-86) dalam buku Metode Penelitian Sosial yaitu teknik pengumpulan data yang bersifat nonverbal. Dalam

(5)

commit to user

penelitian ini peneliti menggunakan teknik observasi tidak berpartisipasi merupakan kegiatan pengumpulan data yang bersifat nonverbal dimana peneliti tidak berperan ganda. Peneliti berperan sebagai pengamat belaka dan tidak turut serta sebagai aktor yang melibatkan diri dalam suatu kegiatan. Peneliti turut aktif melakukan observasi pada kegiatan-kegiatan pertemuan organisasi kampung iklim Kampung Sambirejo, kegiatan mitigasi dan adaptasi lingkungan. Peneliti mengamati karakter individu dalam kategori inovasi dan melakukan pengamatan bagaimana pola komunikasi yang terjadi dalam tahapan proses adopsi inovasi yang terjadi. Hasil dari observasi ini disajikan dalam bentuk narasi serta foto yang dipergunakan untuk memperkuat data yang diperoleh melalui wawancara.

E. Teknik Cuplikan (Sampling)

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian kualitatif berbeda dengan kuantitatif, lebih mendasarkan diri pada alasan-alasan atau pertimbangan- pertimbangan tertentu (purposeful selection) sesuai dengan tujuan penelitian. Oleh karena itu, sifat metode sampling dari penelitian kualitatif pada hakikatnya adalah purposive sampling. (Pawito, 2007: 88). Menurut Creswell (2014: 215) ada tiga pertimbangan untuk menggunakan pendekatan sampling purposeful dalam penelitian kualitatif, dan pertimbangan-pertimbangan ini sangat beragam bergantung pada pendekatan yang spesifik tersebut. Ketiga pertimbangan tersebut terkait dengan:

1. Keputusan-keputusan tentang pemilihan partisipan (atau tempat) yang hendak dipelajari;

2. Tipe strategi sampling yang spesifik; dan 3. Ukuran dari sampel yang dipelajari

Purposive sampling mengharuskan peneliti memilih individu-individu yang tepat untuk menjadi informan karena mereka dapat secara spesifik dan mendalam memberi pemahaman tentang topik yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini. Sedangkan tipe strategi sampling yang digunakan adalah kombinasi dari sampling variasi maksimum dan snowball sampling. Strategi pengambilan

(6)

commit to user

sampel variasi maksimum dimaksudkan untuk dapat menangkap atau menggambarkan suatu tema sentral dari studi melalui informasi yang silang menyilang dari berbagai tipe responden (Slamet, 2006 : 65-66).

Metode maximum variation sampling pada dasarnya bermaksud untuk adanya menangkap pola-pola yang berbeda dan keragaman elemen-elemen masyarakat dalam area penelitian. Selain teknik sampling variasi maksimum, penulis juga menggunakan strategi snowball sampling. Sesuai namanya, teknik ini bagaikan bola salju yang turun menggelinding dari puncak gunung ke lembah, semakin lama semakin membesar ukurannya. Jadi, teknik ini merupakan teknik penentuan subjek penelitian yang awalnya berjumlah kecil, kemudian berkembang semakin banyak. Orang yang dijadikan informan pertama diminta memilih atau menunjuk orang lain untuk dijadikan informan lagi, begitu seterusnya sampai jumlahnya lebih banyak. Sehingga beberapa orang pertama tersebut menjadi titik awal pemilihan informan. Proses ini baru berakhir bila periset merasa data telah jenuh, artinya periset merasa tidak lagi menemukan sesuatu yang baru dari wawancara (Kriyantono, 2009:158-159).

Berkaitan dengan penelitian ini, wawancara dilakukan pada tiga kelompok yang berbeda, yakni BLH Kota Surakarta sebagai pemrakarsa awal program kampung iklim di Kota Surakarta, kemudian Ketua dan anggota Pokja Pengelola Kampung Iklim Sambirejo dan warga Kampung Sambirejo.

F. Validitas Data

Validitas (validity) data dalam penelitian komunikasi kualitatif lebih menunjuk pada tingkat sejauh mana data yang diperoleh telah secara akurat mewakili realitas atau gejala yang diteliti. (Pawito, 2007:97).

Terkait dengan validitas data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik trianggulasi data (sumber). Patton dalam Sutopo (2002: 79) menyatakan teknik trianggulasi data sebagai teknik yang mampu mengarahkan peneliti untuk menggunakan sumber data yang berbeda dalam memantapkan kebenaran data, terutama untuk data yang sejenis atau sama. Trianggulasi yang dilakukan peneliti bertujuan untuk menguji data yang diperoleh dari satu sumber, kemudian

(7)

commit to user

dibandingkan dan dianalisis dengan sumber yang lainnya. Asumsinya adalah apakah data yang berhasil ditemukan oleh peneliti dapat bersifat konsisten, tidak konsisten, atau justru berlawanan terhadap data yang lainnya. Selain itu, melalui trianggulasi ini, peneliti mampu mengidentifikasikan gambaran yang jelas mengenai gejala yang diteliti.

Penelitian ini menggunakan sumber data yang bersifat primer dan sekunder. Adanya pengumpulan data langsung terkait sumber data primer secara utama dilakukan melalui wawancara mendalam, dan dilengkapi dengan observasi.

Sedangkan untuk sumber data sekunder, pengumpulan data dilakukan melalui sejumlah pencarian data tambahan yang mampu mendukung penelitian. Antara lain berupa dokumen kegiatan upaya adaptasi dan mitigasi yang telah dilakukan oleh masyarakat Kampung Sambirejo, baik berupa data kuantitatif ataupun kualitatif.

Lebih lanjut dalam penelitian ini, adanya data yang diperoleh dari hasil wawancara dan data sekunder selanjutnya akan disesuaikan dengan pengamatan atau observasi yang dilakukan selama penelitian, serta sumber pustaka ataupun dokumen terkait yang dapat mendukung hasil penelitian. Ini dimaksudkan agar sejumlah sumber data yang diperoleh dapat saling disesuaikan satu sama lain, apakah ketika ditarik kesimpulan akan saling mendukung atau justru bertentangan.

G. Teknik Analisis Data

Moleong (dalam Kriyantono, 2009:165) mendefinisikan analisis data sebagai proses pengorganisasian dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Analisis data dilakukan setelah data diperoleh dari sampel melalui instrumen yang telah dipilih dan akan digunakan untuk menjawab masalah dalam penelitian sehingga akan dihasilkan kesimpulan yang ilmiah. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik analisis data milik Miles dan Huberman. Terdapat tiga jalur analisis data

(8)

commit to user

kualitatif, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan (Miles dan Huberman, 1992:20).

Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Proses ini berlangsung terus-menerus selama penelitian berlangsung, bahkan sebelum data benar-benar terkumpul sebagaimana terlihat dari kerangka konseptual penelitian, permasalahan studi, dan pendekatan pengumpulan data, yang dipilih peneliti.

Penyajian data adalah kegiatan ketika sekumpulan informasi disusun, sehingga memberi kemungkinan akan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

Upaya penarikan kesimpulan dilakukan peneliti secara terus menerus selama berada di lapangan. Dari permulaan pengumpulan data, peneliti kualitatif mulai mencari arti benda-benda, mencatat keteraturan pola- pola (dalam catatan teori), penjelasan-penjelasan, konfigurasi- konfigurasi yang mungkin, alur sebab akibat, dan proposisi. Pada akhirnya kesimpulan-kesimpulan ini juga diverifikasi selama penelitian berlangsung.

Referensi

Dokumen terkait

Jenis penelitian ini penulis gunakan karena mengingat data yang diperoleh berupa kata-kata atau kalimat dari hasil pengamatan,observasi, serta wawancara yang peneliti

Data yang diperoleh dari dokumentasi, observasi, dan wawancara mengenai perhitungan aset tetap akan digunakan untuk menganalisis perbedaan perhitungan aset tetap

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari objek penelitian dan memerlukan pengolahan lebih lanjut oleh peneliti.. Data ini didapat melalui wawancara langsung

Bedasarkan data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan narasumber pengamatan, dokumen perushaan dan juga kepustakaan atau lainnya, selanjutnya penulis akan

1. Data primer, data yang diperoleh langsung dari sumber pengamatan dan pencatatan langsung dengan cara wawancara. Data sekunder, data yang diperoleh melalui referensi

Selanjutnya dilakukan wawancara mendalam, dalam wawancara ini akan digunakan interview guide sebagai panduan yang diarahkan untuk memperoleh data yang lebih akurat,

33 Mulai Studi Pendahuluan Idebtivikasi Variabel penelitian Pengumpulan Data Data Primer :  Observasi  Wawancara  Survei Data Sekunder :  Gambaran umum Perusahaan  Data

Data-data yang dikumpulkan dengan teknik dokumentasi cenderung merupakan data sekunder, sedangkan data-data yang dikumpulkan dengan teknik observasi, wawancara, dan angket cenderung